PERENCANAAN SISTEM
Smart Room Teknologi
Perencanaan Sistem SRT
Pada sistem SRT ini, perencanaan yang dibahas adalah perencanaan SRT hanya pada 1 ruang di gedung. Tetapi diasumsikan instalasi sistem SRT ini dirancang pada semua ruangan di gedung
Gambar Sistem SRT
Deskripsi Kerja Sistem SRT
Deskripsi kerja sistem SRT (Smart Room Technology) yang kami buat ini adalah apabila RFID Reader mendeteksi adanya ID card maka secara otomatis pintu akan membuka dan memberikan sinyal berupa data akses yang masuk ke komputer untuk mengindikasikan penyalaan berupa AC, komputer, Lampu ruang melalui PLC. PLC mengatur switching ke kontaktor sehingga semua beban pada ruang tidak semua menyala hanya yang diperlukan saja yang menyala. sesuai dengan mode yang digunakan (mode 1 atau mode 2). Output PLC berupa tegangan dan arus sebesar 220V, yang kemudian dihubungkan kekoil Kontaktor 220V. Terminal dari kontaktor dihubungkan ke masing masing beban berupa AC, Komputer, Lampu dll.
Sistem Smart Room Technology bisa digunakan sistem semi otomatis, yaitu apabila dalam keadaan normal switching lampu bisa dilakukan manual atau otomatis dan apabila didalam ruang tidak ada gerakan maka sistem kelistrikan dalam ruang akan mati sendiri secara otomatis.
Flowchart Sistem SRT Mode 1
Flowchart Sistem SRT Mode 2
Pemilihan Komponen Sistem SRT
Pemilihan PLC
Pada sistem SRT ini, penggunaan PLC merupakan kontroler yang paling utama yang berfungsi untuk melakukan proses mulai dari proses sequential, pengolahan data, sampai dengan proses pengiriman data dan juga proses monitoring data.
Untuk mengetahui berapa jumlah modul I/O yang kita butuhkan dalam suatu pemilihan PLC, hal pertama yang kita lakukan yaitu mengetahui diskripsi kerja suatu sistem yang akan dirancang. Jadi, untuk sistem SRT ini setelah dilakukan perhitungan secara manual kebutuhan modul I/O didapat kebutuhan number of input channels berjumlah 4 input dan number of output channels berjumlah 5 output diantaranya :
Input : I0.0 = Mode 1
I0.1 = Mode 2
I0.3 = Push Button Out
I0.4 = Sensor Gerak ( Motion detector )
Output : Q0.0 = AC
Q0.1 = Lampu 1
Q0.2 = Komputer
Q0.3 = Electric Strike
Q0.5 = Lampu 2
Berdasarkan perhitungan manual data diatas, banyaknya I/O yang dibutuhkan adalah 4 Input 5 Output, maka tipe PLC yang digunakan dalam sistem SRT ini adalah PLC SIEMENS S7-1200 CPU 1212C, dengan spesifikasi sebagai berikut :
Type : Siemens S7-1200 CPU 1212C (AC/DC/Relay)
Order Number : 6ES7-212-1BD30-0XB0
I/O Points : Digital : 8 Inputs / 6 Outputs
Analog : 2 Inputs
PLC Siemens S7-1200 CPU 1212C AC/DC/RLY.
( Sumber : S7-1200 Programmable Controller System Manual Book, hal 11 )
Tabel 3.1 Spesifikasi PLC Siemens S7-1200 CPU 1212C AC/DC/RLY.
Devices Version | AC / DC / Relay |
Digital Integrated Channel (DI) | 8 |
Digital Integrated Channel (DO) | 6 |
Analog Integrated Channel (DI) | 2 |
Analog Integrated Channel (DO) | 0 |
Supply Voltage | 85 . . . 264 VAC |
Input Voltage (DI) | 24 VDC |
Ouput Voltage (DO) | 5 . . . 30 VDC 5 . . . 250 VAC |
Ouput Current | 2 A |
Frequency | 47 – 63 Hz |
Type of Interface Physics | Profinet Ethernet |
( Sumber : S7-1200 Programmable Controller System Manual Book, hal 15 )
Sedangkan Fungsi dan bagian PLC diatas adalah :
Gambar Profinet Communication Module
( Sumber : Hasil foto pemasangan PLC pada panel utama SRT )
Pada umumnya Profinet ini sama fungsinya sama dengan LAN yang ada pada PC Computer. Profinet ini digunakan untuk menghubungkan antara PLC dengan PC melalui LAN Cable untuk memasukkan/mengolah program data pada PLC.
Gambar Power Input 220 VAC dan Power Output 220 VAC
( Sumber : Hasil foto pemasangan PLC pada panel utama SRT )
Gambar Input PLC
( Sumber : Hasil foto pemasangan PLC pada panel utama SRT )
Pada PLC terdapat 8 input digital dan 2 Input Analog. Input Digital menggunakan sumber 24 VDC sebagai tegangan kerjanya. antara lain : DI0.0, DI0.1, DI0.2, DI0.3, DI0.4, DI0.5, DI0.6, DI0.7. dan Input Analog menggunakan sumber tegangan sesuai media atau perangkat yang digunakan yang nantinya mengeluarkan berupa sinyal Hexadecimal yang bisa dikonversi kebentuk Desimal.
Gambar Ouput PLC
( Sumber : Hasil foto pemasangan PLC pada panel utama SRT )
Relay Output PLC ini mempunyai 6 Output. Tegangan output ini bisa dipilih sesuai dengan yang diinginkan 220 VAC atau 24 VDC. Output terdiri dari : DQ0.0, DQ0.1, DQ0.2, DQ0.3, DQ0.4, DQ0.5
Gambar Wiring Diagram PLC Siemens
( Sumber : S7-1200 Programmable Controller System Manual Book, hal 20 )
Gambar Kabel LAN
LAN cable ini digunakan untuk menghubungkan PC dengan PLC. LAN cable yang dipilih adalah LAN cable dengan jenis hubungan cross.
Langkah – Langkah Operasi PLC S7-1200 CPU 1212 AC/DC/Relay
1. Buka Aplikasi TIA Portal maka akan tampak layar dibawah ini :
Gambar Antar Muka TIA Portal v11
Gambar Accesible Devices PLC to PC
Membuat Project Baru di TIA Portal
Gambar Lembar Kerja Pada TIA Portal v11
Gambar Project Tree Menu
Gambar Step to Compile
Gambar Step to Go Online
Gambar Extended Download to Devices
Gambar Tampilan Gambar Jika PLC Telah Terkoneksi Dengan PC
Gambar Step to Download Program Blocks
Gambar Load Preview
Gambar Load Results
Gambar Tampilan Setelah Download Program Blocks
Gambar Tampilan Program Blocks Yang di Monitoring
Pemilihan RFID
Pada sistem SRT ini, untuk RFID Card menggunakan seri RDM6300.
Gambar RFID Reader
( Sumber : RDM630 Manual Book Specification, hal 1 )
Pemilihan Electric Strike
Pada sistem SRT ini, untuk Electric Strike menggunakan jenis Fail Secure. Dimana ketika pada posisi normal, Electric Strike menutup. Sebaliknya ketika diberi tegangan, Electric Strike membuka.
Electric Strike Fail Secure
( Sumber : AMS Locks & Doors )
Pemilihan Sensor
Sensor Suhu dan Sensor Cahaya
Sensor yang digunakan untuk instalasi SRT ini antara lain adalah sensor suhu dan sensor cahaya. Sensor suhu yang dipilih adalah sensor suhu LM35. Pemilihan sensor ini dikarenakan kondisi fisik dari sensor tersebut yang kecil dan cepat dalam menangkap suhu dingin maupun panas. Untuk sensor Cahaya menggunakan LDR.
Instalasi Sensor Suhu dan Sensor Cahaya
( Sumber : Hasil foto pemasangan sensor di ruangan)
PIR ( Passive Infra Red )
Untuk sensor Gerak / PIR ( Passive Infra Red ), menggunakan PIR dengan tipe ST09.
Instalasi Sensor Gerak/PIR
( Sumber : Hasil foto pemasangan PIR di ruang)
Pemilihan Komponen Pendukung
Sistem Penerangan
Tabel Nameplate Lampu
Volt | P ( watt) | Cos φ | ∑ Lampu | ∑P ( watt ) |
220 | 40 | 0,7 | 6 | 240 |
( Sumber : Hasil Observasi langsung diruangan )
P = V. I. Cos Ø
= 1,56 A
KHA = 125% . In
= 1,25 . 1,56
= 1,95 A
Jadi menggunakan penghantar NYA 1 x 2,5 dengan KHA 16 A di Udara ( PUIL 2000 hal 301 )
MCB = 125% . In
= 1,25 . 1,56
= 1,95 A
Jadi menggunakan pengaman MCB 1 Phasa 2 A
= 115% . In
= 1,15 . 1,56
= 1,79 A
Jadi menggunakan Kontaktor AC 220V/ 9 A
Maka untuk sistem penerangan dipilih kontaktor denagn type LC1D09M7
Sistem Pendinginan
Tabel Nameplate AC
Volt | Hp | P ( watt ) | Cos Ø |
220 | 1,5 | 1200 | 0,74 |
( Sumber : Hasil Observasi langsung diruangan )
P = V. I. Cos Ø
= 7,37 A
KHA = 125% . In
= 1,25 . 7,37
= 9,21 A
Jadi menggunakan penghantar NYM 2 x 2,5 dengan KHA 26 A ( PUIL 2000 hal 304 )
MCB = 125% . In
= 1,25 . 7,37
= 9,21 A
Jadi menggunakan pengaman MCB 1 Phasa 10 A
= 115% . 7,37
= 1,15 . 1,56
= 8,47 A
Jadi menggunakan Kontaktor AC 220V/ 9 A
Maka untuk sistem penerangan dipilih kontaktor denagn type LC1D09M7
Komputer
Tabel Nameplate Komputer
Volt | Daya | ∑ Komputer | ∑ Daya | Cos Ø | ||||
Grup 1 | Grup 2 | Grup 3 | Grup 1 | Grup 2 | Grup 3 | |||
220 | 500 | 4 | 4 | 5 | 2000 | 2000 | 2500 | 0,87 |
( Sumber : Hasil Observasi langsung diruangan )
Perhitungan Komputer Grup 1 dan Grup 2
P = V. I. Cos Ø
= 9,4 A
KHA = 125% . In
= 1,25 . 9,4
= 11,75 A
Jadi menggunakan penghantar NYY 3 x 2,5 dengan KHA 25 A di Udara ( PUIL 2000 hal 304 )
Pengaman
MCB = 100% . 10,69
= 1 . 10,69
= 9,4 A
Jadi menggunakan pengaman MCB 1 Phasa 10 A
= 115% .
= 1,15 . 9,4
= 10,81 A
Jadi menggunakan Kontaktor AC 220V/ 12 A
Maka untuk sistem penerangan dipilih kontaktor denagn type LC1D12M7
Perhitungan Komputer Grup 3
P = V. I. Cos Ø
= 11,76 A
Penghantar
KHA = 125% . In
= 1,25 . 11,76
= 14,7 A
Jadi menggunakan penghantar NYY 3 x 2,5 dengan KHA maksimal 25 A ( PUIL 2000 hal 304 )
Pengaman
MCB = 125% . 11,76
= 1,25 . 11,76
= 14,7 A
Jadi menggunakan pengaman MCB 1 Phasa 16 A
Kontaktor
= 115% .
= 1,15 . 11,76
= 13,52 A
Jadi menggunakan Kontaktor AC 220V/ 18 A
Maka untuk sistem penerangan dipilih kontaktor denagn type LC1D18M7
Dari seluruh perhitungan di atas didapatkan tabel seperti berikut :
Tabel Hasil Perhitungan Total
No | Beban | Ptot ( W ) | I ( A ) | Cos Phi | Kabel ( 1,25 . In ) A | Pengaman (1-1,25 . In) A | Kontaktor ( 1,15 . In ) A |
1. | Lampu | 240 | 1,56 | 0,7 | 1,95 | 1,95 | 1,79 |
2. | AC | 1200 | 7,37 | 0,74 | 9,21 | 9,21 | 8,47 |
3. | Komputer 1 & 2 | 1800 | 9,4 | 0,87 | 11,75 | 9,4 | 10,81 |
4. | Komputer 3 | 2250 | 11,76 | 0,87 | 14,7 | 14,7 | 13,52 |
( Sumber : Hasil Perhitungan )
Pemilihan Panel
Pada Instalasi sistem SRT ini, penggunaan panel sangatlah penting untuk melindungi komponen-komponen sistem SRT yang telah disusun menjadi satu kesatuan sistem otomatisasi. Panel yang digunakan untuk sistem SRT ini adalah panel dengan ukuran dimensi secara keseluruhan yaitu : Panjang 70 cm x Lebar 50 cm x Tebal 20 cm. Pada sistem SRT ini, panel yang digunakan cukup besar, dikarenakan komponen-komponen yang digunakan pada sistem SRT ini sangatlah banyak.
Komponen-komponen yang digunakan antara lain :
Gambar Panel Utama Sistem SRT
( Sumber : Hasil foto panel utama sistem SRT )
Perencanaan Sistem SRT Untuk Cooling System
Didalam sistem SRT untuk Cooling System ini menggunakan tambahan sebuah sensor suhu LM35 agar suhu dalam ruang tersebut dapat terbaca dan di kontrol oleh PLC.
Gambar Wiring Diagram Cooling System
Prinsip kerja adalah apabila RFID reader menerima Sinyal berupa adanya ID Card yang terbaca maka secara otomatis Air Conditioner akan menyala apabila kondisi ruang dalam keadaan temperatur tinggi dan apabila dalam keadaan temeperatur rendah maka Air Conditioner secara otomatis akan mati. Fungsi LM35 ini adalah untuk mengetahui kondisi suhu keadaan sekitar yang di rubah menjadi variabel tegangan. apabila kondisi keaadan ruang dalam kondisi tertentu maka LM35 akan membaca yang dikonversi ketegangan. apabila keadaan ruang dalam kondisi panas maka secara otomatis kontaktor akan switching aliran listrik sehingga kondisi Air Conditioner Hidup. dan apabila dalam kondisi ruang cukup dingin maka kontaktor akan melepas switching kontak sehingga Air Conditioner akan mati.
Dari Gambar ladder diagram dibawah dapat dijelaskan bahwa PLC dihubungkan dengan LM35. Fungsinya adalah untuk mengetahui suhu yang ada didalam ruangan. saat dalam kondisi ruang panas atau suhu memuncak maka Air Conditioner akan Hidup sampai suhu menuju suhu normal.
Gambar Ladder Diagram PLC Cooling System
Cooling System Untuk Setiap Ruangan di Lantai 1
Untuk Cooling System di lantai 1, masing-masing ruang kelas tidak semuanya menggunakan AC. Dibawah ini daftar jumlah AC untuk Cooling System masing-masing ruangan :
Tabel 3.5 Jumlah AC Pada Tiap Ruangan di Lantai 1
No | Ruang | AC (buah) |
1 | AG 1.07 | 2 |
2 | AG 1.01 | - |
3 | AG 1.08 | - |
4 | AG 1.02 | 1 |
5 | AG 1.03 | - |
6 | AG 1.09 | 1 |
7 | AG 1.10 | 2 |
8 | AG 1.05 | 1 |
9 | AG 1.11 | - |
10 | AG 1.12 | - |
11 | AG 1.06 | - |
12 | AG 1.13 | - |
13 | Lorong | - |
Cooling System Untuk Setiap Ruangan di Lantai 2
Tabel 3.6 Jumlah AC Pada Tiap Ruangan di Lantai 2
No | Ruang | AC (buah) |
1 | AG 2.19 | - |
2 | AG 2.23a | 1 |
3 | AG 2.18 | 1 |
4 | AG 2.23 | - |
5 | AG 2.22 | - |
6 | AG 2.17 | - |
7 | AG 2.21 | - |
8 | AG 2.16 | - |
9 | AG 2.20 | - |
10 | AG 2.15 | - |
11 | Lorong | - |
( Ruang kelas yang sudah tersistem SRT )
Cooling System Untuk Setiap Ruangan di Lantai 3
Tabel 3.7 Jumlah AC Pada Tiap Ruangan di Lantai 3
No | Ruang | AC (buah) |
1 | AG 3.30 | - |
2 | AG 3.25 | - |
3 | AG 3.31 | - |
4 | AG 3.26 | - |
5 | AG 3.32 | - |
6 | AG 3.26a | 1 |
7 | AG 3.33 | - |
8 | AG 3.34 | - |
9 | AG 3.28 | - |
10 | AG 3.29 | - |
11 | AG 3.34a | - |
12 | Lorong | - |
Perencanaan Sistem SRT Untuk Lighting System
Didalam perencaan sistem SRT untuk Instalasi penerangan ruang memerlukan beberapa peralatan agar lampu lampu yang digunakan dapat dinyalakan atau dimatikan secara semi otomatis atau secara otomatis. yaitu dengan menggunakan saklar manual atau dengan intensitas cahaya yang masuk dalam ruang.
Pada Lighting System SRT ini, untuk instalasi penerangan menggunakan beberapa peralatan yang digunakan untuk menghidupkan atau menghidupkan lampu secara otomatis atau semi otomatis. dibawah ini akan dijelaskan gambar sistem SRT untuk mengontrol instalasi penerangan.
Gambar Wiring Diagram Lighting System
Prinsip kerja dari sistem SRT untuk instalasi penerangan ini adalah lampu akan menyala apabila RFID reader menerima sinyal bahwa adanya RFID Card yang telah di gesekkan readkan di RFID Reader. maka secara otomatis Lampu dalam ruang akan menyala dengan Sendirinya. didalam ruang terbagi menjadi beberapa grup sistem penerangan. Lampu akan menyala sesuai dengan kondisi intensitas cahaya yang ada didalam ruang. apabila kondisi ruang dalam keadaan kurang adanya cahaya yang masuk maka semua lampu akan menyala dan apabila dalam keadaan normal intensitas cahaya yang masuk cukup ada yang masuk maka grup 1 pada lampu akan menyala. dan grup yang satunya tidak dapat menyala meskipun saklar manual ditekan dan menyalanya tergantung tergantung dari intensitas cahaya yang masuk.
Ladder diagram ini digunakan untuk pemrograman PLC dengan beban lampu. cara kerja dari ladder diagram ini adalah saat DI0.0 atau DI0.1 ( RFID Reader ) akan meng-energize M0.0 atau M0.1 sehingga DQ0.1 dan DQ0.5 ( Lampu 1 dan Lampu 2 ) menyala. dan jika DI0.0 atau DI0.1 ( RFID Reader ) dalam keadaan NO maka DQ0.1 dan DQ0.5 selama didalam ruang tidak ada gerakan maka selang waktu 62,5 menit maka lampu akan mati karena menunggu timer dari PIR 2,5 menit dan waktu timer PLC 60 menit. kondisi lampu bisa menyala semua apabila kondisi ruang dengan nilai interval > 11000 dan apabila < 10200 maka grup 1 lampu akan mati.
Gambar Ladder Diagram PLC Lighting System
Lighting System Untuk Setiap Ruangan di Lantai 1
Untuk Lighting System, masing-masing titik lampu/tiap satu armature terdiri dari 2 lampu TL 36W. Dibawah ini daftar jumlah lampu untuk Lighting System pada masing-masing ruangan :
Tabel Jumlah Lampu Pada Tiap Ruangan di Lantai 1
No | Ruang | Lampu (buah) |
1 | AG 1.07 | 18 |
2 | AG 1.01 | 18 |
3 | AG 1.08 | 18 |
4 | AG 1.02 | 6 |
5 | AG 1.03 | 6 |
6 | AG 1.09 | 20 |
7 | AG 1.10 | 6 |
8 | AG 1.05 | 18 |
9 | AG 1.11 | 6 |
10 | AG 1.12 | 6 |
11 | AG 1.06 | 12 |
12 | AG 1.13 | 6 |
13 | Lorong | 16 |
Lighting System Untuk Setiap Ruangan di Lantai 2
Tabel Jumlah Lampu Pada Tiap Ruangan di Lantai 2
No | Ruang | Lampu (buah) |
1 | AG 2.19 | 12 |
2 | AG 2.23a | 12 |
3 | AG 2.18 | 18 |
4 | AG 2.23 | 12 |
5 | AG 2.22 | 6 |
6 | AG 2.17 | 6 |
7 | AG 2.21 | 18 |
8 | AG 2.16 | 18 |
9 | AG 2.20 | 18 |
10 | AG 2.15 | 18 |
11 | Lorong | 14 |
Tabel 3.23 Jumlah Lampu Pada Tiap Ruangan di Lantai 2
( Ruang kelas yang sudah tersistem SRT )
3.6.3. Lighting System Untuk Setiap Ruangan di Lantai 3
Tabel 3.10 Jumlah Lampu Pada Tiap Ruangan di Lantai 3
No | Ruang | Lampu (buah) |
1 | AG 3.30 | 18 |
2 | AG 3.25 | 18 |
3 | AG 3.31 | 18 |
4 | AG 3.26 | 18 |
5 | AG 3.32 | 6 |
6 | AG 3.26a | 6 |
7 | AG 3.33 | 6 |
8 | AG 3.34 | 12 |
9 | AG 3.28 | 18 |
10 | AG 3.29 | 12 |
11 | AG 3.34a | 12 |
12 | Lorong | 8 |