Published using Google Docs
Suyatmi.docx
Updated automatically every 5 minutes

“Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Tentang Konsep KPK dan FPB Bagi Siswa Kelas IV SDN Madegondo 02 Semester I     Tahun Pelajaran 2009/2010”

Suyatmi

ABSTRAK

        Adapun tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan, kerja sama, suasana belajar dan hasil belajar matematika tentang konsep KPK dan FPB melalui pendekatan kontekstual bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester I tahun pelajaran 2009/2010.

        Penelitian dilaksanakan selama 3 Bulan yaitu bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Oktober 2009. Penelitian ini dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan dengan permasalahan konsep KPK dan FPB untuk siswa kelas IV masuk materi program semester I tahun pelajaran 2009/2010.

Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Analisis data kualitatif model pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskritif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus ke II sedangkan data yang berupa angka (kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai siklus 1 dan nilai tes siklus II kemudian direfleksi.

Hasil penelitian melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas proses belajar matematika tentang konsep KPK dan FPB melalui pendekatan kontekstual bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester I tahun pelajaran 2009/2010. Terjadi peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan dari setiap aktivitas siswa yaitu: Dari siklus I dan siklus II terdapat peningkatan keaktifan, jumlah skor 34 menjadi 53, meningkat 19. Nilai rata-rata 2,27 menjadi 3,53 meningkat 1,13. Prosentase 45,33% menjadi 70,67 % meningkat 25,34 %. Dari kategori kurang aktif menjadi aktif; dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan  kerjasama yaitu jumlah s skor 37 menjadi 56 meningkat 19. Nilai rata-rata darri 2,47 menjadi 4,67 meningkat 2,20. Prosentase 49,33% menjadi 74,67 % meningkat 25,34%. Dari kategori baik menjadi baik; Dari siklus I ke siklus II suasana belajar terdapat peningkatan, jumlah skor 38 menjadi 52 meningkat 14. Nilai rata-rata 2,53 menjadi 3,47 meningkat 0,94. Prosentase meningkat dari 50,67 % menjadi 69,33 % meningkat 18,66 %. Dari kategori cukup menyenangkan menjadi menyenangkan. Sedangkan hasil belajar terdapat peningkatan yaitu siswa yang mendapat nilai tuntas dari 4 siswa (26,67 %) meningkat 15 siswa (100%) naik 11 siswa (73,33%). Nilai rata-rata dari 52,67 menjadi 82,00 meningkat 29,33.

Kata kunci : Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika tentang Konsep KPK dan FPB. Pendekatan Kontekstual

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam  pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual peserta didik secara bertahap dibimbing untuk mengatasi konsep matematika. Berdasarkan kenyataan  dalam pelaksanaan pembelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester I tahun pelajaran 2009/2010 tentang konsep KPK dan FPB siswa masih pasif (dating, duduk, nonton, berlatih, dan lupa), dan belum memandang belajar sebagai suatu kebutuhan.  Dampak bagi siswa adalah tidak merasakan nikmatnya (enjoy) belajar, belajar hanya sekedar melaksanakan kewajiban malahan seringkali karena keterpaksaan. Ditambah lagi materi matematika yang susah (abstrak) dan seringkali dibuat susah, suasana pembelajaran matematika yang monoton, penuh ketegangan, banyak tugas, dan hasil belajar rendah. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil ulangan harian dari 15 siswa, hanya 4 siswa (26,66%) yang mendapatkan nilai tuntas, dan 11 siswa (73,34%) siswa nilaianya masih dibawah KKM 60, dengan nilai rata-rata 52,67.

Rumusan Masalah

Melalui penelitian tindakan kelas ini akan dirumuskan masalah sebagai beikut:

  1. Apakah dengan melalui pendekatan kontekstual keaktifan belajar matematika tentang konsep FPB dan KPK bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 semester 1 tahun pelajaran 2009/2010 meningkat?
  2. Apakah dengan melalui pendekatan kontekstual dapat menumbuhkan kerjasama dalam belajar matematika dalam konsep KPK dan FPB bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 semester I tahun pelajaran 2009/2010?
  3. Apakah dengan melalui pendekatan kontekstual suasana belajar matematika tentang konsep KPK dan FPB bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 semester I tahun pelajaran 2009/2010 menyenangkan?
  4. Apakah dengan melalui pendekatan kontekstual hasil belajar matematika tentang konsep KPK dan FPB bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 semester I tahun pelajaran 2009/2010 meningkat?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan khusus dalam penelitian tindakan kelas di bawah ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar matematika tentang konsep KPK dan FPB melalui pendekatan kontekstual bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 semester I tahun pelajaran 2009/2010.
  2. Untuk mengetahui peningkatan kerjasama belajar matematika tentang konsep KPK dan FPB melalui pendekatan kontekstual bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 semester I tahun pelajaran 2009/2010.
  3. Untuk menciptakan suasana belajar matematika tentang konsep KPK dan FPB melalui pendekatan kontekstual bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 semester I tahun pelajaran 2009/2010.
  4. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika tentang konsep KPK dan FPB melalui pendekatan kontekstual bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 semester I tahun pelajaran 2009/2010.

Manfaat Penelitian

  1. Manfaat bagi siswa, memperoleh pengalaman belajar aktif yang disesuaikan dengan kehidupan nyata sehari-hari dalam suasana yang menyenangkan.
  2. Manfaat bagi guru, memberikan bekal dan solusi agar dapat menerapkan dalam mengembangkan dalam memilih serta dalam menerapkan pendekatan yang inovatif yang tetap dengan kondisi  kelas yang menjadi tanggung jawab professional sebagai guru.
  3. Manfaat bagi sekolah, memberikan berbagai alternative tindakan pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakn kelas.

Kajian Teori

Hakikat pembelajaran matematika di sekolah dasar.

Menurut Sanjaya (2006: 2), proses pembelajaran adalah merupakan suatu system. System adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secra optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai suatu system, proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yaitu tujuan, materi pembelajaran, metode atau strategi, median, dan evaluasi. Depdiknas  (2007: 10) dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI mata pembelajaran matematika meliputi 3 aspek yaitu bilangan, geometrid dan pengukuran, dan pengolahan data yang bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luas, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) mengkomunikasian gagasan dengan symbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5) memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dalam mempelajari matematika SD dikenal 2 macam pengetahuan, yaitu pengetahuan konseptual dan prosedual. Kedua macan pengetahuan itu perlu dikuasai oleh siswa sekolah dasar, sedangkan pengetahuahan konseptual mengacu pada pemahaman konsep/ sedangkan pengetahuhan procedural mengacu pada keteranpilan melakukan suatu algoritma atau prosedur pengerjaan. Memahami konsep saja tidak cukup, karena dalam praktek kehidupan siswa memerlukan keterampilan matematika (Suminarsih.2005.3).

Pembelajaran KPK dan FPB

KPK adalah kelipatan persekutuan dari dua bilangan yang nilainya paling kecil. FPB adalah faktor persekutuan dari dua bilangan yang nilainya paling besar (Indriyasuti, 2008: 22).

Dalam belajar mengenal tiga prinsip belajar yaitu sebagai berikut: pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil beljar memiliki ciri-ciri: 1) sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu ubahan yang disadari, 2) kontinu atau berkeseimbangan dengan perilaku lainya, 3) fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup, 4) positif atau berkomunikasi, 5) aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dandilakukan, 6) permanen atau tetap, 7) betujuan dan tearah, dan mencangkup keseluruhan potensi kemanusiaan. Kedua belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai belajar adalah proses sistematis yang dinamis, kontruktif, dan organic. Belajar merupakan kesatuan yang funsional dari berbagi komponen belajar. Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkunganya (Suprijono, 2009: 4).

Menurut Suprijono (2009: 5) menjelaskan tujuan belar yang eksplesif diusahakan untuk dicapai dengan tindakan intruksioanal, lazim dinamakan intruksional effects, yaitu bias berbentuk pengetahuhan dan ketrampilan.

Depdiknas (2004: 4) secara umum tujuan penilaian hasil belajar yaitu: 1) menilai pencapaian kompetensi peserta didik, 2) memperbaiki proses pembelajaran, dan 3) sebagai bahan penyusun laporan kemajuan belajar sedangkan tujuan secara khusus yaitu : 1) mengetahuhi kemajuan dan hasil belajar siswa, 2)mendiagnosis kesulitan belajar, 3) memberikan umpan balik/ perbaikan proses belajar mengajar, 4) penentuan kenaikan kelas, dan 5) memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.

Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 64 ayat (1) dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan pebaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Selanjunyan ayat (2) menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pedidik digunakan untuk (a) menilai pencapainan kompetensi peserta didik; (b) bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan (c) memperbaiki proses pembelajaran.

Hakikat Belajar  

Sanjaya (2006: 110) menjelaskan bahwa belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuhan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan prilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.

Hasil Belajar

        Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pengertian penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian tujuan hasil belajar peserta didik. (Depdiknas: 2007:2004) secara umum tujuan penilaian hasil belajar yaitu: 1) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik, 2) memperbaiki proses pembelajaran, dan 3) sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa, sedangkan tujuan khusus yaitu : 1) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa, 2) mendiagnosis kesulitan belajar, 3) Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, 4) Penentuan kenaikan kelas, dan 5) memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.

Hasil Belajar Matematika tentang FPB dan KPK

        Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai permasalahan yang penyelesainya menggunakan teori KPK. Ciri dari permasalahan tersebut adalah bermula dari hal/kesempatan yang sama pada waktu/keadaan berikutnya

        Sedangkan KPK dari dua bilangan juga dapat digunakan untuk menyelesaikan beberapa masalah, ciri dari permasalahan yang menyelesaikan menggunakan FPB diantaranya adalah menentukan objek sebanyak-banyaknya yang mendapatkan hasil yang sama.

Pendekatan Kontekstual

Hakikat Pendekatan Kontekstual

        Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Suprijono, 2009: 79-80).

        Menurut Nurhadi (2004:103) pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan peneranya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

        Menurut Suprijono (2009:85) untuk penerapanya, pendekatan kontekstual (CTL) memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (contructvism), menemukan (Inguiry), bertanya (Questioning), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic).

Pembelajaran  Matematika yang kontekstual

        Menurut Roosilawati (2005:4) bahwa pembelajaran matematika yang kontekstual mempunyai ciri khas sebagai berikut, ciri yang pertama adalah digunakanya masalah atau soal-soal berkonteks kehidupan nyata (kontekstual) yang konkret atau yang ada pada alam pikiran siswa sebagai titik awal proses pembelajaran. Masalah-masalah itu disajikan dalam bahasa biasa atau cerita, bahasa lambing, benda kongkret atau model (gambar, grafik, table dll). Pada pembelajaran matematika secara mekanistik (yang sering disebut juga sebagai pembelajaran matematika secara tradisonal) masalah atau soal-soal kontekstual juga kadang digunakan dalam pembelajaran, namun biasanya hanya pada bagian akhir pembelajaran sebagai contooh atau soal-soal penerapan pembelajaran matematika yang dipelajari.

Kerangka Berpikir

Berdasarkan pada landasan teori yang diuraikan di atas dapat dijelaskan kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut :

        

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian dan kerangka berfikir di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :

  1. Melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan keaktifan belajar matematika tentang konsep FPB dan KPK bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 semester 1 tahun pelajaran 2009/2010
  2. Melalui pendekatan kontekstual dapat menumbuhkan kerjasama dalam belajar matematika dalam konsep KPK dan FPB bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 semester I tahun pelajaran 2009/2010
  3. Melalui pendekatan kontekstual dapat menumbuhkan suasana belajar matematika yang menyenangkan tentang konsep KPK dan FPB bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 semester I tahun pelajaran 2009/2010
  4. Melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang konsep KPK dan FPB bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 semester I tahun pelajaran 2009/2010.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting Penelitian

Waktu dan Subyek Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Oktober 2009. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan dengan permasalahan konsep KPK dan FPB untuk siswa kelas IV masuk materi program semester 1 tahun ajaran 2009/2010.

        Yang menjadi subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 UPTD Pendidikan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo, dengan jumlah siswa 15 yang terdiri dari 10 laki-laki dan 5 perempuan.

Sumber  dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari subyek penelitian dan dari bukan subyek. Sumber data dari subyek penelitian merupakan sumber data primer yaitu tentang proses dan hasil belajar siswa.

        Sedangkan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

Alat Pengumpulan Data

  1. Dokumen yang berupa daftar nilai/ laporan penilaian, pengolahan dan analisis hasil belajar siswa yang digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar kondisi awal siswa.
  2. Tes, digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar siswa yang berupa butir soal.
  3. Pengamatan, menggunakan lembar penilaian yaitu untuk mengetahui proses belajar mengajar tentang aktivitas, kreativitas, efektivitas dan suasana belajar siswa.

Validitas Data dan Analisis Data

        Untuk memperoleh data yang valid mengenai  minat dan hasil belajar  siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 semester I tahun pelajaran 2009/2010 yaitu :

  1. Proses pembelajaran siswa (pengamatan) divalidasi dengan melalui trianggulasi sumber yaitu data yang berasal dari siswa, guru, dan kolaborasi teman sejawat. Data kualitatif hasil pengamatan menggunakan analisis deskriftif kualitatif berdasarkan pengamatan dan refleksi dengan membandingkan proses  siklus I dan siklus II.
  2. Hasil belajar yang berupa nilai tes yang divalidasi adalah instrument tes yang berupa butir soal dengan content validity diperlukan kisi-kisi soal. Data yang berupa angka (data kuantintatif) menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II kemudian direfleksi

        Analisis data yaitu data kualitatif hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus II. Sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setalah siklus II, kemudian direfleksi.

Prosedur Tindakan

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan/observasi dan refleksi.

perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan/observasi dan refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Diskripsi Kondisi Awal

Hasil tes kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dapat dilihat tabel dibawah ini :

Tabel 2

Perolehan Nilai dan Kentutasan Belajar Siswa Kondisi Awal

No

Interval Nilai

Frekuensi

Prosentase (%)

Keterangan

1

40-49

4

26,67

Belum Tuntas

2

50-59

7

46,67

Belum Tuntas

3

60-69

1

6,66

Tuntas

4

70-79

2

13,34

Tuntas

5

80-89

1

6,66

Tuntas

JULAH

15

100

Berdasarkan dari tabel di atas tentang hasil nilai ulangan bahasa Indonesia kondisi awal kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 ada 11 siswa atau 73,34 % dinyatakan belum tuntas atau  nilai yang masih di bawah KKM 60. Yaitu terdiri dari 4 siswa yang mendapatkan nilai antara 40-49 dan 7 siswa yang mendapatkan nilai  antara 50-59. sedangkan yang nilainya telah tuntas ada 4 siswa atau 26,66 %. Nilai  terdiri dari 1 siswa memperoleh nilai antara 60-69,  2 siswa memperoleh nilai antara 70-79, 1 siswa memperoleh nilai antara 80-89 nilai rata-rata ulangan kondisi awal yaitu: 52,67

Deskripsi Siklus I

Hasil pengamatan tentang proses pembelajaran siswa dapat dilihat dalam tabel di bawah ini sebagai berikut :

Tabel Prosentase  Aktivitas Proses Belajar Siklus I

.No

Aspek

Jumlah Skor

Rata-rata

Persentase

Keterangan

1

Keaktifan

34

2,27

45,33

Cukup aktif

2

Kerjasama

37

2,47

49,33

Cukup baik

3

Suasana Belajar

38

2,53

50,67

Cukup menyenangkan

Berdasarkan tabel diatas perolehan pembelajaran siswa siklus  I dari jumlah 15 siswa yaitu : aspek minat keaktifan memperoleh jumlah skor 37, rata-rata nilai 2,27, prosentase 45,33, kategori cukup aktif. Aspek kerja sama jumlah skor 37, rata-rata 2,47 prosentase 49,33, keterangan cukup baik. Aspek suasana belajar jumlah skor 38, rata-rata 2,53, prosentase 50,67, keterangan cukup menyenangkan.

Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Siklus I

No

Interval Nilai

Frekuensi

Prosentase (%)

Keterangan

1

50-59

4

26,67

Belum Tuntas

2

60-69

3

20

Tuntas

3

70-79

3

20

Tuntas

4

80-89

3

20

Tuntas

5

90-99

1

6,67

Tuntas

6

100

1

6,67

Tuntas

JULAH

15

100

Berdasarkan dari tabel di atas tentang hasil nilai ulangan bahasa Indonesia kondisi awal kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 ada 4 siswa atau 26,67 % dinyatakan belum tuntas atau  nilai yang masih di bawah KKM 60. Yaitu terdiri dari 4 siswa yang mendapatkan nilai antara 50-59. sedangkan yang nilainya telah tuntas ada 11 siswa atau 73,33 %. Nilai  terdiri dari 3 siswa memperoleh nilai antara 60-69,  3 siswa memperoleh  nilai antara 70-79, 3 siswa memperoleh nilai antara 80-89, 1 siswa memperoleh nilai antara 90-99 dan 1 siswa memperoleh nilai 100. Nilai rata-rata ulangan kondisi awal yaitu: 66,00

Deskripsi Siklus II

Hasil pengamatan tentang proses pembelajaran siswa dapat dilihat dalam tabel di bawah ini sebagai berikut :

Tabel Prosentase  Aktivitas Proses Belajar Siklus II

.No

Aspek

Jumlah Skor

Rata-rata

Persentase

Keterangan

1

Keaktifan

53

3,53

70,67

aktif

2

Kerjasama

56

4,67

74,67

baik

3

Suasana Belajar

52

3,47

69,33

menyenangkan

Berdasarkan tabel diatas perolehan pembelajaran siswa siklus  II dari jumlah 15 siswa yaitu : aspek minat keaktifan memperoleh jumlah skor 53, rata-rata nilai 3,53, prosentase 70,67, kategori aktif. Aspek kerja sama jumlah skor 56, rata-rata 4,67 prosentase 74,67, keterangan baik. Aspek suasana belajar jumlah skor 52, rata-rata 3,47, prosentase 69,33, keterangan menyenangkan.

Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Siklus II

No

Interval Nilai

Frekuensi

Prosentase (%)

Keterangan

1

60-69

1

6,66

Tuntas

2

70-79

4

26,67

Tuntas

3

80-89

4

26,67

Tuntas

4

90-99

3

29

Tuntas

5

100

3

29

Tuntas

JULAH

15

100

Berdasarkan dari tabel di atas tentang hasil nilai ulangan bahasa Indonesia kondisi awal kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 seluruh siswa telah tuntas atau nilai diatas KKM 60. Nilai  terdiri dari 1 siswa memperoleh nilai antara 60-69,  4 siswa memperoleh  nilai antara 70-79, 4 siswa memperoleh nilai antara 80-89, 3 siswa memperoleh nilai antara 90-99 dan 3 siswa memperoleh nilai 100. Nilai rata-rata ulangan kondisi awal yaitu: 82.

Pembahasan/Diskusi

Dalam pembahasan ini ada 3 hal yang akan dibahas, yaitu meliputi tindakan, aktivitas proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa.

  1. Tindakan

No

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1

Belum menggunakan pendekatan kontekstual

Menggunakan pendekatan kontekstual tanpa bimbingan guru

Menggunakan pendekatan kontekstual dengan bimbingan guru

  1. Aktivitas Proses Pembelajaran

No

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Refleksi

1

Siswa :

Aktivitas belajar dan semangat mengikuti pelajaran masih kurang

Pembelajaran terpusat pada gur dan penyampaian materi bersifat monoton tanpa variasi serta belum dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan

Keaktifan :

Nilai rata-rata : 2,26

Prosentase : 45,33 %

Katagori : Cukup Aktif

Kerja Sama :

Nilai rata-rata: 2,47

Prosentase : 49,33 %

Katagori : Cukup baik

Suasana Belajar :

Nilai rata-rata: 2,53

Prosentase : 50,67 %

Katagori : Cukup menyenangkan

Aktivitas Kinerja Guru :

Jumlah skor : 40

Nilai rata-rata: 3,07

Prosentase: 61,53%

Katagori : Kurang Baik

Keaktifan :

Nilai rata-rata : 3,53

Prosentase: 70,67 %

Katagori: Aktif

Kerja Sama :

Nilai rata-rata: 4,67

Prosentase : 74,67 %

Katagori :  baik

Suasana Belajar :

Nilai rata-rata: 3,47

Prosentase : 69,33 %

Katagori: menyenangkan

Aktivitas Kinerja Guru:

Jumlah skor : 57

Nilai rata-rata: 4,15

Prosentase: 83,07%

Katagori :  Baik

Dari siklus I ke siklus II, keaktifan terdapat peningkatan jumlah skor 34 menjadi 53 meningkat 29. Nilai rata-rata 2,26 menjadi 3,53 meningkat 1,27.  Persentase meningkat dari 45,33 % menjadi 70,67 % meningkat 25,34%. Dari katagori cukup aktif menjadi aktif.

Dari siklus siklus I ke siklus II suasana belajar terdapat peningkatan. Jumlah skor 37 menjadi 56 meningkat 19. Nilai rata-rata 2,47 menjadi 4,67 meningkat 2,20. Persentase meningkat dari 49,33 % menjadi 74,67 % meningkat 23,5458 %. Dari katagori cukup menyenangkan menjadi menyenangkan.

Dari kerjasama dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan jumlah skor 38 menjadi 53 meningkat 14. Nilai rata-rata dari 2,53 menjadi 3,47 meningkat 0,94. Prosentase 50,67% menjadi 69,33 % meningkat 18,66 %. Dari katagori cukup baik menjadi baik.

Aktivitas kinerja guru siklus I dan siklus II terdapat peningkatan. Jumlah skor 40 menjadi 54 meningkat 14. Nilai rata-rata 3,07 menjadi 4,15 meningkat 1,08 Persentase 61,53% menjadi 83,07% naik 23,07 %. Dari katagori kurang baik menjadi baik

  1. Hasil Belajar Siswa

No

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Refleksi Kondisi Awal ke Siklus II

1

Ulangan harian kondisi awal yang memperoleh:

Nilai belum tuntas: 11 siswa (73,33%) dan siswa yang tuntas 4 siswa (26,67%) nilai rata-rata 52,67

Ulangan harian siklus 1 yang memperoleh:

Nilai belum tuntas 4 siswa (26,67%) nilai, dan siswa yang tuntas 11 siswa (73,33%) rata-rata 66

Ulangan harian siklus II yang memperoleh:

Seluruh siswa tuntas 15 siswa (100%) dan nilai rata-rata 82

Hasil belajar siswa terjadi peningkatan  dari kondisi awal  ke siklus II mengalami peningkatan yaitu  dari 4 siswa (26,67%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 15 (100%) meningkat 11 (73,33 %). Nilai rata-rata dari 52,67 menjadi 82 meningkat sebesar 29,33

Hasil penelitian

Berdasarkan pembahasan (diskusi) di atas hasil tindakan yang berupa proses pembelajaran dan hasil belajar dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Aktivitas Proses Pembelajaran Siswa

Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II, keaktifan terdapat peningkatan jumlah skor 34 menjadi 53 meningkat 29. Nilai rata-rata 2,26 menjadi 3,53 meningkat 1,27.  Persentase meningkat dari 45,33 % menjadi 70,67 % meningkat 25,34%. Dari katagori cukup aktif menjadi aktif. Dari siklus siklus I ke siklus II suasana belajar terdapat peningkatan. Jumlah skor 37 menjadi 56 meningkat 19. Nilai rata-rata 2,47 menjadi 4,67 meningkat 2,20. Persentase meningkat dari 49,33 % menjadi 74,67 % meningkat 23,5458 %. Dari katagori cukup menyenangkan menjadi menyenangkan. Dari kerjasama dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan jumlah skor 38 menjadi 53 meningkat 14. Nilai rata-rata dari 2,53 menjadi 3,47 meningkat 0,94. Prosentase 50,67% menjadi 69,33 % meningkat 18,66 %. Dari katagori cukup baik menjadi baik. Sedangkan aktivitas kinerja guru siklus I dan siklus II terdapat peningkatan. Jumlah skor 40 menjadi 54 meningkat 14. Nilai rata-rata 3,07 menjadi 4,15 meningkat 1,08 Persentase 61,53% menjadi 83,07% naik 23,07 %. Dari katagori kurang baik menjadi baik.

2. Hasil  Belajar siswa

Hasil belajar siswa terjadi peningkatan  dari kondisi awal  ke siklus II mengalami peningkatan yaitu  dari 4 siswa (26,67%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 15 (100%) meningkat 11 (73,33 %). Nilai rata-rata dari 52,67 menjadi 82 meningkat sebesar 29,33. PENUTUP

Simpulan

Menurut teoritik dan empirik hasil penelitian tindakan kelas melalui model pendekatan kontekstual disimpulkan sebagai berikut :

1. Melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas proses belajar matematika tentang konsep KPK dan FPB bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester 1 Tahun Pelajaran 2009/2010. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II, keaktifan terdapat peningkatan jumlah skor 34 menjadi 53 meningkat 29. Nilai rata-rata 2,26 menjadi 3,53 meningkat 1,27.  Persentase meningkat dari 45,33 % menjadi 70,67 % meningkat 25,34%. Dari katagori cukup aktif menjadi aktif. Dari siklus siklus I ke siklus II suasana belajar terdapat peningkatan. Jumlah skor 37 menjadi 56 meningkat 19. Nilai rata-rata 2,47 menjadi 4,67 meningkat 2,20. Persentase meningkat dari 49,33 % menjadi 74,67 % meningkat 23,5458 %. Dari katagori cukup menyenangkan menjadi menyenangkan. Dari kerjasama dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan jumlah skor 38 menjadi 53 meningkat 14. Nilai rata-rata dari 2,53 menjadi 3,47 meningkat 0,94. Prosentase 50,67% menjadi 69,33 % meningkat 18,66 %. Dari katagori cukup baik menjadi baik. Sedangkan aktivitas kinerja guru siklus I dan siklus II terdapat peningkatan. Jumlah skor 40 menjadi 54 meningkat 14. Nilai rata-rata 3,07 menjadi 4,15 meningkat 1,08 Persentase 61,53% menjadi 83,07% naik 23,07 %. Dari katagori kurang baik menjadi baik.

2. Melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar belajar matematika tentang konsep KPK dan FPB bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester 1 Tahun Pelajaran 2009/2010. Hasil belajar siswa terjadi peningkatan  dari kondisi awal  ke siklus II mengalami peningkatan yaitu  dari 4 siswa (26,67%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 15 (100%) meningkat 11 (73,33 %). Nilai rata-rata dari 52,67 menjadi 82 meningkat sebesar 29,33.

Implikasi

Berdasarkan kajian teori serta mengacu padapenelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

  1. Mendapat teori  baru tentang pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika.
  2. Sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas selanjutnya dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran.

Saran

  1. Saran bagi siswa, agar siswa dapat menguasai kompetensi dasar yang dihubungkan kehidupan nyata dalam suasana yang menyenangkan
  2. Saran bagi guru, menambah wawasan tentang pendekatan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
  3. Saran bagi sekolah, memberikan yang kreatif untuk menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/MI BSNP: Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. BSNP: Jakarta.

Depdiknas. 2007. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar. Jakarta: BSNP.

Indriyastuti. 2008. Dunia Matematika Kelas V. Platinum : Solo

Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Gaong Pustaka (GP) Press

Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Grasindo: Jakarta.

Erwin Roosilawati. 2005. Pendekatan Kontekstual. LPMP : Semarang.

Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana: Jakarta.

Suminarsih. 2005. Metode Pembelajaran. LPMP : Semarang.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

BIODATA PENULIS

NAMA                                : Suyatmi, S.Pd.M.Pd

NIP                        : 19601021 198201 2 009

Pangkat/golongan                : Pembina/IV/a

Jabatan                        : Kepala Sekolah

Unit Kerja         : SDN Pandean 02 UPTD Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah