IDENTIFIKASI ALDEHIDA DAN KETON
Aldehida dan keton merupakan senyawa yang mempunyai gugus karbonil. Aldehida mempunyai sedikitnya satu hydrogen yang terikat pada karbon karbonil, sedangkan keton tidak mempunyai hydrogen yang terikat pada karbon karbonil, hanya karbon yang mengandung R (R adalah alkil atau aromatik)
Dalam percobaan ini dipelajari sifat – sifat kimia dari aldehida dan keton dengan menggunakan beberapa tes/uji, yaitu :
Aldehida dapat dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan oksidator kuat seperti KMnO4. Tes positif jika ion MnO4- (warna ungu) berubah menjadi endapan MnO2 (warna coklat).
Aldehida dengan pereaksi Tollens (oksidator lembut) dioksidasi menjadi asam karboksilat, yang ditandai dengan terbentuknya endapan cermin perak.
Aldehida alifatik dioksidasi menjadi asam karboksilat dengan pereaksi benedict (Kompleks ion Cu (II) sitrat dalam larutan basa). Ion Cu(II) direduksi menjadi Cu2O (endapan berwarna merah bata) Aldehida aromatic dan keton tidak bereaksi dengan pereaksi Benedict.
Pereaksi fehling merupakan kompleks ion Cu(II) tartrat dalam larutan asam. Ion Cu(II) direduksi menjadi Cu2O (endapan berwanra merah bata).
Metil keton menghasilkan endapan kuning iodoform jika direaksikan dengan iodine dalam larutan NaOH
Semua senyawa aldehida dan keton menghasilkan endapan dengan pereaksi 2,4-dinitrofenilhidrazin. Reaksi ini umum digunakan untuk mengetahui adanya gugus aldehida dan keton. Warna endapan yang terbentuk bervariasi mulai dari kuning hingga merah. Alkohol tidak memberikan hasil positif dengan es ini.
Tabung reaksi
Pipet tetes
Batang pengaduk
Pemanas listrik
Kaca arloji
Gelas piala
Gelas ukur
Termometer
Formaldehida
Aseton
NaOH
Pereaksi Benedict
Larutan Iodin
Benzaldehida
Dimasukkan masing – masing 10 tetes formaldehid, benzaldehida, dan aseton ke dalam 3 tabung reaksi yang bersih dan kering. 20 tetes pereaksi benedict ditambahkan ke dalam setiap tabung reaksi. Masing – masing tabung reaksi dikocok dan kemudian tabung reaksi tersebut dipanaskan pada suhu di atas 900C dalam beaker air selama 10 menit. Tabung reaksi didinginkan dan diamati yang terjadi.
Dilarutkan 6 gram KI ke dalam 100 ml air dengan menggunakan gelas beaker. Ditambahkan sedikit demi sedikit larutan NaOCl 5% dan diaduk hingga terbentuk endapan iodoform,larutan tersebut didiamkan selama 10 menit . Kemudian disaring. Kristal yang diperoleh dicuci sebanyak 2 hingga 3 kali. Rekristalisasi dilakukan dengan cara sebagai berikut : Kristal ditempatkan dalam gelas becker dan ditambahkan sedikit demi sedikit alkohol sambil dipanaskan sampai iodoform larut. Larutan yang masih panas disaring ke dalam gelas becker dan didinginkan. Kristal yang terbentuk disaring dan dikeringkan. Kristal yang dihasilkan kemudian ditimbang.
Hasil Pengamatan
Berat Kertas Saring Kosong = 1050 mg
Berat Kertas Saring + Kristal = 1450 mg
Berat Kristal = (Berat kestas saring+kristal) – Berat kertas saring kosong
= (1450 mg– 1050mg) = 400 mg
Larutan | Reaksi sebelum dipanaskan | Reaksi setelah dipanaskan |
Aseton + Benedict | Larutan berwarna biru | Larutan berwarna biru |
Formaldehida + Benedict | Larutan berwarna hijau tosca | Larutan berwarna biru |
Reaksi dan Perhitungan
R-C-CH3+ 3I2+ 4NaOH → R-C-ONa + 3NaI + 3H2O + CHI3
Metil keton Iodoform kuning
Pembahasan
Pada praktikum kali ini , praktikan melakukan percobaan identifikasi aldehida dan keton dengan tujuan untuk mempelajari sifat – sifat kimia aldehida dan keton dan mempelajari tes dengan membedakan aldehida dan keton. Pada aldehida terdapat aldehida alifatik dan aldehida aromatik. Namun pada percobaan ini hanya digunakan larutan aseton dan formaldehida.
Pada percobaan pertama, praktikan menentukan berat kristal yang terbentuk dari tes iodoform. Langkah awal yang dilakukan untuk melakukan tes iodoform yaitu 6 gram KI dimasukkan ke dalam gelas beaker kemudian ditambahkan 100 ml aquades dan 2ml aseton. Lalu ditambahkan pelan – pelan larutan NaOCl 5% sambil diaduk hingga terbentuk endapan iodoform berwarna kuning. Kemudian endapan tersebut didiamkan selama 10 menit. Setelah 10 menit, larutan tersebut disaring. Dan kristal yang diperoleh dicuci dengan aquades hingga 2 sampai 3 kali. Pencucian dilakukan menggunakan aquades karena aquades adalah pelarut inert yaitu pelarut yang tidak menimbulkan reaksi apapun pada suatu sistem dan tidak merusak reaksi didalamnya. Setelah itu, dilakukan rekristalisasi atau pemurnian. Cara untuk melakukan rekristalisasi yaitu kristal di tempatkan di dalam beker dan ditambahkan sedikit demi sedikit alkohol hingga dipanaskan sampai endapan iodoform larut. Penambahan alkohol bertujuan untuk melarutkan sempurna kristal iodoform. Karena pada dasarnya alkohol adalah pelarut dalam iodoform. Lalu larutan yang masih panas tersebut disaring kedalam gelas beaker dan didinginkan. Kristal yang terbentuk disaring dan di kering. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, didapatkan berat kristal yang dihasilkan sebesar 400mg.
Reaksi yang terjadi pada proses tes iodoform ini sebagai berikut :
R-C-CH3+ 3I2+ 4NaOH → R-C-ONa + 3NaI + 3H2O + CHI3
Metil keton Iodoform kuning
Pada percobaan kedua, praktikan mengamati reaksi yang terjadi saat tes benedict. Langkah awal yang dilakukan untuk melakukan percobaan ini yaitu 10 tetes aseton dan formaldehida masing – masing dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2ml pereaksi benedict ke dalam masing – masing tabung reaksi. Lalu tabung reaksi tersebut dikocok dan dipanaskan selama 10 menit. Setelah itu tabung reaksi didinginkan dan diamati apa yang terjadi. Ketika larutan aseton yang berwarna bening direaksikan dengan pereaksi benedict yang berwarna biru, maka larutan tersebut menghasilkan larutan yang berwarna biru. Dalam tes benedict, hasil yang positif ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna merah bata. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam reaksi tersebut menghasilkan hasil yang negatif karena tidak terbentuknya endapan warna merah ketika aseton direaksikan dengan pereaksi benedict.
Ketika larutan formaldehida yang berwarna merah darah direaksikan dengan pereaksi benedict yang berwarna biru, menghasilkan larutan yang berwarna hijau tosca. Namun setelah dipanaskan selama 10 menit pada suhu 900C larutan tersebut berubah warna menjadi berwarna biru. Tidak terbentuknya endapan berwarna merah bata dalam reaksi ini sehingga dapat disimpulkan bahwa larutan ini menghasilkan hasil yang negatif. Namun ketika formaldehid dan pereaksi benedict direaksikan seharusnya menghasilkan hasil yang positif dan menghasilkan endapan merah bata. Kesalahan dalam percobaan ini disebabkan human error saat melakukan percobaan. Reaksi aldehid alifatik dengan benedict :
Hart, Harold,dkk. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga
Riyadhi, Adi,dkk.2010.Petunjuk Praktikum Kimia Organik I. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
http://yuniethafafa.blogspot.com/2012/01/esterifikasi.html diakses tanggal 03 desember 2013 pukul 20:05 WIB
www.scribd.com/doc/46124303/Identifikasi-Aldehid-dan-keton diakses tanggal 03 Desember 2013 pukul 20:06 WIB