Published using Google Docs
iman.docx
Updated automatically every 5 minutes

CIRI-CIRI ORANG BERIMAN

إِنَّ اْلحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوُذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِناَ وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِناَ، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

يَاأَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَآءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْلَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.        

أَمَّا بَعْدُ فَإنَّ أَصْدَقَ اْلحَدِيْيِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ اْلهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِى النَّارِ. اَللّهُمذَ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

Jama'ah Jum'at rahimakumullah

        Segala puji hanya bagi Allah SWT.yang telah menciptakan manusia lalu memberinya hidayah keimanan. Shalawat dan salam kita kirimkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW. Muhammad, keluarganya, sahabat-sahabatnya serta pengikut-pengikutnya hingga hari pembalasan.

Jama'ah jum'at rahimakumullah

        Keimanan adalah sebuah kedudukan kehambaan di sisi Allah SWT.yang derajatnya setingkat berada di atas keislaman, bila keduanya disebutkan secara bersama-sama dalam satu kondisi. Oleh karena itu setiap orang beriman adalah muslim dan tidak sebaliknya, setiap muslim belum tentu mu'min. Ayat yang secara tegas menunjukkan bahwa Islam dan iman tidak semakna adalah firman Allah SWT. berikut ini:

قَالَتِ اْلأَعْرَابُ ءَامَنَّا قُل لَّمْ تُؤْمِنُوا وَلَكِن قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ اْلإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ وَإِن تُطِيعُوا اللهَ وَرَسُولَهُ لاَيَلِتْكُم مِّنْ أَعْمَالِكُمْ شَيْئًا إِنَّ اللهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: "Orang-orang `Arab Badwi itu berkata, `Kami telah beriman.' Katakanlah (kepada mereka), 'Kamu belum beriman,' tetapi katakanlah, 'Kami telah tunduk,' karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kopada Allah SWT. dan rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikit pun (pahala) amalanmu; sesungguhnya Allah SWT. Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (AI-Hujurat: 14)

        Dalam hadits Jibril as. diriwayatkan bahwa Jibril mendatangi Nabi SAW. kemudian bertanya kepada beliau tentang beberapa hal. Di antara hal yang ditanyakan adalah pengertian Islam dan iman, lalu Nabi SAW menjawab dengan jawaban yang berbeda antara keduanya. Nabi SAW menjelaskan pengertian Islam sebagai amaliyah badaniyah yang bersifat lahiriyah atau yang dikenal dengan rukun Islam, sedangkan iman adalah amaliyah batiniyah i'tiqadiyah atau yang dikenal dengan rukun iman. (H.R. Muslim)

        Akan tetapi Islam dan iman seringnya menjadi sebuah peristilahan yang berkonotasi sama dalam kondisi-kondisi tertentu, seperti yang diungkapkan oleh ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Istilah Islam dan iman dapat berkonotasi sama tatkala penyebutan keduanya diungkapkan secara terpisah. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT. banyak meginformasikan kepada kita tentang beberapa seruan yang mengindikasikan bahwa kedua peristilahan tersebut, Islam dan iman memiliki arti dan makna yang sama, di antaranya:

يَآأَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

        Dalam tafsir Al-Qurthubi disebutkan beberapa makna dari kata “مُؤْمِنُوْنَ   “ pada ayat di atas, di antaranya adalah “  مُسْلِمُوْنَ “ Jadi istilah Islam dalam ayat ini adalah bermakna iman, maka arti ayat di atas adalah:

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah SWT. sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beriman." (Ali Imran: 102) .

Jama'ah Jum'at rahimakumullah

        Lemahnya pemahaman umat Islam secara umum terhadap ajaran agamanya, menjadikan banyak di antara mereka yang tidak bisa membedakan antara kedua peristilahan tersebut, Islam dan iman. Hal ini berkonsekuensi pada terjadinya kesalahan pada aplikasi atau realisasi pernyataan keislaman seorang muslim. Seseorang yang telah menyatakan dirinya Islam karena telah mengucapkan dua kalimat syahadat atau terlahir dari keluarga muslim, serta merta menganggap dirinya orang yang beriman, padahal dia belum melaksanakan berbagai ibadah yang wajib atasnya sebagai konsekuensi dari pernyataan keislamannya. I'tiqadnya tentang Allah SWT. belum sempurna, karena dia masih cenderung percaya kepada berbagai khurafat dan tahayul. Dia belum melaksanakan shalat, belum melaksanakan berbagai amaliyah qalbiyah dan badaniyah sebagai wujud keabsahan nilai-nilai iman dalam dirinya.

Lantas apa syarat-sayarat yang harus dipenuhi oleh seseorang jika ingin dikatakan sebagai seorang mu'min?

        Mari kita melihat dan membaca beberapa ayat Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW. untuk melakukan pemetaan kedudukan keimanan kita, apakah telah memenuhi standar atau masih membutuhkan usaha dan kerja keras dalam menyempurnakannya. Allah SWT. berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (٢) الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ (٣) أُوْلَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا (٤)

Artinya: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah SWT. gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang Kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya." (AI-Anfal: 2-4)

        Pada ayat ini Allah SWT. menyebutkan sedikitnya empat cirri-ciri orang yang beriman, yaitu:

Pertama, apabila disebut nama Allah SWT. gemetarlah hati mereka karena takut kepada-Nya.

        Hal ini dapat terpancar dari kuatnya iman seseorang terhadap makna ma'rifatullah. Sebab tidak akan lahir rasa takut kepada Allah SWT. kecuali dari insan yang telah mengenal-Nya melalui pendalaman dan pemahaman makna-makna asma (nama-nama) dan sifaat (sifat-sifat) Allah SWT. secara sempurna. Perlu diketahui bahwa nama Allah SWT. bukan hanya satu tetapi sangat banyak, namun yang diinformasikan kepada kita sebanyak sembilan puluh sembilan. Orang-orang yang tidak mengetahui nama-nama tersebut atau minimal pernah mendengarnya tentu mengalami kesulitan dalam menyempurnakan kualitas imannya. Bagaimana mungkin hatinya dapat tergetar saat mendengar nama Allah SWT. Al-Mannan disebut, kalau dia tidak mengetahui bahwa Al-Mannan adalah salah satu dari nama-nama Allah SWT.

Kedua, apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah SWT. bertambahlah imannya.

        Ayat-ayat Allah SWT. meliputi ayat-ayat qauliyah yaitu Al-Qur'an dan Sunnah rasul-Nya SAW dan ayat-ayat kauniyah yaitu alam semesta. Seorang hamba yang beriman, tatkala mendengar ayat-ayat Al-Qur’an dbacakan, maka bertambahlah imannya karena mengerti maksud dan kandungan dari ayat-ayat tersebut.

        Al-Qur’an adalah mu'jizat yang kandungan ayat-ayatnya bernilai tinggi dan sarat dengan makna-makna yang luar biasa. la ibarat lautan luas dengan miliaran kandungan mutiara hikmah yang beraneka ragam jenisnya. Barangsiapa yang meragukan kemukjizatan Al-Qur’an, maka Allah SWT. mempersilahkan baginya untuk mendatangkan yang serupa dengannya atau sepuluh surat saja atau bahkan satu surat saja. Simaklah Firman Allah SWT. berikut ini:

قُلْ فَأْتُوا بِكِتَابٍ مِّنْ عِندِ اللهِ هُوَ أَهْدَى مِنْهُمَآ أَتَّبِعْهُ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

Artinya: “Katakanlah, 'Datangkanlah olehmu sebuah kitab dari sisi Allah SWT. yang kitab itu lebih (dapat) memberi petunjuk daripada keduanya (Taurat dan AI Qur'an) niscaya aku mengikutinya, jika kamu sungguh orang-orang yang benar. "' (Al-Qashash: 49)

قُلْ فَأْتُوْا بِعَشْرِ سُوَرٍ مِثْلِهِ مُفْتَرَيَاتٍ وَادْعُوْا مَنِ اسْتَطَعْتُمْ مِنْ دُوْنِ اللهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ

Artinya: "Katakanlah, '(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah SWT., jika kamu memang orang-orang yang benar." (Hud: 13)

وَإِن كُنتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِن مِّثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَآءَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

Artinya: "Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang AI Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah SWT., jika kamu orang-orang yang benar." (Al-Baqarah: 23)

        Bahkan Allah SWT. secara lebih tegas menyatakan kelemahan makhluk-Nya untuk mendatangkan yang semisal dengan Al-Qur'an walaupun mereka bekerja secara bersama-sama, Al-Qur'an mengatakan:

قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ اْلإِنسُ وَالْجِنُّ  عَلَى أَن يَأْتُوا بِمِثْلِ هَذَا الْقُرْءَانِ لاَيَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْكَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا

Artinya: "Katakanlah, 'Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekali pun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain." (AI-Isra': 88)

        Dan untuk meyakinkan manusia kembali Allah SWT. menegaskan:

أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْءَانَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلاَفاً كَثِيرًا

Artinya: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Qur'an? Kalau kiranya Al Qur'an itu bukan dari sisi Allah SWT., tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (An-Nisa': 82)

        Demikian pula dengan alam raya yang luas ini, dia adalah ayat-ayat Allah SWT. yang terhampar di depan mata setiap manusia, menggugah mata hati mereka untuk mengenal dan tunduk kepada segala perintah Allah SWT. Bagi mereka yang kesulitan menghayati ayat-ayat qauliyah yang tertulis dalam AI-Quran dan Sunnah rasul-Nya SAW- karena keterbatasan instrumen, maka perhatikanlah ayat-ayat kauniyah Allah SWT. yang terhampar di alam raya ini. Barangsiapa yang dapat merenungi arti di balik itu semua niscaya dia akan tersungkur di hadapan Allah SWT. seraya memuji kebesaran-Nya.

Ketiga, orang-orang yang mendirikan shalat.

        Allah SWT. mengatakan mendirikan shalat, bukan melaksakan shalat, yang berarti antara keduanya terdapat perbedaan yang nyata. Mendirikan shalat artinya melaksanakan shalat secara kontinu dengan memperhatikan rukun-rukunnya, wajibwajibnya, serta sunnah-sunnahnya. Menghadirkan hati atau khusyu dalam pelaksanaan ibadah shalat, demikian pula menjaga waktu-waktu shalat agar tidak satu pun dari waktu-waktu tersebut yang terlalaikan atau tidak menunda-nunda waktu shalat hingga keluar dari waktunya. Sebaliknya melaksanakan shalat berarti sekedar melaksanakan tanpa, memperhatikan kesempurnaan shalat tersebut, baik rukun-rukunnya, wajib-wajibnya maupun sunnah-sunnahnya. Pelaksanaan shalat seperti ini jauh-dari kekhusyuan karena ketidak hadiran hati di dalamnya.        

Keempat, orang-orang yang menginfakkan sebagian rizki yang diberikan Allah SWT. kepadanya.

        Mereka adalah orang-orang yang senantiasa memperhatikan kewajiban-kewajiban yang terdapat pada harta miliknya, serta berusaha menginfakkannya dalam keadaan senang maupun susah, sedikit atau banyak. Mereka tidak takut kemiskinan akan menimpanya jika dia aktif mengeluarkan sebagian rizki yang dianugerahkan Allah SWT. kepadanya, sebab dia sangat faham bahwa tidak akan berkurang harta seorang hamba karena shadaqah. Dia sangat yakin bahwa apa yang dia keluarkan di jalan Allah SWT. itulah harta miliknya yang sesungguhnya dan apa yang dia simpan belum tentu menjadi miliknya.

Jama'ah Jum'at rahimakumullah

        Tentunya jika kita ingin menyebutkan seluruh ciri-ciri orang yang beriman secara lengkap dalam satu majelis Jum'at, maka tentu waktu yang tersedia sangat tidak mencukupi. Tetapi mudah-mudahan apa yang kita utarakan dapat memberi gambaran yang berarti tentang hakekat iman tersebut. Bahwa iman itu bukanlah sekedar pernyataan keislaman seseorang atau sekedar meyakini tanpa ada realisasi dari pernyataan tersebut.