“Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Tentang Konsep KPK dan FPB Bagi Siswa Kelas IV SDN Madegondo 02 Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010”
Suyatmi
ABSTRAK
Adapun tujuan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui peningkatan keaktifan, kerja sama, suasana belajar dan hasil belajar matematika tentang konsep KPK dan FPB melalui pendekatan kontekstual bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester I tahun pelajaran 2009/2010.
Penelitian dilaksanakan selama 3 Bulan yaitu bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Oktober 2009. Penelitian ini dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan dengan permasalahan konsep KPK dan FPB untuk siswa kelas IV masuk materi program semester I tahun pelajaran 2009/2010.
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Analisis data kualitatif model pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskritif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus ke II sedangkan data yang berupa angka (kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai siklus 1 dan nilai tes siklus II kemudian direfleksi.
Hasil penelitian melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas proses belajar matematika tentang konsep KPK dan FPB melalui pendekatan kontekstual bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester I tahun pelajaran 2009/2010. Terjadi peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan dari setiap aktivitas siswa yaitu: Dari siklus I dan siklus II terdapat peningkatan keaktifan, jumlah skor 34 menjadi 53, meningkat 19. Nilai rata-rata 2,27 menjadi 3,53 meningkat 1,13. Prosentase 45,33% menjadi 70,67 % meningkat 25,34 %. Dari kategori kurang aktif menjadi aktif; dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan kerjasama yaitu jumlah s skor 37 menjadi 56 meningkat 19. Nilai rata-rata darri 2,47 menjadi 4,67 meningkat 2,20. Prosentase 49,33% menjadi 74,67 % meningkat 25,34%. Dari kategori baik menjadi baik; Dari siklus I ke siklus II suasana belajar terdapat peningkatan, jumlah skor 38 menjadi 52 meningkat 14. Nilai rata-rata 2,53 menjadi 3,47 meningkat 0,94. Prosentase meningkat dari 50,67 % menjadi 69,33 % meningkat 18,66 %. Dari kategori cukup menyenangkan menjadi menyenangkan. Sedangkan hasil belajar terdapat peningkatan yaitu siswa yang mendapat nilai tuntas dari 4 siswa (26,67 %) meningkat 15 siswa (100%) naik 11 siswa (73,33%). Nilai rata-rata dari 52,67 menjadi 82,00 meningkat 29,33.
Kata kunci : Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika tentang Konsep KPK dan FPB. Pendekatan Kontekstual
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dalam pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual peserta didik secara bertahap dibimbing untuk mengatasi konsep matematika. Berdasarkan kenyataan dalam pelaksanaan pembelajaran matematika siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester I tahun pelajaran 2009/2010 tentang konsep KPK dan FPB siswa masih pasif (dating, duduk, nonton, berlatih, dan lupa), dan belum memandang belajar sebagai suatu kebutuhan. Dampak bagi siswa adalah tidak merasakan nikmatnya (enjoy) belajar, belajar hanya sekedar melaksanakan kewajiban malahan seringkali karena keterpaksaan. Ditambah lagi materi matematika yang susah (abstrak) dan seringkali dibuat susah, suasana pembelajaran matematika yang monoton, penuh ketegangan, banyak tugas, dan hasil belajar rendah. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil ulangan harian dari 15 siswa, hanya 4 siswa (26,66%) yang mendapatkan nilai tuntas, dan 11 siswa (73,34%) siswa nilaianya masih dibawah KKM 60, dengan nilai rata-rata 52,67.
Rumusan Masalah
Melalui penelitian tindakan kelas ini akan dirumuskan masalah sebagai beikut:
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan khusus dalam penelitian tindakan kelas di bawah ini adalah sebagai berikut:
Manfaat Penelitian
Kajian Teori
Hakikat pembelajaran matematika di sekolah dasar.
Menurut Sanjaya (2006: 2), proses pembelajaran adalah merupakan suatu system. System adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secra optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Sebagai suatu system, proses pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yaitu tujuan, materi pembelajaran, metode atau strategi, median, dan evaluasi. Depdiknas (2007: 10) dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan, standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI mata pembelajaran matematika meliputi 3 aspek yaitu bilangan, geometrid dan pengukuran, dan pengolahan data yang bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : 1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luas, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. 2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. 3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4) mengkomunikasian gagasan dengan symbol, table, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5) memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dalam mempelajari matematika SD dikenal 2 macam pengetahuan, yaitu pengetahuan konseptual dan prosedual. Kedua macan pengetahuan itu perlu dikuasai oleh siswa sekolah dasar, sedangkan pengetahuahan konseptual mengacu pada pemahaman konsep/ sedangkan pengetahuhan procedural mengacu pada keteranpilan melakukan suatu algoritma atau prosedur pengerjaan. Memahami konsep saja tidak cukup, karena dalam praktek kehidupan siswa memerlukan keterampilan matematika (Suminarsih.2005.3).
Pembelajaran KPK dan FPB
KPK adalah kelipatan persekutuan dari dua bilangan yang nilainya paling kecil. FPB adalah faktor persekutuan dari dua bilangan yang nilainya paling besar (Indriyasuti, 2008: 22).
Dalam belajar mengenal tiga prinsip belajar yaitu sebagai berikut: pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku. Perubahan perilaku sebagai hasil beljar memiliki ciri-ciri: 1) sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu ubahan yang disadari, 2) kontinu atau berkeseimbangan dengan perilaku lainya, 3) fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup, 4) positif atau berkomunikasi, 5) aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dandilakukan, 6) permanen atau tetap, 7) betujuan dan tearah, dan mencangkup keseluruhan potensi kemanusiaan. Kedua belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai belajar adalah proses sistematis yang dinamis, kontruktif, dan organic. Belajar merupakan kesatuan yang funsional dari berbagi komponen belajar. Ketiga, belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkunganya (Suprijono, 2009: 4).
Menurut Suprijono (2009: 5) menjelaskan tujuan belar yang eksplesif diusahakan untuk dicapai dengan tindakan intruksioanal, lazim dinamakan intruksional effects, yaitu bias berbentuk pengetahuhan dan ketrampilan.
Depdiknas (2004: 4) secara umum tujuan penilaian hasil belajar yaitu: 1) menilai pencapaian kompetensi peserta didik, 2) memperbaiki proses pembelajaran, dan 3) sebagai bahan penyusun laporan kemajuan belajar sedangkan tujuan secara khusus yaitu : 1) mengetahuhi kemajuan dan hasil belajar siswa, 2)mendiagnosis kesulitan belajar, 3) memberikan umpan balik/ perbaikan proses belajar mengajar, 4) penentuan kenaikan kelas, dan 5) memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.
Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 64 ayat (1) dijelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan pebaikan hasil belajar dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas. Selanjunyan ayat (2) menjelaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pedidik digunakan untuk (a) menilai pencapainan kompetensi peserta didik; (b) bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar; dan (c) memperbaiki proses pembelajaran.
Hakikat Belajar
Sanjaya (2006: 110) menjelaskan bahwa belajar bukanlah sekedar mengumpulkan pengetahuhan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang sehingga menyebabkan munculnya perubahan prilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungan yang disadari.
Hasil Belajar
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, pengertian penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian tujuan hasil belajar peserta didik. (Depdiknas: 2007:2004) secara umum tujuan penilaian hasil belajar yaitu: 1) Menilai pencapaian kompetensi peserta didik, 2) memperbaiki proses pembelajaran, dan 3) sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa, sedangkan tujuan khusus yaitu : 1) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa, 2) mendiagnosis kesulitan belajar, 3) Memberikan umpan balik/perbaikan proses belajar mengajar, 4) Penentuan kenaikan kelas, dan 5) memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.
Hasil Belajar Matematika tentang FPB dan KPK
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai permasalahan yang penyelesainya menggunakan teori KPK. Ciri dari permasalahan tersebut adalah bermula dari hal/kesempatan yang sama pada waktu/keadaan berikutnya
Sedangkan KPK dari dua bilangan juga dapat digunakan untuk menyelesaikan beberapa masalah, ciri dari permasalahan yang menyelesaikan menggunakan FPB diantaranya adalah menentukan objek sebanyak-banyaknya yang mendapatkan hasil yang sama.
Pendekatan Kontekstual
Hakikat Pendekatan Kontekstual
Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Suprijono, 2009: 79-80).
Menurut Nurhadi (2004:103) pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan peneranya dalam kehidupan mereka sehari-hari.
Menurut Suprijono (2009:85) untuk penerapanya, pendekatan kontekstual (CTL) memiliki tujuh komponen utama, yaitu konstruktivisme (contructvism), menemukan (Inguiry), bertanya (Questioning), masyarakat belajar (Learning Community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian yang sebenarnya (authentic).
Pembelajaran Matematika yang kontekstual
Menurut Roosilawati (2005:4) bahwa pembelajaran matematika yang kontekstual mempunyai ciri khas sebagai berikut, ciri yang pertama adalah digunakanya masalah atau soal-soal berkonteks kehidupan nyata (kontekstual) yang konkret atau yang ada pada alam pikiran siswa sebagai titik awal proses pembelajaran. Masalah-masalah itu disajikan dalam bahasa biasa atau cerita, bahasa lambing, benda kongkret atau model (gambar, grafik, table dll). Pada pembelajaran matematika secara mekanistik (yang sering disebut juga sebagai pembelajaran matematika secara tradisonal) masalah atau soal-soal kontekstual juga kadang digunakan dalam pembelajaran, namun biasanya hanya pada bagian akhir pembelajaran sebagai contooh atau soal-soal penerapan pembelajaran matematika yang dipelajari.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan pada landasan teori yang diuraikan di atas dapat dijelaskan kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut :
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian dan kerangka berfikir di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu dan Subyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan yaitu bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan Oktober 2009. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan dengan permasalahan konsep KPK dan FPB untuk siswa kelas IV masuk materi program semester 1 tahun ajaran 2009/2010.
Yang menjadi subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 UPTD Pendidikan Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo, dengan jumlah siswa 15 yang terdiri dari 10 laki-laki dan 5 perempuan.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari subyek penelitian dan dari bukan subyek. Sumber data dari subyek penelitian merupakan sumber data primer yaitu tentang proses dan hasil belajar siswa.
Sedangkan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
Alat Pengumpulan Data
Validitas Data dan Analisis Data
Untuk memperoleh data yang valid mengenai minat dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 semester I tahun pelajaran 2009/2010 yaitu :
Analisis data yaitu data kualitatif hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus II. Sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan diskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setalah siklus II, kemudian direfleksi.
Prosedur Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan/observasi dan refleksi.
perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan/observasi dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Kondisi Awal
Hasil tes kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dapat dilihat tabel dibawah ini :
Tabel 2
Perolehan Nilai dan Kentutasan Belajar Siswa Kondisi Awal
No | Interval Nilai | Frekuensi | Prosentase (%) | Keterangan |
1 | 40-49 | 4 | 26,67 | Belum Tuntas |
2 | 50-59 | 7 | 46,67 | Belum Tuntas |
3 | 60-69 | 1 | 6,66 | Tuntas |
4 | 70-79 | 2 | 13,34 | Tuntas |
5 | 80-89 | 1 | 6,66 | Tuntas |
JULAH | 15 | 100 |
Berdasarkan dari tabel di atas tentang hasil nilai ulangan bahasa Indonesia kondisi awal kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 ada 11 siswa atau 73,34 % dinyatakan belum tuntas atau nilai yang masih di bawah KKM 60. Yaitu terdiri dari 4 siswa yang mendapatkan nilai antara 40-49 dan 7 siswa yang mendapatkan nilai antara 50-59. sedangkan yang nilainya telah tuntas ada 4 siswa atau 26,66 %. Nilai terdiri dari 1 siswa memperoleh nilai antara 60-69, 2 siswa memperoleh nilai antara 70-79, 1 siswa memperoleh nilai antara 80-89 nilai rata-rata ulangan kondisi awal yaitu: 52,67
Deskripsi Siklus I
Hasil pengamatan tentang proses pembelajaran siswa dapat dilihat dalam tabel di bawah ini sebagai berikut :
Tabel Prosentase Aktivitas Proses Belajar Siklus I
.No | Aspek | Jumlah Skor | Rata-rata | Persentase | Keterangan |
1 | Keaktifan | 34 | 2,27 | 45,33 | Cukup aktif |
2 | Kerjasama | 37 | 2,47 | 49,33 | Cukup baik |
3 | Suasana Belajar | 38 | 2,53 | 50,67 | Cukup menyenangkan |
Berdasarkan tabel diatas perolehan pembelajaran siswa siklus I dari jumlah 15 siswa yaitu : aspek minat keaktifan memperoleh jumlah skor 37, rata-rata nilai 2,27, prosentase 45,33, kategori cukup aktif. Aspek kerja sama jumlah skor 37, rata-rata 2,47 prosentase 49,33, keterangan cukup baik. Aspek suasana belajar jumlah skor 38, rata-rata 2,53, prosentase 50,67, keterangan cukup menyenangkan.
Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Siklus I
No | Interval Nilai | Frekuensi | Prosentase (%) | Keterangan |
1 | 50-59 | 4 | 26,67 | Belum Tuntas |
2 | 60-69 | 3 | 20 | Tuntas |
3 | 70-79 | 3 | 20 | Tuntas |
4 | 80-89 | 3 | 20 | Tuntas |
5 | 90-99 | 1 | 6,67 | Tuntas |
6 | 100 | 1 | 6,67 | Tuntas |
JULAH | 15 | 100 |
Berdasarkan dari tabel di atas tentang hasil nilai ulangan bahasa Indonesia kondisi awal kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 ada 4 siswa atau 26,67 % dinyatakan belum tuntas atau nilai yang masih di bawah KKM 60. Yaitu terdiri dari 4 siswa yang mendapatkan nilai antara 50-59. sedangkan yang nilainya telah tuntas ada 11 siswa atau 73,33 %. Nilai terdiri dari 3 siswa memperoleh nilai antara 60-69, 3 siswa memperoleh nilai antara 70-79, 3 siswa memperoleh nilai antara 80-89, 1 siswa memperoleh nilai antara 90-99 dan 1 siswa memperoleh nilai 100. Nilai rata-rata ulangan kondisi awal yaitu: 66,00
Deskripsi Siklus II
Hasil pengamatan tentang proses pembelajaran siswa dapat dilihat dalam tabel di bawah ini sebagai berikut :
Tabel Prosentase Aktivitas Proses Belajar Siklus II
.No | Aspek | Jumlah Skor | Rata-rata | Persentase | Keterangan |
1 | Keaktifan | 53 | 3,53 | 70,67 | aktif |
2 | Kerjasama | 56 | 4,67 | 74,67 | baik |
3 | Suasana Belajar | 52 | 3,47 | 69,33 | menyenangkan |
Berdasarkan tabel diatas perolehan pembelajaran siswa siklus II dari jumlah 15 siswa yaitu : aspek minat keaktifan memperoleh jumlah skor 53, rata-rata nilai 3,53, prosentase 70,67, kategori aktif. Aspek kerja sama jumlah skor 56, rata-rata 4,67 prosentase 74,67, keterangan baik. Aspek suasana belajar jumlah skor 52, rata-rata 3,47, prosentase 69,33, keterangan menyenangkan.
Hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:
Tabel Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Siklus II
No | Interval Nilai | Frekuensi | Prosentase (%) | Keterangan |
1 | 60-69 | 1 | 6,66 | Tuntas |
2 | 70-79 | 4 | 26,67 | Tuntas |
3 | 80-89 | 4 | 26,67 | Tuntas |
4 | 90-99 | 3 | 29 | Tuntas |
5 | 100 | 3 | 29 | Tuntas |
JULAH | 15 | 100 |
Berdasarkan dari tabel di atas tentang hasil nilai ulangan bahasa Indonesia kondisi awal kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester I Tahun Pelajaran 2009/2010 seluruh siswa telah tuntas atau nilai diatas KKM 60. Nilai terdiri dari 1 siswa memperoleh nilai antara 60-69, 4 siswa memperoleh nilai antara 70-79, 4 siswa memperoleh nilai antara 80-89, 3 siswa memperoleh nilai antara 90-99 dan 3 siswa memperoleh nilai 100. Nilai rata-rata ulangan kondisi awal yaitu: 82.
Pembahasan/Diskusi
Dalam pembahasan ini ada 3 hal yang akan dibahas, yaitu meliputi tindakan, aktivitas proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
No | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II |
1 | Belum menggunakan pendekatan kontekstual | Menggunakan pendekatan kontekstual tanpa bimbingan guru | Menggunakan pendekatan kontekstual dengan bimbingan guru |
No | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II | Refleksi |
1 | Siswa : Aktivitas belajar dan semangat mengikuti pelajaran masih kurang Pembelajaran terpusat pada gur dan penyampaian materi bersifat monoton tanpa variasi serta belum dapat menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan | Keaktifan : Nilai rata-rata : 2,26 Prosentase : 45,33 % Katagori : Cukup Aktif Kerja Sama : Nilai rata-rata: 2,47 Prosentase : 49,33 % Katagori : Cukup baik Suasana Belajar : Nilai rata-rata: 2,53 Prosentase : 50,67 % Katagori : Cukup menyenangkan Aktivitas Kinerja Guru : Jumlah skor : 40 Nilai rata-rata: 3,07 Prosentase: 61,53% Katagori : Kurang Baik | Keaktifan : Nilai rata-rata : 3,53 Prosentase: 70,67 % Katagori: Aktif Kerja Sama : Nilai rata-rata: 4,67 Prosentase : 74,67 % Katagori : baik Suasana Belajar : Nilai rata-rata: 3,47 Prosentase : 69,33 % Katagori: menyenangkan Aktivitas Kinerja Guru: Jumlah skor : 57 Nilai rata-rata: 4,15 Prosentase: 83,07% Katagori : Baik | Dari siklus I ke siklus II, keaktifan terdapat peningkatan jumlah skor 34 menjadi 53 meningkat 29. Nilai rata-rata 2,26 menjadi 3,53 meningkat 1,27. Persentase meningkat dari 45,33 % menjadi 70,67 % meningkat 25,34%. Dari katagori cukup aktif menjadi aktif. Dari siklus siklus I ke siklus II suasana belajar terdapat peningkatan. Jumlah skor 37 menjadi 56 meningkat 19. Nilai rata-rata 2,47 menjadi 4,67 meningkat 2,20. Persentase meningkat dari 49,33 % menjadi 74,67 % meningkat 23,5458 %. Dari katagori cukup menyenangkan menjadi menyenangkan. Dari kerjasama dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan jumlah skor 38 menjadi 53 meningkat 14. Nilai rata-rata dari 2,53 menjadi 3,47 meningkat 0,94. Prosentase 50,67% menjadi 69,33 % meningkat 18,66 %. Dari katagori cukup baik menjadi baik. Aktivitas kinerja guru siklus I dan siklus II terdapat peningkatan. Jumlah skor 40 menjadi 54 meningkat 14. Nilai rata-rata 3,07 menjadi 4,15 meningkat 1,08 Persentase 61,53% menjadi 83,07% naik 23,07 %. Dari katagori kurang baik menjadi baik |
No | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II | Refleksi Kondisi Awal ke Siklus II |
1 | Ulangan harian kondisi awal yang memperoleh: Nilai belum tuntas: 11 siswa (73,33%) dan siswa yang tuntas 4 siswa (26,67%) nilai rata-rata 52,67 | Ulangan harian siklus 1 yang memperoleh: Nilai belum tuntas 4 siswa (26,67%) nilai, dan siswa yang tuntas 11 siswa (73,33%) rata-rata 66 | Ulangan harian siklus II yang memperoleh: Seluruh siswa tuntas 15 siswa (100%) dan nilai rata-rata 82 | Hasil belajar siswa terjadi peningkatan dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 4 siswa (26,67%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 15 (100%) meningkat 11 (73,33 %). Nilai rata-rata dari 52,67 menjadi 82 meningkat sebesar 29,33 |
Hasil penelitian
Berdasarkan pembahasan (diskusi) di atas hasil tindakan yang berupa proses pembelajaran dan hasil belajar dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Aktivitas Proses Pembelajaran Siswa
Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II, keaktifan terdapat peningkatan jumlah skor 34 menjadi 53 meningkat 29. Nilai rata-rata 2,26 menjadi 3,53 meningkat 1,27. Persentase meningkat dari 45,33 % menjadi 70,67 % meningkat 25,34%. Dari katagori cukup aktif menjadi aktif. Dari siklus siklus I ke siklus II suasana belajar terdapat peningkatan. Jumlah skor 37 menjadi 56 meningkat 19. Nilai rata-rata 2,47 menjadi 4,67 meningkat 2,20. Persentase meningkat dari 49,33 % menjadi 74,67 % meningkat 23,5458 %. Dari katagori cukup menyenangkan menjadi menyenangkan. Dari kerjasama dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan jumlah skor 38 menjadi 53 meningkat 14. Nilai rata-rata dari 2,53 menjadi 3,47 meningkat 0,94. Prosentase 50,67% menjadi 69,33 % meningkat 18,66 %. Dari katagori cukup baik menjadi baik. Sedangkan aktivitas kinerja guru siklus I dan siklus II terdapat peningkatan. Jumlah skor 40 menjadi 54 meningkat 14. Nilai rata-rata 3,07 menjadi 4,15 meningkat 1,08 Persentase 61,53% menjadi 83,07% naik 23,07 %. Dari katagori kurang baik menjadi baik.
2. Hasil Belajar siswa
Hasil belajar siswa terjadi peningkatan dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 4 siswa (26,67%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 15 (100%) meningkat 11 (73,33 %). Nilai rata-rata dari 52,67 menjadi 82 meningkat sebesar 29,33. PENUTUP
Simpulan
Menurut teoritik dan empirik hasil penelitian tindakan kelas melalui model pendekatan kontekstual disimpulkan sebagai berikut :
1. Melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas proses belajar matematika tentang konsep KPK dan FPB bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester 1 Tahun Pelajaran 2009/2010. Terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II, keaktifan terdapat peningkatan jumlah skor 34 menjadi 53 meningkat 29. Nilai rata-rata 2,26 menjadi 3,53 meningkat 1,27. Persentase meningkat dari 45,33 % menjadi 70,67 % meningkat 25,34%. Dari katagori cukup aktif menjadi aktif. Dari siklus siklus I ke siklus II suasana belajar terdapat peningkatan. Jumlah skor 37 menjadi 56 meningkat 19. Nilai rata-rata 2,47 menjadi 4,67 meningkat 2,20. Persentase meningkat dari 49,33 % menjadi 74,67 % meningkat 23,5458 %. Dari katagori cukup menyenangkan menjadi menyenangkan. Dari kerjasama dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan jumlah skor 38 menjadi 53 meningkat 14. Nilai rata-rata dari 2,53 menjadi 3,47 meningkat 0,94. Prosentase 50,67% menjadi 69,33 % meningkat 18,66 %. Dari katagori cukup baik menjadi baik. Sedangkan aktivitas kinerja guru siklus I dan siklus II terdapat peningkatan. Jumlah skor 40 menjadi 54 meningkat 14. Nilai rata-rata 3,07 menjadi 4,15 meningkat 1,08 Persentase 61,53% menjadi 83,07% naik 23,07 %. Dari katagori kurang baik menjadi baik.
2. Melalui pendekatan kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar belajar matematika tentang konsep KPK dan FPB bagi siswa kelas IV SD Negeri Madegondo 02 Semester 1 Tahun Pelajaran 2009/2010. Hasil belajar siswa terjadi peningkatan dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 4 siswa (26,67%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 15 (100%) meningkat 11 (73,33 %). Nilai rata-rata dari 52,67 menjadi 82 meningkat sebesar 29,33.
Implikasi
Berdasarkan kajian teori serta mengacu padapenelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar tingkat SD/MI BSNP: Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Pedoman Penilaian Hasil Belajar di Sekolah Dasar. BSNP: Jakarta.
Depdiknas. 2007. Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di Sekolah Dasar. Jakarta: BSNP.
Indriyastuti. 2008. Dunia Matematika Kelas V. Platinum : Solo
Iskandar. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Gaong Pustaka (GP) Press
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Grasindo: Jakarta.
Erwin Roosilawati. 2005. Pendekatan Kontekstual. LPMP : Semarang.
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana: Jakarta.
Suminarsih. 2005. Metode Pembelajaran. LPMP : Semarang.
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
BIODATA PENULIS
NAMA : Suyatmi, S.Pd.M.Pd
NIP : 19601021 198201 2 009
Pangkat/golongan : Pembina/IV/a
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SDN Pandean 02 UPTD Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah