JUDUL : Pengaruh diameter batang terhadap transprasi
TUJUAN : Mengetahui pengaruh variasi diameter batang terhadap volume air yang dihasilkan oleh tanaman X
DASAR TEORI
Tanaman mendapat air melalui proses penyerapan oleh rambut-rambut akar. Air serta garam terlarut akan diteruskan ke seluruh bagian tanaman. Hanya sebagian kecil (kurang dari 1%) dari air diabsorbsi oleh tanaman dipergunakan dalam reaksi metabolisme (hidrolisis). Sebagian besar air diabsorbsi itu akan dikeluarkan lagi dalam bentuk uap air ke atmosfer melalui proses transpirasi. Kehilangan air pada tumbuhan dapat berlangsung melalui stomata, kultikula, dan lentisel (Salisbury dan Ross, 1987:56), tetapi sebagian besar sebagian besar berlangsung melalui stomata pada daun (Noggle dan Fritz, 1976: 27).
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap air dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangannya tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata (Loveles.1991:28-31).
Transpirasi dibedakan menjadi 3 macam berdasarkan tempatnya yaitu:
Hampir 97 % tanaman, air hilang melalui transpirasi stomata.( Heddy. 1990:45)
Kehilangan air karena transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor ,baik faktor dalam maupun faktor luar. Faktor dalam antara lain:
( Salysbury.1992: 93 )
Adapun faktor luarnya adalah:
Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata terbuka maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi molekul uap air di udara.
Kenaikan suhu dari 18 sampai 20 F cenderung untuk meningkatkan penguapan air sebesar dua kali.dalam hal ini akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis mempengaruhi permukaan stomata.
Cahaya mempengaruhi laju transpirasi laju transpiarasi melaluai 2 cara,pertama cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi transpirasi melalui pengaruhnya terhadap buku –tutupnya stomata.
Angin mempengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi.Angin menyapu uapair hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembapan udara di atas stomata ,sehingga meningkatkan kehilangan netto air. Namun jika angin menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi.
Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat daripada penyerapan dari tanah. Hal tersebut menyebabkan defisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, pada malam harinya terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut ( Loveles.1991: 35 ).
Transpirasi mempunyai arti penting bagi tanaman. Transpirasi pada dasarnya adalah suatu penguapan air yang membawa garam-garam mineral dari tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar matahari, temperatur yang diterima tanaman untuk penguapan air ( Dwijosepoetro.1989:92).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah dua buah gelas plastic ukuran 240ml yang digunakan sebagai pot. Dua buah plastic transparan yang digunakan untuk membungkus tanaman. Tali rafia secukupnya digunakan untuk mengikatkan plastic transparan pada batang tanaman dan membantu mengukur diameter batang. Sebuah gelas ukur 100ml berguna untuk mengukur volume air yang disiramkan ketanaman. Sebuah jam digunakan untuk menimbang plastic transparan dan tanah. Mistar untuk mengukur tali rafia yang digunakan pada saat mengukur keliling batang
Bahan-bahan yang dipeerlukan dalam praktikum ini adalah tanaman X sebanyak dua buah yang relative sama ditinjau dari panjang batang, jumlah daun dengan diameter batang yang berbeda. Tanah sawah sebanyak 100 ml, setiap pot menggunakan 150gram berfungsi sebagai media tanam. Air sebanyak 100ml, setiap pot menggunakan 50ml untuk menyiram tanah. Dua lembar alumunium foil digunakan untuk menutup gelas plastic untuk menghindari terjadinya evaporasi dari permukaan tanah kertas label secukupnya yang digunakan untuk member label pada gelas plastik
IV. CARA KERJA
Menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan. Mengukur keliling batang yang kemudian digunakan untuk menghitung diameter batang dengan rumus:
d=
keliling=keliling batang (mm)
d= diameter batang (cm)
atau 3,14
Memasukkan data kedalam table pengamatan, member table pada gelas plastic yang meliputi pot A dan Pot B. Menimbang tanah sawah aebanyak 2 kali, masing-masing 50 gram kemudian dimasukkan kedalam 2 buah pot. Mengukur air sebanyak dua kali, masing-masing 50ml kemudian dimasukkan kedalam pot yang berisi tanah tersebut. Memasukkan tanaman X kedalam masing-masing gelas plastic. Menutup mulut gelas plastic/ pot dengan alumunium foil. Menimbang plastic transparan dengan menggunakan neraca ohaus dan mencatat ditabel data pengamatan. Menutup bagian atas tanaman dengan menggunakan plastic transparan kemudian ujung plastic diikat pada batang tanaman X dengan menggunakan tali raffia. Menempatkan pot A dan Pot B ditempat yang sama. Mengambil plastic transparan kemudian ditimbang dengan neraca ohaus dan mencatatnya dalam table pengamatan. Menghitung selisih massa plastic sebelum dan sesudah transpirasi kemudian menghitung volume yang dihasilkan oleh transpirasi tanaman tersebut.
V= dimana: V= volume air yang dihasilkan oleh transpirasi (ml)
m= massa plastic sesudah transpirasi-massa plastic sebelum transpirasi
)
V. PARAMETER
Volume air yang dihasilkan oleh transpirasi tanaman X
VI. INDIKATOR
Volume air yang dihasilkan oleh transpirasi tanaman diketahui dengan rumus:
V= dimana: V= volume air yang dihasilkan oleh transpirasi (ml)
m= massa plastic sesudah transpirasi-massa plastic sebelum transpirasi
)
Analogi:
Semakin besar diameter batang tanaman X semakin banyak volume air yang dihasilkan oleh transpirasi tanaman tersebut
VII. DATA PENGAMATAN
Tanaman: Capsicum annum
Batang tanaman | Keliling (cm) | Diameter (cm) |
Pot A | 1,5 | 0,25 |
Pot B | 0,8 | 0,21 |
NO | POT | Massa plastic (gr) | Volume air (ml) | ||
Sebelum Transpirasi | Sesudah Transpirasi | selisih | |||
1 | Pot A | 2,1 | 2,7 | 0,6 | 0,6 |
2 | Pot B | 2,1 | 2,57 | 0,47 | 0,47 |
VIII. ANALISIS DATA
Dari data hasil percobaan dapat dilihat bahwa massa plastic pembungkus pot A yang mempunyai diameter lebih besar dari pada Pot B mengalami kenaikan dari 2,1 menjadi X, sedangkan Pot B yang diameternya lebih kecil dari Pot A juga mengalami kenaikan dari 2,1 menjadi X setelah diletakkan di tempat yang sama kondisinya dengan jumah daun yang relative sama, panjang batang yang relative sama. Dari hasil tersebut dapat dilihat kenaikan masing-masing massa plastic Pot A ataupun Pot B, dimana kenaikan massa plastic pot A lebih besar dibandingkan Pot B karena diameter batang tanaman Pot A juga lebih besar daripada Pot B. Kenaikan massa plastic pada tiap-tiap pot ini dapat membuktikan bahwa terjadi transpirasi dalam tanaman. Devlin (1983) dalam bukunya “Plant Physiology“, transpirasi ialah satu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke atmosfer dalam bentuk uap air. Air diserap dari akar rerambut tumbuhan dan air itu kemudian diangkut melalui xilem ke semua bahagian tumbuhan khususnya daun. Bukan semua air digunakan dalam proses fotosintesis. Air yang berlebihan akan disingkirkan melalui proses transpirasi. Jika kadar kehilangan air melalui transpirasi melebihi kadar pengambilan air tumbuhan tersebut, pertumbuhan pokok akan terhalang.
Transpirasi yang dialami kedua tanaman dalam pot A dan B terdapat perbedaan dalam jumlah air yang hilang yang diketahui dari uap air yang ada di dalam masing-masing plastik pembungkus yang menyebabkan terjadinya perubahan massa plastik sebelum dan sesudah transpirasi. Uap air tersebut merupakan hasil dari proses transpirasi. Perbedaan jumlah air yang hilang antara kedua tanaman dipengaruhi oleh diameter batang yang berbeda. Selisih massa plastik pot A lebih besar dari pada selisih massa plastik pot B, hal ini menunjukkan proses trasnspirasi pada tanaman pot A lebih besar daripada tanaman pot B. Diameter batang mempengaruhi terhadap laju transpirasi tanaman, dan pengaruh ini berasal dari factor internal suatu tanaman.
Sebagian besar proses transpirasi pada tanaman terjadi lewat stomata, stomata bagian terbesar berada pada permukaan bawah daun yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas antara yang ada dalam jaringan daun dan di udara. Lubang stomata ini merupakan jalan utama untuk transpirasi, mengingat epidermis bawah dan atas dilapisi `oleh lilin sebagai lapisan kutikula yang mengandung bahan lemak dan merupakan penghalang untuk transpirasi. Hal ini sesuai dengan teori bahwa proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel 80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya dalam transpirasi (Michael, 1964).
Berdasarkan percobaan, diperoleh hasil bahwa Pot A yang mempunyai diameter batang lebih besar dari pada Pot B ,selisih massa plastiknya adalah X gr (sebelum transpirasi= 2,1gr dan setelah transpirasi= X gr). Sedangkan pot B yang mempunyai diameter batang lebih kecil dari pada Pot A, selisih massa plastiknya adalah X gr (sebelum transpirasi= 2,1 gr dan setelah transpirasi=X gr).
Tanaman yang mempunyai diameter besar dibandingkan dengan diameter yang lebih kecil dengan jumlah daun yang relative sama, panjang batang relative sama serta ditempatkan dikondisi yang sama, maka Tanaman yang mempunyai diameter lebih besar akan melakukan transpirasi lebih maksimal daripada tanaman yang mempunyai diameter lebih kecil ,maka dapat disimpulkan bahwa diameter yang merupakan factor internal dari tanaman dapat mempengaruhi laju transpirasi.
DAFTAR PUSTAKA
Devlin, R.M and K.H.Withan.1983.Plant Phisiology.Williard grant press:Boston
Michael,P.H.1964. General Phisiology.Kogasuma. Company:Tokyo
Salisbury, Frank B. 1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: Penerbit ITB
Dwidjoseputro. 1990. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia
Heddy, Suwarsono. 1990. Biologi Peternakan. Jakarta: Rajawali Press
Loveless, A.R. 1991. Prinsip Prinsip Perkembangan Tumbuhan Untuk Daerah Tropik. Jakarta: Erlangga
Tjitrosoepomo, Gembong. 1996. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada Universty Press