Published using Google Docs
Dwi Ratmini.docx
Updated automatically every 5 minutes

PENINGKATAN  HASIL  BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI PENERAPAN  MODEL  PEMBELAJARAN  BERBASIS PROYEK PADA

SISWA KELAS V SEMESTER I DI  SD NEGERI DALEMAN  01,

KECAMATAN  NGUTER, KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

        Oleh: Dwi Ratmini,S.Pd.

ABSTRAK

Tujuan dari pada Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk meningkatkan Hasil  belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menerapkan model pembelajaran Berbasis Proyek . Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, tempat pelaksanaan penelitian di SD Negeri Daleman 01 dengan subjek penelitian seluruh anak kelas V SD Negeri Daleman 01,  Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun Pelajaran 2015/2016  yang berjumlah 23 anak.Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan tes. Analisis data dilakukan dengan 3 (tiga) tahapan meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hipotesis menyatakan: diduga Hasil  belajar Ilmu Pengetahuan Alam  dengan  menerapkan model pembelajaran berbasis Propyek  pada siswa kelas V SD Negeri Daleman 01 semester I Tahun Pelajaran 2015/2016. Data empiris menyatakan bahwa Hasil  belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan menerapkan model pembelajaran Berbasis Proyek dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 55,8  dengan anak yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 3 anak (13%) ke kondisi akhir nilai rata-rata 71,0 dengan anak  yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 23 anak (100%) pada siswa kelas V SD Negeri Daleman 01 semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.Sehingga dapat disimpulkan bahwa, model pembelajaran Berbasis Proyek  dapat meningkatkan hasil belajar konsep Alat Pernapasan Hewan pada siswa   kelas V SD Negeri Daleman 01  semester I ,kecamatan Nguter,Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2015/2016.

Kata kunci:Model Pembelajaran Berbasis Proyek,Hasil  Belajar IPA

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Pembelajaran IPA diperlukan berbagai macam metode untuk menunjang tercapainya standar tujuan pembelajaran, serta guru lebih kreatif dalam penggunaan metode, teknik pembelajaran, dan media yang digunakan.Dalam hal peningkatan mutu pendidikan bangsa, peran guru sangat penting untuk meningkatkan kualitas belajar siswa, guru harus kaya akan pengalaman dan kemampuan mengajar agar sasaran belajar dapat tercapai melalui pembelajaran di sekolah dan agar siswa lebih mengenang pembelajaran yang diperoleh.

Berdasarkan pengalaman penulis  sebagai  Guru Kelas V di  SDN  Daleman 01,Kecamatan Nguter bahwa hasil pembelajaran siswa pada pembelajaran IPA dengan kompetensi dasar Organ tubuh Hewan terdapat 20 siswa dari 23 siswa kelas V yang tidak mencapai tingkat ketuntasan hasil belajar, artinya hanya 13 % siswa mendapatkan nilai yang mencapai KKM. Melihat hasil yang diperoleh siswa tersebut maka perlu diadakan perbaikan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti dengan pertimbangan teman sejawat maka peneliti merumuskan judul penelitian dengan judul PENINGKATAN  HASIL  BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM MELALUI PENERAPAN  MODEL  PEMBELAJARAN  BERBASIS PROYEK PADA SISWA KELAS V SEMESTER I DI  SD NEGERI DALEMAN  01, KECAMATAN  NGUTER, KABUPATEN  SUKOHARJO  TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016

Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah dengan penerapan model pembelajaran berbasis proyek  dapat meningkatkan hasil belajar IPA dalam konsep Alat pernapasan pada hewan,  siswa kelas V semester I SD Negeri Daleman 01  Tahun pelajaran  2015/2016?

 Tujuan Penelitian

Dengan menggunakan model pembelajaran berbasis proyek siswa kelas V semester I  SDN Daleman 01, Kecamatan Nguter dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru sehingga tujuan pembelajaran akan mudah tercapai.

Manfaat Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, hasil penelitian mempunyai beberapa manfaat, diantaranya:

  1. Manfaat bagi guru / penulis
  1. Guru lebih percaya diri pada saat mengajar karena mengetahui letak kekurangan yang dimiliki.
  2.  Menjadikan guru lebih kreatif dan lebih berani melakukan inovasi-inovasi dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
  3. Memberi pengertian pentingnya alat peraga dalam segala pembelajaran terutama IPA.
  1. Manfaat bagi sekolah
  1. Memberikan ide tentang model pembelajaran yang harus diterapkan di sekolah untuk menunjang pembelajaran.
  2. Meningkatkan kinerja sekolah dasar dalam upaya meningkatkan visi dan misi sekolah dasar.
  3. Menciptakan kondisi sekolah yang lebih kondusif dan produktif dalam  belajar kaitannya dengan kegiatan siswa selaku pelajar.
  1. Manfaat bagi siswa
  1. Lebih mudah memahami pembelajaran, sehingga meningkatkan hasil belajar siswa.
  2. Memberikan semangat kepada siswa pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari- hari.
  3. Memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan, sehingga konsep akan tertanam lama dalam memori siswa.

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

Pembelajaran  IPA

IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, IPA memiliki peran yang sangat penting.

Pendidikan IPA merupakan disiplin ilmu yang di dalamnya terkait antara pendidikan dengan IPA. Pendidikan merupakan suatu proses sadar dan terencana dari setiap individu maupun kelompok untuk membentuk pribadi yang baik dalam mengembangkan potensi yang ada dalam upaya mewujudkan cita-cita dan tujuan hidup yang diharapkan.

Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Proyek

             Pembelajaran berbasis proyek atau tugas adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata. Pembelajaran berbasis proyek/tugas (project-based/task learning) membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar siswa didesain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck Institue for Eduction, 2001).

Dalam pem bel ajaran berbasis proyek, siswa diberikan tu­gas atau pro yek yang kompleks, cukup sulit, lengkap, tetapi realistik dan kemudian di be rikan bantuan secukupnya agar mereka dapat menyelesaikan tugas. Di sam ping itu, penerapan strategi pembel ajaran berbasis proyek/ tugas ini mendo rong tumbuhnya kompetensi nurturant seperti kreativitas, ke mandirian, tanggung jawab, keper cayaan diri, dan berpikir kritis dan analitis.Dari berbagai karakteristiknya, Pembelajaran Berbasis Proyek didukung teori-teori belajar konstruktivistik.Konstruktivisme adalah teori belajar yang mendapat dukungan luas yang bersandar pada ide bahwa peserta didik membangun pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya sendiri. Dalam konteks pembaruan di bidang teknologi pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Proyek dapat dipandang sebagai pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong pebelajar mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman langsung. Proyek dalam Pembelajaran Berbasis Proyek dibangun berdasarkan ide-ide pebelajar sebagai bentuk alternatif pemecahan masalah riil tertentu, dan pebelajar mengalami proses belajar pemecahan masalah itu secara langsung. Menurut banyak literatur, konstruktivisme adalah teori belajar yang bersandar pada ide bahwa pebelajar mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri di dalam konteks pengalaman mereka sendiri (Murphy, 1997; Brook & Brook, 1993, 1999; Driver & Leach, 1993; Fraser, 1995). Pembelajaran konstruktivistik berfokus pada kegiatan aktif pebelajar dalam memperoleh pengalaman langsung (“doing”), ketimbang pasif “menerima” pengetahuan. Dari perspektif konstruktivis, belajar bukanlah murni fenomena stimulus-respon sebagaimana dikonsepsikan para behavioris, akan tetapi belajar adalah proses yang memerlukan pengaturan diri sendiri (self-regulation) dan pembangunan struktur konseptual melalui refleksi dan abstraksi (von Glaserfeld, dalam Murphy, 1997). Kegiatan nyata yang dilakukan dalam proyek memberikan pengalaman belajar yang dapat membantu refleksi dan mendekatkan hubungan aktivitas dunia nyata dengan pengetahuan konseptual yang melatarinya yang diharapkan akan dapat berkembang lebih luas dan lebih mendalam (Barron, Schwartz, Vye, Moore, Petrosino, Zech, Bransford, & The Cognition and Technology Group at Vanderbilt, 1998).Hal ini menunjukkan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek, yang mendasarkan pada aktivitas dunia nyata, berpotensi memperluas dan memperdalam pengetahuan konseptual dan prosedural (Gagne, 1985), yang pada khasanah lain disebut juga knowing that dan knowing how (Wilson, 1995). Knowing ‘that’ and ‘how’ is not sufficient without the disposition to ‘do’ (Kerka, 1997). Perluasan dan pendalaman pemahaman pengetahuan tersebut dapat diamati dengan mengukur peningkatan kecakapan akademiknya. Peranan guru yang utama adalah mengendalikan ide-ide dan interpretasi siswa dalam belajar, dan memberikan alternatif-alternatif melalui aplikasi, bukti-bukti, dan argumen-argumen.

Katakteristik pembelajaran berbasis proyek / tugas

Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa ( Gear, 1998). Sedangkan menurut Buck Institute For Education (1999)dalam Made (2000, 145) belajar berbasis proyek memiliki karakteristik yaitu  : Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja Terdapat masalah        yang  pemecahannya  tidak ditentukan sebelumnyaSiswa merancang proses untuk mencapai hasil. Siswa bertanggunga jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkanSiswa melakukan evaluasi secara kontinu. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang meraka kerjakan. Hasil akhir berupa produk dan di evaluasi kualitasnya.Kelas memiliki atmosfir     yang memberikan toleransi kesalahan dan perubahan.

Ciri – ciri dan Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek atau Tugas

Ada lima criteria apakah suatu pembelajaran berproyek termasuk pembelajaran berbasis proyek , lima criteria itu yaitu :

1. Keterpusatan ( centrality)

Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek adalah pusat atau inti kurikulum, bukan pelengkap kurikulum ,didalam pembelajaran proyek adalah strategi pembelajaran, pelajaran mengalami dan belajar konsep – konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Oleh karna itu, kerja proyek bukan merupakan praktik tambahan dan aplikasi praktis dari konsep yang sedang dipelajari , melainkan menjadi sentral kegiatan pembelajaran dikelas.

 2.Berfokus pada pertanyaan atau masalah

Proyek dalam PBL adalah berfokus pada pertanyaan atau masalah , yang mendorong pelajar menjalani (dalam kerja keras ) konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin.

 3. Investigasi konstruktif atau desain

Proyek melibatkan pelajaran dalam investigasi konstruktif dapat berupadesain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, deskoveri akan tetapi aktifitas inti dari proyek ini harus meliputi transformasi dan kontruksi pengetahuan

 4. Bersifat otonomi pembelajaran

Lebih mengutamakan otonomi, pilihan waktu kerja dan tanggung jawab pelajaran terhadap proyek

  5.  Bersifat realisme

Pembelajaran berebasis proyek melibatkan tantangan kehidupan nyata , berfokus pada pertanyaanatau masalah autentik bukan simulative dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan dilapangan yang sesungguhnya.

Kerangka Berpikir

        Dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek materi  alat pernafasan pada hewan dalam pembelajaran IPA, akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi, sehingga siswa akan berusaha meningkatkan kemampuan dirinya dalam menguasai berbagai bentuk soal IPA baik secara teori maupun praktek, dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA meningkat. Kerangka berfikir itu dapat digambarkan sebagai berikut :

Hipotesis

        Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir serta kenyataan di atas maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :        “Penerapan model pembelajaran berbasis proyek materi alat pernafasan pada hewan  dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SDN Daleman 01”.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 selama 3 (Tiga) bulan, yaitu pada periode bulan Agustus 2015 sampai bulan Oktober 2015. Pemilihan waktu ini menyesuaikan dengan jadwal materi pelajaran IPA pada kelas V.Penelitian dilaksanakan di SDN Daleman 01, yang beralamat di Desa Daleman, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Alasan pemilihan tempat penelitian ini adalah karena peneliti sebagai guru IPA yang mengajar di sekolah tersebut.Siswa kelas V SDN Daleman 01 termasuk salah satu sekolah dasar di Kabupaten Sukoharjo dengan input siswa rata-rata sedang.

Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Daleman 01 semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 23 siswa, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Objek penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatkan hasil belajar Konsep alat pernafasan hewan dalam Pembelajaran IPA dan penerapan model pembelajaran berbasis proyek.  

Sumber Data

Sumber data penelitian ini meliputi hasil tes praktik dan tes tertulis pada mata pelajaran IPA pada kondisi awal, siklus I,dan siklus II. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berupa angka yaitu nilai hasil tes pembelajaran IPA, sedangkan data kualitatif berupa informasi tentang keefektifan pembelajaran di dalam kelas ketika guru melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

        Data Hasil  Belajar konsep  alat pernapasan hewan pada siswa dalam pembelajaran IPA pada kondisi awal sebelum pelaksanaan PTK dikumpulkan dengan teknik dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah buku daftar nilai IPA siswa kelas V. Data Hasil Belajar konsep alat pernapasan hewan pada siswa dalam pembelajaran IPA  pada siklus I diperoleh melalui tes Hasil  belajar. Data Hasil  Belajar konsep alat pernapasan hewan pada siswa dalam pembelajaran IPA  pada siklus II diperoleh melalui tes Hasil belajar.

Validasi Data

        Validasi data nilai konsep alat pernapasan hewan pada siswa dalam pembelajaran IPA, baik kondisi awal, siklus I,  maupun siklus II diperoleh dengan teknik observasi. Supaya data tersebut valid, peneliti membandingkan hasil observasinya dengan hasil observasi teman sejawat.Validasi data Hasil Belajar konsep alat pernapasan hewan pada siswa dalam pembelajaran IPA , baik kondisi awal, siklus I,  maupun siklus II diperoleh dengan teknik tes. Supaya data yang diperoleh valid perlu dilakukan validasi isi.         

Analisis Data

Langkah-langkah analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : Data Hasil Belajar konsep alat pernapasan hewan pada siswa dalam pembelajaran IPA  meliputi nilai praktek dan nilai tes tertulis kondisi awal, siklus I,  dan siklus II dihitung rata-ratanya, dengan bobot yang sama. Ada 3 (tiga) data Hasil Belajar konsep alat pernapasan hewan pada siswa dalam pembelajaran IPA, yaitu data Hasil  Belajar konsep alat pernapasan hewan pada siswa dalam pembelajaran IPA kondisi awal sebelum pelaksanaan PTK, data   hasil Belajar konsep alat pernapasan hewan pada siswa dalam pembelajaran IPA  pada siklus I, Hasil Belajar konsep alat pernapasan hewan pada siswa dalam pembelajaran IPA  pada siklus II dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif komparatif dan dilanjutkan dengan reflektif.

Indikator Kinerja

Indikator kinerja pada penelitian tindakan kelas ini adalah: 1)Nilai Hasil Belajar konsep alat pernapasan hewan pada siswa dalam pembelajaran IPA menunjukkan peningkatan dari kondisi awal ke siklus I  dan dari siklus I ke siklus II. 2)ilai rata-rata hasil Belajar konsep alat pernapasan hewan pada siswa dalam pembelajaran IPA, mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal yang ditetapkan (KKM), yaitu 66 .3)Minimal 65% siswa kelas IV, nilai Hasil Belajar konsep alat pernapasan hewan pada siswa dalam pembelajaran IPA  siswa mencapai KKM.

ProsedurTindakan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, dan tiap siklus terdiri dari 2 (dua) pertemuan.1 (satu) pertemuan untuk pelaksanaan tindakan sekaligus pengambilan nilai praktek dan 1 (satu) pertemuan terakhir untuk tes tertulis.Model penelitian tindakan kelas ini menggunakan model Kemmis dan Taggart, yang terdiri dari 4 (empat) komponen, yaitu 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi, dan 4) refleksi.

HASIL TINDAKAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Masalah yang dialami oleh siswa kelas V SDN Daleman 01 semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam IPA adalah rendahnya Hasil belajar konsep   pada alat pernapasan hewan siswa dalam pembelajaran IPA. Hal tersebut terlihat dari nilai siswa yang rendah pada nilai tes tertulis maupun nilai praktik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dan grafik berikut.

Tabel  Hasil  belajar Siswa pada Kondisi Awal

Uraian

Nilai Praktek

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Nilai rata-rata

KKM

70

45

55,8

66

Ketuntasan

3 siswa (13 %)

Gambar  Hasil belajar Siswa pada Kondisi Awal

Dari data di atas, pada kondisi awal ini nilai rata-rata siswa hanya 55,8, jauh di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dalam pembelajaran IPA di SDN Daleman 01, yaitu 65, siswa yang mencapai KKM  3 siswa atau 13 % dari total 23  siswa kelas V. Ada 2 faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar konsep  pada alat pernapasan hewan siswa dalam pembelajaran IPA  rendah pada siswa kelas V SDN Daleman 01, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal siswa tersebut antara lain: motivasi, intelegensi, kebiasaan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai pembina kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.  

Pada pembelajaran IPA selama ini masih menggunakan metode pembelajaran yang monoton, yaitu ceramah dan instruksi langsung. Dengan metode ini membuat siswa kurang aktif, hanya guru yang aktif menyampaikan materi. Dan berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderung tidak tertarik dengan pelajaran IPA sehingga menyebabkan rendahnya  Hasil  belajar siswa di sekolah.

Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti sekaligus sebagai guru IPA akan melaksanakan suatu penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model pembelajaran berbasis proyek. Diharapkan melalui penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan hasil belajar konsep alat pernapasan hewan  pada siswa dalam pembelajaran IPA  pada siswa kelas V SDN Daleman 01.

Deskripsi Hasil Siklus I

Hasil pengamatan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan, banyak siswa terlihat belum aktif dan canggung karena siswa belum terbiasa menerapka model pembelajaran berbasis proyek , serta beberapa siswa yang kurang fokus dalam pembelajaran. Setelah guru memberi motivasi, siswa mengikuti pelajaran dengan baik. Meskipun demikian, motivasi siswa dalam menerima penjelasan guru masih cukup tinggi. Siswa saling membantu dan bekerjasama dengan temannya, yang diam dan pasif terus berupaya untuk bisa. Demikian upaya guru dalam memotivasi para siswa. Ternyata upaya ini cukup berhasil, siswa berusaha untuk aktif dalam mengikuti pelajaran IPA.

Dan hasil tes hasil belajar maupun tes tertulis  materi  alat pernapasan hewan pada siswa kelas V adalah sebagai berikut:

Tabel  Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

Uraian

Nilai Praktek

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Nilai rata-rata

KKM

75

50

63,2

65

Ketuntasan

9 siswa (39,1%)

Gambar hasil belajar Siswa pada Siklus I

Melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek pada siklus I, nilai rata-rata  prestasi belajar  siswa adalah 63,2, nilai tertinggi 75 dan nilai terendah adalah 50. Sedangkan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sejumlah 9 siswa (39,1%) dari total 23 siswa kelas V SDN Daleman 01 semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.Refleksi hasil implementasi penerapan pada siklus I adalah sebagai berikut,

Uraian

Kondisi Awal

Siklus I

Tindakan

Belum menerapkan model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran IPA.

Sudah menerapkan model pembelajaran berbasis proyek  dalam pembelajaran IPA

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Nilai rata-rata

Ketuntasan

70

45

55,8

3 siswa (13 %)

75

50

63,2

9 siswa (39,1%)

Dari tabel di atas diperoleh fakta bahwa Hasil belajar konsep alat pernapasan hewan siswa dalam pembelajaran IPA siswa pada kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan, nilai rata-ratanya adalah 55,8 (jauh di bawah nilai KKM), nilai tertinggi 70, nilai terendah 45 dan hanya 3 siswa (13%) yang mencapai nilai KKM.

Pada siklus I, melalui model pembelajaran berbasis proyek  hasil belajar   siswa menunjukkan peningkatan. Nilai rata-rata siswa menjadi 63,2 (masih di bawah nilai KKM), nilai tertinggi 75, nilai terendah 50 dan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 9 siswa (39,1%).

Meskipun terjadi peningkatan pada siklus I ini, namun peningkatannya belum mencapai indikator keberhasilan dalam penelitan ini. Maka peneliti dan guru kolaborator memutuskan untuk melanjutkan tindakan penelitian ke siklus II dengan tetap menerapkan model pembelajaran berbasis proyek, dengan perbaikan pada kelemahan dan kekurangan yang terjadi di siklus I.

Deskripsi Hasil Siklus II

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator, pada siklus II ini siswa menunjukkan peningkatan dibandingkan siklus I. Pada kegiatan pembelajaran siklus II, secara umum siswa dapat dengan baik memahami metri gaya. Siswa juga tampak semakin semakin percaya diri, hal ini karena siswa telah melaksanakan diskusi dengan teman tim sebelumnya. Bila dibandingkan dengan penampilan kegiatan pembelajaran pada siklus I, interaksi siswa lebih baik. Hasil Belajar  siswa pada siklus II dapat dilihat sebagai berikut

Tabel  Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Uraian

Nilai Praktek

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Nilai rata-rata

KKM

80

65

71,0

65

Ketuntasan

23` siswa (100%)

Gambar Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

Nilai rata-rata Hasil Belajar konsep alat pernapasan hewan  siswa V SDN Daleman  01  pada siklus II adalah 71,0 (di atas nilai KKM), nilai tertinggi 80, nilai terendah 65 dan siswa yang berhasil mencapai nilai KKM sebanyak 23 siswa (100%), berarti tidak ada  siswa yang nilainya di bawah KKM. Peningkatan  Hasil Belajar konsep alat pernapasan hewan siswa kelas V SDN Daleman 01  pada siklus II jika dibandingkan siklus I adalah sebagai berikut,

Uraian

Siklus I

Siklus II

Tindakan

Sudah menerapkan model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran IPA.

Sudah menerapkan model pembelajaran berbasis proyek dalam pembelajaran IPA.

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Nilai rata-rata

Ketuntasan

75

50

63,2

9 siswa (39,1%)

        80

65

71

23 siswa (100%)

Dari tabel di atas, secara empiris diperoleh fakta bahwa Hasil belajar konsep alat pernapasan hewan siswa setelah pelaksanaan tindakan penelitian siklus II melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek menunjukkan peningkatan daripada siklus I. Pada siklus I, nilai rata-rata Hasil belajar konsep alat pernapasan hewan  siswa kelas V adalah 63,2 (di bawah nilai KKM), nilai tertinggi 75, nilai terendah 50 dan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 9 siswa (39,1%).Pada siklus II Hasil belajar konsep   alat pernapasan hewan siswa kelas V menunjukkan peningkatan, menjadi nilai rata-rata 71,0 (di atas nilai KKM), nilai tertinggi 80, nilai terendah 65 dan  siswa yang mencapai nilai KKM menjadi 23 siswa (100%), berarti tidak ada siswa yang nilainya di bawah KKM.

Peningkatan hasil belajar konsep alat pernapasan hewan   siswa kelas V SDN Daleman 01  semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitan tindakan kelas ini. maka peneliti dan guru kolaborator memutuskan untuk menghentikan tindakan penelitian ini ke siklus berikutnya

Pembahasan        

Tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam ini adalah meningkatkan hasil belajar materi alat pernapasan hewan  pada siswa kelas V SDN Daleman 01 semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek. Data hasil  materi alat pernapasan hewan siswa adalah sebagai berikut,

Tabel 4.5 Peningkatan hasil Belajar Siswa

Uraian

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Nilai rata-rata

Ketuntasan

70

45

55,8

3 siswa (13%)

75

50

63,2

9 siswa (39,1%)

80

65

72,8

23 siswa (100%)

Pada kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan, Hasil belajar konsep alat pernapasan hewan  siswa nilai rata-ratanya adalah 55,8 (jauh di bawah nilai KKM), nilai tertinggi 70, nilai terendah 45 dan hanya 3 siswa (13%) yang mencapai nilai KKM.

Pada siklus I, melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan Hasil belajar teori kosep alat pernapasan hewan siswa menunjukkan peningkatan. Nilai rata-rata siswa menjadi 63,2 (masih di bawah nilai KKM), nilai tertinggi 75, nilai terendah 50 dan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 9 siswa (39,1 %).

Pada siklus II  Hasil belajar materi alat pernapasan hewan siswa kelas V menunjukkan peningkatan, menjadi nilai rata-rata 71,0 (di atas nilai KKM), nilai tertinggi 80, nilai terendah 65 dan  siswa yang mencapai nilai KKM menjadi 23 siswa (100%), berarti tidak ada siswa yang nilainya di bawah KKM. 

Jadi melalui model pembelajaran berbasis proyek  dapat meningkatkan Hasil belajar materi alat pernapasan hewan dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 55,8 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 3 siswa (13%) ke kondisi akhir nilai rata-rata 71,0 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 23 siswa (100%) pada siswa kelas V SDN Daleman  01  semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016.

Hasil Tindakan

Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek di kelas V SDN Daleman  01 ini dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Pada setiap siklus, data yang diambil adalah nilai praktek dan nilai tes tertulis pada akhir siklus. Secara empiris diperoleh hasil tindakan sebagai berikut:  melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar materi alat pernapasan hewan  dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 55,8 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 3 siswa (13%) ke kondisi akhir nilai rata-rata 71,0 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 23 siswa (100%) pada siswa kelas V SDN Daleman 01  semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.  

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek dalam 2 (dua) siklus, diperoleh hasil sebagai berikut:Hipotesis menyatakan: diduga melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan Hasil belajar materi alat pernapasan hewan  pada siswa kelas V SDN Daleman 01  Tahun Pelajaran 2015/2016.

Data empiris menyatakan bahwa melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan hasil belajar konsep alat pernapasan hewan pada siswa dalam pembelajaran IPA  dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 55,8 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 3 siswa (13%) ke kondisi akhir nilai rata-rata 71,0 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 23 siswa (100%) pada siswa kelas V SDN Daleman 01 semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa, melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek  dapat meningkatkan Hasil belajar konsep alat pernapasan hewan  pada siswa dalam pembelajaran IPA  pada siswa kelas V SDN Daleman 01 Tahun Pelajaran 2015/2016.

Saran

Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

  1. Bagi Guru
  1. Guru penjas dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya mendorong siswa untuk senantiasa bersemangat dan bermotivasi tinggi.
  2. Dalam menerapkan model pembelajaran berbasis proyek, guru harus mempersiapkan sarana dan memilih instruktur siswa yang benar-benar kompeten.
  1. Bagi siswa
  1. Dengan penerapan model pembelajaran berbasis proyek, hendaknya siswa dapat memanfaatkannya dengan baik sehingga Hasil belajar siswa dapat meningkat.
  2. Dalam menggunakan penerapan model pembelajaran berbasis proyek  hendaknya siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
  1. Untuk Sekolah

         Sekolah hendaknya mendorong guru untuk mengembangkan kreasinya dalam pembelajaran, karena inti sekolah sebagai penjamin mutu pendidikan di tingkat yang paling dasar sangat mendesak dan perlu mendapat perhatian serius. Disaat hampir semua guru sudah menikmati tunjangan guru, sekolah mempunyai kewajiban untuk mengubah mind set guru yang masih sebagian mapan dengan model tradisionalnya.

DAFTAR PUSTAKA

Andayani, dkk. (2007). Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Nur Herrhyanto dan Akib Hamid. (2004). Statistik Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka.

Prayitno, Eman Anti. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Proyek.

Suparno dan Muhammad Yunus. (2003). Ketrampilan Dasar Menulis. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.

Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar & Zainal Arifin, 1992, Pendekatan dalam Proses Mengajar, Bandung : Remaja Karya.

Wardani, I.G.K., Siti Julaeha dan Ngadi Marsinah. Pemantapan Kemampuan Profesional. Jakarta : Universitas Terbuka.

Wardani, I.G.K., Kuswoyo Wihardit, dan Noehi Nasoetion, (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.