BAB 1
PENDAHULUAN
Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan gizi pada anak-anak KEP dapat menghambat pertumbuhan. Rentan terhadap penyakit infeksi dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Penyebab langsung dari KEP adalah kekurangan kalori protein. (almatsier, 2003)
Bila anak menderita gizi buruk tidak segera ditangani amat beresiko tinggi dan berakhir dengan kematian, sehingga akan menyebabkan meningkatnya angka kematian. Padahal angka kematian menjadi salah satu indikator derajat kesehatan. Anak yang pernah menderita gizi buruk sulit mengejar pertumbuhan sesuai umurnya. Pada tingkat tertentu, kekurangan gizi akan menyebabkan berat otak, jumlah sel ukuran besar sel, dan zat-zat biokimia lain lebih rendah dari pada anak normal. Makin berat akibat yang ditimbulkan. Keadaan akan menjadi lebih berat jika kurang gizi dialami sejak dalam kandungan.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan komunitas individu diharapkan berat badan anak bertambah
Diharapakan mahasiswa mampu melakukan :
Data diperoleh dari Survey dan bertanya langsung ke rumah anak
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 KONSEP KELUARGA
2.1.1 Pengertian
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.(DEPKES RI, 1982 )
Keluarga adalah dua atau lebih dari 2 individu yang tergantung karena hhubungan darah, hubungan perkawinan atau pengankatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi dsatu sama lain dan dalam besarnya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan. (Effendy, 1998)
Keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mengankut kehidupan masyarakat. (Notoadmojo, 2003)
2.1.2 Struktur keluarga
Struktur keluarga terdirii dari bermacam-macam diantaranya
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sedaraah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
Adalah keluarga sedara yang terdiri dari anak saudara sedarahh dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga dan beberapa anak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami/istri
(Notoadmojo, 2003)
2.1.3 Ciri-ciri struktur keluarga
a. terorganisasi
saling berhubungan, saling ketergantungan, antara anggota keluarga
b. ada kekerabatan
setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnyaa masing-masing
c. ada perbedaan dan kekhususan
setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing
(Effendy, 1998)
2.1.4 Bentuk keluarga
a. keluarga inti
adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak
b. keluarga besar
adalah keluarga inti ditambah sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudar, paman, bibi dan sebagainya
c. keluarga berantai
adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari 1 kali dan merupakan suatu keluarga inti.
d. keluarga duda/janda
adalah keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian
e. keluarga berkomposisi
adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup bersama
f. kabilas
adalah 2 orang menjadi satu tanpa pernikahan tapi tanpa membentuk satu keluarga
(Effendy, 1998)
2.1.5 Peranan Keluarga
a. ayah
ayah sebagai suami dan ayah bagi anak-anak berperan sebagi pencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberi rasa aman, sebagai kepaala keluarga, dan sebagai anggota dari kelompoknya
b. Ibu
sebagi istri dan ibu dari anak-anak. Ibu merupakan peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung sebagai salah satu kelompok dari lingkungannya di samping itu juga berperan sebagai pencari nafkah tambah keluarga
c. Anak
anak-anak melaksanakan peranan psikologis sesuai dengan tingkat perkembangan bik fisik, mental, sosial dan spiritual.
(Notoadmojo, 2003)
2.1.6 Fungsi keluarga
a. fungsi biologis
b. fungsi psikologis
c. fungsi sosialisasi
d. fungsi ekonomi
e. fungsi pendidikan
(Notoadmojo, 2003)
2.1.7 Tahap-tahap perkembangan keluarga
Setelah anak besar dan menempuh kehidupan sendiri-sendiri, tinggal suami istri berdua saja dalam tahap ini keluarga akan merasa sepi dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat menimbulkan depresi/ stess
Tahap ini masuk ke tahap lanjutan usia dan kedua orang tua mempersiapkan diri untuk meningkatkan dunia fana ini
(Notoadmojo, 2003)
2.2 Konsep KEP
2.2.1 Pengertian
A. kebutuhan gizi
1. Energi
Kebutuhan energi sehari anak pada tahun pertama 100-200 kkal/kg BB untuk tiap 3 tahun pertama umur, kebutuhan energi 10 kkal/kgBB pengunaan energi dalam tubuh adalah 50 % atau 55 kkal/kg BB/ hari. Untuk metabolisme basal, 5-10% untuk spesifik, dinamic action, 12 % untuk pertumbuhan, 25 % atau 15-25 kkal/kgBB/ hari untuk akftifitas fisik dan 10% terbuang melalu feses.
2. Protein
Merupakan sumber asam amino esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun yaitu pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum, Hb, enzim, hormon, serta zat antibodi, mengganti sel-sel yang rusak, memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh dan sumber energi.
Merupakan zat gizi yang sangat penting bagi bayi dan anak karena bagian terbesar dari tubuh terdiri dari air. Kehilangan air melalui kulit dan ginjal pada bayi dan anak akan lebih mudah terserang penyakit yang menyebabkan kehilangan air dalam jumlah banyak.
4. Lemak
Dianjurkan 15-20 % energi total berasal dari lemak
5. Hidrat arang
Dianjurkan 60-70 % energi total berasal dari hidrat arang. 40-50 % kandungan kalori energi total berasal dari hidrat arang terutama laktosa
B. Kurang Energi protein (KEP)
Kurang Energi protein (KEP) adalah kurang gizi yang disebabkan olehh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG).
C.Klasifikasi
1. Kekurangan gizi pada balita diklasifikasikan menjadi :
a. KEP ringan, bila berat badan menurut umur (BB/U) 70-80%, dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 70-80 %
b. KEP sedang, bila berat badan menurut umur (BB/U) 60-70%, dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) 60-70%
c. KEP berat, bila berat badan menurut umur (BB/U) < 60 % dan atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) < baku standar WHO-NCHS
2. Gizi merupakan unsur yang sangat penting didalam tubuh. Dengan gizi yang sangat baik, tubuh akan segar dan kita dapat melakukan aktifitas dengan baik. Gizi harus terpenuhi justru sejak masih anak-anak. Karena gizi, selain penting untuk pertumbuhan badan, juga penting bagi pertumbuhan otak. Untuk itu, orang tua harus mengerti dengan baik kebutuhan gizi si anak, agar anak tidak mengalami kurang gizi, serta mengetahui tentang pengertian gizi buruk lebih jauh.
3. gizi buruk adalah suatu kondisi diman seseorang dinyatakan kekurangan gizi atau nutrisi atau bisa dikatakan status nutrisinya (bisa berupa protein, karbohidrat, dan kalori) berada di bawah standart rata-rata.
2.2.2 Patofisiologi
Protein merupakan zat pembanunana, kekurangan protein dapat mengganggu sintesis protein tubuh dengan akibat :
2.2.3 Faktor penyebab kurang gizi pada balita
Dengan demikian perhatian ibu untuk si kakak sudah terbagi dengan keberadaan sang adik, sehingga si kakak cenderung tidak terus dan tidak diperhatikan makanannya. Oleh karena itu akhirnya si kakak menjadi kurang gizi
2.2.4 Gejala klinis balita dengan gizi buruk
2.2.5 Cara mengatasi masalah gizi
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Tanggal : 17 November 2011
Jam : 18.00 WIB
Tempat pengkajian : Rumah Ny “R”
Oleh : Mulya Hartantina
Identitas Keluarga
No | Nama | JK | Hubungan Keluarga | Umur | Pendidikan | Pekerjaan | Keadaan Kesehatan |
1 | Tn. Misjo | L | Ayah | 31 tahun | SD | Petani | Baik |
2 | Ny. Siswati | P | Ibu | 23 tahun | SMP | IRT | baik |
3 | An. Dila R. | P | Anak | 9 tahun | SD | Pelajar | Baik |
4 | An. Rudy | L | Anak | 3,5 tahun | Paud | - | KEP ringan |
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: klien
Keluarga ini termasuk keluarga sejahtera karena sudah tinggal di rumah sendiri yang merupakan keluarga inti yang terdiri dari suami, istri dan 2 orang anak.
Ibu mengatakan berasal dari keluarga yang berlatarbelakang madura sehingga dalam berkomunikasi, ibu dan keluarga menggunakan bahasa madura
Ibu mengatakan bahwa seluruh anggota keluarganya beragama islam
Keluarga termasuk dalam golongan menengah ke bawah, karena pekerjaan KK yang merupakan petani dengan penghasilan yang tidak menentu perhari
Ibu mengatakan jika hari minggu atau hari libur besar tidak pernah kemana – mana, hanya menghabiskan waktu di rumah
Ibu mengatakan saat ini sedang dalam proses menghadapi tumbuh kembang anak kedunya yang tidak ada peningkatan. Terlebih lagi dengan BB yang tidak sesuai dengan usianya tetapi ibu tetap memberikan kasih sayang serta kebutuhan lain yang dibutuhkan sang anak untuk perkembangan kesehatannya.
Keluarga sudah tinggal terpisal dengan kedua orang tua masing- masing.
Bapak mengatakan bahwa dulu dan saat ini tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis), menurun( Asma, DM), menahun( Jantung)
Ibu mengatakan bahwa dulu dan saat ini tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis), menurun( Asma, DM), menahun( Jantung) dan saat ini ibu sedang hamil anak kedua
Ibu mengatakan mengatakan bahwa anaknya dulu dan saat ini tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis), menurun( Asma, DM), menahun( Jantung) . Hanya saja saat ini perkembangan anak keduanya tidak sesuai baliat pada umumnya. Anak mengalami kekurangan gizi
Jenis rumah : permanen
Lantai : semen
Kepemilikan : milik sendiri
Ventilasi : jendela tertutup
Dapur : ada
Air Bersih / Minum : swadaya
Pembuangan Sampah : lubang sampah dan sungai
Jamban Keluarga : keluarga mengatakan BAB di sungai
kondisi masyarakat sekitar adalah mayoritas masyarakat BAB di sungai
kamar mandi : ada
Kepala keluarga bekerja sebagai petani dan istrinya hanya sebagai ibu rumah tangga biasa, keluarga ini merupakan penduduk setempat
Dalam keluarga sudah tidak menginginkan anak lagi karena dalam keluarga sudah memiliki 2 anak dan usia orang tua sudah tidak muda lagi untuk memiliki anak
C. STRUKTUR KELUARGA
Dalam keluarga selalu membiasakan untuk membicarakan bersama setiap permasalahan yang ada / sedang terjadi
Ibu mempengaruhi kekuasaan dalam keluarga yang berhak memutuskan sesuatu dalam keluarga adalah sang suami
Ibu mengatakan pengambilan keputusan yang paling dominan berada pada suami karena suami sebagai kepala rumah tangga
Suami dan istri jarang ikut berperan aktif dalam kegiatan desa yang ada.
Ibu mengatakan semua anggota keluarga selalu mendukung dan menghormati setiap peran dari masing – masing anggota keluarga agar terciptanya kerukunan antar anggota keluarga
Keluarga mengatakan hubungan antara keluarga baik , tidak ada perpisahan dan jalinan kekerabatan sangat baik
Anak sehari-hari diasuh sendiri oleh ibunya karena sang anak masih sangat kecil dan butuhh kasihh sayang langsung dari orang tuanya
Intern dan ekstern
Ibu mengatakan anaknya bermain di luar dan rumah
Ibu dan suami mengatakan menyayangi kedua anaknya. Meskipun keadaan anak saat ini BB tidak naik. Ibu berharap anaknya dapat cepat sehat dan tumbuh normal hingga dewasa seperti anak yang lainnya
Dulu keluarga mengatakan masih mempercayai adanya mitos dalam mengasuh anak, misalnya ibu mempercayai ASI tidak cukup dalam memenuhi kebutuhan bayi sehingga anak diberi makanan seperti pisang dan lain-lain
Keluarga mengatakan jika salah satu anggota keluarga langsung berobat ke puskesmas atau ketenaga kesehatan lainnya
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang sering sakit
Bapak : makan 3x/ hari, minum kira – kira 8- 9 gelas / hari dengan menu nasi , lauk – pauk (tahu , tempe, telur), sayuran dan buah alpukat (jika ada)
Ibu : makan 3x/ hari, minum kira – kira 8- 9 gelas / hari dengan menu nasi , lauk – pauk (tahu , tempe, telur) , sayuran dan buah bila ada
Anak : makan 3x/ hari, minum kira – kira 8- 9 gelas / hari dengan menu nasi , lauk – pauk (tahu , tempe, telur) , sayuran dan buah bila ada. Namun porsinya sedikit. Anak tidak mau makan terlalu banyak
Bapak :+ 7 – 8 jam / hari
Ibu :+ 7 – 8 jam / hari
Anak : + 10 jam / hari
Dalam keluarga tidak ada kebiasaan olahraga , rekreasi jarang dilakukan , rekreasi dilakukan dengan menonton TV di rumah
Keluarga mengatakan tidak selalu membeli obat dari warung
Mandi : 2x/ hari, gosok gigi 2x/ hari , dan ganti baju sekehendaknya
Keluarga mengatakan bisa menerima pelayanan kesehatan dari bidan terdekat
Ibu dan keluarga mengatakn lebih senang berobat ke bidan jika terdapat anggota keluarga yang sakit
Ibu mengatakan sumber pembiayaan kebutuhan kesehatan dari suami atau kepala keluarga
Orang tua sudah tidak mengiginkan anak lagi karena jumlah anak sudah cukup
Ibu mengatakan tidak menjalani rasa khawatir pada saat ini dan pemikiran kekhawatiran nantinya
Ibu mengatakan berusah rileks jika ada masalah dan diselesaikan dengan musyawarah terlebih dahulu lalu diselesaikan secara bersama-sama
Ibu mengatakan setiap hari memasak sendiri untuk keluarga, bahan – bahan untuk memasak ibu didapatkan dari belanja di warung dekat rumah. Ibu setiap hari memasak seadanya sesuai dengan penghasilan yang di dapat suami.
Ibu selalu memasak makanan yang bervariasi di rumah.
G. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : tampak kurus dan cukup
Kesadaran : composmentis
BB : 9 kg
TB : 86 cm
LIKA : 45 cm
LIDA : 51 cm
LILA : 13 cm
Penyebaran rambut merata, warna rambut hhitam, rambut tipis
Wajah tidak seperti orang tua, tidak ada oedem
Mata simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera putih
Tidak ada cuping hidung, tidak ada massa maupun polip.
Bibir lembab, tidak ada caries gigi, tidak ada stomatitis
Tidak terjadi pembengkakan pada vena jugularis, pergerakan kelenjar tyroid baik, tidak terjadi pembesaran pada kelenjar limfe.
Bentuk dada normal, tidak ada suara tambahan (Whizing maupun ronchi).
Warna abdomen sama dengan warna kulit sekitar, perut tidak membuncit
tidak ada varises, tidak ada oedem, bentuk genetalia laki-laki skrotum turun, testis ada 2
tidak terdapat hemoroid, benjolan maupun oedem
DS : Ibu mengatakan BB anaknya tidak naik dan anaknya kurus
DO : Keadaan Umum : tampak kurus dan cukup
Kesadaran : composmentis
BB : 9 kg
TB : 86 cm
LIKA : 45 cm
LIDA : 51 cm
LILA : 13 cm
Muka : Wajah tidak seperti orang tua, tidak ada oedem
Mata : Mata simetris, konjungtiva berwarna merah muda, sklera putih
Dada :Bentuk dada normal, tidak ada suara tambahan (Whizing maupun ronchi).
Abdomen : Warna abdomen sama dengan warna kulit sekitar, perut tidak membuncit
Ekstremitas :Pada kuku merah muda, tidak oedem, turgor kulit kembali < 2 detik
Masalah :
DX : An R umur 3 tahun 6 bulan dengan KEP ringan
Tanggal : 17/11/2011
Jam : 18.05 WIB
Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan selama ± 1 minggu, diharapkan KEP teratasi atu BB anak bertambah
Kriteria Hasil :
Intervensi :
R/ terciptanya hubungan saling percaya antara tenaga kesehatan dengan keluarga sehingga dapat melanjutkan suatu tindakan
R/ dapat menambah pengetahuan ibu serta dan mengalami perubahhan yang baik
R/ ibu dapat merubah pola makanan anak
R/ pemenuhan nutrisi balita
R/ pemenuhan nutrisi balita
R/ pemantauan BB balita
Tanggal : 17/11/2011
Jam : 18.15 WIB
Tanggal 17/11/2011 Jam : 19.00 WIB
S : Ibu mengatakan mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan berjanji akan melaksanakannnya
O : ibu dan anak tampak kooperatif dan mengangguk
A : An R umur 3 tahun 6 bulan denagn KEP ringan
P : Lakukan penimbang BB balita setiap 3 hari
CATATAN PERKEMBANGAN
1. Tanggal : 20/11/2011 Jam : 09.00 WIB
S : Ibu menngatakan sudah memberikan susu formula pada anaknya tapi kondisi anak masih tetap sama
O : BB : 9 kg
TB : 86 cm
Lika : 45 cm
Lida : 51 cm
Lila : 13 cm
Pemeriksaan fisik :
A : An R umur 3 tahun 6 bulan denagn KEP ringan
P : Lakukan penimbang BB balita setiap 3 hari
CATATAN PERKEMBANGAN
2. Tanggal : 23/11/2011 Jam : 09.00 WIB
S : Ibu mengatakan sudah memberikan susu formula dan anaknya mau makan dengan lahap
O : BB : 9,5 kg
TB : 86 cm
Lika : 45 cm
Lida : 51 cm
Lila : 13 cm
Pemeriksaan fisik :
A : An R umur 3 tahun 6 bulan denagn KEP ringan
P : - motivasi ibu untuk tetap memberikan susu formula
BAB 4
PEMBAHASAN
Dari landasan teori dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan Kurang Energi protein (KEP) adalah kurang gizi yang disebabkan olehh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kebutuhan gizi (AKG). Kekurangan gizi pada balita diklasifikasikan menjadi KEP ringan, KEP sedang, dan KEP berat. Faktor penyebab kurang gizi pada balita yaitu jarak antar usia kakak atau adik yang terlalu dekat, anak yang mulai bisa berjalan muda terkena infeksi atau juga tertular oleh penyakit-penyakit lain, lingkungan yang kurang bersih, sehingga anak mudah sakit-sakitan, kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu mengenai gizi, kondisi sosial ekonomi keluarga yang sulit dan adanya penyakit bawaan.
Berdasarkan tinjauan kasus yang dilakukan kepada keluarga Tn “M” dengan salah satu anggota keluarga An R usia 3 tahun 6 bulan dengan KEP ringan. Berdasarkan hasil pemerikasaan BB : 9 kg, TB : 86 cm, Lika : 45 cm, Lida : 51 cm, Lila : 13 cm. BB 9 kg masuk dalam kategori kurus dan masuk dalam KEP ringan pemeriksaan fisik yatu kulit biasa tidak keriput, tubuhh kurus, wajah tidak seperti orang tua, dan perut tidak membuncit. Terdapat kesesuaian antara teori kehamilan yang ada dengan tinjauan kasus yang dilakukan pada salah satu keluarga Tn M yaitu An R.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa asuhan kebidanan yang dilakukan pada tanggal 17/11/2011 jam 18.00 WIB di Sumber wringin kepada keluarga Tn “M” dengan salah satu anggota keluarga An R usia 3 tahun 6 bulan dengan KEP ringan. Berdasarkan hasil pemerikasaan BB : 9 kg, TB : 86 cm, Lika : 45 cm, Lida : 51 cm, Lila : 13 cm. pemeriksaan fisik yatu kulit biasa tidak keriput, tubuhh kurus, wajah tidak seperti orang tua, dan perut tidak membuncit. BB 9 kg masuk dalam kategori kurus dan masuk dalam KEP ringan
5.2 Saran
Saya berharap semoga dengan adanya laporan ini dapat menambah wawasan para pembaca untuk mengenali dan mencegah terjadinya komplikasi pada KEP lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2008.Kalori Tinggi Untuk Gizi Buruk.Jakarta:Republika Online
Effendy, Rasrul.1998.Ilmu Keperawatan Masyarakat.Jakarta:EGC
Mansjoer, Arif.2000.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2.Jakarta : Media Aesculapius
Nasar, Dkk.2001.Pedoman Tata Kurang Protein.Jakarta:PKM-IDAI
Notoadmodjo, Soedjo.2003.Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta:Rineka Cipta