Di awal episode terlihat para pelayan yang sedang sibuk mempersiapkan jamuan makan yang sepertinya di khususkan bagi orang orang penting, ya undangan ini adalah undangan makan malam dari Perdana Mentri.
Gambar terus memperlihatkan betapa sibuknya para pelayan mempersiapkan perjamuan ini dan dari sana terlihat bahwa di salah satu meja yang sedang di persiapakan para perlayan, ada sebuah kartu undangan yang bertuliskan bahwa perjamuan ini adalah untuk menghormati perdana mentri.
Satu demi satu tamu mulai berdatangan, bersamaan dengan itu terdengar suara seseorang yang mengucapkan terima kasihnya karna para tamu undangan yang datang dari dalam negri maupun laur nengri menyempatkan untuk hadir di acara penjamuan penghormatan untuk perdana mentri ini. Kalimat itu kemudian kembali terdengar tetapi dengan bahasa yang berbeda, orang tersebut menggunakan bahasa korea dan bahasa ingrris untuk menyampaikan rasa terima kasihnya.
Dan ternyata orang tersebut adalah Kang In Ho, In Ho melanjutkan bahwa Kwon Yool adalah perdana mentri ke 45 bagi korea.
Setelah mengatakan hal itu Kwon Yool muncul, ia tersenyum membungkuk memberi hormat pada tamu yang hadir dan semua yang ada di sana berdiri dan bertepuk tangan menyambut Yool.
Dan ternyata tidak sampai di situ saja, In Ho melanjutkan perkataannya dengan menyebutkan istri dari perdana mentri kita, Nam Da Jung. Da Jung muncul dengan gaun merahnya diiringi dengan 2 bodyguard yang ada di samping kiri dan kanannya. Kemudian Da Jung bergabung mendekat kearah Yool.
Da Jung memberi salam pada semuanya dengan cara membungkuk dan tersenyum lalu Yool memberikan tangannya pada Da Jung. Da Jung mengenggam tangan Yool lalu mereka berdua berjalan ke arah panggung utama.
Sesampainya di panggung Da Jung dan Yool tersenyum lalu kembali menunduk memberi hormat, lalu terdengar suara Da Jung.
Dicintai oleh banyak orang korea, dan ia dikenal sebagai orang yang memiliki integritas dan kejujuran yang tinggi, dia adalah suamiku kwon Yool
Da Jung menoleh ke arah suaminya Yool begitu juga dengan Yool, ia menoleh pada istrinya Da Jung, mereka berdua tersenyum, tersenyum bahagia tapi senyum itu lalu di kacaukan oleh tatapan sinis Yool pada Da Jung istrinya. Da Jung yang awalnya tersenyum bahagia akhirnya terlihat sedih.
Scene lalu berganti dengan pergulatan antara Yool dan Da Jung, mereka berdua saling menyerang satu sama lain.
Suara Da Jung kemudian kembali terdengar, tapi bagiku, dia adalah yang terkejam, benar benar kejam dan laki laki berdarah dingin ini begitu mengerikan. Memikirkan hal itu Da Jung mengeleng gelengkan kepalanya lalu melihat ke arah suaminya lagi... dan suara Da Jung kembali terdengar. Ini adalah permulaan kontrak yang konyol dengan laki laki ini.....
Dua bulan sebelumnya...
Da Jung sepertinya sedang menguntit seorang aktris... ia memulai perburuannya dengan mengambil kamera yang sedari tadi ia simpan.
Dilain tempat Kwon Yool bersama Hee Joo sedang bertemu dengan seseorang,
Da Jung mulai membidik kameranya ke arah orang-orang yang sedang ia buru tapi ketika ia melihat sekali lagi ia heran karna target incarannya malah tidak ada. Padahal ia jelas-jelas tadi melihat kalau Hyun Hee pergi bersama rombongan wanita-wanita itu.
Da Jung lalu melihat lagi kearah rombongan itu dan sepertinya ia melihat ada yang janggal disana, Da Jung tersenyum sambil membidikkan kamreanya ke arah buruannya.
Kwon Yool baru saja selesai dengan pertemuannya, orang yang menemui Yool bilang untuk menjaga rahasia mereka sampai besok ketika Blue House membuat pengumuman secara resmi. Setelah mengatakan hal itu orang tersebut pamit undur diri dan Hee Joo yang selama ini selalu berada di samping Yool lalu pamit untuk mengantar orang tersebut. Sepeninggalan Hee Joo, Yool tampak berfikir tentang apa yang baru saja ia dengar dari orang tersebut.
Tapi tiba tiba ketika ia sedang berfikir, suara jepretan kamera terdengar. Yool langsung bergegas menghampiri arah suara tersebut.
Da Jung terus mengambil foto artis yang sedang ia buru, ia terus memfoto mereka tapi ketika ia hanya membutuhkan 1 jepretan lagi yang akan menjadi foto terpanas, jepretannya malah terganggu karna kemunculan Yool yang tiba tiba.
Da Jung kaget dengan kemunculan Yool apalagi ketika Yool segera menghampirinya dan membentaknya. Yool tanya apa yang sedang dilakukan oleh Da Jung, Da Jung yang kaget sekaligus kepergok ngintip kerjaan orang lain, segera turun dari tempatnya dan menghampiri Yool yang terus mengoceh tidak karuan, Yool tanya apa Da Jung ini seorang wartawan.
Da Jung sambil mencoba mendiamkan Yool, menjawab kalau dia memang seorang wartawan, dan sekarang ia sedang sibuk, sebaiknya Yool pergi dengan tenang.
Setelah mengatakan hal itu Da Jung berniat kembali ke tempat persembunyiannya tapi lalu tangannya di tarik oleh Yool, Yool lalu merebut kameranya. Yool kemudian bilang kalau Da Jung tidak boleh pergi sebelum ia menghapus fotonya.
Da Jung lalu bilang kalau ia tidak mengambil gambar Yool, sedangkan Yool ia tidak menghiraukan perkataan Da Jung , ia sibuk menghapus fotonya yang di ambil oleh Da Jung tadi. Da Jung yang kesal bermaksud merebut kameranya dan berteriak ke Yool untuk mengembalikan kameranya.
Yool yang mengetahui hal itu langsung menyingkirkan kamera Da Jung dan bilang kalau ia tidak tau bagaimana Da Jung sampai disini tapi sampai Blue House mengumumkan informasinya secara resmi besok pagi Da Jung tidak boleh pergi.
Da Jung yang mendengarkan ocehan Yool bingung, "Blue House? apa yang sedang kau bicarakan ini, berikan kameraku"
Mendengar hal itu Yool merasa aneh saat Da Jung kembali berusaha mengambil kameranya, Yool lagi lagi mengurungkan niat Da Jung dan kembali memeriksa foto foto yang ada di kamera Da Jung.
Dan Yool kaget ketika melihat foto foto yang ada di kamera Da Jung, ternyata itu bukan foto dirinya ataupun foto foto yang berhubungan dengan apa yang Yool bicarakan pada Da Jung tadi.
Yool lalu tanya, "kau, apakah kau disini untuk mengambil foto foto ini?" Yool menunjukkan foto yang ada di kamera Da Jung. Da Jung menjawab, kenapa Yool begitu peduli terhadap foto foto orang lain.
Yool yang tau ia salah, segera bilang ke Da Jung apa Da jung tidak malu mencampuri urusan kehidupan orang lain.
Mendengar hal itu Da Jung menoleh ke Yool dengan tatapan "memangnya saat ini kau sedang apa?" hehehhehe. Yool yang mendapatkan pandangan seperti itu tau Da jung sedang mengejeknya, ia lalu berdecak? cehhhhh sambil melihat Da Jung lalu mengembalikan kamera Da jung dengan sikap nya yang cool sambil berkata betapa sedihnya lalu melarikan diri.
Melihat hal itu Da jung melirik Yool dengan tajam, ia tidak habis fikir dengan orang yang baru ia kenal ini, Da Jung lalu bilang dengan mata masih di tuju pada Yool yang sudah pergi, "apa? menyedihkan? benar benar ahjussi yang lucu" Setelah mengatakan hal itu Da Jung tampak berfikir, ia seperti mengenali atau setidaknya tidak asing lagi dengan wajah ahjussi itu.
Da Jung lalu kembali ingin memotret artis yang ia buru, tapi ia kaget ketika artis itu malah melihat ke arahnya dan berteriak padanya, Da Jung tertangkap basah.
Siaran berita nasional sedang memberitakan calon perdana mentri Kwon yool yang saat ini sedang memulai tugasnya untuk melaporkan perkembangan dan persiapan kongres, dan juga tentang respon warga korea yang begitu hangat menyambut akan di lantiknya Kwon Yool sebagai perdana mentri termuda. Joon Ki kakak ipar dari Yool menonton berita tersebut tapi kemudian ia meminta sekertarisnya mematiakn televisi itu.
Lalu sekertaris Joon Ki bilang kalau mereka tidak berfikir bahwa president akan mempertimbangkan Kwon Yool, mereka berfikir kalau yang akan di pilih oleh president adalah Joon Ki. Joon Ki lalu menanggapi kalau hal ini di sebut sebagai sikap bertahan, bukan perang, karena sejak 3 nominasi yang lainnya gugur, president pasti berfikir kalau memilih Kwon Yool atau adik iparnya lebih baik di waktu sekarang. Lalu sekertaris Jook Ki bilang lagi kalau sebenarnya Kwon Yool tidak mendapat kesulitan untuk mendapatkan dukungan dari yang lain. Joon Ki yang mendengar hal itu lalu bilang apa benar? kalau begitu mereka harus membuat masalah, kau mengertikan apa yang aku maksud? lalu Joon Ki tersenyum.
Di sebuah penerbitan(?) Da Jung di berikan sebuah tugas baru dari bossnya, boss nya melemparkan sebuah koran yang di dalam-nya terdapat berita dan foto dari Kwon Yool. Boss Da Jung meminta Da Jung untuk mengikuti laki laki itu, Da Jung yang melihat foto Kwon Yool kaget ia langsung berteriak, "Ohhh... dia.."
Boss Da Jung terus mengoceh, ia bilang kalau akhirnya Korea punya selera yang bagus, akhirnya mereka mempunyai perdana mentri yang tampan dan bergaya. Sejak hari pertamanya sebagai jaksa yang mempunyai kemampuan yang luas, dia sudah dikenal sebagai seorang pria yang intelegent dan jujur, setelah mengabdi di majelis nasional dengan pekerjaannya yang luar biasa dan wajah yang mendukung ia mempunyai nama panggilan sebagai Lee Byung Hun (aktor film terkenal) tapi dengan kenaikan karir yang begitu cepat ada sebuah tragedi. Ketika dia berada di jeju, ia kehilangan istrinya dalam sebuah kecelakaan mobil, dia mengabaikan permintaan yang memintanya untuk menikah lagi, ia mengurus ke 3 anaknya sendiri, lalu ia menjadi salah satu laki-laki yang di kagumi di Korea. Selain itu para mahasiswi menyebutnya sebagai "politikus yang seksi" dan hal itu terjadi juga di kalangan celebriti kita, suara pertama sebagai laki-laki yang ingin mereka kencani oleh gold misses, suara pertama sebagai laki laki yang para wanita ingin suaminya seperti itu oleh housewives, kesimpulannya, ia adalah selebriti terpanas di mata para wanita di Korea. Perdana mentri baru, Kwon yool.
Da Jung yang mendengarkan penjelasan panjang lebar bossnya tersenyum cemberut kalau ia tau hal itu, Yool memang terlihat tidak asing.
Da Jung lalu bertanya apa yang harus mereka tanyakan pada politkus seperti Yool, apa ia akan bertanya tentang "apakah kau menganut liberal atau konserfatif, pertanyaan macam itukah?" Boss Da Jung yang mendengar hal itu lalu bilang kalau mereka ini wartawan skandal, jadi mereka tidak peduli apa dia itu liberal atau tidak, mereka hanya akan peduli pada satu hal, karena pembaca mereka juga peduli akan satu hal, Boss Da Jung lalu menunjukkan beberapa foto dan foto itu ternyata foto-foto, Yool dan Hye Joo. Hye Joo sudah menjadi sekertaris Yool selama 10 tahun, ia berada di samping Yool selama itu, jika di tanya ia selalu menjawab kalau ia adalah adik kelas dari Yool dan lain sebagainya tapi apa itu benar? Boss Da Jung tersenyum penuh arti.
Yang berada di samping Da jung segera menangkap apa maksud dari boss mereka ini, ia menebak apa ada kisah romantis dari keduanya? Mendengar hal itu Boss Da jung menjawab kalau itu memang benar, ia lalu meminta Da Jung untuk mencari informasi tersebut. Da Jung yang mendapat perintah seperti itu dengan cepat menolak, ia bilang kalau ia tidak mau, lalu dengan cepat pula, boss Da Jung bilang kalau Da Jung tidak mau maka Da Jung boleh keluar, dan gaji Da Jung juga akan di potong, Boss Da Jung mengatakan hal itu dengan santainya. Lain dengan Da jung yang segera menghampiri Boss nya dan bilang kalau ia akan melakukannya.
Beralih ke Kwon Yool yang sedang menghadapi para repoter, ia bilang kalau sekarang di waktu yang sulit, ia mendapatkan tanggung jawab yang sulit pula, lalu disana terlihat Da Jung yang juga ikut diantara para reporter reporter lainnya, lain dengan reporter lainnya, lain juga Da Jung, reporter lainnya mendengarkan perkataan Yool dengan serius beda dengan Da Jung yang malah kayaknya ia nggak ngerti apa maksud dari perkataan Yool, mungkin karna disini tujuan Da Jung dan reporter lainnya berbeda.
Da Jung celingak celinguk di antara para reporter, ia malah mengurusi penampilannya, lalu tanpa di ketahui Yool malah sudah berjalan meninggalkan para reporter, tapi para reporter terus mengejarnya dan mencecarnya dengan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan politik. Da Jung yang kaget, berlari ke arah Yool dan menanyakan hal yang sama sekali tidak masuk dalam pikiran para reporter lainnya. Ia menanyakan apa Yool tidak berniat menikah lagi.
Mendengar hal itu semua berhenti, termasuk Yool yang sedari tadi tidak menanggapi pertanyaan para reporter tapi begitu Da Jung menanyakan hal itu, Yool langsung berbalik menghadap Da Jung begitu juga dengan para reporter lainnya. Da Jung salah tingkah, lalu Yool tanya apa yang baru saja Da Jung tanyakan. Da Jung merasa tidak enak tapi ia lalu bersuara pelan dan menggulangi pertanyaannya, apa Yool tidak punya rencana untuk menikah lagi? salah satu reporter yang mendengar hal itu tersenyum meremehkan. Yool lalu tanya dari mana Da Jung berasal, Da Jung menjawab kalau ia adalah Nam Da Jung dari berita skandal.
"Berita skandal?" seru Yool
Semua yang ada di sana tertawa mengejek, lalu Yool menyebut nama Da Jung, "Wartawan Nam da Jung" lalu Yool mendekat ia menanyakan apa politik menurut Da Jung.
Da Jung yang mendapat pertanyaan seperti itu kaget, ia lalu berlagak ingin menjawab tapi Yool lalu menganti pertanyaannya dengan bagaimana politik menurut kamus? Yool lalu menjawabnya sendiri kalau itu berarti memanfaatkan hubungan untuk melaksanakan tujuan dan rencana pemerintahan. Namun hal itu dalam dunia nyata itu disebut sebagai peperangan, adu mulut atau bahkan penghianatan tapi Da jung malah menanyakan bagaimana rencananya untuk menikah lagi dalam hubungan untuk melaksanankan tujuan dan rencana pemerintah? apakah jawaban ini cukup, Yool berkata dengan tajam ke arah Da Jung. Sementra Da Jung yang sedari tadi hanya mendengarkan Yool (tapi nggak tau ngerti apa enggak heheheh) hanya bisa terdiam.
Yool kemudian pergi, sementara reporter yang menertawakan Da Jung tadi tetap berada di dekat Da Jung dan bilang kalau Da Jung tidak cocok disini lebih baik Da Jung meliput para selebriti. Setelah mengatakan hal itu para reporter itu pergi, Da Jung yang mendengarnya hanya melihat kesal kearah orang-orang itu sambil berkata tidak karuan.
Di dalam mobil Yool, Hye Joo membahas pembicaraan Yool dengan Da Jung tadi, ia bilang jika Yool kembali berurusan dnegan reporter semacam itu lagi maka Yool bisa mendapat masalah. Yool lalu menjawab kalau gayanya tidak selembut itu.
Yool lalu seperti mengingat wajah Da Jung, Yool bilang kalau ia seperti pernah bertemu sebelumnya dengan Da Jung. Hye Joo yang mendnegar hal itu bertanya... tapi lalu Yool bilang kalau itu bukan apa-apa, lalu Hye Joo memberikan dokumen untuk Yool.
Saat Yool sedang membaca dokumen yang dberikan Hye Joo untuknya tanpa Yool sadari sekuter Da Jung sudah ada di samping mobilnya. Iya, Da Jung dengan sekuternya menguntit Yool hingga di jalan raya, Da Jung terus menoleh ke arah mobil Yool, hampir saja tidak mengetahui kalau ada lampu merah di depannya. Saat mobil dan motor mereka sama-sama bersebelahan di lampu merah,Yool membuka kaca mobilnya dan bertanya pada Da Jung, sampai sejauh mana Da Jung ingin mengikutinya.
Da Jung yang mendengar hal itu akhirnya pura-pura tidak tau apa-apa, ia bilang apa Yool sekarang sedang berbicara padanya? apa Yool mengenalnya?
Hye Joo lalu membuka jendela mobilnya juga, Yool lalu bilang kalau ia fikir ia tau, ia lalu tersenyum, seorang reporter yang menanyakan rencana menikah lagi...... Yool berhenti berbicara ia sepertinya ingat siapa Da Jung.
Yool bilang "tunggu.... (sambil mengamati wajah Da Jung) kau... kau yang melihatku kemarin kan?"
Da Jung tertawa... "ahhh....kau tau...ahh aku tertangkap"
Mendengar hal itu kembali Yool ber "cehhhh" melihat tingkah Da Jung. Hye Joo lalu tanya apa alasan yang sebenarnya Da Jung mengikuti mereka. Da Jung lalu dengan gugup bilang kalau ia ingin interview dengan Yool.
Tanpa Hye Joo dan Da Jung duga, Yool malah membolehkan Da Jung mewawancarainya, ia malah meminta Da Jung untuk masuk kedalam mobilnya. Da Jung kaget ia lalu segera turun dari sekuternya dan langsung masuk kedalam mobil, tidak lupa ia melepas helmnya lalu membuangnya di samping sekuternya yang ia tinggal begitu saja di tengah jalan.
Da Jung memberikan kartu namanya, ia kembali mengenalkan namanya, Nam Da jung dari Reporter skandal. Setelah memberikan kartu namaya Da Jung langsung ngoceh, ia bilang kalau ia tidak berfikir sama sekali kalau Yool bakal menerima tawarannya untuk di wawancarai. Sementara Da Jung mengoceh, Hye Joo yang ada di kursi depan terlihat melirik kearah belakang.
Yool yang mendengar ocehan Da Jung yang mengatakan kalau ia adalah perdana mentri lalu meralatanya ia bilang kalau ia ini hanya Junja (nominasi). Da Jung mengerti maskud ucapan Yool, ia lalu memanggil Yool dengan sebutan Junja (calon) perdana mentri.
Lalu Da Jung kembali berfikir, Junja? lalu ia berteriak Junja (air m*n*)? Yool menoleh menatap Da Jung lalu Da Jung bilang kalau sebutan Junja begitu tidak enak, jadi lebih baik ia memanggil Yool dengan sebutan perdana mentri saja karna pada akhirnya Yool juga akan menjadi perdana mentri, Hye Joo yang mendengar hal itu terlihat tidak percaya dengan apa yang keluar dari mulut Da Jung sementara Yool ia hanya diam menatap kedepan. Da Jung lalu seperti mencium sesuatu, dan seperti pelacak ia mulai mengenduskan hidungnya dan mengarah pada Yool, Yool dengan segera mendorong Da Jung dengan tangannya untuk menjauh, Yool tanya apa yang sedang dilakukan Da Jung sekarang. Da Jung yang seperti sudah mendapatkan mangsang tidak memperdulikan keluhan Yool, ia terus menerus mengendus ke arah Yool, ia lalu seperti mendapatkan petunjuk ia bilang kalau aromanya sangat harum, parfum apa memangnya yang digunakan Yool.
Yool yang mendengar hal itu hanya menatap Da Jung sementara Da Jung ia malah sibuk menuliskan sesuatu di bukunya, ia menuliskan penemuan terbarunya tentang fakta Kwon Yool. Yool kemudian menjawab kalau ia tidak menggunakan parfum, Da Jung menatap tidak percaya. Ia lalu kembali banyak bertanya, Da jung seperti memeriksa seluruh hal yang ada di tubuh Yool, DA Jung mengomentari dasi yang di pakai Yool yang berwarna biru, lalu Da Jung juga bertanya apa merek yang sering Yool pakai, karena sebelum ini Yool selalu tampil dengan baik. Da jung lalu kembali bertanya siapa yang mempersiapkan semua itu, Yool sendiri atau DA Jung melirik kearah Hye Joo lalu mengerak gerakkan tangannya ke arah Hye Joo lalu bilang lagi atau dia? Mendengar hal itu Hye Joo dan Yool saling melirik lalu kembali Yool ber "cehhhh" ia lalu bilang ke Da Jung apa itu di sebut sebagai pertanyaan? apa Da jung mengikutinya sampai sejauh ini hanya untuk menanyakan hal itu?
Da Jung dengan tampang masih melihat kearah Yool menjawab dalam hati, ia bilang kalau itu tidak mungkin, tapi secara tidak langsung ia sudah menanyakan hubungan antara Yool dan Hye Joo, Da jung lalu tersenyum ia lalu bilang dengan gembiranya kalau ia memang mengikuti Yool sejauh ini hanya untuk menanyakannya, Da jung juga menambahkan kalau ini semua hanya untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik seperti pertanyaan yang hangat(?)
Yool menatap tidak percaya pada Da jung ia lalu bilang kalau ia juga ingin bertanya satu hal, mendengar hal itu Da Jung yang sedang menulis menoleh kearah Yool dengan polosnya, Yool bilang dengan tersenyum, apa Da jung tidak penasaran kemana mereka akan pergi? Da Jung diseret oleh Yool ke kantor polisi, Yool bilang kalau Da Jung adalah seorang penguntit lalu ia pergi meninggalkan Da jung yang kaget tidak percaya...
Yool sedang membaca riwayat hidup Kang In Ho, In Ho selalu mendapat peringkat ke 2 di sma, kuliah maupun d tempat lain. Yool lalu bertanya mengapa harus tempat kedua, memangnya kenapa dengan yang pertama. In Ho menjawab kalau ia berada di tempat pertama maka ia harus melakukan wawancara padahal ia tidak potogenik
Yool tau kalau itu bukan alasan utama In Ho, ia tanya apa alasannya, In Ho lalu bilang kalau ia hanya menunggu orang mengakui kemampuannya tapi itu tidak mudah maka dari itu dia dengan suka rela bekerja.
Yool kembali apa itu sudah semuanya?, In Ho kembali bilang kalau ia akan jujur di depan perdana mentri, jika pekerjaan ini hanya akan menjadikannya budak maka dia akan berhenti tapi jika tidak maka ia akan menolong. mendengar hal itu Yool terkesan di tambah lagi In Ho yang ingin menjadi Jeh Gal Ryang untuk Yo Bi. Yool lalu bilang kalau ia tidak ingin menjadi Yo Bi ia hanya ingin menjadi Jeh Gal Ryang yang bisa menolong presiden jadi In Ho tidak perlu menjadi Jeh Gal Ryang, ia hanya butuh fans Jeh Gal Ryang. In hO setuju, Yool lalu bilang kalau In Ho bisa memulai pekerjaannya dari sekarang.
Saat keluar dari ruangan Yool In Ho bertemu Hye joo, Hye Joo tanya bagaimana, In Ho tersenyum ia diterima In ho juga bilang kalau sekarang Hye Joo adalah pengawasnya, ia beruntung mempunyai pengawas yang cantik. Setelah mengatakan hal itu In Ho berbalik pergi begitu juga dengan Hye Joo, In Ho yang berjalan kelain arah lalu berbalik lagi melihat Hye Joo tatapannya yang ramah tadi berubah, ia jadi seperti mempunyai maksud lain.
Hye Joo tanya pada Yool apakah In Ho tidak apa-apa? Yool lalu balik tanya kalau In Ho lumayan bagus, memangnya kenapa, apa ada yang menganggu pikiran Hye Joo. mendengar hal itu Hye Joo bilang tidak ada apa-apa. Yool lalu mengambil kartu nama Da Jung dan bilang kalau reporter skandal Nam Da Jung mulai sekarang, jangan memperbolehkannya untuk masuk kedalam lalu Yool merobek kartu nama itu dan membuangnya.
Dan alhasil Da Jung di lempar keluar ketika berusaha masuk dengan menyamar sebagai seorang klining service.. Tidak terima di perlakukan seperti itu Da Jung teriak teriak, ia lalu bilang kalau hal ini sama saja dengan mendiskriminasikan press.
Setelah mengatakan hal itu reporter yang wakktu itu menertawakan Da Jung kembali angkat bicara, ia bilang apa sekarang Da Jung memasukkan cerita reporter kedalam masalahnya, apa Da Jung tidak malu. Mendengar hal itu Da Jung kesal ia bilang apa sekarang orang itu akan bicara tidak formal padanya? reporter itu menyombongkan diri kalau ia adalah repeorter dari koryeon ilbo kalau Da Jung tidak mengerti politik maka menyingkirkan.
Da jung berang mendengar ia di suruh menyingkir, tidak perlu ancang-ancang lagi Da Jung langsung mengangkat lap pel yang ia pegang dan memukul-mukulkannya pada reporter itu dengan brutal, dan akhirnya lagi untuk kedua kalinya Da Jung kembali di angkat dan di lempar keluar. Tepat pada saat itu Yool masuk ke kantornya dan tanya mengapa begitu berisik, Hye JoO yang ada di kantor bilang kalau itu gara-gara reporter skandal itu, mendengar hal itu kembali lagi Yool ber "cehhhh" sementara In Ho hanya melihat keluar.
Yool lalu bertemu dengan Joon ki, "lama tidak bertemu" Joon Ki tersenyum. Pertemuan antara teman lama sepertinya tidak berjalan dengan lancar, yang ada malah suasana tegang. Joon Ki lalu bilang kalau Hye Joo sama sekali tidak berubah dari kuliah sampe sekarang. Yool lalau menyuruh Hye Joo keluar.
Yool tanya apa yang membawa Joo Ki kesini, Joon Ki bilang kalau ia datang kesini karna ingin melihat adik iparnya dan memberi selamat. Yool lalu dengan tajam bilang bukan untuk memata mataiku? Joon Ki lalu membahas kalau adiknya mati begitu saja, Yool lalu bilang apa Joon Ki masih berfikir kalau Na Young mati karnanya.
Joon Ki lalu bilang memangnya bukan begitu? Joon Ki lalu memberi peringatan untuk Yool bahwa sebelum pengumuman Yool harus sudah mengundurkan diri, Yool lalu bilang jika tidak? Joon Ki menjawab kalau Yool akan menyesalinya.
Da Jung sedang berada dirumah sakit, ia bermain kartu bersama ayahnya. Ayahnya lalu bilang kapan Da Jung akan mendapatkan seorang pria, Da Jung menjawab kalau dengan wajahnya yang begitu visual, ia memiliki banyak pengemar dikalangan pria. Ayahnya yang mendengar hal itu lalu bilang kalau begitu bawakan satu padanya.
Seorang dokter lalu datang, ayah yang melihat dokter itu lalu bilang mengapa istrinya begitu terlambat melihat anak mereka, mendengar hal itu dokter itu hanya tersenyum begitu juga Da Jung ia tersenyum memaklumi tingkah ayahnya.
Da Jung tanya bagaimana kondisi ayahnya, dokter bilang kalau keadaannya stabil. Da Jung lalu bilang kalau ayahnya tampak tambah sehat karna ia tidak berhenti bermain game, Da Jung tertawa. Dokter lalu bilang kalau ia akan jujur pada Da Jung, sebenarnya penyakit alzeimer itu tidak bisa dikatakan membaik hanya saja mereka harus mempertahankan kondisi badannya, mendengar hal itu Da Jung tersenyum kecut. Da Jung memberikan susu pada ayahnya, ayahnya lalu bilang kemana ibu mereka pergi, kenapa ia tidak peduli kapan anaknya menikah, waktu sma Da jung sibuk bermain, kuliah ia sibuk berdemo dan sekarang ia malah sibuk jadi reporter dan baru saja keluar dari penjara. Ayah Da Jung lalu mengenggam tangan Da Jung ia bilang kalau ia mempunyai sebuah harapan ke Da Jung, ia ingin Da Jung mengabulkannya, bisakan? Da jung terdiam ia lalu bilang baiklah. Ayah lalu meminta Da Jung memijat bahunya, Da Jung berdiri, ia mulai memijat bahu ayahnya, wajah Da Jung terlihat sedih lalu ia bergumam, ia minta maaf pada ayahnya karna sepertinya ia tidak bisa mengabulkan permohonan ayahnya, ia tidak akan menikah, ia ingin berada disamping ayahnya selalu.
Dirumah, Yool melamun ia memikirkan lagi kata-kata Joon Ki yang mengatakan kalau ia adalah penyebab dar kematian Na Young. Sementara itu, junior Da Jung sedang menunjukkan foto anak-anak dari Yool, yaitu Kwon Woo Ri, 15 tahun bersekolah masih di tahun pertama Kwon Na Ra, 12 tahun masih duduk di bangku sd klas 6 dan yang terakhir Kwon Man Se, 7 tahun ia bru masuk di bangku sd.
Setelah mengatakan itu semua, Da jung berfikir, ia bilang apa hal ini semua harus ia ketahui sampai sedetail ini?, juniornya lalu bilang kalau ini memang perlu, apa seniornya ingin di pecat dari pekerjaannya?
Da Jung lalu membayangkan ketika bossnya marah-marah, ia langsung mengeleng-gelengkan kepalanya dan bilang kalau ini semua salah. Juniornya lalu bilang kalau begitu mereka harus bagaimana lagi? Da Jung lalu menoleh kearah rumah Yool, ia lalu bilang selama ia melakukan apa yang ia inginkan jangan khawatir. Setelah mengatakan hal itu Da Jung langsung keluar tanpa menghiraukan juniornyan yang terus-terus berteriak memanggilnya.
Mau tau apa yang dikerjakan Da Jung di depan rumah Yool? ya dia mencari tahu apa-apa saja yang biasa di makan oleh Yool dengan cara? Mengorek-ngorek kotak sampah milik keluarga Yool, emang bisa? bisa klo itu sudah di tangan Da Jung. Mau tau hasil investigasinya?, menurut Da Jung di tengah malam, Yool senang sekali makan melon dan kaki ayam ditambah dengan bir. (wuihhh gileee bener nie cewek ckckckkckc) Da Jung lalu berfikir apa memang ia harus pergi masuk kedalam rumah ini, Da Jung terus melihat kedalam pagar rumah Yool dan sialnya ia ketahuan oleh In ho yang tanya siapa Da Jung. Tidak mau ketahuan, Da Jung merubah dirinya menjadi orang cina dengan menyanyi lagu cina tapi ternyata ia salah sasaran karna ternyata In Ho bisa bahasa cina dan In Ho tanya apa Da Jung ini tamu dari cina, Da Jung yang hanya berpura pura menjadi orang cina gelagapan, seperti nya Da Jung tidak begitu memahami bahasa cina, tak habis akal Da Jung mengubah bahasanya menjadi bahasa jepang, ia bilang kalau ia itu bukan orang cina ia hanya suka lagu cina, ia ini orang jepang. Tak mau kalah dengan Da Jung, In Ho mengubah bahasanya juga menjadi bahasa jepang, ia tanya mengapa ia melihat Da Jung mengorek-ngorek sampah sampai ia tidak tau sampai-sampai ia tidak tau kalau ada orang disana.
Da Jung tersenyum ganjal ia bilang kalau kotak sampah disini begitu berbeda dengan yang ada di jepang, mendengar hal itu In Ho tersenyum, ia lalu ia mengoda Da Jung, ia merubah kembali bahasanya menggunakan bahasa inggris, prancis dan akhirnya ke korea.
In Ho lalu bilang bukankah Da Jung ini seorang reporter? ia akan membiarkan Da JUNG pergi kali ini tapi jika Da Jung melakukannya lagi maka Da Jung akan mempersulit keadaannya, Da jung yang mendengar hal itu cemberut ia bilang ia mengerti lalu berbalik membelakangi In Ho tapi karna rasa penasaran Da Jung kembali membalikkan tubuhnya dan tanya siapa sebenarnya In Ho sampai-sampai ingin mengusirnya dari sini. In Ho lalu bilang kalau ia adalah kepala staff dari calon perdana mentri Kwon Yool, Kang In Ho. In Ho lalu bilang kalau mereka akan bertemu lagi ketika mereka ada di ruang reporter, In Ho lalu mengundurkan diri. Ketika In Ho sudah jauh dari pandangan Da Jung, In hO berbalik, ia tersenyum penuh misterius
Dan ternyata Yool masih terus saja memikirkan perkataan Joon Ki, Hye Joo tiba-tiba masuk ia mengabarkan bahwa Man Se menghilang. Yool kaget ia langsung berdiri dari kursinya.
Di depan rumah Yool sudah ada polisi yang akan membantu pencarian, begitu juga In Ho dan pengurus anak anak. Yool tiba dirumahnya dan langsung tanya apa yang terjadi. Pengurus anak bilang kalau ia tidak tau, Man Se selalu bermain setelah pulang sekolah dan sekarang ia tidak tau ada dimana, dia sudah mencari kemana-mana tapi ia tetap tidak menemukannya. Kwon lalu menyuruh Hye Joo untuk mengecheck cctv di seluruh sudut.
Sementara itu Da Jung kebingunggan karna tak mendapat apa apa, ia bingung bagaimana harus berhadapan dengan bosnya nanti. Saat Da Jung pusing memikirkan hal itu, Da Jung malah mendengar suara anak yang sedang menangis yang meminta roti pada paman yang ada di depannya dan ternyata Da Jung kenal dengan laki-laki itu, ia bingung apa yang sedang dilakukan oleh Byun Woo Chul. Da Jung lalu menoleh kearah anak yang sedang menagis, Da Jung seakan mengingat sesuatu....
Byun Woo Chul akhirnya memberikah roti lagi pada anak itu (Man Se) untuk yang kelima kalinya, ia kesal anak itu terus menangis. Byun Woo Chul lalu mencoba kembali bertanya pada Man Se siapa orang terdekat ayahnya sekarang apa itu ahjuma Seo?
Dari arah jauh terdengar suara Da Jung, ia menyuruh Woo Chul yang seorang reporter K. ilbo untuk berhenti untuk melakukan apa yang sekarang sedang ia lakukan. Da Jung lalu mendekat ia berkata pada Man Se supaya tidak mengatakan apa-apa pada ahjussi ini karna ahjusi ini jahat. Man Se yang mendengar hal itu hanya terus menatap Da Jung sambil memakan rotinya, sementara Woo Chul sewot Da Jung mengurusi urusannya, Da Jung lalu mengancam Woo Chul kalau ia akan melaporkan Woo Chul karna sudah menggunakan Man Se. Woo Chul terlihat geram tapi lalu wajahnya berubah jadi lucu ketika ia berteriak minta maaf pada Man Se lalu pergi begitu saja. Da Jung lalu bilang ke Man Se kalau ia akan mengantarkan Man Se ke rumah.
Hye Joo dan In Ho melaporkan kalo mereka sudah mencari di seluruh tempat yang bisa Man Se datangi tapi mereka tidak menemukan apapun. Hye Joo juga bilang kalau mereka sepertinya harus memperluas pencarian, karna ini bisa jadi adalah penculikan. Yool lalu bilang apa tidak ada orang aneh yang tertanggkap cctv, endengar hal itu In Ho lalu teringat kalo ia melihat orang yang seorang reporter yang aneh, perempuan, tinggi tingkahnya sangat aneh dengan mata bulat. Hye Joo lalu bilang apa mungkin itu reporter Da Jung, mendengar hal itu Yool kesal.
Yool dan In Ho lalu keluar untuk mencari informasi lagi, Yool lalu berpesan pada Hye Joo untuk tetap berada dirumah, karna bisa saja Da Jung membawa Man Se ke sini, Hye Joo yang mendengar hal itu mengerti. Da Jung dan Man Se berjalan berdua, Da Jung lalu bilang ke Man Se agar tidak mengikuti sembarang orang, walaupun orang itu mengatakan kalau ia akan membelikan roti. Setelah mengatakan hal itu Da jung mengajak Man Se pulang, karna keluarga Man Se pasti khawatir. Tapi ternyata Da JuNG mendapat jawaban berbeda dari Man Se, Man Se bilang kalau tidak ada dari keluarganya yang akan khawatir, mereka semua sibuk, bahkan terakhir kali ia keluar rumah sampai larut malam, tidak ada yang mencarinya, tidak ada yang peduli padanya. Mendengar hal itu Da Jung tampak sedih. Man Se lalu tanya sebenarnya Da Jung ini reporter dari mana, Koryeo, Shilla ataukah Baekjae? Mendapat pertanyaan seperti itu Da Jung kaget, ia lalu bilang kalau ia reporter dari Skandal News.
Mendengar hal itu, Man Se langsung tau kalau reporter seperti itu pasti lebih berpusat pada para selebriti. Da Jung yang mendengar hal itu bilang kalo anak kecil jaman sekarang terlalu banyak tahu. Da Jung lalu bilang lagi, ia tanya pada Man Se, kalau Man Se tidak mengatakan apa-apakan pada ahjussi tadi, Ma Se lalu menjawab kalau ia tidak bilang apa-apa, ayahnya bilang untuk tidak berurusan dengan para reporter. Mendengar hal itu Da Jung tersenyum, ia bilang kalau sekarang ia tau apa yang di katakan Yool pada anak-anaknya.
Da Jung lalu tanya lagi, mengapa Man Se mengikuti Ahjussi tadi, Man Se menjawab kalau ia hanya menginginkan rotinya, ia bisa memakan roti tanpa mengatakan apa-apa, "seperti makan dan lari?" mendengar hal itu Da Jung kaget lalu tertawa "makan dan lari?" Da Jung lalu bilang lagi kalau ia sudah terlalu mengkhawatirkan Man Se. Lalu tanpa diduga Man Se berlari ketaman ia bilang kalau ia ingin naik ayunan.
Sementara Yool dan pengasuh anak anak, masih sibuk mencari Man Se.
Da Jung mengejar Man Se yang ingin bermain ayunan, Da Jung bilang kalau Man Se tidak bisa seperti ini, mereka harus pulang tapi Man Se bilang kalau ia akan pulang bila Da jung membelikannya roti. Da Jung lalu bilang lagi kalau Man Se sudah begitu banyak makan roti tadi, lebih baik mereka pulang dulu dan dirumah Man Se bisa makan nasi. Mendengar hal itu Man Se tidak setuju, ia merajuk atau lebih tepatnya memaksa Da Jung untuk membelikannya roti, Da jung tetap tidak mau, ia lalu berdiri dan meminta Man Se untuk pulang dulu. Tanpa di sangka-sangka Man Se menjatuhkan dirinya ke lantai lalu menangis dengan keras, Da Jung yang kaget, bingung melihat tingkah Man Se yang seperti itu, dan tepat pada saat itu Yool menemukan Man Se.
Bukannya bersyukur Man Se ditemukan, Yool malah berteriak pada anaknya dari mana saja Man Se seharian ini. Man Se yang melihat ayahnya hanya bisa berkata "appa".
Da jUNG yang melihat Yool sudah menemukan Man Se berjalan menjauhi... Yool yang melihat hal itu, lalu menyuruh bibi pengasuh anak untuk membawa Man Se pulang. Sementara Yool sendiri berlari mengejar Da Jung. Yool berteriak menyuruh Da Jung berhenti, tapi Da Jung tidak berhent ia terus berjalan, sepertinya Da Jung tau kalau Yool sudah salah paham padanya. Yool terus berteriak sampai akhirnya Da Jung berhenti. Da Jung yang mengetahui Yool sedang marah, mencoba berbicara pada Yool kalau Yool sepertinya salah paham padanya, Yool pasti tidak berfikirkan kalau ia akan menculik Man Se. Yool yang sudah terlanjur marah, melampiaskan semua amarahnya pada Da Jung ia bilang kalau Da Jung terlihat tidak pintar tapi dengan begitu bodohnya ia malah menculik anaknya perdana mentri, Yool lalu kalau Da Jung begitu tega dengan memanfaatkan anak kecil untuk mendapatkan info dan dijadikan berita. Mendenngar hal itu Da Jung berusaha membela dirinya, ia bilang kalau hal itu bukan seperti itu, Yool salah paham padanya. Yool tidak mendengarkan ocehan Da Jung, ia terus berbicara, apa Da Jung tanyakan pada anak kecil, bagaimana hidup tanpa seorang ibu? ataukah apa ia menerima jika ia memiliki ibu baru? mendengar hal itu Da jung kaget, ia hanya menatap ke arah Yool, sementara Yool masih terus berbicara, walaupun Da Jung adalah reporter kelas 3, Da Jung tidak seharusnya melakukan pekerjaan yang serendah ini, apa Da jung tidak punya etika kerja?.
Da Jung sudah tidak tahan lagi, ia bilang kalau pembicaraan ini tidak akan berhasil, Da Jung lalu pergi. Belum jauh Da Jung pergi, Yool segera menarik dan mendorong Da Jung ke tiang di dekat mereka, Yool lalu mendekatakan dirinya pada Da Jung sambil berbisik memperingatkan Da Jung untuk yang pertama dan terakhir kalinya, ia bilang kalau Da Jung terus menerus mengendap-endap mendekatinya ataupun keluarganya maka Da Jung tidak akan berakhir seperti ini atau jika Da Jung masih ingin menjadi reporter maka lebih baik Da Jung menjauh dari dirinya.
Mendengar hal itu Da Jung menangis, kata-kata Yool begitu menyakitkan baginya, dan tanpa mereka sadari kedekatan mereka berdua yang tanpa di sengaja itu, malah di jadikan objek untuk seseorang, mereka dijadikan objek untuk foto.
Setelah mengatakan semua itu Yool meninggalkan Da Jung yang tetap berdiri disana, shock. Sementara ketika dirumah Yool hanya bisa melihat anaknya yang tertidur di kamar.
Paginya Yool sudah mengumpulkan anak-anaknya, ia menatap tajam ke arah mereka ber3, lalu ia bilang ke anaknya untuk yang ke sekian kalinya kalau mereka harus selalu berperilaku baik, dan jika ada reporter atau orang lain yang menanyai atau mendekati mereka, mereka harus segera lapor. "Terutama kau Man Se" Seru Yool sambil menunjuk kearah Man Se. Man Se tersentak ia lalu dengan polosnya bilang kalau ia tidak mengatakan apa-apa, ia hanya pergi makan roti.
"Roti?" seru Yool tidak percaya lalu kembali ber "cehhh"
Yool lalu berbicara sendiri, ia bilang semakin ia memikirkannya, semakin ia menemukan kalau Da Jung itu wanita yang tidak menyenangkan, dia mendekati anak-anak dengan cara seperti itu. Man Se mendengar hal itu lalu bilang kalau yang ia maksud adalah orang yang membelikannya roti. Mendengar hal itu Yool dan In Ho kaget, Yool lalu tanya lalu bagaimana dengan wanita yang ada di taman?
Mendengar hal itu Man Se tertawa, ia bilang kalau ahjumma yang ada di taman itu mengusir ahjusi yang membelikannya roti. In Ho yang mendengar hal itu tersenyum, Man Se lalu melanjutkan kalau ahjumma yang ada di taman itu malah bilang padanya untuk tidak mengatakan apa-apa pada ahjusi itu, karna ahjussi itu jahat. Yool yang mendengar hal itu kaget tidak percaya (hayoo Yool udah 2 kali tuh salah paham sama Da Jung, ckckckkckc)
Da Jung berteriak marah pada bossnya, ia bilang kalau ia tidak mau lagi berurusan dengan yang namanya Yool, ia sudah begitu marah pada Yool. Boss Jung yang mendengar hal itu lalu bilang kalau Da jung sampe menolak pekerjaannya ini maka Da Jung akan di pecat. Da Jung langsung memukul meja bossnya, ia bilang kalau boss-nya berani, pecat saja dia, ia tak peduli ia sudah begitu kesal dengan yang namanya Yool. Setelah mengatakan hal itu Da Jung kembali ke meja kerjanya, sementara bosnya melirik kearah meja kerja Da Jung, ia heran anak buahnya begitu berbeda hari ini, begitu berani.
Boss Jung lalu bilang apa yang salah dengan Da Jung pada Hee Chul junior Da Jung, Hee Chul menjawab kalau ia sendiri tidak tahu. Da Jung yang masih kesal kembali teringat kata-kata yang diucapkan Yool tadi malam, ia masih begitu kesal, dan mungkin kalo di ibaratkan bakal ada api yang keluar dari kepalanya, heheheheheh.
Telpon Da Jung lalu berbunyi, Da Jung mengangkatnya dengan masih emosi... Dan ternyata dan sepertinya, Da Jung mendapatkan telpon dari salah satu staff Yool karna sekarang ia sudah berada di lobi kantor Yool dengan senyum yang super lebar. Sehingga saingan Da Jung reporter Byun yang berada tidak jauh dari Da Jung pun silau karna senyum itu. Saingan Da Jung lalu menghampiri Da Jung, saingannya reporter Bun mengejeknya dengan bilang mengapa Da Jung kesini lagi, apa ia masih ingin di usir oleh satpam-satpam kemarin. Da Jung tersenyum, ia bilang kalau ia datang ke sini karna ia akan wawancara ekslusif dengan perdana mentri Yool.
Mendengar hal itu saingannya tidak percaya, ia bilang kalau Da Jung pasti bohong, tapi lalu In Ho berjalan kearah Da jung, ia menyuruh Da Jung untuk segera naik keatas untuk melakukan wawancara ekslusif. Da Jung tersenyum bangga, ia lalu pergi dengan bangga, sambil melihat saingannya yang tidak percaya dengan apa yang dilihatnnya.
Saat di lift, In Ho bercanda pada Da Jung kalau saat di telpon, Da Jung benar-benar tidak ingin bertemu lagi dengan Yool tapi sekarang ia malah disini. Da Jung yang tau kalau In Ho menyindirnya lalu bilang kalau sepertinya Yool benar-benar ingin di wawancarai oleh skandal news jadi mereka tidak bisa apa-apa, dan lagi hal ini juga karna keingintahuan masyarakat yang begitu besar maka ia Da Jung menyingkirkan perasaan pribadinya.
Mendengar hal itu IN hO pura pura mengerti lalu bilang, ah mentalitas teguh reporter, hhehhehehe. Da Jung lalu tanya pada In Ho mengapa Yool menyerah padanya. Ditanya seperti itu In Ho balik tanya ia juga ingin tahu hal itu. Lalu dengan PD-nya Da jung berkesimpulan kalau Yool pasti sudah mendapatkan cerita dari Man Se tentang kejadian kemarin, ahhh begitu lucu seru Da Jung. Mendengar hal itu In Ho tersenyum melihat tingkah Da Jung.
Da JuNG dan hee Chul mulai mempersiapkan peralatan mereka lalu Yool, Seo Joo dan In Ho masuk. Yool lalu bilang kalau mereka hanya punya waktu 10 menit. Yool lalu akan berjalan ketempat duduknya tapi lalu Seo Joo menghentikannya ia membenarkan letak dasi Yool.
Da Jung yang melihat hal itu penasaran, ia terus menunduk-nundukkan kepalanya (mungkin maksudnya biar dapet penglihatan yang jelas ya) sampai-sampai ia tersandung oleh sepatunya sendiri dan terjatuh, semua orang melihat kearahnya, In Ho tersenyum sedangkan Yool dan Hye Joo hanya melihat kelakuan Da Jung dengan tidak percaya. Da Jung lalu bilang kalau ia melakukan hal ini untuk membuat Yool merasa nyaman, Yool lalu bilang ke Da Jung untuk segera melakukan wawancara, dan berhenti bersikap konyol.
Da jung meminta In Ho dan Hye Joo keluar dari sana, agar ia bisa berkonsentrasi. In Ho dan Hye Jo merasa tidak enak lalu mereka bergerak berjalan ke luar tapi belum sampai mereka berdua di pintu Da jung sudah melontarkan pertanyaannya, ia tanya apa sebenarnya hubungan antara Yool dan Hye Joo. Hye Joo yang akan keluar berhenti berjalan ia melihat ke arah Yool. Yool terlihat kesal karna pertanyaan itu. Da Jung lalu kembali bertanya dengan pertanyaan yang sama, Hye Joo masih menunggu jawaban dari Yool sedangkan Yool diam lalu ia menatap Da jung dan bilang kalau ia dan Hye Joo hanya adik kelas, Hye Joo yang mendengar hal itu sedih ia berjalan keluar. Diluar ia lalu berkata pada In Ho, kalau apa yang mereka fikirkan betul, Da Jung hanya akan menanyakan hal-hal yang konyol, mendengar hal itu In Ho sepertinya tau kalau Hye Joo sedang sedih. Da Jung lalu bertanya lagi apa makanan favorit Yool, Yool sepertinya kesal karna ia ditanyai hal-hal yang mungkin menurutnya tidak penting. Yool lalu menjawabnya dengan ogah ogahan, es krim. Mendengar hal itu Da Jung semakin serius meminta jawaban Yool, "rasa apa? vanila, stawberry, coklat?"
Yool lalu menjawabnya dengan bilang kalau ia hanya memakan es krim rasa strawbery, mendengar hal itu Da Jung kaget sekaligus senang, ia bilang kalau ia juga suka sekali dengan rasa itu. Da jung terus menanyakan banyak pertanyaan pada Yool, ia bertanya, apa Yool pernah minum, apa Yool pernah bernyanyi sambil minum, apa yang Yool lihat pertama dari seorang wanita? P*******a? Yool yang mendengar hal itu lalu bilang apa ada aturan yang mengatakan apa yang harus kita lihat terlebih dahulu?.
Da jung lalu kembali bertanya, siapa penyanyi favorite Yool, Yool lalu menjawab Kim Gwang Sub. Mendengar hal itu Da Jung surprise, ia bilang kalau ia juga menyukai Gwang Sub, Da Jung juga bilang kalau sepertinya selera mereka berdua sama, (heheheheh Da jung kayaknya hebohhhhh bener tau banyak kesamaan diantara mereka berdua, waktu dia nanya aja udah heboh, apalagi pas tau kalau mereka punya selera yang sama, haduhhhhh, tepuk jidat anak muda kekkekeke)
Yool yang dari awal sudah bosan menjawab semua pertanyaan Da jung akhirnya tanya apa hanya pertanyaan-pertanyaan sedih itu yang akan ditanyakan Da jung. Da Jung lalu berubah jadi serius, ia lalu bilang, "ada sebuah teori yang anda tunjukan sebagai perdana mentri untuk tujuan merubah politik, apa yang anda fikirkan?"
Da jung lalu bilang kalau pertanyaan-pertanyaan seperti itu pasti sudah ribuan kali di lontarkan reporter-reporter lain. Yool lalu bilang kalau Da jung hanya ingin berkeliling seputar dirinya maka lebih baik... belum selesai Yool berbicara, Da Jung memotong, ia bilang kalau ia akan melanjutkan pertanyaan berikutnya. Da Jung tanya apa kartun favorite Man Se, Yool mendesah, ia kesal Da Jung masih berputar pada kehidupannya ia lalu menjawab kartun favorit Man Se adalah......... Yool berfikir, ia lalu mengerutkan wajahnya dan terdiam.
Da jung lalu bilang kalau Yool tampaknya tidak mengetahuinya, bagaimana dengan lagu idol favoritenya?,............. (hening) nama-nama teman terdekatnya?......(hening)
dimana anak-anak ingin sekali pergi? harapan pribadi?;..........(hening) olahraga yang paling anak anak suka?..........(hening) Da jung menghentakkan penanya, ia bilang kalau sekarang ia tau kalau Yool mencetak angka nol, Yool tidak begitu tau tentang anak anaknya. Da Jung lalu tersenyum ia bilang kalau hal itu bisa terjadi, membesarkan anak-anak sendirian. Ia tau karna ayahnya juga begitu, ayahnya merawatnya sendirian dan itu sulit apalagi Yool yang mempunyai 3 anak. Yool yang mendengar hal itu hanya diam. Yool lalu tanya apa ini sudah selesai, Da Jung lalu bilang kalau ini pertanyaan terakhir, kapan waktu sulit yang pernah Yool alami, Yool kembali terdiam tapi diamnya kali ini beda ia kembali teringat, Kecelakaan mobil yang menimpah istrinya.......... Da Jung yang melihat Yool terdiam lalu tanya kapan... Yool lalu bilang kalau 10 menit sudah berlalu... ia beranjak dari kursinya. Dan ketika Yool keluar ternyata In Ho masih ada di luar, ia tanya apa sudah selesai. Yool lalu bilang kalau ia lupa menyampaikan sesuatu pada Da jung, ia minta In ho untuk mengatakannya... tapi belum sempat Yool mengatakannya, Da Jung keburu keluar dengan lari roketnya sampai berdekatan dengan Yool, dan ternyata Da Jung dengar percakapan itu, ia lalu tanya pada Yool apa yang akan Yool katakan padanya, Da jUng menebak apa Yool akan meminta maaf padanya atas keajdian kemarin, mendengaR hal itu Yool lalu bilang, permintaan maaf apa? ia lalu bilang kalau ia ingin Da Jung menjauh darinya, jangan muncul dihadapanya lagi. Da Jung lalu memberikan hadiah pada Yool, ia bilang kalau Skandal news sudah menyiapkan hadiah kecil untuk Yool. Yool tanya ini isinya apa.
Da jung lalu mendekat dan bilang kalau itu adalah celana dalam boxer, Yool berdecak lalu melempar kado itu ke arah Da jung dan bilang kalau ia tidak memakainya.
Da Jung yang menerima itu kaget dan bilang berarti Yool memakai celana dalam segitiga, setelah mengatakan hal itu Da Jung tertawa begitu juga Hee Chul. Da jung sampai bilang "WOW DAEBAK" Yool yang mendengar hal itu ingin protes pada Da Jung tapi sepertinya Da Jung terlalu senang karna rencananya berhasil, ia lalu memberikan kado itu untuk In Ho. Ia enyuruh In Ho untuk memakainya, setelah mengatakan hal itu Da Jung pamit pergi.
Bersama Hee chul ia bilang kalau hal ini akan menjadi berita besar di kalangan warga seoul. Mendengar hal itu Yool baru sadar kalau Da Jung mengerjainya.... sementara In Ho tersenyum melihat tingkah Da Jung dan rahasia celana dalam Yool, Yool yang melihat hal itu lalu melotot pada In Ho "apa ini menyenangkan" hahahahhahah. Didalam mobil Da Jung dan Hee Chul masih dalam eforia, Da Jung tapi kemudian kembali berfikir mengapa Yool tidak bisa menjawab pertanyaannya yang terakhir.
Setelah di wawancara Yool membuka buku lamanya, ia kembali teringat akan istrinya. Pintu diketuk, Hye Joo masuk ia memberikan dokumen pada Yool tapi lalu ia seperti ingin bertanya, dan akhirnya ia tanya bagaimana dengan wawancara tadi, Yool lalu bilang kalau ternyata itu tidaklah jelek.
Hye Joo yang mendengarnya terlihat sedih, saat diluar ia tambah terlihat sedih dan mengatakan pada dirinya sendiri kalau seperti ini pun sudah cukup (sudah cukup untuk hanya ada disamping Yool selalu).
Dan Pada malam harinya Da jung baru tau mengapa Yool tidak bisa menjawab pertanyaan terakhirnya, Da Jung baru tau kalau istrinya sudah meninggal. Da Jung kesal akan dirinya sendiri, untuk menebus kesalahannya Da Jung ingin membuat artikel yang baik untuk Yool. Tapi pada kenyataannya ia malah membayangkan hal aneh-aneh, pertama ia menulis judul dengan judul, "Perdana mentri yang memakai pakaian dalam" lalu Da Jung membayangkannya.... ia sampai tertawa-tawa....
Kemudian Da Jung membuat judul lagi "Perdana mentri yang menyukai es krim stawberry" Da Jung lalu kembali membayangkannya, ia lalu berfikir kalau judul ini cocok.
Kesokan harinya Da Jung mendapatkan berita baik, ia di panggil oleh seniornya kalau artikel Da Jung sudah di lihat lebih dari 500 kali, Da Jung yang melihat hal itu kaget ditambah Boss Jung yang datang dengan membawa uang banyak dan berteriak "penulis Nam Da Jung terus lah menjadi penulis kami"
Tak lama kemudian In Ho datang, ia memamnggil Da Jung, Penulis Nam. lalu In Ho mendekati Da Jung lalu memeluknya, Da Jung kaget, In Ho lalu bilang kalau Da Jung adalah wanita yang menganggumkan. Dan tak disangka-sangka Yool datang ke kantor Da Jung dengan membawa seikat bunga, Penulis Nam Da Jung. Tanpa melirik kemanapun, hanya menatap satu arah, Da Jung, Yool berlari kearah Da Jung, memberikan seikat bunga dan menarik Da Jung mendekat padanya, lalu berkata "aku pribadi akan memandumu ke Gov't admin (ng ngerti deh maksudnya apa)" Dengan perasaan yang sungguh sungguh Yool terus menatap Da Jung lalu bilang kalau ia begitu sungguh-sungguh, lalu Yool mengedipkan matanya... tingggggg.... Da Jung tertawa.... dan ketika ia membuka matanya ternyata itu semua MIMPIIII.....
Pagi-pagi bel rumah Da Jung sudah di tekan berkali-kali, Da Jung yang baru bangun dengan ogah-ogahan menghampiri pintu rumahnya yang waw, kayaknya lurus aja tuh rumah, kayaknya kamar diatas, dan dapur di bawah deket pintu masuk. Hee Chul junior Da Jung ternyata yang mengetuk pintu, dan ia mengabarkan berita mengembarkan, yang heboh dan terpopuler hari ini. Da Jung yang melihat juniornya memegang koran, tersenyum senang ia bilang kalau ini pasti tentang dirinya, artikelnya pasti sudah dilihat begitu banyak orangkan. Hee Chul mengiyakan bahwa memang Da Jung yang Populer dan populernya adalah berita tentang ini, Hee Chul menunjukkan koran yang ada di tangan nya. Melihat hal itu Da Jung kaget..... Hee Chul lalu tanya wanita yang ada di sini, Nuna nya kan....
Yool dikantornya marah, ia bilang siapa orang yang memuat berita tidak berguna ini. Hye Joo lalu bilang kalau mereka akan mengkonfirmasi siapa yang menyebarkan ini, Yool terlalu marah ia lalu bilang untuk menarik semua artikel yang ada dari peredaran.
Secepat berita itu datang, secepat itu juga respon yang bermunculan dalam masyarakat, banyak masyarakat yang menilai kalau wanita itu masih anak sma, dan pendapat negatif dari masyarakat pun segera bermunculan. Dan ternyata dalangnya adalah kakak ipar Yool sendiri, Joon Ki. Joon Ki bilang kalau sekarang Yool sudah habis..
Hye Joo mengatakan pada Yool kalau otak dibalik semua ini adalah Joon ki, mendengar hal itu Yool bilang apa mereka punya bukti jika hanya didasarkan pada presepsi tidak usah dibicarakan. Hye Joo lalu bilang kalau mereka harus mengungkapkan jati diri wanita ini, mereka harus membuka jati diri reporter Nam Da Jung. Mendnegar hal itu In Ho tidak setuju karna baginya ini malah akan menjadi skandal, karna belum lama ini Yool baru saja wawancara ekslusif dengannya,. Hye Joo terlihat marah ia bilang apa ini masuk akal, In Ho lalu bilang kalau ini masuk akal, dan ia akan membuktikannya, karna pada umumnya orang tidak ini mengetahui kebenarannya.
Hye Joo lalu bilang lagi kalau memang seperti itu, berarti hanya ada 1 cara, mereka harus membuat seolah olah reporter Nam Da Jung bersekongkol dengan Joon Ki.
Yool tampak memikirkan hal itu di atap gedungnya, Hye Joo lalu bilang kalau ia meminta perintah untuk mengatakan kalau Da Jung bersekongkol dengan Joon Ki.
Mendengar hal itu Yool lalu bilang kalau mereka tidak bisa melakukan hal itu, ia tidak bisa. Hye Joo lalu bilang kalau mereka tidak segera mengkonfirmasinya maka karir politik Yool akan berakhir. Yool lalu bilang lagi walaupun begitu ia tidak ingin, ia tidak bisa melakukan hal itu dengan Nam Da Jung.
Reporter Byun di kelilingi oleh para rekan sekerjanya, para rekannya ingin tau siapa wanita itu sebenarnya, Rep. Byun lalu bilang kalau ia tidak ingin mengatakannya, memangnya salah wanita itu apa, lalu ia pergi dari kerumunan itu. Dan ketika ia menjauh ia berbicara sendiri kalau seharusnya wanita itu tidak hanya menampakkan fotonya saja tapi data dirinya juga.
Rep. Byun lalu tanpa sengaja melihat Da Jung, Da Jung datang dengan menutupi wajahnya dengan rambutnya, melihat hal itu Rep Byun lalu bilang mengapa Da Jung datang lagi, tapi kemudian ia berfikir, ia teringat baju yang di pakai oleh Da Jung ketika Da Jung menghampirinya bersama Man Se, ia ingat Da Jung menggunakan baju kotak-kotak seperti anak sma. Mengingat hal itu rep. Byun seperti menemukan sesuatu, ia sepertinya mulai tau kalau wanita itu adalah Da JuNG. DA jung menuju lift, saat ia masuk, reporter Byun menghampirinya tapi reporter Byun kalah cepat. Saat sudah tiba di atas, Da Jung menghindari semua orang, ketika ia melihat orang lewat ia selalu menutup wajahnya dengan rambut dan berbalik pergi tapi sayangnya ketika ia akan berbalik ia malah di kagetkan dengan melihat reporter Byun. Reporter Byun terus mencari kesegala arah, sedangkan Da Jung terus berjalan sambil menutup wajahnya. Sampai ketika ia berjalan, tiba-tiba ia ditarik oleh seseorang, dan ternyata orang itu adlaah Yool, Yool ternyata melihat reporter Byun yang sedang mencari Da Jung. Da Jung yang kaget menatap Yool, ada rasa janggal saat Da Jung melihat kearah Yool yang berjarak sedekat ini dengannya, begitu juga Yool.
Nam Da Jung yang ingin mengkonfirmasi foto dirinya di koran, melihat Reporter Byun mengejarnya. Ia pun berusaha tak terlihat oleh wartawan itu, tiba-tiba ia ditarik oleh seseorang untuk bersembunyi dibalik tembok, siapa? Kwon Yool.
Reporter Byun celingukan disekitar sana mencari keberadaan Da Jung. Reporter lain sampai disana menanyakan apa yang dilakukan Reporter Byun disana. Reporter Byun menjawab tidak apa-apa. Repoter itu bertanya lagi apa Reporter Byun sudah mendengar tentang wanita dalam foto itu, ada isu yang menyebutkan kalau wanita itu melakukan penyuapan.
Da Jung yang bersembunyi dibalik tembok bersama Yool tak terima difitnah begitu. Ia akan keluar dan memaki mereka tapi secepat mungkin Yool membungkam mulut Da Jung agar tak bersuara.
"Siapa yang menyuapnya?" tanya Reporter Byun. Reporter itu tak yakin, maka dari itu mereka harus menyelidiki ini lebih jauh. Reporter Byun menebak apa mungkin mereka sengaja menyebarkan isu itu untuk menyelamatkan nama baik Kwon Yool. Da Jung memukul-mukul tubuh Kwon Yool supaya ia dilepaskan. Tapi Yool terus memegangi Da Jung dan membungkam mulutnya sambil mendengarkan apa yang kedua reporter itu bicarakan. Reporter itu mengajak Reporter Byun ke dalam untuk menanyakan masalah ini lebih lanjut. Keduanya pun pergi.
Yool melepas tangannya dari mulut Da Jung. Da Jung tak mengerti apa yang kedua reporter itu bicarakan, ia meminta penjelasan dari Yool. Yool juga berusaha mencerna yang dua reporter itu obrolkan. Da Jung mendesak Yool untuk menjawabnya, tapi Yool tak menjawab dan menarik Da Jung untuk ikut dengannya. Yool menarik Da Jung ke atap gedung, "Apa kau sudah gila? Semua wartawan Korea ada disini dan kau berani muncul disini?"
Da Jung balik bertanya bagaimana mungkin ia tetap membiarkan ketika foto dirinya ada di halaman depan koran. "Bagaimana itu bisa terjadi? Apakah kau menuduhku melakukan penyuapan? Apa begitu? Yool berkata kalau itu tuduhan yang tak masuk akal karena ia tak mungkin melakukan hal bodoh itu, ia sudah menjelaskannya pada mereka. Da Jung menilai Yool ini begitu bertindak bertolak belakang. Diluar kau bertindak tulus, jujur dan hebat. Tapi sekarang kau memanfaatkanku untuk menjaga nama baikmu?"
Kwon Yool terkejut dengan tuduhan Da Jung. Da Jung tak menyangka kalau Kwon Yool orang yang seperti itu, "Kau itu tidak bisa menilai buku dari sampulnya. Apa yang kau katakan waktu itu? Hina? Kau menyebutku hina, kan? Aku akan membalas itu. Kwon Yool kau juga manusia hina.
Yool tanya apa Da Jung sudah mengatakan semuanya. Da Jung bilang belum, ia memiliki banyak ucapan untuk dikatakan pada Yool. "Ambil kesempatan ini untuk mengundurkan diri dari calon Perdana menteri. Orang sepertimu menjadi tidak baik untuk menjadi perdana menteri di negara ini."
Yool menolak, ia tak bisa melakukan itu. Da Jung heran, apa Yool tak melihat bagaimana masalah ini akan berakhir.
Yool: "Benar, karena aku hina seperti yang kau katakan, aku akan terus melangkah dan bertahan. Kau lakukan apa yang kau inginkan. Aku akan melakukannya dengan caraku sendiri."
Yool pergi dari sana membuat Da Jung kesal, "Aku belum selesai bicara. Hei...!" teriak Da Jung.
Para Reporter pun meminta klarifikasi pada Seo Hye Joo tentang foto itu, apa benar wanita dalam foto itu melakukan penyuapan. Hye Joo hanya menjawab tidak tahu, ia tidak bisa mengatakan apa-apa sekarang. Ia berjanji akan memberitahukannya secara resmi setelah mengetahui kebenaran semuanya. Hye Joo berlalu dari hadapan reporter yang terus memberondong pertanyaan padanya. Hye Joo berpapasan dengan Kang In Ho. In Ho menuduh Hye Joo yang menyebarkan isu penyuapan ini. Bukankah Kwon Yool sudah melarang Hye Joo melakukan itu. Hye Joo bertanya apa kita akan diam saja. Ia yang akan bertanggung jawab jadi In Ho tak perlu khawatir.
Hye Joo kemudian menanyakan tentang Nam Da Jung. In Ho berkata kalau ia tak bisa menghubungi Da Jung. Pihak Scandal News mengatakan kalau Da Jung datang ke kantor mereka.
Da Jung membuka ponselnya untuk membaca berita heboh tentang dirinya dan Kwon Yool. Ia yang kesal berusaha mencari dimana Yool berada.
Hye Joo menghubungi pihak keamanan di bawah yang menghalangi wartawan dan mengatakan pada wartawan untuk menunggu sebentar lagi. Hye Joo akan mengetuk pintu ruangan Kwon Yool, tapi ia ragu. Bersamaan dengan itu Yool keluar dari ruangannya. Yool memberi tahu Hye Joo kalau ia sudah memutuskan apa yang akan ia katakan pada wartawan. Ia mengajak Hye Joo ikut bersamanya. Hye Joo cemas keputusan apa yang sudah Yool ambil.
Da Jung melihat keduanya dan bersembunyi. Ia menguping pembicaraan dua orang itu.
Hye Joo yang cemas menebak, apa jangan-jangan... Kwon Yool membenarkan tebakan Hye Joo, ia akan mengundurkan diri. Da Jung terkejut mendengar Kwon Yool akan mengundurkan diri dari calon perdana menteri. Ia tak menyangka Yool akan mengikuti saran yang ia katakan. Hye Joo tentu saja tidak setuju, Kwon Yool tak boleh mengundurkan diri. Yool menilai ini satu-satunya solusi terbaik. Hye Joo tetap tak setuju, harus ada solusi lain selain pengunduruan diri.
Hye Joo: "Anda tak boleh menyia-nyiakan perjuangan kita hanya karena masalah sepele."
Tapi menurut Yool ini bukan masalah yang sepele. "Apa kau pikir hak seorang wanita itu sepele? Dia tidak melakukan apa-apa tapi dia yang jadi korban. Untuk alasan itu, aku akan mengundurkan diri." Hye Joo menitikan air mata, "Aku sudah bekerja keras sampai sejauh ini." Yool mengerti perasaan Hye Joo yang kecewa dengan keputusannya. Ia menepuk-nepuk Hye Joo sebagai tanda suport darinya. Ia pun tetap akan mengatakan pengunduran dirinya pada wartawan.
Hye Joo tak bisa berbuat apa-apa karena segala keputusan ada di tangan Kwon Yool. Ia pun mengikuti Yool menemui wartawan. Da Jung tak menyangka kalau Yool benar-benar akan mengumumkan pengunduran diri yang ia sarankan tadi. Ia bingung kenapa keadaannya jadi begini. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya.
In Ho melihat Da Jung ada disana.
Di ruang konferensi pers. Wartawan terkejut begitu melihat Kwon Yool masuk ruangan dan siap mengklarifikasi terkait foto di koran. Puluhan kamera langsung tertuju ke arah Yool. Yool berdiri di depan, "Saya Kwon Yool, atas situasi tidak menguntungkan yang melibatkan diri saya, saya minta maaf karena ini menyebabkan keprihatinan pada kalian."
Park Joon Ki yang berada di ruang kerjanya melihat konferensi pers yang diadakan Yool di TV.
Yool: Mulai saat ini...
Tiba-tiba ada salah seorang wartawan yang menyela, beritahu kami siapa wanita yang di foto itu. Tapi Yool tak bisa memberitahukannya. Reporter lain bertanya apa benar kalau wanita di foto itu masih dibawah umur. Yool menjawab tidak. Wartawan bertanya lagi, apa yang menjadi alasan Kwon Yool tak mengungkapkan identitas wanita itu, karena hal ini hanya akan menyebabkan kesalahpahaman. Yool tak peduli, ia tetap tak bisa mengungkapkan identitas wanita itu.
Reporter Byun ikut bertanya, "Alasan anda tak bisa mengungkapkan siapa dia haruskah saya yang mengatakannya?" Yool tampak terkejut Reporter Byun tahu identitas wanita itu.
Park Joon Ki di kantornya menyeringai, "ini semakin menarik." Ucapnya sambil terus menyaksikan konferensi pers Kwon Yool.
Reporter Byun mengatakan kalau belum lama ini Kwon Yool terlibat wawancara yang sangat menarik. 'Perdana Menteri yang suka es krim strawberry' Reporter Byun membacakan judul artikel tentang Kwon Yool di koran Scandal News. Wartawan lain tertawa mendengar judul artikel yang terdengar kekanak-kanakan.
Reporter Byun menyebutkan kalau itu artikel di koran Scandal News yang isinya penuh gosip dan paparazi. "Apa alasan anda memberikan wawancara eksklusif kepada media hiburan seperti ini? Kenapa bukan pada harian utama seperti Goryeo, Shilla, atau Baekjae?" (nama korannya kok ya pake nama dinasti kerajaan n nama raja hahaha)
Hye Joo yang berdiri di belakang Kwon Yool mengingatkan kalau mereka tak akan menjawab pertanyaan yang tak ada hubungannya dengan permasalahan.
"Benarkah?" Reporter Byun berkata kalau ia menemukan sesuatu yang sangat aneh. Ia menunjukan berita heboh Kwon Yool dan seorang wanita di koran Goryeo Ilbo, "Wanita dalam foto ini dan wartawan yang menulis artikel ini (Scandal News). Kedua wanita ini adalah orang yang sama." jelas Reporter Byun.
Jreng jreng jreng....
"Itu benar. Wanita itu adalah aku." tiba-tiba Nam Da Jung muncul di ruang konferensi pers membuat Kwon Yool terkejut. Semua kamera langsung mengarah ke Da Jung. Da JUng berjalan menuju panggung. Kwon Yool dan Hye Joo yang terkejut cemas dengan kelakuan Da Jung. Da Jung berdiri di samping Kwon Yool. Yool berbisik apa yang Da Jung lakukan. Da Jung tersenyum memandang para wartawan, ia memperkenalkan nama dan profesinya yang seorang wartawan dari Scandal News. "Akulah wanita yang ada di foto yang telah membuat penasaran semua orang. Memang memalukan, tapi aku dan perdana menteri, ah dia masih calon kan? Aku dan calon perdana menteri Kwon Yool, kami saling mencintai!" ucap Da Jung sambil merangkul lengan Kwon Yool. Kwon Yool kaget bukan main dengan ucapan Da Jung. Hye Joo yang berdiri disebelah keduanya juga tak kalah kaget.
Yool menatap Da Jung, "Apa yang kau katakan?" Da Jung dengan cepat menginjak kaki Kwon Yool, Yool mengaduh dan diam.
Da Jung tersenyum menatap wartawan, "Itu kan yang ingin kau katakan Reporter Byun?" Reporter Byun yang bingung dengan pengakuan Da Jung tertawa-tawa membenarkan, itulah yang ingin ia katakan. Semua kamera mengarah ke Da Jung dan Kwon Yool. Da Jung tersenyum manis sementara Yool, diam n bengong.
Berita tentang pengakuan Da Jung pun langsung muncul di koran.
"Apa? kita saling mencintai? Apa kau sudah gila?" Kwon Yool jelas saja marah atas ucapan Da Jung di konferensi pers tadi. Da Jung yang dimarahi menunduk. "Kenapa kau mengatakan omong kosong seperti itu? Kenapa kau menyela saat aku akan mengatasinya? Apa kau pikir aku ini bodoh?"
Da Jung: "Jika saya tidak melakukan itu, apa yang akan anda lakukan? apa anda akan mengundurkan diri?"
Yool terkejut Da Jung tahu apa yang akan ia rencanakan. Da Jung menilai tidak sulit memikirkan hal itu, "Anda menjadi perdana menteri, setelah beberapa waktu berlalu kita bisa perlahan-lahan putus karena perbedaan kepribadian. Para selebritis biasa melakukan itu."
Kwon Yool benar-benar tak habis pikir dengan jalan pikiran Da Jung, "Apa kau tak takut pada mata rakyat? Apa kau pikir orang akan percaya pada kebohonganmu itu?"
Da Jung tak peduli orang mau percaya atau tidak, bukankah ide ini lebih baik daripada menjadi wartawan yang melakukan hal-hal kotor untuk mendapatkan berita. Ia melakukan ini untuk bertahan hidup. "Anda tidak berpikir kalau saya melakukan ini karena saya sungguh menyukai anda, kan?"
Yool tanya ide siapa itu, apa benar itu ide Da Jung. Da Jung tertawa sambil melirik Kang In Ho yang ada di belakang Yool. Ia mengatakan kalau ini tentu saja idenya karena ia reporter yang berpengalaman di lingkungan hiburan. Tapi tiba-tiba In Ho mengatakan kalau ini semua idenya. Kwon Yool terkejut menoleh ke In Ho. In Ho mengatakan kalau ia yang meminta Da Jung untuk melakukan itu. Yool ingin penjelasan lebih rinci dari In Ho, ia pun menyuruh Da Jung keluar dari ruangannya dulu. Da Jung mengerti, ia pun segera keluar ruangan, ia cemas bagaimana ini?
Setelah Da Jung keluar Yool berkata pada In Ho, bukankah In Ho tahu prinsip berpolitik yang ia tegakkan ketika memulai karir politiknya. 'Jangan berharap belas kasihan rakyat' 'Jangan menerima suap' dan 'jangan berbohong'. Ia menilai kalau In Ho sudah menghina prinsipnya. Apa In Ho tahu apa artinya itu. "Jika aku harus melakukan hal ini, aku tak punya keinginan menjadi perdana menteri."
Kwon Yool berkata ia akan segera ke Blue House untuk mengatakan yang sebenarnya. Ia akan mengundurkan diri. Ia akan bicara lagi dengan In Ho nanti.
"Apa prinsip-prinsip itu begitu penting?" cibir In Ho menghentikan langkah Kwon Yool. Kwon Yool berbalik menatap In Ho. In Ho mengangkat wajahnya menatap Kwon Yool, "Untuk mempertahankan prinsip anda, apa anda akan membuang semuanya? Kami, orang-orang yang telah berkumpul untuk anda, Presiden yang mencalonkan anda sebagai Perdana Menteri, rakyat yang menunggu, apa mereka semua tak berarti bagi anda, calon perdana menteri?"
Kwon Yool: "Kepala Kang?"
In Ho: "Lalu bagaimana dengan Reporter Nam (Da Jung)? Bukankah anda memutuskan mengundurkan diri karena dia? Jika anda tak mengundurkan diri, maka Reporter Nam akan menjadi Nyonya PM. Tapi sebaliknya, dia akan diingat sebagai reporter yang melakukan penyuapan. Daripada seperti itu bukankah akan lebih baik baginya untuk menjadi seseorang yang jatuh cinta dengan perdana menteri?"
Yool terdiam memikirkan ucapan In Ho.
In Ho keluar dari ruangan Kwon Yool. Di depan ruangan, Hye Joo menghampirinya dan plak.. Hye Joo menampar keras In Ho. "Terima kasih." ucap Hye Joo pada In Ho. Setelah menampar In Ho, ia masuk ke ruangan Kwon Yool. In Ho tertawa miris menerima tamparan dari Hye Joo. Tak jauh dari sana ia melihat Da Jung, ia pun bisa menebaknya kalau Da Jung pasti sudah menceritakan itu pada Hye Joo.
Menteri Park Joon Ki berada di ruangannya menerima laporan dari Sekretaris Bae bahwa setelah Nam Da Jung muncul reaksi masyarakat terhadap Kwon Yool telah berubah. Hasil survei menunjukan bahwa opini publik lebih berpihak pada Kwon Yool.
Sekretaris Bae minta maaf karena itu tak sesuai dengan harapan atasannya. Joon Ki berkata kalau ini belum berakhir, jadi Sek Bae tak perlu menyesal seperti itu. Ia menilai kalau Kwon Yool sudah mulai kreatif dalam menghadapi masalah.
In Ho membawa Da Jung kesebuah ruangan untuk beristirahat. Ia mengatakan kalau Da Jung tak bisa pergi dari gedung ini karena disini banyak wartawan. Kalau waktunya tepat, ia akan membawa Da Jung keluar besok pagi-pagi sekali. Da Jung duduk lemas, ia merasa aneh karena sebagai reporter biasanya ia mengejar orang untuk mencari berita tapi sekarang ia yang dikejar-kejar orang.
Da Jung kemudian bertanya apa In Ho baik-baik saja setelah ditampar oleh Hye Joo tadi. In Ho tersenyum dan duduk di samping Da Jung. Ia mengatakan kalau itu hanya sebuah kilatan amarah tapi ia bersyukur kalau ini juga cepat mereda. In Ho bertanya bukankah ini hari yang melelahkan bagi Da Jung. Da Jung menjawab tentu saja, ini benar-benar melelahkan. "Ah... aku harus berperan sebagai kekasihnya perdana menteri yang kasar." Keluhnya membuat In Ho terkekeh.
Da Jung ingin tahu apa yang dikatakan Kwon Yool tadi. In Ho mengatakan kalau Kwon Yool masih memikirkannya jadi sebaiknya tunggu saja. Ia berterima kasih karena Da Jung sudah ikut membantu, ia tahu ini bukanlah keputusan yang mudah. Da Jung juga berterima kasih pada In Ho. Tapi ia masih cemas, kalau kemudian hari ada masalah tentang hal ini apa yang harus mereka lakukan. Bagaimana kalau orang terus melihatnya sebagai wanita yang aneh. In Ho berkata kalau itu terjadi maka ia yang akan bertanggung jawab secara penuh, tapi ia yakin itu tak akan terjadi.
In Ho memberikan selimut pada Da Jung. Ia keluar dari ruangan membiarkan Da Jung beristirahat di ruangan itu. Setelah In Ho pergi Da Jung bertanya-tanya bagaimana In Ho akan bertanggung jawab.
Kwon Yool sendirian di ruangannya, ia memikirkan ucapan In Ho dan Da Jung mengenai solusi masalah ini. Ia bingung karena ini tak sesuai dengan hati nuraninya. Kwon Yool pun berpindah ke luar gedung. Ia mengingat saat-saat dimana dirinya memulai karir terjun di dunia politik sebagai anggota parlemen. Saat itu ia berjanji bahwa dengan menyatukan harapan masyarakat dan harapannya, ia akan melakukan yang terbaik. Yool mengingat ucapan Hye Joo yang tak setuju dirinya mengundurkan diri karena masalah sepele. Yool juga mengingat ucapan sindiran Da Jung, dimana menurut Da Jung Kwon Yool hanya akan menyelamatkan nama baik sendiri dengan mengatakan ia melakukan penyuapan. Kwon Yool bimbang, tak tahu keputusan mana yang harus ia ambil.
Da Jung yang istirahat di ruangan tampak tertidur pulas dengan mulut terbuka dan kaki ngangkang yang seenak jidatnya. Hahaha. Seseorang perlahan mendekat pada Da Jung yang tertidur. Da Jung akan memiringkan tubuhnya tapi sial ia malah terjatuh dari sofa tempat tidurnya. Ia pun tergeletak di lantai dan perlahan membuka matanya. Ternyata orang yang masuk ke ruangan itu adalah Kwon Yool. Yool tak menyangka melihat cara tidur Da Jung yang seperti itu hahaha. (liat ekspresinya kwon yool yang ga banegt jadi pengen ketawa hahaha) Da Jung yang terkejut melihat Kwon Yool ada disana langsung berdiri. Kwon Yool mengomentari Da Jung yang enak-enakan tidur sementara dirinya memikirkan masalah, sungguh menyedihkan. Yool melipat selimut yang tadi dipakai Da Jung. Ia menggerutu, "Seluruh rakyat berpikir wanita seperti ini adalah kekasihku." Da Jung terkejut mendengar gerutuan Yool, apa itu berarti Kwon Yool setuju dengan ide itu. Yool membenarkan, meskipun ia tak menyukai situasi ini, ia akan menerimanya. Hanya saja kepura-puraan ini berlangsung hanya sampai ia mendapatkan penunjukan sebagai Perdana Menteri. Setelah itu seperti apa yang Da Jung katakan, mereka akan putus. Da Jung bilang tentu saja, ia menilai Yool sudah membuat keputusan yang tepat. Kwon Yool juga mengibas-ibaskan bantal yang dipakai Da Jung untuk tidur tadi. hahaha. Da Jung tersenyum manis sambil memegang tangan Kwon Yool, "Chagiya...!" (panggilan sayang)
Kwon Yool tersentak kaget dengan panggilan dan sentuhan tangan Da Jung padanya, "Apa yang kau lakukan sekarang?" Da Jung bilang kalau keduanya perlu berlatih, bukankah keduanya sepasang kekasih. Kwon Yool memperingatkan jangan pernah melakukan tindakan seperti itu, kalau Da Jung ingin malakukannya lakukan sendiri saja. Da Jung menjawab mengerti dengan nada lemas. Kwon Yool bertanya berapa lama Da Jung akan tinggal disini, sebentar lagi pagi dan karyawan akan bekerja. Jadi sebaiknya Da Jung cepat pergi. Da Jung mengerti ia mengambil tas dan jaketnya.
Sebelum pergi Da Jung berkata, "Perdana menteri anda tahu kalau wawancara eksklusif sebagai perdana menteri baru harus kau berikan pada kekasihmu?" ucap Da Jung dengan suara manja. Kwon Yool bilang kalau itu tak akan pernah terjadi, jadi Da Jung jangan pernah bermimpi. Ia mengingatkan kalau ia akan memberi tahu Da Jung lebih dulu kalau hubungan keduanya akan putus nanti. Kwon Yool keluar dari ruangan itu.
Da Jung menatap sebal, "Ya ampun, dia tak bisa diajak bercanda." Sebelum keluar ruangan, Da Jung mengobrak-abrik bantal yang tadi dibereskan Kwon Yool. Hahaha. (hahaha kayak Kwon Yool mirip Soo Young yah suka kerapihan hahaha)
Esoknya, Hye Joo memberikan beberapa pengarahan pada Da Jung tentang hal yang harus Da Jung perhatikan ketika menjadi pacar pura-puranya Kwon Yool. "Kau tak boleh bicara pada wartawan, teman, keluarga atau orang lain. Kau tak boleh mengatakan bahwa hubungan ini palsu. Terutama pada Scandal News. Da Jung bilang tentu saja tak perlu khawatir.
Hye Joo tanya, apa Da Jung memiliki pinjaman uang. Da Jung menjawab tidak ada. Hye Joo tanya lagi, apa pernah di penjara. Da Jung kembali menjawab tidak. Hye Joo terus bertanya apa punya pacar. Ah jelas tidak ada jawab Da Jung. Hye Joo berkata kalau ini hanya untuk berjaga-jaga saja, yang paling penting adalah saat ini ia meminta Da JUng untuk menyesuaikan diri sebagai kekasih Calon Perdana menteri. Rendah hati, anggun dan bermartabat meskipun mungkin sulit bagi Da Jung. Da Jung bilang kalau itu tidak sulit, Hye Joo tak usah khawatir. Da Jung menanyakan berapa nomor ponsel perdana menteri. Hye Joo heran kenapa Da Jung menanyakan itu. Da Jung berkata akan sangat tak masuk akal kalau ia tak tahu nomor ponsel pacarnya.
Kwon Yool di ruangannya, ia menerima panggilan telepon di ponselnya. Sebuah nomor baru. Halo, sapa Kwon Yool. 'Perdana menteri ini aku, taruh nomorku di panggilan cepat nomor 1 ya.' Pet.... telepon pun mati. Yool heran, siapa yang meneleponnya dan tiba-tiba mengatakan hal itu.
Hahaha ternyata Hye Joo merebut dan mematikan ponsel Da Jung, "Apa kau sudah tak waras? Kuberi tahu nomor itu hanya formalitas saja bukan untuk digunakan untuk menelepon." omel Hye Joo. Menurut Da Jung itu sama saja, ia juga bertindak dengan prinsip hati-hati dan waspada. Ia merebut kembali ponselnya. Hye Joo mendelik memperingatkan, "Ingat baik-baik perkataanku, jika ada yang tidak beres, aku tak akan pernah memaafkanmu." Hye Joo pergi dari sana. Da Jung menatap heran kenapa Hye Joo bersikap begitu.
Kang In Ho melihat Da Jung yang tampaknya sedang memikirkan sebuah ide. Ia bertanya apa yang Da Jung lakukan. Da Jung kaget dengan kemunculan In Ho yang tak ia sadari. Da Jung memberi tahu kalau ia ingin pulang. In Ho yang ingat pun minta maaf, ia lupa mengantar Da Jung pulang. Ia meminta Da Jung menunggu sebentar, ia akan mengantar Da Jung pulang. Da Jung bilang tak perlu, ia tahu kalau In Ho sibuk jadi tak perlu mengkhawatirkannya. Ia bisa pulang sendiri.
In Ho melihat ke lantai bawah yang masih banyak wartawan menunggu, "Bagaimana dengan wartawan diluar sana?" Da Jung bilang pasti ada jalan keluarnya. "Kau tahu siapa aku? Aku Nam Da Jung dari Scandal News." Da Jung pun permisi. Da Jung mengendap-endap dan berusaha menyamarkan diri agar tak dikenali oleh wartawan. Dengan bantuan sebuah alat ia pun berhasil keluar dari gedung itu. In Ho yang melihat ke bawah tersenyum dengan tingkah cerdik Da Jung, "Dia semakin lama semakin lucu saja." gumamnya. (hati-hati In ho, nanti kamu suka sama dia hahaha)
Di rumah Kwon Yool. Kwon Na Ra, anak perempuan Yool kesal karena di luar rumahnya banyak sekali wartawan. Ia kesal karena tak bisa keluar rumah di hari ulang tahunnya. Na Ra bertanya pada Oppa-nya apa benar ayah mereka akan menikah dengan wanita itu. Woo Ri tak tahu ia tertarik membahas itu. Tapi lain dengan Man Se, dia sangat tertarik, menurutnya ahjumma yang di foto itu baik.
Na Ra: "Hei kau ini bodoh. Kau tidak menikahi orang hanya karena mereka itu baik. Gayanya kampungan, dia tak cocok dengan ayah."
Park Joon Ki mengunjungi rumah Kwon Yool untuk menemui keponakan-keponakannya. Woo Ri heran untuk apa Samchoon-nya tiba-tiba datang. Joon Ki berkata kalau ia sengaja datang karena sekarang ulang tahunnya Na Ra. Ia ingin merayakan ulang tahun keponakannya. Woo Ri curiga apa Samchoon-nya datang bukan karena wartawan yang ada di depan rumah. Na Ra langsung menyikut Oppa-nya karena sudah bicara tak sopan. Joon Ki tertawa, "Woo Ri bagaimana kau bisa begitu mirip seperti ayahmu?"
Joon Ki memberikan hadiah pada Na Ra. Na Ra senang sekali dan berterima kasih, ia beruntung karena memiliki Samchoon sepeti Park Joon Ki. "Ah ayahku sendiri saja bahkan tak peduli." Joon Ki tanya apa ayah Na Ra tak memberikan apa-apa pada Na Ra di hari ulang tahun seperti ini. Na Ra berkata kalau ayahnya tidak pulang selama dua hari ini, bahkan ayahnya sama sekali tidak menelepon. "Benarkah?" Joon Ki menyeringai menemukan kesalahan pada diri Kwon Yool.
In Ho dan Kwon Yool berada di dalam mobil. In Ho menyerahkan artikel yang berhubungan dengan konferensi pers kemarin. Kwon Yool membaca artikel itu. In Ho berkata kalau peringkat pencalonan nasional yang kemarin merosot tajam perlahan mulai pulih kembali. Blue House juga kelihatannya mulai tenang. Kwon Yool sedikit tersenyum lega. In Ho menyarankan sebaiknya Kwon Yool juga membaca artikel yang ditulis Nam Da Jung di koran Scandal News. Kwon Yool pun membacanya.
'Calon perdana menteri Kwon Yool, pria bercelana dalam segitiga. Celana dalam atau boxer..... artikel apa-apan ini...!" suara Kwon Yool meninggi. "Ah dasar wanita ini..." Kwon Yool membanting artikel yang dibacanya. In Ho diam wae. (wakakakakakaka)
Di depan rumah Kwon Yool, wartawan mewawancarai Park Joon Ki.
"Aku terkejut melihat laporan bahwa dia berkencan. Tapi daripada mengucapkan selamat atas pencalonanya, aku lebih ingin mengucapkan selamat atas cinta barunya. Demi keponakan-keponakanku, berita apa lagi yang lebih menyenangkan dari ini?"
Joon Ki melihat Kwon Yool sampai disana. Yool heran karena di depan rumahnya banyak sekali wartawan datang bersama Joon Ki. Yool pun berhadapan dengan kakak iparnya. Yool menanyakan perihal Joon Ki yang datang ke rumahnya. Joon Ki berkata kalau hari ini ulang tahun Na Ra. Yool terdiam terkejut (ah apa dia lupa?) Joon Ki merasa sebagai samchoon-nya Na Ra ia sengaja datang kesini untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Joon Ki mendekat berbisik pada Yool, "Apa karena cinta barumu kau melupakan ulang tahun anak-anak?" Joon Ki tersenyum remeh kemudian pergi dari sana. Yool menatap ke arah rumahnya, di jendela tampak ketiga putra putrinya. Na Ra cemberut ngambek karena ayahnya melupakan ulang tahunnya.
Joon Ki berada di mobilnya, ia tersenyum puas karena sudah menyekak Kwon Yool. Sek Bae melihat Joon Ki begitu senang, apa suasana hati Joon Ki sedang baik. Joon Ki membenarkan ia menduga mungkin saja ini karena ia menerima hadiah. Sek Bae tak mengerti, apa maksudnya menerima hadiah.
Joon Ki: "Aku pikir kita memiliki kesempatan untuk menang. Aku menemukan titik lemah Kwon Yool."
Da Jung berada di sekitar tempat tinggalnya. Ia bersembunyi dibalik tembok karena didekat sana banyak wartawan yang menunggunya. Ia kesal dimana-mana ada wartawan. "Kenapa mereka masih belum pergi? Sampai kapan mereka akan ada disana?"
Ponsel Da Jung bunyi, dari ayahnya. Ayah Da Jung marah-marah karena ia membaca artikel yang menyebutkan kalau Da Jung pacarnya Perdana menteri. "Ah anak ini. Betapun sulitnya menemukan seorang pria kenapa kau memilih pria dengan tiga anak? Apa ini masuk akal?" (baru juga 3 anak, lha Eun Sang Chul punya Gyul bersaudara sebanyak 4 anak hahaha)
Da Jung ingin menjelaskan semuanya, tapi ayahnya tak mau dengar. "Perdana menteri atau bukan, cepat bawa kesini. Aku harus melihat wajah pria kurang ajar itu, mengerti?" Telepon pun ditutup.
Da Jung mengeluh, aku bisa gila. Bagaimana ia bisa melupakan ayahnya dengan masalah ini. Ia bingung tak tahu harus bagaimana dengan permintaan ayahnya yang ingin betemu dengan Kwon Yool.
Da Jung pun ke kantor Scandal News. Boss Go ingin Da Jung mengatakan yang sebenarnya. Ia menebak kalau semua ini pasti pura-pura Da Jung ingat peringatan dari Hye Joo kalau masalah kebohongan ini tak boleh ada yang tahu, terutama pihak Scandal News. Da Jung bilang itu bukan bohong, Hee Chul juga tahu kalau ia punya pacar. "Kau bilang kau ingin tahu siapa dia, kan? Aku akan memberitahumu sekarang. Kwon Yool. Dia adalah ayangku."
Boss Go menatap tak percaya, kalau memang Da Jung pacarnya Perdana menteri kenapa Scandal News ditolak masuk kesana terakhir kali. Da Jung terbata-bata kalau ia kemudian meminta bantuan Kwon Yool. (Ingat kan saat dimana Da Jung diusir oleh reporter karena dia nyamar jadi Cleaning service dan inilah cerita rekaan Da Jung versi melodrama)
Da Jung yang mengenakan seragam cleaning service jatuh tersungkur karena dorongan para wartawan yang menyuruhnya pergi. Kwon Yool terlihat sedih melihat Da Jung diperlakukan seperti itu. Da Jung diseret keluar oleh penjaga. Kwon Yool ingin mengejar tapi dia ditahan oleh penjaga lain.
'Aku takut hubungan kami akan ketahuan wartawan lainnya, jadi aku memintanya untuk membiarkan aku pergi.' Jelas Da Jung tentu saja bohong hahaha.
'Suruh mereka jangan bersikap kasar padanya!" perintah Kwon Yool pada petugas keamanan. "Dia nanti akan terluka." Kwon Yool menangis memukul-mukul petugas keamanan. Wakakaka berasa liat melodrama hahaha.... Hee Chul merasa itu cerita yang aneh. "Lalu kenapa dia menyeret kekasihnya ke kantor polisi?"
Da Jung: Oh yang itu.... itu karena aku mengatakan padanya bahwa kami harus putus." (ini pas Da Jung dibawa ke kantor polisi oleh Kwon Yool)
'Aku tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengatasi perbedaan status sosial kami'
Da Jung berada dibalik jeruji besi. Yool menatap Da Jung dengan tatapan sendu, 'Bahkan jika aku harus membuatmu menjadi penguntit aku tak pernah bisa melupakanmu.'
'sebenarnya aku merasakan hal yang sama dengannya. Aku benar-benar tak bisa putus dengannya.' sambung Da Jung.
Da Jung berlindung di bawah payung dari hujan. Kwon Yool datang memanggilnya. Payung pun terlempar keduanya basah tekena hujan. (You Rise Me Up. Lagunya sendu tapi malah bikin ngakakkk hahaha) Kwon Yool minta maaf dan mengaku salah. Ia mengajak Da Jung untuk tak berpisah lagi. Da Jung mengangguk. And then, Yool pun menciumnya.
Pada akhirnya kami pacaran lagi sampai sekarang.' jelas Da Jung. Cerita rekaan yang koplak, wakakakak
"Oh jadi begitu kejadiannya." sahut Hee Chul. "Jadi itu sebabnya kau tak mau mewawancarai anak-anaknya. Wawancara eksklusif, begitulah caramu mendapatkannya. Hingga kalian bisa saling bertemu." Da Jung membenarkan.
Tapi Boss Go tidak percaya, "Coba kau telepon dia!" perintahnya sebagai bukti tentang hubungan cinta Da Jung dan perdana menteri. Da Jung kaget bo.
Apa yang akan dilakukan oleh Da Jung?
Kwon Yool memarahi pegawainya, "Kenapa kalian belum menyelesaikan pekerjaan kalian? Kuberi kalian waktu 3 hari. Bahkan kalau perlu jangan pulang ke rumah. Mengerti?" (Nih calon perdana menteri galak banget >_<)
Ponsel Kwon Yool bunyi, telepon dari nomor yang belum ia ketahui, Halo? Sapa Kwon Yool.
'Chagiya, ini aku!'
Kwon Yool heran siapa penelepon ini, apa salah sambung. Kwon Yool pun memutus teleponnya. Boss Go dan Hee Chul yang penasaran berdiri menguping di belakang Da Jung. Da Jung berseru bohong kalau ia salah menekan nomor hahaha. Ia pun mencoba menghubungi Kwon Yool lagi. Yool kesal siapa sih yang terus nelepon dia, ia pun menjawabnya. Halo? "Chagiya, ini aku Da Jung." Ucap Da Jung dengan suara manja.
"Siapa?" Yool kaget menyadari siapa yang meneleponnya, ia melihat sekeliling. "Hei apa kau sudah gila? Apa yang kau lakukan sekarang?" Yool marah memelankan suaranya.
Da Jung tetap dengan suara manjanya, "Apa maksudmu apa yang kulakukan, aku sekarang ada di kantor. Tapi keluarga Scandal News ingin bertemu denganmu. Bisakah kau datang menjemputku?"
Yool tentu saja tak mau, "Apa itu masuk akal? Apa kau sudah gila? Kalau kau menelepon seperti ini lagi, maka bersiaplah menerima akibatnya. Mengerti?"
"Oh rapat ya? Baiklah kalau begitu. Jangan bekerja terlalu keras." seru Da Jung berbohong supaya teman sekantornya tak curiga hahaha.
Da Jung menyudahi meneleponnya, ia tertawa mengatakan pada Boss Go dan Hee Chul kalau pacarnya sangat ingin kesini tapi jadwalnya padat. Boss Go tak percaya, Da Jung pasti bohong, apa Da Jung pikir ia dan Hee Chul akan percaya begitu saja. Hee Chul menantap curiga, ia sama seperti Boss-nya, tak percaya.
Da Jung menyusul dua rekan kerjanya hingga keluar kantor. Ia bertanya apa keduanya akan langsung pulang, ia ingin mentraktir keduanya minum. Hee Chul tak mau, ia merasa kalau bukan karena Boss-nya, ia pasti sudah tertipu oleh Da Jung yang menggembar-gemborkan berita pacaran itu, "Kau tak bisa membohongi kami."
Da Jung bilang kalau ia tak bohong, ia hanya bertengkar dengan pacarnya. "Dia marah karena aku muncul di konferensi pers tanpa persetujuannya. Makanya dia tak mau datang." Boss Go tak peduli yang pasti ia tak percaya ucapan Da Jung. Kalau Da Jung ingin ia dan Hee Chul percaya bawa Kwon Yool ke hadapannya, baru ia akan percaya. Hee Chul mengangguk setuju.
"Apa kau mencariku?" Tiba-tiba seseorang datang. Ketiganya menoleh ke sumber suara dan terkejut begitu melihat kalau yang datang itu Kwon Yool. Boss Go dan Hee Chul kaget terbengong-bengong.
"Oh chagiya..." seru Da Jung berlari ke arah Yool dan melingkarkan tangannya ke lengan yool. Da Jung minta maaf. Yool merangkul dan berkata kalau itu salahnya. Yool pun memainkan perannya sebagai pacar Da Jung di depan teman-teman Da Jung. Ia mengajak Da Jung bicara di dalam mobil saja. Keduanya permisi meninggalkan Boss Go dan Hee Chul yang seakan tak percaya kalau Kwon Yool beneran pacarnya Da Jung.
Di dalam mobil dalam perjalanan menuju suatu tempat, Da Jung berkata kalau Kwon Yool datang pada saat yang tepat. Ia mengatakan kalau teman kantornya itu sangat pandai sekali menggali kotoran, ada kesalahan sedikit saja hubungan keduanya pasti akan terekspos. Yool memberi tanda pada Da Jung agar tak sembarangan bicara karena disana ada Tn Shim, si supir.
Da Jung yang menyadari dirinya sudah banyak bicara berkata kalau sebaiknya ia dan Kwon Yool tak perlu menyembunyikan hubungan asmara keduanya toh sekarang sudah terbuka semuanya. Bukankah begitu sayang? (wakakaka nih cewek agresif banget hahaha)
Yool langsung mendelik marah disapa begitu. Ia berbisik, "Kalau kau mengatakan 'sayang' sekali lagi aku akan menurunkanmu di tengah jalan." Da Jung kesal, "Ah apa anda pikir aku suka mengatakan itu?" gumamnya.
Da Jung bertanya pelan kenapa Kwon Yool datang ke tempatnya. Yool balik bertanya apa Da Jung benar-benar tak tahu kenapa ia datang. "Seperti yang kau katakan tadi wartawan Scandal News pandai menggali kotoran, teman-temanmu itu, aku khawatir mereka akan curiga." ucap Yool sambil menjitak kepala Da Jung.
Tn Shim melirik ke belakang melalui kaca mobil. Yool dan Da Jung langsung tersenyum pada Tn Shim mengisyaratkan kalau hubungan keduanya sangat baik dan bahagia. Tn Shim yang mengerti situasi kemudian menyalakan musik dan lagunya romantis banget hahaha, I Love You.
Tn Shim tersipu malu, "Sepertinya kalian tak bisa berbicara bebas karena ada aku. Sekarang, silakan bicara dengan bebas. Apa aku harus mematikan lampu?" (wakakaka)
"Tuan Shim?" Yool mendelik. Tn Shim langsung diam minta maaf. Hahaha
Da Jung melihat keluar jendela dan terkejut mengetahui teman-temannya dari Scandal News mengejar mereka. Ia memberi tahu Yool, kalau Scandal News membuntuti mereka. Benar saja, Boss Go dan Hee Chul berada di mobil mengikuti kemana mobil Yool pergi, "Wah wah kencan larut malam dengan calon perdana menteri?" Hee Chul berkata kalau Scandal News tak akan melewatkan berita besar ini begitu saja. Da Jung mengira-ngira apa yang ada dipikiran rekan kerjanya, "Calon perdana menteri tidak mempersiapkan diri untuk wawancara tetapi menghabiskan waktu untuk kencan, artikel seperti itu tidak akan membantu kan ya?" Yool kesal karena ini semua gara-gara Da Jung. Da Jung punya ide, ia meminta Tn Shim belok kanan di persimpangan jalan berikutnya. Tn Shim heran bukankah itu jalanan sibuk. Da Jung meminta Tn Shim percaya saja padanya, ia sangat tahu semua lokasi di kota Seoul. Belok kanan. Tn Shim pun menuruti petunjuk Da Jung. Boss Go dan Hee Chul terkejut melihat mobil Yool belok kanan tiba-tiba. Keduanya merasa kalau Da Jung dan Kwon Yool sudah tahu kalau mereka diikuti. Boss Go menyuruh Hee Chul cepat memutar mobil untuk mengejar mereka. Ia tak bisa kehilangan berita besar ini, ia menyuruh Hee Chul ngebut. Da Jung terus memberikan instruksi pada Tn Shim kemana harus menyusuri jalanan malam. Belok kanan. Belok kiri. Tn Shim belok kanan tiba-tiba membuat Yool dan Da Jung terpelanting ke kanan dan ke kiri. Yool kesal dan mendorong Da Jung menjauh darinya. Wakakaka. Scandal News pun kehilangan jejak mereka.
Karena sudah tak diiukti oleh teman-temannya, Da Jung meminta Tn Shim menghentikan laju mobil. Yool tanya memangnya Da Jung mau pergi kemana. Ia meminta Tn Shim untuk membawanya dan Da Jung ke hotel yang ia katakan tadi. Da Jung kaget, hotel? Keduanya sampai di hotel dan menuju kamar. Da Jung cemas, ia mulai berpikir yang tidak-tidak. "Perdana menteri, bukankah ini sudah melampaui batas? Kurasa kita tak perlu berpura-pura sejauh ini."
"Apa yang kau katakan? Kita harus melakukannya dengan benar sejak awal." goda Yool yang seakan tahu kemana arah pikiran Da Jung. Da Jung gugup, ia mengatakan kalau hal ini tidaklah benar. Ia akan pergi tapi Yool menangkap tangannya, "Kau mau lari kemana? Tidak apa-apa. kau tak perlu takut?"
Yool menarik Da Jung masuk ke kamar hotel. Da Jung ketakutan, perdana menteri?
Da Jung yang ketakutan berpegangan pada gagang pintu kamar, "Perdana menteri tidak. Ini tidak benar!" sahutnya menunduk menyilangkan tangan ke tubuhnya. "Kenapa anda melakukan ini?"
Da Jung kemudian menoleh dan terkejut melihat beberapa pasang mata memperhatikan tingkahnya. Bukan hanya Kwon Yool yang ada di kamar hotel itu, Hye Joo, In Ho dan beberapa pegawai di kantor Kwon Yool. Da Jung pun menyadari kalau ia sudah salah duga hahaha. Ia langsung berdiri dan berusaha tersenyum menyapa mereka.
Da Jung bicara pelan pada Kwon Yool, seharusnya Yool memberitahunya dulu. Yool bilang kalau ia sudah mengatakannya, bukankah ia sudah bilang kalau ia dan Da Jung akan ke hotel. "Ah... pikiranmu langsung kotor begitu mendengar kata hotel kan?" Da Jung mengalihkan diri dengan bertanya kenapa Yool membawanya ke hotel.
Sekretaris Bae melaporkan pada Joon Ki kalau pihak Kwon Yool mengadakan pertemuan disuatu tempat hingga tanggal wawancara tiba. Joon Ki menebak kalau Kwon Yool pasti sibuk menulis skenario kencan. Ia ingin tahu siapa yang menjadi juru bicara terbaik di Partai oposisi. Sekretaris Bae menjawab anggota DPR Park Suk Joon. Joon Ki menyuruh Sek Bae untuk memberi tahu Park Suk Joon agar menanyakan pada Kwon Yool tentang anak-anak saja ketika wawancara nanti. Sek Bae heran kenapa wawancara politik tapi yang ditanyakan masalah keluarga. Joon Ki mencibir tindakan Kwon Yool, "Bukannya merayakan ulang tahun anaknya sendiri tapi malah sibuk berkencan. itu kan mudah untuk mengejarnya."
Di hotel Kwon Yool menghafalkan identitas Nam Da Jung, ya siapa tahu dia ditanya tentang Da Jung gitu. "Nam Da Jung lahir 15 Agustus 1986, umur 28 tahun. Lulus dari Universitas Han jurusan Jurnalis. Golongan darah A...."
Gol darah B ralat Da Jung.
Kwon Yool kesal, "Gol darah B, warna favorit mustard. Film favorit terminator. Makanan favorit janchi mie. Pertemuan pertama...."
In Ho terkekeh mengetahui apa yang menjadi kesukaan Da Jung.
"Pertemuan pertama? Ah keterlaluan." Kwon Yool marah, kenapa ia harus menghafal hal-hal bodoh ini. Hye Joo tahu itu tapi apa boleh buat, Yool harus melakukannya. Pada sidang seleksi, pertanyaan tentang hubungan Kwon Yool dan Da Jung pasti akan muncul.
Da Jung tanya apa tidak ada sesuatu yang lebih baik untuk dilakukan. Ini kan tentang pemilihan perdana menteri, kenapa harus menanyakan hal-hal seperti ini.
In Ho: "Situasi keuangan, dinas militer, pemalsuan pendaftaran penduduk, semua bersih. Jadi, pertanyaan akan difokuskan pada urusan cinta."
Da Jung: "Ah dasar politikus ga ada kerjaan. Bukankah aku calon kongres yang baik? Menggali urusan cinta adalah keahlianku."
In Ho kembali terkekeh. Yool yang malas membahas ini meminta mereka istirahat sebentar. Ia pun keluar untuk mencari udara segar. In Ho meminum kopi yang sudah disiapkan disana. Hye Joo juga sama. Hye Joo minta maaf pada In Ho tentang kejadian sebelumnya. In Ho bertanya minta maaf soal apa, "Ah itu.. tentang kau menamparku? Kau meminta maaf lebih cepat dari yang kubayangkan."
Hye Joo berkata kalau ia juga tulus ketika mengucapkan terima kasih pada In Ho. In Ho tahu itu. Hye Joo berkata melalui acara ini In Ho banyak mengejutkannya. Ia tak menyangka ternyata In Ho banyak membantu. Ia sudah bekerja dengan Kwon Yool selama bertahun-tahun, jadi ia tahu kalau In Ho sangat diharapkan.
In Ho: "Aku juga sudah mengamatinya dalam waktu yang lama." Hye Joo menatap heran. In Ho: "Apa kau tahu tentang Kwon Sa Mo (kumpulan fans Kwon) ketika pembentukan Kwon Sa Mo 10 tahun yang lalu, aku sudah menjadi anggotanya." (Tapi tidak, sepertinya In Ho mengamati Kwon Yool dari dulu ada maksud tertentu nih, ada rahasia dibalik itu, tapi apa ya?)
Da Jung melihat Kwon Yool berdiri diluar sendirian. Yool menyadari ada seseorang disana, ia pun menoleh dan melihat ada Da Jung. Da Jung tak enak dan akan pergi tapi Kwon Yool bertanya bagaimana pendapat orang tua Da Jung. Da Jung tak mengerti maksud pertanyaan Yool.
Yool bertanya lagi, "Oh iya kau hanya memiliki ayah, kan? Ayahmu seharusnya tahu situasi ini. Apa dia khawatir?"
Da Jung tersenyum miris, "Bisakah aku mengatakan ini? Dia memaksaku segera menikah. Tapi perdana menteri, jangan terlalu dipikirkan karena sebentar lagi ayahku juga akan melupakannya."
Da Jung khawatir bagaimana kalau ia diminta untuk hadir pada sidang seleksi. Yool bilang Da Jung tak usah khawatir itu tak akan pernah terjadi. "Hari ini adalah hari terakhirku mendapatkan bantuanmu. Terima kasih untuk semuanya. Tapi bisakah aku menanyakan satu hal? Kenapa kau membantuku?"
Da Jung kaget dengan pertanyaan Yool. Ah itu... Da Jung mengingat ucapan Kwon Yool ketika memutuskan untuk mengundurkan diri dari calon perdana menteri. Saat itu Yool mangatakan pada Hye Joo kalau dirinya adalah korban yang tidak melakukan kesalahan. Da Jung berkata kalau alasannya membantu Yool agar dirinya bisa bertahan hidup. "Jika anda benar-benar ingin menyelamatkanku, anda harus memberikan yang terbaik saat wawancara nanti dan jadilah perdana menteri yang memberi kekuatan bagi orang-orang seperti saya. Tidak membela yang kuat dan mengabaikan yang lemah. Berjanjilah anda akan menjadi perdana menteri yang seperti itu."
"Aku janji." ucap Kwon Yool tegas. "Kau juga harus berjanji padaku bahwa kau akan menjadi seorang jurnalis yang baik. Aku tak suka artikel tentang diriku tapi kau memiliki bakat dalam menulis. Aku akan mengamati apa artikelmu ada kemajuan, Reporter Nam Da Jung."
Da Jung tersenyum. Yool melihat jam tangannya dan berkata kalau ini sudah larut malam, ia mempersilakan Da Jung pergi. Da Jung akan pergi tapi tiba-tiba ia bertanya, "Apa anda tahu apa film kartun favorit Man Se sekarang?"
Seleksi calon perdana mentri pun tiba. Anggota DPR yang menjadi Juru bicara Partai Oposisi Park Suk Joon bertanya pada Kwon Yool, "Apa komik yang paling anak anda sukai?" Kwon Yool menjawab kalau pertanyaan itu tidak ada hubungannya dengan seleksi calon perdana menteri.
Tn Park meminta Yool menjawab pertanyaannya saja. "Kelihatannya anda belum paham apa yang saya katakan. Kalau begitu apa anda tahu siapa selebritis favorit anak anda? Jika anda tahu siapa nama teman dekatnya, bisa anda sebutkan?"
Park Joon Ki mengamati acara itu melalui TV di kantornya. Ia tampak senang melihat Kwon Yool tak bisa menjawab pertanyaan sepele seperti itu. Pertanyaan yang ia sarankan pada Tn Park Suk Joon. Kwon Yool diam tak menjawab. Tn Park mencibir, apa Kwon Yool tak tahu itu, "Kalau begitu apa cita-cita anak anda?" Kwon Yool masih bungkam.
Tn Park: "Ketika ulang tahun putri anda kemarin, hadiah apa yang telah anda berikan? Anda tak memberinya satu pun kan? Karena anda begitu sibuk, tapi anda sibuk apa, pacaran?"
Kwon Yool menahan geram dengan pertanyaan seperti itu.
Tn Park: "Ada pepatah yang mengatakan bahwa keluarga harus berdiri terlebih dahulu hingga negara dapat berdiri kuat. Anda tak tahu apa-apa tentang anak-anak anda sendiri dan sibuk pacaran. Apa kalian pikir orang seperti ini pantas menjadi perdana menteri?"
Yool yang sedari tadi bungkam mulai bersuara karena sudah tak tahan lagi dicerca pertanyaan seperti itu. "Anak saya, dia paling suka nonton Robo Car Poli. Selebritis yang disukai anak bungsu saya adalah Yoo Jae Suk. Idola putri saya Ruri. Dan anak sulung saya tidak menonton TV. Cita-cita Woo Ri, anak sulung saya menjadi pilot. Putri saya Na Ra, dia ingin menjadi Sekjen PBB dan putra bungsu saya, Man Se dia ingin menjalankan sebuah pabrik roti."
Para anggota dewan terkesan dengan jawaban Kwon Yool yang serba tahu tentang anak-anaknya. Joon Ki di ruangannya terkejut campur Kwon Yool banyak tahu perihal anak-anak. Kwon Yool melanjutkan ucapannya, "Tapi saya benar-benar baru menghafalkan ini kemarin hanya untuk wawancara ini." jelasnya jujur. "Seperti yang anda katakan, anggota dewan, tidak mempu mengingat ulang tahun anak saya itu benar bahwa saya ayah yang bodoh. Apa yang diinginkan anak-anak saya, siapa selebritis yang mereka suka, saya tidak tahu. Anda bertanya bagaimana saya bisa berkencan tapi tidak tahu apa-apa tentang anak-anak saya, saya juga tidak yakin. Namun, saya ingin melindungi hak wanita, itulah satu-satunya jawaban yang bisa saya berikan. Saya berpikir kalau saya akan terus hidup sebagai ayah yang buruk. Tapi, sebelum menjadi ayah yang baik, saya akan menjadi perdana menteri yang melayani rakyat. Baru kemudian saya memikirkan bagaimana menjadi seorang ayah yang baik."
(apa ga kebalik ya, kan seharusnya menjadi ayah yang baik dulu baru menjadi seseorang yang beguna untuk masyarakat-pendapat saya hihi) Park Joon Ki kecewa nih, Senjata yang Joon Ki siapkan untuk menembak Kwon Yool eh gagal hehe.
Da Jung menonton tayangan itu di layar besar di luar gedung. Ia tersenyum mendengar jawaban dan penjelasan Kwon Yool.
Di Blue House. Kwon Yool menerima surat keputusan pengangkatannya sebagai Perdana Menteri dari Presiden. Presiden mengucapkan selamat pada Kwon Yool. Yool minta maaf karena sudah membuat Pak presiden sedikit prihatin dengan masalahnya kemarin.
Pak Presiden tak mempermasalahkan berita mengenai Kwon Yool kemarin, "Lalu bagaimana, apa kau sudah memilih tanggalnya?" Yool tak mengerti tanggal apa.
Presiden: "Dalam rangka kerja di pemerintahan, kau membutuhkan bantuan dari seorang istri. Karena kau memiliki anak, maka kau harus menikah, begitu kan?"
Yool tak bisa menjawabnya hahaha. Nah lho Pak Presiden aja sudah merestui wakakaka.
Yool berdiri diluar Blue Bouse, "Pernikahan, apa-apaan ini? sepertinya sekarang sulit untuk dihindari?" gerutunya.
Di luar Blue House, Hye Joo dan In Ho sudah menantinya. Mereka membungkuk memberi hormat pada Perdana menteri mereka. Hye Joo mengucapkan selamat atas pengangkatan Kwon Yool menjadi perdana menteri. Ia senang arena bisa memanggil Kwon Yool dengan sebutan perdana menteri. Yool berterima kasih. In Ho menjelaskan bahwa satuan keamanan sudah sesuai dengan prosedur dan mulai sekarang satuan keamanan akan memulai tugasnya. Tim keamanan eksklusif juga akan ditempatkan di kediaman Kwon Yool.
Kwon Yool mengerti ia bertanya, apa yang menjadi tugas resmi pertamanya menjadi perdana menteri. In Ho mengatakan kalau tugas resmi pertama PM Kwon adalah memberikan penghormatan di monumen memorial. Mereka pun bergerak menuju tempat tujuan. Rombongan perdana menteri menyusuri jalan raya kota. Yup.. seperti kebanyakan para pejabat publik yang lewat lalu lintas pasti didahulukan deh.
Da Jung dan Hee Chul keluar dari kantor Scandal News. Park Hee Chul heran kenapa Da Jung tidak tinggal di rumah saja dan mendapatkan pelajaran sebagai pengantin. Da Jung berkata pekerjaannya (Kwon Yool) itu pekerjaannaya dan ia punya pekerjaan sendiri.
Hee Chul curiga, apa ada masalah dengan kehidupan cinta Da Jung dan perdana menteri. Ia kesal karena ia berharap bisa mendapatkan keuntungan dari mengenal perdana mentri. "Noona, jika ada gosip putus maka kami harus......" Plok... Da Jung menggaplok kepala Hee Chul, "Bukan begitu!"
Ada dua orang yang melintas disana, "Bukankah kau wartawan scandal news, Nam Da Jung?" tanya wanita itu mengenali wajah Da Jung. Da Jung mengelak, "Bukan. Wah apa aku secantik itu? terima kasih ya." ucapnya hihi.
Hee Chul memberi tahu ponsel Da Jung bunyi. Da Jung menjawab telepon dan mendapatkan kabar yang mengejutkan.
Da Jung tergesa-gesa sampai disebuah ruangan, dimana seseorang terbaring tertutup kain. "Ayah, ayah.." Da Jung panik melihat ayahnya tak sadarkan diri.
Kain penutup itu perlahan terbuka dan mata ayah Da Jung pun terbuka juga. "Kau sudah datang?" ayah tertawa dan bangun. Da Jung sewot karena ayahnya sudah bercanda seperti ini. "Bagaimana bisa ayah membuat lelucon seperti ini? aku hampir saja mengalami serangan jantung."
"Ah dasar anak ini. Baru datang sudah ngomel-ngomel. Eh bagaimana dengan menantu Kwon? Menantu perdana menteriku." Ayah menarik nafas lega karena pada akhirnya ia bisa melihat menantunya. Da Jung diam karena ia sudah tak berhubungan lagi dengan Kwon Yool.
Ayah melihat sekeliling dan tak melihat Kwon Yool. Ia tanya apa Kwon Yool tak datang bersama Da Jung. "Ya ampun dia tidak datang setelah mendengar ayah mertuanya pingsan. Kenapa sulit sekali bertemu dengan menantu perdana mentri itu?"
Da Jung kesal, jadi kabar tentang ayahnya pingsan itu bohong. Ayah terlihat bingung dengan yang Da Jung tanyakan. Da Jung tambah kesal, "Ah aku tak bisa hidup karena ayah, aku sangat sibuk dan ayah malah bercanda. Aku pergi ya!" Da Jung keluar dari ruangan itu. Ayah menggerutu, ya ampun anak itu.
Da Jung berpapasan dengan Bu Dokter yang merawat ayahnya. Da Jung berkata kalau ayahnya sudah bercanda kelewatan dengan mengatakan pingsan. Dokter berkata kalau pingsannya ayah Da Jung bukan lelucon. Da Jung berjalan lemas menyusuri jalanan malam, terngiang dalam benaknya ucapan Bu Dokter padanya. "Ini tumor otak degeneratif primer. Paling lama 6 bulan. Prioritas utama kita adalah membuat pikirannya tenang."
"Itu bohong." guman Da Jung tak percaya dengan kesehatan ayahnya yang memburuk. "Itu bohong." Suara Da Jung terdengar terisak. Ia menerima sms dari ayahnya.
'Da Jung-ah, apa kau pergi dengan baik? Udaranya dingin jadi hati-hati ya. Dan nanti pastikan datang dengan menantuku. Bahkan ibumu pun penasaran. Aku mencintaimu, putriku.'
"Ayah ayah.." tangis Da Jung. Da Jung jongkok di trotoar menangisi nasib ayahnya yang usianya tak lama lagi.
Hye Joo dan In Ho menyerahkan daftar undangan jamuan pertama yang dijadwalkan akhir pekan ini. Ia melakukan pemilihan tamu undangan sesuai petunjuk Kwon Yool bahwa mereka akan mengutamakan pada anggota kabinet dan pejabat asing dalam skala kecil.
"Tapi Reporter Nam tak ada dalam daftar itu." sahut In Ho. "Bukankah seharusnya kita memanggil satu orang yang perlu kita beri ucapan terima kasih?"
Hye Joo mengingatkan apa In Ho sudah lupa dengan rencana mereka yang akan melakukan pemutusan hubungan dengan Da Jung setelah pengangkatan perdana mentri. "Jika kita memanggilnya ke acara seperti ini hanya karena ucapan terima kasih, lalu kapan kita bisa memutuskan hubungan dengannya?"
In Ho: "Meskipun begitu, setidaknya dia diundang datang ke pesta perjamuan ini."
Kwon Yool menilai ucapan Hye Joo benar, lebih baik tak usah mengundang Da Jung karena ini juga akan lebih baik bagi Da Jung. Kwon Yool melihat jam tangan dan meminta keduanya pulang karena sudah malam.
Hye Joo dan In Ho pun keluar dari ruangan perdana menteri. Hye Joo bertanya In Ho tak punya perasaan khusus pada Nam Da Jung kan.
"Perasaan khusus?" In Ho bepikir sejanak, "Tapi tak ada masalah kalau kalau itu ada?"
Hye Joo bilang tentu saja tidak apa-apa, kalau memang In Ho ingin menjadi berita utama di halaman depan koran. Ucapnya sambil berlalu dari sana. In Ho mengeluh, "Ah ya ampun apa ini artinya aku tak akan bisa melihat Reporter lucu kita Nam Da Jung?" (hihi)
Dan reporter lucu kita lagi sedih, dia melampiaskannya dengan minum soju sendirian. Da Jung sudah menghabiskan 3 botol soju. Da Jung mengingat ucapan ayahnya.
'Da jung-ah, memegang tanganmu dan membawamu ke altar pernikahan adalah keinginanku. Kau bisa melakukan itu untukku kan?'
Da Jung juga mengingat ucapan dokter yang mengatakan kalau ayahnya akan bisa bertahan paling lama 6 bulan lagi. Da Jung yang sedih terus minum hingga mabuk.
Kwon Yool masih berada di ruangannya memeriksa dokumen. Tiba-tiba ia teringat pada ucapan Da Jung ketika di hotel terakhir kali keduanya bertemu.
'Jadilah perdana menteri yang memberi kekuatan pada orang-orang biasa seperti saya. Jangan membela yang kuat dan mengabaikan yang lemah. Berjanjilah pada saya bahwa anda akan menjadi perdana menteri yang seperti itu.'
Yool tersenyum mengingat kalimat yang menjadi harapan rakyat yang diutarakan oleh Da Jung. Kwon Yool menerima telepon dari seseorang, ia terkejut. Da Jung yang mabuk berat dibawa ke kantor polisi. "Hei agassi, sadarlah!" ucap pak polisi membangunkan Da Jung. Da Jung membuka mata dan membuat dua polisi itu kaget.
Da Jung bangun, tapi ia masih mabuk dan sempoyongan, ia mengigau tak karuan mengira polisi tadi kepala Kang In Ho. Polisi mengingatkan Da Jung yang tak boleh tidur disini, Da Jung harus segera pulang. Da Jung yang mabuk minta maaf dan bicara ngaco kalau hari ini ia pasti akan mendapatkan beritanya. Dan oekkk Da Jung pun kembali tergeletak.
Polisi bertanya pada temannya apa temannya ini sudah menghubungi keluarga si wanita mabuk ini. Polisi yang satunya menjawab sudah, "Aku sudah menelepon pacarnya. Di speed dial nomor 1 tersimpan 'sayangku'." (Hahaha)
Pak polisi melihat kalau wajah Da Jung terlihat tak asing bagi mereka. Polisi yang satunya menebak kalau wanita mabuk ini seperti seorang reporter. Ah jangan-jangan...
Tepat saat itu Kwon Yool sampai di kantor polisi. Dua polisi ini tentu saja keget bukan main mendapatkan kunjungan langsung dari perdana menteri tanpa pemberitahuan dulu. Yool melihat Da Jung tergeletak di kursi dalam keadaan mabuk. Da Jung perlahan membuka matanya dan kaget setengah mati begitu melihat wajah Kwon Yool ada di depannya. Da Jung bangun akan pergi menghindar tapi karena mabuk tubuhnya sempoyongan dan jatuh ke pelukan Yool. Da Jung meronta, "Lepaskan aku, aku tidak kenal dia." Supaya Da Jung tak ngelantur yang bukan-bukan, Kwon Yool membungkam mulut Da Jung. Kwon Yool minta maaf pada polisi karena wanita ini sudah menyebabkan masalah. Ia pun permisi sambil menyeret Da Jung dan membungkam mulut wanita itu. Dua polisi terbengong-bengong melihatnya. Hahaha. Mobil Yool berhenti di jalanan sepi. Da Jung jongkok muntah akibat mabuk. Yool yang melihat itu ikut mual seakan pengen muntah juga hahaha. Da Jung tak bisa berdiri dengan baik, ia berdiri sempoyongan di depan tatapan tajam Kwon Yool yang marah padanya. "Menyedihkan rasanya belum cukup, membuatku datang ke kantor polisi, apa kau sudah tak waras?" Da Jung menunduk minta maaf.
Kwon Yool: "Bukankah kau mengatakan sendiri dengan mulut besarmu bahwa kita akan berpisah setelah pengangkatan? Tapi sekarang kau membuatku datang seperti ini, apa yang ingin kau lakukan?"
Da Jung kembali minta maaf. Kwon Yool jengkel, "Sok lah minta maaf terus? Tapi kenapa kau masih memiliki nomor ponselku? Hapus sekarang!" Da Jung mengangguk, tapi diam saja. Kwon Yool meninggikan suaranya, "Kenapa masih diam saja, cepat hapus sekarang!" Da Jung kaget dibentak seperti itu. Ia pun mencari ponsel di saku bajunya.
Kwon Yool menggerutu, "Ah saat ini aku sedang pusing mendapatkan desakan untuk menikah." Da Jung terkejut mendengar ucapan Kwon Yool, ia menatap Yool. Kwon Yool marah kenapa belum dihapus juga. Yool akan pergi tapi Da Jung menahan tangannya. Ia merangkul tangan Kwon Yool, "Perdana menteri..." Yool melepas paksa tangan Da Jung yang menempel padanya. Tapi Da Jung kembali melingkarkan tangannya ke lengan Yool, "Perdana menteri..." Yool kesal, "Ah apa sih?"
"Perdana menteri, bisakah kita menikah betulan?" ucap Da Jung penuh harap membuat Yool terkejut mendengar keinginan Da Jung.
Wajah Da Jung memelas sedih. "Perdana menteri...." ia terduduk lemas memeluk kaki Yool. "Perdana menteri bisakah anda benar-benar menikah denganku? Ya?"
Yool bingung dengan ucaapan Da Jung... wajah Da Jung tampak memohon sedih.
Paginya da Jung merasakan sakit di keplanya, Ia lalu mengingat saat Ia mengatakan ke PM Yool untuk menikahinya. Mengingat Hal itu da Jung berdecak Dan tertawa, sebenarnya Ia itu mimpi apa semalam.
Tapi begitu betul-betul sadar dari tidurnya, dia kaget, Ia langsung duduk Dan melihat kesekeliling ruangan, sebenarnya dia berada dimana. Dan begitu Ia berdiri Dan membuka tirai jendela Da Jung tambah kaget melihat Ada pengawal di sana, ke kagetannnya tidak berhenti sampai disitu, Ia tampak nya tau tempat apa Dan siapa Ia berada.
Sementara itu di lingkungan yang Sama tapi berbeda tempat PM Yool sedang melatih anak anaknya untuk bela diri?.
Man se tampak tidak kuat untuk memegang pedang kayu itu sehingga gerakannya menjadi kacau, Man se tampak Ia hampir terjatuh karna pedang kayu itu terlalu berat.
Man se yang tau kalau Ia terlihat buruk, melirik ayahnya dengan takut. PM yool yang mengetahui Hal itu segera "Man se lihat pergerakanmu"
"Berdirilah seperti gunung dan bergeraklah seperti angin, jangan lupa hal itu, apa kalian lupa?"seru PM Yool tegas.
"Tidak" seru ketiganya
"Karna aku menjadi perdana mentri, kalian harus menjadi contoh untuk anak-anak lainnya di Korea" seru PM Yool tegas pada anak-anaknya. Setelah mengatakan Hal itu Yool menghampiri anaknya satu persatu. Yool menghampiri Man se, Ia membenarkan posisi baju anaknya yang ada lambang bendera Korea, dan bilang "kalian" Beralih ke Na ra, "adalah" sambil membenarkan posisi tangan Nara. Kemudian beralih ke WO ri, "wajah ayah" seru Yool. Setelah itu Yool kembali berdiri di tempatnya, "mengenai permintaan akan," Yool menoleh ke anak pertamanya, "smartphone?" seru Yool tajam. Sedangkan wajah WO ri penuh harap, "tidak". Wori kecewa, ia menundukan kepalanya. Yool beralih ke Na ra, "belajar bahasa inggris?"
"Jangan mimpi" Nara juga terlihat kecewa.
Dan yang terakhir Man se, kau ingin berhenti sekolah tk?" Man se yang mendnegar Hal itu hanya menatap ayahnya sambil mulut yang dimajukan, Yool lalu berteriak, "ini adalah Hal kanak-kanakan yang bodoh untuk di katakan" mendengar hal itu Man se menangis.
Yool yang melihat Hal itu lalu membentak Man se "Man se ah! Berhentilah menangis" Man se terdiam Ia lalu mengusapkan air matanya ke lengan bajunya
"Metode wei soo, metode sang soo dan metode shim sang, praktekkan sampai 10 Kali, setelah itu kalian boleh masuk, kerjakan" tegas Yool, setelah mengatakan Hal itu. Yool pergi meninggalkan ank anaknya.
Kwon yool bertemu Hye Joo di depan, Kwon yool langsung menyapa Hye Joo dengan bilang kalau ketua Kang baru saja tiba disini, apa yang membawa Hye Joo kemari?
Hye Joo menjawab kalau hari ini adalah hari pertamnya Yool, jadi sudah seharusnya Ia datang. Mendengar hal itu Yool sedikit memunculkan senyum, Ia bilang kalau Hye Joo sepertinya harus menunggu sedikit lebih lama, karna Ia hrus menyingkirkan sampah dahulu, setelah mengatakan hal itu, Yool pergi sementara Hye masih bingung, "sampah?" Hye Joo lalu mendengar keluhan sopir Yool yang bilang kalau bau tidak sedap yang ada di mobil tidak mau hilang-hilang, Hye Joo yang mendengar Hal itu bingung.
Da Jung mengintip ke luar pintu, Ia bingung bagaimana Ia bisa keluar dari sana, Da Jung lalu memarahi dirinya sendiri karna sampai sekarang dia belum mengingat apapun. Da Jung kemudian berfikir kalau sekarang Ia harus segera pergi dari sana. Tapi belum berapa langkah Da Jung melangkah, PM Yool sudah ada di belakangnya. PM Yool mencengkram bahu Da Jung, Da Jung kaget Ia menoleh kebelakang dan saat melihat siapa orang yang memegang bahunya Da Jung tambah kaget. PM Yool dan Da Jung berada diruang PM Yool, dengan sikap cuek sambil benerin lengan kemejanya, PM Yool tanya apa Da Jung sudah sadar sekarang. Da Jung dengan nada tidak bersalah lalu malah bang mengapa Ia bisa sampai berada disini. Mendengar hal itu PM Yool menghentikan kegiatannya, Ia menatap Da Jung dengan tajam dan berkacak pinggang, "tentang kemarin, kau tidak ingat?" Da Jung yang masih bingung hanya mengangguk-anggukkan kepalanya bingung. "Semuanya?" seru PM Yool yang terlihat kesal. Da Jung yang melihat sikap PM Yool, hanya bisa membelalakan matanya tidak mengerti akan sikap Yool, Da Jung tampak berfikir lalu memiringkan kepalanya dan kembali mengangguk-anggukkan kepalanya, bingung. PM Yool menahan nafasnya dan bilang "Kau memohon padaku untuk menikahimu tapi kau tidak ingat juga?"
Mendengar hal itu Da Jung kaget, Ia membulatkan matanya dan bilang "bukankah itu mimpi? Itu bukan mimpi?" seru Da Jung kaget. Mendengar hal itu, PM Yool tambah geram Ia bilang kalau Da Jung sekarang bersikap pura pura tidak tau. Da Jung bukannya merasa bersalah, Ia malah memarahi PM Yool dan bilang "walaupun aku melakukan hal itu, bagaimana bisa kau membawaku kesini?" seru Da Jung sewot. PM Yool terlihat tidak percaya dengan apa yang Ia dengar dari Da Jung, "aku tidak percaya ini, kau benar benar tidak ingat?"
Flash back
Sepanjang jalan PM Yool membopong Da Jung untuk pulang kerumah, Da Jung yang mabuk berat, berjalan sempoyongan di papah oleh PM Yool, Ia bernyanyi-nyanyi. Saat mereka tiba di depan rumah Da Jung, PM Yool bilang ke Da Jung kalau mereka sudah sampai," disini, adalah rumahmu kan?" seru PM Yool.
Da Jung yang mabuk melihat rumah yang di tunjuk PM Yool lalu bilang "bukan" Da Jung lalu menoleh kearah PM Yool sambil tersenyum, tertawa dan mengeleng-gelengkan kepalanya dan bilang "aku sudah pindah" seru Da Jung gembira lalu memeluk PM Yool. PM Yool yang kesal, mendorong Da Jung menjauh "ah wanita ini benar-benar, jika kau sudah pindah, kau seharusnya bilang padaku." Da Jung yang mabuk hanya mendengarkan apa yang dikatakan Yool tanpa berkomentar, Yool lalu tanya dimana rumah Da Jung yang sekarang. "Rumah? Rumahku?" Da Jung lalu tersenyum, "Rumah yang aku tinggali bersama dengan ayahku?" wajah Da Jung berubah sedih mengingat ayahnya, Ia mewek. Lalu Da Jung bilang "tuan, tolong nikahi aku, tolong?" seru Da Jung. "tolong tuan, tolong" seru Da Jung kemudian menangis heboh di bahu Yool.
PM Yool yang sudah tidak tahan lagi akhirnya meminta bantuan pada pengawalnya untuk membopong Da Jung. Kedua pengawal Kwon yool yang taunya kalau Da Jung itu pacarnya boss mereka, akhirnya saling tunjuk satu sama lain, lalu salah satu pengawal Yool bilang kalau itu kan pacarnya Yool jadi lebih baik Yool yang melakukannya.
Yool lalu bilang "karna dia adalah pacarku maka aku mengijinkannya" seru Yool sudah tidak tahan, ditambah melihat kondisi Da Jung, Da Jung seakan bersiap-siap ingin muntah. Yool yang mengetahui hal itu lalu berteriak pada kedua pengawalnya untuk mengangkat Da Jung. Kedua pengawal itu lalu mendekat dan salah satu dari mereka berusaha untuk mengangkat Da Jung. Untuk jelasin yang bagian ini author agak sulit, jadi gini posisi Yool kan lagi megangin Da Jung, nah karna Da Jung mabuk jadi posisi Yool berdiri itu nggak tegap, jadilah Yool itu kayak berdiri tapi bungkuk karna memegang Da Jung yang lagi mabuk. Posisi wajah Da Jung dama Yool itu, lebih tinggi posisi wajah Yool daripada Da Jung karna Da Jung sekarang kepalanya berada di dadanya Yool jadi waktu pegawal Yool mau angkat Da Jung, secara otomatis wajah Da Jung jadi tambah tinggi dari wajah Yool dan pas moment inilah dengan seenaknya Da Jung muntah, heheheeh. Tau dong Klo udah posisi gini, otomatis wajah Yool yang ada di bawah kena, pas banget dengan pipinya Yool. Hehhehehe kasian PM Yool. Kedua pengawal Yool yang melihat Hal itu hanya bisa meringkis melihat wajah boss mereka yang di penuhi muntahan Da Jung, ekpresi mereka bener-bener uhhhh lucu. Sementara PM Yool? Ng usah di tanya ia hanya bisa menahan kesal dan berkata dengan pelan untuk secepatnya pulang ke kantor pemerintahan (mungkin disini maksudnya Rumah dinas kali ya?).
Flashback end
Yool melanjutkan "pada saat dikantor polisi, aku mengeluarkanmu. Dan pada akhirnya kau menyebabkan keributan, sekarang kau malah bertanya mengapa aku membawamu kesini? Kau fikir aku membawamu kesini karna aku mau?" seru Yool. Da Jung yang mendengar penjelasan dari Yool tampak menyesal, Da Jung minta maaf lalu memarahi dirinya sendiri karna sudah banyak minum, padahal Ia tidak pernah seperti itu. PM Yool yang mendnegar hal itu lalu tanya apa alasan Da Jung minum sebanyak itu dan yang lebih penting lagi mengapa Da Jung memintanya untuk menikahinya. Wajah Da Jung terlihat sedih, lalu terdengar suara dokter, "Ini adalah tumor otak," lalu Da Jung ingat kata-kata ayahnya yang ingin mengantar Da Jung ke altar dan mengenggam tangannya, itu adalah harapannya. 6 bulan lagi. Da Jung lalu sadar dari lamunannya, Ia lalu bilang dengan wajah sedih "aku minta maaf, PM Yool. Aku pasti meluapkan keinginanku untuk segera menikah ketika aku mabuk."
Wajah Da Jung kembali terlihat ceria, Ia bilang tolong lupakan itu, anggap saja tidak pernah terjadi" setelah mengatakan hal itu Da Jung akan beranjak pergi tapi lagi dan lagi Yool menahannya dengan mencengkram lengannya dan bilang "mau pergi kemana?"
Hye Joo kembali memikirkan apa yang dikatakan sopir Yool, bahwa Da Jung tidur disini dan Ia juga memohon pada Yool untuk menikahinya. Hye Joo lalu bilang apa yang harus Ia lakukan pada Da Jung. Dari arah belakng In ho muncul, lalu mensejajarkan posisinya ke Hye Joo dan bilang "akhirnya ini adalah hari pertama, Ia menjabat sebagai staff dari perdana mentri. Bagaimana pun aku berfikir bagaimana reporter Nam Da Jung melakukan semua ini." Mendengar hal itu Hye Joo protes Ia bilang "Ketua Kang, aku akan mengatakan sesuatu. Nam Da Jung bukanlah wanita yang seperti kau fikirkan."
"Ah... Itu adalah kebiasaan buruk untuk menjelek jelekkan seseorang."
"Lihat sini" seru Hye Joo kesal.
In ho melanjutkan "aku tau kau tidak menyukainya tapi setidaknya kau harus berterima kasih padanya dan juga apapun yang orang lain katakan, aku percaya Nam Da Jung adalah orang yang baik."
Mendengar hal itu Hye kembali ingin protes tapi di urungkannya karna PM Yool keburu datang.
Sementara Da Jung masih terperangkap di ruangan PM Yool, Da Jung lalu menginggat pesan Yool yang bilang "aku sudah mengatakan semuanya pada ahjumma. Pergilah setelah anak-anak pergi kesekolah."
Da Jung dengan kedua kaki silang di atas meja melihat kesekeliling, dengan bosan Ia bilang harus berapa lama Ia berada disana. Tiba-tiba terdengar suara pintu terbuka, Da Jung yang kaget segera mencari tempat persembunyian dan yang menurut Da Jung paling aman adalah di samping meja. Dan tanpa di ketahui, Da Jung malah bertemu dengan orang yang membuka pintu tersebut, Man se. Man se jongkok tepat di depan Da Jung, dengan posisi yang sama, saling berhadapan. Da Jung yang kaget berusaha untuk bicara, "Man se ah" belum sempat kata-kata lain keluar, mulut Da Jung sudah di bekap oleh Man se menggunakan sebelah tangannya sementara yang satunya lagi Ia letakkan di bibir mengisyaratkan Da Jung untuk diam. Suara bibi ahjumma terdengar, "Man se ah, Man se ah... Mengapa kau bolos sekolah lagi jika ayahmu mengetahui hal ini, maka ini akan menjadi hal yang besar." Mereka semua diam, setelah suara ahjumma penjaga anak-anak tidak ada lagi, Man se tertwa, Ia tidak ketahuan.
Setelah keadaan Da Jung melepaskan tangan Man se yang ada di mulutnya dan segera menanyai Man se, "hey bocah. Kau harusnya pergi kesekolah, kau tidak boleh bolos." Man se yang mendengar hal itu tersenyum lalu bilang kalau mobilnya sudah pergi (mungkin maksud Man se mobil ayahnya ya) lalu Man se tanya "tapi, ahjumma(hehe dari awal Manse manggil Da jung dengan sebutan ahjumma) mengapa kau disini?"
Da Jung yang mendengar hal itu kelabakan mencari alasan, "ah.... Oh.... Aku......" Da Jung lalu mengusap-usapkan tangannya ke arah meja dan bilang "Bersih-bersih."
Man se bingung, "Bersih-bersih?"
Setelah menjawab Man se, Da Jung bilang kalau ia harus pergi sekarang, jadi selamat bersenang-senang. Man se yang mendengar hal itu terlihat sedih, ia langsung mengubah wajah sedihnya yang sesedih mungkin, "baiklah pergilah, aku baik-baik saja, walaupun aku sendirian dan bosan, aku selalu seperti ini, jadi pergilah," seru Man se begitu sedih. Da Jung yang melihat hal itu seperti tidak tega, "Man se ah."
Mendengar Da Jung mengatakan hal itu Man se menolehkan wajahnya kearah lain, wajah sedihnya berubah jadi senyum jail karna rencananya berhasil tapi begitu wajah Man se menoleh kearah Da Jung kembali, Man se dengan segera memasang wajah sedih sesedih mungkin. Hiihihihih nie anak Pinter amat.
Ternyata didalam mobil Yool memikirkan lagi kata-kata Da Jung yang begitu ingin cepat-cepat menikah. Tapi lamunan Yool lalu buyar saat In ho memberikan nasehatnya pada Yool. "Hari ini sebagai laki-laki yang kedudukannya tinggi, kau akan menghadapi situasi yang lebih berat jadi perdana mentri kau harus siap." Mendengar itu Yool tampak tidak mengerti, "apa maksudmu?"
"Dengan kata lain percobaanmu sudah dimulai, dengan pertemuan-pertemuan yang harus kau hadiri yang tidak ada habis-habisnya, tampil dalam segala keadaan, dengan pujian dan bujukan yang berlebih-lebihan untuk mencapai keinginan mereka, kau adalah yang terbaik, popularitasmu sudah mencapai langit, kKau adalah perdana mentri terbaik," Kwon yool yang mendengarkan In ho dari tadi lalu bilang "aku fikir posisi ini akan mendatangkan banyak hal baik. Ketua kang, aku rasa Kau terlalu meremehkanku."
"Maaf?"
"Berhentilah berbicara omong kosong, keluarlah dari mobil," setelah mengatakan itu Kwon yool keluar.
Sesampainnya di kantor perdana mentri Yool sudah di sambut oleh banyak orang yang sudah mulai melaporkan kalau mereka mempunyai jadwal rapat yang mendesak dengan manager departemen mengenai operasi. Dan masih banyak lagi, Yool yang mendengarkan hal itu lalu menuruh mereka semua untuk membatalkan semua jadwal itu. Semua yang Ada disana kaget, perdana mentri Yool lalu bilang kalau mereka akan memulainya dengan anggaran belanja kantor. Ia juga meminta semuanya untuk mempersiapkan laporan pengeluaran tahun ini dan rencana pengeluaran. Terutama kantor operation dan laporan pengeluaran dari setiap departemen, jangan sampai ada yang tertinggal walaupun itu hanya 10 cent, PM Yool juga bilang untuk mempersiapkan ngatur semua orang untuk menerima masa percobaan, ataupun pemecatan. Mendengar semua itu semua orang yang ada di sana tampak khawatir, setelah mengatakan hal itu PM Yool mengatakan untu bertemu di rapat nanti, lalu Ia pergi. In ho yang ikut mendengar itu semua tampak tersenyum sedangkan Hye Joo, Ia malah mendesah, khawatir.
Sedangkan dirumah, Da Jung dan Man se masih bersama, sekarang mereka sedang berada di kamar PM Yool, Da Jung tanya ke Man se, kalau kamar ini tampaknya adalah kamar PM Yool, apa mereka boleh berada disini?. Man se yang sedang fokus membuat burung kertas menjawab kalau tempat ini adalah tempat yang paling Aman.
"Karna ayahku adalah raja penganiaya?, jika kita masuk kesini tanpa permisi maka kita akan mati."
Mendengar itu Da Jung malah bilang "dia lebih dari penganiaya."
Da Jung menyelesaikan kodok kertasnya lalu menunjukkannya pada Man se, Ia bilang kalau Man se sudah taukan caranya, jadi sekarang Man se harus pergi.
Da Jung melihat kesekeliling kamar PM Yool lalu Ia membuka sebuah laci, Da Jung tertawa ketika mengetahui laci itu berisi pakaian dalam PM Yool. Da Jung lalu dengan isengnya memeriksa apa pakaian dalam itu benar-benar segitiga, dan ketika Da Jung memeriksa pakaian dalam itu memang segitiga. Da Jung lalu berfikir kalau sekarang Ia bisa mengetahui selera PM Yool, Da Jung mulai mengedarkan kembali matanya kesegala penjuru sudut kamar Yool. Pertama mata Da Jung mengarah pada meja kerja Yool, Ia membayangkan Yool yang sedang bekerja di meja itu, bayangan Yool yang merasa di perhatikan menoleh tajam pada Da Jung, Da Jung melengos. Lalu mata Da Jung berpindah ke tempat tidur, Ia membayangkan PM Yool yang sedang membaca sambil duduk di tempat tidurnya. Kembali bayangan Yool yang merasa di perhatikan Da Jung kembali menoleh dengan tajam kearah Da Jung. Da Jung kembali melengos, sekarang Da Jung berpindah kearah lain, Ia melihat selera Yool dalam berpakaian, Da Jung memperhatikan bayangan Yool sambil mengangguk-angguk. Da Jung yang melihat hal itu tampak tersipu-sipu, melihat Yool yang sudah berdandan rapi dengan jasnya. Da Jung berpindah ke kamar mandi, awalnya Ia mengalihkan wajahnya ketika melihat Yool yang sedang ada di kamar mandi, tapi kemudian Da Jung melirik Yool, dan yang dilirik ternyata balik tersenyum dan itu membuat Da Jung malu, Da Jung menutup kembali pintu kamar mandi itu. Dan berteriak "omo."
Man se yang mendengar hal itu menoleh kearah Da jung, Ia tanya ada apa. Da Jung tersenyum Ia bilang tidak Ada apa apa. Da Jung lalu melihat hasil karya Man se, Da Jung memuji bahwa Man se melipatnya dengan baik. Man se tersenyum Ia lalu tanya apa Da Jung tau bagaimana cara untuk melipat kura kura. Da Jung bilang kalau Ia tentu saja bisa, lalu Da Jung akan mempraktekkannya. Saat Da Jung akan membuat kertas kura-kura, Da Jung heran Man se mengemut jempolnya, Da Jung tanya mengapa Man se melakukan hal itu?, Man se menjawab dengan polosnya kalau Ia lapar, Da Jung lalu tanya apa tadi Man se tidak sarapan. Man se menjawab kalau Ia sudah sarapan bahkan Ia sudah 2 kali sarapan. "Tapi Kau masih lapar?"
"Aku begitu lapar, sehingga aku bisa mati,"
"Ahjumma (II?"?II?"?II?"?II?"? Man se manggil Da Jung dengan sebutan ahjumma) Kau punya roti? Roti?"
Da Jung lalu bilang, "Man se ah, kau sebenarnya tidak laparkan."
"Aku tidak bohong, aku benar-benar lapar." teriak Man se tidak setuju.
Da Jung seperti mengerti maksud Man se, Da Jung lalu menyuruh Man se untuk mendekat kepadanya, Man se ragu tapi akhirnya Ia mendekat. Da Jung merangkul atau memeluk Man se, "Man se ah, kau bosan dan lapar kan?"
Man se hanya melihat kearah Da Jung. "Aku juga seperti itu dulu, ketika aku masih muda. Tapi apapun yang terjadi, akuku selalu memelukku, dan akhirnya aku lupa kalau aku lapar." Man se masih terdiam, Ia tampak berfikir.
"Bagaimana, apa kau masih lapar?"
"Tidak aku masih lapar" jawab Man se.
"Itu tidak mungkin." seru Da Jung lalu Ia melirik jail pada Man se lalu mengelitiki Man se sampai Man se teratwa keras. Dan akhirnya mereka ketahuan oleh ahjumma penjaga anak-anak (ah sedih kebersamaan mereka berdua jadi selesaikan).
Ahjumma bilang, ah ternyata kau ada disin Man se, ahjumma yang melihat Da Jung lalu tanya mengapa Da Jung masih disini. Da Jung tersenyum Ia bilang kalau Ia akan pergi sekarang. Da Jung lalu pamit pada Man se kalau Ia akan pergi. Man se yang mendengar hal itu hanya melihat Da Jung dan ketika Da Jung bergerak keluar, Man se mengikutinya dan bilang bagaimana dengan kura-kuranya?, Man se ingin mengejar tapi di tahan oleh ahjumma.
Man se akhirnya menangis, ahjumma lalu mengangkat Man se menjauh dari pintu dan akhirnya mengatai Da Jung "dia terlihat seperti rubah licik, itulah mengapa tuan jatuh hati padanya."
Dari luar ternyata Da Jung mendengar itu semua, bahkan Ia juga mendengar Man se menangis, Da Jung hanya melihat ke belakang dan saat Ia akan pergi Ia baru ingat kalau tas nya tidak Ada. Saat Da Jung akan masuk ke ruangan PM Yool Ia malah bertemu dengan seseorang. Orang itu lalu bilang kalau Ia disini hanya mengganti lampu, dan Ia akan pergi sekarang. Da Jung hanya diam Ia hanya mencari tasnya lalu pergi.
Malam hari sih ahjumma melapor kalau Da Jung bertemu dengan Man se, Man se yang saat itu berada di dekat sana sedang bermain dengan kertas kodoknya, akhirnya di panggil oleh ayahnya. "Kon Man se."
Man se menoleh ke arah ayahnya, senyum di wajahnya tadi langsung hilang, Ia hanya menatap ayahnya. "Jangan mengacaukan handphone ayah."
Man se cemberut, Ia lalu memberikan telpon ayahnya ke ayahnya. "Anak anak lainnya?" seru PM Yool, Yool lalu meletakkan HP nya kembali setelah mendengar hal itu dari ahjummanya. "Woo ri dan Na ra pergi kesekolah jadi aku tidak melihat mereka."
Man se yang melihat kesempatan, melirik kembali HP ayahnya lalu mengambilnya, "aku tidak tau apa yang sudah dia (Da Jung) lakukan untuknya Man se) tapi Man se bermain-main dengannya. Dia (Da Jung) bermain origami dengan Man se di dalam kamarmu."
"Tunggu, dia (Da Jung) masuk kedalam kamarku?" seru Yool kaget.
"Ya" angguk ahjumma.
"Ah, wanita ini, benar benar."
Da Jung menelepon ayahnya, Ia ingin agar ayahnya jangan terkejut," aku tidak berkencan dengan perdana mentri".
"Ah, ini tidak benar," seru Da Jung kesal.
"Aku bisa gila, apa yang harus aku katakan pada Ayah,?" seru Da Jung frustasi.
Telpon Da Jung bunyi, Da Jung membelalakkan matanya melihat siapa yang meneleponnya. Dari posisi tidur, Ia langsung bangun. Tetap melotot pada layar hpnya.
Besok, datang kerumahku. Jika Kau tidak datang, Kau mati. Da Jung kaget, Ia ber-tanya2 "mengapa PM Yool memanggilnya?"
(waktu adegan ini musiknya melow, jadi coba deh ngayal klo lagu melownya terdengar di telinga kalian)
Da Jung di sidang oleh PM Yool, Da Jung hanya menunduk diam, "Nam Da Jung, kau dengan beraninya masuk ke kamar tidurku? Dan kau dengan beraninya naik ke atas kasurku? Yool menghampiri Da Jung, "Apa yang sebenarnya kau inginkan? Dengan semua ini kau ingin aku menikahimu?" Da Jung kaget, Ia berusaha mengelak, "tidak, PM Yool. Aku sungguh tidak mempunyai maksud untuk menikah denganmu, itu semua karna aku sedang mabuk." PM Yool memotong perkataan Da Jung, lupakan itu, hanya ada satu cara untuk mengembalikan pikiran jernih wanita tidak tau malu sepertimu." PM Yool menepuk kedua tangannya, pintu kamar PM Yool terbuka dan kedua pengawal PM Yool, memegang tangan Da Jung satu-satu. PM Yool lalu berbalik membelakangi, "tangkap dia."
Da Jung kaget, "Perdana mentri, aku salah." Da Jung langsung digeret oleh kedua pengawal itu keluar dari kamar, Da Jung terus berteriak "aku salah, maafkan aku, perdana mentri."
Da Jung mengeleng keraas kepalanya memikirkan hal itu, Ia lalu bilang jika PM Yool akan menangkapnya, dia seharusnya sudah menelpon polisi. Jadi mengapa Ia memanggilku? Seru Da Jung bingung.
"Siapa yang memanggilmu?" seru PM Yool tidak tau menahu.
"Kau mengirimiku pesan teks" seru Da Jung ngotot.
"Kapan aku melakukannya?" PM Yool tidak mau kalah.
Da Jung kesal, Ia tidak percaya PM Yool tidak mengakuinya, Da Jung lalu mengambil HP-nya dan menunjukkan pesan yang PM Yool kirim untuknya.
Yool mengambil HP itu. Dan melihatnya sendiri, "Apakah kau yakin? Siapa ini?"
"Da Jung menjelaskan "ini adalah nomormu, lihatlah."
Yool tidak percaya Ia lalu mengambil hpnya sendiri dan ketika Ia melihat HP-nya dan melihat ada pesan terkirim untuk no Da Jung terdengar suara gelas pecah, hehhehehh "bagaimana ini terjadi?" seru Yool bingung.
PM yool lalu ingat ketika itu Man se memainkan hpnya dan tertawa-tawa sendiri, "Kwon man se. Man se bocah itu."
Sedangkan yang sedang dibicarakan malah berada diluar menunggu seseorang, dan ternyata yang Ia tunggu adalah Da Jung, kemana ahjumma, apa ahjumma tidak menerima SMS darinya?" hiihiihihihi Man se Man se.
Ahjumma penjaga anak-anak berteriak berlari ke arah Man se, ahjumma tanya apa yang dilakukan Man se disini. Ayah Man se sekarang sedang sangat marah, apa Man se sudah membuat masalah, tanya ahjumma. Man se yang di tanya begitu hanya diam.
Di luar sebuah gedung, terlihat ada banyak penjaga dan reporter yang menunggu diluar untuk bisa masuk kedalam gedung. Salah satunya adalah reporter skandal news, boss Go dan Hee chul yang ingin mencoba masuk kedalam, tapi tentu saja itu di larang oleh para penjaga. Hee chul yang diperlakukan seperti itu kesal, Ia bilang kalau di dalam gedung itu ada nuna nya. Boss go lalu bilang kalau reporter Nam, memang benar-benar keterlaluan.
Dari arah belakang terdengar seseorang yang memanggil mereka "scandal news?". Lalu orang itu yang tak lain dan tak bukan adalah reporter Byun bilang lagi kalau orang seperti mereka yang peringkat tiga, dan hanya mengurusi masalah percintaan, buat apa berada di tempat perdana mentri. Setelah mengatakan hal itu dengan PDnya lalu reporter Byun mengambil kartu namanya dan memamerkannya pada para penjaga kalau ia dari Koran utama di Korea, Byun woo chul. Rasa PD yang reporter Byun perlihatkan di awal akhirnya runtuh ketika penjaga bilang kalau hari ini adalah penjamuan pribadi, yang masuk harus mempunyai undangan terlebih dahulu. Reporter Byun mengkerut sedangkan boss Go dan Hee chul tertawa keras, balik mengejek reporter Byun.
PM Yool bilang kalau apa yang di katakan Da Jung sepertinya memang benar kalau Man se yang mengirimkan pesan tersebut. Mendengar hal itu Da Jung terlihat senang, Ia langsung berdiri dari duduknya dan bilang kalau PM Yool tidak perlu meminta maaf, Ia tidak apa apa. Da Jung melanjutkan kalau sekarang berarti Yool tidak punya urusan lagi kan dengannya?. Yool lalu bilang kalau hari ini ada pesta perjamuan, mendengar hal itu Da Jung mengerti, Ia bilang sebelum orang-orang melihatnya Ia akan pergi dan menghilang, setelah mengatakan hal itu Da Jung pamit pulang tapi ketika Ia akan keluar, ahjumma masuk kekantor Yool dan bilang kalau petugas reparasi sudah datang untuk memperbaiki lampu-lampu yang mati.
Da Jung yang masih berada disana, heran karna setahu dirinya kemarin petugas itu sudah datang untuk memperbaiki lampu, tapi ketika Da Jung melihat keatas lampunya ada yang masih mati. Da Jung merasa aneh, Ia lalu bilang kalau Ia waktu itu bertemu orang yang sedang memperbaiki lampu, waktu itu Ia akan mengambil tasnya. Ahjumma penjaga anak lalu bilang, apa yang sedang Da Jung katakan, petugasnya baru saja ada disni. PM Yool yang mendengar hal itu menoleh kearah Da jung dan ahjumma bergantian. Dan ternyata orang yang dibicarakan sudah berada di dalam pesta, sekarang Ia menyamar sebagai salah seorang waiters.
Joon Ki, istrinya dan anaknya datang ke acara penjamuan. Istri Joon ki menyuruh anaknya untuk makan dulu, lalu Ia bilang kesuaminya apa perdana mentri Yool mengundang perempuan itu pacarnya seru istrinya lagi. Joon ki yang mendengar hal itu hanya menjawab, "apa Yool tipe orang seperti itu?"
Joon ki dan istrinya lalu melihat Hye Joo, Hye Joo menyapa, dan istri Joon ki menyiratkan ketidak-sukaannya pada Hye Joo, Ia bilang "lama tidak berjumpa, ketua Hye Joo", Hye Joo hanya melihat istri Joon ki. Joon ki menatap Hye Joo, Hye Joo lalu bilang "terima kasih atas kedatangan nya," setelah mengatakan hal itu Hye Joo pergi dari sana. Istri Joon ki lalu bilang kalau Hye Joo pasti mengeluarkan banyak uang ke dermatologi karna pada umurnya yang sekarang kulitnya terlihat tidak alami. Joon ki yang mendengar hal itu kembali bilang untuk istrinya berhenti berbicara seperti itu, bagaimana jika hal itu didengar oleh orang lain.
In ho menyusuri seluruh bagian lingkungan kantor, Ia lalu menelpon PM Yool kalau Ia tidak menemukan sesuatu yang mencurigakan. PM Yool yang masih berada diruangannya bersama Da Jung, setelah mendapat telpon dari In ho, PM Yool lalu bilang kalau sekarang Ia butuh bantuan Da Jung untuk hadir di perjamuannya, Ia butuh Da Jung sebagai mata-mata karna Da Jung Lah yang pernah melihat orang itu, apalagi waktu itu orang itu gagal, pasti dia akan mencoba lagi. Mendengar hal itu Da Jung tau, Ia menyanggupinya. Yool mulai mengerjakan tugas yang lainnya, Da Jung lalu tanya lagi "PM Yool, apa menggunakan ini (Da Jung menunjukkan pakaian yang Ia pakai)tidak apa-apa?"
Kwon yool lalu menatap pakaian Da jung, ia lalu bilang kalau ia akan menghubungi Hye joo, dia yang akan mengatasinya. "Dan lakukan sesuatu dengan rambutmu" seru Yool pada Da jung saat melihat rambutnya. Da Jung yang mendapat perhatian seperti itu lalu langsung mengubah tatanan rambutnya lalu menunjukkannya pada Yool. "Seperti ini" seru Da jung sambil menarik rambut sebelah pinggirnya sedikit, "bukan, seperti ini (Kwon Yool menggunakan tangannya seperti sedang menyentuh rambutnya sendiri untuk mempraktekkan pada Da jung)."
Da Jung berusaha menuruti apa maksud Yool, "seperti ini, seperti ini," seru Da jung sambil masih berusaha menyentuh rambutnya.
Kwon Yool lalu melihat rambut Da jung dan berusaha seperti ia mempunyai rambut panjang dan dengan tangannya menyelempangkan rambutnya ke belakang telingganya sendiri. "Bukan.... maksudku, taruh di belakang telingamu" seru Yool sambil masih memperhatikan Da jung. Da Jung lalu bilang, "ah seperti ini," Da jung meletakkan beberapa helaian rambutnya kebelakangan. Kwon Yool kesal, ia lalu menghentakkan kertas yang ia pegang lalu bilang "kemari kemari" seru Yool gemas karna Da jung tidak juga mengerti maksudnya. Da Jung mendekat lalu Yool meletakkan tangannya ke rambut Da jung dan mempraktekkan bagaimana maksudnya, tapi tiba-tiba Da jung berteriak "ahkkkkk......... perdana mentri sakittttt." Kwon Yool yang mendengar teriakan Da jung tetap bersikap santai, ia bilang "tenanglah, mengapa sampai seperti ini." Da Jung yang merasa kesakitan karna rambutnya tersangkut pada kancing pergelangan tangan Yool terus berteriak mengadu sakit, "Ah perdana mentri, sakit."
"Aku bilang lepaskan tanganmu" Yool sudah tampak sedikit panik sedangkan Da jung terus saja berteriak tak karuan, "Perddana mentri sakit, sakit sekali.... ahhh......."
"Diamlah diamlah..."
Diluar pintu ruangan Kwon Yool, 2 pengawal yang senantiasa berada di dekat Kwon Yool, sudah kalang kabut mikirin ngapain tuh orang berdua, hahahhaha. Mereka sudah berpikiran yang macam-macam, ekpresi mereka sudah aneh-aneh ditambah lagi mereka terus mendengar teriakan dari Da jung yang seperti ini, "ahh...... perdana mentri sakit sekali, sakittttt."
"Tidak apa-apa ini akan baik-baik saja" seru Yool.... hehehhehehe
Hye Joo yang baru saja datang segera di hadang oleh kedua pengawal itu, mereka dengan napas yang hampir putus bilang, "anda tidak boleh masuk sekarang..."
"Didalam..... sedang sangat hot" (hehehehehhe, nie bedua pikiran nya itu loh, hahhahah)
Hye Joo yang tidak tau apa-apa merasa aneh, lalu bilang "apa yang sebenarnya sedang kalian lakukan?"
Setelah mengatakan hal itu terdengar kembali suara Da jung "ahhhh... perdana mentriiii sakit sekali...." hihihihi, Hye joo yang mendengar hal itu ternyata juga langsung berfikiran negatif, kedua pengawal langsung memblokir pintu masuk menuju ruangan PM Yool, tapi karna sudah negatif thinking tanpa ba bi bu be bo lagi, Hye joo, memegang kepala keduanya lalu menyeruak masuk... hihihiihihih. Hye joo langsung ngacir kedalam, dan betapa terkejutnya ia ketika masuk ternyata Da jung dan Kwon Yool hanya berusaha membenarkan rambut Da jung yang tersangkut di kancing pergelangan tangan Yool. Yool dan Da Jung yang tepat pada saat Hye joo masuk berhasil melepas helaian rambut itu, segera menjatuhkan Da jung dan bersikap seperti tidak terjadi apa apa. Yool lalu bilang pada Hye joo agar mengurus Da jung setelah mengatakan hal itu Yool keluar sedangkan Hye joo, akhirnya bisa menarik nafas lega.. Saat keluar Kwon Yool jelas sekali kesal ia lalu ingin berteriak marah pada kedua pengawalnya, "Hye joo....." Kwon Yool tidak jadi melanjutkan kata-katanya saat melihat wajah kedua pengawalnya yang tampaknya berfikiran negatif padanya.. (hheheh, semua orang pada berfikiran negatif, hiihihi)
Hye joo bilang ke Da jung mengapa Da jung terus datang kesini, kemarin ia kesini dan sekarang Da jung kesini lagi, bagaimana mereka bisa mengumumkan "putus" jika Da jung terus kesini, seru Hye joo. Da Jung yang mendapat omelan seperti itu lalu bilang kalau ia datang kesini bukan karna ia ingin, Hye joo lalu melihat penampilan Da jung dari atas sampai bawah, ia berkomentar "tidak ada yang bisa di selamatkan, dan juga tidak akan sempat untuk membelikanmu baju."
Yool sedang berbicara pada Joon Ki, Joon Ki bilang kalau ini adalah hal yang luar biasa karna Yool akhirnya menjadi perdana mentri setelah melewati semua skandal-skandal itu. Yool tersenyum ia bilang kalau Joon ki bisa menyebutnya kalau ia sedang beruntung, Yool juga melanjutkan kalau ia berfikir Joon ki tidak akan datang, tapi Joon ki datang, terima kasih karna sudah datang. Joon ki ikut tersenyum, ia bilang kalau sekarang ia adalah bawahan, jadi ia mestinya harus datangkan. Yool lalu bilang lagi kalau sepertinya akhir-akhir ini Joon ki begitu tertarik pada kehidupan pribadinya, jika dilain waktu lebih baik Joon ki langsung bertanya saja padanya. Joon Ki yang mendengar hal itu lalu bilang kalau ia tidak tau apa yang sedang Yool bicarakan tapi ia akan mengingat hal itu, setelah mengatakan hal itu Joon ki pamit pergi.
In Ho yang berada di sebelah Kwon Yool lalu tanya "apa anda yakin kalau pelakunya adalah mentri Park?"
"Entahlah" seru Yool tidak yakin.
Yool lalu bilang lagi "mengapa ia (Da jung) belum keluar juga?"
In Ho lalu bertanya kapan tepatnya reporter Nam Da jung melihat pria itu (wah kayaknya kalo pertanyaan yang ini udah pertanyaan hati deh, In Ho mungkin penasaran kapan dan mengapa Da jung bisa berada di kediamannya Kwon Yool), Yool bukannya menanggapi ia malah mencari-cari Da jung yang belum menampakkan batang hidungnya. Da Jung masuk, semua mata pria yang ada di antara Yool dan In Ho menatap takjup pada Da Jung yang terlihat tampil beda, apalagi In Ho dan Yool mereka tidak berkedip menatap Da jung. Da Jung mendekat kearah Yool, ia tersenyum, In Ho maupun Yool tidak berkedip menatap kearah Da Jung, lalu terdengar suara detak jantung.. dup dup dup dup.... In Ho dan Yool tetap memandang kesatu arah terpesona dan kita belum tau detak jantung siapa itu, apakah In Ho? Kwon Yool? ataukah keduanya yang mulai merasakan lain pada diri Da jung. Kwon Yool terus menatap Da Jung begitu juga In Ho tapi yang membuatnya berbeda adalah tatapan lurus Yool searah dengan tatapan Da jung padanya sedangkan In Ho ia hanya menatap lurus pada Da Jung tanpa mendapatkan balasan tatapan oleh Da JuNG (poor In Ho).
Joon Ki mendekati Hye joo, ia bilang kalau tokoh utama wanita hari ini belum datang, jika wanita itu adalah Hye joo ia akan mempercayainya, Joon Ki melanjutkan kalau Hye joo dan Kwon yool itu adalah sesuatu, mereka bisa membuat skandal yang konyol seperti itu. Hye joo lalu bilang ke Joon ki untuk berhenti, apa selama ini Joon ki tidak lelah, terus berusaha menjatuhkan Yool. Mendengar hal itu Joon ki malah membalikkan kata-kata, "itu lah yang ingin aku tanyakan, apa kau tidak lelah? selama 20 tahun berada di sisi Kwon yool, hanya melihatnya, remaja 15 tahun yang diselamatkan oleh kakak kelasnya, tdakkah hal ini berlebihan jika hanya sekedar mencintainya?" Hye joo tidak ingin mendengarnya lagi, "aku tidak ingin mendengarkannya lagi, mentri Park Joon ki," Hye joo akan pergi dari sana tapi lalu dihadang oleh Joon ki.
"Ketika kuliah julukanmu adalah bodyguard Kwon Yool,kan? ketika itu menjadi bodyguard kwon yool masih terlihat imut, tapi kalau sekarang itu terlihat sedikit mengerikan, sepertinya kamu bergantung padanya karna kamu tidak punya tempat untuk pergi, selama 20 tahun kamu tidak mampu untuk mengaku, jujur padanya, kamu tetap akan menjadi adik kelasnya, jadi ajudannya, dan jadi kepala kantor sekertarisnya, aku tidak mengerti mengapa kamu hidup begini?"
"Tidak usah mencoba untuk mengerti, aku tidak ingin dimengerti olehmu, dan juga selama orang-orang sepertimu berada didekat Perdana Mentri Yool, menurutku Perdana mentri Yool masih membutuhkan bodyguardnya" setelah mengatakan hal itu Hye joo pergi meninggalkan Joon Ki yang hanya bisa tersenyum tipis.
Saat berjalan bersama Kwon Yool, Kwon Yool mengomentari pakaian yang dipakai oleh Da Jung, "ada apa dengan pakaian mu? apa tidak ada yang lain?" Da Jung yang mendengar hal itu lalu segera memeriksa pakaian yang ia gunakan "kenapa? aneh?"
"Tentu saja aneh, baju apa itu? pendek sekali" cie cie cie..... Kwon Yool perhatian bener... kekekke
Mendengar hal itu Da Jung langsung berusaha menurunkan rok bagian bawah bajunya, "ini baju yang paling sopan diantara baju Yu Ri lainnya."
"Yu rI? Apa itu?"
"Yuri itu..... (da jung lalu menunjuk salah seorang wanita yang ada di pesta itu) dia idol terpopuler saat ini, aku pinjam baju ini darinya."
Yool yang mendengar hal itu tampak mengingat sesuatu, "sebentar. Na Ra bilang idol favoritnya adalah Yu Ri. Itu dia?" seru Yool. Yool lalu memperhatikan pakaian Yu Ri dari atas sampai bawah, Yool mendesah "menyukai seorang pecundang? Kwon Na Ra aku harus melarangnya menonton televisi." Da Jung yang mendengar hal itu terlihat bersikap seperti ia sudah sangat dekat dengan Kwon Yool, Da jung memukul pelan bahu yool, "ah ... kau licik sekali."
"Bersikap seperti itu pada anak-anak, maka ia akan mengasingkanmu."
"Picik?" seru Yool tidak terima.
"Ini bukan urusanmu, pastikan kamu menagkap pria itu, mengerti?" Yool kemudian melanjutkan, "maaf saja, tapi lepaskan tanganmu dari lenganku, pisah." Da jung yang sedari tadi hanya mendengarkan ocehan Yool lalu segera melepas rangkulan tangannya dari Yool, Yool pergi meninggalkan Da jung sendirian. Tiba tiba baju belakang Da jung ada yang menyentuhnya, Da jung menoleh kebelakang dan saat ia melihat orang itu ia kaget, Man Se ah... dan tau kenapa Man Se menghampiri Da Jung? hehehe tentu saja untuk di minta membuat kertas kura kura, hahahha, karna kan terakhir kali Da jung belum sampai selesai mengajari Man Se untuk membuat kertas kura kura.
Da Jung dan Man Se berada di ruangan lain, sambil membuat kertas kura-kura Da jung bilang ke Man Se, "Man se ah... lain kali jangan menggunakan handphone ayahmu untuk memanggilku, mengerti?"
"Mengerti."
Man Se lalu melanjutkan "jadi aku bisa menelponmu melalui telpon rumah kan?" hahahaha nggak pernah kehilangan akal deh Man se, Da jung bingung harus mengatakan apa, "ehhhh ituu...", lalu dari arah belakang terdengar suara seseorang, "jika kamu tidak melipatnya dengan benar, maka kura-kura itu tidak akan bertahan selama pertandingan."
Da Jung yang mendengar suara itu lalu menoleh, "oh Ketua Kang."
In Ho menghampiri Da Jung dan Man Se, In Ho lalu mencoba berbicara pada Man Se, "haruskah aku membuatkannya untukmu? aku sudah biasa untuk jadi pemenang." seru In Ho ramah. Tapi keramahan In Ho ternyata tidak mampu membuat Man Se tersenyum, dengan dinginnya Man Se hanya menatap In Ho dan bilang "tidak perlu" lalu pergi meninggalkan In Ho dan Da Jung disana. In Ho dan Da Jung kaget atas sikap Man Se, tapi lalu mereka berdua tersenyum bersama (Man Se says: siapa suruh mengangguku dengan ahjumma, hehehhe). In Ho lalu dengan malu-malu tanpa melihat Da Jung bilang, "reporter Nam Da Jung hari ini terlihat begitu berbeda dengan baju ini." In Ho lalu menatap Da Jung, "melampaui Yu Ri." Da Jung tersipu malu, "berhenti merayuku, aku bisa salah paham jika itu sungguhan."
"Ini sungguhan, kau memang benar-benar cantik." Da Jung menatap In Ho, In Ho melanjutkan "aku tidak mengira kita akan bertemu lagi, tapi melihatmu sekarang, aku senang." Mendengar hal itu Da Jung tersenyum, "aku juga," keduanya saling pandang tapi kemudian pandangan Da Jung beralih kebelakang In Ho, "orang itu." In Ho menoleh ke belakang.... In Ho mengumumkan pada yang lainnya ciri-ciri orang yang sedang mereka cari "tingginya 185 cm dengan tubuh kurus, menyamar sebagai seorang pelayan, satu lagi telinga kirinya di tindik, tangkap dia segera."
Semua mengerti dan mulai bergerak begitu juga In Ho ia pergi dari sana, dan ketika semua sudah pergi orang yang di cari malah muncul disana, ia tersenyum lalu melepas tindikan di telinganya.
Sedangkan di pesta Da Jung sedang berkumpul dengan para istri istri pejabat pemerintah lainnya, salah satu dari mereka memperkenalkan setiap orang yang ada disana, Istri mentri Pendidikan, Lee Dal Jang, dan rang tersebut juga memperkenalkan istri Joon Ki mentri dari strategi dan keuangan, Na Yoon H. Da Jung yang mendengar hal itu lalu bilang, "ah...dia anak bungsu dari grup Myung Shim?"
"Ah benar." yang dibicarakan lalu angkat bicara, ia bilang "aku bahkan bukan selebriti, bagaimana kamu mengenalku?" seru Yoon He bangga.
"kenapa? kau begitu terkenal," seru Da Jung
Da Jung lalu mencoba mengingat sesuatu, "kapan itu? sudah 15 tahun? media mendapati fotomu menari bersama dengan Kan Hwa Dong, kemudian itu jadi berita besar," seru Da jung semangat.
Semua orang yang ada disana kaget Da jung mengatakan hal itu, semuanya menampakkan wajah "mengapa kau mengatakan hal itu," sedangkan Yoon He ia kaget melotot melihat Da jung membicarakan hal itu di sini, Da jung lalu melanjutkan "waktu itu, MyungShim grup akan menghancurkan perusahaan koran tersebut tapi lalu masalah itu selesai hanya dengan memecat sie fotografer."
Da Jung lalu menampakkan wajah penyesalannya "fotografer yang dipecat itu adalah kepala editor di skandal news, "wahahahahahha ternyata sie Da jung kekkkeke....
Da Jung lalu tersenyum "itulah mengapa aku mengetahuinya walupun sedikit," seru Da jung tanpa rasa bersalah, sementara si korban Da jung, Nam Yoon He, sudah merasa sangat malu sampai sampai tidak bisa berbicara lagi, dan tampaknya yang mempunyai hubungan buruk tidak hanya sesama orang dewasa, Kwon Yool dan Joon Ki tapi ternyata itu juga berimbas pada anak-anak mereka, saat Wo Ri dan Na Ra bertemu dengan anak Joon Ki mereka terlihat tidak bersahabat, anak Joon Ki lalu bilang kalau ibu tiri mereka (Wo Ri dan Na Ra) ada disini. Wo Ri yang melihat hal itu hanya mendesah sedangkan Na ra ia ngomel-ngomel melihat Da Jung dengan beraninya datang ke acara ini. Anak Joon Ki lalu bilang kalau mereka seharusnya membantu ibu tiri mereka, karna dari sini sudah terlihat kalau ibu tiri mereka sudah dikalahkan oleh ibunya (haduhhh nggak kebalik nak nak). Wo Ri bukannya marah ia malah bilang kalau ibunya melakukan itu pada Da Jung maka ia akan sangat berterima kasih, ia ingin melihat keahlian ibu saudaranya ini disini. Ibu-ibu yang memperkenalkan orang-orang yang berada di dekat Da jung protes karna Da jung membahas masalah yang tidak seharusnya Da jung bicarakan, ibu-ibu itu bilang kalau Da jung ini wanita yang aneh, apa Da jung berusaha menghinanya?
Da Jung terlihat gugup, ia bilang kalau ia tidak bermaksud seperti itu, ia lalu minta maaf pada Yoon He. Yoon He lalu bilang kalau ia tidak apa apa, tidak masalah tapi walaupun Yoon He mengatakan hal itu wajahnya sama sekali menyiratkan hal yang berbeda. Yoon He lalu sepertinya berusaha menyindir Da jung, "ngomong-ngomong aku fikir selera perdana mentri kita adalah wanita yang lembut tapi ternyata tidak." Yoon He lalu menekankan kata-katanya sambil menatap Da Jung, "....kelas rendahan."
Ibu-ibu yang satunya lagi lalu ikut nimbrung, "bukankah semua pria seperti itu? jika wanita itu cantik maka mereka tidak perduli dengan kelas." ibu yang satunya lagi lalu ikut nimbrung juga "walaupun begitu, tidak seharusnya." Da Jung yang sedari tadi hanya diam mendengarkan ocehan mereka bertiga lalu angkat bicara, "kalian mungkin ingin tau mengapa perdana mentri berpacaran denganku." Da Jung tersenyum, "ya perdana mentri Kwon yool juga pria, jadi menurutku kalian bisa bilang karna pesona muda dan segarku membuatnya jatuh hati dari kepala sampai kaki."
Yoon He tertawa, ia lalu bilang ke Da jung, "jadi dengan pesona muda dan segarmu kau mengatasi perdana mentri? itu yang ingin kamu bilangkan?" sahut Yoon He pedas salah satu ibu itu lalu bilang "tapi perdana mentri pasti kesepian untuk 7 tahun terakhir ini, pasti sanagt sulit baginya" kedua ibu-ibu yang ada disamping kiri kanan Yoon He tertawa mengejek, Da Jung yang berada disitu tidak habis fikir dengan tingkah mereka. Da Jung lalu bilang kalau tampaknya mereka tidak meyukainya, tapi walaupun begitu Da jung harap mereka tidak membicarakan atau bergosip tentang perdana mentri kWOn Yool.
Yoon He lalu nyeplos kalau sebaiknya Da jung itu menjadi artis saja dari pada jadi seorang reporter karna sekarang Da jung sudah bertindak seperti pacar betulan PM Yool, mendengar hal itu Da jung menjawab dengan gugup kalau mereka berdua memang benar-benar pacaran, Yoon he tersenyum ia bilang kalau memang begitu apa mereka berdua akan benar-benar menikah. Da Jung terdiam, Yoon He lalu bilang mengapa tidak menjawab lalu salah satu ibu-ibu disana bilang kalau bgitu pasti mereka tidak akan pernah menikah. Yoon He kemudian melanjutkan lagi kalau ini namanya penipuan besar-besaran, ibu-ibu yang ada disana lalu bilang kalau Da jung berarti adalah alasan mengapa Perdana mentri akan mundur. Da jung kelabakan, ia lalu bilang kalau mereka akan menikah, "kami akan menikah jadi tidak usah khawatir"
setelah mengatakan hal itu tiba-tiba Kwon Yool muncul, dan sepertinya Yool tau apa yang sudah dikatakan oleh Da jung. Kwon Yool memarahi Da jung yang berbicara sembarangan di depan orang banyak, Yool bilang kalau Da jung berbicara hal yang konyol. Da Jung berusaha membela diri ia bilang kalau ibu-ibu yang ada disana tadi menghina Yool.
Yool lalu bilang kalau Da Jung tidak usah perduli kalau mereka menghinanya, memangnya Da jung bisa jadi pacar sungguhannya? mendengar hal itu Da jung minta maaf tapi yool bilang kalau hal itu tidak ada gunanya lagi karna sekarang mereka hanya bisa menunggu waktu sampai hal itu tersebar ke semua orang. Kwon yool mendapat telpon dari Hye Joo yang melaporkan kalau mereka sudah mendapatkan orang yang mereka cari, dan ternyata orang yang mereka tangkap itu adalah wartawan dari new hook, dan ia berusaha masuk untuk mendapatkan foto foto di perjamuan tadi, Hye Joo lalu tanya apa yang harus mereka lakukan padanya, Yool lalu bilang kalau mereka tidak punya bukti kuat lepaskan saja. Yool meyuruh Da jung untuk pulang dan melupakan hal yang tadi, Da Jung bilang kalau saat ini ia tidak bisa pulang, ia sudah menyebabkan masalah bagi Yool.
"Lalu ada solusi yang baik? waktu itu kamu menyelamatkanku dengan bilang kalau kita pacaran, bagaimana kali ini?"
Da Jung hanya diam ia hanya melihat Yool, Yool lalu bilang lagi, "ah benar, kali ini kita bisa mengumumkan pernikahan kita, aku bahkan tidak berpikir seperti itu, bagaimana menurutmu? bukakah bagus?" Sesaat Da jung terdiam ia lalu memberanikan diri, "kalau begitu bisakah kita?"
"Apa?"
"Mengumumkan pernikahan kita, tidak bisakah kita benar-benar melakukannya?" Kwon Yool menatap Da jung, "Nam Da jung Shi......"
"Kau serius sekarang?" seru Yool. Da Jung diam ia hanya menatap Yool, "aku tanya apa kau serius?" seru Yool sekali lagi, Da Jung terdiam kemudian bilang, "ya."
"Apa?" seru Yool tidak percaya. Da Jung lalu maju mendekati Yool, "Jadi maksudku, tidak menikah sungguhan, tapi nikah kontrak."
"Nikah kontrak?" Yool tampak berfikir
"ya"
"Hanya perlu 6 bulan, tidak perlu lama-lama, cukup 6 bulan?"
"Bagaimana menurutmu?"
"Jadi kau sungguh ingin menikah denganku?" tanya Kwon Yoo. l serius.
"ya"
Yool tampak berfikir ia lalu berdiri dari duduknya dan menatap Da jung, "baiklah kita menikah."
Hye Joo dan Ketua Kang berjalan berdua, mereka membahas tentang reporter yang menyelinap masuk ke acara penjamuan tadi. Ketua Kang lalu bilang kalau reporter Nam da jung sangat berjasa dalam hal ini, mendengar hal itu Hye Joo kesal ia lalu bilang, "Ketua Kang, sebenrnya aku tidak ingin mengatakannya tapi apa kau tidak tau bagaimana Nam Da jung melihat mata-mata itu? sehari sebelumnya, dia menginap disini karna mabuk, begitulah caranya melihat mata-mata itu." In Ho terlihat gusar ia lalu bilang, "apa kau bilang?"
"kau kira itu saja? bahkan ia meminta perdana mentri Yool untuk menikahinya, kau masih mengira Nam da jung wanita yang baik?" In Ho yang mendengar hal itu tidak berkedip, ia begitu kaget
"Perdana mentri.... sungguh kamu akan menikahiku?"
"Benar aku akan menikahimu. Kita menikah" sahut Yool.
Da Jung terlihat bahagia, "terima kasih terima kasih perdana mentri." Yool mendekati Da Jung, "kecuali, aku menikahimu tanpa kontrak."
"Ada-apa?"
"Apa maksudmu?"
"Ini tidak seperti sedang bermain game anak-anak, nikah kontrak? kenapa melakukan hal itu? jika iya, itu adalah pernikahan yang sebenarnya, sebenarnya" seru Yool sambil tersenyum. "Mengerti maksudku kan?" setelah mengatakan hal itu Yool makin dan makin mendekat pada Da jung, sedangkan Da jung makin mundur dan mundur sampai ia tidak bisa lagi bergerak karena tubuhnya bertubrukan dengan dinding. "Menggunakan satu tempat tidur" sahut Yool di dekat wajah Da jung sambil menempelkan tangannya di dinding. "Dan diatas tempat tidur..... kamu tau yang terjadi tanpa penjelasankan?" Da Jung gugup ia lalu bilang, "PM mengapa kamu tiba tiba begini?" dengan suara yang dibuat selembut mungkin kwon yool menjawab, "apa maksudmu tiba-tiba? kenapa? kamu ingin pura-pura malu seolah kamu tidak mengerti maksudku?"
Da Jung tersenyum terpaksa, "emm, bukan itu maksudku, hanya... aku hanya...." belum selesai Da jung berbicara Kwon yool memotong, "aku penasaran mengapa tiba-tiba kau meminta padaku untuk menikahimu, kau bermain peran menjadi pacarku, sekarang kamu ingin menepati posisi sebagai istri PM?" Da jung melihat kearah Yool, "apa kau bilang selama kau bisa menjadi istri PM, yang kenyataannya punya 3 anak berarti tidak apa-apa?" Yool lalu menjauhkan tubuhnya, "Nam Da Jung shi... dengarkan baik-baik apa yang aku katakan, aku tidak akan pernah melakukan hal seperti menikah bahkan jika aku tergila-gila dan menikah itu bukan orang sepertimu, Nam Da Jung mengerti?"
Da Jung terlihat diam, ia terlihat seperti ingin menangis, ia diam di tempat sementara Yool sudah berada di meja kerjanya lagi, Yool lalu menyuruh Da jung pergi.
Da Jung melamun saat dijalan ia bertemu dengan In Ho, "Ketua kang" In Ho berjalan menuju Da Jung dengan gontainya, "kau pasti mau pulang." Da Jung tersenyum, "ya aku harus pulang sekarang ah, aku dengar kamu menangkap mata-matanya?" In Ho dengan wajah yang tidak seperti biasanya bilang "kami sudah menangkapnya, terima kasih reporter Nam." Da jung tersenyum, "ah itu tidak usah disebutkan, tapi mengapa wajahmu terlihat begitu serius?"
"Ini karna aku mendengar kalau wanita lebih menakutkan dari pada mata-mata. Mendekati PM dengan alasan berakting menjadi pacarnya lalu mabuk dan memohon untuk menikahinya dan tidur di rumah dinasnya juga."
"Wanita yang menakutkan itu...... apa yang sedang berdiri dihadapanku?"
"Ketua Kang, yang sebenarnya terjadi.............."
"Menurutku ini bukan salahmu, karena yang mengiringmu begini adalah aku, meskipun ini sudah sangat jauh dari seharusnya."
In Ho tertawa, "aku tidak tau kau orang yang mengambil keuntungan dan berpikir kau wanita yang baik, lucu dan inget aku tidak ingin melihatmu memasang wajah polosmu lagi." Setelah mengatakan hal itu In Ho akan pergi tapi langkahnya terhenti oleh perkataan Da jung. "Benar, aku orang yang mengambil keuntungan, apakah kau menyebutku wanita yang mengambil keuntungan atau menakutkan, itu tidak masalah bagiku, benar bahwa aku meminta menikah pada perdana mentri."
"Maafkan aku, semuanya akan baik-baik sajakan bila aku meminta maaf," seru Da jung hampir menangis. Setelah mengatakan hal itu Da jung meninggalkan In ho yang hanya menatapnya dari belakang.
Yoon He ngomel-ngomel dengan suaminya kalau Da jung itu sombong dan Da jung juga bilang kalau ia akan menikah dengan PM Yool. Sekertaris Joon ki lalu melaporkan kalau kiriman khusus mereka tidak berjalan dengan lancar. Mendengar hal itu Joon Ki kesal. "Kiriman khusus? kiriman khusus apa?" sahut Yoon He. "Tidak usah dipikirkan," sahut Joon Ki lalu beranjak dari tempat duduknya. Yoon He merengek ke suaminya agar melakukan sesuatu pada hal ini (mungkin maksdunya Da jung), Joon Ki lalu bilang kalau istrinya tenang saja karena mereka sebentar lagi akan mengumumkan putusnya mereka.
Da Jung berjalan sendirian, ia mengingat kata-kata yang di katakan oleh Kwon Yool dan In Ho. Apa kau mau mengatakan selama kau bisa menjadi istri dari seorang PM yang kenyataannya mempunyai 3 anak berarti tidak apa apa? aku tidak tau kau orang yang mengambil keuntungan dan berfikir kalau kau adalah wanita yang baik, lucu dan imut. Da Jung mendesah, ia bilang kalau sepertinya ia memang pantas untuk disebut sebagai wanita yang pengambil keuntungan. "Aku bahkan tidak bisa berkata apa-apa untuk membela diri ketika aku mendengar hal semacam itu." Da Jung berhenti ia lalu menatap keatas dan bilang "apa yang bisa aku lakukan untuk mu ayah?"
Paginya Kwon Yool terlihat masih memikirkan kata-kata Da jung yang mengajak untuk mengumumkan pernikahan mereka, Yool lalu bilang kalau hal ini tidak seperti Da jung yang hanya mengatakannya, pasti ada alasannya. Yool lalu bilang lagi kalau ini bukanlah sesuatu yang harus ia pikirkan, mereka harus mengumumkan perpisahan mereka. Masih diruangan yang sama, saat Yool mencari handphonenya, Yool mencarinya di segala tempat, di kantong celana kanan kiri,disamping tempat ia duduk, di jas tapi Yool tidak menemukannya. Dan eitss pas berdiri dan melihat ke samping kursi ia melihat Man se lagi memainkan handphonenya, hehehhheehhe "Kwon Man se," teriak Yool. Man Se yang diteriaki hanya menatap ayahnya, heheheh si Man se ini sibuk dengan handphone ayahnya untuk mungkin men-sms Da Jung hahahha, trus buat apa lagi coba kalo bukan itu?, "ahjumma ayo ayo kesini" hihihi
Ayah Da jung sedang bermain kartu sendirian, lalu handpone yang ada disampingnya berbunyi, ayah Da jung melihat siapa yang menelpon "sayangku yang sebenarnya?" "Siapa ini?" ayah Da jung lalu membiarkannya, Da jung masuk, ayahnya yang melihat hal itu bilang kenapa Da jung tidak datang lebih cepat. Da Jung yang mendengar hal itu lalu bilang kalau ia akan pergi cepat. Da Jung mendekat ke ayahnya "ayah ada yang ingin aku katakan padamu, aku sungguh merasa bersalah padamu. ayah sebenarnya aku dan PM......" Ayah Da jung langsung memotong Da jung, "aku tahu aku tau semuanya, kamu akan bilang kalau kamu menikah, kamu tidak bisa sering-sering melihatku kan," sahut ayahnya penuh pengertian.
"Ah...ayah.. bukan itu maksudku."
"Aku tidak apa apa," ayah Da jung memegang tangan anaknya seperti akan membawa anaknya ke altar, "sekalinya aku menjadi pengiringmu, tugasku sudah selesai, tidak ada yang akan aku sesali, bahkan jka aku mati dihari yang sama," seru ayahnya tersenyum. Da Jung yang mendengar hal itu hanya bisa menatap ayahnya sedih, Da jung lalu memalingkan wajahnya, Da jung lalu mencari alasan kalau airnya habis, jadi ia akan mengambilnya dulu. Dan saat diluar Da jung menangis dan seperti mempunyai hubungan, Man Se yang berada nun jauh dirumahnya pun ikut menangis, ia menangispun karna ayahnya, ayahnya memarahinya.. "kenapa kau terus menelponnya kan, huh? sudah jelas kukatakan jangan melakukannya," bentak Yool pada anaknya Man se, yang dibentak hanya menatap ayahnya sambil menangis, "Kwon man se berhenti menangis, berhenti," bentak Yool lagi. Man Se diam, tapi ia masih sesegukan, "mulai sekarang, jangan pernah lakukan ini lagi, ini perintah," setelah mengatakan hal itu Yool keluar sedangkan Man se akhirnya menangis lagi. Kwon Yool yang masih berada diluar mendengar tangisan Man se, Yool kesal ia lalu bilang apa yang sebenaranya sudah dilakukan oleh Da jung pada anaknya, telpon Yool berbunyi, dan itu dari Da jung, tanpa basa basi Yool segera bilang "tidak usah khawatir, Man se yang meneleponmu tadi" Yool akan menutup telponnya tapi ia lalu mengurungkannya ketiak mendengar siapa yang berbicara. "menantuku, kamu menantukukan?"
Yool mendekatkan handphnenya ketelinga, "aku ayah Da jung," mendengar hal itu Yool kaget, pernikahanmu dan Da jung apa bisa dilaksanakan lebih cepat, aku akan senang jika kamu melaksanakannya dalam 6 bulan ini, hanya 6 bulan tidak perlu lama lama, cukup 6 bulan. Yool yang memikirkan kedua kata-kata anak dan ayah itu tampak berfikir di ruangannya, "6 bulan, kenapa harus 6 bulan?" seru Yool tidak mengerti. Pintu kantor Yool kemudian di ketuk, dan itu adalah Hye Joo. Hye Joo memberikan dokumen yang diminta oleh Yool, riwayat kesehatan ayah Da jung, melihat hal itu Yool heran mengapa dokumen ini dibawa kesini.
"PM satu hal yang ingin kukatakan, wanita itu memintamu menikah aku tau semuanya, wanita itu, inilah tujuan awalnya, tapi mengapa kau memberikan perhatianmu padanya? apa kau berencana untuk menikahinya?" seru Hye Joo.
Yool segera menyahut, "tidak akan pernah terjadi, jadi jangan khawatir." Mendengar hal itu Hye Joo lega, ia lalu bilang kalau itu sangat melegakan, Hye Joo juga lalu bilang kalau ia akan menyiapkan hal pendukungnya (mungkin maksud Hye Joo pernyataan putus). Yool lalu membaca dokumen yang tadi di bawa Hye Joo, riwayat ayah Da jung. sesampainya dirumah Yool kembali memikirkan pernyataan Da jung yang ingin menikah denganya, Yool lalu bergumam "apa ini karna penyakit ayahnya?" seru Yool pintu Yool diketuk, dan ahjumma penjaga anak-anak masuk, ia terlihat cemas, ahjumma itu menyuruh Yool untuk melihat Man se, suara ahjumma, aku tidak tau apa yang salah dengannya, ia tidak mau makan dan berbicara apapun, dia hanya menangis.Yool yang sudah ada dikamar anaknya hanya bisa melihat Man se, Yool lalu menemukan kertas kodok, yang sudah di gambar salah satunya bertuliskan "ahjumma" dan yang satunya lagi yang gambar wajah tajam mengerikan bertuliskan "ayah" Yool tersenyum tipis saat melihat gambar-gambar yang di tulis diatas kertas kodok itu. Yool lalu membuka buku anaknya, di halaman pertama Yool melihatt gambar ia, dan anak-anaknya. Man se menggambarnya saat ia mengajarkan kendo. Kendo,aku belajar kendo dari ayah, Hyung dan nuna, aku tidak tau mengapa ayah mengajarkanku kendo, itu sangat susah, aku selalu melakukannya dengan baik tapi ayah selalu berteriak padaku karna aku salah, dihalaman berikutnya terlihat gambar Da Jung dan Man se, ahjumma, aku mengenal ahjumma sebagai reporter paparazi, dia berteriak pada reporter yang jahat, dia bahkan menggengam tanganku dan membiarkan aku bermain ayunan, menurutku ahjumma orang yang baik, aku ingin melihatnya lagi, dihalaman berikutnya terlihat begitu banyak gambar kodok, kodok, ahjumma melipatkan kodok untukku, ahjumma benar-benar pintar melipat katak, dia bahkan mengambar mata pada kataknya, kodok Man se yang paling imut. ketika ahjumma memelukku, aku sangat senang, aku sangat menyukai ahjumma, aku berharap ahjumma adalah ibuku, aku sangat berharap dia ibuku, setelah melihat hal itu, Yool menatap anaknya lalu telponnya berbunyi dari blue house.
Da Jung pergi ke suatu tempat untuk meliput dan ternyata disana ia bertemu dengan Yu Ri. Yu Ri yang melihat Da jung, menyapa Da Jung dengan sebutan Unii. Da Jung kaget kenapa ada Yu Ri disini, Yu Ri dengan sikapnya yang ramah bilang ke Da Jung kalau ia ingin mengubah imeg nya dari gadis berkencan menjadi gadis malaikat, itulah mengapa ia hanya memanggil reporter Da Jung seorang. Da Jung yang melihat tingkah Yu Ri tersenyum, ia lalu mengembalikan baju yang ia pinjam dari Yu ri. Yu Ri lalu bilang mengapa uni-nya ini tidak menyimpannya saja, soalnya ia sudah membuang baju Da jung. Da Jung marah ia bilang mengapa membuang pakaian orang sembarangan, lalu tersenyum. Da Jung tanpa sengaja melihat AB3 ibu-ibu pejabat datang ke arah tempat ia dan Yu Ri, Da Jung kaget, ia segera berlari, Yu Ri yang melihat hal itu langsung bingung.
Yoon He mengeluh pada teman-temannya, ia bilang katanya kalau mereka mengundang Yu Ri maka akan ada banyak wartawan yang mengikutinya, tapi mana? tidak ada satupun reporter yang ada disni. Teman Yoon He yang mendengar hal itu bukannya menanggapi keluhan Yoon He malah tanya, jika Da jung memang benar akan menikah dengan PM Yool maka apakah Da jung akan menjadi wakil dari mereka?
Yoon He yang mendengar hal itu kesal ia lalu bilang kalau menurut suaminya, Da jung tidak akan menikah dengan PM yool. Yoon He lalu bilang kalau seharusnya ia menginjak-injak Da jung waktu itu sehingga ia tidak bisa bicara lagi, setelah mengatakan hal itu Yoon He berjalan lebih cepat di depan teman-temannya. Teman-teman Yoon He yang melihat tingkah Yoon He merasa aneh karna jika menyangkut Da Jung, Yoon He begitu sensitif, salah satu teman Yoon He lalu bilang kalau ini tentang Kang ho dong.. "Kang Ho Dong?"
"Hal yang paling nyonya benci, ketika seseorang membicarakan masa lalunya, ia tidak begitu suka," sahut teman yang satunya lagi.
"Ah benar," Da Jung bersembunyi dibalik truk, Yu Ri yang ada di dekat sana lalu ditanyai oleh Da Jung. "Hey, mengapa mereka ada disni?"
"Mereka datang karna ingin membuat kimchi dari grup istri-istri politisi, aku di undang disini."
Da Jung akhirnya mengerti, wajah Da Jung terlihat begitu khawatir ia lalu bilang, "aku kira aku tidak bisa melakukannya Yu Ri. Aku akan menolongmu lain kali, maaf." setelah mengatakan hal itu Da Jung kembali berlari. Yu Ri yang tidak mengerti berteriak memanggil Da Jung "Unii mau pergi kemana?" Dari arah belakang Da Jung mendapat pukulan di kepalanya menggunakan sarung tangan, saat Da jung menoleh ternyata itu adalah ulah Yoon he. "Wow siapa ini? kau bilang kau akan jadi istri dari PM. Jadi kau datang untuk latihan pelayanan masyarakat?"
Da Jung tersenyum kaku, "bukan, aku kesini untuk wawancara."
"Ah jadi wartawan yang Yu Ri panggil, itu kamu, kebetulan aku ingin menemuimu, ini bagus."
"Kenapa?"
"Kau, katakan yang sebenarnya, kau tidak akan menikahi PM Yool kan?"
Da Jung terdiam..
"Aku sudah mendengar hal itu jadi kau katakan saja yang sebenarnya, kau tidak akan menikah kan?" seru Yoon He lantang, teman Yoon He tertawa, ia lalu bilang, "kenapa tidak mengatakan apapun?" teman satunya lagi nyambung "benar, kamu waktu itu pintar sekali menjawab," Da Jung tersenyum tipis, "benar, aku tidak akan menikahi PM Yool, waktu itu aku hanya terjebak, maafkan aku."
Yoon He seperti eneg melihat Da Jung "tentu saja, kau, kau tidak bisa meskipun kau masih muda, mengatakan tentang muda dan segar, apa kau ingin hidup seperti ini, memberikan dirimu dan mengambilnya lagi?" seru Yoon He menghina.
Da Jung kaget, "nyonya?"
"Apa orang tuamu tau kau seperti ini? atau ia senang menjual anaknya sendiri, begitu?"
"Nyonya kata-katamu sangat kasar, tidak apa jika kau ingin menghina diriku tapi jangan pernah untuk menghina orang tuaku," seru Da Jung tidak suka.
Salah seorang teman Yoon He lalu bilang, "jadi kau tidak suka kami menghina orang tuamu?" Da jung kesal, "nyonya kalian sudah keterlaluan, diluar kalian terlihat elegan dan memukau tapi bagaimana bisa kalian bicara seperti ini? apa kalian tidak malu sebagai seorang isrti dari politisi?"
"Apa? apa katamu?" seru Yoon He.
"Kau sebagai istri mentri administrasi dan perencanaan, aku akan hidup dikehidupanku, jangan ganggu kehidupan orang lain dan katakan hal-hal baik untuk memikirkan masyarakat, mengerti?" seru Da jung pada Yoon He.
Yoon He terlihat begitu marah, "apa-apaan ini? kau.." Yoon He akan menampar Da Jung tapi kemudian terdengar suara Yool dari belakang "berhenti," Da Jung dan ketiga wanita itu kaget melihat PM Yool ada disana, Yoon He langsung menurunkan tangannya. Yool kemudian mendekati mereka. Yool menghadap kearah Yoon He, "tidak peduli betapa marahnya dirimu, ini tidak benar," Yoon He yang mendengar hal itu tampak malu ia tak berani menatap PM Yool. Yool kemudian menatap Da Jung, "memalukan, kau tidak punya rasa malu ketika berkelahi, apa ini sikap calon istri PM?" pengakuan Yool jelas mengagetkan Yoon He, Yoon He segera menoleh kearah Yool, sedangkan Da Jung, ia juga ikut kaget, "ya?" seru Da jung tidak mengerti. Yool bukannya menjelaskan apa maksud perkataannya, ia malah beralih menatap Yoon He. "Ah, aku dengar kau kesini akan membuat kimchi, aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk hal baik, aku akan mendonasikan 1000 kubis, jadi semoga beruntung," seru Yool halus pada Yoon He tapi penuh makna. Setelah mengatakan hal itu Yool segera memegang tangan Da jung dan membawanya pergi dari sana. Setelah lumayan jauh, Da jung melepas pegangan tangan Yool padanya ia marah pada Yool "apa yang kau lakukan disini? dan mengapa kau mengatakan hal itu?"
"Hal apa?" seru Yool.
"Istri PM. omong kosong apa itu, aku tau kau menolongku tapi kau tidak perlu melakukan hal itu."
"Mengapa menolongmu, aku mengatakan yang sebenarnya."
"Apa?" seru Da jung tidak mengerti.
"Masih belum mengerti?" seru Yool tersenyum penuh maksud. Da Jung tampak berfikir, "tunggu, jadi maksudmu adalah......"
Yool tersenyum, "ya aku bilang aku akan menikahimu."
"Nam Da Jung shi... kamu akan menikahiku."
Nam Da Jung terkejut mendengar ajakan menikah dari PM Kwon Yool. Da Jung pun bertanya apa PM benar-benar anda akan menikah dengannya.
PM Kwon Yool: "Apa yang kau katakan? Bukankah kau yang menawarkan pernikahan kontrak? Aku bilang aku menerima tawaran itu."
Da Jung yang masih terkejut tak mengerti kenapa tiba-tiba PM mengatakan itu. Ia pun jujur bahwa ketika ia mengajak PM Yool menikah itu sebenarnya karena ayahnya. PM Yool berkata kalau ia tahu alasan itu. Ia tahu kalau ayah Da Jung sedang sakit. Da Jung tanya apa itu sebabnya PM Yool bersedia menikah dengannya, karena kasihan padanya. Kalau itu alasannya Yool tak perlu melakukan itu. Ia menyadari bahwa saat mengatakan itu ia tak sadar karena mabuk dan sekarang ia baik-baik saja. Sekarang ia hanya ingin berada di samping ayahnya. Yool berkata kalau ia bersedia menikah dengan Da Jung bukan karena merasa kasihan, ia melakukan ini karena tanggung jawab politik. "Kau melakukan pernikahan ini untuk ayahmu, sementara aku melakukannya untuk diriku. Aku juga tak tahu kenapa, tapi sepertinya Man Se menyukaimu. Bagaimana? Bukankah alasan ini sudah cukup untuk kita menikah?"
Da Jung malah bingung karena ini begitu tiba-tiba baginya. PM mengingatkan kalau Da Jung tak punya banyak waktu untuk berpikir. Jadi ia harap Da Jung segera memutuskannya, "Kau ingin menikah atau tidak?" Da Jung terlihat bimbang. (Gimana ga keder coba, kalau langsung ditembak kayak gini)
PM Kwon Yool berada di ruang kerjanya mengingat pertemuannya dengan Presiden di semalam.
FlashBack
Presiden terkejut mengetahui kalau PM Yool berencana mengumumkan putus hubungannya dengan Nam Da Jung. Ketika aku mendengar pengumuman bahwa kau akan menikah saat perjamuan pelantikanmu. Aku menghubungimu agar bisa mengucapkan selamat."
PM Yool: "Saya tidak tahu dari mana anda mendengar ini, tapi itu tidaklah benar. Kami.. akan segera berpisah."
Presiden berkata kalau ia tak bermaksud mencampuri kehidupan pribadi Yool, "Tapi orang-orang sudah mulai membicarakan tentang kekalahan dalam pemilihan dan terlebih lagi kehidupan pribadi perdana menteri akan menyebabkan kekacauan."
Presiden pun mengerti walau bagaimana pun Yool sudah membuat keputusan. Tak peduli apa yang ia katakan, sepertinya itu tak ada gunanya.
FlashBack End.
Sepertinya ucapan Presiden ini menjadi salah satu alasan ia bersedia menikah dengan Da Jung. Ya tadi itu, alasan politik. Ada yang mengetuk pintu ruangan PM Yool, Sekretaris Seo Hye Joo dan Kang In Ho masuk ke ruangannya. Hye Joo melaporkan kalau ia akan mengumumkan pada media tentang rencana pernikahan PM dan ia juga sudah memberikan perintah agar wartawan dilarang berada disekitar rumah dinas Perdana Menteri. Kang In Ho juga melaporkan bahwa ia sudah memberitahukan secara resmi pada setiap departemen (kalau di Indonesia sekarang namanya Kementrian kali ya) untuk tidak mengirimkan entah itu uang, bunga atau hadiah lain. (Yup kalau pejabat punya gawe jangan nerima amplop kondangan, ntar dikira dapat suap)
Yool dengan suara lirih berkata kalau bawahannya sudah bekerja keras. Hye Joo merasa dengan melaksanakan pernikahan bukanlah cara yang tepat untuk memecahkan masalah. Ia tak mengerti kenapa PM membuat keputusan ini. PM mengingatkan kalau Hye Joo berkata begitu, itu artinya ia sudah membuat keputusan yang salah dengan skandal ini sejak awal. "Aku juga berpikir bahwa ini bukanlah pilihan yang tepat. Tapi bagaimanapun, satu-satunya yang bisa kulakukan adalah membuat keputusan politik yang tepat. Bagiku, bagi wanita itu dan bagi semuanya."
Hye Joo: "Sebuah keputusan politik yang tidak jujur. Saya pikir anda tidak akan melakukannya."
PM tahu itu, ia merasa suatu saat nanti ia harus membayar apa yang menjadi pilihannya saat ini. Tapi untuk sekarang mereka tak punya jalan keluar. Ia tak bisa mengubah apa yang sudah terjadi. Hye Joo dan In Hoo keluar dari ruangan perdana menteri. In Ho menyadari kalau ini berawal dari kesalahannya karena saat itu ia yang menyarankan Nam Da Jung mengatakan memiliki hubungan asmara dengan Yool. Ia menyesal telah melakukannya. Hye Joo berkata kalau In Ho benar-benar merasa bersalah sebaiknya In Ho melakukan pekerjaan dengan baik mulai sekarang hingga perdana menteri tak akan membuat keputusan politik seperti ini lagi. Hye Joo akan pergi tapi In Ho menghentikan langkah dengan bertanya, apa Hye Joo baik-baik saja. Hye Joo berkata bukankah ini pernikahan kontrak, apa yang harus dikhawatirkan. Hye Joo balik bertanya kenapa, apa ada hal yang In Ho khawatirkan. Ia menebak apa ini karena Nam Da Jung. In Ho diam, Hye Joo pun bisa menebaknya kalau In Ho khawatir terhadap Da Jung.
Da Jung memberikan undangan pernikahan pada Bos-nya dan Hee Chul. Ia mengingatkan kalau pernikahan ini tertutup untuk umum, maka yang namanya kamera dan alat rekam lain semuanya dilarang. Boss Go dan Hee Chul mengerti itu, Bos Go berkata kalau mungkin ia sangat menginginkan berita eksklusif ini tapi ia tak akan pernah membawa kamera ke acara pernikahan Da Jung. Hee Chul membenarkan sambil main mata ke arah Boss-nya. Hahaha. Hee Chul tanya apa Da Jung sudah membuat kontraknya. Da Jung terkejut mendengar itu, apa kedua rekannya ini tahu kalau pernikahannya itu pernikahan kontrak. Tapi tidak Hee Chul tidak tahu kok, Hee Chul menebak kalau Da Jung pasti belum membuat kontrak itu. "Apa kau tak tahu kalau jaman sekarang itu ada yang namanya perjanjian pra-nikah bagi orang-orang terkenal sebelum melangsungkan pernikahan? Aset-aset pribadi san hak masing-masih diputuskan diawal sebelum menikah."
Boss Go: "Jaman sekarang kau tak bisa percaya pada siapapun, kau harus membuat kontrak perjanjian."
Da Jung berpikir dan mengingat saat malam ia berada di ruangan kerja Yool ketika ia mengusulkan untuk melaksanakan pernikahan kontrak. Yool yang tak setuju dengan yang namanya pernikahan kontrak menyudutkan Da Jung ke dinding. Dia hanya akan menikah dengan seseorang yang mau berbagi tempat tidur dengannya. Dan di tempat tidur itu bukankah Da Jung tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Da Jung pun teringat sesuatu, ia permisi harus segera pergi. Ia membodohi dirinya sendiri, kenapa hal ini sepenting ini tak terpikir olehnya. Ia membenarkan usul kedua rekan kerjanya, ia harus menulis kontrak pernikahan.
Da Jung menemui PM Yool, ia menyerahkan tulisan yang berisi kontrak pernikahan. Da Jung berkata karena ini pernikahan kontrak jadi harus ada perjanjian kontraknya. Jika sesuatu yang tidak diinginkan terjadi kita akan berusaha sebaik mungkin agar tidak salah paham. Ini sangat penting dalam menghormati kehidupan pribadi masing-masing.
Yool menyandarkan kepalanya ke kursi, jadi?
Da Jung akan membacakan kontrak yang sudah ia buat. Ia harap Yool menyimak baik-baik dan katakan saja jika ada yang ingin Yool tambahkan.
Isi dari Kontrak pernikahan antara Kwon Yool dan Nam Da Jung seperti tertulis dibawah ini:
Pertama, selain saat tampil di depan publik, melakukan kontak fisik jelas dilarang. (Yool mengangguk)
Kedua, kita akan menghormati kehidupan pribadi masing-masing dengan memiliki kamar terpisah. (Yool mengangguk lagi)
Ketiga, ucapan kasar dan kekerasan tidak boleh dilakukan. (Yool mengangguk lagi)
Keempat, kami akan melakukan yang terbaik untuk berbakti pada orang tua dan anak-anak.
"Mudah kan?" ucap Da Jung.
Yool mengambil kertas berisi tulisan kontrak itu dan merobeknya. Da Jung terkejut Yool merobek kertas itu. Yool berkata kalau yang namanya kontrak bukan seperti itu isinya kalau Da Jung sangat ingin menulis sesuatu bukankah harus dilakukan dengan benar. Keduanya duduk beriringan, Da Jung mulai mengetik kontrak yang diinginkan Yool. Sangat penting menuliskan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak ini. Dengan kata lain, aku Kwon Yool sebagai pihak pertama. Nam Da Jung, pihak kedua. (kalau di sub viki, Da Jung yang pihak pertama, Yool yang pihak kedua)
Da Jung berhenti mengetik dan menoleh pada Yool. Yool tanya kenapa Da Jung tak mengetik. Da Jung heran kenapa dirinya yang harus menjadi pihak kedua. Yool berkata itu karena Da Jung yang memohon untuk dinikahi. Da Jung menahan kesal hehe. Keduanya meminum minuman mereka secara bersamaan. Suka liat adegan yang barengan kayak gini hehe. PM melanjutkan ucapannya yang diketik oleh Da Jung. Masa kontrak akan habis sampai masa jabatan pihak pertama berakhir. Tapi itu tergantung pada situasi pihak pertama, maka kontrak dapat disesuaikan dengan kondisi tersebut. (Backsound-nya Mission imposible hahaha)
Da Jung protes, ah tidak ah, peraturan macam apa itu? Yool mendelik, apa Da Jung akan memotong ucapannya terus tanpa segera mengetik. Yool melanjutkan mengucapkan apa yang harus Da Jung ketik.
Pasal 2 Kewajiban seorang istri
Pihak kedua diharuskan untuk tampil mesra jika di depan publik. Kecuali Yool berimajinasi mengenai pengecualiaan kontak fisik. Misalnya ketika keduanya tidak dalam acara resmi n berselisih gitu.
Yool: "Bukankah sudah kukatakan jangan mengeluarkan pasta gigi dari tengah, apa kau tahu bagaimana tidak nyamannya itu?"
Da Jung tak peduli dari mana ia mengeluarkannya, terserah dia donk.
Yool: "Kenapa kau tak mengganti tissu toilet? Apa kau malas? Apa kau tak mengerti? Sudah kukatakan bersihkan salurannya dari rambut rontokmu yang tertinggal. Dan itu, ada apa dengan pakaianmu? Jangan memakai pakaian seperti ini di rumah? Coba lihat... sudah berapa kali kukatakan jangan memakai pakaian seperti ini."
Yool melihat baju yang Da Jung kenakan, ia mengangkat tangan Da Jung tinggi. Tepat saat itu Supir Shim lewat. Yool yang melihat ada Supir Shim disana langsung memutar tangan Da Jung seperti menari dan menariknya ke pelukannya. Dan disaat seperti inilah kontak fisik diantara mereka diperbolehkan hahaha.
Bahkan jika kita tidak muncul di depan publik secara resmi, jika situasi mengharuskan maka kau harus mematuhi pihak pertama tidak peduli apapun. Hal ini juga berlaku di pasal kedua. Walaupun tentu saja kita akan menggunakan kamar terpisah, tapi dalam situasi yang sulit demi reputasi perdana menteri berbagi kamar akan dimungkinkan. Namun tentu saja akan ada batas-batasnya. Pihak kedua tidak boleh menyentuh pihak pertama, tidak peduli kondisi apapun. Keduanya harus memperlihatkan kemesraan bahkan di depan dua pengawal Perdana Menteri hahaha. Bahkan ketika anak-anak ingin bermain, misalnya Man Se ingin main kuda-kudaan. Hahaha. Woo Ri lewat disana dan menyuruh Da Jung mengambilkannya air. Na Ra yang sudah kesal mengingatkan bukankah ia bilang kalau ia sudah lapar (minta disiapin makanan hahaha) Sementara Man Se masih pengen main kuda-kudaan. "Bagaimana bisa ada kewajiban istri tapi tidak untuk suami?" Kembali ke ruangan kerja Yool. Yool teringat sesuatu, ia pun setuju.
Pasal 3 untuk kewajiban suami.
Pihak pertama akan melakukan yang terbaik untuk bekerja sama dengan pihak kedua. Selesai.
Tik, Yool menekan enter untuk mencetak tulisan itu. Da Jung jelas saja protes kenapa bagian suami hanya itu saja. Da Jung yang protes merasa ini tidak adil, ada banyak untuk kewajiban istri kenapa hanya ada satu untuk kewajiban suami, apa ini masuk akal. Da Jung menyilangkan tangan ke tubuhnya, ia takut bagaimana nanti jika Yool melakukan hal-hal yang aneh padanya. Yool menoleh manatap tajam Da Jung, "Kecuali aku sudah gila. Tidak, bahkan jika aku sudah gila, itu tak akan terjadi. Atau jangan-jangan kau berharap aku melakukan sesuatu padamu?" (hihi yakin nih...) Da Jung menilai itu ucapan yang omong kosong. Yool pun menganggap kontrak itu tak ada masalah. Yool menyuruh Da Jung membubuhkan tanda tangan di kontrak itu atau bisa juga dengan cap jempol. Terserah yang mana saja. Da Jung keluar dari ruang kerja perdana menteri. Ia mengeluh menatap kontrak yang ada di tangannya. Kontrak yang sudah ada cap jempol dirinya dan juga cap jempol PM Kwon Yool. Kontrak itu sangat tak menguntungkan baginya hahaha. Ia merasa tak memiliki firasat yang bagus dengan pernikahan ini.
Di rumah menteri Park Joon Ki. Na Yoon Hee, istrinya mondar-mandir cemas. Ia tak tahu apa yang harus dilakukannya sekarang kalau PM Kwon Yool benar-benar menikah dengan Nam Da Jung. Ia bertanya pada suaminya apa yang harus dilakukannya sekarang. Ia takut Da Jung akan menghadiri pertemuan istri pejabat dan akan menepati posisi tertinggi di White Cafe. Jika kau tak memberitahuku bahwa mereka akan berpisah Park Joon Ki yang tengah membaca buku bertanya kenapa istrinya bertengkar dengan Da Jung ketika akan membuat kimchi kemarin. Yoon Hee heran bagaimana suaminya tahu kalau ia bertemu dengan Da Jung.
Joon Ki: "Aku dengar kau menghubungi istri para menteri untuk membuat kimchi, apa istri menteri lain itu pelayanmu? Berapa lama lagi aku harus bertahan dengan sikap burukmu?"
Yoon Hee membela diri bagaimana bisa ia membuat 1000 kubis menjadi kimchi tanpa bantuan istri pejabat lain. Yoon Hee ingin menanyakan perihal pernikahan perdana menteri lagi tapi suaminya malas membahas itu. Joon Ki keluar dari kamar. Yoon Hee yang masih khawatir tambah khawatir apa suaminya ini akan kembali tidur di ruang kerja. Yeobo, aku salah. Ucapnya memelas hahaha pisah ranjang dah.
Park Joon Ki tertawa remeh, "Kwon Yool, kau berani menikah lagi? Baik. Kalau begitu aku akan mengirimkan kado pernikahan lebih awal."
Da Jung dan Yuri berada di toko perhiasan melihat koleksi cincin di toko itu. Pelayan mengatakan kalau cincin yang tengah dilihat Da Jung adalah produk baru mereka. Yuri iseng memotret dirinya dan juga Da Jung yang memperhatikan cincin. Pelayan itu melihat kalau wajah Da Jung terlihat tak asing baginya. Yuri tanya apa pelayan itu mengenali Da Jung, dia itu calon istrinya perdana menteri. Ia berbangga diri kalau dirinya bersahabat dengan Da Jung. Da Jung melihat label harga di cincin itu. Betapa terkejutnya ia ketika mengetahui berapa harga cincin itu, 20 juta won hahaha. Pelayan mengatakan kalau tokonya akan memberikan harga khusus untuk pelanggan selebritis. Karena Yuri si artis yang mengantar maka Da Jung pun bisa mendapatkan diskon. Da Jung yang begitu kaget karena tuh cincin mahal banget mengatakan kalau ia sudah cukup melihat cincin itu. Ia tak bisa memakai sesuatu yang semahal itu. Da Jung segera keluar dari toko perhiasan.
PM Kwon Yool berada di ruang kerjanya, ia beberapa kali menarik nafas sambil membaca kontrak yang ia buat bersama Da Jung. "Bagaimana bisa aku jadi seperti ini? Aku belum pernah melakukan sesuatu yang menyedihkan seperti ini." Yool memasukan kontrak itu ke map dan menyimpannya di laci meja kerjanya. PM keluar dari ruangannya. Ia merasa ada seseorang yang memperhatikannya, ia menoleh ke samping kanannya, tapi tak ada siapa-siapa.
In Ho datang dari arah kirinya tergesa-gesa. Ia memberi tahu PM Yool kalau mereka dalam masalah. Revisi mengenai anggarana tambahan ditolak oleh Departemen keuangan. Yool tanya apa maksud perkataan In Ho. In Ho menjelaskan kalau Menteri keuangan Park Joon Ki memberi tahu partai lawan untuk menolaknya. Yool pun memerintahkan In Jo untuk memanggil Menteri Park datang ke kantornya sekarang. Menteri Park Joon Ki sudah berada di ruangan PM Kwon Yool. PM akan mengatakan alasannya memanggil Menteri Park hari ini. Tapi Park Joon Ki sudah tahu, itu pasti mengenai revisi anggaran tambahan. Karena sudah tahu PM Yool pun merasa tak perlu lagi menjelaskannya. Ia memerintahkan kementrian sosial untuk meningkatkan dana dan melaporkan itu padanya tapi tak ada yang berubah. Menteri Park menilai kalau ada sesuatu yang PM Yool tak tahu karena yang namanya anggraan sudah disetujui oleh pejabat tinggi kementrian. Tak ada alasan dana tersebut diberikan pada Departemen Sosial. Tak ada dana lebih dalam anggaran dari departeman lain. "Apa kau yakin?" Tanya PM Yool. "Bagaimana jika aku bisa menemukannya?" Menteri Park tertawa remeh, "Bukankah peran perdana menteri hanya untuk penyesuaian dan memberikan saran? Apakah saran itu diterima atau tidak, keputusan akhir tetap ada di tangan Menteri Keuangan, yaitu aku." PM mengerti betul apa yang dimaksud oleh Menteri Park. "Tapi dengan kondisi yang seperti ini, aku tidak akan melaporkannya pada anggota kabinet lainnya."
Menteri Park: "Apa kau bilang?"
PM Yool duduk di kursinya, ia kembali memerintahkan Menteri Park untuk merevisi anggaran yang ia perintahkan dan segera laporkan itu padanya. Itu bukan permintaan, tapi itu perintah. Menteri Park kembali tertawa, ia pun mengerti. Tapi sebelum keluar dari ruangan perdana menteri, Menteri Park berkata kalau ia lupa mengucapkan selamat pada PM Yool. "Saya dengar anda akan menikah. Tapi bagi seseorang yang akan menikah, anda tak kelihatan bahagia. Ketika anda akan menikah dengan Na Young, anda terlihat sangat bahagia." Yool terdiam.
PM berada di ruangannya sendirian. Ia membuka kotak perhiasan berisi cincin pernikahannya. Ia mengenang saat-saat bahagianya yang akan menikah dengan Na Young, dulu. Ada seseorang yang mengetuk pintu, Yool menyimpan kembali cincin itu ke laci mejanya.
Seo Hye Joo masuk ke ruangannya memberi tahu kalau Nam Da Jung sebentar lagi datang. Yool terdiam sejenak untuk menarik nafas.
PM bersama putra-putrinya, Hye Joo, In Ho dan dua pengawalnya menunggu kedatangan Da Jung dan ayah Da Jung. Yool memberi tahu anak-anaknya kalau wanita yang akan ia nikahi akan datang dengan ayahnya. Ia harap putra-putrinya bisa bersikap sopan. Woo Ri tanya apa ia harus memanggil ahjumma itu dengan sebutan ibu. Yool terdiam sejenak, ia kemudian berkata kalau anak-anaknya tak perlu melakukan itu.
Yang ditunggu pun datang. Da Jung datang bersama ayahnya. Ayah takjub begitu melihat rumah dinas dan kantor Perdana Menteri. PM Yool minta maaf pada ayah Da Jung karena sudah membuat ayah Da Jung datang ke tempatnya. Ia memperkenalkan namanya dan memberi hormat pada yang lebih tua. Ayah Da Jung merasa tak enak mendapatkan penghormatan dari perdana menteri, "sama sekali tak apa apa. Tentu saja aku harus mengunjungi anda." Ayah melihat Yool benar-benar terlihat beda tidak seperti di TV, menurutnya Yool benar-benar tampan. Hahaha.
Yool pun memperkenalkan beberapa pegawai yang sudah ia anggap seperti keluarganya (Seo Hye Joo dan kang In Ho) Yool juga memperkenalkan putra-putrinya pada ayah. Yool meminta anak-anaknya memperkenalkan diri. Satu persatu anak-anak memperkanalkan diri, mulai dari Woo Ri, Na Ra dan Man Se. Ayah memuji kalau anak-anak itu sudah diberi nama dengan sangat baik. Panjang Umur Republik Korea.
Ayah tiba-tiba bertanya pada Da Jung, kapan Da Jung melahirkan tiga orang anak. Haiyaaa apa dementia-nya kambuh. Kang In Ho terkejut mendengar dari Supir Shim kalau ayah Da Jung menderita dementia. Supir Shim berkata kalau ia menjemput Da Jung dan ayahnya dari rumah sakit. "Sangat menyedihkan. Melihat bagaimana ayahnya tidak sehat, pasti itu berat baginya." In Ho terdiam mengetahui kebenaran tentang penyakit ayah Da Jung.
Hye Joo menghampiri In Ho yang masih melamun, ia menanyakan apa In Ho membawa laporan anggaran dari Departemen Sosial karena perdana menteri meminta laporan itu setelah pertemuan dengan orang tua Da Jung. In Ho terbata-bata menjawab kalau ia membawanya. In Ho kemudian menanyakan perihal ayah Da Jung pada Hye Joo, "Ayah reporter Nam, apa anda tahu kalau beliau sedang sakit?" Hye Joo menjawab kalau ia tahu itu tentang penyakit parah ayah Da Jung, ia balik bertanya kenapa In Ho menanyakan itu. "Apa sakitnya sudah parah?" tanya In Ho semakin terkejut.
Di ruang pertemuan, PM Kwon Yool memberi tahu Ayah Da Jung kalau orang tuanya sudah meninggal, adik perempuan dan adik iparnya tinggal di Amerika. Tapi karena situasi, akan sulit bagi mereka untuk menghadiri pernikahan.
Ayah: "Aku akan mengatakan ini karena aku menganggapmu sebagai menantuku. Awalnya aku sangat marah pada anda, perdana menteri Kwon."
Da Jung menyela, apa yang ayahnya katakan. Yool tak mempermasalahkan, silakan saja ayah Da Jung katakan apa saja tak perlu sungkan.
Ayah: "coba anda pikirkan, Orang tua mana yang ingin anak gadisnya menikah dengan pria yang sudah punya tiga orang anak?" (ya ingatannya udah balik lagi nih)
Da Jung jadi tak enak hati ayahnya bicara seperti itu. Ayah menyuruh Da Jung diam.
Ayah berkata jujur, "Aku mungkin tidak kaya atau cerdas. Tapi aku membesarkan putriku dengan penuh kasih sayang." Mata ayah berkaca-kaca, "Putriku tumbuh tanpa kasih sayang seorang ibu. Putriku, jika anda membuat putriku menangis, saya akan menghajar anda." Ucapnya sambil mengacungkan kepalan ke arah Yool.
Da Jung: "Ayah, kenapa kau berkata seperti itu?"
Ayah mengusap air matanya.
Yool tak marah atau tersinggung, ia dengan tulus minta maaf dan juga berterima kasih. "Telah memberikan putri anda yang berharga pada seorang pria seperti saya, terima kasih. Saya bukanlah pria yang suka berbasa-basi. Dan untuk membuatnya bahagia, saya tidak bisa berjanji. Tetapi, selama dia menjadi istri saya, saya berjanji pada anda bahwa dia tidak akan menangis karena saya."
Ayah senang dengan kejujuran dan ketegasan Yool. Yool melihat kalau mereka sudah terlalu lama ngobrol, ia mengajak ayah Da Jung makan bersama. Da Jung terharu mendengar ucapan jujur PM Yool.
Da Jung masih di rumah PM, dia bersama Man Se. Man Se sudah mendengar perihal Da Jung yang akan menikah dengan ayahnya. "Apa kau pikir aku akan memanggilmu ibu?" Sahut Man Se jutek. "Sampai kau membuat 1 juta katak dan 5 juta dakji (mainan kertas) untukku, aku akan tetap memanggilmu ahjumma." (hahaha)
Da Jung tersenyum dan mengusap lembut kepala Man Se, "Man Se-ah mulai sekarang tolong jaga aku ya?"
Woo Ri dan Na Ra menghampiri keduanya. Woo Ri benar-benar tak habis pikir, ia tak tahu kenapa Da Jung melakukan ini pada Man Se, tapi jangan harap Da Jung bisa merayunya ataupun merayu Na Ra, Jangan pernah berpikir menjadi pengganti ibunya.
Na Ra: "Dan jangan pernah berharap kami akan memperlakukanmu sebagai seorang ibu. Dengan kata lain, kau harus bersiap-siap." Da Jung terkejut mendengar ucapan seperti itu dari anak-anak. Tiba-tiba PM Kwon Yool datang, "Apa yang kalian lakukan disini, bukahkah kalian seharusnya mengantar kakek kalian pulang?"
"Baik ayah," jawab Woo Ri dan Na Ra sopan. Sebelum pergi kedua anak ini membungkuk sopan pada Da Jung. Da Jung terkejut melihat sikap anak-anak ini yang langsung saja berubah di depan PM Yool. Man Se juga bingung dengan sikap kedua kakaknya. Hahaha. Ketiga anak-anak ini pun berlalu dari sana. Yool langsung menyombongkan diri, "Aku mengenal anak-anakku. Aku tak tahu tentang yang lainnya, tapi aku sangat bangga telah membesarkan anak-anakku menjadi anak yang memiliki sopan santun." Da Jung terdiam bengong. Yool tanya kenapa, ia meminta Da Jung tak perlu khawatir karena anak-anak tak akan menyiksa Da Jung, hahaha. Yool berlalu dari sana. Da Jung merasa tidak begitu, "Apa ada yang salah dengan keluarga ini?" hahaha
Di kantor Perdana Menteri, Yool terkejut mendapatkan laporan dari Kang In Ho mengenai Pusat Pelabuhan Internasional Geum Cho Man, bukankah itu proyek pemerintah.
In Ho memberikan laporannya, "(Kementrian itu) telah melakukan defisit anggaran dan pencemaran lingkungannya sudah sampai pada tahap yang berbahaya. Dan lagi anggaran mereka telah meningkat."
Yool terkejut, "Benarkah?" ia membaca laporan yang In Ho berikan padanya. "Jika kita mengubah anggaran ini kita mungkin bisa memenuhi anggaran di Departemen sosial."
In Ho: "Tapi, pemasok untuk pusat pelabuhan itu adalah Myung Shim Grup. Perusahaan dari mertuanya Menteri Park Joon Ki."
Yool menyuruh In Ho untuk menyiapkan pertemuan dengan semua ahli. Ia meminta In Ho hati-hati, jangan sampai berita pertemuan ini bocor.
In Ho teringat sesuatu, ia memberi tahu kalau ayah reporter Nam menghubungi Yool. Yool akan menghubungi ayah Da Jung nanti. In Ho berkata ia tak tahu kalau ayah Da Jung sedang sakit. Yool menyahut itulah kenapa ia merasa tak enak, "Jika beliau sehat, pernikahan ini apa kau pikir beliau akan dengan mudah menerimanya? Aku sudah pernah menikah. Dan aku punya anak. Jika dia menikahi seseorang yang lajang dan mapan sepertimu, dia akan lebih bahagia. Bukankah begitu?"
In Ho terdiam menunduk.
Seo Hye Joo menemani Da Jung mencoba gaun pengantin. Ia menilai gaun pengantin yang dipilih dan dipakai Da Jung kurang cocok karena terlalu ketat. "Apa hanya gaun ini yang terbaik yang kau pilih?" Da Jung memperhatikan gaun yang ia kenakan, "Apa ini jelek? Aku pikir ini tidak apa-apa." Hye Joo menilai ini tidak penting bagi Da Jung baik atau tidak karena yang paling penting adalah mana yang cocok dengan Perdana menteri. Ia bertanya pada pelayan apa ada gaun yang lain.
Di dalam ruang kerjanya Yool tampak menahan geram menggenggam ponselnya. Da Jung masuk ke ruangannya. Yool langsung menunjukan foto yang di unggah ke Twitter, "Katakan kalau ini bukan kau. Wanita ini melihat cincin buatan perancang ternama seharga 20 juta won. Ini bukan kau kan?" Da Jung memperhatikan foto itu, "Benar. Itu aku. Tapi aku hanya melihat-lihat saja. Aku tidak bermaksud membeli cincin semahal itu."
PM Yool yang marah melempar ponselnya ke meja. "Apa kau pikir ini main-main? Ada 15ribu artikel tentang kau. 15rb. Sekretaris Seo sedang berusaha agar artikel itu dihapus. Apa yang kau lakukan?" Bentak PM. Da Jung membela diri kalau ia hanya melihat-lihat cincin itu kemudian pergi. "Apa aku bahkan tidak diperbolehkan melihat-lihat?"
Yool : "Walaupun ini hanya pernikahan kontrak, kau juga menginginkan apa yang dilakukan pasangan lain, kan?"
Da Jung berkata bukan begitu maksudnya. "Tunggu, apa aku tak bisa melakukannya? Aku juga kan wanita." balas Da Jung. "Dengan semakin dekatnya hari pernikahan, aku ingin memilih cincin dan gaun pengantin. Apa aku tak boleh melakukannya?"
PM Yool: "Jadi, maksudmu kau ingin menjadi Cinderella?"
Da Jung: "Cinderella? Apa anda baru saja mengatakan aku ingin menjadi seperti cinderella?"
PM Yool: "Bukankah begitu? Kalau tidak, kenapa bisa ada foto seperti itu?"
Da Jung bertanya apa menurut Yool ia terlihat seperti Cinderella. "Pangeran kuda putihku selalu marah-marah dan masyarakat tak sabaran melihat kesalahanku. Cinderella macam apa ini? Maksudku, Cinderella seperti apa yang selalu dibenci?"
Yool mengingatkan bukankah Da Jung yang memaksanya untuk menikah, apa Da Jung tak ingat. Da Jung berkata kalau ia juga sama terpaksanya seperti Yool. Yool tak menyangka dengan sikap Da Jung, kalau saja ia tahu Da Jung semenyedihkan ini ia tak akan pernah setuju menikah dengan Da Jung. Da Jung yang juga kesal bilang itu bagus, tak usah ada pernikahan, batalkan saja. Apa ada yang tidak bisa dilakukan oleh politisi sukses seperti Yool, pasti dengan mudah bisa membatalkan sesuatu. Yool tambah kesal, apa Da Jung sudah selesai bicara. "Apa yang kau maksud ingin membatalkan pernikahan ini?" Bentak Yool. "Batalkan. Batalkan saja." tantang Da Jung dengan suara tak kalah tinggi. Kalau saja tak ada yang mengetuk pintu, pasti adu mulut diantara keduanya terus berlanjut. In Ho masuk ke ruangan perdana menteri, ia memberi tahu kalau Profesor Kim sudah datang. Yool menyuruh In Ho mempersilakan Prof Kim masuk. In Ho mengerti. Yool menyuruh Da Jung jangan kemana-mana karena ada sesuatu yang akan ia sampaikan. "Ini perintah. Mengerti?" Da Jung tak takut, "Tak usah khawatir. Apa anda pikir aku takut dengan perintahmu?" Da Jung keluar dari ruangan perdana menteri. Yool menarik nafas panjang menahan jengkel. Hahaha.
Na Ra melihat Da Jung keluar dari ruang kerja ayahnya, "Beraninya kau datang kesini." cibir Na Ra. "Akan aku tunjukkan dengan siapa kau berurusan." Da Jung ke kamar mandi, ia menatap tajam ke arah kaca. "Ini perintah, mengerti?" Ucapnya meniru apa yang Yool ucapkan padanya. Da Jung menggerutu, "Perintah apanya, bahkah kalau kau tak mengatakannya aku tak akan pergi. Aku akan menyelesaikan masalah ini sekarang." Da Jung membasuh tangannya dan ketika ia mengambil sabun, sesuatu yang aneh terjadi. Kedua telapak tangannya jadi nempel. "Omo, apa yang terjadi?" Da Jung tak bisa membuka telapak tangannya yang nempel. Ia panik, "apa ini?" Ia berusaha kuat menarik tangannya tapi gagal. Itu bukan sabun melainkan lem. Hahaha. Di kamar, Na Ra tertawa puas, "Rasakan itu. Lem super kuat."
PM Yool bersama Prof Kim dan In Ho mengamati sampel air dari sebuah danau. Prof Kim berkata kalau air itu sangat keruh hingga Yool tak bisa melihat tangan sendiri. In Ho pun mencium aroma tak sedap dari air itu. Prof Kim menilai kalau pembusukan di air baru saja dimulai, ini sudah meyentuh level tertinggi dari BOD dan COD-nya. (BOD = Biological Oxygen Demand. COD = Chemical Oxygen demand) Yool ingin melihat itu langsung. Ia menyuruh In Ho untuk menyiapkan helikopter. Ia akan pergi ke perairan itu sekarang.
Da Jung merendam tangannya yang nempel akibat lem dengan air. Ia benar-benar tak percaya ini terjadi padanya. Kalau ia menemukan orang yang melakukan ini, ia akan menghajarnya. Na Ra menghampiri Da Jung, "Ommo, apa ini? Apa yang kau lakukan? Aku tak yakin ini bisa lepas." Da Jung terkejut, apa kau yang . Na Ra tertawa, "Bukankah sudah kukatakan untuk bersiap-siap." Na Ra berlalu dari sana membuat Da Jung kesal, "ah dasar anak ini .." Ahjumma menuangkan air panas ke wadah dimana Da Jung sedang merendam tangan. Da Jung menjerit dan menarik tangannya yang kepanasan. Da Jung tanya apa ahjumma pikir dengan cara ini maka lem-nya bisa lepas. Ahjumma bilang kalau itu akan lepas nanti. Da Jung berusaha menarik tangannya, ini sudah lebih dari 30 menit apa tak seharusnya ia ke rumah sakit saja.
Ahjumma menarik tangan Da Jung dan lepaslah lem itu. Da Jung girang bukan main, "Ah akhirnya lepas juga." Ahjumma itu heran dengan kehebohan Da Jung. Ia menggerutu, "Bagaimana bisa perdana menteri berhubungan dengan wanita seperti ini." (Hahaha)
PM Yool masuk ke rumah, Da Jung yang tiduran santai di kursi bertanya sampai kapan ia harus menunggu. Yool menyahut kalau Da Jung ini ga sabaran banget. Ia akan ke kamar mandi dulu untuk cuci tangan. Maklum tangannya tadi kotor karena ngubek-ngubek air kotor. "Ah sangat menjengkelkan. Selalu seenaknya sendiri." gerutu Da Jung. "Apa kamar mandi?" Da Jung kaget mengetahui kemana Yool akan mencuci tangan. Da Jung bergegas menyusul ke kamar mandi.
Yool memencet sabun lem itu di telapak tangannya. Tepat saat itu Da Jung masuk ke kamar mandi, "Perdana menteri jangan!" Da Jung meletakan tangannya di telapak tangan Yool. Alhasil nempel deh hahaha. Yool terkejut kenapa begini, kenapa nempel. Ia menyingkirkan tangan Da Jung, tapi tak bisa. Ia berusaha menariknya, tapi Da Jung berteriak kesakitan Keduanya pun merendam telapak tangan di air secara bersamaan. In Ho terkejut mengetahui PM terjebak dalam lem super kuat bersama Da Jung. Ia heran bagaimana ini bisa terjadi. Yool mendelik marah ke arah Da Jung, "Siapa yang melakukan ini? Woo Ri? Nara? Atau Man Se?" Da Jung tertawa tak memberi tahu, "Tidak tahu. Aku juga tak yakin." Yool yang marah akan menghukum ketiga anaknya. "Nam Da Jung.. ini semua salahmu!" bentak Yool sambil mengangkat tangan membuat In Ho yang ga salah apa-apa kecipratan air. hahaha Da Jung tak terima disalahkan. Yool terus ngomel, kenapa Da Jung mengikutinya ke kamar mandi. Da Jung tak kalah ngomel, ia juga menyesal kenapa ia menyusul Yool ke kamar mandi kalau akhirnya jadi seperti ini. Yool bertanya ke In Ho apa tak bisa lem nempel ini diselesaikan. Da Jung bilang kalau ini tak akan berhasil jika dibiarkan saja. Ia kembali mencelupkan telapak tangan ke air. Sebenarnya mereka bisa membeli sesuatu untuk melepaskan itu tapi mencelupkan ke air lebih baik dari pada bolak-balik ke supermarket, ini akan lepas dalam 30 menit lagi. Yool meminta In Ho menunggu tiga puluh menit lagi sebelum naik helikopter. In Ho berkata kalau menunggu maka PM Yool harus membatalkan pertemuan dengan Duta Besar Amerika Serikat malam ini. Yool benar-benar kesal.
Ponsel In Ho bunyi, ia menerima telepon dari seseorang. In Ho kemudian menyampaikan pada Yool kalau helikopternya sudah siap. "Jika anda tidak ingin membatalkan pertemuan nanti malam anda harus segera berangkat." Yool pun tak punya pilihan lain. Ia berdiri dan segera berangkat naik helikopter. Da Jung yang tangannya masih menempel pada tangan Yool, berteriak karena tangannya tertarik dan ia pun mengikuti Yool yang akan pergi blusukan. Hahaha
Karena tangannya masih menempel di telapak tangan PM, Da Jung pun terpaksa mengikutii kemana Yool pergi. Keduanya akan naik helikopter. Da Jung tampak kesulitan membetulkan pakaian bagian bawahnya yang terus bergerak karena angin yang ditimbulkan baling-baling helikopter. In Ho benar-benar tak nyaman melihat tangan dua orang itu menempel saling menggenggam. PM meminta Da Jung berjalan cepat. Da Jung berkata kalau ia tak bisa cepat-cepat karena pakaian yang ia kenakan tertiup angin dari baling-baling helikopter. Yool benar-benar kesal dibuatnya hehehe.
"Mereka pasti benar-benar senang!" teriak pengawal Yool. Yool menoleh mendelik ke arah kedua pengawalnya. Couple pengawal ini langsung terdiam hahaha.
Da Jung tanya kemana keduanya akan pergi. Yool menjawab kalau mereka akan pergi ke tempat yang tidak menarik jadi ia harap Da Jung diam saja. Karena tangan keduanya masih menempel, Yool naik lebih dulu ke helikopter. Da Jung setelahnya, tapi sial Da Jung malah jatuh dipangkuan PM hahaha. PM tentu saja kesal bukan main, "apa yang kau lakukan? menyingkir dariku!" Da Jung minta maaf.
In Ho ikut naik di helikopter yang sama. Dia benar-benar tak nyaman melihat kedua tangan itu terus menempel menggenggam. PM meminta In Ho untuk memastikan ada sesuatu yang bisa melepaskan lem di tangannya ini. In Ho bilang kalau itu sudah disiapkan. Helikopter pun berangkat menuju tempat blusukannya perdana menteri. Hahaha.
Di kantor Menteri Keuangan, Park Joon Ki menerima sms dari seseorang. Ia terkejut dan cemas membaca sms itu. Sekretaris Bae yang ada di ruangan itu mengatakan kalau sekarang tak ada pergerakan yang berarti dari perdana menteri. Ia tak tahu apakah ini karena perdana menteri sibuk menyiapkan pernikahan, tapi yang jelas sepanjang minggu ini perdana menteri terus berada di kediamannya.
Park Joon Ki: "Dia pergi ke Desa Geum Chun. Aku baru saja diberi tahu dia sudah berangkat."
Sekretaris Bae terkejut, "Kenapa perdana menteri kesana? Dia tidak mungkin ."
Park Joon Ki berkata kalau ini adalah proyek pemerintah, jadi tak akan mudah. Ia menyuruh Sek Bae untuk menghubungi pihak Myung Shim Grup. Sek Bae mengerti, ia segera keluar melaksanakan perintah.
Joon Ki: "Kwon Yool, apa kau ingin terus melanjutkan ini?"
Di dalam helikopter, ketiga penumpang ini diam saja. In Ho melihat ke samping kanannya, ga sanggup kali ya kalau suruh nengok pasangan yang tangannya saling menggenggam karena terkena lem hehehe.
Da Jung mendengar suara ponsel berdering, ia celingukan mencari dari mana sumber suara itu berasal. Ia mendengar kalau dering ponsel itu berasal dari ponsel PM, "Perdana menteri ponsel anda bunyi?" Da Jung memberi tahu dengan suara tinggi. Tapi Yool tak mendengar dengan jelas karena deru mesin dan baling-baling helikopter. Da Jung sekali lagi dengan suara keras memberi tahu kalau ponsel Yool berdering. Yool akan mengambil ponsel yang berada di saku dalam jas-nya dengan tangan kanan, tapi ga sampai. Ia kesulitan mengambilnya. Ia pun menyuruh Da Jung untuk mengambilkan ponselnya. Da Jung diam saja. PM mengeraskan suaranya kembali menyuruh Da Jung mengambil ponsel dari saku kemejanya. Da Jung pun merogoh saku PM untuk mengambil ponsel. In Ho yang duduk di sebelah ngeliatin doank. Ponsel sudah diambilkan tapi Yool masih kesulitan menekan tombol jawabnya. Hahaha. (Masa ga bisa ya, apa saking jari-jarinya pendek ya hahaha ups ) Ia pun menyuruh Da Jung untuk menekan tombol jawabnya. Da Jung tak mendengar dengan jelas. Yool meninggikan suaranya lagi, "aku bilang tekan. Apa kau tak tahu bagaimana menjawab telepon?" Da Jung pun menekan tombol jawab.
Itu telepon dari Hye Joo di kantor, "Sek Seo ada apa?" tanya PM Hye Joo menghubungi PM karena ada sesuatu yang ingin ia laporkan. Tapi suara Hye Joo tak bisa didengar oleh Yool, Yool menyuruh Hye Joo mengucap ulang karena ia tak bisa mendengar dengan jelas. Yool mencoba bergeser ke samping agar suara Hye Joo terdengar tapi tetep saja tak kedengaran karena suara bising helikopter.
Malah Da Jung yang tertarik kesana kemari dan berteriak kesakitan. "Nam Da Jung, tetap disana!" Ucap Yool. Hye Joo terkejut mendengar ada Da Jung di helikopter. "Perdana mentri, kenapa Nam Da Jung ada bersama anda?" Apa yang dikatakan Hye Joo, Yool tak bisa mendengarnya. Ia akan segera menghubungi Hye Joo lagi nanti setelah mendarat.
Yool kembali menyuruh Da Jung untuk menekan tombol. Da Jung menekan tombol tapi sial ponsel malah jatuh ke lantai helikopter hahaha. Yool jadi jengkel deh. Da Jung akan mengambil ponsel yang jatuh itu tapi disaat yang sama Yool juga akan mengambil. Alhasil duk... kepala keduanya pun saling berbenturan. Keduanya memegang kepala yang sakit. Yool mengomeli Da Jung, "Bisa tidak sih hati-hati." Da Jung juga protes kenapa Yool tiba-tiba ikutan menunduk. In Ho melepas sabuk pengamannya dan mengambilkan ponsel yang terjatuh. Ia memberikan kembali ponsel itu pada Yool. Yool akan menyimpan ponselnya kembali ke saku, tapi tangannya tak sampai. Ia kesulitan melakukannya. Ia pun kembali menyuruh Da Jung memasukan ponselnya ke saku. Da Jung asal saja memasukan ponsel itu. Yool ngomel, "hei itu ketiakku, aku menyuruhmu memasukan ponsel ke sakuku!"
"Saya kan tak bisa melihat sakunya!" Da Jung ikut ngomel.
Hye Joo bertanya-tanya kenapa Da Jung ikut dalam rombongan perdana menteri. "Kenapa wanita itu mengikuti perdana menteri?"
Helikopter pun mendarat di tempat tujuan. Disana sudah ada rombongan yang menunggu. Bahkan dua pengawal perdana menteri pun sudah sampai disana. In Ho keluar lebih dulu dengan perasaan kesal hahaha. Da Jung akan keluar lebih dulu tapi kayaknya dia takut deh. PM pun bilang kalau ia yang akan keluar lebih dulu. Ia meminta Da Jung berhati-hati ketika turun nanti. PM pun turun dari helikopter. Da Jung yang akan turun dari helikopter terlihat ragu. PM tanya apa Da Jung hanya akan duduk di sana saja. Da Jung pun turun. Tangan PM yang masih menempel pada Da Jung pun ia gunakan untuk memegangi wanita itu supaya aman turun dari helikopter. Tapi naas Da Jung malah jatuh ke pelukannya hihihi.
PM tanya apa In Ho punya sesuatu yang bisa menghilangkan lem perekat ini.
Menteri Park Joon Ki sampai di kantor perdana menteri. Ia melihat Seo Hye Joo berjalan sendirian. Ia pun memanggillnya. Sekretaris Bae pun pergi lebih dulu meninggalkan atasannya. Joon Ki heran melihat Hye Joo tetap bekerja walaupun hari minggu, "Tidakkah perdana menteri membuatmu bekerja terlalu keras?" Hye Joo balik bertanya dengan pertanyaan yang sama pada Menteri Park. Menteri Park berkata kalau ia bekerja di hari minggu ini karena perdana menteri. Ia mengeluhkan kalau penyusunan anggaran tambahan ini benar-benar melelahkan. Tapi PM memiliki Hye Joo yang akan mengerjakan pekerjaan dan yang dia lakukan hanya mengurusi pernikahannya.
"Sama sekali tidak." sahut Hye Joo. Perdana menteri sedang mengurusi sesuatu di kediamannya. Joon Ki tertawa, "Mengurus sesuatu kau bilang? Aku penasaran apa itu?" Hye Joo berkata kalau tak ada yang ingin Menteri Park katakan padanya, ia akan permisi. Park Joon Ki berkata kalau masih ada yang ingin ia katakan pada Hye Joo. Hye Joo menebak Menteri Park pasti sangat kesal karena perdana menteri menikah lagi. Kalau ini yang akan Menteri Park katakan . Joon Ki menyela bertanya, "Apa Hye Joo baik-baik saja? Kwon Yool menikah dengan wanita itu. Apa itu benar-benar tidak menganggumu?"
Hye Joo: "Memangnya apa yang harus kukatakan? 'ini sangat sulit bagiku, aku menderita. Aku marah, aku ingin mati saja' aku minta maaf karena mengatakan ini pada anda tapi aku baik-baik saja. Kalau sudah selesai bicara saya permisi dulu."
"Aku baik-baik saja?" Gumam Joon Ki setelah Hye Joo berlalu dari sana.
Kembali ke tempat dimana PM meninjau lokasi danau yang tercemar limbah industri. Ia meminta beberapa pengurus disana memperlihatkan laporan padanya. Da Jung dan In Ho memperhatikan apa yang dilakukan Perdana Menteri. Da Jung menilai di cuaca sedingin ini pekerjaan menjadi perdana menteri itu tidaklah mudah. In Ho menebak kalau Da Jung pasti lelah menunggu. Ia harap Da Jung bisa bersabar sebentar lagi. Da Jung bilang kalau ia baik-baik saja jadi In Ho tak perlu khawatir. In Ho masih merasa tak enak karena sudah menuduh Da Jung yang bukan-bukan dengan ucapan kasarnya. In Ho pun minta maaf, "Kenapa kau tak memberitahuku tentang ayahmu? Aku tak tahu itu." Da Jung bisa menebak kalau In Ho pasti akan membicarakan ini. Menurutnya itu hal biasa kalau ada kesalah pahaman, jadi tidak ada yang perlu dimaafkan. In Ho berharap Da Jung melupakan kata-kata kasarnya. "Tentu saja." seru Da Jung sambil memukul pelan In Ho. "Apa kau pikir itu yang ingin kukatakan? Ah aku pikir kata maaf saja tidak cukup." In Ho tanya apa yang harus dilakukannya. "Apa yang harus kulakukan agar aku dimaafkan oleh Nyonya Nam?" Panggilan seperti itu membuat Da Jung tak nyaman. In Ho berkata kalau ia mendengar apa yang Da Jung dan perdana menteri katakan, "Pernikahan apa kau benar-benar akan melakukannya?"
Da Jung terlihat bimbang, "Jujur saja.... aku sendiri tak yakin. Kalau saja bisa, aku ingin menghindarinya. Tapi aku sadar aku harus melakukannya."
In Ho awalnya mengira kalau ide pernikahan ini sangatlah konyol. Tapi setelah dipikir-pikir lagi, ternyata pernikahan ini tidak terlalu buruk."
Da Jung tak mengerti apa maksudnya.
In Ho tertawa, "Lakukan saja apa yang paling kau inginkan, Reporter Nam. Tak peduli apapun yang kau lakukan, aku akan selalu mendukungmu."
Da Jung tersenyum, "Chief Kang?"
Tiba-tiba terdengar teriakan orang-orang, "perdana menteri, perdana menteri." ucap mereka panik saat melihat Yool masuk ke danau begitu saja tanpa mempedulikan sepatu atau celananya basah. Yool mengambil sesuatu dari dalam air danau. Da Jung dan In Ho yang melihat itu segera mendekat untuk mencari tahu apa yang dilakukan perdana menteri. Yool menemukan dua ikan yang telah mati di danau. Ia bertanya apa ini pertama kalinya terjadi disini? Mereka diam. Bahkan para pengurus disana hanya menunduk takut. Yool meminta pengelola danau mengatakan saja apa yang terjadi. Bapak itu mengatakan kalau mereka mendengar perdana menteri akan datang jadi mereka membersihkan tempat ini. PM menoleh pada pengurus setempat, mereka menunduk diam. "Aku akan memberi kalian waktu seminggu. Setiap kondisi air, sumber-sumber mata air dan kecepatan aliran airnya, aku ingin semuanya diperiksa secara teliti dan laporkan padaku. Jika kalian menemukan sesuatu yang salah, kalian harus segera memberitahuku." Mereka mencatat apa yang diperintahkan perdana menteri pada mereka.
Yool memanggil Da Jung untuk mendekat padanya. Yool mencium ikan yang sudah mati itu. Ia menyuruh Da Jung menyimpan baik-baik ikan yang mati itu. Da Jung tak mau memegang ikan bau yang mati, kenapa ia harus melakukan ini.
PM Yool: "Kau naik helokopter kan? Jika kau naik helikopter yang dibeli dengan pajak rakyat, maka kau harus membayarnya."
Ini... Yool menyerahkan dua ikan yang mati itu pada Da Jung. Da Jung menjerit jijik memegangnya. "Perdana menteri..." teriaknya jijik hahaha.
Yool berdiri di tepi danau sendirian, Da Jung datang menghampirinya. Da Jung mengatakan kalau ia sudah mendapatkan ikan, wadah, air bahkan contoh kotoran ikannya pun sudah ia ambil. Yool menyuruh untuk meletakan itu disana. Da Jung meletakan barang-barang yang ia bawa, "Jadi aku sudah membayar biaya helikopternya kan?"
Yool berkata kalau ia dan Da Jung harus menyelesaikan percakapan yang belum selesai ketika di kantor tadi. "Kau bilang ingin membatalkan pernikahan, apa kau masih memikirkan hal yang sama?"
Da Jung terdiam sejenak, "aku sangat takut." ucapnya. Ia mengaku kalau masalah cincin itu hanyalah alasannya saja yang sebenarnya ia sangat takut dan gelisah. "Aku melakukannya untuk ayahku. Tapi posisi sebagai istri perdana menteri, itu sangat menakutkan. Aku jadi bertanya-tanya, apakah aku pantas menduduki posisi itu. Itulah yang kupikirkan. Aku merasa ingin melarikan diri. Anda mungkin tak mengerti apa yang kurasakan, perdana menteri."
Yool memandang jauh danau di depannya, "kenapa kau bisa berpikir seperti itu? Saat aku harus meninggalkan pekerjaanku sebagai seorang jaksa, saat aku masuk ke dunia politik, saat aku menjadi anggota senat, saat aku menjadi gubernur dan saat aku menjadi perdana menteri, setiap rintangan yang muncul... aku ingin melarikan diri. Karena aku takut. Bagaimanapun merasakan ketakutan seharusnya tidak menjadi alasan untuk melarikan diri," jelasnya sambil menoleh menatap Da Jung. Da Jung meresapi setiap kata yang diucapkan Yool. "Aku tidak harus melakukannya dengan baik kan? Selama aku tak melarikan diri, maka tidak masalah kan? Sebagai gantinya aku akan berusaha. Aku akan berusaha yang terbaik. Aku tak bisa memastikan apakah aku akan melakukannya dengan baik. Tapi aku berjanji akan melakukan yang terbaik." Yool tersenyum mendengar ucapan itu dari Da Jung, "Kau sudah berada di tengah jalan dengan tidak melarikan diri. Tapi kau juga akan melakukan yang terbaik kan? Kalau begitu, bukankah ini ide yang buruk."
Da Jung tersenyum, ia mengulurkan tangannya. "Mulai sekarang, tolong jagalah saya perdana mentri." Yool juga tersenyum, "itulah yang ingin kukatakan, Nam Da Jung-ssi." ucapnya sambil menjabat tangan Da Jung.
Hari pernikahan pun tiba mobil pengantin yang dinaiki Da Jung sampai di depan gereja. In Ho membukakan pintu untuk si pengantin wanita. Da Jung keluar dari dalam mobil dengan senyum yang sangat cantik dan juga penampilan yang sangat cantik pula. In Ho terpesona melihatnya. Tapi ia sadar diri kalau pengantin cantik di depannya ini bukanlah pengantinnya. Ia pun berusaha untuk tersenyum meskipun itu senyum yang pahit. (argh..)
PM Kwon Yool juga dengan penampilan terbaiknya. Ia tampak gagah mengenakan setelan tuxedo nya. Ia menyalami tamu undangan yang hadir. Hye Joo yang berdiri di sampingnya hanya bisa memendam rasa dan merelakan PM untuk menikah lagi.
Da Jung dan In Ho berada disebuah ruangan. Da Jung tampak gugup, ia tak tenang. Ia bertanya pada In Ho, apa dirinya kelihatan sedikit aneh. In Ho menjawab tidak kok, Da Jung terlihat sangat cantik, "Kau terlihat cantik tapi sedikit aneh sih." ucapnya dengan suara bergetar. "Melihatmu seperti itu di hadapanku benar-benar terasa aneh." "Benar kan?" Da Jung semakin cemas dengan penampilannya. "Bagaimana denganku? Ah ya ampun gatal sekali." Da Jung menggaruk-garuk kepalanya hingga membuat aksesoris pernikahannya terlepas.
"Tunggu sebentar, tetaplah seperti itu!" sahut In Ho mendekat. In Ho merapikan kembali aksesoris yang terlepas itu. In Ho berusaha mengalihkan pandangan ke arah lain, tapi magnet Da Jung sepertinya tak bisa lepas begitu saja dari pandangan In Ho. Da Jung jadi tak enak hati diperhatikan seperti itu. Ketika In Ho sedang membetulkan letak aksesoris tiba-tiba PM Yool masuk ke ruangan itu. Ia melihat apa yang In Ho lakukan pada Da Jung. Menyadari disana ada PM, In Ho pun permisi ke luar ruangan. PM melirik ke arah In Ho yang keluar, ia seperti merasakan sesuatu yang aneh terhadap sikap In Ho ke Da Jung. Yool bertanya apa Da Jung ingat pasal kedua dari kontrak mereka. Da Jung menjawab tentu saja ia ingat, sebagai seorang istri ia akan melaksanakan semua tugasnya.
"Kau ingat, tapi jangan lupa bahwa kau menambahkan kata setia disana." Ucap Yool. "Kau beruntung kalau aku yang melihat ini. Bagaimana kalau orang lain yang melihatnya?" (maksudnya bagaimana kalau orang lain yang melihat Da Jung hanya berdua saja dengan In Ho di ruangan, pasti akan salah paham terhadap keduanya)
Da Jung heran bukankah In Ho itu asisten PM, apa masalahnya. Yool bilang bukan itu masalahnya, "Hati-hati. Berhubungan dekat dengan pria lain, tentu saja tak boleh. Mengerti?"
"Iya mengerti." jawab Da Jung jengkel.
Yool bertanya bagaimana dengan ayah Da Jung. Da Jung meminta PM jangan khawatir Boss-nya dan Hee Chul sedang menjemput ayahnya. Yool terkejut Da Jung mengundang orang-orang dari Scandal News.
Ayah Da Jung datang bersama Boss Go, Hee Chul dan Bu dokter. Ayah Da Jung keluar dari mobil dan terkejut melihat seorang ibu-ibu yang mengenakan pakaian putih berjalan semakin menjauh. Ayah Da Jung lari mengejarnya.
Kembali ke ruangan. Yool mengingatkan bukankah ia sudah memberi tahu Da Jung supaya memastikan orang-orang dari Scandal News tidak ikut campur dengan pernikahan ini. Kalau ada satu artikel konyol yang keluar, Da Jung akan tahu akibatnya. Da Jung menilai kekhawatiran PM terlalu berlebihan, "Iya aku mengerti. Kenapa anda terus memberitahuku hal yang sama? Kenapa anda masih disini? Anda seharusnya di luar kan?"
"Iya iya aku pergi. Aku pergi sekarang." ucap Yool akan keluar. Tapi sepertinya ia enggan untuk keluar hahaha.
Yool pura-pura ingat akan tujuannya menemui Da Jung. Ia mengeluarkan sebuah kotak kecil dari saku celananya. Ia memberikan itu pada Da Jung. (ngasih-in-nya itu lho ga sopan banget, kayak melemparkan gitu hihi)
Da Jung yang menerima kotak kecil itu heran, "apa ini?" ia pun membukanya. Da Jung terkejut melihat isi kotak itu adalah cincin pernikahan. Da Jung heran, "Perdana menteri, kapan anda punya waktu untuk membeli ini?"
Yool jadi salah tingkah, "Kapan aku punya waktu? Aku membelinya lewat internet?"
Da Jung tambah heran, "Lewat internet? Siapa coba yang membeli cincin pernikahan lewat internet?"
Yool: "Jadi, apa maksudmu kau tak menyukainya?"
Da Jung: "Baiklah, cincin ini kan dibutuhkan untuk pernikahan."
Yool melihat kalau gaun pengantin yang dikenakan Da Jung terlalu mencolok, "Apa kau harus memakai sesuatu yang memamerkan tubuhmu? Tidak bisakah kau mengenakan gaun putih biasa?" Da Jung membela diri kalau gaun putihnya biasa.
Da Jung kemudian teringat sesuatu, putih? Ia memperhatikan gaun pengantinnya yang berwarna putih. Ia tiba-tiba panik, "Bagaimana ini aku tak bisa mengenakan ini."
Yool tak mengerti, "apa? apa maksudmu?"
Da Jung tambah panik, "Tak bisakah aku mengenakan hanbok sebagai gantinya?"
Ayah Da Jung masih mencari ibu-ibu yang mengenakan pakaian putih. Ia melintas di depan ruangan. Ia melihat ke dalam ruangan dan segera masuk ke ruangan itu. Ruangan dimana ada Da Jung dan PM Yool.
Bu dokter, Boss Go dan Hee Chul mengikuti ayah Da Jung. Hee Chul dan Boss Go heran dengan sikap ayah Da Jung sekarang. Bo dokter memberi tahu kalau istri ayah Da Jung itu seorang koki, "Jika dia melihat wanita yang memakai baju putih maka dia akan mengira itu adalah istrinya." Boss Go dan Hee Chul pun mengerti, apa itu sebabnya ayah Da Jung memanggil dokter dengan sebutan 'yeobo' di rumah sakit. Dokter membenarkan itu karena dirinya mengenakan pakaian putih. Boss Go merasa kasihan pada Da Jung dan ayah Da Jung. Ia tiba-tiba teringat sesuatu, bagaimana dengan gaun pengantin? Hee Chul menilai itu tidak mungkin, Da Jung itu kan putrinya. Tapi yang ditakutkan Boss Go benar-benar terjadi. Disaat penting seperti ini penyakit ayah Da Jung kambuh. Ya karena Da Jung mengenakan gaun pengantin berwarna putih, ayah menganggap Da Jung sebagai istrinya. "Yeobo hari ini kau cantik sekali, apa ada acara istimewa hari ini?" Da Jung sedih melihat penyakit ayahnya kambuh.
Ayah menatap marah PM Yool yang ada disana berdiri di samping Da Jung. Ia pun menghalangi PM Yool supaya tidak dekat-dekat dengan wanita yang ia sangka istrinya. "Kenapa kau berdiri di dekat istriku. Minggir sana!" Ayah Da Jung mendorong PM Yool. Ayah Da Jung akan menarik tangan Da Jung untuk pergi dari sana. Da Jung tak tahan lagi melihatnya, "ayah .!" suara Da Jung meninggi dengan tatapan penuh air mata. "Ayah apa kau tak mengenaliku? Ini aku Da Jung." ucapnya sambil menangis. "Bagaimana bisa ayah tak mengenaliku di hari spesial ini?" Yool iba melihat penyakit ayah Da Jung kambuh.
Da Jung yang menangis berkata kalau ia menikah karena ayahnya. "Bagaimana bisa ayah tidak mengenaliku?" Ayah Da Jung yang masih menganggap Da Jung istrinya heran, kenapa istrinya terus terus marah padanya. "ayah, kau tak bisa melakukan ini padaku." tangis Da Jung.
PM Yool bertanya pada dokter apa yang terjadi dengan ayah Da Jung karena beberapa hari yang lalu ketika ia bertemu dengan ayah Da Jung keadaannya tidak seperti ini. Dokter mengatakan kalau ayah Da Jung beberapa hari ini terlihat sangat gugup menjelang hari pernikahan putrinya. Dia berada dalam situasi yang bahagia yang mana malah memperburuk kondisinya. In Ho ikut bertanya apa memungkinkan bagi ayah Da Jung untuk mengantar Da Jung menuju altar pernikahan. Dokter mengira itu tidak mungkin kalau kondisinya masih terus seperti ini. In Ho melihat jam tangan dan menyampaikan pada perdana menteri kalau sekarang sudah waktunya, "Apa yang akan anda lakukan?" Yool diam tak tahu harus bagaimana.
Di dalam gereja tamu undangan telah hadir, bahkan ketiga anak perdana menteri pun ada disana. Na Ra heran kenapa acaranya terlambat begini. Ia bertanya pada Oppa-nya apa ayahnya berubah pikiran tak jadi menikah dengan Da Jung. Woo Ri malas membahasnya, ia berharap acara ini cepat selesai.
Karena kondisi ayah Da Jung yang tidak memungkinkan untuk mengantar Da Jung berjalan di altar pernikahan, In Ho merasa sepertinya pengantin pria dan wanita akan masuk bersama-sama. Yool menoleh ke Da Jung yang berdiri murung di belakangnya. Yool meminta In Ho untuk memberi waktu 5 menit lagi. In Ho mengerti, ia menoleh menatap Da Jung yang terdiam sedih, sebelum akhirnya ia pergi dari sana untuk menyampaikan pada panitia yang berada di dalam gereja.
Yool yang melihat Da Jung menunduk sedih meminta Da Jung menatapnya. Da Jung mengangkat wajahnya, ia berusaha untuk tersenyum dan menguasai dirinya. Ia mengatakan kalau tamu sudah menunggu dan keduanya harus bergegas masuk ke gereja.
Ketika akan keluar keduanya melihat salju turun. "Apa ini salju pertama?" Sahut Yool melihat salju turun di awal musim dingin ini.
Da Jung berdiri di samping Yool melihat salju yang turun. Da Jung teringat pada harapan ayahnya yang ingin menggenggam tangannya dan berjalan menuju atar pernikahan.
"Jika aku sudah melakukannya, aku sudah melakukan kewajibanku. Jika aku mati saat itu, aku tak akan pernah menyesal."
Da Jung menangis mengingat harapan ayahnya. Karena disaat hari pernikahannya, ayahnya malah tak mengingat dirinya. "Ayah ini aku Da Jung. Ini aku putrimu, Da Jung." batin Da Jung berharap ayahnya kembali mengingat dirinya. Yool menoleh menatap Da Jung yang menangis.
Batin Da Jung : "Seperti yang ayah inginkan, aku akan menikah hari ini. Mimpi ayah adalah memegang tanganku dan berjalan ke altar bersamaku. Walaupun ayah tak bisa mendampingiku, aku sudah memenuhi keinginan ayah. Saat ini salju pertama musim dingin sedang turun. Ada yang bilang jika kau memohon pada saat salju pertama turun, mimpimu akan menjadi kenyataan. Tapi mimpi, mimpiku .."
Yool yang melihat Da Jung menangis akan menyentuh pundak gadis itu untuk memberinya semangat dan kekuatan tapi ia mengurungkan niatnya. Ia membiarkan Da Jung menumpahkan semua perasaan sedih dan membiarkan Da Jung menangis.
Ayah Da Jung berada disebuah ruangan melihat salju pertama di musim dingin ini turun. "Saljunya turun, Da Jung sangat menyukai salju." sahutnya dengan ingatan yang telah kembali. Ayah tiba-tiba menyadari sesuatu kenapa dia berada disini, "Da Jung? Da Jung?" ia pun bergegas mencari putrinya.
Yool memberikan sapu tangan pada Da Jung untuk mengusap air mata. Da Jung mengusap air matanya. Yool tanya apa Da Jung sudah selesai menangis. Da Jung menjawab ya, ia bahkan menggunakan sapu tangan itu untuk membuang ingusnya, huekkk dan mengembalikan sapu tangan itu ke Yool hahaha.
Yool yang terkejut hanya bisa tersenyum, karena Da Jung yang asli sudah kembali. Ia pun mengajak Da Jung masuk ke dalam gereja bersamanya. Ketika keduanya akan pergi, datanglah ayah Da Jung yang memanggil putrinya. Da Jung terkejut ayah sudah mengingat dirinya. Ayah marah apa Da Jung akan masuk ke altar tanpa ia dampingi. "Ayah apa kau mengenalku?" tanya Da Jung terkejut. Ayah menjawab tentu saja ia ingat, mana mungkin ia tak mengenali putrinya. Da Jung senang melihatnya. Ia menangis memeluk ayahnya erat. Yool terharu melihatnya. Acara pernikahan pun dimulai. In Ho bertindak selaku pembawa acara. Tapi hatinya pedih melaksanakan tugas itu. Huwaaaaa Yool berjalan tegap menuju altar disambut riuh tepuk tangan tamu undangan. Ia membungkuk memberi hormat pada pendeta.
Pengantin wanita pun masuk, (Oh My In Ho, ucapannya seperti tak rela ketika menyebut pengantin wanita akan masuk)
Ayah Da Jung terlihat gugup, tangannya gemetaran memegang tangan putrinya. Keduanya pun berjalan. Da Jung terharu karena sudah mewujudkan keinginan ayahnya.
Di depan Yool, ayah beralih mengganggam tangan Yool. "Menantu kwon, tolong jaga Da Jung-ku." Da Jung hampir menangis melihatnya. Yool menjawab ya dengan tegas. Ayah Da Jung pun mengulurkan tangan putrinya pada Yool.
Pernikahan pun berjalan lancar. Da Jung dan PM Kwon Yool pun resmi menjadi suami istri. Da Jung memandang pria yang ada di sebelahnya yang kini sudah menjadi suaminya. Keduanya tersenyum.
Disebuah bar, Hye Joo datang menemui Menteri Park Joon Ki yang minum sendirian. Joon Ki menyadari kehadiran seseorang dan menoleh ke samping. Ia melhat Hye Joo sudah datang. "Apa aku bermimpi? Bukankah kau ini Sekretaris Seo?" Hye Joo balik bertanya kenapa Joon Ki menghubunginya. Joon Ki tertawa ia tak mengira kalau Hye Joo benar-benar akan datang.
Hye Joo akan pergi tapi Joon Ki menahan tangannya. Hye Joo berusaha menarik tangannya. Joon Ki melepasnya perlahan.
Joon KI: "Aku berpikir untuk meneleponmu supaya bisa menghiburmu. Tapi sejujurnya, akulah yang butuh dihibur. Aku teringat pada Na Young." (adiknya Park Joon Ki yang merupakan istrinya Kwon Yool)
Hye Joo duduk di depan Joon Ki, "Ini tidak seperti dirimu sunbae." ucap Hye Joo tanpa menyebut Joon Ki dengan panggilan Menteri Park. Joon Ki heran kenapa Hye Joo tak memanggilnya menteri. Hye Joo berkata kalau sekarang ia datang menemui Joon Ki sebagai teman kuliah. Ia pun meminta minuman yang diminum Joon Ki. Joon Ki pergi mengambilkan gelas untuk Hye Joo. Ada sms yang masuk ke ponsel Park Joon Ki. Hye Joo awalnya ragu tapi ia memberanikan diri untuk melihat sms dari siapa itu. Tapi sayang harus memasukan password dulu untuk membuka ponsel Joon Ki.
PM Yool dan Da Jung berada dalam satu kamar. Keduanya duduk di kursi yang sama tapi jaraknya masih berjauhan hahaha. Yool berulang kali menarik nafas. Da Jung sendiri, duduk tegang, hahaha. Yool menyampaikan kalau ia sudah memberi tahu wartawan bahwa bulan madunya dengan Da Jung akan diundur karena jadwalnya padat. Ia harap Da Jung mengingat itu jika ditanya oleh wartawan. Da Jung mengangguk mengerti. Ponsel Yool bunyi, "Siapa ini? tanya Yool menjawab teleponnya. Yool terkejut, "ayah mertua?" Da Jung ikut terkejut ayahnya menelepon Yool. Ia berusaha mendekat untuk mendengar apa yang ayahnya sampaikan pada Yool.
Terdengar suara ayah Da Jung yang memuji kalau Yool sudah melakukan hal yang bagus hari ini. "Hanya ada satu yang kuinginkan darimu. Cepatlah berikan aku seorang cucu!"
"Apa?" Yool kaget mendengar permintaan mertuanya.
"Aku bilang berikan aku cucu, oke?"
Da Jung yang kaget mendengar ayahnya mengatakan itu langsung merebut ponsel Yool, "ayah aku akan meneleponmu nanti." Da Jung menutup teleponnya. Da Jung jadi tak enak hati dengan permintaan ayahnya. Ia harap Yool jangan terlalu memikirkan apa yang ayahnya katakan. Yool mengerti, ia melepas jas-nya dan menyuruh Da Jung keluar dari kamarnya karena ia akan istirahat.
Da Jung heran, "Ini kan kamarku. Perdana menteri, anda pergi sana ke ruang kerja."
Yool: "Apa maksudmu? Kenapa kau menyuruhku keluar dari kamarku dan pergi ke ruang kerja?"
Da Jung: "Lalu, apa anda mengatakan kalau kita akan berbagi kamar? Kontraknya kan sudah jelas mengatakan kalau kita akan menggunakan kamar yang terpisah."
Yool membenarkan, tapi ia tak pernah mengatakan kalau kamar ini akan menjadi kamar Da Jung. Da Jung tak mau kalah di kontrak juga tidak disebutkan kalau ini akan menjadi kamar Yool. Da Jung tak mau keluar dari kamar ini. Ia merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. "Bagaimana pun aku tak akan keluar dari kamar ini, jadi anda lakukan saja sesuka anda."
Yool tak menyangka Da Jung akan seberani itu, "Apa kau ingin mengepung kamar ini seperti para wartawan?" Da Jung menilai Yool pintar menebak. Da Jung kembali menyuruh Yool keluar dari kamar. Da Jung berdiri "ngomong ngomong ." ia bejalan maju membuat Yool terkejut dan mundur hingga terpojak, "Kau dan aku berbagi kamar, kemudian berbagi tempat tidur." Da Jung mengunci tubuh Yool menatapnya nakal, "Anda tidak berpikir apa yang selanjutnya akan terjadi kan?"
Yool menahan marah, "apa yang kau lakukan?"
Da Jung: "Saya melakukan apa yang sudah anda ajarkan pada saya, perdana menteri."
Yool menahan kesal, "Baik. Jadi kau ingin bersikap seperti ini? Nam Da Jung, tunggu saja!" Ia pun mengalah dan keluar dari kamar. Da Jung kegirangan karena berhasil mendapatkan kamar untuk istirahat, "Yes akhirnya aku bisa bernafas lega .!"
Da Jung melihat ponsel Yool bunyi, ada yang meneleponnya.
Yool berada di ruang kerjanya, ia terus-menerus menggerutu. "Ah aku bisa gila. Aku bahkan tak bisa masuk ke kamarku. Mulai sekarang, bagaimana aku bisa hidup?"
Yool berpikir, "Benar juga. Aku akan menulis kontrak yang baru lagi. Kali ini aku akan menulis dengan sangat hati-hati dan terperinci. Aku akan menulisnya sesuai keinginaku."
Da Jung keluar kamar tergesa-gesa setelah menjawab telepon perdana menteri. Ternyata itu telepon dari Sekretaris Seo Hye Joo.
"Nam Da Jung, dengarkan baik-baik apa yang kukatakan dan sampaikan pada perdana menteri. Ada mata-mata disana. Aku belum tahu siapa, tapi yang jelas ada mata-mata. Kau tak boleh mempercayai siapapun."
Da Jung melihat Yool keluar dari ruang kerja, "Perdana menteri!" panggil Da Jung tergesa-gesa dan panik. Yool pun akan mengutarakan perihal memperbaharui kontraknya dengan Da Jung. Ia ingin menambahkan beberapa hal dalam kontrak itu. Da Jung heran, kontrak? Da Jung melihat disana ada dua pengawal perdana menteri yang lewat dan melihat keduanya. Yool mengatakan kalau perbaharuan kontrak akan dimulai dari pasal 3 dimana kewajiban suami disebutkan. Da Jung yang cemas meminta Yool jangan mengatakan apapun. Yool yang belum tahu apa yang terjadi meminta Da Jung mendengarkan apa yang akan ia katakan.
Yool: "Sepertinya kau tak senang dengan kontraknya tapi itu harusnya direvisi jika dibutuhkan."
Da Jung memberi tanda agar Yool diam, tapi Yool terus saja nyerocos perihal kontrak itu. Da Jung membungkam mulut Yool dengan tangan kanannya. Yool menyingkirkan tangan kanan Da Jung. Da Jung kembali membungkam mulut Yool dengan tangannya tapi Yool kembali menyingkirkan tangan Da Jung. Ia memegang kedua tangan Da Jung agar tak membungkam mulutnya lagi. "Perdana menteri !"
Da Jung panik, ia takut kalau Yool mengatakan hal yang tidak-tidak dan didengar oleh dua pengawal itu, yang mungkin saja mata-mata yang dimaksud Hye Joo.
Yool terus saja ngoceh mengatakan kalau ia ingin menulis ulang kontrak mulai dari pasal tiga. "Aku akan membuatnya sejelas mungkin. Jika ada sesuatu yang terjadi dan itu tidak tertulis dalam kontrak...."
Da Jung yang panik dan tak tahu harus bagaimana lagi menghentikan ocehan Yool. Tanpa pikir panjang lagi Da Jung langsung menutup mulut Yool dengan mulutnya . Ah .
Yool kaget bukan main mendapatkan kecupan yang begitu tiba-tiba. Yool hanya bisa terdiam mematung
Yool terdiam terpaku mendapatkan sebuah kiss yang tidak ia sangka-sangka, sesaat ia hanya diam melihat Da Jung lalu dengan masih SHOCK berat Yool tanya apa yang sudah Da Jung lakukan. Da Jung yang masih panik berusaha untuk memberitahu Yool tentang informasi yang ia dapatkan dari Hye Joo bahwa di sini ada mata-mata. Tapi dasar Yool yang masih SHOCK banget karna dapat ciuman dari Da Jung, jadi Yool nggak ngerti, ia tanya lagi apa? Da Jung kemudian bilang kalau disini di tempat mereka tinggal, ada mata mata.
Hye Joo melihat Joon Ki berjalan kearahnya, melihat hal itu Hye Joo segera menyudahi percakapannya dengan seseorang di telpon (kalo nggak Da JUNG ya PM).
Yool tampak resah, sementara Da Jung berusaha menjelaskan kalau Hye Joo tadi memberitahunya kalau disini ada mata-mata, makanya mereka tidak bisa mempercayai siapapun disini. setelah mengatakan hal itu Da Jung bilang kalau tadi ketika ia mencium Yool, itu adalah bukan karna ia ingin.
Yool yang mendengar hal itu langsung berbalik tidak setuju pada Da Jung, "ciuman? apa itu bisa kau sebut sebagai ciuman? akan aku katakan padamu pengucapan yang lebih tepat, tabrakan antar mulut (klo nggak salah translate Smacking muoth), kalian menyebutnya sebagai tabrakan antar mulut dengan kata lain itu seperti sebuah kecelakaan mobil!(Heheheh sakit dong berarti hihihi)"
Da Jung yang mendengar hal itu hanya bisa diam nelen l..d..h ihihihiih. Sementara Yool masih ngoceh, Yool bilang kalau "ciuman" itu pelecehan baginya, sangat melecehkan dirinya tapi Yool kemudian bilang lagi kalau kali ini ia akan memaafkan Da Jung karna Da Jung melakukan hal itu karna keadaannya sangat GAWAT DARURAT.
Yool melanjutkan kalau mulai sekarang, Da Jung tidak boleh menyentuhnya, tidak boleh melakukan pelecehan seksual padanya. Mendengar hal itu Da Jung tidak setuju, ia bilang "pelecehan seksual? bagaimana bisa kau mengatakan hal seperti itu?"
Yool bukannya mendengarkan Da Jung, ia malah tanya apa Da Jung masih mempunyai kontrak mereka, ia ingin agar Da Jung berhati-hati jangan sampai kontrak mereka diambil oleh mata-mata itu, Yool ingin agar Da Jung menyingkirkan kontrak yang ada pada Da Jung sementara kontrak yang ada padanya, ia juga akan segera menyingkirkannya.
Da Jung yang mendengar hal itu tidak setuju, ia bilang kalau kontrak itu dilenyapkan lalu apa yang bisa melindungi dirinya nanti, ia bilang "bagaimana jika kau hanya 'makan dan lari'?" (masih ingat kan kata kata ini pernah di ucapkan oleh Man se makan dan lari tapi dalam konteks yang berbeda tentunya)
Yool yang mendengar hal itu lalu bilang bagaimana bisa seorang jurnalis seperti Da Jung mengatakan bahasa seperti itu, "makan dan lari?". Da Jung membela dirinya ia bilang kalau Man Se banyak mengatakan hal yang seperti itu, bukankah Man Se belajar dari ayahnya, heheh. Yool berteriak tidak setuju, ia bilang kalau ia tidak mau tau, yang ia tau kontrak itu harus sudah lenyap. Da Jung yang mendengar hal itu tidak terlalu pusing memikirkannya, Yool yang melihat hal itu lalu bilang kalau ini adalah perintah (duh ngancemnya cuma bisa nyebut INI PERINTAH,hahhaha)
Setelah mengatakan hal itu Yool menyuruh Da Jung untuk pergi dari sana, sementara ia sendiri bergerak mengambil bantal dikursi, dan sepertinya akan tidur. Da Jung yang akan pergi dari sana menghentikan langkahnya, ia tanya apa Yool akan tidur disini?.
Yool bilang "jadi?"
Da jung melanjutkan apa Yool tidak apa-apa tidur disini, padahal mata-mata ada disekitar mereka. Da Jung menjawab dengan berteriak kalau mereka sudah pernah melakuakn tabrakan mulut jadi tidak akan ada yang curiga. Da Jung yang mendengar hal itu lalu berfikir kalau Yool memang benar, Da jung lalu berlalu dengan santai pergi kekamarnya. Yool yang melihat tingkah Da jung seakan tidak percaya.
Hye Joo meminum minumannya, Joon ki yang melihat Hal itu bilang kalau malam ini, Hye Joo tidak seperti Hye Joo yang biasanya. Hye Joo tersenyum lalu menjawab kalau Ia sudah bilangkan kalau malam ini Ia akan menjadi teman semasa kuliah Joon ki, bertemu dan minum seperti dulu.
Hye Joo lalu bilang kalau Ia akan bertanya sebagai teman kuliah Joon ki. Hye Joo Tanya mengapa sampai saat ini Joon ki masih begitu membenci PM Yool. Hye Joo lalu melanjutkan kalau hal ini dilakukan Joon ki karna Unnie Na young, Joon ki harus menghentikan hal ini sekarang juga, jika Joon ki kehilangan adik perempuannya maka PM Yool kehilangan istrinya.
Mendengar hal itu mood Joon ki yang tadinya bagus berubah jelek, Ia bilang kalau Ia tidak tertarik untuk membicarakan hal ini, jika Hye Joo hanya ingin membicarakan Yool, lebih baik Hye Joo pulang. Hye Joo lalu bilang apa sebenarnya yang bisa menghentikan langkah Joon ki, Joon ki menjawab kalau Hye Joo datang padanya maka Ia akan menghentikan semua ini. Hye Joo yang mendengar hal itu lalu bilang kalau Joon ki tidak akan pernah bisa melakukan hal itu, Joon ki bukan orang seperti itu.
Joon ki yang mendengar hal itu lalu membenarkan itu lah beda dirinya dan Yool. Setelah mengatakan hal itu Joon ki bilang kalau Ia tidak ingin minum lagi, sesaat memang Hye Joo kembali seperti teman sekampusnya tapi setelah itu Hye Joo sudah kembali seperti sekertaris Seo, tidak begitu menyenangkan minum dengan sekertaris Seo. Setelah mengatakan hal itu Joon ki pergi.
Da Jung tampak berfikir di kamarnya, Ia berfikir apa ia benar-benar harus menyingkirkan kontrak pernikahannnya, jika memang kontrak pernikahan jatuh ketangan mata-mata maka hal itu akan menjadi masalah besar. Da Jung lalu membuka kopernya, disana Ia lalu melihat hadiah yang diberikah secara khusus oleh boss Go untuknya. Da Jung lalu membuka amplop kado dari bossnya. Begitu Ia melihat isinya Da Jung kaget cekikikan, Ia tidak menyangka kalau hadiah special yang diberikan bossnya adalah foto-foto skandal Yoon He dengan Kang Ho Dong. Setelah melihat kado dari bossnya Da Jung kembali melihat kontraknya, Ia lalu berniat akan menyobek kontrak pernikahannya tapi kemudian Ia teringat kata-kata Yool yang bilang kalau mereka sudah diatas ranjang berdua, Ia tidak akan mengatakan apapun pada Da Jung jika Ia akan melakukan apa-apa pada Da Jung. Mengingat hal itu Da Jung mengurungkan niatnya untuk menyobek kontrak pernikahan mereka, Ia lalu bergumam kalau Ia lebih takut dengan Perdana mentri Kwon Yool dari pada ke sie mata-mata, hahahhahaha. Da Jung lalu menyimpan kontrak itu ke amplop kado bossnya, Ia bilang kalau Ia meletakkannya disana maka tidak akan ada yng menemukannya.
Malam di Rumah PM Yool khususnya malam ini terlihat sedikit seram karna hanya terdengar hentapan kaki dilantai, dup dup dup... Hentakan kaki itu terus berjalan dikehingan malam, tepat di depan pintu kamar Da Jung, tangan seseorang membuka pintu kamar itu, seorang dengan badan kekar memasuki kamar Da Jung, Ia terus berjalan mendekati tempat tidur Da Jung, hentakan kakinya terdengar jelas di keningan malam, hentakan kaki seseorang itu lalu tidak terdengar lagi tatkala seseorang itu mendekati dan menunduk di samping tempat tidur Da Jung, mencari sesuatu. Suasana kamar Da Jung yang gelap dan sepi terlihat begitu mencekam tatkala hanya terdengar suara tangan yang mencari sesuatu, Da Jung yang sedang tertidurpun terbangun, Ia melihat seseorang sedang mengobak abik laci di samping tempat tidurnya, tanpa menunggu lama segera saja Da Jung memukul kepala seseorang itu dengan sebuah buku. Setelah itu Da Jung langsung berteriak minta tolong, orang yang dipukul kaget, Ia lalu langsung membekap mulut Da Jung, agar tidak berteriak lagi. Dan eng ing enggggg, ketika lampu kamar Da Jung hidup ternyata seseorang itu adalah Kwon Yool, Da Jung yang berteriak ingin minta tolong kaget ketika mengetahui ternyata Yool yang masuk kekamar secara diam-diam, Da Jung lalu tanya apa yang dilakukan Yool disini malam-malam. Yool yang terlihat salah tingkah bilang kalau ia kesini karna ia ingin mengambil obatnya. Saat akan bangun Da Jung menjerit kesakitan, Yool yang melihat hal itu lalu bilang apa Da jung terluka. Da Jung lalu bilang kalau pergelangan kakinya sakit, Yool yang mendengar hal itu langsung memegang kaki Da Jung ingin mengecek. Tapi pikiran Da Jung lain, Da Jung lanjgsung menjauhkan dirinya, ia tanya apa yang ingin dilakukan Yool. Yool terlihat salah tingkah juga, ia lalu bilang kalau mereka sudah pernah "ciuman" jadi ini tidak ada apa apanya (wihhhhh di sebutin terus ya, hahahahha). Walaupun Yool mengatakan hal itu tapi wajahya terlihat beda, ia terlihat masih salah tingkah. Yool yang masih memegang kaki Da jung lalu memeriksa kaki Da jung dan bilang kalau kaki Da jung tidak apa apa, Da jung tidak akan mati heheehehe(wah nerveous juga nie sie PM kita, hihiih). Yool lalu memegang kepalanya sakit, Yool lalu melihat dengan apa Da jung memukulnya tadi, Yool protes karna Da jung memukulnya dengan buku yang begituuuuu tebal. Mendnengar hal itu Da Jung hanya diam, (da jung:salah sendiri tohhhh...hiiihiii just author mind).
Da Jung lalu mengambilkan sebuah kotak obat ia memberikannya kepada Yool, Da jung tanya apa ini yang dicari Yool, Da jung juga tanya memangnya ini obat apa. Yool segera merebut botol obat itu dan bilang kalau Da jung tidak perlu tau. Yool berdiri dan membenarkan dasinya untuk mengurangi nervousnya, ia bilang kalau Da Jung harus sudah keluar dari kamar jam 5 nanti, ia harus pergi kerja. Da jung yang mendenngar hal itu kaget, "jam 5?"
Sesampainya di ruang kerja Yool, Yool baru menampakkan keresahannya, ia bilang kalau Da jung itu benar-benar membuatnya sakit kepala. Sambil mengatakan hal itu Yool memakan obatnya atau lebih tepatnya mengunyah obatnya tanpa air sedikitpun dan alhasil ia pun tersedak...hehehe
Da Jung heran dengan yang terjadi sepanjang hari ini, ia lalu bilang kalau ia memang seharusnya tidak melenyapkan kontrak pernikahan mereka, inilah yang ia takutkan.
kedua pengawal Yool sedang bersama teman-teman mereka, dan sie gendut bergosip tentang apa yang mereka lihat tadi malam. Sampai sampai si gendut mempraktekkan bagaimana Da jung berlari kearah Yool kemudian menicumnya, dan sie gendut mempraktekkan hal itu dengan sie kurus, sie gendut benar-benar mencium si kurus, yang tidak mereka ketahui adalah ternyata apa yang mereka praktekkan semuanya itu dilihat oleh Hye Joo dengan wajah tidak suka.
Yool yang sedang mengajarkan anak-anaknya teringat "ciuman" ia bersama Da jung ketika secara tidak sengaja ia menyentuh bibirnya sendiri. Dan tidak sampai disitu saja, Yool terus terusan tergiang "ciuman" nya bersama Da jung saat anak-anaknya saling menyatukan pedang-pedang mereka, ia terus berilusi ia sedang ber "ciuman" dengan Da jung dan kejadian itu terus terulang. Yool yang melihat hal itu akhirnya tak tahan ia lalu memarahi anak-anaknya, Yool menyuruh anak-anaknya untuk menjauhi satu sama lain, anak-anak Yool yang melihat tingkah Yool merasa aneh.
Sie ahjumma penjaga anak memberikan tour gratis tapi menyebalkan pada Da jung, sie ahjumma memberi tau Da jung dimana saja letak kamar kamar atau tempat lainnya pada Da jung.
Sie Ahjumma dengan ketusnya menunjukkan satu persatu tempat tidur orang-orang yang tinggal disana, Man Se dan Woo Ri kamarnya bersebelahan sedangkan Na Ra sedikit jauh dari sana, di samping kamar Na ra terlihat sebuah pintu, Da jung yang penasaran langsung nyelonong membuka pintu itu, dan ketika Da jung membukanya Da jung kaget ketika menemukan pintu lagi di dalamnya yang ternyata di gembok.
Sie ahjumma langsung menyeret Da jung keluar dari sana dengan kasarnya, ia bilang kalau ada banyak hal yang tidak boleh disentuh, didengar atau didatangi Da jung dalam rumah ini dan salah satu yang Da jung buka tadi adalah salah satu tempat yang tidak boleh Da jung datangi, jika Da jung ingin masuk kesana maka Da jung harus bersiap di hukum oleh PM. Da Jung yang mendengar hal itu tanya memangnya apa yang ada didalam sana, si ahjumma lalu bilang kalau itu lebih baik Da jung tanyakan saja sendiri, setelah mengatakan hal itu sie ahjumma pergi meninggalkan Da jung. Da jung terlihat bingung, ia bilang kalau ini aneh, Da jung merasa ada yang mengintipnya dan ternyata itu sie ahjumma, sie ahjumma segera lari begitu tau Da jung melihat kearahnya. (wah banyak rahasianya ya dirumah PM Yool)
Hari Da jung menjadi istri dan ibu pun dimulai, Da jung memulai paginya dengan membagi kan sarapan untuk suami dan anak-anaknya. Na Ra yang ada disana terlihat duduk manis tenang, tapi dalam ketenangannnya diam-diam ia menjepit kain hanbok Da Jung dengan kakinya jadi begitu Da jung akan melangkah lagi, Da jung hilang keseimbangan dan lagi-lagi karna ulah Na ra, Yool ikut terseret didalamnya. Da Jung hilang keseimbangan dan ia hampir jatuh mengenai Yool, Yool yang melihat hal itu segera memegang pingang Da jung sehingga Da jung tidak jadi jatuh, Yool ingin marah pada Da jung tapi karna mereka sedang berada didepan anak-anak Yool hanya bisa menegur dengan memanggil nama Da jung, Da jung yang mengerti lalu meminta maaf pada Yool. Na Ra dan Woo Ri tersenyum melihat Da jung. Yool yang akan memulai makan, aneh dengan apa yang disajikan Da jung, Yool membalikkan cangkir yang Da jung berikan dan isi didalam cangkir itu tidak tumpah. Yool lalu tanya apa ini. Da Jung tersenyum ia bilang kalau itu adalah nasi cangkir, ia bertanya pada ahjumma dan ahjumma bilang kalau anak-anak tidak begitu banyak makan ketika sarapan jadi ia berinovasi agar anak-anak memakan makanannya dengan lahap. Woo ri yang mendengar hal itu terlihat eneg dengan Da jung. Da Jung lalu dengan imut dan centilnya bilang kalau ini sangat simple, Yool yang mendengar hal itu lalu bilang kalau lain kali Da jung tidak perlu membuat hal-hal yang tidak berguna, Yool bilang lagi kalau orang Korea hanya butuh makan nasi dan sup di pagi hari. Yool lalu memakan makanan yang disajikan Da Jung dan ketika Yool mencicipi rasanya, Yool tidak protes (berarti enak dong,hahhaha), masih dengan sesi makan Yool tanpa membuang waktunya langsung menasehati? anak-anaknya dimulai dengan Woo ri yang nilainya turun, Yool dengan makanan masih ada didalam mulutnya bilang kalau nilai Woo ri harus naik di test mendatang kalau tidak Woo ri pasti taukan, ia tidak akan mendapatkan liburan musim dingin nantinya. Woo Ri yang mendengar hal itu terlihat malas, sedangkan Da jung ia menatap Yool tidak suka. Giliran Na Ra, Da Jung baru saja akan memakan makanannya tapi hal itu tertunda ketika Yool lagi-lagi masih dengan makanan yang ada dimulutnya bilang kalau ia sudah memasang IPTV di tv, Na Ra dulukan bilang kalau ia ingin belajar, dan Yool juga memperingati Na Ra untuk tidak selalu menonton televisi, kalau tidak ia akan membuang tv itu. Yool kembali menyuapkan makanannya kemulutnya begitupun Da jung, yang beda Yool sudah masuk kemulut dan dikunyah sedangkan Da jung baru mau membuka mulut dan memasukkan makanan ke mulutnya tapi ia kalah cepat karna Yool sekarang sudah beralih ke Man Se. Da Jung yang kesal lalu menoleh tidak senang pada Yool dan bilang bisakah Yool tidak ngomel ketika mereka sedang makan? bahkan ketika anjing sedang makan pun kau tidak boleh mengganggunya dan jika kau masih melakukan hal itu maka kau akan mendapatkan hella annoyed (nggak ngerti maksudnya apa, tapi mungkin maksudnya kesal ya tapi dalam kata yang kasar). Man Se yang mendengar hal itu tertawa...yool terlihat kesal pada da jung, da jung yang tau ia sudah salah bicara terdiam. Yool dengan masih melihat tajam kearah Da jung bilang ke Man Se untuk mulai sekarang tidak mengatakan hal semacam, "makan dan lari atau Hella annoyed" dan jika kau ketahuan mengatakan itu lagi maka (Yool menoleh kearah Man se) ia tidak akan mengatakan lagi apa yang akan terjadi nantinya, mendengar hal itu Man se terdiam, mengatakan ya. Setelah mengatakan hal itu Yool mengajak Da jung untuk keluar (emm kayaknya tau deh kenapa anak-anak pada nggak banyak makan waktu sarapan, gimana enggak waktu makan di habiskan dengan omelan-omelan Yool, pantes aja, Da jung aja sampe nggak bisa makan tuh hihihiih), diluar ruang makan Yool memperingatkan Da jung agar tidak menentangnya di depan anak-anak, Da jung tidak boleh terus membalas semua apa yang ia katakan, ia tidak ingin anak anaknya nanti mempelajarinya. Da Jung yang mendengar hal itu tetap membela dirinya kalau ia tidak mengatakan hal yang salah, Yool lalu bilang selama Da jung berada dirumahnya, Da jung tidak boleh membantahnya apalagi melawannya. Da jung yang mendengar hal itu terlihat tidak setuju dengan perkataan Yool (huh bandel ya tetep bandel hehehe) Yool lalu menunjuk pakaian yang dipakai Da jung, Yool tanya pakaian apa itu.. Da jung dengan bangga bilang kalau ini adalah pakaian kerjanya, karna ia adalah seorang istri dari PM maka ia tidak bisa menggunakan jins, jadi ia akan menggunakan pakaian ini sebagai konsep pakaian kerjanya. Yool yang mendengar hal itu lalu bilang kalau ia tidak peduli dengan konsep baju Da jung, ia hanya tidak ingin konsep baju Da jung itu akan membuat masalah lagi, ia tidak ingin Da jung menyusahkannya lagi dengan pakaian yang seperti itu, nyangkut dan terjatuh hehhehe.
Pengawal setia Yool sie gendut memanggil manggil Da jung dan Yool, ia bilang kalau mereka berdua menerima hadiah pernikahan dari Mentri Park Joon Ki. Semua orang yang ada di dalam ruangan hanya melihat satu benda, mereka fokus pada guci yang ada di tengah-tengah mereka, Hye Joo bilang kalau mentri Park bukan orang yang hanya mengirmkan kado, Da jung yang melihat hal itu lalu tanya apa maksud Hye joo, kalau mentri Park menaruh sesuatu seperti penyadap di dalam guci ini atau semacamnya. Hye Joo menjawabnya dengan bilang kalau mentri Park bisa melakukan hal semacam itu bahkan lebih. Hye Joo lalu bergerak dari duduknya dan mengambil guci itu. Da jung menghampiri Hye joo, ia lalu mengubek ubek pecahan guci itu dan bilang kalau tidak ada apa-apa disana, mungkin Hye joo terlalu sensitif akan hal ini.
Hye Joo yang mendengar hal itu lalu bilang kalau Da jung bisa mengatakan hal itu karna Da jung tidak tau orang macam apa mentri Park itu, mentri Park pasti sudah mengirim mata-mata disini. In Ho yang sedari tadi duduk manis sudah ada di samping Da jung, ia menyambung perkataan Hye joo, In ho tanya dari mana mereka mendapatkan informasi bahwa ada mata-mata disini, seru In ho menatap tajam Hye joo. Mendengar hal itu Hye joo kembali teringat ketika ia membuka handphone Joon ki, ia melihat sms sekertaris Bae (sekertaris Joon ki) yang mengatakan bahwa hadiah mereka sampai dengan aman (wah kok Hye joo tau ya password hp nya Joon ki, waktu Hye joo liat hpnya Joon ki soalnya Hye joo masukin beberapa kata sandi gitu).
Hye Joo bilang kalau ia mendengar percakapan antara mentri Park dan sekertarisnya, makanya ia tau. Yool lalu meminta Hye joo dan In ho untuk mengecek latar belakang semua pegawai yang bekerja untuknya, sementara Da jung ia kaget ketika melihat tangan In ho terkena pecahan guci. Da Jung membalut luka In ho, mereka tampak begitu akrab dan hal itu terlihat oleh Hye joo. In ho dan Da jung sadar jika mereka sedang diperhatikan keduanya menoleh kearah Hye joo. Hye Joo lalu bilang ia minta maaf karna mengganggu keduanya karna tampaknya keduanya sangat terlihat dekat, tapi maaf karna In ho sedang dicari oleh PM Yool. In Ho mengerti, ia lalu mengucapkan terima kasih pada Da jung, Da jung tersenyum. Setelah kepergian In ho, Hye joo langsung berbicara to the point pada Da jung, ia bilang kalau ia dengar Da jung menyebabkan masalah lagi tadi malam, Da jung tidak mengerti ia tampak berfikir, ia lalu bilang "ahh, ciuman?" Da jung ingin menjelaskan tapi kemudian Hye joo langsung memotongnya Hye joo bilang kalau ia tidak ingin mendengar lebih dari itu, ia tau bagaimana situasinya saat itu. Hye joo lalu bilang lagi tapi ia tidak mengerti Da jung, apa Da jung tidak takut pada mata-mata itu, Da jung adalah seorang istri perdana mentri tapi ia dengan seenaknya memegang tangan staf dari suaminya, Hye joo melanjutkan kalau Da jung tidak perlu terlalu jauh khawatir akan mata-mata itu, tapi bisa kah Da jung menjaga dirinya dan melihat bahwa banyak pegawai dikediaman ini, setelah mengatakan hal itu Hye pergi. Da Jung yang sedari tadi kena omel melulu akhirnya bilang kalau tinggal dengan mertua itu tidak enak, ia mempunyai begitu banyak ibu mertua (mungkin maksud da jung dengan ibu mertua adalah Hye joo, ahjumma dan lainnya soalnya kan Da jung diomelin trus tuh ama mereka, heheh).
Sekertaris Bae melapor kalau dia (nggak tau siapa) akan terus menggali lebih dalam lagi (mungkin maksudnya informasi ya). Joon ki bilang kalau sek. Bae tidak perlu khawatir tentang hal itu. Joon Ki lalu tanya bagaimana dengan hadiah yang ia berikan untuk Yool apa terkirim dengan aman. Sek. Bae bilang bukankah ia sudah mengirimkan pesan untuk Joon ki bahwa hadiahnya sudah terkirim dengan aman, Joon ki tampak berfikir, Sek Bae lalu bilang kalau ia mengirim pesan itu kemarin malam, Joon ki lalu berfikir ia tertawa kalau itu pasti Hye joo. Joon Ki lalu tanya siapa yang akan mewakili dari kantor PM untuk rapat anggaran tambahan nanti, Sek. Bae bilang kalau Kim Taek Ji, mentri administrasi yang akan datang. Joon Ki lalu meminta Sek. Bae untuk memastikan kalau Hye joo datang.
Hye Joo mengumumkan kepada para reporter kalau putri dan putra mahkota Catalusia akan berkunjung kekorea, diantara beberapa reporter tampak 2 reporter news skandal yang kita kenal, boss Go dan Hee Chul, Hee Chul protes mengapa mereka ada disini. Boss Go bilang kalau mereka kesini untuk mencari berita, apa Hee chul tadi tidak dengar putra mahkota Catalusia akan kesini, itulah yang akan menjadi berita scandal news selanjutnya. Dan diantara para reporter itu ternyata ada juga reporter Byun, ia mengajukan pertanyaan, ia protes karna terakhir kali perjamuan itu perjamuan pribadi, begitu juga dengan pernikahan, apa kali ini akan menjadi pribadi juga, seru reporter Byun panas, Hye Joo yang mendengar hal itu lalu mengatakan dengan tegas kalau ini terbuka untuk umum.
Da Jung dan PM Yool menyambut putri dan putra mahkota Catalusia (nggak tau deh ini negara mana, cari di google nggak ketemu tapi ketika Da jung ngomong bahasanya kayak bahasa prancis), Da Jung dengan keahliannya menyambut kedua tamu mereka itu dengan bahasa asli negara kedua tamu mereka dan hal itu membuat Yool dan Hye joo melirik kagum pada Da jung. Yool lalu tanya bagaimana Da jung bisa tau....... belum selesai Yool berbicara Da jung bilang kalau ini baru dasarnya... Yool tersenyum senang begitu juga Da jung, ia lalu melentikkan jarinya ke arah telingganya dan dari sana kita bisa melihat kalau ada microfone disana, ternyata In ho yang mengajarkan Da jung. In ho bilang kalau Da jung melakukannya dengan baik.
Man Se merasa bosan sendirian dirumah, ia sekarang berada dikamar Da jung tapi kemudian wajah bosan Man Se berubah gembira tatkala ia melihat koper Da jung..
Yool dan Da Jung berdiri berdua mereka menerima selamat (kayaknya) dari setiap orang dan In ho berada tidak jauh dari mereka memonitoring. In Ho lalu bilang kalau mentri Park berjalan kearah Da jung, Da jung tampak gugup sehingga ketika ia bersalaman pada Joon ki, Da jung malah memperkenalkan dirinya sebagai reporter Nam Da jung bukan sebagai istri dari Yool. Joon Ki terdiam, Yool dan In ho kaget tapi Joon ki tidak mempermasalahkannya ia malah sibuk menyindir Yool.
Joon Ki dengan sengaja memberhentikan mobilnya tepat didepan Hye joo, ia menyuruh Hye masuk kemobilnya karna ia tau Hye akan pergi rapat ketempat mentri strategi dan keuangan, yaitu dirinya sendiri. Hye Joo terdiam ia lalu menaiki mobil Joon ki, duduk di depan.
Da Jung tampak bingung ia tidak tau bagaimana tata cara makan yang benar, ia bingung bagian mana yang harus ia ambil terlebih dahlu, kiri atau kanan. Da jung lalu memutuskan mengambil dari kanan dahulu tapi kemudian ia melirik kearah In ho, In ho berbicara pelan ke Da jung untuk mengambil bagian kiri terlebih dahulu. Da Jung mengerti, ia lalu menunjuk bagian kiri roti, lalu menoleh kearah In ho, In ho mengangguk. Da Jung tampak senang begitu juga In ho ia tampak tersenyum (klo dipikir-pikir In ho senyum nya waktu ada dan bersama Da jung doang ya).
PM Yool dan putra tamunya mulai berdiskusi mereka mendiskusikan tentang pesawat tempur. Sepanjang pembicaraan pada akhirnya orang-orang catalusia bilang kalau negara korea adalah negara dengan pasar yang mudah. Yool yang mendengar hal itu menghentikan makannya ia tidak terima dibilang seperti itu.
Yool lalu tanya ke Da jung kata apa yang digunakan Da jung terakhir kali, Da jung bingung. Yool lalu bilang kata yang sering diucapkan Man se. Da Jung mengerti, makan dan lari?. Yool lalu menoleh kearah orang orang calatusia, ia bilang apa mereka berencana habis makan lalu lari?. Penerjemah dari sisi Yool, tampak kurang nyaman mengatakan hal itu pada orang-orang calatusia, Yool lalu beralih ke In ho ia meminta In ho yang mengatakannya pada orang-orang calatusia, Yool meminta In ho untuk mengatakannya sedetail mungkin tanpa ada yang dikurangi. Yool memulainya dan In ho sibuk mengartikannya, ketika prancis menjual TGV pada kami, prancis berjanji kepada kami bahwa mereka akan mengembalikan buku yang mereka curi dari pepustakaan kami selama penduduk mereka berada di korea, namun mereka tidak menepati janji mereka. Dikorea, kami menyebutnya habis makan (setelah mengambil sesuatu atau mendapatkan sesuatu) lalu lari, kami melakukannya sampai akhir sampai hal itu kembali tapi ini sudah hampir 20 tahun, karna kau ingin mendapatkan jawaban pasti, aku akan mengatakan satu hal padamu. Catalusia juga seperti prancis, mereka berjanji secara lisan tapi aku khawatir bahwa kalian juga akan makan dan lari, bisakah kau memegang janjimu untuk membuat persetujuan tukar menukar teknologi? setelah mendengar semuanya putra mahkota calatusia, marah ia bilang kalau mereka tidak sama dengan prancis, aku akan berjanji, jaminannya adalah raja dari Calatusia dan sejarah 500 tahun kami, kami akan ikut berpartisipasi dalam negosisasi ini. Yool yang menndengar hal itu tersenyum, mereka akhirnya berjabat tangan tanda mereka telah sepakat. In Ho yang melihat hal itu seakan kagum dengan kepemimpinan Yool, ia tersenyum pada yool.
Dilain tempat Yoon He bersama istri-istri pejabat lainnya sedang bergosip tentang Da jung, Yoon He meminta teman-temannya untuk menjadi member di lili club, ia ingin menunjukkan pada Da jung dimana tempatnya sebenarnya. Salah satu teman Yoon He lalu bilang kalau ia pernah melihat sekertaris PM masuk kemobilnya suami Yoon He. Yoon He terbelalak tak percaya, teman yang satunya lagi bilang kalau ia juga melihatnya, temannya lalu tanya memangnya ada hubungan apa antara mereka berdua. Yoon He yang kesal berusaha menutupinya, Yoon He bilang kalau diantara mereka tidak ada hubungan apa-apa yang ada hanya pekerjaan. Setelah mengatakan hal itu Yoon He bergumam sendiri ia bilang kalu Hye Joo, benar-benar.. Lagi marah-marah gitu tiba-tiba dari arah belakang ada yang mencolek Yoon He dan ternyata itu adalah Man Se. Yoon He berusaha menahan amarahnya, Man se tanya kapan bibi nya sampai disini. Bibi Yoon He bilang kalu ia sudah lama disni, bagaimana dengan Man se.
Hye Joo terlihat marah ketika tau kalau rapatnya sudah selesai dan ternyata Joon ki dengan sengaja untuk bertemu dengannya. Hye joo bilang kalau saja PM Yool mengetahui semua kebenarannya maka Joon ki tidak akan lolos. Setelah mengatakan hal itu Hye joo akan pulang tapi Joon ki mneghentikan dengan kata-katanya, bagaimana Hye joo tau pasword nya "0327" Joon ki melanjutkan, iya memang benar itu adalah tanggal ultah Hye dan di hari dan tanggal itu juga Hye joo, menolak lamarannya. Joon Ki melanjutkan untuk Hye joo tidak salah paham, bahwa ia masih mencintai Hye joo. Ia hanya ingin mengingat kekalahan setelah ditolak oleh Hye joo.
Hye Joo lalu bilang kalau masalah telpon, ia minta maaf karna telah membukanya. Joon ki bilang kalau hal ini diketahui publik apa jadinya, seorang sekertaris PM membuka atau mencari informasi di handphone seorang mentri, bagaimana konsekuensinya? Hye Joo terdiam, ia lalu bilang apa yang diinginkan Joon ki dari nya. Joon ki tersenyum ia mendekat pada Hye joo, ia lalu bilang apa Hye joo akan mengabulkan semuanya, semua permintaannya. Hye Joo yang mendengar hal itu tau maksud Joon ki, ia memanggil Joon ki tegas. Joon ki memotongnya ia bilang kalau sekertaris PM Yool tidak menghadiri rapat karna alasan pribadi, karna itu mereka tidak menerima rekomendasi dari PM, Ia ingin Hye joo membereskan hal itu, itu menjadi tanggung jawab Hye joo atas kejadian ini.
Da Jung terlihat lelah, dihalaman ia lalu langsung membuka sepatunya, lalu terdengar suara menggunakan bahasa Calatusia bilang kalau Da jung melakukan hal dengan baik hari ini. Da jung kaget tapi begitu ia melihat In ho ia tersenyum. In Ho mendekati Da jung, ia bilang betapapun Da jung sangat lelah Da jung tidak boleh melakukan hal ini (melepas sepatu) disini, karna ini akan menhgurangi point Da jung. Da jung yang mendengar hal itu hanya term dan bilang kalau hari ini Da jung benar-benar melakukannya dengan benar, ia melakukan hal benar sebagai istri dari PM. Da Jung kembali tersenyum ia bilang kalau semua ini berkat In Ho, Da jung berterima kasih. Da jung lalu melepas microphone yang terpasang ditelinganya, ia bilang kalau tidak ada ini maka akan ada banyak masalah yang muncul karnanya. In Ho lalu memberikan kembali microphone yang diberikan oleh Da jung, ia minta agar Da jung menyimpannya, karna mungkin mereka tidak tau, suatu saat hal ini diperlukan. Da jung membenarkan perkataan In Ho, ia lalu mengenggam tangan In ho dan bilang kalau In ho adalah malaikat pelindungnya. In Ho yang dipegang tangannya seperti itu terpaku, Da jung lalu tanya apa yang salah pada In ho, Da jung lalu teringat apa tangan In ho masih sakit. In ho bilang tidak, Da jung lalu beralih, ia memuji sikap PM Yool malam ini ketika negeara mereka di ejek, ia bilang kalau malam ini PM Yool terlihat cool, ia mulai menaruh perhatian padanya. In ho yang mendengar hal itu hanya terdiam menatap Da jung. Da jung yang melihat PM Yool berjalan kearah mereka segera berlari, ia bilang kalu ia tidak ingin mendapatkan masalah. Yool menghampiri In ho, ia bilang kalau kerja In ho hari ini bagus. Yool lalu melihat kebawah ia lalu melihat sepatu Da jung. Yool memungutnya ia bilang kalau ini pasti punya Da jung, ah benar-benar tidak hati- hati. Setelah mengatakan hal itu Yool pergi.. Da Jung mengendap-endap berlari masuk kedalam rumah, tapi tetap saja Yool memanggil Da jung sehingga membuat Da jung berhenti. Yool menyembunyikan sepatu Da jung dibelakangnya, ia lalu tanya ke Da jung apa ada sesuatu yang tertinggal. Da Jung berfikir ia lalu bilang kalau tidak ada sesuatu yang tertinggal tapi lalu Yool memamerkan sepatu yang ia temukan. Da jung segera melihat kaki telanjangnya dan tersenyum dengan Yool dan segera mengambil sepatunya. Yool berdecak ia bilang kalau ia khawatir dengan Da jung, tidak ada satu hal pun yang bisa Da jung lakukan dengan benar. Yool lalu menyarankan untuk Da jung mengganti namanya menjadi, Nam Geok Jeong dari Nam Da Jung, Geok Jeong (khawatir), Da jung hanya tersenyum. Sedangkan Yool masih terus mengoceh, Nam Geok Jeong, yang menyebabkan banyak kekahawatiran? apa yang harus ia lakukan sekarang, Da jung selalu membuat banyak masalah tapi Da jung melakukannya dengan begitu baik hari ini jadi ia tidak bisa marah pada Da jung. Aku tidak tau magic apa yang kau gunakan tapi kau melakukannya dengan baik hari ini seru PM Yool tersenyum. Da Jung yang mendengar hal itu gembira, Yool lalu meminta Da Jung untuk terus bersikap baik seperti hari ini. Da Jung memuji dirinya sendiri, Ia bilang kalau Yool tidak perlu khawatir karna mulai sekarang Ia berperan sebagai istri dari PM Yool adalah bukan hal apa-apa. Yool yang melihat tingkah Da Jung lalu bilang "tuh kan tuh kan (nggak bisa dipuji sedikit sie)" Da Jung tersenyum Ia lalu bilang kalau Ia akan tidur duluan. Setelah mengatakan hal itu Da Jung bersiap untuk bergerak tapi ternyata Ia bergerak kearah yang salah, ia malah terjungkir balik kearah belakang. Yool yang melihat hal itu berusaha menangkap Da Jung.. Yool menangkap punggung Da jung, mereka berada di jarak yang sangat berdekatan, Da jung dan Yool sama sama salting. Yool lalu beradu mata dengan Da jung, Yool yang terus menerus terngiang dengan adegan "ciuman" akhirnya tidak tahan dan membungkam bibirnya sendiri, hahahha (berapa kalipun liat adegan ini tetep aja kocak, kepedean ya PM kita yang satu ini, pikirannya itu loh kemana mana, hahah). Da Jung dan Yool akhirnya berdiri untuk menutupi rasa grogi Yool memarahi Da jung dengan mengatakan kalau Yool baru saja mengatakannya pada Da jung dan sekarang apa, malah terjadikan, itulah sebabnya ia memanggil Da jung dengan sebutan, Geok Jeong. Setelah mengatakan hal itu Yool menyuruh Da jung untuk tidur, dan Yool sendiri berlari menyelamatkan dirinya, ia bilang kalau Da jung itu memang benar-benar troubel maker hehehehheh (pembuat onar bener. kekkekeke), tapi kemarahan Yool kemudian berubah jadi sedih tatkala ia melihat kearah ruangan yang tidak boleh di kunjungi. Yool lalu masuk kedalam ruangan itu, ia hanya melihat dari pintu yang digembok dan suara alunan pianopun berbunyi (klo nggak salah memang suara piano, ini pas denger pagi tadi nonton tanpa sub, klo malam ini author nggak berani suara nyetel suara kenceng kenceng pas bagian ini, i=abisnya agak horo mana abis mati lampu juga, hihiih), Yool tampak sedih.
Dikamarnya Da jung tampak berfikir, mengapa Yool menangkapnya ketika ia akan terjatuh, Da jung yang mengingat hal itu tampak malu. Ia mengibas-ibaskan wajahnya karna panas merona, dan bilang kalau hal ini adalah bagian dari kecelakaan, hahaha. Da Jung kaget ketika melihat kamarnya yang amburadul, ketika ia melihat kertas kodok ia lalu bilang kalau ini pasti kerjaannya Man se. Da jung mulai memungutinya tapi Da jung kaget ketika melihat foto skandal Yoon He berada diatas tempat tidurnya. ia langsung berfikir, "kontrak? kontrak?" Saat Da jung melihat kopernya ia hanya melihat amplop hadiah dari boss Go yang isinya hanya foto skandal Yoon He tidak ada yang lain.
Da Jung mencari surat kontrak pernikahannya sampai kekamar Man Se, Da Jung membuka semua kertas lipat kodok Man Se. Sampai-sampai Man se terbangun gara-gara Da Jung. Man se tanya apa yang di lakukan ahjumma Da Jung disini. Da Jung lalu tanya kertas yang Man Se ambil dari kopernya untuk membuat kertas kodok, tidak sampai keluar kemana-mana kan?.
Man se yang masih mengantuk mengangguk, lalu menjawab dia hanya memberikan satu pada ayahnya, mendengar hal itu Da Jung kaget ditambah lagi ketika Man se bilang kalau Ia juga memberikan pada bibinya untuk diberikan pada pamannya. Da Jung kalang kabut Ia bilang "apa? Paman, berarti MENTRI PARK"
Yoon he mendekati suaminya, Ia memberikan kertas kodok yang diberikan Man Se padanya untuk suaminya. Yoon He bilang kalau itu dari Man Se, Joon ki yang melihat hal itu tersenyum. Yoon he lalu bilang, "yeobo ada yang ingin kukatakan padamu." Joon ki yang mendengar hal itu melihat ke arah Yoon he, menunggu. Tapi yang ditunggu untuk berbicara malah hanya cemberut. Dalam hati Yoon He bilang "Kau pergi kemana saja dengan sekertaris Seo?" Yoon he lalu bilang, "Kau ganteng sekali hari ini," setelah mengatakan Hal itu Yoon He pergi dari ruangan suaminya. Joon ki yang melihat tingkah istrinya merasa aneh Dan bilang ada apa dengan dia, mengapa dia seperti itu.
Berita terkini muncul, 2 mobil polisi menurunkan sejumlah tersangka mereka adalah Kwon yool, Da Jung, Hye Joo dan In ho. Pernikahan kontrak yang dilakukan Yool dan Da Jung akhirnya terbongkar, masyarakat yang mengetahui hal itu begitu terguncang. Saat turun dari mobil polisi Yool menyalahkan Da Jung atas kecerobohannya dengan tidak minyingkirkan kontrak pernikahan mereka. Hye Joo yang saat itu berada disamping Da Jung dengan tangan terikat juga ikut menyalahkan Da Jung. Yang mengejutkan adalah saat In ho juga ikut menyalahkan Da Jung atas semua yang terjadi padanya, In ho menyesal ketika Ia bilang kalau Ia akan bertanggung jawab atas Da Jung.
Da Jung yang mendapatkan serangan beruntun seperti itu kaget tidak menyangka, mereka saling beradu mulut. Sementara para reporter didepan mereka sibuk mengabadikan momen yang bersejarah ini. Tak jauh dari sana mentri Park dan istrinya Yoon he tertawa puas melihat musuh mereka akhirnya bisa mereka jatuhkan. Yoon he sampai bilang dengan manjanya pada suaminya kalau Ia melakukan dengan baik kan?. Joon ki yang melihat istrinya seperti itu berubah dari dirinya yang tegas menjadi centil, Ia bilang kalau istrinya memang melakukannya dengan baik. Joon ki malah sempat memberikan kodok pink pada istrinya. Sementara reporter yang melaporkan kejadian ini tampak begitu mengebu gebu, Ia bilang kalau mereka harus dihukum yang seberat-beratnya setelah mengatakan hal itu reporter itu yang tak lain dan tak bukan adalah reporter Byun segera tertawa keras bahkan Ia menari berputar-putar kegirangan. Da Jung mengeleng keras ketika membayangkan kejadian yang akan menimpa mereka semua, Ia bilang kalau ini tidak boleh terjadi. Da Jung terus berfikir kira-kira dimana kertas kontrak pernikahannya itu, di PM Kah atau di Mentri Park? Atau yang paling mengkhawatirkan surat kontrak itu ada ditangan mata-mata. Da Jung kemudian mencoba mencarinya ke ruang PM.
Sementara itu Yool malah sedang bermain main dengan kertas kodok yang diberikan Man se, hehehhhe lucu liat PM kayak gini, biasanyakan tegas. Yool lalu melihat wajahnya yang ada dikertas kodok, Ia protes mengapa wajahnya begitu sangar di kertas kodok ini. Da Jung sudah berada di depan ruang kerja yool tapi Da Jung bingung bagaimana cara Ia mengambil kertas kodok itu dari Yool.
Da Jung lalu bertemu dengan Woo ri yang baru pulang. Da Jung tanya apa Woo ri baru pulang?, apa Woo ri tidak tau sudah jam berapa ini. Woo ri yang melihat Da Jung ikut kaget, Ia bilang kalau ini bukan urusan Da Jung. Setelah mengatakan hal itu Woo ri akan pergi tapi Da Jung menghentikannya, Ia menciumi bau Woo ri. Da Jung tampaknya curiga kalau Woo ri, mungkin meminum minuman keras atau yang lainnya. Belum sempat Da Jung bertanya lebih lanjut, PM yool berteriak dari dalam, karna Ia mendengar kebisingan di luar. Da Jung dan Woo ri kaget mereka segera mencari tempat persembunyian untuk Woo ri. Woo ri bersembunyi disamping ruang kerja Yool.
Saat Yool keluar, Yool bingung kenapa ada Da Jung di depan ruangannya, lalu Yool tanya apa Da Jung mendengar sesuatu. Da Jung bilang kalau Ia tidak mendengar apapun. Yool bersikeras kalau dia mendengar sesuatu, Yool lalu melihat kearah belakang Da Jung, Yool akan pergi kesana tapi Da Jung segera menghampiri Yool, Ia bilang kalau ada yang ingin Ia katakan pada Yool jadi lebih baik mereka masuk dulu. Di dalam Yool melihat tangan Da Jung yang ada dibahunya, Yool melirik Da Jung, Da Jung langsung menurunkan tangannya. Yool lalu tanya apa yang ingin Da Jung katakan padanya, Da Jung gelagapan Ia lalu bilang kalau Ia ingin membicarakan tentang "makan dan lari" yang Yool gunakan ketika menyambut tamu waktu itu. Da Jung bilang kalau itu sangat keren, dan respon masyarakat juga bagus, mereka bilang mereka tidak salah memilih Yool. Yool tidak terlalu senang mendengarnya Ia malah bilang kalau hal itu adalah hal ceroboh yang Ia lakukan, karna waktu itu Ia memakai emosi, seharusnya Ia tidak terbawa emosi walaupun mereka memprovokasinya. Yool lalu bilang lagi apa hanya itu yang ingin Da Jung bicarakan padanya. Da Jung gugup ia lalu bilang kalau memang hanya itu yang ingin Ia sampaikan. Yool tersenyum kecut karna hanya itu yang Da Jung ingin katakan padanya, Ia pikir Da Jung mau bilang apa. Yool kemudian menyuruh Da Jung untuk pergi dari sana, tapi bukannya pergi Da Jung malah mengendap-endap melihat meja kerja Yool, mencari kertas kodok. Da Jung kaget sampai-sampai menjatuhkan buku yang Ia pegang ketika Yool tanya apa yang sedang Ia lakukan. Da Jung menjawab dengan gugup kalau Yool hebat karna memeriksa pekerjaan rumah anak-anaknya juga. Yool yang mendengar hal itu mendekati Da Jung, Ia bilang kalau itu harus Ia lakukan, untuk menjadi warga negara yang demokrasi dan bertanggung jawab, anak-anaknya harus membentuk kebiasaan yang baik dari sekarang. Setelah mengatakan hal itu Yool merebut buku yang ada pada Da Jung. Da Jung protes, Ia bilang lebih dari pada itu, lebih penting ketika Yool bisa lebih dekat pada anak-anaknya. Yool yang sekarang tidak dekat dengan anak-anaknya. Yool menatap Da Jung Ia tanya jadi maksud Da Jung "Kau hanya harus memenuhi kewajibanmu sebagai seorang Ayah" begitu?
Da Jung tersenyum, Ia lalu mengemukakan pendapatnya kalau menurutnya akan lebih baik kalau Yool lebih dekat pada anak-anaknya, terutama Woo ri, karna Woo ri akan melalui masa pubertas. Dan lagi mana ada anak sekolah menengah jaman sekarang yang tidak ada smartphone?, belum selesai Da Jung menjelaskan perkataannya Yool yang sedari tadi melihat Da Jung, akhirnya angkat bicara, Ia menyuruh Da Jung untuk berhenti. Yool menyuruh Da Jung untuk keluar dari sana atau dia yang akan menyeret Da Jung keluar. Da Jung mengerti, sebelum keluar Ia masih sempat melirik kesana kemari mencari kertas kodoknya. Sesampainya di luar Da Jung bingung dimana sebenarnya kertas kodoknya, Da Jung lalu teringat akan Woo ri, Ia heran dari mana saja Woo ri tadi. Woo ri tidak langsung masuk kekamarnya, Woo ri pergi untuk membuka pintu yang tidak boleh dibuka. Woo ri membuka gemboknya dan ternyata disana ada sebuah piano, Woo ri menyebut nama ibunya. (kangen ya woo ri >_<)
Tampaknya perkataan Da Jung begitu melekat pada Yool, Yool kembali teringat kata-kata Da Jung yang bilang kalau Yool sebaiknya lebih banyak berkomunikasi pada anak-anaknya terutama Woo ri, karna Ia akan melalui masa pubertas. Yool kemudian mengambil kertas kodok meliknya dan melihat wajahnya di kertas kodok itu, Ia tersenyum.
Yool akan kembali kekediamannya, saat berjalan, Yool seperti mencium gelagat Da Jung yang aneh, sambil membawa kertas kodok, Ia bilang "akhir-akhir ini Ia terlihat aneh, jangan-jangan....." Yool segera membuka lipatan kertas kodok miliknya. Da Jung yang sedari tadi nguntit Yool dari belakang segera berlari menyergap Yool begitu tau Yool akan membuka kertas itu. Yool kaget mendapat serangan mendadak seperti ini, Yool dan Da Jung sampe guling-guling jatuh kebawah, Da Jung merampas kertas kodok Yool, lalu membukanya, hatinya mencelossss ketika tau bahwa itu bukan kontrak pernikahan. Da Jung lalu berbicara selembut mungkin pada Yool yang kaget, Da Jung bilang kalau kodok ini adalah hati Man se jadi Yool tidak boleh sembarangan membongkarnya, setelah mengatakan hal itu Da Jung pergi meninggalkan Yool yang merasa aneh dengan sikap Da Jung. Yool yang tertidur dilantai, terduduk kaget, Ia lalu bilang kenapa Da Jung bersikap seperti Itu padanya. Yool kemudian menoleh kesamping, kedua pengawal yang sedari tadi melihat tingkah Da Jung dan Yool langsung bilang kalau mereka tidak melihat apa-apa (hahahhaha) Yool hanya tersenyum mengiyakan.
Da Jung panik, jika surat itu tidak ada di PM maka kemungkinan satu satunya adalah mentri park,... Dan da Jung kayaknya minta tolong pada In ho untuk mengantarnya tapi In ho bilang Ia tidak bisa, karna Ia tidak sedang berada didaerah tersebut. In ho yang mendapat telpon dari Da Jung tampak ingin tau apa yang sebenarnya terjadi.
In ho sedang berada di sebuah ruangan dirumah sakit, Ia menatap orang yang ada disampingnya yang sedang terbaring. In ho menyuruh kakaknya untuk bangun, sampai kapan kakaknya akan terus begini "kak aku dengan orang itu sekarang, apa yang akan aku lakukan lihat aku, kak" (wihhhh in hoooo Ada apa ini? Apa yang disembunyikan in ho)
Ayah Da Jung mual-mual dipagi hari, Ia lalu bilang kalau Da Jung nya sepertinya hamil, makanya Ia mual-mual terus. Dokter yang dikira istrinya ada disamping Ayah Da Jung. Dokter tersenyum kalau Ayah Da Jung mengalami mual karna sedang kemo, dan hal itu menunjukkan kalau hal ini bagus. Tapi Ayah Da Jung tetap bersikeras kalau ini karna Da Jung Hamil. Lalu Ayah Da Jung melihat In ho, In ho juga melihat Ayah Da Jung ketika Ia keluar dari ruangan kakaknya.
Hye Joo memberitahu kalau waktu itu Ia tidak bisa menghadiri rapat mentri keuangan dan strategi, Yool kaget mendengarnya. Hye Joo minta maaf kalau saja mentri Park tidak mengetahui kelemahan mereka. Hye Joo lalu tanya apa yang harus mereka lakukan tentang perubahan rencana anggaran. Yool bilang kalau Hye Joo tidak perlu khawatir, Ia akan mengurusnya nanti. Yool tampak berfikir Ia lalu bilang kalau yang sekarang lebih Ia khawatirkan adalah Hye Joo. Insiden terakhir adalah dengan Nam da Jung dan sekarang mentri Park, Hye Joo sudah melangkahi batasnya. Hye Joo lalu ingin menjelaskan tapi Yool memotongnya, Ia bilang kalau Ia tau, itu demi kebaikannya tapi Ia khawatir dengan Hye Joo karna Hye joolah yang akan paling menderita. Hye Joo membela diri kalau Ia tidak apa-apa, inilah yang harus Ia lakukan untuk Yool. Yool menyangkal kalau pilihan Hye Joo ini salah, bukan apa yang Yool inginkan. Yool mengatakan hal ini karna tidak ada orang lain selain Hye Joo. Hye Joo keluar dari ruang Yool, Ia kembali mengingat kata-kata Yool, Kau membuat keputusan yang salah seperti ini bukan apa yang aku inginkan. Suara joon ki, hanya jika kau datang padaku, jika Kau datang padaku, aku akan membuang semuanya.
Da Jung kerumah mentri Park sendirian, dan disana Ia bertemu dengan Yoon he. Yoon he sedikit tidak senang Da Jung kerumahnya. Da Jung tanya apa Man se memberikan hadiah kodok pada mentri Park. Yoon he bilang Ia dan itu diletakkan dimeja rias. Da Jung yang memang tujuannya mencari kodok itu lalu meminta ijin pada Yoon he untuk melihat peralatan Rumah Yoon he, karna disini banyak perabotan yang bagus. Yoon he yang Da jung seperti itu akhirnya memberi ijin pada Da Jung.
Da Jung yang mendapatkan ijin segera menuju kamar Yoon he. Ia mengubek-ubek mencari kertas kodok Man se, dan ketika Da Jung berhasil menemukannya ehhh malah ketauan sama Joon ki. Joon ki tanya apa yang dilakukan Da Jung dikamarnya.
Sementara dirumah Yool sedang mencari Da Jung begitu Yool masuk kekamar dan tidak melihat Da Jung, Yool heran kemana kira-kira Da Jung pergi. Yool melihat dengan risih kamar yang begitu berantakan akibat Da Jung, saat Yool akan pergi dari sana Yool melihat disudut bawah lemari terdapat kertas kodok, sementara Da Jung Ia di marahi abis-abisan sama Joon ki, Joon ki heran mendengar jawaban Da Jung yang bilang kalau Ia kesini ingin melihat rumahnya. Joon ki lalu bilang kalau Yool akan menjelskannya pada Da Jung mengapa Da Jung tidak boleh berada dirumahnya. Da Jung menunduk minta maaf, saat Ia akan pergi Joon ki menghentikannya, Joon ki ingin kertas kodok yang Da Jung bawa, diberikan padanya.
Yool mengambil kertas kodok yang ada dibawah lemari itu dan Ia kaget ketika membuka kertas kodok itu yang tak lain dan tak bukan adalah surat kontrak.
Yoon he dimarahi abis-abisan oleh suaminya Joon ki. Bukan perihal karna Da Jung masuk kekamar mereka tapi karna kertas kodok yang digunakan adalah kertas yang ternyata foto skandal dirinya dan Kang Ho Dong. Joon ki begitu marah Ia bilang pada istrinya jika ingin membuatnya marah pikirkanlah startegi lainnya dari pada yang satu ini. Yoon he berusaha menjelaskannya tapi suaminya tidak ingin dengar. Yoon he begitu marah pada Da Jung karna menipunya dengan melibatkan anak-anak.
Da Jung pusing Ia berbicara pada dirinya sendiri kalau kali ini pasti dia akan mati. Da Jung kemudian berdoa agar Yool tidak mengetahui ini, Ia akan benar-benar mati jika Yool mengetahuinya. Lalu terdengar suara Yool, Yool tanya apa yang sedang dilakukan Da Jung, apa Da Jung menyembunyikan sesuatu darinya. Da Jung tersenyum Ia bilang kalau Ia tidak menyembunyikan apapun pada Yool. Yool lalu tanya dari mana saja Da Jung, Da Jung bingung Ia lalu bilang kalau Ia baru saja bertemu temannya. Yool dengan tatapan mata yang tajam bilang "jadi, kau sudah menemukan surat kontrak yang hilang?"
In ho sedang perjalanan pulang, sedangkan Yool Ia memberikan surat kontrak yang Da Jung hilangkan. Da Jung tersenyum Ia terlihat gembira, Da Jung tanya dimana Yool mendapatkannya. Tapi lalu dengan tajamnya Yool bilang apa sekarang penting ia menemukannya dimana, ia sudah bilang ke Da Jung untuk segera menyingkirkan surat kontrak itu. Yool terlihat marah karna Da Jung menghalalkan segala cara untuk mendapatkan surat itu kembali, Yool juga bilang kalau Ia sudah dengar dari ahjumma kalau Da Jung pergi kerumah Joon ki, mentri Park. "seorang Nam da Jung pergi kerumah mentri Park, apa itu masuk akal? Kau tidak tau, mentri Park itu adalah saudara almarhum istriku?"
"Maafkan aku, aku tidak memikirkan hal itu karna pikiranku sedang kacau. Maafkan aku, aku benar-benar menyesal.."
"Bagaimana dinginnya kau berfikir seperti itu? Jadi ketika aku bertanya jika kontrak itu hilang mengapa kau tidak mengatakannya padaku? Dan lagi jika kau kehilangan kontrak itu, kau seharusnya mengatakannya padaku, mengapa kau menunggu?" teriak Yool. Da Jung tampak tidak enak hati, "aku.... aku hanya khawatir bahwa kau akan khawatir.. aku ingin memecahkan masalahku sendiri..."
"Apa ini bagaimana cara kau mengatasinya? Benar-benar berapa banyak masalah yang harus disebabkan bagimu untuk menyadarinya? Aku tidak akan pernah menyetujui pernikahan kontrak denganmu jika aku tau kau seperti ini."
"Kau mungkin berfikir setelah kau mengenakan gaun pengantin, kesepakatan pernikahan ini sudah dilakukan, tapi itu tidak untukku. Aku membuat pilihan yang mempertaruhkan segala yang aku miliki tapi sepertinya kau berpikir terlalu ringan dengan keputusanku. Aku harap Kau tidak lupa mengapa kita memutuskan untuk melanjutkan kesepakatan pernikahan kontrak yang tidak masuk akal ditempat ini terlebih dahulu."
Da Jung terdiam, tidak bisa berbicara air matanya hanya bisa mengalir.
In ho mecari cari Da Jung, Ia bingung karna Da jung tidak menjawab telponnya. In ho lalu melihat Da Jung duduk sendirian, In ho menghampiri Da Jung Ia tanya apa Da Jung sepanjang hari duduk disini. Da Jung yang menyadari ada In ho segera berdiri menghapus air matanya, Ia menampakkan wajah cerianya. Da Jung tanya apa yang In ho lakukan disini. In ho lalu bilang kalau Ia kesini karna beberapa waktu lalu Da Jung meneleponnya, Ia khawatir dengan Da Jung. In ho yang melihat Da Jung menangis lalu tanya, "apa terjadi sesuatu?" Da Jung diam Ia hanya bisa tersenyum. "Apakah... sesuatu terjadi antara kau dan PM?" Da Jung tersenyum, "ah.... itu..... itu.... (Da Jung hampir menangis lagi)"
Sementara Yool kayaknya baru nyadar kalo kata-katanya sudah sangat kasar pada Da Jung, apalagi keinget waktu air mata Da Jung menetes, Yool segera berlari keluar.
Sambil menahan tangis Da Jung cerita "aku tau kalau aku salah, aku tau tapi.... aku mencoba sekuat tenaga.... aku juga hanya ingin melakukan yang terbaik.." In ho yang mendengar Da Jung terlihat menahan kesal saat Ia melihat kearah samping Ia melihat PM sedang berjalan kearah mereka tapi tidak melihat mereka. In ho segera menarik Da Jung kepelukannya, Da Jung sedikit kaget. "Pada saat seperti ini tidak apa-apa untuk bersandar pada seseorang dan menangis, jika kau baik-baik saja dengan orang seperti diriku, menangislah. Tidak apa-apa menangislah" seru In ho pada Da Jung, Da Jung akhirnya menangis dipelukan In ho. Sedangkan In ho kembali melirik kearah PM yang sudah berada hampir didekat mereka. Yool akhirnya melihat Da Jung di pelukan In ho, In ho mencoba menenangkan Da Jung dengan menepuk nepuk punggungnya. Yool yang melihat hal itu terlihat sedih merasa bersalah. Yool kemudian mendengar suara orang yang sedang berpatroli. Yool berlari menghampiri 2 pengawalnya yang akan menuju ke arah Da Jung dan In ho. Yool bilang kalau Ia melihat seseorang yang mencurigakan di sana, kedua pengawal itu lalu bilang kalau mereka tidak melihat siapapun Yool kemudian bilang jadi maksud keduanya Ia berhalusinasi gitu? Kedua pengawal itu mengerti mereka segera berlari kearah yang dituju Yool.
In ho tertawa melihat Da Jung yang menggunakan sapu tangan untuk membersihkan hidungnya. Da Jung bilang kalau Ia sungguh berterima kasih pada In ho. In ho lalu bilang Da Jung membutuhkannya untuk menangis, kapan saja Ia siap, Ia akan meminjamkan bahunya. Da Jung bilang kalau Ia tidak akan menangis seperti ini lagi. In ho meledek Da Jung kalau itu sepertinya akan sulit. In ho lalu menyuruh Da Jung untuk pulang karna ini sudah waktunya untuk para pengawal berpatroli didaerah ini. Da Jung akan pergi tapi lalu Ia kembali pada In ho dan bilang ke In ho kalau yang tau Ia menangis histeris hanyalah In ho, In ho mengangguk. Da Jung lalu mengembalikan sapu tangan itu pada In ho. Sebelum masuk kekamar Da Jung kembali teringat kata-kata yool yang menyakitkan, Da Jung bilang kalau Ia memang salah tapi Yool sudah keterlaluan, Ia akan membuat Yool menyesal mengatakan hal itu padanya. Da Jung dibuat kaget oleh Yool karna ada dikamar dengan suasana gelap gulita. Yool tanya dari mana saja Da Jung, Da Jung bingung mau jawab apa tapi lalu Da Jung tanya apa yang dilakukan Yool disini. Yool mendekati Da Jung Ia bilang apa yang salah dengannya berada dikamarnya sendiri, mulai hari ini aku akan tidur disini.Da Jung kaget Ia tanya lalu bagaimana dengannya?
Yool menjawab kalau mereka akan tidur bersama. Bukankah mereka sudah menikah? Da Jung gugup Ia bilang apa yang sedang dibicarakan Yool, Da Jung kemudian membuka pintu kamar agar Yool keluar tapi Yool kembali menutupnya. "Terakhir kali kau mengatakan padaku untuk memainkan peran seorang Ayah yang baikkan? Aku minta maaf sebelumnya" Yool kemudian mengunci pintu kamar lalu mendekatkan wajahnya pada Da Jung. "Aku harus memainkan peran sebagai seorang suami yang baik"
"Peran sebagai suami yang baik?"
"Ya, peran sebagai suami yang baik."
Da Jung gugup Ia bilang mengapa Yool tiba-tiba begini, jika penyebab masalahnya adalah dia maka..... Belum selesai Da Jung bicara Yool memotongnya, Ia bilang kalau bukan hanya karna itu. "Menyentuhku terus menerus didepan penjaga, apakah kau tau berapa banyak aku menjadi bahan tertawaan?"
Da Jung meminta maaf, Yool lalu bilang "mulai sekarang kita akan menggunakan kamar yang sama, seperti suami istri sebenarnya, kau harus tau itu."
Da Jung ingin protes lalu Yool teringat ketika Da Jung dipeluk oleh In ho, Yool bilang walaupun mereka hanya kawin kontrak, tapi Da Jung tetaplah istri dari PM jadi Ia harap Da Jung bisa menjaga sikapnya dan lebih dewasa.
Di mobilnya In ho terlihat kesal mengingat Da Jung menangis karna PM Yool.
Da Jung tidur sambil ngorok Ia lalu melihat Yool yang masih sibuk dengan pekerjaannya, Da Jung kemudian melihat jam dan ternyata itu udah jam stgh 4 lebih, Da Jung lalu bergumam pada dirinya sendiri apa Yool tidak butuh tidur. Da Jung kembali tertidur, pulas bahkan mulutnya sampe terbuka sedangkan Yool masih sibuk dengan pekerjaannya, Yool lalu menoleh kearah Da Jung, Ia tersenyum melihat tingkah Da Jung ketika tidur. Tak hanya sekali tapi Yool terus menerus melirik Da Jung yang tertidur,
Episode kali ini kayaknya In Ho mulai ingin menampakkan kalau dia itu suka sama Da jung, sementara Yool mungkin karna dorongan dari sikap In ho, Yool jadi ingin menjelaskan statusnya pada In ho kalo Da jung itu MILIKNYA...
Penasaran kakaknya In Ho kenapa ya, kok sampe ada dirumah sakit dan kayaknya untuk jangka waktu yang udah lama, apa ini ada kaitannya dengan Yool dan lagi ditambah perkataan In Ho yang bilang ke kakaknya kalo dia sudah bersama dengan orang itu, makin penasaran dengan sosok In Ho yang sebenarnya. Dan episode kali ini ditutup dengan hal yang sederhana tapi kesannya mendalam gitu hehheheh ^_^
Da Jung terkejut melihat PM ada di kamar. Ia menyuruh PM keluar karena ini kamarnya. Tapi ketika Da Jung membuka pintu, Yool malah menutupnya kembali dan menguncinya. Yool berdiri di depan Da Jung, sangat dekat membuat Da Jung gugup. "Kenapa anda tiba-tiba seperti ini? Apa karena aku membuat masalah "
Yool menyela kalau mulai sekarang ia dan Da Jung akan menggunakan kamar ini sama seperti pasangan suami istri sesungguhnya. Da Jung ingin protes tapi Yool menegaskan walaupun ini hanya pernikahan kontrak, Da Jung tetaplah istri perdana menteri. Ia harap Da Jung tak lupa itu dan dapat melakukannya dengan baik. Da Jung pun tak bisa protes lagi, ia hanya bergumam apa dirinya melakukan kesalahan lagi.
Kang In Ho berada di mobil mengingat pelukan sengajanya pada Da Jung yang ingin dilihat oleh PM. "Sekarang aku bekerja pada orang itu. Hyung, lihat saja apa yang akan kulakukan." Batin In Ho sambil memukul setir mobilnya untuk meluapkan emosinya.
Karena sudah berbagi kamar, Da Jung dan Yool pun berada di kamar yang sama. Da Jung tertidur pulas, sementara Yool masih terjaga dengan kesibukannya. Ia memeriksa dokumen di meja kerjanya. Da Jung terbangun dan melihat Yool masih terjaga. Ia melihat jam di ponselnya, waktu menunjukan pukul 3.34 menjelang subuh. Da Jung bergumam heran apa Yool tidak tidur. Ia pun kembali terlelap karena masih ngantuk. Yool yang terus memeriksa dokumen-dokumen sesekali melihat ke arah Da Jung yang tertidur pulas.
Keesokan harinya, Da Jung masih mengenakan hanbok. Tanpa ia sadari ada sebuah tulisan di punggungnya. 'Dibutuhkan pacar' (hahaha---eh tahu keisengan anak-anak kan, ini kadang dilakukan anak-anakku di sekolah lho, tapi mereka nulisnya pake tulisan 'orang gila' haha. Langsung deh mereka kena omelanku hahaha)
Da Jung heran melihat Man Se yang akan berangkat TK terus menerus cemberut. Man Se bertanya bisakah ia tak berangkat ke sekolah, ia tak ingin pergi ke sekolah. Da Jung balik bertanya apa ada sesuatu yang tidak Man Se sukai di sekolah. Da Jung memeluk Man Se, ia berjanji selepas Man Se pulang sekolah, ia akan bermain dengan Man Se. Man Se tetap tak ingin ke sekolah, "aku tak mau pergi, aku tak mau pergi." sahut Man Se ngambek. Tiba-tiba terdengar suara PM yang marah dengan kelakuan putra bungsunya. Apa Man Se lagi-lagi mogok sekolah, "Bus sekolah sudah menunggumu di luar. Seharusnya kau berangkat sekarang, ayo cepat!" perintah Yool. Man Se yang takut pada ayahnya memandang Da Jung. Da Jung memberi kode agar Man Se menurut. Man Se pun dengan malas mengiyakan dan berangkat sekolah. Setelah Man Se pergi Da Jung berkata kalau seharusnya PM Yool yang mengantar Man Se ke sekolah, kenapa Yool memperlakukan Man Se sepeti itu. Yool menegaskan kalau ia melakukan ini setiap hari bahkan sebelum Da Jung datang ke rumah ini, jadi ini sudah kebiasaan. Apa lagi itu? Yool melihat sesuatu dibalik punggung Da Jung. Ia pun mengambilnya. Yool menunjukan tulisan itu, "Apa kau berkeliling memakai ini di belakang punggungmu. Apa kau sedang memberontak?" Da Jung terkejut membaca itu dan bergumam kesal, pasti Na Ra yang melakukannya. Yool merasa kalau Da Jung benar-benar mengkhawatirkan (Geok Jung) bagi orang lain. Yool akan memberi tahu tigal hal pada Da Jung. Da Jung kaget, tiga?
Yool: "Pertama, tolong jangan menimbulkan masalah. Aku sudah cukup sibuk menghawaritkan negara, haruskah aku mengkhawatirkanmu juga? Lihat itu, lihat hanbok itu, kau jangan memakainya lagi. Aku tak ingin melihatmu terjatuh karena pakaianmu sendiri."
Da Jung bilang bukankah hanbok pantas dipakai di rumah, ditambah lagi hanboknya sangat cantik. Yool tak mau dibantah, ini yang terakhir yang ketiga (dua-nya apa?), "Mulai sekarang kau awasi anak-anak dan tulis apa yang mereka lakukan."
Da Jung terkejut karena ia harus menulis laporannya juga. "Ya ampun, aku bukan anak kecil lagi jangan berikan aku PR."
Yool mengingatkan bukankah Da Jung bilang ingin menjalin komunikasi dengan anak-anak. Ia menilai itu ide yang bagus. "Ketik menggunakan spasi dua, 160 (ukuran hurufnya kah?) di kertas A4, sebanyak 5 halaman, lakukan dengan benar!" Da Jung menganga terkejut. Emangnya gue anak kuliahan ditambah lagi 5 halaman. Hahaha.
Di rumah Menteri Park, Na Yoon Hee yang sudah berdandan rapi mencibir Da Jung, "Dasar gadis itu, berani-beraninya dia membuat masalah denganku? Apa dia pikir dia bisa lepas begitu saja karena dia istri perdana menteri?"
Park Hyun Seo (akhirnya saya tahu namanya) menyerahkan lembaran nilai rapor pada ibunya. Yoon Hee melihatnya dan senang sekali nilai anaknya sangat bagus, dapat rangking satu pula. Ia memuji anaknya pintar sekali, Hyun Seo tersenyum senang. Yoon Hee kemudian bertanya berapa rangking Kwon Woo Ri. Hyung Seo mengatakan kalau Woo Ri mendapatkan rangking 10, dia itu tak bisa mengalahkan aku. Yoon Hee senang sekali mendengarnya, oh anakku, kau melakukan yang terbaik.
Menteri Park Joon Ki keluar kamar dan sudah siap akan berangkat ke kantor. Hyun Seo pun memberi tahu ayahnya kalau ia mendapatkan rangking satu di sekolah. Joon Ki tersenyum dan memuji itu bagus. Joon Ki pun akan berangkat tapi Yoon Hee menahannya, apa suaminya hanya mengatakan itu saja pada Hyun Seo. "Dia tidak hanya rangking satu, tapi rangking satu dari seluruh kelas." Joon Ki dengan dingin mengatakan bukankah ia sudah bilang itu bagus, apa ia harus mengatakan hal lain lagi. Hyun Seo kecewa dengan sikap ayahnya, ia pun segera berlalu dari sana dan segera berangkat sekolah. (eh nih anak waktu jadi kelas enam di Queen's Classroom ga bisa ngerjain soal matematika disini perannya jadi anak pintar menggantikan Kim Seo Hyun yang di QC hahaha)
Yoon Hee hanya bisa menarik nafas, ia kemudian bertanya mau kemana suaminya pagi-pagi begini. Joon Ki mengatakan kalau ia harus menghadiri rapat. Ia juga heran melihat istrinya sudah rapi. Yoon Hee mengatakan kalau ia akan datang ke acara pertemuan Lily Club. (kalau sub DramaFever namanya White Café - kumpulan ibu-ibu istri Menteri)
Da Jung sampai di Hotel Myung Shim, "terakhir kali aku melakukan kesalahan, jadi sudah seharusnya aku meminta maaf padanya, kan?" Guman da jung. "Tapi pelayanan kerja seperti apa yang mereka lakukan disini?" Da Jung celingukan. (Yup, sebagai istri perdana menteri ia pun harus hadir dalam pertemuan Lily Club ini)
Da Jung mengingat ucapan Na Yoon Hee ketika menghubunginya, 'Anggota Lily Club sudah menunggu anda, istri perdana menteri. Mereka menunggu anda untuk datang hari ini. Ini hanya rapat untuk membahas pelayanan, jadi datanglah.'
Sekretaris Seo Hye Joo menyerahkan data hasil informasi tentang rapat yang akan dilakukan hari ini. Hye Joo berkata kalau ia belum melihat Kang In Ho, apa perdana menteri tahu dimana dia. PM mengatakan kalau In Ho menemui Profesor Kim. Karena Hye Joo menyebut nama In Ho, Yool jadi teringat kejadian semalam dimana In Ho memeluk Da Jung, itu benar-benar mengganggu pikirannya. Yool pun bertanya pada Hye Joo, apa Hye Joo tahu latar belakang In Ho. Hye Joo belum paham maksud pertanyaan Yool. Yool mengatakan ini tentang latar belakang, seperti keluarga, hobi, dan juga apa In Ho punya pacar, ya latar belakang seperti itu. Hye Joo tak tahu tapi ia bisa mencarikan informasi itu untuk Yool. Ia tak tahu karena tak pernah membicarakan hal pribadi dengan In Ho. Ia heran kenapa Yool menanyakan itu. Yool berkata kalau ia hanya penasaran saja, kita sudah bekerja bersama, tapi ia belum tahu apa-apa tentang In Ho. Hye Joo kemudian menanyakan apa Yool sudah menyelesaikan laporan keuangan. Yool terkejut apa itu akan dilaporkan pada pertemuan hari ini. Ia lupa membawanya dan masih tertinggal di rumah. Ia pun menelepon rumah dan meminta ahjumma untuk mengatakan pada Da Jung agar membawakan dokumen yang ada di meja kerjanya. Tapi sesaat kemudian Yool terkejut mendengar sesuatu dari ahjumma, "Dia pergi ke pertemuan Lily club?"
Da Jung terkejut mendengar angka 10 juta won dari istri para menteri ini. "Aku harus membayar 10 juta won?" Seorang ibu istri menteri apa saya lupa, mengatakan kalau ketua club sebelumnya itu Na Yoon Hee, dia yang biasanya memberikan sponsor dana dan karena sekarang Da Jung adalah ketuanya maka Da Jung yang memberikan dana sponsornya haha. Da Jung tentu saja tak punya uang sebanyak itu. Yoon Hee menyuruh Da Jung duduk saja. Ia menyampaikan pada ibu-ibu istri pejabat kalau ia akan tetap menjadi sponsornya. Jadi tak usah khawatir dan mereka bisa membahas masalah selanjutnya. Si ibu tadi menawarkan haruskah mereka membahas tentang bazzar yang akan mereka selenggarakan. "Ibu ketua, tema bazzar apa kali ini?"
Da Jung sedikit kurang paham, "Jika anda bertanya tentang bazzar, apa maksud anda ini membuat pancake Korea atau menjual baju-baju bekas?" ucapnya polos.
Na Yoon Hee menahan geram dengan jalan pikiran Da Jung yang terlalu sederhana. Ibu istri pejabat lain bilang bukan, tidak mungkin mereka melakukan bazzar yang seperti itu. Yoon Hee menawarkan bagaimana dengan benda-benda mewah yang mereka lakukan waktu itu, kita bisa mendapatkan banyak uang dan masyarakat juga beranggapan itu bagus. Ibu-ibu setuju usul Yoon Hee.
"Tunggu sebentar!" sela Da Jung. "Aku menolak ide itu. Meskipun suami anda bekerja, yang namanya bazzar bukan menjual barang mewah."
Na Yoon Hee marah ide-nya ditentang, kalau ketua club tak ingin bazar dengan benda-benda mewah maka tak akan ada uang yang akan ia berikan sebagai sponsor, "Apa yang akan kau lakukan sebagai ketua?"
Ibu itu mendengar kalau Da Jung seorang reporter, kalau begitu apa bisa meminta bantuan dari para selebritis. Mereka pun langsung menggunjingkan Da Jung, "Aku dengar dia menggali informasi semua orang secara diam-diam, kira-kira siapa yang membantunya?"
'Oh benar, Scandal News." seru mereka tertawa-tawa.
Na Yoon Hee pun menantang dan mempersilakan Da Jung selaku Ketua untuk memutuskan bazzar apa yang akan meraka lakukan. Pertemuan pun diakhiri. Ia memanggil pelayan untuk tahu berapa biaya konsumsi pertemuan hari ini. Pelayan menghampiri Yoon Hee akan menyerahkan struk pembayaran tapi Yoon Hee mengatakan pada pelayan kalau tagihan itu bukan diberikan padanya melainkan pada Ketua yaitu Da Jung. Pelayan pun menyerahkan tagihan konsumsi rapat pada Da Jung. Yoon Hee bertanya bukankah tidak apa-apa kali ini Da Jung yang membayar konsumsinya. Ia pun mengajak ibu-ibu itu pergi. Da Jung terkejut melihat nominal konsumsi pertemuan sekarang, 3,5 juta won.
Yool yang mengkhawatirkan Da Jung menghadiri pertemuan Lily Club mengutus Hye Joo untuk menyusul Da Jung. Hye Joo yang sudah sampai di hotel bicara lewat telepon dengan Yool meminta agar Yool tak usah khawatir dengan masalah ini, ia akan mengatasinya dan membawa Da Jung keluar dari pertemuan itu. Yool menarik nafas, jelas saja ia sangat khawatir dan takut Da Jung menimbulkan masalah dengan istri-istri para menteri itu. Ia pun berharap disana tak ada masalah. Ia kemudin masuk ke ruang rapat memimpin jalannya rapat kabinet. Di ruang rapat sudah ada beberapa menteri termasuk Park Joon Ki. Joon ki menoleh ke arah Yool.
Da Jung bingung karena ia hanya punya 22rb won. Ia pun bertanya pada pelayan apa ia bisa mencicil tagihannya selama 22 bulan. (hahaha) Pelayan jelas saja bengong hahaha. Yoon Hee datang dan meminta pelayan meninggalkan mereka. Yoon Hee bilang bahwa sebelum Da Jung membayar itu, apa ada sesuatu yang ingin Da Jung sampaikan padanya. Da Jung minta maaf atas kunjungan tak menyenangkan ke rumah Yoon Hee kemarin. Yoon Hee tersenyum, apa hanya itu saja permintaan maaf Da Jung. Menurutnya seharusnya Da Jung minta maaf dengan sungguh-sungguh karena ini. Yoon Hee yang menahan marah menunjukan gambar dirinya bersama Kang Ho Dong, dimana kertas itu digunakan Man Se untuk membuat origami katak. Da Jung kaget gambar itu ada di tangan Yoon Hee. Yoon Hee yang emosi menyiram Da Jung dengan air di gelas. "Apa kau pikir semuanya akan baik-baik saja karena kau istri perdana menteri? Kau itu sampah, kau pikir dirimu siapa. Apa kau pikir bisa melakukannya dan aku diam saja?" Bentak Yoon Hee. Ia akan mengambil gelas lain untuk kembali menyiramkannya pada Da Jung. "Apa yang anda lakukan?" tiba-tiba Hye Joo datang dan marah melihat kelakuan Na Yoon Hee. "Berani-beraninya anda melakukan itu pada istri perdana menteri? Minta maaf sekarang!" perintah Hye Joo membanting tasnya ke kursi.
"Minta maaf?" cibir Yoon Hee. Ia juga akan malakukan hal yang sama pada Hye Joo. Ia menuduh Hye Joo menggoda suaminya. Hye Joo terkejut dituduh menggoda Menteri Park, ia menilai dari dulu sampai sekarang Yoon Hee tidak berubah sedikit pun. "Apa anda ingin saya memberikan beberapa saran? Sebagai istri Menteri Park anda sudah bersikap menyedihkan."
Yoon Hee semakin emosi, "Beraninya kau, apa kau bilang?" Yoon Hee akan menyerang dan memukul Hye Joo tapi Da Jung berusaha menarik Yoon Hee untuk mencegah tapi sayang malah Da Jung yang didorong hingga terjatuh. Yoon Hee akan kembali memukul tapi dengan sigap Hye Joo menangkap tangan Yoon Hee dan memitingnya ke belakang. Yoon Hee meronta berusaha melepaskan diri, lepaskan aku. Da Jung terkejut Hye Joo seberani itu dan punya sedikit bela diri. Hye Joo pun mendorong Yoon Hee hingga tersungkur. Hye Joo menyebut Da Jung dengan panggilan sopan meminta Da Jung segera pergi dari sana. Da Jung mengatakan kalau ia harus membayar tagihan pertemuan Lily Club hari ini. Hye Joo melihat jumlah tagihan itu dan tertawa remeh, bukankah tempat ini bukan Da Jung yang memilih untuk mengadakan pertemuan, jadi Da Jung tak perlu membayar tagihan itu. "Orang yang pantas membayar biaya semahal ini adalah orang yang memilih tempat ini." Ucap Hye Joo sambil meletakan tagihan itu dengan keras ke atas meja. Ia dan Da Jung pun pergi dari sana membuat Yoon Hee marah setengah mati. Keduanya sampai di lobi hotel, Hye Joo mengingatkan apa Da Jung tak tahu wanita seperti apa istrinya Menteri Park itu, kenapa Da Jung tak bertanya dulu padanya sebelum datang ke tempat ini. Da Jung bilang kalau ia juga tak ingin datang, tapi karena sesuatu hal ia harus minta maaf pada Na Yoon Hee. Hye Joo terkejut campur heran, minta maaf? Apa Da Jung melakukan sesuatu yang tidak ia ketahui. "Nam Da Jung, aku memintamu baik-baik, tolong jangan mengganggu pikiran perdana menteri."
Da Jung: "Mengganggu?"
Hye Joo: "Apa kau tak tahu? Kau baru saja mengganggu pikirannya karena kau ada di sini."
Hye Joo menyuruh Da Jung segera pulang. Da Jung menunduk sedih. Hye Joo yang keluar duluan terkejut melihat Kang In Ho ada di tempat itu, "Bukankah itu Ketua Kang? Apa yang dilakukanya disini?" Hye Joo akan menghampiri In Ho. Tapi ia tak jadi kesana karena melihat In Ho bersama orang lain saling berjabat tangan. "Bukankah itu Sekretarisnya Menteri park, kenapa dia bersama Ketua Kang?" Hye Joo yang curiga memalingkan wajahnya agar tak diketahui oleh In Ho kalau ia berada disana.
Da Jung beres-beres rumah yang berantakan. Ia mengeluh menarik nafas, "Apa aku ini banyak menyebabkan masalah?" Da Jung kembali menarik nafas melihat sekeliling rumah, "Sebenarnya apa yang kulakukan disini?" Yool sampai di rumah, ia teringat laporan yang disampaikan Hye Joo mengenai Da Jung tadi siang. "Tidak cukup dipermalukan di Lily Club, wajahnya juga disiram air oleh Ny Na Yoon Hee."
Yool masuk kamar, disana ada Da Jung. Yool mengambil jaket dan melemparkannya ke arah Da Jung, "Ayo keluar!" perintah Yool. Da Jung bingung, "Apa lagi ini?"
Hye Joo berada di ruang kontrol CCTV. Ia memikirkan apa yang dilihatnya tadi siang, pertemuan antara Kang In Ho dengan Sekretaris Bae. Ia tentu saja mencurigai ini.
Tepat saat itu In Ho datang. Hye Joo tanya bagaimana dengan perdana menteri. In Ho mengatakan kalau beliau baru saja masuk ke rumah. In Ho heran melihat ke monitor, bukankah tempat ini tak ada CCTV-nya, apa ada alasan memasang CCTV di tempat itu.
Hye Joo bertanya apa ia belum memberitahu In Ho, bukankah mereka memasang CCTV ini secara diam-diam karena kejadian waktu itu, tentu saja hal itu dengan persetujuan dari perdana menteri. In Ho yang baru tahu ikut senang karena Hye Joo sudah melakukannya. In Ho merasa kalau mereka harus memulainya dari hari dimana kedatangan Prof Kim. Hye Joo terus memperhatikan In Ho dengan tatapan curiga dan penuh tanda tanya.
Da Jung di halaman rumah celingukan mencari PM, "Kemana dia, kenapa menyuruhku datang kesini?" Tiba-tiba terdengar suara PM memanggil Da Jung. Da Jung menoleh dan bersamaan dengan itu Yool melempar pedang kayu kendo. Da Jung heran, ia sama sekali tak bisa bermain kendo, kenapa PM memberinya pedang kayu kendo.
Yool bilang awalnya saja yang tak tahu, tapi sekarang Da Jung bisa belajar. "Kepala," seru Yool akan menyerang kepala Da Jung dengan pedang kendonya.
Ahhh Da Jung berteriak menghindari serangan Yool.
Yool: "Bagaimana bisa kau diam saja padahal ada pedang yang melayang ke arahmu? Kau harus mencari cara untuk menahannya. Lanjut bahu "
Ah.. Da Jung masih menghindar tapi ia berusaha mengayunkan pedang kendonya.
Yool: "Kalau kau bisa sedikit lebih gesit. Kau bisa melakukan beberapa gerakan. Lanjut.. belakang "
Ah Kali ini Da Jung lari menjauh. "Perdana Menteri apa yang anda lakukan?" protesnya. "Kelihatannya anda marah karena aku pergi ke Lily Club. Tapi aku tak melakukan kesalahan."
Yool: "Aku tak marah karena kau pergi ke Lily Club, tapi aku marah karena disana kau dibodohi."
Da Jung tak terima dibilang bodoh. Yool tanya memangnya kenapa, apa Da Jung marah disebut bodoh, kalau marah ayo cepat lawan dirinya. Da Jung tak takut, "apa anda pikir aku tak bisa melawan?"
Da Jung mengangkat pedangnya dan berlari untuk menyerang yool, ciat ciat ciat tapi dengan sigap Yool melumpuhkannya, pinggang..
Yool memarahi Da Jung sambil memberi nasehat, "Dalam pertarungan tidak penting yang namanya kalah atau menang. Meskipun kau kalah, kau seharusnya bisa melindungi dirimu sendiri. Meskipun kau dijatuhkan wanita itu, apa kau tak marah?"
Yool mengayunkan pedangnya lagi, kali ini Da Jung menahan dengan pedangnya. "Lalu kenapa anda tak menolongku?"
"Kenapa harus aku? Kau harus melakukannya sendiri." Bak Yool menangkis pedang Da Jung hingga terlempar ke tanah. "Temukan jawabannya sendiri, pikirkan bagaimana kau harus melindungi dirimu sendiri dengan caramu sendiri." Setelah mengatakan itu Yool pergi dari sana. Da Jung terdiam meresapi ucapan Yool.
Kembali ke ruang kontrol CCTV. Hye Joo berkata kalau ia mendengar In Ho bertemu dengan Ketua Kim, dimana In Ho menemui Ketua Kim, apa di kampus. In Ho menjawab tidak sambil terus memperhatikan monitor CCTV, ia bertemu dengan Ketua Kim di hotel Myung Shim. Ia juga mendengar Sekretaris Bae ada disana, jadi ia juga bertemu Sekretaris Bae disana. Bukankah Hye Joo mengenal Sekretaris Bae, itu lho Sekretaris-nya Menteri Park Joon Ki.
Hye Joo terkejut dan curiga dari mana In Ho kenal Sekretaris Bae. In Ho menjawab kalau ia bertemu dengan Sekretaris Bae disebuah pelatihan, di Hotel Myung Shim ia secara tak sengaja bertemu.
"Benarkah?" Hye Joo masih belum percaya sepenuhnya. Tapi In Ho berusaha bersikap apa adanya, ia menceritakan pertemuannya dengan Sekretaris Bae, tanpa ia tutup-tutupi. In Ho melihat sesuatu di layar monitar, ada seseorang yang tertangkap kamera CCTV di dalam rumah, "Bukankah itu Woo Ri?" Tampak di dalam rumah Woo Ri celingukan sedang menelepon seseorang. Hye Joo pun permisi pulang labih dulu, kalau ada sesuatu ia harap In Ho segera menghubunginya.
Di dalam rumah, In Ho makan permen lolipop bersama Da Jung. In Ho berkata bukankah makan makanan yang manis bisa menghilangkan stress. Da Jung mengangguk tersenyum sambil ngemut permen. Da Jung senang karena disini ada In Ho tempatnya curhat. Da Jung teringat sesuatu, ayahnya memberitahu kalau dia melihat In Ho di rumah sakit. Wajah In Ho berubah terkejut, tapi ia sudah bisa menduga kalau ayah Da Jung akan menceritakan pertemuan tak sengaja In Ho di rumah sakit dengan ayah Da Jung. In Ho pun tak berbohong, ia membenarkan. Ia mengatakan kalau Hyung-nya dirawat di rumah sakit itu. Da Jung ingin tahu kenapa Hyung In Ho dirawat disana. In Ho mengatakan kalau kakaknya mengalami kecelakaan mobil, 7 tahun yang lalu. "Sebelum kecelakaan itu, kami biasanya bermain catur setiap natal dan aku selalu kalah. Pada suatu hari nanti aku ingin menang ketika melawan kakakku." jelasnya sedih. Da Jung berusaha menghibur kalau saat itu pasti akan tiba. "Pasti ada yang namanya keajaiban. Kakakmu pasti akan sembuh. Aku percaya keajaiban itu akan terjadi, padamu dan juga pada ayahku." In Ho tersenyum karena ia juga berharap demikian. Da Jung mengatakan bahwa In Ho cukup percaya saja pada yang namanya keajaiban, itu akan terjadi kalau In Ho percaya. In Ho kembali tersenyum. Ada sesuatu yang ingin In Ho tanyakan pada Da Jung. Tatapan In Ho berubah tajam, "Da Jung-ssi apa kau menyukai perdana menteri?"
"Apa?" Da Jung kaget mendengar pertanyaan In Ho. "Ah ya ampun. Tidak mungkin."
In Ho berada di ruangan perdana mentri. Yool bertanya apa In Ho menyukai Nam Da Jung. In Ho tersenyum mengiyakan, tak ada alasan baginya untuk membenci Da Jung. Yool bilang bukan itu maksudnya, "Maksudku apa kau tertarik padanya?" In Ho balik bertanya kenapa Yool menanyakan itu padanya.
Yool meminta In Ho bicara jujur saja, "waktu itu, Aku melihatmu memeluk Nam Da Jung. Aku merasa aku harus tahu hubungan kalian berdua."
In Ho minta maaf, "Pada hari itu sepertinya Nam Da Jung sedang menghadapi hari yang melelahkan dan aku hanya ingin menghiburnya. Tentang hubungan kami, tak ada yang harus dikhawatirkan."
Yool: "Benarkah?"
In Ho: "Aku tak punya waktu untuk mengurusi masalah percintaan karena ada sesuatu yang harus aku lakukan lebih dulu."
Yool penasaran dan ingin tahu apa itu. In Ho berkata kalau suatu hari ia akan mengatakannya pada Yool. Yool heran kenapa tak mengatakannya sekarang. Ia pun berharap In Ho tidak terlalu canggung terhadap Da Jung tapi karena banyak mata-mata yang mengawasi, ia harap In Ho berhati-hati. Tak ada alasan bagi In Ho untuk terlibat skandal yang tak penting, ia tak ingin itu terjadi. (maksudnya mungkin agar jangan terlalu akrab gitu)
Da Jung membawa pakaian Woo Ri yang sudah disetrika. Ia berdiri di depan kamar Woo Ri mengingat ucapan In Ho yang bertanya apa ia menyukai perdana menteri. Da Jung tak mengerti bagaimana bisa In Ho bertanya seperti itu. Da Jung masuk ke kamar Woo Ri dan terkejut begitu melihat kamar itu berantakan. "Ya Tuhan Kwon Woo Ri, ini kamar apa kandang hewan?" Da Jung pun membereskan kamar Woo Ri agar terlihat lebih rapi. Tapi Da Jung menemukan sesuatu, selebaran konser sebuah band dimana Woo Ri menjadi salah satu personilnya. (Woo Ri jadi vokalis-nya) Da Jung pun jadi tahu kalau selama ini Woo Ri ternyata bermain musik.
Seo Hye Joo menyerahkan laporan pada perdana menteri. Ia memberitahu kalau ia merencanakan wawancara dengan reporter di akhir tahun nanti. Hye Joo melihat ada yang aneh pada Yool. "Perdana menteri, anda kelihatan lelah. Apa anda akhir-akhir ini kurang tidur?" tanya Hye Joo. Yool bilang tidak, ia sama sekali tidak lelah, Hye Joo tak perlu khawatir dan lanjutkan pekerjaan saja. Ponsel Yool bunyi, ia terkejut. "Wali kelas Woo Ri?"
Da Jung berada di ruang kerja mengerjakan tugas yang diberikan Yool padanya yaitu membuat laporan apa yang dilakukan anak-anak. Da Jung mengambil selembar yang ia rasa tak perlu dilaporkan pada Yool. Ia akan menyembunyikan perihal Woo Ri yang bergabung dalam band. Ia bisa menebak kalau Yool pasti akan marah-marah jika tahu ini. Da Jung pun menggerutu, "tega sekali dia menyuruhku menulis jurnal harian sepanjang 5 halaman."
Da Jung melihat di meja ada obat milik Yool. Ia bertanya-tanya, obat untuk apa ini. Da Jung akan membaca tulisan di botol obat itu, tapi ahjumma datang memberi tahu kalau Da Jung harus menjawab telepon dari guru TK nya Man Se. Da Jung pun mendatangi TK dimana Man Se sekolah. Ia berbincang-bincang dengan guru Man Se. Bu guru mengatakan kalau akhir-akhir ini Man Se menolak bermain dengan teman-teman dan tak mau latihan menari untuk acara festival tarian sekolah. Da Jung yang melihat Man Se di kelas hanya diam saja terkejut, "ada festival menari?"
Bu Guru memberi tahu kalau semua TK mengadakan yang namanya festival disetiap malam natal, apa Da Jung tidak tahu itu. Di hari itu, biasanya orang tua akan datang. Da Jung pun paham kenapa Man Se tak pernah memberitahukan hal itu.
Da Jung bicara berdua dengan Man Se yang terus-menerus cemberut. Da Jung menawarkan apa Man Se mau dibelikan roti. Man Se menggeleng. Da Jung menawarkan hal lain, apa Man Se ingin dibelikan es krim strawberri. Man Se bilang tak usah. Da Jung pun menawarkan punggungnya, "Sini kugendong di punggungku." Man Se diam saja. Da Jung memaksa Man Se naik ke punggungnya karena ia ingin menggendong Man Se. Man Se pun naik ke punggung Da Jung. Da Jung kemudian bertanya kenapa Man Se tak memberi tahu keluarga kalau di sekolah akan ada festival, apa Man Se takut ayah Man Se tak akan datang. "Apa karena itu kau ingin berhenti sekolah?"
"Tahu ah. Aku tak ingin pergi ke festival." Ucap Man Se masih cemberut.
Da Jung: "Kenapa? Apa kau tak tahu betapa menyenangkannya festival di TK itu. Aku akan membawa ayahmu, Hyung, Noona dan semua orang di rumah."
Man Se: "Bohong. Ayah pasti tak akan datang. Ayah bahkan tak pernah datang ke acara sekolahnya Hyung atau Noona."
Da Jung berkata bukan begitu maksudnya, "Saat kau memberikan undangan dan meminta ayah untuk datang, dia pasti akan datang."
Man Se: "Benarkah?"
Di rumah, Man Se ditemani Da Jung memberikan undangan festival sekolah itu pada Yool. "Kenapa aku harus datang ke acara seperti itu, aku tak bisa pergi." Man Se langsung menunduk sedih. Da Jung membujuk Yool dengan halus, walaupun sibuk, setidaknya Yool bisa meluangkan waktu 1 atau 2 jam saja. Yool bilang kalau ia tak punya waktu untuk menghadiri hal seperti itu, "apa aku harus berbohong padanya kalau kenyataannya aku tak bisa datang?"
Yool tahu kalau di luar ada Woo Ri yang baru pulang sekolah, "Kwon Woo Ei kenapa kau tak segera masuk?"
Woo Ri pun masuk ke rumah dengan wajah menunduk. Yool yang mendengar kabar dari wali kelas Woo Ri tak terkejut melihat kondisi putranya sekarang. Da Jung terkejut melihat wajah Woo Ri memar. Yool menyuruh Woo Ri ikut dengannya. Woo Ri hanya bisa menarik nafas pasrah, karena pasti ia akan dimarahi oleh ayahnya. Keduanya bicara di kamar Woo Ri. Yool bertanya kenapa Woo Ri berkelahi. Woo Ri balik bertanya sejak kapan ayahnya perhatian padanya, bukankah ayahnya tak pernah sekalipun perhatian terhadap apa yang dilakukannya. Yool berkata kalau seorang pria sangat wajar terlibat perkelahian, tapi ia harus tahu apa alasannya. Kenapa kau berkelahi? "Baik. Aku akan mengatakannya pada ayah." Woo Ri pun akan mengatakan alasannya. "Park Hyun Seo, dia mengejekku karena aku memiliki ibu tiri yang masih muda. Karena itulah aku memukulnya."
Yool terkejut mendengar penjelasan putranya, "Apa hanya itu? apa hanya satu alasan."
"Tidak." jawab Woo Ri dengan perasaan emosi. "Aku ingin memukulnya karena aku kesal dan marah. Haruskah aku bicara lebih jujur lagi pada ayah dan mengatakan semuanya? Aku memukulnya karena aku marah pada ayah." Suara Woo Ri meninggi. "Ini semua karena ayah. 7 tahun yang lalu, setelah kecelakaan ibu, aku sama sekali tak pernah bisa melupakan ibu. Tapi itu berbeda dengan ayah, ayah menikah lagi. Itu semua membuatku marah. Karena ayah aku melakukannya."
Yool terdiam terkejut mengetahui isi hati kekecewaan putranya.
Da Jung diluar ruangan mendengar semuanya. Ia turut merasa bersalah terhadap kekecewaan Woo Ri.
Di rumah Menteri Park. Na Yoon Hee tak mengerti dengan sikap suaminya, apa karena Woo Ri itu keponakan suaminya jadi suaminya malah memihak Woo Ri. Bukankah Woo Ri yang memukul Hyun Seo. Park Joon Ki meminta istrinya diam, karena ia yakin Hyun Seo juga melakukan kesalahan. Yoon Hee tak habis pikir, "Bagaimana kau bisa mengatakan itu, kalau saja Hyun Seo itu benar-benar anak kandungmu?" Joon Ki terkejut istrinya membahas itu, "Apa yang kau katakan tadi?" Yoon Hee yang kecewa marah, apa ia salah bicara. "Hyun seo rangking satu dan dia dipukuli, tapi kau sama sekali tak peduli. Apa kau akan seperti ini juga kalau dia anak kandungmu?"
Joon Ki mengingatkan bahwa ketika ia menikah dengan Yoon Hee, ayah Yoon Hee meminta bantuan padanya. "Meskipun Hyun Seo lahir karena kesalahanmu sendiri, tapi bagiku dia sudah kuanggap sebagai anakku dan aku tak pernah berpikir sebaliknya." Yoon Hee terdiam, "Yeobo?"
Joon Ki: "Aku tak pernah mengatakan Hyun Seo bukanlah anakku. Kau-lah yang selalu mengatakannya. Pikirkanlah kembali caramu, kalau itu memang cara yang terbaik dalam memperlakukan Hyun Seo."
Di kamar, Da Jung tampak murung sambil menjahit kain. Ia memikirkan ucapan Woo Ri yang ia dengar tadi. Ia merasa kalau Woo Ri pasti sedih karena kehilangan sosok ibu. Yool masuk ke kemar dan bertanya apa yang Da Jung lakukan. Da Jung mengatakan kalau ia berencana memberikan hadiah natal untuk Man Se. Yool menilai kalau Da Jung sudah bersikap lebih baik darinya dalam memperhatikan anak-anak.
"Perdana menteri tunggu sebentar!" Da Jung melihat ada yang aneh di wajah Yool. "Apa anda sakit? Wajahmu pucat sekali."
Yool bilang ini karena ia sakit kepala dan itu sudah biasa. Da Jung juga melihat ada keringat di kening Yool. Ia menebak kalau Yool pasti mengalami gangguan pencernaan.
Da Jung berjalan maju mendekat pada Yool sambil membawa jarum jahit di tangannya. "Aku yakin kalau anda mengidap gangguan pencernaan. Aku akan menusuk dengan jarum ini."
Yool mundur ketakutan, "Jauhkan jarumnya. Aku baik-baik saja kalau sudah minum obat." Da Jung mengingatkan tak baik sering-sering minum obat, "Sini berikan tanganmu." Yool tak mau tapi Da Jung memaksa dan menarik Yool untuk duduk. Da Jung menepuk-nepuk punggung Yool, memijat tangan dan memuji kalau Yool mempunyai bentuk tubuh yang bagus hahaha. Sebelum menusukan jarum ke jari, Da Jung mengikat jempol Yool dengan benang. Yool ingat waktu itu Da Jung pernah mengatakan padanya bahwa ia ini seorang ayah yang bernilai 0 (nol), apa aku ini ayah yang buruk? Da Jung menilai jika dibandingkan dengan ayah yang buruk, Yool lebih cocok disebut sebagai ayah yang sibuk. Terlalu sibuk, jadi disebut sebagai ayah yang kurang perhatian. "Anda kelihatan terlalu sibuk untuk peduli pada anak-anak. Aku rasa anda pasti tak pernah memeluk mereka. Meskipun anda merasa tak perlu memeluk Woo Ri dan Na Ra tapi seharusnya anda lebih banyak memeluk Man Se. Karena dia masih kecil."
Yool terdiam memikirkan ucapan Da Jung. Da Jung menusuk jempol Yool dengan jarum. Yool sedikit menampilkan ekspresi menahan sakit hahaha. "Ini terasa sakit kalau ditusuk seperti ini tapi anda harus melakukannya jika ingin sembuh. Kalau benar penyakitnya begitu, luka ini biasanya akan langsung hilang dengan cepat." Da Jung menekan jempol Yool hingga darah merah keluar di beberapa titik yang Da Jung tusuk.
Yool tanya berapa banyak lagi ia harus ditusuk jarum. Da Jung melihat tiga titik darah tempat yang ia tusukan. Ia merasa aneh karena biasanya darah yang keluar jika mengalami gangguan pencernaan itu berwarna agak kehitaman tapi kenapa yang keluar malah darah merah. Apa mungkin itu bukan karena gangguan pencernaan.
Yool menahan kesal, "Karena itu aku kan sudah bilang ini bukan gangguan pencernaan, ini karena kepalaku sakit. Ah ya ampun, seharusnya aku tak mendengarkanmu." Yool bergegas keluar dari kamar. Hahaha. Yool terdiam sesaat di depan kamar. Ia kemudian berdiri di depan kamar Woo Ri. Sejenak ia ragu untuk membuka kamar itu, tapi ia pun membukanya juga. Yool melihat Woo Ri sudah tertidur dengan earphone terpasang di telinga. Terngiang dalam benak Yool ucapan Da Jung yang menyebut kalau ia ayah yang sibuk. Anda itu ayah yang sibuk. Anda bukan ayah yang buruk, hanya saja itu karena terlalu sibuk. Yool kemudian masuk ke kamar Na Ra. Ia juga melihat putrinya sudah tidur. Yool mengambilkan boneka Na Ra yang terjatuh dan meletakannya di samping Na Ra yang terlelap. Perdana menteri, karena setiap hari Anda sibuk, aku rasa Anda tidak terlalu mengetahui perasaan anak-anak anda. Yool duduk di samping Man Se yang tertidur. Ia memegang origami katak bergambar dirinya. Ia memandang wajah putra bungsunya yang terlelap. Tapi anda harus lebih sering memeluk Man Se, dia masih sangat kecil. Yool mengambil undangan festival natal sekolah Man Se. Ia tampak sedih dan merasa bersalah. Ia kembali memandang wajah putra bungsunya.
Da Jung mengunjungi ayahnya di rumah sakit. Ia memberikan hadiah natal berupa syal berwarna merah pada ayahnya. Ayahnya tanya dimana PM apa benar-benar sibuk. Da Jung menajwab tentu saja sibuk, dia bilang minta maaf karena tak bisa datang. Da Jung memuji warna syal itu cocok untuk ayahnya. Ayah menarik nafas, "karena itu-lah para wanita tak pernah meninggalkan aku. Aku hampir gila mendengarnya." Da Jung tertawa. Da Jung bertanya apa ayahnya sekarang baik-baik saja. Ayah heran dan langsung marah apa Da Jung sering menangis. Ayah memperhatikan syal yang ia pakai, apa hanya ini hadiah natal untuknya. Apa tak ada lagi hadiah yang ingin Da Jung berikan untuknya. "Apa kau tak tahu apa yang kuinginkan? Karena kau sudah menikah, seharusnya sudah ada beritanya. Meskipun kau tak peduli dan tak mau merencanakannya, lalu kapan kau mau punya anak?"
Da Jung berkata lirih dan mengingatkan ayahnya agar bicara pelan-pelan saja. Ayah pun bicara lirih, ia mengatakan kalau dirinya sering mengalami yang namanya morning sick, ternyata kau jauh dari harapan. Hanya dua saja ya, laki-laki, perempuan.
Tiba-tiba ayah terkejut melihat seseorang yang lewat. Seorang pasien yang duduk di kursi roda yang didorong oleh seorang perawat. "Pria yang selalu mengikuti PM Kwon Yool, tunggu, dia itu oh iya, Pria itu adalah kakaknya."
Da Jung memperhatikan pria yang dimaksud ayahnya, "orang itu apa kakaknya ketua Kang?"
Ayah tanya apa yang Da Jung lihat, kalau sudah selesai memberikan hadiah untuknya cepat pulang sana. "Apa kau tak ingin pergi dan menemani perdana menteri?" Da Jung bilang seperti yang ayah katakan, ia sudah memberikan PM pelukan sebagai dukungan untuk hari ini.
Da Jung mengumpulkan istri para Menteri disebuah kafe untuk membicarakan tentang kegiatan mereka. Ibu-ibu itu tampak kurang suka karena pertemuan Lily Club dilaksanakan di tempat seperti ini.
Yoon Hee terkejut, "apa kau bilang kita harus membuat boneka ini?"
Da Jung membenarkan, "Setelah bertemu dengan kalian kemarin, aku mungkin tidak terlalu banyak berpikir. Sebagai ketua Lily club, aku rasa aku harus menunjukan tanggung jawabku. Hanya ada satu cara, melakukan pekerjaan tangan."
Yoon Hee mencibir sambil menahan marah, "Jadi maksudmu kita disuruh membuat boneka? Apa kau mengumpulkan kita disini hanya ingin mengatakan hal itu?"
Da Jung mengiyakan, ia menunjukan boneka katak yang sudah jadi. "Boneka yang kita buat ini akan diberikan pada anak-anak penyandang cacat yang membutuhkan fasilitas dan perhatian dunia. Jadi dengan satu jahitan berikan yang terbaik dan anggap saja sebagai buatan anda yang paling menakjubkan. Buat 50 boneka per orang."
Ibu-ibu kaget, 50?
Da Jung membenarkan setiap anggota membuat 50 boneka. Akan lebih baik jika masyarakat tidak menyadari kerja keras yang dilakukan oleh wanita special dan wanita super sibuk, benar kan? Karena itulah ia mengundang ibu-ibu ini untuk datang. "Kemarilah perkenalkan diri kalian!" panggil Da Jung pada seseorang. Tara munculah Boss Go dan Hee Chul dari Scandal News. Ibu-ibu kaget melihat reporter dari berita selebritis muncul disana. Boss Go menyampaikan bahwa pekerjaan yang sangat mulia ini akan diberitakan secara eksklusif oleh Scandal News yang selalu mendapatkan perhatian dari masyarakat dan menjadi yang utama.
"Ini tidak akan eksklusif." sahut Reporter Byun muncul diantara Boss Go dan Hee Chul. "Koran harian yang terkenal di Korea, satu berita dengan sejarah panjang dan tradisinya, aku Reporter Byun Woo Chul dari koran Goryeo Ibo. Kerja keras ini akan diserahkan pada kalian yang terbaik. Aku yakin akan memberitakannya dengan sangat baik dan bertanggung jawab."
Da Jung kembali melanjutkan bahwa sebagai ketua ia akan mentraktir mereka semua, jadi makanlah sesuka hati mereka. "Ini sandwich yang hangat dan enak sekali." Sahut Da Jung mengambil satu sandwich dan melahapnya. Ibu disebelah Yoon Hee berbisik, "Ny Na, haruskah kita melakukan hal ini?"
"Ah dasar wanita ini, dia bahkan memanggil wartawan. Benar-benar tak mudah melawannya." Ucap ibu di sebelahnya lagi. Yoon Hee melirihkan suaranya, "Berani-beraninya dia membuatku malu seperti ini." Hee Chul dan Reporter Byun langsung pasang aksi untuk mengambil gambar mereka, 1, 2, 3, tangan.. tangan senyum senyum. Para ibu ini langsung action se-cute mungkin dan tersenyum manis. Da Jung pun berpose ala Yoona 'Girls Generation' hahaha...
Sekretaris Seo mengatakan kalau jadwal Yool pada tanggal 24 desember adalah mengunjungi pasar-pasar sampai siang hari, panti asuhan, panti jompo, tempat pemadam kebakaran dll. Banyak sekali tempat yang menunggu untuk dikunjungi oleh perdana menteri. Yool usul bagaimana kalau jadwal itu diubah ke jam yang lebih pagi, "jika kita melakukannya, kita akan selesai tepat jam 6 sore kan?"
"Jam 6 sore? apa ada alasannya?" tanya Hye Joo.
Yool berkata kalau ia akan datang ke acara festival di sekolahnya Man Se. "Bagi anak-anak aku mungkin kurang perhatian pada mereka."
Hye Joo menilai itu rencana yang bagus. Ia mengatakan kalau ia sudah menyiapkan hadiah natal untuk anak-anak seperti tahun-tahun sebelumnya. Yool bilang tak usah, "Kau tak perlu menyiapkannya, Nam Da Jung yang akan menyiapkan hadiah untuk mereka."
"Nam Da Jung?" Hye Joo terkejut.
Yool berkata, "setelah kejadian dengan istri Menteri Park Joon Ki waktu itu aku banyak berpikir. Selama ini aku mungkin tergantung padamu. Kau mungkin merasa terbebani dan aku bertanya-tanya apa karena itu kau terlalu sensitif akhir-akhir ini."
Hye Joo bilang bukan seperti itu, ia tak merasa begitu. Itu karena . Hye Joo tak jadi mengatakannya.
Yool melihat kalau selama ini Hye Joo sudah terlalu bekerja keras untuknya. "Aku sangat berterima kasih dan minta maaf. Tapi mulai sekarang aku akan berusaha lebih keras lagi agar kau tidak merasa terbebani."
Hye Joo kembali ke meja kerjanya. Ia menatap hadiah yang sudah ia siapkan untuk anak-anak. Ia yang marah, sedih, dan kecewa pun menyimpan kembali hadiah itu. Teringat ucapan perdana menteri padanya tadi, "Kau tak perlu menyiapkan hadiah untuk mereka. Nam Da Jung yang akan menyiapkan hadiahnya."
Man Se senang sekali mendengar kalau ayahnya akan datang ke acara Festival Natal di sekolahnya. Da Jung membenarkan ia juga akan ikut pergi kesana. Man Se jingkrak-jingkrak kegirangan.
"Itu tidak mungkin." sahut Na Ra. "Ayah bahkan tak pernah datang ke acara sekolahku. Ayah keterlaluan, aku tak akan memaafkannya." ucap Na Ra marah. (Na Ra sepertinya merasa iri karena kali ini ayah mereka menjanjikan datang ke acara sekolahnya Man Se)
Man Se mengajak Da Jung menghias pohon natal. Karena saking bahagianya, Man Se latihan menari sementara Da Jung menghias pohon natal. Na Ra yang kesal malah merusak pohon natal yang tengah Da Jung hias. Da Jung pun berusaha bersikap sabar menghadapi anak itu.
Da Jung mendatangi toko peralatan musik. Ia melihat-lihat gitar, tapi oh tidak harganya mahal-mahal. Ia pun membeli selempangan gitarnya saja (ga tahu apa namanya hahaha). Ia memilih model yang paling bagus sebagai hadiah natal yang akan ia berikan pada Woo Ri.
PM sampai di rumah dan masuk kamar. Ia terkejut melihat Da Jung tertidur akibat kelelahan karena membuat boneka katak untuk Man Se. Yool hanya bisa menarik nafas melihat Da Jung yang tidur seenaknya dengan kain boneka dan dacron berserakan disana-sini diatas tempat tidur. Yool seakan tak peduli tapi ia melihat boneka yang Da Jung buat belum jadi. Yool pun mencoba menyelesaikan menjahit boneka itu. (huwaa Appa, the best deh hahaha) Boneka itu pun sudah jadi hihi Da Jung terbangun dan terkejut melihat boneka itu sudah jadi. Ia tersenyum menebak kalau ini pasti Yool yang menyelesaikannya. (eh lihat bahkan posisi tidur Da Jung pun jadi berubah gini. Hmm jangan-jangan PM yang benerin posisi tidurnya Da Jung lagi hahaha)
Tiba saatnya bagi mereka bersiap-siap untuk berangkat ke acara festival malam natal di sekolahnya Man Se. Da Jung menyuruh Woo Ri dan Na Ra untuk cepat ganti baju. Woo Ri yang tengah membaca bilang kalau ia tak mau pergi. Na Ra yang bermain notebook pun mengatakan kalau ia juga tak akan pergi kesana, Da Jung saja yang pergi sendiri. Da Jung akan merebut notebook di tangan Na Ra. Tapi Na Ra menangkap tangan Da Jung dan tersenyum mengejek. Da Jung mengingatkan kalau Na Ra tak datang pasti akan menyesal. "Kau pasti akan menyesalinya jika tidak datang. Kau tahu, akan ada hadiah untukmu."
"Hadiah apa?" Na Ra penasaran.
Da Jung bilang kalau Na Ra ingin tahu ikut dulu ke Festival, lalu ia akan memberikan hadiah itu pada Na Ra. Na Ra kesal mendengarnya, karena Da Jung memanfaatkan itu. Da Jung beralih ke Woo Ri, "Dan kau Kwon Woo Ri, aku tahu apa yang kau lakukan selama ini. Kau punya band kan?" Woo Ri kaget Da Jung mengetahui itu, "Bagaimana kau bisa tahu?"
"Tentu saja aku tahu." jawab Da Jung. "Dan akan ada pertunjukan kan? Bagaimana kalau perdana menteri tahu ya? Konser tanpa vokalis, pasti akan sangat sulit kan?"
"Apa kau mengancamku?" Woo Ri menahan jengkel.
"Benar sekali." jawab Da Jung santai. "Benar sekali. Jadi kau mau ikut kan?"
Da Jung menerima telepon dari Yool. Ia terkejut mendengar sesuatu dari Yool, "Apa anda bilang?" Da Jung bicara menjauh dari anak-anak. Da Jung bicara lirih dan bertanya apa maksud perkataan Yool. Yool yang masih berada di kantor mengatakan kalau Presiden tiba-tiba akan mengunjungi kantor perdana menteri. Da Jung panik, lalu Man Se bagaimana. Yool berkata kalau ia akan berusaha mencari cara tapi ia tak bisa janji, bisa atau tidaknya. "Perdana menteri?" Da Jung cemas.
Hye Joo masuk ke ruangan Yool memberi tahu kalau Presiden sudah datang. Yool bilang kalau ia akan keluar sebentar lagi. Yool kembali bicara dengan Da Jung, ia akan menelepon Da Jung lagi nanti. Ia harap Da Jung berangkat lebih dulu saja dengan anak-anak. Telepon pun ditutup. Da Jung cemas dan panik, "Ya ampun.. mau Presiden atau bukan yang berkunjung ke kantor, dia seharusnya menepati janji." Da Jung berusaha menghubungi Yool lagi tapi ponsel Yool tak aktif.
Da Jung pun meminta ahjumma untuk pergi ke sekolah Man Se lebih dulu dengan anak-anak, ia akan menyusul kesana. Ahjumma heran kenapa Da Jung begitu cemas dan panik.
Woo Ri masuk ke kamarnya dan menelepon seseorang. Ia celingukan aman atau tidak untuknya menelepon. "Samchoon, ini aku." (woo Ri menelepon Menteri Park)
Menteri Park Joon Ki terkejut mendengar sesuatu dari Woo Ri. "Benarkah?" Ia pun mengerti dan mengatakan kalau ia sekarang sedang makan. Ia akan bicara lagi dengan Woo Ri nanti. Park Joon Ki tengah makan malam bersama istri dan mertuanya. Ia minta maaf pada ayah mertuanya karena menjawab telepon di tengah makan mereka. Ayah Na Yoon Hee (saya nyebutnya Presdir Na aja ya-kejutan banget bisa liat Om Lee Duk Hwa hehehe) Presdir Na bertanya apa perdana menteri Kwon Yool sedang menyelidiki pusat pelabuhan internasional di teluk Geum Cheong. Joon Ki meminta mertuanya tak perlu khawatir, ia akan mengatasi masalah ini.
Presdir Na percaya pada kemampuan menantunya, ia yakin kalau Joon Ki pasti bisa mengatasinya, kalau tidak bisa ia mungkin akan turun tangan sendiri. Ia berpesan agar Joon Ki melakukannya dengan baik. "Aku yang merawatmu, jadi aku harus melindungi kekayaanku. Sebagai Jindo (anjing penjaga) yang melindungi uangku. Itulah peranmu."
Joon Ki: "Alasan kenapa menjadi Jindo mungkin pilihan terbaik, karena dia hanya bisa memiliki satu majikan. Meskipun begitu, aku bukan orang yang bisa menjadi jindo."
Yoon Hee cemas kenapa suaminya mengatakan itu di depan ayahnya. Presdir Na meminta Joon Ki melanjutkan ucapan itu.
Joon Ki pun melanjutkan bahwa dalam hidup ada masanya si anjing akan menggigit majikannya. "Aku berkata seperti ini agar anda tahu bahwa tidak ada salahnya untuk berhati-hati."
Presdir Na tertawa mendengarnya. Joon Ki permisi, ia harus pergi lebih dulu. (Sumpeh perannya Om Lee Duk Hwa nyebelin mulu >_<)
Yoon Hee kesal kenapa ayahnya selalu begitu. "Aku meminta ayah untuk membantuku berbaikan dengannya. Aku tak meminta ayah untuk menghancurkannya seperti ini. Ah aku tak tahan lagi."
Kunjungan kenegaraan Presiden di kantor perdana menteri pun usai. Presiden mengajak PM makan malam bersama. Tapi PM minta maaf ia tak bisa karena harus segera pergi. Presiden heran dengan penolakan PM, kenapa? Apa PM sudah punya rencana malam ini. PM mengatakan kalau ia sudah berjanji pada putra bungsunya, hari ini ia tak ingin mengecewakan putranya. Presden pun ingat, benar juga ya ini kan malam natal. Ia pun tak masalah, mungkin lain waktu ia bisa makan malam bersama PM. Presiden dan rombongan pun pergi.
Yool tanya ke Hye Joo berapa banyak waktu yang tersisa sebelum acara Festival di sekolah Man Se dimulai. Hye Joo mengatakan kalau masih ada 20 menit lagi. In Ho menyampaikan kalau ia sudah menyiapkan mobil untuk menunggu Yool di depan pintu masuk, jadi sebaiknya mereka lekas pergi.
"Perdana mentri!" panggil Da Jung tiba-tiba sampai disana. Yool terkejut dan heran bagaimana Da Jung bisa sampai disini. Da Jung mengatakan kalau ia sengaja datang kesini untuk menyeret Yool. Apa Yool pikir masuk akal, tidak bisa datang ke festival hanya karena presiden. Yool kesal, bukankah ia bilang akan mencoba mencari cara. "Dimana sih pikiranmu, bisa bisanya kau mau menyeretku?"
In Ho mengingatkan kalau mereka tak punya banyak waktu, sebaiknya cepat pergi. Da Jung yang panik menarik Yool untuk segera pergi. Hye Joo yang ditinggal di kantor hanya bisa menatap kepergian mereka.
Man Se yang sudah mengenakan kostum tari berlatih kesana kemari dengan senyum gembira karena ayahnya akan datang menonton. Ahjumma dan kedua kakaknya sudah datang. Man Se tanya mana ayahnya dan Da Jung. ahjumma bilang kalau mereka sebentar lagi akan datang jadi Man Se tak usah khawatir.
Na Ra berbisik pada oppa-nya, "Aku berani bertaruh 10rb won, ayah tak akan datang." Woo Ri diam saja.
Karena menjelang natal jalanan pun macet. Mobil perdana menteri pun terjebak macet. Da Jung panik apa yang harus mereka lakukan karena acaranya sebentar lagi akan dimulai. Da Jung ngomel pada Yool kenapa sebagai perdana menteri Yool tidak meminta petugas untuk memblokir jalan, kalau Yool membiarkan mereka melakukan itu kita tak akan terjebak macet seperti ini. Yool berkata kalau ia tak bisa memblokir jalan hanya karena ingin datang ke acara sekolah TK. Da Jung membenarkan tapi ini situasi yang darurat. Yool mengingatkan pemblokiran jalan memang harus dilakukan jika saat darurat saja, "Kau harus mematuhi prinsip sendiri." Da Jung jadi kesal.
Yool ingat bukankah Da Jung pernah bilang tahu semua jalan pintas yang ada di Seoul. Apa ada jalan pintas yang menuju TK. Da Jung yang kesal bilang tidak ada, semua jalanan akan macet di jam-jam seperti ini, kemanapun jalannya. Ah Man Se bagaimana ini? Da Jung semakin panik.
In Ho mengakitfkan GPS di ponselnya untuk mencari tahu letak TK YuSul. In Ho pun mengatakan ada jalannya, pertama kita keluar saja dari mobil. Da Jung tanya kita akan kemana.
In Ho: "Karena jalanan macet hanya ada satu cara."
Da Jung sepertinya tahu maksudnya.
Rombongan Perdana menteri pun menuju stasiun kereta api bawah tanah. Hal ini tentu saja mengejutkan bagi penduduk Seoul yang berada di stasiun. Perdana Menteri tiba-tiba datang ke stasiun mau naik kereta api yang terkenal berdesak-desakan. Dua pengawal PM, mencoba menyisir jalan agar Yool bisa lewat dengan cepat.
Rombongan pun naik kereta, di dalam kereta tak kalah hebohnya. Penumpang kaget melihat perdana menteri dan rombongan naik Subway. In Ho mengajak meraka maju ke gerbong depan. Karena ini pemandangan langka banyak dari penumpang yang mengabadikannya dengan ponsel mereka. Jeprat jepret deh.. Wah itu PM itu PM. Banyak yang ingin salaman juga hahaha Yool dengan senyum ceria menyapa mereka ramah sambil terus menuju gerbong depan. Lihat itu lihat itu, perdana menteri.
Sementara itu, acara Festival baru saja dimulai.
Di dalam kereta, para penumpang yang melihat keberadaan perdana menteri mereka di subway langsung deh update di Sosmed mereka. Wow daebak, aku melihat perdana menteri Kwon Yool naik kereta api hari ini. Karena kereta yang sesak dan terus bergerak, Da Jung jadi kehilangan keseimbangan dan terdorong ke pelukan In Ho. Yool tak enak dilihatin semua orang begitu. Ia pun menarik Da Jung untuk tetap berdiri di sebelahnya. Ia mengingatkan kalau keduanya seharusnya berpegangan seperti ini di depan publik. In Ho berkata mereka harus turun di setasiun ini. Mereka pun bersiap akan turun tapi karena kondisi kereta yang berdesak-desakan sepatu Da Jung terlepas, "Perdana menteri tunggu sebentar!" Dan hasilnya pintu kereta pun kembali tertutup. Yool, Da Jung dan In Ho masih terjebak di dalam kereta. Pengawal yang berhasil keluar berteriak cemas, "Perdana menteri bagaimana ini?" Kereta pun kembali berjalan menuju stasiun berikutnya. Ketiganya panik. Da Jung yang panik bertanya apa yang harus dilakukan karena mereka tak boleh terlambat datang ke acara. Yool mengomeli Da Jung, "ini semua salahmu. Kau yang menaggung konsekuensinya kalau kita terlambat menyaksikan pertunjukannya."
"Apa?" Da Jung tak terima disalahkan. In Ho berbisik mengingatkan tidak penting siapa yang salah disini.
Di acara pertunjukan, tiba saatnya bagi kelompok Man Se yang akan tampil. Na Ra yang heran bertanya pada oppa-nya kenapa ayahnya lama sekali, apa mereka tak jadi datang.
Woo Ri: "Apa kau pikir ayah akan benar-benar datang? Ayah tak akan datang. Ayah bukan orang yang mau datang ke acara seperti ini."
Man Se melihat dari balik panggung ayahnya dan Da Jung belum juga datang. "Dimana ayah dan ahjumma?"
Guru Man Se menyuruh Man Se untuk siap-siap karena sebentar lagi akan tampil. Man Se pun naik ke panggung bersama teman-teman sekelasnya. Ahjumma dan Woo Ri celingukan menanti mereka yang tak kunjung datang. Man Se melihat kursi yang disiapkan untuk ayahnya dan Da Jung masih kosong. Ia mengingat ucapan Da Jung yang mengatakan kalau ayah Man Se pasti akan datang bahkan Da Jung sendiri pun berjanji akan datang ke acara festival itu.
"Pembohong." Man Se menunduk sedih. Musik mengalun tapi Man Se diam saja tak segera menari, ia malah menangis. "Ayah dan ahjumma berbohong padaku." Man Se menagis tanpa suara, hanya air matanya yang terus mengalir. Woo Ri dan Na Ra khawatir melihat adiknya seperti itu. Dan tepat saat itu, PM Yool dan Da Jung sampai disana. PM akan duduk di kursi milik orang tua lain, tapi Da Jung menariknya, eh salah tempat disana. Keduanya pun segera ke kursi yang sudah disiapkan dimana ada ahjumma, Woo Ri dan Na Ra. Man Se melihat ayahnya dan Da Jung baru saja datang. Para orang tua yang hadir disana terkejut melihat kedatangan perdana menteri di acara itu. Woo Ri dan Na Ra tak menyangka kalau ayah mereka benar-benar datang. In Ho berdiri menunggu tak jauh dari sana.
Yool dan Da Jung yang sudah duduk tersenyum melihat Man Se berdiri di atas panggung. Man Se berdiam diri menatap ayahnya dan Da Jung. Da Jung melambaikan tangannya pada Man Se. Yool memberi kode pada Man Se untuk segera menari jangan diam saja. Man Se tersenyum, ia mengusap air matanya dan segera mengikuti gerakan yang sama seperti teman-temannya. Yool tersenyum melihat penampilan putra bungsunya di panggung. Da Jung menoleh ke belakang dimana ahjumma, Woo Ri dan Na Ra duduk. Ahjumma tersenyum pada Da Jung, ia sepertinya senang karena Da Jung sudah menepati janji akan datang bersama PM.
Da Jung senang karena Woo Ri dan Na Ra datang padahal sebelumnya mengatakan tidak mau datang. Woo Ri cuek saja. Na Ra bilang kalau ia datang bukan karena menginginkan hadiah natal, tapi untuk Man Se. Da Jung tersenyum mendengarnya. Da Jung memandang Yool yang terus memperhatikan penampilan Man Se di panggung. Yool tersenyum bahagia. Acara pun usai, ada ibu-ibu yang ngajak foto berang perdana menteri dan berjabat tangan. Mereka senang bisa melihat perdana menteri mereka secara langsung. Yool pun membolehkannya hehehe.
"Ayah!" panggil Man Se tersenyum senang. Ia berlari ke arah ayahnya. Melihat anak itu berlari ke arahnya Yool jongkok membuka tangan dan menyambut Man Se ke dalam pelukannya. Ia memeluk putranya erat. Kedanya tersenyum. Yool bahagia karena bisa memeluk putranya. Da Jung yang melihat pemandangan ini tak kuasa menahan air mata bahagianya.
Seo Hye Joo yang berada di lingkungan kampus menerima telepon dari perdana menteri. Ia mengatakan kalau malam natal ini ia sedang bertemu dengan teman-teman lamanya. "Kelihatannya anda sibuk sekali, aku tadi tak sempat mengucapkan selamat natal sebelum anda pergi. Maafkan aku. Ya perdana mentri, aku harap anda juga menikmati malam natal anda." (padahal Hye Joo sekarang sendirian ya, tapi siapa tahu dia disini beneran ketemu temen lamanya)
Tanpa Hye Joo ketahui ternyata Menteri Park Joon Ki juga berada ditempat yang sama. Keduanya sama-sama tak menyadari satu sama lain. Park Joon Ki masuk ke sebuah ruangan grup belajar politik korea. Ia tersenyum masuk ke ruangan itu. Joon Ki duduk di tempat dimana ia dulu belajar bersama rekan-rekannya. Disana tampak beberapa buku yang tertumpuk di meja. Ia melihat di sampingnya ada gitar. Ia pun memainkan gitar itu dan kenangan akan masa lalunya pun kembali tebayang.
Flashback
Seorang gadis muda masuk ke ruangan dimana ada seorang pemuda yang memainkan gitar disana. Gadis itu bertanya apa ada seseorang yang bernama Kwon Yool disini. Pemuda itu mengatakan kalau Kwon Yool sedang tak ada disini. "Hei anak kecil, siapa kau? Kenapa mencari Yool?" tanya pemuda itu. "Aku Seo Hye Joo. Sunbae-nim kau sendiri siapa?" tanya gadis itu yang ternyata Hye Joo ketika muda. Pemuda itu terkejut dipanggil sunbae oleh Hye Joo. "Dari wajahmu kelihatannya kau masih SMP, kenapa aku bisa jadi sunbae-nim mu?" Dengan lantang dan penuh percaya diri Hye Joo mengatakan ia yakin kalau dirinya akan diterima di universitas ini. Maka dari itu ia menyebut pemuda itu dengan sebutan sunbae. Pemuda itu pun mengenalkan namanya, "Aku Park Joon Ki senang bertemu denganmu, hoobae." Keduanya pun berjabat tangan dan tersenyum.
Flashback end
Joon Ki berjalan di sekeliling tempat itu sendirian mengenang masa lalu. Ia terkejut melihat Hye Joo ternyata juga ada disana. Hye Joo pun juga sama tekejutnya, ia tak menyangka kalau ia akan bertemu dengan seniornya disini di malam natal ini. "Bagaimana anda tahu aku disini?" tanya Hye Joo heran. Joon Ki diam dan bersamaan itu turunlah salju yang menambah indahnya malam natal ini. Hye Joo tersenyum melihat salju yang turun, "Mereka bilang akan ada hujan salju malam ini." Ucapnya.
"Aku tahu." Sahut Joon Ki. "Ini adalah hadiah yang tak terduga."
Keduanya saling memandangan dengan jarak berdiri yang tak cukup dekat sambil dikelilingi hujan salju. (alamak entah kenapa nih adegan kok romantis ya)
Mereka sampai di rumah, Man Se melihat ada kado natal untuknya, ia segera membukanya dan itu adalah boneka katak yang lucu, Man Se senang sekali dengan hadiah natalnya. Na Ra tersenyum mendapatkan hadiah natal, senyumnya semakin lebar tatkala ia tahu apa yang menjadi hadiah natalnya. CD album dari idol kesayangannya, Yuri hehehehe. Para pengawal pun mendapatkan hadiah natal yang sama. Masing-masing dari mereka mendapatkan dasi merah yang cantik. Mereka pun langsung memakainya. Bukan hanya pengawal, supir Shim juga mendapatkan dasi merah itu. Ahjumma juga mendapatkan hadiah natal, ia mendapatkan celemek pink yang sangat cantik. Ia senang sekali mendapatkannya. Woo Ri melihat ada kotak hadiah di meja kamarnya. Ia membuka itu dan ada selempang gitar yang bagus untuknya sebagai hadiah natal. Malam ini para pengawal dan penjaga memakai dasi merah hadiah natal mereka. Hihi keren Mereka tersenyum senang karena ikut kecipratan hadiah natal meskipun hanya sebuah dasi. Kang In Ho juga mendapatkan hadiah natal. Ada Kartu ucapan dari Da Jung. Hari itu pasti akan datang saat kau bisa bermain catur bersama kakakmu, aku yakin. Aku berharap, malaikat penjagaku akan mendapatkan keajaiban natal. Selamat natal. In Ho tersenyum mendapatkan kado natal dari Da Jung berupa catur dan ucapan selamat natal. Ya ya ya semua hadiah itu Da Jung yang menyiapkannya. Da Jung dan PM ada di kamar menikmati minuman hangat mereka. Yool memuji kalau Da Jung sudah bekerja keras menyiapkan hadiah natal untuk semua orang. Da Jung berkata kalau Yool juga menyiapkan setengahnya dari apa yang ia lakukan. "Anda menjahit bonekanya, kan?"
Yool heran, "Kenapa hanya aku yang tidak dapat hadiahnya?" (hahaha ngarep nih ye)
Da Jung juga pengen hadiah natal, "Kalau begitu apa ada hadiah untuku? Apa anda menyiapkan sesuatu?"
Yool tertawa, benar juga. Karena Yool sendiri sepertinya tak menyiapkan hadiah apapun untuk Da Jung. Da Jung tiba-tiba menunjukan sebuah buku pada Yool. Yool heran apa buku ini hadiah yang Da Jung siapkan untuknya, Hikayat 1001 malam (Arabian Nights) Yool ingat kalau buku itu berasal dari ruang kerjanya. Bagaimana ini bisa jadi hadiah?
Da Jung: "Hadiah dariku adalah aku akan membacakannya untuk anda."
Yool: "Apa?"
Da Jung: "Perdana menteri, anda menderita insomnia kan? Aku menyadarinya saat anda bekerja sepanjang malam, tanpa tidur. Karena kita sekarang sudah menggunakan kamar yang sama, supaya anda tak mendengar dengkuranku anda harus tidur lebih dulu. Jadi mulai sekarang, aku akan membacakan buku ini untuk anda."
Da Jung segera duduk ke tempat tidur. Yool berkata kalau ia tak ingin menerima hadiah dari Da Jung. Da Jung berkata apa Yool tega mengabaikan kerja kerasnya ini. "Cepat sini!" perintah Da Jung meminta Yool duduk di sebelahnya. Yool diam saja. Da Jung memaksa, "Aku bilang cepat kesini!" Yool pun tak menolak dan duduk di sebelah Da Jung di tempat tidur yang sama.
Sebelum mulai bercerita Da Jung ingin tahu kenapa Yool mengalami kesulitan tidur. Yool bilang kalau itu bukan urusan Da Jung, kalau Da Jung bertanya begitu mending tak usah membacakan cerita. Da Jung pun mengerti ia tak akan bertanya lagi. Da Jung pun mulai bercerita, menceritakan Hikayat 1001 Malam.
Pada suatu hari seorang Sultan bernama Syahriar hidup di negeri Persia. Sang Sultan terkejut saat menyadari istrinya tak setia padanya. Setiap malam, dia mencari wanita demi mendapatkan pendamping, sekaligus melupakan luka di hatinya. Lalu dia selalu membunuh mereka keesokan harinya. Sampai suatu ketika, seorang putri penasehat cerdas, Scherazade mengatakan, ayah bolehkah aku menjadi istri sang sultan .. Yool yang tiduran sambil memejamkan mata bertanya lalu apa yang terjadi selanjutanya. Da Jung diam saja. Yool tanya lagi kenapa Da Jung tak membacakannya lagi. Yool membuka mata dan melihat Da Jung tertidur sambil memegang buku dengan kepala miring sana miring sini. Yool tertawa melihatnya dan mengambil buku itu. Ia membaca sendiri kelanjutan kisah itu. Ia membacanya dalam hati.
Ketika aku tak bisa menyingkirkan kebencian dan ketidakbahagiaanku, dan kemarahanku yang tidak bisa dihentikan dengan kezaliman. Dia adalah orang yang menyelamatkanku. Seseorang yang datang padaku ketika aku tak bisa tidur..... Pluk kepala Da Jung tiba-tiba tersandar ke bahu Yool. Yool terkejut dalam diamnya.
Yool menoleh ke samping untuk menatap Da Jung, "Scheherazade-ku."
Awal episode 7 dimulai dengan suara da jung yang terdengar sedang menceriitakan tentang hikayat 1001 malam, saat Da jung bercerita, cerita itu seakan terlihat sama persis akan kisah ia dan PM, tapi melalui persepsi Da jung. Pada suatu hari di Persia, hiduplah seorang sultan bernama Shahryar. Setelah terkejut dengan ratunya yang berhianat, setiap hari sultan mempersunting istri baru untuk melupakan kesedihannya dan membunuhnya keesokan harinya. Tapi suatu hari Scheherazade anak penasihat kerajaan berkata "ayah ijinkan aku untuk menjadi istri sultan"
Yool meminta Da jung untuk melanjutkan ceritanya tapi ternyata Da jung sudah tertidur, Yool tersenyum melihat Da jung lalu ia mulai melanjutkan cerita itu sendiri, suara Yool terdengar. Tidak ada kebencian yang menghapus kemalangan, tidak ada yang bisa menghentikan kemarahan maka dari itu, kau adalah penyelamatku, kau datang padaku yang tidak bisa tidur
Da jung yang tertidur secara tidak sengaja menjatuhkan kepalanya ke bahu Yool, Yool yang sedang membaca menoleh ke arah Da jung menatapnya dan bergumam Scheherazadeku. Yool mencoba membantu Da jung agar mendapatkan posisi tidur yang nyaman tapi ketika Yool ingin membantu Da jung, Da jung terbangun dan salah sangka pada Yool, Da jung berfkir kalau Yool akan berbuat yang tidak tidak padanya. Yool membela diri ia bilang kalau ia hanya ingin membantu Da jung, dan lagi Da jungkan bilangnya ingin membacakan cerita untuknya sampai ia tertidur tapi apa ini, Da jung malah yag tertidur duluan hehehheh. Da jung tidak perduli ia bilang kalau Yool berpura-pura lembut padahal Yool itu SERIGALA. Yool kaget ia menyuruh Da jung mengulang apa yang dikatakan Da jung tadi. Da jung lalu bilang lagi SERIGALA, lalu Da jung mengaung seperti seekor serigala. Yool yang melihat itu kesal ia lalu memperingati Da jung untuk tidak mendekatinya.
Yool pergi keruang rahasia, saat ia tiba disana ia terngiang pada perkataan Da jung tapi perdana mentri, mengapa kau tidak bisa tidur? Yool mendesah berat lalu pergi dari sana, dan saat itu terlihat di dekat piano ada sebuah foto seorang wanita.
Pagi harinya Yool mencari-cari Da jung tapi bagaimanapun Yool memanggil dan mencari Da jung, Da jung tidak terlihat dimanapun. Yool kemudian tanpa sengaja melihat buku 1001 malam miliknya, Yool menatap lama kearah buku itu.
Da jung kaget ketika mendapati Yool berada dikamar, kagetnya bukan karna ia bingung mengapa Yool berada disitu tapi ia kaget karna ia baru saja selesai mandi dan rambutnya masih basah lalu langsung melihat Yool. Yool menoleh kearah Da jung dan juga ikut kaget, Yool lalu memalingkan wajahnya dari Da jung. Sambil masih memalingkan wajahnya Yool bilang ke Da jung mengapa Da jung menggunakan kamar mandinya, mulai sekrang Da jung harus menggunakan kamar mandi yang lainnya.
Da jung lalu bilang lagi kalau kamar mandi lainnya digunakan oleh anak anak jadi . Yool lalu memotong ia bilang kalau itu kamar mandi miliknya jadi Da jung tidak boleh menggunakannya. Yool lalu memberikan Da jung waktu 5 menit untuk bersiap-siap karna mereka harus menghadiri konferensi parlemen.
Mentri Park akan menemui para mentri, mentri Park lalu tanya pada sek Bae kalau kantor perdana mentri tidak menyadarinya kan? Sek. Bae bilang tentu saja. Saat mentri Park akan masuk ke suatu tempat tiba-tiba salju turun dengan lebatnya, mentri Park mendongakkan kepalanya keatas, kembali teringat pertemuannya dengan Hye Joo.
Mentri Park bilang sesuatu yag bagus dari pernikahan Yool adalah untuk menyadarkan dan membuat Hye joo mengerti, ia lebih memilih Hye joo sedih dan menyendiri dari pada melihat Hye joo terus menerus mengejar Yool seperti anak anjing. Hye joo bilang kalau mentri Park tidak usah memilih untuk bertengkar padanya hari ini, karna ini adalah hari natal. Mentri Park tersenyum, ia bilang apa natal begitu penting, Hye joo kan sudah tua. Hye joo yang mendengar hal itu hanya melirik penuh senyum pada Joon ki, begitu juga dengan Joon ki ia melirik Hye joo penuh senyuman tulus seakan-akan bahwa mereka sebelum ini tidak pernah berselisih paham. Joon ki lalu menarik batang kayu yang ada diatas mereka, sehingga salju yang ada disana berjatuhan kearah Hye joo. Hye joo berteriak dingin lalu membersihkan bajunya, Joon ki yang melihat hal itu menatap Hye joo dengan lembut lalu membantunya memersihkan baju Hye joo. Joon ki bilang "Hye joo, tidak apa-apa jika kau bersumpah padaku atau mengabaikanku tapi jangan membenciku apapun yang terjadi"
Di mobilnya in ho tersenyum melihat kado yang ada di sampingnya.
Yool sedang bersiap-siap untuk pergi ke rapat parlemen tapi ketika ia melihat semua yang ada dikamarnya itu bertebaran dimana-mana, ia terlihat kesal pada Da jung karna semua yang bertebaran dikamarnya adalah barang-barang Da jung. Yool bingung pintu kamarnya tidak bisa dibuka, Yool terus mencoba membuka pintu kamarnya tapi tetap tidak bisa, dan ternyata dari arah berlawanan ada Da jung yang sedang menahan pintu, sebelumnya Da jung mendapatkan telpon dari In ho yang bilang untuk menahan atau menjaga Yool sekitar 30 menit, karna ini adalah hal yang sangat penting.
Di mobilnya In ho masih berhubungan dengan Hye joo, In ho bilang kalau ia sudah meminta Da jung untuk menjaga PM Yool selama 30 menit. In ho lalu tanya bagaimana situasi sekarang, Hye joo yang ada di kantor terlihat sibuk menjelaskan semuanya pada In ho, tidak hanya Hye joo tapi semua staf yang ada dikantor terlihat sibuk, Hye joo melaporkan bahwa mentri pendidikan, kesehatan dan kesejateraan, luar negri, pertahanan nasional, dan keadilan semuanya tidak hadir. In ho yang ada di seberang sana menyahut kalau tanpa para anggota mentri tersebut, pertemuan cabinet mereka tidak akan bisa dilaksanakan. Hye joo menyahut ia bilang kalau ini adalah maksud dari mentri Park joon ki, ia ingin melakukan hal yang tidak pernah terjadi di pertemuan cabinet untuk mempermalukan PM Yool. In ho lalu melanjutkan kalau mentri pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan mempunyai masalah sebelumnya dengan mentri Park tentang anggaran jadi ia rasa mereka bisa membuat mereka berdua datang. Hye joo menyahut ia bilang lakukan semua yang mereka bisa, sebelum PM Yool tau.
Yool terus berusaha membuka pintu kamarnya dengan kekuatan penuh, ia terus mendorong pintu itu sehingga Da jung yang ada di balik pintu itu perlahan-lahan tidak bisa lagi menahannya, ia terdorng menjauh. Saat Yool bisa membuka pintu kamarnya, dengan wajah yang benar-benar bingung Yool berkata "Nam Da Jung sii" Da jung yang panik bingung mau berbuat apa, Da jung lalu seperti seekor kodok melompat kearah Yool memeluknya hingga mereka berdua terjatuh. Yool kaget bukan main, Yool tanya apa yang sedang dilakukan Da jung, Yool lalu berusaha untuk berdiri, saat Yool hampir berdiri Da jung lalu menarik jas belakang Yool hingga Yool kembali terjatuh, Da jung yang berada di atas Yool lalu bilang kalau ia ingin mengatakan sesuatu pada Yool. Yool lalu bilang apa yang sebenarnya Da jung lakukan, apa Da jung tidak ingin menyingkir darinya? Yool lalu berusaha untuk berdiri lagi tapi Da jung menekan bahu Yool sehingga Yool kembali terjatuh, Da jung lalu berteriak lagi kalau ia memang benar-benar ingin mengatakan sesuatu pada Yool. Saat Yool dan Da jung sedang bergulat dilantai, tiba tiba ahjumma penjaga anak datang, ahjumma kaget melihat posisi Yool yang ada di bawah dan Da jung yang ada di atas, ia sampai-sampai membuka mulutnya dengan lebar, setelah itu ahjumma langsung menutup dengan keras pintu kamar Yool lalu mengelus elus dada nya, hahahahahha.
Belum sempat ahjumma menenangkan jantungnya, Man se datang ia ingin masuk menemui ahjumma Da jung. Ahjumma penjaga anak yang melihat hal itu segera melarang Man se, ahjumma bilang kalau ia yang akan mengantarkan Man se kesekolah tapi Man se tidak mau, ia hanya ingin di antar oleh ahjumma Da jung, Man se ingin menerobos tapi lalu secepat kilat ahjumma menarik Man se kepelukannya lalu mendorongnya menjauh dari tempat itu.
Yool melepaskan diri dari Da jung, Yool bilang kalau ia akan pergi sekarang, ia terburu-buru tapi untuk perilaku gila Da jung ini, ia akan segera menegur Da jung setelah ia pulang nanti. Da jung berusaha memblokir pintu kamar mereka, ia bilang kalau Yool tidak bisa pergi seakarang karna ketua kang bilang Da jung terdiam ia tau ia keceplosan berbicara sedangkan Yool melotot pada Da jung, ia tanya apa yang sebenarnya Da jung bicarakan.
Para reporter segera mengerumuni Yool ketika ia baru tiba di kantor, reporter mencecar Yool dengan banyak peranyaan. Saat tiba di dalam kantor Yool langsung menuju ruang rapat cabinet tapi In ho dan Hye joo berusaha menghalanginya karna di depan ruangan itu sudah ada banyak reporter jika Yool segera kesana maka akan ada masalah. Yool tidak mendengarkan perkataan In ho dan Hye joo ia terus berjalan kearah ruang rapat cabinet dan begitu ia membuka ruangan itu, yang terlihat hanya ada 2 mentri.
Dirumah Da jung sedang membuat makanan untuk anak-anak, Da jung lalu kembali memikirkan kenapa In ho memintanya melakukan hal itu, ia teringat apa yang sudah ia lakukan pada Yool itu begitu memalukan, pasti Yool sangat marah. Da jung mengantarkan makanan pada Na Ra, Da jung yang melihat Na Ra sibuk bermain dengan laptopnya menegur Na Ra kalau Na Ra tidak boleh terus bermain dengan laptopnya. Na Ra bilang kalau ia tidak melakukan hal itu, Da jung tidak percaya ia tau kalau Na ra bohong, tapi ketika Da jung memeriksa apa yang Na ra mainkan, Da jung malu karna memang benar Na ra sedang belajar.
Da jung kemudian ke kamar Man se, ia memberikan cemilan makanan pada Man se, sandwich. Man se yang saat itu sedang memegang boneka katak bilang kalau ia begitu menyukai kataknya, tapi kemudian ia bilang sambil memegang tangan kodoknya "tapi mengapa disini tidak ada apa-apa" heheheheh Man se minta satu sandwich lagi. Da jung kekamar Woo Ri, Da jung bilang seberapapun ia membersihkan kamar Woo Ri tetap saja kamar itu kotor berantakan, saat Da jung membersihkan kamar Woo ri, ia menemukan sebuah kunci.
Mentri Park bersama 2 orang mentri, salah satu mentri bilang kalau PM Yool akan menyesal setelah melihat kejadian ini. Satunya lagi malah terlihat khawatir, apa hal ini tidak akan berpengaruh pada mereka nantinya, mendengar hal itu mentri Park mencoba menenangkan kalau hal ini tidak akan berpengaruh pada mereka semua, ini akan cepat berlalu, setelah itu 2 mentri itu pergi.
Plakkkkk joon ki langsung mendapatkan tamparan keras dipipinya dari Hye joo begitu 2 mentri itu pergi. Hye joo lalu ingin menampar Joon ki lagi tapi Joon ki menahannya, ia bilang kalau sebaiknya Yool sendiri yang datang padanya bukan malah Hye joo. Hye joo tidak mengubris perkataan Joon ki, Hye joo malah bilang kalau Joon ki pernah mengatakan untuk tidak membeci Joon ki kan, maka ia tidak akan membenci Joon ki, tapi ia akan menganggap Joon ki menyedihkan.
Saat pulang kerumah Yool terlihat sangat lelah, lalu ia mendengar suara piano, Yool kaget ia mencari cari sumber suara itu. Na Ra menghentikan permainan piano Da jung, ia bilang kalau nyanyian yang dimainkan oleh Da jung itu sudah biasa, membosankan. Da jung berdecak ia bilang kalau Na Ra sudah meremehkannya, Da jung kembali memainkan tut tuts pianonya, ia memainkan lagu lainnya. Yool seperti terhipnotis, ia berjalan terus dan terus mengikuti darimana asal suara piano itu terdengar dan saat ia membuka ruang rahasia, ia terpaku melihat siapa yang memainkan piano itu, wanita itu tersenyum lembut padanya, dan tanpa Yool sadari bibirnya juga tersenyum merespon senyuman yang diberikan wanita itu. Yool memejamkan mata, meresapi apa yang hatinya sedang rasakan saat Yool kembali membuka matanya secara perlahan Yool kembali terpaku tapi kali ini bukan karna senyuman wanita itu melainkan wanita yang tersenyum padanya tadi sudah berubah menjadi seseorang yang lain Da jung.
Da jung kaget dengan sikap Yool yang hanya diam seperti menahan sedih, padahal ia sudah bilang kalau ia kesini karna pintunya tadi terbuka dan ia penasaran.
Da jung dibertahu oleh ahjumma penjaga anak mengapa selama ini ia tidak memperbolehkan Da jung untuk pergi keruang rahasia. Da jung yang mendengar hal itu kaget karna ternyata di ruangan itu ada sebuah piano milik almarhum istri Yool dulu. Ahjumma ngomel pada Da jung karna Da jung tidak pernah mendengarkan omongan orang lain. Da jung lalu mendapat telepon dari ayahnya, ayahnya tanya apa menantu Kwon baik baik saja. Da jung yang mendapat pertanyaan seperti itu bingung, ia bilang kalau Yool tentu saja baik-baik. Ayah Da jung bilang bagaimana ini bisa baik baik saja, beritanya sudah muncul di berbagai stasiun tv. Da jung yang mendengar hal itu kaget, ia segera search google dan iya memang berita tentang rapat cabinet yang dibatalkan sudah jadi hot topic.
Yool sedang merenung dikantornya saat Da jung masuk. Da jung membawakan minuman manis untuk Yool, Yool menatap Da jung ia lalu bilang apa Da jung membuatkan minuman ini untuknya. Da jung mengangguk, ia lalu permisi untuk keluar.
Sementara itu jam sudah menunjukkan angka 03.00 tapi Yool ia masih terus merenung, minuman yang disediakan oleh Da jung sama sekali tidak disentuhnya, ia masih teringat ketika ia melihat Da jung tapi kemudian berubah menjadi bayangan mantan istrinya. Yool tampak frustasi ia lalu mengambil obatnya, Yool meminumnya langsung 2 tablet.
Sementara Da jung, pagi harinya ia dikagetkan dengan Yool yang tidak ada disampingnya tidur, Da jung beranggapan apa Yool tidak tidur semalam. Da jung pergi ke ruang kantor Yool, ia mengetuk pintu ruang kerja Yool tapi seberapa lamapun Da jung megetuk dari dalam tidak terdengar tanda-tanda untuk dibuka. Da jung terlihat khawatir, ia lalu membuka pintu itu sendiri dan betapa kagetnya Da jung ketika ia melihat Yool yang terkapar dikursi, tangan Yool yang mengantung seperti tdak bernyawa dan botol obat yang berhamburan dilantai. Da jung yang melihat hal itu segera berhamburan masuk.
Da jung shock melihat Yool yang terkapar tak berdaya, Da jung mendekati Yool memanggil-manggil Yool tapi Yool tetap diam tak bergerak. Melihat hal itu Da jung terlihat tambah panik, ia lalu memukul-mukul pipi Yool tapi tetap Yool tidak bergerak seperti tidak bernyawa. Da jung hampir saja berteriak histeris, Da jung kemudian memukul pipi Yool lebih kencang sambil histeris memanggil-manggil Yool, Da jung terus memukul pipi Yool, tapi lalu tangan Yool tiba-tiba menghalangi tangan Da jung yang akan memukul pipinya, sambil masih memejamkan mata Yool bilang ke Da jung, sampai kapan Da jung akan terus memukul pipinya. Mendengar hal itu Da jung tampak lega, Da jung hampir saja seperti ingin menangis, Yool yang sadar tanya sudah jam berapa ini. Yool telat untuk pergi kerja, ia menelepon In ho untuk menunggunya, ia akan keluar 5 menit lagi. Yool kemudian memegang pipi yang dipukul Da jung, Da jung yang ada disamping Yool tanya apa Yool baik baik saja. Yool bilang apa ia terlihat baik- baik saja, ia pikir wajahnya akan rusak karna dipukuli Da jung. Sebenarnya apa yang Da jung pikirkan sehingga memukulnya begitu keras. Da jung bilang kalau ia khawatir, ketika ia membangunkan Yool dan memanggilnya, Yool tetap tidak bangun, apalagi melihat obat-obatan itu bertebaran. Da jung lalu sedikit berteriak, itulah sebabnya ia tidak ingin Yool meminum obat tidur itu, padahal ia sudah bilang kalau ia akan membacakan buku untuk Yool. Yool yang mendengar hal itu lalu bilang apa Da jung pikir ia akan bunuh diri dengan obat tidur itu, Yool lalu akan pergi tapi Da jung menahannya. Da jung mengaku kalau kemarin ia sudah salah, ia masuk ruangan piano itu tanpa ijin. Yool yang mendenngar hal itu menatap Da jung Yool lalu bilang lalu apa lagi? Da jung dengan sedikit malu bilang ia juga salah karna bermain piano tanpa seijin Yool, "lalu apa lagi?"sahut Yool masih menatap Da jung, Da jung hanya tersenyum ia bilang kalau ia tidak yakin, apa lagi kesalahannya. Yool baru saja akan menyebutkan kesalahan yang Da jung tidak ketahui tapi ketika ia akan mengatakannya Da jung bilang kalau ia tau sekarang, kesalahannya adalah tadi pagi ia sudah memukul Yool. Mendengar hal itu Yool tersenyum, ia bilang kalau ia sebaiknya melupakan hal itu, dan lagi kalau Da jung sudah merasa membuat kesalahan sekarang Da jung harus intropeksi. Setelah mengatakan hal itu Yool pergi sedangkan Da jung ia malah tampak bingung karna Yool tidak begitu marah seperti apa yang ada dalam pemikirannya, Da jung juga bingung apa yang dimaksud Yool tadi adalah kesalahan yang lain?. Di perjalanan ke kantor Yool kembali berfikir ia bergumam pada dirinya sendiri, kesalahan besar yang dilakukan Nam Da Jung adalah mengingatkanku dengan orang itu, dia membuatku memikirkan istriku.
Dan sepertinya Da jung yang sedang galau karna sikap Yool pagi tadi, meminta nasehat pada kedua temannya, boss Go dan Hee Chul. Boss Goo bilang kalau Da jung harus membantu suaminya, seperti membuat sebuah artikel agar citra Yool makin bagus dan tentu saja hal itu juga akan menguntungkan bagi Scandal News. Da jung yang mendengar hal itu bilang kalau suaminya tidak akan mau membuat hal (artikel) seperti itu, jika pun ia berani mengatakannya pada Yool maka ia akan dibunuh oleh Yool. Boos Go yang tau kalau rencananya tak akan berhasil, akhirnya pergi dari sana, ia bilang kalau ia tidak akan melepaskan Da jung dan PM Yool, mereka berdua akan mati di tangannya setelah mengatakan hal itu boss Go benar-benar pergi. Da jung tampak kembali memikirkan saran dari boss Go dan Hee Chul, tentang membantu suaminya, Yool.
Hye Joo menyarankan agar Yool tidak mengurusi dulu tentang masalah pelabuhan Guk jak Ma karna jika Yool melakukan hal itu maka masalah akan semakin runyam, Yool akan semakin terpojok, mendengar opini dari Hye joo, In Ho berpendapat lain ia berfikir kalau PM Yool melakukan seperti apa yang dikatakan Hye Joo maka itu tidak terlihat seperti style Yool dalam memecahkan masalah, selama ini Yool selalu memecahkan masalah dengan prinsip dan keyakinan. Hye Joo yang mendengar hal itu gemas melihat In ho, ia mencoba memperingati In ho kalau Yool melakukan hal itu maka posisi Yool akan semakin sulit. Yool yang sedari tadi hanya mendnegarkan akhirnya angkat bicara, ia bilang kalau ia sudah cukup mendengar opini dari keduanya, selebihnya ia akan memutuskannya sendiri, ia akan mengambil keputusan ini secara hati- hati.
Di luar Hye joo kembali berdebat dengan In ho, Hye joo bilang kenapa In ho mendorong Yool terus maju seperti itu. In ho tersenyum ia bilang kalau Hye joo bersikap seperti ia sudah mengetahui semuanya tentang Yool, Hye joo begitu percaya diri. In ho lalu mengemukakan pendapatnya ia bilang kalau selama ini Yool selalu mematuhi pinsipnya sendiri, ia juga belum pernah melihat keputusan yang diambil Yool itu salah. Hye joo yang mendengar hal itu tampak bingung, ia tanya apa maksud In ho sebenarnya. In ho kembali tersenyum ia bilang kalau ia hanya penasaran dengan keputusan Yool kali ini, ia lebih tertarik mendengarkan keputusan Yool yang sebagai manusia biasa dari pada keputusan Yool sebagai Perdana Mentri.
Yool tampak berfikir dengan apa yang dikatakan In ho di kantor tadi kalau apa yang disarankan oleh Hye joo bukanlah style Yool dalam menghadapi masalah, biasanya Yool akan memegang prinsip dan keyakinannya dalam memecahkan masalah. Yool juga tampak memikirkan perkataan Hye joo yang jika ia terus mempermasalahkan pelabuhan Guk Jak Ma maka hal ini akan memberatkan karir politik Yool. Yool terus mengingat semua hal yang terjadi, saat ikan yang ada di sungai semua mati, saat para reporter mengetahui kalau rapat dibatalkn karna semua mentri tidak hadir. Yool kemudian teringat perkataan Da jung yang mengatakan bahwa "tolonglah menjadi PM untuk mendukung orang-orang seperti ku, seseorang yang tidak akan pernah memihak orang-orang yang kuat dan mengabaikan orang-orang yang lemah, berjanjilah padaku bahwa kau akan menjadi perdana mentri yang seperti itu."
Da jung kemudian menghampiri Yool, ia bilang kalau ia mencari Yool diluar, karna ia tau pasti ia bisa menemukan Yool disini. Yool mengatakan kalau sekarang ia sedang banyak pikiran, Da jung tanya apa Yool sudah bisa memecahkannya, Yool menjawab kalau ia belum tau. Da jung meminta Yool untuk melupakan kejadian yang kemarin, Yool harus maju kedepan, Yool yang mendengar hal itu merenung ia bilang kalau hal itu tidak mudah, sejujurnya ia tidak tau keputusan apa yang tepat. "Aku tidak tau banyak tentang masalah politik dan juga aku tidak terlalu tau keputusan apa yang akan kau buat tapi satu hal yang aku tau, kau bilang kau akan menjadi PM yang akan selalu melindungi rakyatnya, aku yakin kau akan tetap memegang janjimu karna PM yang kukenal adalah PM yang seperti itu." Yool tersenyum "menarik sekali. Nam Da Jung kau memang mempunyai kemampuan untuk membuat masalah sulit menjadi sederhana." Da jung yang dibilang seperti itu langsung merasa melayang, ia bilang kalau ia memang mempunyai kemampuan itu. Yool tersenyum kemudian melanjutkan PM yang selalu melindungi rakyatnya, apa kau hanya mengingatkanku, dengan apa yang aku inginkan sesungguhnya? Da jung bilang kalau memang maksudnya seperti itu, Da jung melanjutkan ia sebagai rakyat akan menghibur PM, ia akan mentraktir Yool minum. Yool mengatakan kalau hal itu tidak perlu, Da jung memukul lengan Yool ia bilang kalau Yool tidak perlu berfikir lagi, ia akan langsung mengajak Yool. Yool yang melihat tangan Da jung, melirik kearah Da jung, Da jung melepaskan tangannya di lengan Yool dan bilang "sorry" itu sudah jadi kebiasaannya.
In ho sepertinya mencari Da jung kerumah tapi In ho diberitahu oleh ahjumma kalau Da jung sedang pergi bersama PM, ahjumma memuji Da jung karna PM sangat beruntung memiliki istri seperti Da jung, yang pada saat Yool susah Da jung selalu menemani Yool. In ho yang mendengar hal itu terlihat mungkin aneh ketika mendengar hal itu, ahjumma lalu bilang kalau ia akan meletakkan surat yang diberikan In ho di kantor Yool. Saat akan pergi dari rumah tanpa sengaja In ho berpapasan dengan Woo Ri sehingga mereka bertabrakan. Handphone Woo Rii jatuh, In ho lalu memungutnya, ia memperhatikan hp Woo Ri dan bilang kalau hp Woo Ri antik sekali. Woo Rii yang melihat hal itu tampak tidak suka, ia langsung merampas hpnya dari In ho dan bilang kalau hal ini bukan urusan In ho lalu beranjak pergi. In ho yang mendengar hal itu hanya tersenyum, ia bilang kalau mulut Woo Ri begitu pedas. Tapi kemudian In ho seakan mengingat sesuatu, In ho kembali melihat rekaman cctv yang ia lihat kemarin, ia memperhatikan hp yang digunakan Woo Ri pada saat di rekaman dan saat ia berpapasan tadi. In ho melihat perbedaan saat di rekaman cctv hape Woo Ri adalah smartphone dan yang tadi adalah..... jangan jangan.... Woo Ri? Seru In ho.
Yool, Da Jung makan bersama dan disana juga ada para pengawal yang sepertinya di traktir oleh Da jung. Da jung terihat begitu lahap saat makan apalagi ketika meminum soju, ia bilang kalau melakukan hal seperti ini begitu menyenangkan. Yool yang melihat Da jung seperti itu bilang kalau hal ini memang disengaja Da jung, yang terlihat senang bukan dia tapi Da jung. Da jung tersenyum ia bilang kaau hal ini seperti satu kali berbuat tapi 2 hal tercapai maksudnya Yool senang dan ia pun ikut senang. Da jung lalu bilang lagi kalau keluar seperti ini membuat stress-nya hilang, ia merasa sudah keluar dari sekapan. Mendengar hal itu Yool berhenti makan ia hanya menatap Da jung, Yool lalu bilang apa Da jung selama ini merasa seperti disekap?. Da jung tersenyum sejujurnya ia merasa bosan berada dirumah terus, ia merasa seperti disekap, padahal dia itu orang yang suka jalan-jalan. Mendengar hal itu Yool kembali menatap Da jung penuh arti dan bilang kalau selama ini Da jung sudah berbuat banyak untuknya, hadiah natal, pertunjukan Man Se dan sekarang sudah mentraktirnya makan dan minum jadi apa yang bisa ia lakukan untuk Da jung. Da jung yang mendengar hal itu langsung gembira, ia bilang tolong bebaskan ia dari jurnal harian, Yool yang mendengar hal itu kaget tidak menyangka permintaan Da jung. Da jung yang melihat reaksi Yool seperti tau kalau Yool tidak akan mengabulkan permintaannya, Da jung bilang iya, ia tau itu tidak akan terjadi. "Apa aku tidak boleh membuat nyaman suamiku saat ia terlibat dalam masalah? Seperti yang kau bilang aku adalah istri PM Yool" Yool yang menndengar hal itu shock ia teringat kata-kata itu sama dengan mendiang istrinya, "aku adalah istri gubernur Kwon Yool."
Da jung lalu memberikan Yool sosis pedas, tapi Yool menolaknya ia bilang kalau ia tidak bisa makan sosis pedas ia alergi jika ia memakan itu maka badannya akan gatal semalaman, itu saja kau tidak tau, seru Yool. Da jung tidak terlalu mengubris omongan Yool, Da jung malah mengeluh Yool tidak bisa makan semuanya, soju dan sosis pedas jadi Yool selama ini hidup seperti apa. Da jung hampir saja tersedak ketika melihat siapa yang baru masuk kerestoran tersebut, Da jung kaget melihat ada scandal news disini. Da jung memberitahu Yool agar mereka segera keluar dari sini, Da jung bilang kalau disini ada skandal news. Yool yang tidak tau apa-apa tanya mengapa mereka harus lari karna hal itu, Da jung sambil menutup seluruh tubuhnya dengan jaket bilang kalau Yool pasti tidak maukan kalau sampai besok ada artikel yang bilang "PM Yool stress lalu minum-minum karna rapat kabinet gagal" mendengar hal itu Yool tentu saja tidak mau, Da jung lalu menyuruh Yool keluar secara sembunyi-sembunyi.
Boss Go benar-benar kesal karna Da jung, ia heran kenapa Da jung tidak mau di wawancarai, Hee chul mencoba menenangkan boss nya dengan bilang kalau hal itu pasti karna situasinya makanya Da jung tidak mau. Mendengar hal itu boss Go malah bilang memang situasinya seperti apa.
Yool yang tadinya diminta Da jung untuk keluar malah berbalik pergi utuk membayar makanan, Da jung yang melihat hal itu kaget, ia lalu menghampiri Yool. Pak kasir yang tadinya tidak mengenali Yool malah jadi mengenali Yool saat Da jung datang dan memanggil Yool dengan sebutan PM. Mereka semua akhirnya ketahuan, boss Go dan Hee chul melihat mereka, para pengawal yang ikut makan yang tidak mengetahui apa-apa akhirnya ikut lari.
Yool dan Da jung berlari, di belakang mereka ada para pengawal dan para reporter skandal news. Da jung hampir tidak tahan untuk terus berlari, Yool yang melihat hal itu lalu menarik tangan Da jung untuk ikut lari bersamanya, mereka semua tampak khawatir jika para reporter skandal news menagkap mereka. Sementara para pengawal heheheh kayaknya nggak biasa lari jadinya ya gitu, ngos-ngosan minta tungguin Da jung dan Yool. Yool dan Da jung lari memasuki gang kecil sementara para pengawal berlari terus tanpa melihat dimana PM nya berada, sedangkan para reporter skandal news mengikuti Yool dan Da jung memasuki lorong. Saat boss Go dan Hee chul melewati gang kecil itu, Yool dan Da jung keluar dari persembunyiannya, mereka berlari kearah yang berlawanan. Yool dan Da Jung kembali berlari mereka masih saling mengenggam tangan satu sama lainnya. Yang berbeda kali ini adalah mereka berlari tidak dengan wajah khawatir tapi dengan wajah yang tertawa gembira, mereka berlari seakan mereka berada didunia mereka sendiri. Da jung terus berlari menatap Yool dengan tawa yang gembira, Da jung terus menatap Yool begitu juga Yool walaupun ia memang tidak menatap Da jung tapi dari wajahnya terpancar sangat jelas kalau ia sedang bahagia dan lagu ost milik Taemin mengiringi mereka berdua(bener bener deh, romantis banget pas scene ini, suka suka suka ^_^)
Masih diiringi lagu ost milik taemin scene berubah ke In ho yang memegang kado, ia terlihat gembira dengan memikirkan orang yang akan diberikannya kado ini.
Yool dan Da jung kembali kerumah, pengawal yang gendut bilang untuk tidak lari lagi tanpa mereka, Da jung yang mendengar hal itu tersenyum. Yool dan Da jung lalu melangkah masuk kedalam tapi ketika mereka akan masuk mereka malah mendengar obrolan para pengawal mereka yang bilang kalau mereka berdua terlihat manis sekali saat bersama. Yool dan Da jung yang mendengar hal itu berhenti lalu tertawa bersama.
Da jung kaget melihat Yool tertawa lebar seperti itu "oh, PM apa kau tau, wajahmu tampan ketika kau sedang tertawa, sering-sering lah tertawa aku senang sekali melihatnya", Yool yang mungkin dirinya sendiri tidak sadar kalau ia tertawa akhirnya mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan Da jung. Yool menatap Da jung lama terpesona saat Da jung tersenyum lebar, Da jung yang menyadari kalau Yool menatapnya akhirnya tanya kenapa Yool menatapnya seperti itu. Yool yang kepergok heheheh memandangi Da jung tidak mau mengaku dengan gengsinya ia bilang "siapa yang melihatmu, ayo cepat masuk dan tidur" kekekekek.
In Ho menemui Da jung, In ho memberikan sebuah kado pada Da jung, In ho bilang meskipun telat ini adalah kado natal darinya. Da jung kaget begitu melihat apa yang selama ini ia idam-idamkan menjadi hadiah dari In ho, Da jung tanya bagaimana In ho bisa tau kalau ia begitu menginginkan pena ini. In ho dengan tenang bilang kalau Da jung adalah seorang penulis jadi setidaknya Da jung harus mempunyai pena yang seperti itu, apalagi waktu itu Da jung bilang kalau mimpinya sejak kecil adalah ingin menjadi seperti Jane Austen. Da jung yang mendengar hal itu lalu bilang kalau hal itu hanya mimpi kecilnya, ia sudah lama menyerah untuk menjad penulis, apa semua orang bisa jadi penulis. Da jung lalu ingat ia bilang kalau ia akan membuat jurnal harian menggunakan ini, In ho yang tidak mengerti hanya menatap Da jung. Da jung lalu menjelaskan kalau Yool menyuruhnya membuat jurnal harian anak anak, ini begitu sulit, ia menyesalinya. In ho yang mendengar hal itu raut wajahnya berubah, sulit untuk diterka. In ho lalu bilang dengan bercandanya tapi dengan wajah yang serius kalau Da jung tidak boleh berlebih-lebihan seperti itu, apa itu memang begitu sulit. Da jung menjawab kalau ini memang sulit, pada awalnya memang terlihat mengembirakan tapi pada akhirnya Yool akan bersikap menyebalkan. In ho terdiam seperti sedang berfikir, Da jung lalu bertanya apa In ho tidak pulang, In ho bilang kalau ada satu hal lagi yang ingin ia katakan.
Da jung akan pergi tidur tapi ia melihat Yool yang masih terjaga dengan setumpuk pekerjaannya. Da jung lalu menawarkan untuk membacakan buku untuk Yool, Da jung mengatakan hal itu sambil bergerak dari tempat tidur akan menghampiri Yool, tapi Da jung yang belum selesai bicara dan belum selesai turun dari kasur disuruh berhenti oleh Yool untuk tetap berada disana, dan saat Yool menghentikan pergerakannya, posisi Da jung berdiri tepat sekali seperti orang sedang emmm apa ya mungkin melompat, karna posisi Da jung itu aneh, dengan kaki dan tangan yang ada dikasur tapi seluruh badan berada diatas, nungging, hehhehehe. Masih dengan posisi menungging Yool terus mengoceh pada Da jung bahwa cukup satu kali saja Da jung membacakan buku untuknya setelah itu Da jung malah tidur mendengkur didekatnya.
Yool masih dengan melihat Da jung nungging lalu menunjuk Da jung kalau Da jung cukup membantunya dengan tidur saja, Da jung tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ia dengan berat hati menurunkan p*n*atnya ke atas tempat tidur dan bilang mengerti pada Yool. Da jung bukannya tidur, ia malah memperhatikan Yool dari jauh yang sedang bekerja. Yool yang sedang konsen-konsennya bekerja diganggu dengan barang yang ada dikursi yang ia duduki, Da jung yang melihat hal itu kaget. Da jung berlari kocar kacir kearah Yool dan langsung merebut barang itu. Da jung berteriak marah pada Yool yang menyentuh pakaian dalam miliknya. Yool tidak terima ia bilang kalau ia tidak menyentuhnya, siapa yang menaruh pakaian dalam sembarangan. Yool lalu bilang mengapa Da jung ini begitu berantakan, mendengar hal itu Da jung tidak terima, berantakan? Yool melanjutkan kalau Da jung ini berantakan sekali, Da jung meninggalkan pakaian yang berserakan, rambut dan handuk dimana-mana dikamar ini. Da jung yang tau ia salah tapi gengsi lalu bilang kalau begitu kenapa ia harus sekamar dengan Yool, kalau mereka tidak sekamar hal ini sangat wajar jika ia menaruh pakaian dalam sembarangan. Da jung yang kesal lalu bilang kalau mereka sebaiknya pisah kamar walaupun nanti mata-mata mereka melihatnya hal itu sangat wajar karna suami istri sungguhanpun jika sedang bertengkar akan pisah kamar. Mendengar hal itu Yool tertawa sinis ia bilang kalau yang Da jung ucapkan kali ini sungguh pintar, jadi cepat pergi dari kamar ini. Da jung tidak mau kalah ia bilang kalau sudah dari lama ia ingin mendengar Yool mengatakan hal itu, Da jung lalu bilang kalau seterusnya ia akan tidur dikamar Man se terus lalu Da jung mengambil bantal dan membanting pintu kesal, Yool tidur tiduran di kasurnya sambil memejamkan mata ia bilang kalau sendirian itu lebh enak tapi kemudian Yool membuka matanya dan teringat perkataan Da jung yang bilang kalau ia akan membacakan buku sampai Yool tertidur, Yool yang mengingat hal itu berdecisss. Ia lalu melihat buku yang diberikn oleh Da jung. Yool membaca buku itu, ia tampak serius membacanya, sedangkan Da jung sudah ada dikamar Man se tapi ia tidak bisa tidur karna terus memikirkan Yool, Da jung ingat saat mereka berlarian berdua. Da jung heran kenapa ia selalu memikirkan Yool padahal sudah jelas kalau Yool membuatnya kesal. Man se terbangun ia tanya kenapa ahjumma ada disini, Da jung tersenyum ia bilang kalau ia ingin tidur disini dengan Man se, Man se tersenyum, Da jung lalu menidurkan Man se yang terbangun, mereka tersenyum bersama. Sementara Yool ia tertidur pulas dan sepertinya ia tidur tanpa meminum obatnya, ia tertidur dan dipangkuannya terdapat buku yang habis ia baca.
Di kantor para mentri berkumpul niatnya mereka ingin memojokkan Yool karna kemarin mereka tidak bisa hadir karna keadaan dijalan yang begitu macet jadi mereka minta maaf. Yool yang mendengar hal itu tidak terprovokasi ia malah tersenyum dan bilang kalau ia tau keinginan para mentri begitu kuat jadi ia akan melanjutkan rapat mereka, semua mentri yang ada kaget karna perkataan Yool (kayaknya yool udah buat keputusan dengan melanjutkan rapat tentang pelabuhan).
Hye joo sedang berhadapan dengan para reporter, reporter Byun bertanya apa PM sekrang tau apa yang orang-orang bicarakan. Hye joo menjawabnya dengan tenang kalau PM tau makanya ia meminta maaf pada masyarakat atas kejadian ini. Reporter Byun akan bertanya lagi, tapi sudah keduluan boss Go yang juga ada disana.
Boss Go bilang kalau PM tau dan meminta maaf, apa hal wajar jika keesokan harinya PM berkencan dengan istrinya dan sempat makan dan minum soju. Setelah mengatakan hal itu Hee chul melanjutkan kalau artikel itu ada diwebsitenya skandal news, Hee chul mengatakan hal itu dengan suara yang di keras keraskan (hahahha ketauan bener mau dongkrak nama skandal news), Hye joo yang mendengar hal itu masih menjawab dengan tenang, ia malah bilang kalau sebaiknya mereka menanyakan hal yang penting-penting saja dan jangan membuat rumor yang tidak-tidak.
Saat keluar Boss Go bilang kenapa mereka tidak mengambil foto saat Hye joo mengatakan hal itu, dari arah belakang muncul reporter Byun ia bilang kalau seharusnya mereka berdua hanya mengurusi masalah selebriti di kafe saja jangan datang kesini lagi. Mendengar hal itu boss Go lalu memanggil reporter Byun dengan sebutan reporter Poo (Bau), mendengar hal itu reporter Byun berhenti kesal, lalu boss Go bilang kalau sebaiknya reporter Poo mengurusi urusannya sendiri, ia sudah tau kalau reporter Poo itu dipecat (sebenernya boss Go dan Hee chul banyak berbicara tapi nggak ada translatenya, jadi nya cuma bisa tau kalau reporter Byun itu dipecat tapi nggak tau karna apa). Boss Go dan Hee chul terus memojok mojokkan reporter Byun, reporter Byun kesal ia bilang siapa yang menyebar omgong kosong itu.
Yool dengan begitu serius membaca sebuah dokumen (mungkin ini tentang pelabuhan) lalu ia menutup dokumen itu dan berjalan pergi. Saat diluar ia bertemu dengan hye joo. Hye joo tanya apa saat Yool membuat keputusan itu, ia minum-minum bersama Da jung. Mendengar hal itu Yool mengiyakan, Hye joo terlihat marah pada Da jung, ia bilang kalau Da jung seharusnya tau batasan-batasannya, ia tidak boleh membawa Yool kesana. Yool memotong ia bilang kalau ia melakukan hal itu karna ia memang ingin pergi dan lagi tidak ada salahnya kan kalau ia minum satu gelas soju jika Hye joo mengkhawatirkan para reporter Hye joo tidak perlu cemas. Hye joo melanjutkan kalau Da jung dan Yool memang pasangan yang sesungguhnya itu tidak masalah baginya tapi ia hanya ingin tau apa Da jung begitu berpengaruh bagi Yool, apakah kehadiran Da jung begitu punya arti khusus bagi Yool, ia hanya ingin tau alasannya. Setelah mengtakan hal itu Hye joo pergi, sementara Yool tampak aneh dengan sikap Hye joo. Diluar Hye joo tampak masih kesal, ia seperti baru mengatakan isi hatinya yang sebenarnya pada Yool, apa Yool memang punya perasaan pada Da jung.
Tidak apa apa jika kau dan Da jung adalah pasangan yang sesungguhnya tapi PM Yool dan Da jung tidak begitu kan?
Nam Da Jung Si mengapa kau begitu baik padaku? Bukankah sudah seharusnya seorang istri membantu suaminya saat suaminya sedang berada dalam masalah seperti yang kau katakan aku adalah istri PM Kwon Yool. Apa karna kehadiran Nam Da Jung membuat PM merasakan hal yang special untuknya, aku benar-benar ingin tau alasannya. Yool memikirkan semua perkataan itu, ia terlihat memikirkan apa arti Da jung sebenarnya untuknya.
Woo Ri membuatku khawatir, ia memiliki 2 handphone, kalau bisa tolong periksa, Nam Da jung si. Itu adalah kata-kata yang In ho ingin ucapkan pada Da jung malam itu dan kini Da jung sudah ada di kamar Woo Ri tapi Da jung tampak ragu, ia tidak yakin Woo Ri seperti apa yang In ho katakan. Da jung menemukan hp smartphone dikantong jaket Woo Ri, Da jung bingung dari mana Woo ri mendapatkan hp ini. Da jung lalu melihat satu hal lagi yang ia temukan di kantong jaket Woo ri, jadwal pertunjukan Woo ri, pertunjukan Woo ri dilakukan hari ini. Woo Ri masuk, ia tanya apa yang dilakukan Da jung disini. Woo ri mengambil hp smartphonenya ditangan Da jung, Da jung tanya siapa yang membelikan Woo ri hp smartphone itu, karna ia tau PM tidak mengijinkan Woo ri untuk menggunakannya, apa paman Joon Ki yang membelikannya. Woo Ri tampak takut tapi ia kemudian mengatakan memang benar pamannya yang membelikannya, memangnya itu salah. Da jung lalu tanya, apa itu Woo ri, orang yang memberikan informasi pada mentri Park, apa memang itu Woo ri. Woo Ri hanya diam, Da jung lalu bilang kalau Woo ri melakukan pertunjukan band secara diam-diam pada ayahnya itu tidak apa-apa, tapi tidak untuk menjadi mata-mata, saat Da jung mengatakan hal itu suara Yool terdengar, ia tanya apa kata Da jung tadi.
Yool menghampiri keduanya meminta mereka mengulangi apa yang mereka katakan tadi, tapi keduanya diam. Yool lalu meminta Woo ri untuk menunjukkan apa yang disembunyikan oleh tangan Woo ri, Woo ri memberikan smartphonenya dengan berat hati. Yool lalu bilang dari mana Woo ri mendapatkan benda ini, Woo ri bilang kalau ia tidak ingin mengatakannya pada ayahnya, kenapa ia harus mengatakan hal ini pada ayahnya, setelah mengatakan hal itu Woo ri berlari dari sana. Yool akan mengejar Woo ri tapi telpon Woo ri berdering, ada panggilan masuk dari pamannya. Yool kaget ia lalu mengangkat telpon itu. Joon ki tanpa mengetahui apapun bilang dimana mereka harus bertemu tapi yang diseberang telpon tidak menjawab, Joon ki memanggil-manggil Woo ri lalu terdengar suara Yool yang bilang kalau ini adalah dia, mereka harus bertemu, mendengar hal itu Joon ki bilang kalau hal itu bukanlah hal yang sulit.
Yang bikin kaget bukan Woo ri yang menjadi mata-mata, Joon ki yang ketauan nelpon Woo ri atau Yool yang akhirnya tau kalau anaknya Woo ri dan pamannya Joon ki yang juga musuhnya selama ini selalu berhubungan tapi yang bikin kaget adalah In Ho ada di dalam mobil Joon Ki ketika ia menelpon Woo Ri, oh God, nggak tau dehh shock berat liat In ho disini.
Selesai berbicara dengan Yool, Joon ki bilang ke In ho untuk membicarakan masalah mereka nanti saja.
Yool marah pada Da jung yang mengetahui semuanya tapi tidak memberitahunya, Da jung beralasan kalau ia berada pada posisi yang tidak enak, ia tau Woo ri punya band tapi Woo ri sebentar lagi akan ada pertunjukan jadi ia berencana untuk membicarakan hal ini setelah pertunjukan selesai pada Yool.
Yool tanya apa Da jung ini ibu mereka?, Da jung yang mendengar hal itu kaget. Yool bilang ia berterima kasih atas apa yang Da jung lakukan untuknya dan anak-anak tapi Da jung perlu ingat kalau ia bukanlah ibu dari anak-anaknya dan juga Da jung bukanlah istrinya yang sesungguhnya, siapa Da jung itu jadi berhentilah terus mencampuri urusan mereka sekeluarga dan memperbaiki semua masalah dikeluarga ini, Da jung tidak boleh melakukannya lagi, Da jung sudah melewati batas. Da jung yang mendengar hal itu tidak bisa berkata apa-apa, ia hanya bisa diam terluka. Setelah mengatakan hal itu Yool pergi meninggalkan Da jung sendiri, belum jauh ia berjalan Yool berhenti, ia sepertinya tau kalau ia sudah begitu kejam pada Da jung tapi ia menguatkan hatinya lagi dan berjalan pergi.
Da jung duduk merenung, ia bilang kalau sepertinya ia memang sudah melewati batas, siapa dia ini, Da jung hampir menangis ia bilang kenapa ia seperti ini. Na Ra berteriak memanggil Da jung, Na Ra terlihat panik ia bilang pada Da jung kalau sepertinya kakaknya kabur dari rumah.
Joon ki dan Yool bertemu, Joon ki bilang ke Yool untuk tidak berlebihan menanggapi ini, ia hanya ingin membelikan keponakanya karna Yool tidak ingin membelikannya. Yool bilang apa hanya itu alasannya, ia rasa bukan hanya itu. Joon ki melanjutkan kalau alasannya memang bukan itu saja, Woo ri mempunyai bakat musik karna ibunya Na young, makanya ia memberikan ruangan berlatih untuk Woo ri dan juga sebuah gitar dan lagi hari ini adalah pertunjukan bagi Woo ri makanya ia tanya dimana mereka seharusnya bertemu. Yool bingung pertunjukan, Joon ki tertawa ia bilang kalau Yool pasti sangat kesal karna batalnya rapat dan kenyataan tentang Woo ri yang Yool banyak tidak ketahui, tapi itu memang pantas Yool dapatkan. Joon ki berjalan pergi menjauh tapi lalu Yool memangilnya Yool bilang kalau ia tidak berkeberatan jika Joon ki terus menganggunya dan juga ia tidak berkeberatan jika Joon ki berhubungan dengan anak-anaknya karna Joon ki adalah paman kandung satu-satunya tapi kedepannya ia berharap Joon ki tidak mencampur adukkan masalah mereka dengan anak-anak, biarlah mereka yang menghadapi masalah mereka sendiri, ia dan Joon ki.
Woo Ri terlihat mempersiapkan acara untuk konser bandnya tapi tampaknya ia tidak konsentrasi, teman-temannya menegurnya, ia lalu minta maaf dan tepat pada saat itu Da jung datang, Da jung tersenyum pada Woo ri sementara Woo ri kaget. Da jung dan Woo ri berbicara diluar, Woo ri mengejek Da jung mengapa Da jung kesini, apa setelah pertunjukan Man se sekarang adalah gilirannya. Da jung tersenyum ia bilang kalau ia datang kesini bukan karna itu, dirumah ia mendengar kalau Woo ri mengemasi barang-barangnya dan ingin kabur dan sepertinya Woo ri akan kabur setelah pertunjukan, ia juga pernah merasakan kabur dari rumah dan kabur dari rumah dengan cuaca dingin seperti ini begitu tidak enak. Woo ri yang mendengar hal itu lalu bilang terus ahjumma mau apa? Da jung bialng kalau Woo ri bermain pertunjukan saja dulu setelah itu mereka akan pulang kerumah dan membicarakannya dengan ayah Woo ri agar mendapatkan solusi yang Woo ri ingin kan. Woo ri kesal ia bilang kalau Da jung benar-benar lucu, lebih baik Da jung pergi saja dari sini, Da jung diam saja tidak bergerak, Woo ri lalu bilang kalau begitu biar ia yang pergi. Da jung menahan Woo ri, ia bilang kalau ini pasti sulit tapi tidakkah Woo ri berfikir kalau ayahnya akan kecewa jika Woo ri melakukan hal ini. Woo ri lalu bilang siapa Da jung ini, Da jung bukanlah ibu kandungnya tapi mengapa Da jung melakukan semua ini padanya, Da jung terdiam saat Woo ri menghempaskan tangannya ia seperti tidak punya tenaga mematung karna perkataan Woo ri.
Apa alasanku seperti ini? Bahkan aku bukan ibu kandung mereka, aku bahkan juga bukan istri yang sesungguhnya. Da jung berlari mengejar Woo ri, dalam pelariannya suara Da jung terus terdengar, apa alasanku melakukan hal seperti ini, kami sama sekali tidak pernah saling mencintai, tapi kami terpaksa melakukan hal ini, alasan mengapa aku memegang tangan yang hangat itu, sementara aku bisa memperhatikannya, alasan kenapa hatiku selalu berdebar dan tersakiti, alasan mengapa aku menangis tanpa disadari. Da jung terus mengejar Woo ri sampai tempat pejalan kaki, alasannya karena, alasannya karena.............. Da jung tidak lagi memperhatikan jalan ia terus menerobos hingga ia disadarkan oleh bunyi klakson truk yang mendekatinya, Da jung menoleh terkejut tidak bisa menghindar. Sebuah tangan menariknya menjauh, Yool dan Da jung terjatuh ke aspal yang tajam, mereka berguling disana, Yool dan Da jung bertatapan, dan suara Da jung kembali terdengar, karna dia.....
Da Jung mengejar Woo Ri hingga ke jalan raya. Tanpa ia sadari lampu lalu lintas berubah hijau. Sebuah truk melintas cepat ke arahnya. Da Jung menoleh menatap ngeri.
Namun tiba-tiba sebuah tangan menariknya menjauh agar tak tertabrak truk itu. Yool yang menarik Da Jung, keduanya jatuh gempulingan ke aspal. Woo Ri yang melihat itu ikut terkejut.
Da Jung terkejut melihat Yool ada disana. Yool memarahi Da Jung, bagaimana Da Jung bertingkah ceroboh lari ke jalan raya seperti itu. Yool meminta Da Jung bangun, tapi tatkala ia akan bangun juga, tiba-tiba Yool menjerit kesakitan. Da Jung panik, apa Yool baik-baik saja.
Seo Hye Joo melakukan konferensi pers memberi tahu wartawan bahwa minggu depan Perdana menteri akan mengadakan pertemuan menjelang tahun baru dengan para wartawan dan tempatnya akan berlangsung di kediaman perdana menteri.
Seorang ajudan melapor pada Hye Joo. Ia berbisik menyampaikan sesuatu yang membuat Hye Joo terkejut. Hye Joo pun mengumumkan pada wartawan kalau ia baru saja mendapat informasi perdana menteri berada di rumah sakit karena kecelakaan mobil. Ia pun menyudahi konferensi pers untuk segera ke rumah sakit. Wartawan yang hadir langsung kasak-kusuk. Diantara mereka hadir pula Boss Go dan Hee Chul dari Scandal News. Boss Go terkejut campur heran, "Kecelakaan mobil? Ada apa ini?"
Hee Chul berusaha menghubungi Da Jung untuk mencari tahu. "Da Jung Noona, ini aku. Aku mendengar ada kecelakaan mobil, apa yang terjadi dengan perdana menteri?" Tapi sayang sepertinya teleponnya ditutup oleh Da Jung. Hee Chul berkata kalau Da Jung terdengar sangat panik. Pasti dia benar-benar berada di rumah sakit. Boss Go menyahut tentu saja, bagaimana bisa dia merasa tenang jika suaminya berada di rumah skait karena kecelakaan.
Hee Chul merasa kalau yang namanya masa depan itu tak bisa ditebak. Sepertinya belum terlalu lama saat perdana menteri membawa Da Jung ke kantor polisi sebagai seorang penguntit dan sekarang sudah menjadi istrinya PM. Seseorang mendekati duo Scandal News untuk mencari tahu perihal kecelakaan Perdana menteri. Orang itu menguping sambil menutupi wajahnya. Boss Go menyadari ada seseorang di sebelahnya. Orang itu, Reporter Byun. Boss Go heran apa yang Reporter Byun lakukan di sampingnya. Reporter Byun diam saja hanya memasang tampang polos.
Hye Joo sampai di rumah sakit, disana sudah ada banyak wartawan yang ingin tahu kondisi terkini perdana menteri. Da Jung berada di ruang rawat pasien, ia mengenakan seragam pasien rumah sakit. Ia yang masih cemas bertanya pada In Ho apa PM akan baik-baik saja. Bagaimana kalau lukanya parah. In Ho menegaskan kalau tak ada luka serius yang dialami PM, tapi tetap saja mereka harus menunggu hasil pemeriksaan. Da Jung khawatir apa yang harus ia lakukan. In Ho tanya apa Da Jung sangat khawatir. Da Jung menjawab tentu saja, PM terluka karena dirinya. Hye Joo masuk ke ruangan dimana ada Da Jung dan In Ho. Ia yang cemas bertanya mana PM. In Ho memberi tahu kalau PM sedang melakukan pemeriksaan X-Ray, sebentar lagi juga kesini. Hye Joo ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, kenapa PM bisa mengalami kecelakaan mobil. PM selesai melakukan pemeriksaan, ia heran sejak kapan In Ho dan Hye Joo ada disini. Da Jung yang masih cemas bertanya apa PM baik-baik saja. Tapi Hye Joo terlihat lebih cemas lagi, apa anda baik-baik saja? Yool mengatakan kalau kakinya sakit karena cidera otot jadi ia harus istirahat dan jari tangannya sedikit terluka. Tapi tak ada yang perlu dikhawatirkan. In Ho melirik Da Jung yang sedari tadi mencemaskan PM. Hye Joo ingin tahu bagaimana jari Yool bisa terluka seperti itu. Yool melihat luka di jari tangan kanannya dan teringat kejadian tadi dimana ia menyelamatkan Da Jung dari truk yang akan menabrak. Akibatnya tangannya tertindih tubuh Da Jung ketika jatuh ke aspal. Yool mengatakan kalau luka di tangannya ini memiliki cerita yang panjang. Ia melirik ke arah Da Jung. "Anggap saja aku kejatuhan batu besar seberat 50kg." Da Jung kaget dan menggerutu protes, "Beratku kan bukan 50kg." Mendengar ucapan Da Jung, Hye Joo mengambil kesimpulan kalau PM terluka seperti itu karena menyelamatkan Da Jung. Ia melirik kesal ke arah Da Jung. Yool bilang kalau kejadiannya bukan seperti itu. Ia yang mendengar sesuatu heran, kenapa diluar berisik sekali. In Ho mengatakan kalau wartawan datang ke rumah sakit setelah mendengar PM mengalami kecelakaan mobil. Yool tambah heran karena yang ia alamai ini bukanlah suatu kecelakaan. Yool pun meminta Hye Joo membereskan wartawan yang ada di lobi rumah sakit. Ia juga menugaskan In Ho untuk memberitahukan pada wartawan kalau rapat kabinet yang akan diselenggarakan hari ini ditunda besok. Keduanya mengerti dan segera melaksanakan perintah. Hye Joo dan In Ho keluar dari ruangan. Hye Joo masih penasaran kenapa PM terluka karena menyelamatkan Da Jung. In Ho menjawab itu karena Woo Ri, kalau Hye Joo membutuhkan keterangan lebih jelas, sebaiknya tanyakan langsung pada PM. "Kenapa dengan Woo Ri?" gumam Hye Joo.
Da Jung dan Yool masih berada di dalam ruangan. Da Jung duduk ditepi tempat tidur sementara Yool duduk di kursi. Da Jung mengatakan kalau ia sudah menyuruh Woo Ri pulang ke rumah. Yool bertanya apa Da Jung baik-baik saja. Da Jung berkata kalau ia sudah melakukan pemeriksaan kesehatan dan hasilnya ia baik-baik saja. Yool lega mendengarnya. Da Jung menyesal Yool terluka karena dirinya, ia minta maaf. "Kenapa anda menyelamatkanku dan membiarkan diri anda terluka?"
Yool: "Kalau begitu, apa aku harus membiarkanmu ditabrak mobil?"
Da Jung: "Maksudku, karena aku bukan istrimu maka sebaiknya aku tak ikut campur."
Yool menegaskan walaupun yang ia lakukan ini hanya pernikahan kontrak, ia bersumpah akan memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang suami (melindungi istrinya). Ia menilai hal itulah yang juga Da Jung lakukan terhadap Woo Ri. "Kau juga sudah berjanji akan memenuhi tanggung jawab sebagai seorang istri. Bukankah begitu?"
Da Jung tak tahu harus mengatakan apa, "Aku aku bukan hanya itu alasannya." Yool tak mengerti, apa maksud Da Jung. Belum sempat Da Jung mengatakannya, seorang perawat masuk ke ruangan itu. Ia memberikan tagihan administarasi rumah sakit Yool dan Da Jung. Setelah menyerahkan berkas itu perawat pun keluar ruangan.
Yool membaca apa yang tertera disana. Ia terkejut, "Apa ini? Pemeriksaan kanker payudara, pemeriksaan kanker tiroid, pemeriksaan kanker rahim?" (hahahah)
Da Jung menganga kaget, ia akan merebut kertas itu tapi Yool menjauhkan kertas itu dari jangkauan Da Jung. Yool tanya kenapa Da Jung melakukan pemeriksaan ini. Da Jung bingung menjawabnya, ia juga tak mau tapi dokter terus-menerus mendesaknya untuk melakukan pemeriksaan.
Yool: "Apa?"
Da Jung: "Katanya pemeriksaan ini sangat baik untuk wanita yang sudah menikah, jadi aku tak punya pilihan. Aku kan tak bisa mengatakan tentang pernikahan kontraknya."
"Ah sudah hentikan!" Yool menahan jengkel. "Jika kau terus bicara, aku merasa aku harus melakukan pemeriksaan tekanan darah." Yool menarik nafas kesal. (Hahahah)
Yool melihat Da Jung berdiri diam saja, "Apa yang kau lakukan? cepat ganti baju!" perintah Yool sambil ngomel.
"Iya iya!" ucap Da Jung.
"Ganti bajunya satu menit lho ya!" sambung Yool (hahaha)
Yool dan Da Jung sudah berganti pakaian. Da Jung memapah Yool jalan supaya kesan kecelakaan mobilnya kelihatan kali ya. In Ho dan Hye Joo berjalan di belakang keduanya. Disana sudah banyak wartawan yang menunggu ingin tahu kondisi terakhir perdana menteri. Yool bicara pelan pada Da Jung, apa keduanya harus melakukan hal ini juga (jalan pincang dan dipapah). Da Jung berkata apa Yool tidak melihat wartawan disana itu dan juga kata dokter Yool jangan terlalu memaksakan diri. "Anggap saja aku ini tongkat penyangga dan bersandar padaku."
"Tongkat penyangga? Apa ada tongkat penyangga yang tidak senyaman ini? Kalau kau ingin melakukannya, lakukan dengan benar." Gerutu Yool. Da Jung berkata itu karena Yool bersandar padanya dengan cara yang aneh. Yool pun mengganti posisi bersandarnya. Yang semula lengannya dirangkul lengan Da Jung, kini ia merangkul bahu Da Jung sebagai tempat bersandarnya. Da Jung pun merasakan sesuatu yang lain ketika Yool merangkul bahunya. Yool heran kenapa Da Jung diam saja, tidak segera jalan. Tiba-tiba Da Jung jadi grogi, salah tingkah dan terbata-bata mengatakan kalau ia akan jalan kok. In Ho yang berjalan di belakang menatap tak suka.
Wartawan terus-menerus memanggil PM akan bertanya. Bahkan Boss Go dan Hee Chul juga berulang kali memanggil Da Jung, tapi tak ada sahutan yang keluar dari PM atau pun Da Jung. Rombongan PM pun masuk lift. Boss Go kesal bukan main diabaikan oleh Da Jung, "Dia bahkan tak memandang ke arah sini. Apa dia Reporter Nam yang kita kenal?" Hee Chul merasa Da Jung mungkin tak mendengarnya. Ia pun mengusulkan bagaimana kalau mereka memilih foto yang paling memalukan untuk di terbitkan ke koran. Boss Go tanya apa menurut Hee Chul hanya sekedar foto saja sudah cukup. "Reporter Nam, kau akan menyesalinya!" gerutu Boss Go menahan kesal.
Reporter Byun mendatangi kantor polisi. Ia memberikan minuman pada dua polisi. Ia juga memperkenalkan dirinya yang seorang warwatan dari koran Goryeo Ilbo. Dua polisi itu heran, kenapa wartawan ada disini menemui mereka. Reporter Byun berkata kalau ia hanya ingin bertanya sedikit tentang perdana Menteri Kwon Yool. (sepertinya ini gara-gara dia menguping obrolan Boss Go n Hee Chul yang mengatakan kalau PM pernah membawa Da Jung ke kantor polisi dengan tuduhan menguntit)
Woo Ri ada di kamarnya. Man Se membuka pintu kamar Woo Ri memberi tahu kalau ayah mereka sudah pulang. Woo Ri berbalik badan menatap tajam adiknya. Man Se pun mengerti kalau suasana hati Hyung-nya sedang tak baik. Ia pun mengucapkan selamat malam pada hyung-nya dan menutup kembali pintunya.
Yool dan Da Jung sudah berada di kamar. Da Jung merasa bukankah sebaiknya Yool bicara dengan Woo Ri, tapi Yool bilang nanti saja.
Yool akan melepas jasnya, melihat itu Da Jung akan membantu tapi Yool melarang, tak usah ia bisa sendiri. Da Jung memaksa membantu karena Yool terluka karena dirinya. Yool bisa meminta bantuan padanya jika melakukan hal-hal seperti ini. Da Jung pun membantu melepas jas Yool. Yool akan melepas dasi dengan tangan kanannya. Da Jung juga akan membantu melepas dasi itu. Tapi Yool menolak. Da Jung memaksa tak apa-apa kok. Yool akan melepas kancing baju, Da Jung pun menawarkan akan membantu. Yool menolak tak usah, ia bisa melakukannya sendiri. Da Jung meminta Yool diam saja, biar ia membantu Yool. Yool tentu saja tak mau, "Sudah kubilang aku bisa sendiri!" Keduanya pun rebutan akan membuka kancing baju. Alhasil satu kancing baju Yool malah lepas.. glundung ke lantai hahaha
Terbukalah baju Yool. Da Jung dan Yool kaget. Yool langsung menutup dadanya dengan tangan kanan. Da Jung berbalik menutup wajahnya, "Perdana menteri aku tak lihat apa-apa kok!"
Yool jengkel dibuatnya, "Aku kan sudah bilang jangan menyentuhku. Kenapa kau tak mendengar. Nam Da Jung, kau ini gadis mesum ya?"
"Apa? Apa anda menyebutku gadis mesum?" Da Jung tak terima disebut begitu.
"Walaupun aku sudah bilang tak mau, kau masih saja melakukannya. Kalau bukan mesum apa lagi?" omel Yool.
Da Jung yang tak terima ia ini bukan gadis mesum, pikiran Yool saja yang cabul. Ia hanya berniat membantu tanpa maksud apa-apa. Giliran Yool yang tak terima disebut cabul. Yool kembali menutup dadanya dengan tangan kanannya, "Apa kau baru saja mengatakan aku ini cabul? Keluar kau. Keluar selagi aku masih bersikap sabar!"
"Jangan khawatir, aku akan ke kamar Man Se. Ah ya ampun aku ini hanya ingin membantumu!" gerutu Da Jung segera keluar kamar.
Hye Joo minum sendirian di bar. Ia menghubungi In Ho untuk menemaninya minum. Tapi In Ho tak bisa, ia mengatakan kalau dirinya sedang rapat. Rapat dengan siapa, ternyata dengan Menteri Park Joon Ki. Joon Ki tanya apa itu telepon dari Sekretaris Seo. In Ho membenarkan. Joon Ki berkata berhubung masalah orang dalam sudah ketahuan, ia yakin Yool akan semakin waspada. In Ho merasa kecewa pada Joon Ki karena membawanya dalam masalah ini. Joon Ki berkata kalau saja ia tahu In Ho akan membantunya, ia tak akan melakukan sesuatu seperti itu. Joon ki ingin In Ho memberitahunya kenapa In Ho membantunya. "Apa alasanmu melakukan ini?" In Ho tertawa bukankah ia sudah mengatakannya, ini karena alasan pribadi. Ia pun bertanya apa Joon Ki masih tidak percaya padanya. Joon Ki ingin In Ho membuktikannya jika In Ho ingin ia percaya. "Kwon Yool yang aku tahu tidak menikahi Nam Da Jung karena dasar cinta. Berikan padaku bukti bahwa pernikahan Kwon Yool adalah palsu!"
"Aku tak bisa melakukannya" tegas In Ho. "Sasaranku adalah Kwon Yool, bukan Nam Da Jung. Menteri Park, bukankah anda menikah karena keluarga? Hanya karena tak ada cinta, apa itu berarti tak bisa menikah?"
Joon Ki: "Apa yang coba kau dapatkan dengan mengusikku?"
In Ho: "Aku akan menutup mata perdana mentri. Dan anda, Manteri Park harus mengikat kaki dan tangannya. Jadi, dia tak akan bisa bergerak selama sisa hidupnya. Seperti kondisi koma."
Na Yoon Hee di kamarnya tengah membaca buku yang akan ia praktekan untuk merayu suaminya. Ia memakai perfum dan mencoba berlatih menggunakan kalimat mesra, "Yeobooo kau pasti lelah hari ini." latihnya dengan nada mesra. Tapi berulang kali ia mencobanya itu tak terdengar seperti kalimat mesra malah terdengar aneh hahaha. Ia menilai itu sulit sekali. Yoon Hee pun akan berusaha lebih keras lagi kalau ia ingin mengakhiri perang dingin dengan suaminya. Ia pun membaca buku lagi.
Tepat saat itu Joon Ki sudah sampai di rumah. Yoon Hee senang melihatnya dan langsung mempraktekan sapaan mesra pada suaminya, "Yeobooo kau sudah pulang?" Joon Ki heran apa yang Yoon Hee lakukan. Yoon Hee bilang tidak apa-apa kok. Yoon Hee mulai membuka piyamanya, "Ah apa aku menyalakan pemanas ruangan terlalu lama? Kenapa panas sekali?" Joon Ki semakin heran melihat tingkah istrinya, dikacangin bo hahaha. "Yeobooo kau mungkin masih marah karena sikap ayahku tapi ayahku merasa sangat bersalah." Yoon Hee memakai lagi piyamanya, ia berharap suaminya berhenti bersikap dingin padanya. Joon Ki menyuruh istrinya keluar dari kamar karena ia ingin istirahat. "Yeobo!" tiba-tiba Yeon Hee membentak kesal. Tapi sesaat kemudian ia pun menyadari sudah bicara yang kasar. Joon Ki tanya apa dirinya yang harus keluar ke ruang kerja. Yoon Hee bilang tak perlu, ia yang akan keluar kamar. Yoon Hee pun keluar kamar. Joon Ki mengingat ucapan In Ho tadi, "aku akan menutup mata perdana menteri. Dan anda Menteri Park, harus mengikat kaki dan tangannya. Jadi dia tak bisa bergerak selama sisa hidupnya. Seperti kondisi koma." Joon Ki bergumam kalau In Ho itu bukan seseorang yang mudah ditebak. Ia pun jadi bertanya-tanya apa tujuan In Ho melakukan itu.
Keesokan harinya, Yool berada di ruang kerjanya memandang foto anak-anaknya atau lebih tepat memandang foto Woo Ri, anak tertuanya. Yool berjalan menuju jendela, ia memandang keluar jendela sambil meminum minumannya. Da Jung masuk ke ruang kerja Yool, "Perdana menteri!" panggil Da Jung. Yool menoleh dan seeerrrr Da Jung terpana begitu melihat Yool menoleh padanya. Yool heran kenapa Da Jung terdiam melamun, apa ada masalah. Da Jung berusaha mengusai dirinya, ia terbata-bata mengatakan tidak apa-apa. Ia datang kesini meminta Yool untuk sarapan. Da Jung pun segera keluar ruangan. Da Jung berusaha menepis pikirannya yang menurutnya aneh, ia menyentuh jantungnya yang berdegup. "Kenapa aku seperti ini?" Da Jung berada di kamar menyelesaikan boneka kataknya. Disana ia melihat Yool yang tengah membereskan dokumen pekerjaan. Di matanya saat itu Yool tampak begitu bercahaya. Tuingggg . Munculah tanda hati ketika Da Jung memandang Yool. Ia begitu terpesona melihat Yool yang terlihat bercahaya. Aduh jari Da Jung tertusuk jarum hahaha. Yool menoleh melihatnya. Da Jung tertawa-tawa hahaha.
Untuk menghilangkan kegalauan hatinya Da Jung berlatih kendo di halaman rumah. Ia mengayunkan pedang kendo kesana-kemari. "Nam Da Jung kau harus fokus. Kau tak boleh begini. Tetaplah fokus!"
"Bahumu tidak lurus!" tiba-tiba Yool menghampiri dan membetulkan posisi bahu Da Jung. "Hal yang paling penting adalah posisimu. Jika kau melakukan posisi dengan benar, maka kau sudah belajar setengahnya."
"Luruskan!" Yool membetulakn posisi dagu Da Jung yang terlalu menunduk. "Lihat ke depan!" Yool berada di depan Da Jung membetulkan posisi wajah Da Jung. Yool berdiri di belakang Da Jung memberi instruksi bagaimana melakukan kendo dengan baik. "Dengan kekuatan, ayunkan ke depan!" Kedua tangan Yool memegang kedua tangan Da Jung. "Gerakan kakimu perlahan-lahan dengan percaya diri!"
"Satu. Dua. Tiga." Da Jung melangkah maju bersama Yool di belakangnya sambil mengayunkan pedang. (Huwaaa asyik liat scene ini hehehe) Yool memuji kalau Da Jung sudah lebih baik berlatih kendonya. "Aku menyukai kepribadianmu yang ingin belajar. Mulai besok, kau akan ikut latihan." Da Jung protes, bukankah sekarang musim dingin.
Yool: "Memangnya ada apa dengan cuaca jika kau ingin latihan?"
"Aku mengerti." jawab Da Jung menunduk lemas.
Da Jung heran melihat Yool sudah berpakaian rapi, sekarangkan hari sabtu apa Yool akan berangkat bekerja. Yool mengatakan kalau ia akan ke Blue House.
Di Blue House, Presiden bertanya apa Yool baru saja mengatakan menunda proyek nasional. Yool berkata bukan begitu maksudnya. Yang ia maksudkan adalah kita tak boleh menutup mata saja jika ada masalah. Presiden mengakui kalau Pusat Pelabuhan Internasional memang bermasalah. Tapi kita sudah menginvestasikan jutaan dollar untuk proyek ini. Menurut Yool yang lebih penting dari uang adalah kualitas hidup masyarakat.
Presiden: "Jadi bagaimana menurut pendapatmu, PM Kwon Yool?"
Yool: "Saya ingin melakukan peninjauan kembali terhadap sisi lain kemungkinann dan dampak buruk lingkungan yang ditimbulkan. Jika ada penyalahgunaan dana setelah melakukan peninjauan kembali, bukankah lebih baik dana itu dialokasikan ke departemen yang membutuhkan?"
Presiden: "Perdana menteri, saat aku mempertimbangkanmu menduduki posisi ini, aku tak menempatkanmu untuk membuat masalah untuk hal semacam ini."
Yool: "Saya tak membuat masalah. Saya hanya ingin memperbaiki apa yang salah."
Presiden: "Tidakkah kau berpikir saran yang kau ajukan itu akan menempatkanku pada posisi yang tidak nyaman?"
Yool: "Saya tahu ini adalah keputusan yang sulit bagi anda. Walaupun ini sulit, saya dengan sepenuh hati meminta anda untuk membuat pilihan yang bijaksana dan tepat bagi masyarakat."
Presiden yang tak setuju menahan jengkel.
Yool dan Hye Joo berada di luar gedung Blue House. Hye Joo bertanya apakah berhubungan langsung dengan Presiden adalah cara yang Yool pikirkan selama ini. Jika ia tahu Yool menyela, "Jika kau tahu, kau tak akan tinggal diam." Hye Joo bertanya lagi kalau presiden tak setuju dengan usulan Yool, apa yang akan Yool lakukan. Yool masih belum tahu. "Aku mungkin saja harus berkemas dan mundur." ucapnya sambil tertawa.
Karena Yool sudah membuat keputusan yang besar hari ini, Hye Joo berniat mentraktir Yool makan siang. Tapi Yool tak bisa, karena ia sudah memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama anak-anaknya karena salah satu anaknya sedang bermasalah. Hye Joo mengerti, apa anda akan pulang? Yool menjawab ya, ia akan memberi tahu Da Jung agar jangan makan siang dulu dan menunggunya. Hye Joo berkata bukankah Da Jung pergi ke rumah sakit, ia mendengar kalau Da Jung ke rumah sakit setiap hari sabtu. Yool pun tak jadi menghubungi Da Jung.
Di rumah sakit Da Jung menemui ayahnya. Disana juga ada In Ho, ketiganya makan bersama. Ayah heran bagaimana Da Jung dan In Ho bisa datang berdua, bukankah In Ho seharusnya bersama menantunya. In Ho bekata kalau sekarang hari sabtu, ia memberi tahu perdana menteri kalau ia akan berlibur. Da Jung juga memberi tahu ayahnya kalau In Ho datang kesini untuk menemui kakaknya jadilah ia dan In Ho datang bersama.
Ayah bertanya bagaimana bisa jari kaki menantunya terluka. Da Jung meralat bukan jari kaki tapi jari tangan. Tapi Ayah menilai itu sama saja hahaha. Ayah terus membicarakan Perdana mentri, "Menantuku pasti sangat terkenal. Ada seorang pria yang datang kesini. Dia menanyakan bagaimana menantuku dan Da Jung bertemu dan yang lainnya. Dia bertanya padaku pertanyaan seperti itu, sangat menjengkelkan."
In Ho dan Da Jung berpandangan, sepertinya pikiran keduanya sama. Pria yang dibicarakan ayah ini kemungkinan seorang wartawan. In Ho bertanya pada ayah, apa pria itu seorang wartawan. Ayah berkata kalau pria itu mengatakan sebagai penggemarnya perdana menteri. In Ho menebak itu mungkin saja wartawan dan akan datang untuk bertanya lagi, jadi ia harap ayah Da Jung hati-hati. Da Jung membenarkan, "Jika ada yang bertanya tentang perdana menteri dan aku, jangan dijawab." Ayah tak mau disuruh diam, memangnya rahasia apa yang Da Jung sembunyikan sampai menyuruhnya diam. Da Jung berkata kalau ia menyuruh diam, lebih baik ayah diam saja. Da Jung menyuapi ayahnya Strawberry yang dibelikan In Ho. Duo Scandal News sembunyi dibalik tembok memperhatikan tiga orang itu.
Ayah memuji In Ho akan menjadi seorang menantu yang baik karena sudah bersikap baik dengan membawa makanan untuknya. "Jika kau tak punya pacar bagaimana dengan putriku?"
Da Jung: Ah ayah.
"Ah iya kau kan sudah menikah!" sahut ayah.
In Ho berkata kalau ia tak punya pacar tapi ada seseorang yang ia sukai. Da Jung kaget, "Benarkah? Wah aku tak tahu. Wanita seperti apa dia?" Da Jung penasaran.
"Tidak tahu, seperti apa ya?" canda In Ho pada Da Jung. Da Jung mendesak In Ho supaya mengatakan siapa wanita itu.
Boss Go melihat hubungan Da Jung dan In Ho tidak terlihat seperti hubungan yang biasa. "Bukankah ini ide yang bagus kita datang kesini?"
Hee Chul: "Aku pikir dia datang kesini karena dia istri perdana menteri. Bukankah ini keterlaluan?"
Boss Go: "Ketua staff (Kang In Ho) seharusnya mengikuti Perdana menteri, kenapa mengikuti istrinya? 'Ada rahasia antara istri Perdana menteri dan kepala staff' tidakkah kau pikir ini akan menjadi berita hebat? Aku curiga perdana menteri tahu atau tidak ya istrinya melakukan ini?"
PM Yool makan siang dengan ketiga putra-putrinya. Yool melirik kursi kosong yang biasanya ditempati oleh Da Jung. Seperti biasa disaat makan seperti ini Yool selalu saja menceramahi anak-anaknya, "Kwon Woo Ri, apa kau belajar dengan keras?" Woo Ri menjawab ya. Yool bertanya lagi pelajaran apa yang paling sulit. Woo Ri menjawab tidak ada. Yool pun jadi terdiam hahaha. Yool beralih ke Na Ra, "PR Bahasa inggris yang ayah berikan padamu, apa kau sudah mengerjakannya?"
Na Ra: "Ahjumma (Da Jung) bilang kalau PR nya tidak penting. Ahjumma bilang yang paling penting untuk anak-anak itu bermain."
Yool: "Apa? Tentu saja bemain itu penting. Tapi bagaimanapun juga kau harus bisa bertanggung jawab terhadap tugasmu disamping bermain."
Na Ra mengerti.
Yool beralih ke Man Se, "Kau belajar tentang seribu tokoh masa lalu, kan?"
Man Se: "Ahjumma bilang itu tak usah. Ahjumma bilang anak-anak hanya perlu makan yang banyak dan tumbuh kuat."
Yool: "Apa hanya makan ? Kalau begitu kau harus makan berbagai macam makanan. Ayah lihat, tak satupun dari kalian yang makan bayam. Setiap orang harus memakannya sebanyak tiga kali. Mengerti?"
"Ah perdana menteri," tiba-tiba terdengar suara Da Jung yang protes. Yool menoleh dan melihat bayangan Da Jung duduk di sebelahnya dan memprotes apa yang ia katakan. "Kau bahkan tak boleh mengganggu anjing yang sedang makan. Jika kau terus mengomel seperti itu, kau akan disebut anjing galak."
"Anjing ga ?" Yool yang terkejut tak melanjutkan ucapannya.
Da Jung: "Perdana menteri, anda kelihatannya sangat lelah sekali hari ini. Makanlah makanan enak ini dan bersemangatlah, ya? Coba telur dadar ini ya!"
Yool mengambil telur dadar itu dan ketika ia akan memakannya bayangan Da Jung sudah tak ada disana. Yool bengong mencari-cari sosok Da Jung. Anak-anak heran melihat ayahnya tampak bingung. Menyadari kalau sedari tadi diperhatikan anak-anaknya, Yool pun bertanya apa yang akan mereka lakukan setelah makan siang. "Oh iya, latihan kendo. Itu bagus sekali. Sudah lama sekali, bagaimana kalau kita mengadakan pertarungan hari ini?"
Woo Ri bilang kalau ia tak enak badan, jadi tak bisa ikut. Woo Ri meninggalkan meja makan. Na Ra mengatakan kalau ia banyak PR yang harus dikerjakan. Na Ra juga meninggalkan meja makan. Yool beralih ke Man Se, ia mengajak putra bungsunya latihan kendo. Tapi Man Se tak mau. Man Se pun meninggalkan meja makan.
Yool pun sendirian si meja makan. Ia menyuap nasinya sambil menoleh ke kursi tempat duduk Da Jung yang kosong. (hiyaaa kangen kan hihihi)
Da Jung menemui dokter yang merawat ayahnya. Dokter menyampaikan hasil kemoterapi ayah Da Jung sangat bagus. Ayah Da Jung juga melakukannya baik. Da Jung lega mendengarnya dan berterima kasih pada dokter. Da Jung menyadari kalau dirinya jarang mengunjungi ayahnya dan ia juga tak melakukan apapun yang terbaik untuk ayahnya. Ia kembali mengucapkan terima kasih pada dokter. Dokter berkata tak perlu berterima kasih begitu, karena Perdana Menteri juga sudah berusaha melakukan yang terbaik, jadi Da Jung tak perlu khawatir. Da Jung tak mengerti, perdana menteri apa maksudnya. Dokter mengatakan kalau PM sering menelepon dan memperhatikan jadwal pengobatan ayah Da Jung. Ia merasa Da Jung sudah menikah dengan orang yang baik. Da Jung tak menyangka PM begitu perhatian pada ayahnya dan ia sama sekali tak tahu tentang ini. Da Jung tersenyum senang.
Yool berada di kamarnya membolak-balikan halaman buku yang tak konsentrasi ia baca. Ia melihat jam tangannya. "Kapan wanita itu pulang?" Yool mengambil ponsel akan menghubungi Da Jung untuk bertanya tapi gengsi-nya gede, ga jadi deh. "Ah aku rasa dia pasti akan pulang kalau dia memang mau pulang." (hahaha)
Boss Go dan Hee Chul masih di rumah sakit untuk menyelidiki Da Jung dan In Ho. Boss Go heran kemana In Ho pergi, dia kan bukan hantu.
"Kalian benar-benar keterlaluan." sahut In Ho mengagetkan Boss Go dan Hee Chul. "Aku tak tahu tentang tempat lain tapi bukankah Scandal News tak seharusnya ada disini?" Boss Go berusaha mengelak, "apa, apa yang kau katakan?"
In Ho: "Apa kalian mengikuti Nam Da Jung dan aku kesini? Kalian ingin tahu apa ada sesuatu diantara kami, benar kan?"
Hee Chul diam saja dan terbatuk-batuk. Boss Go pura-pura mengalihkan pandangan ke arah lain. In Ho menilai tindakan keduanya sungguh keterlaluan. "Bukankah dia (Da Jung) pernah bekerja dengan kalian? Bagaimana bisa kalian melakukan ini? Bagaimana perasaan Nam Da Jung jika mengetahui ini?"
Hee Chul berusaha menjelaskan kalau maksudnya bukanlah seperti yang In Ho sangka. In Ho berkata kalau ia akan pura-pura tak tahu, jadi ia harap Bos Go dan Hee Chul segera pergi dari sini atau haruskah ia memanggil Da Jung kesini.
Bos Go kesal, "Apa kau pikir kami ini orang yang mudah kau suruh datang atau pergi?" Ia pun mengajak Hee Chul pergi dari sana. Sebelum pergi, Hee Chul meminta In Ho untuk merahasiakan pada Da Jung kalau ia ada disini.
Setelah duo Scandal News pergi, In Ho pun bertanya-tanya, "apa yang mewawancarai ayah Da Jung itu wartawan dari Scandal News?"
Da Jung berada di luar rumah sakit. Ia menikmati pemandangan disana. Tiba-tiba ada seseorang yang melempar salju ke arahnya. In Ho yang melakukannya. Da Jung bertanya apa In Ho sudah bertemu dengan hyung-nya In Ho. In Ho menjawab sudah. Da Jung diam-diam mengambil salju dan gantian melemparkannya ke arah In Ho. Keduanya pun saling lempar-lemparan salju. Lari kesana-kesini tertawa gembira. (Sumpeh kenapa adegan ini harus diiringi lagunya Taemin sih. Itu lagu kan buat Da Jung sama PM kalau lagi berduaan >_<)
Sementara di rumah, Yool menantikan Da Jung yang tak kunjung pulang. Membaca buku yang tak konsentrasi dibaca, berulang kali melihat ponsel, siapa tahu ada sms atau telepon dari Da Jung.
Kembali ke Da Jung dan In Ho yang masih lempar-lemparan salju. Tanpa Da Jung dan In Ho sadari, kebersamaan keduanya dimanfaatkan oleh orang yang tak bertanggung jawab. Reporter Byun mengambil foto keduanya yang tengah bersama.
"Ini benar-benar berita besar!" sahut Reporter Byun mengambil banyak foto dua orang yang tengah bermain lempar-lemparan salju.
Karena bosan sendirian di rumah, Yool pun mengisi waktunya dengan menjahit boneka yang dibuat Da Jung. Hingga jari Yool ketusuk jarum jahit karena saking gelisahnya Da Jung yang tak kunjung pulang. Yool melempar boneka yang di jahitnya, "Ah kenapa aku duduk disini dan melakukan ini? Ah Dasar " Yool melihat jam tangannya. "Sudah jam segini kenapa dia belum pulang?" omel Yool. (ngomel apa kangen nih ya) Yool keluar rumah dan melihat Man Se berdiri di luar rumah menunggu seseorang. Ia menegur putra bungsunya kenapa ada diluar dicuaca sedingin ini. Man Se mengatakan kalau ia menunggu Ahjumma (Da jung) Man Se balik bertanya, "Lalu bagaimana dengan ayah? Apa ayah juga menunggu ahjumma?"
Ga mau donk ketahuan kalau dia juga nungguin Da Jung. Yool pun berkata tidak, ia keluar rumah untuk mencari udara segar. Ah segarnya, ucap Yool merasakan hembusan angin dingin. Hahaha. Sebuah mobil berhenti di depan rumah. Man Se berseru kalau Da Jung sudah pulang. Benar saja, Da Jung keluar dari mobil itu disambut pelukan hangat Man Se. Selain Da Jung, keluar juga dari mobil itu Kang In Ho. Yool terkejut campur heran Da Jung pergi bersama In Ho. "Kenapa kau bisa pulang dengan Ketua Kang?"
Da Jung akan menjelaskan tapi In Ho menyela memberi tahu PM kalau kakaknya juga dirawat di rumah sakit yang sama. Jadi ia meminta Da Jung untuk pergi bersamanya ke rumah sakit. Yool pun baru tahu kalau kakak In Ho sakit dan dirawat di rumah sakit yang sama dengan ayah Da Jung. In Ho berkata kalau mereka terlambat pulang karena jalanan yang macet. In Ho pun pamit pulang.
Da Jung bertanya apa yang Yool lakukan diluar rumah. Yool balik bertanya memangnya kenapa, "Apa kau pikir aku diluar sini untuk menunggumu? Sama sekali tidak. Aku keluar untuk mencari udara segar. Tanyakan saja pada Man Se, benar kan Man Se?"
Man Se menatap bingung hahahaha. Ketiganya pun masuk ke rumah.
Yool dan Da Jung sampai di kamar. Yool duduk di meja kerjanya. Ia bertanya-tanya, kakak In Ho ada dirumah sakit, kenapa In Ho tak memberitahukan itu padanya. Da Jung menilai itu karena bukan berita yang baik, kenapa In Ho harus mengatakannya. Ia sendiri juga mengetahui itu dari ayahnya.
Yool mencari-cari dokumen di meja kerjanya, tapi ia teringat kalau dokumen yang dicari tertinggal di ruang kerja. Da Jung pun segera berlari ke ruang kerja untuk mengambil dokumen yang dimaksud. Yool yang heran berterima kasih. Ah iya aku ingin minum yang manis-manis . Da Jung pun langsung menyediakan minuman yang diinginkan Yool. Yool kembali berterima kasih. Yool bertanya apa Da Jung sudah mengganti tissu kamar mandi. Da Jung langsung lari mengambil tisu dan meletakannya di kamar mandi. Yool semakin heran melihat Da Jung yang tak kenal lelah. Boneka itu harus dibersihkan dari tempat tidur! Da Jung pun segera membereskannya. Bantalnya juga dirapikan Sofa juga perlu dibereskan Da Jung melakukannya tanpa keluhan sedikitpun. Yool aneh melihatnya, "Ada angin apa yang membuatmu mendengarkan semua perintahku?" Da Jung berkata kalau ia akan selalu berbuat baik pada Yool. Yool tak mengerti. "Bercanda kok," sahut Da Jung. "Aku hanya sedang senang saja. Apa ada lagi yang harus ku lakukan?" Yool bilang itu saja dan menyuruh Da Jung keluar kamar karena ia akan tidur. Da Jung berkata kalau ia akan membantu Yool agar bisa tidur, baru setelah itu ia keluar kamar. Yool Heran, membantuku tidur? Da Jung meminta Yool cepat berbaring karena ia akan membacakan sebuah buku. Yool bilang tak usah lebih baik Da Jung keluar kamar saja. Da Jung menilai Yool sudah keterlaluan, "Bagaimana bisa anda menolak kebaikan hati seseorang seperti itu?" Yool bilang bukan begitu maksudnya. "Anda akan berbaring sendiri atau haruskah aku yang membuatmu berbaring?" Ancam Da Jung sambil bergerak maju membuat Yool mundur dan terduduk di tempat tidur. Yool pun akan berbaring sendiri. Ia segera merangkak dan berbaring menutupi tubuhnya dengan selimut. Da Jung heran apa Yool akan tidur dengan pakaian itu, apa tak mau ganti baju dulu. Yool yang gugup bilang tak perlu, ia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut dan hanya menyisakan kepalanya saja yang kelihatan. Da Jung berada di sebelah Yool. Ia mengambil buku melewati tubuh Yool yang berbaring. Da Jung pun melanjutkan membaca Hikayat 1001 Malam.
Saat malam pertama, Scheherazade menceritakan sebuah kisah pada sang Sultan. Cerita tentang saudagar kaya dan Jin. Jika sultan mengijinkanku hidup keesokan harinya, dengan senang hati besok malam akan aku ceritakan kisah selanjutnya. Setelah mendengar kisah dari Scheherazade, Sang Sultan berpikir, aku akan menunggu sampai besok. Meskipun begitu, setelah ia selesai mendengarkan seluruh ceritanya, aku pasti akan membunuhnya. Da Jung melihat Yool sudah tertidur tenang. Ia tersenyum dan merasa membacakan cerita seperti ini sungguh cara yang efektif. Da Jung mengambil spidol dan menuliskan sesuatu di perban yang membalut jari tangan Yool. "Terima kasih Perdana Menteri, karena sudah peduli pada ayahku. Selamat malam."
Da Jung keluar kamar pelan-pelan agar tak menimbulkan suara yang bisa membuat Yool terbangun. Sebelum keluar kamar ia mematikan lampu kamar dulu. Perlahan Yool membuka matanya (Dia tadi tidur belum ya) Ia melihat apa yang Da Jung tulis di perban tangannya. Perdana menteri, cepat sembuh ya! Yool tersenyum melihatnya. Matanya terus terjaga.
Keesokan harinya, Da Jung, Man Se dan Na Ra mengantar Yool sampai di depan rumah.
"Ayah, sampai bertemu nanti." sapa Man Se dan Na Ra bersamaan. Yool heran melihat kedua putra-putrinya menyapa dengan sopan padanya. Ia pun berpesan pada keduanya agar jangan terlalu banyak bermain, kerjakan PR dengan baik. Yool akan masuk ke mobil tapi Man Se memanggilnya. Man Se membuka kedua tangannya. Yool yang heran diam saja. Melihat ayahnya diam saja Man Se berkata kalau lengannya sudah lelah. Yool pun mengerti, ia segera memeluk putra bungsunya. Yool melihat Na Ra yang sepertinya juga ingin dipeluk olehnya. Tapi Na Ra bilang tak apa-apa, lebih baik ayahnya memeluk Man Se saja. Lagi pula ayahnya juga hanya datang ke pertunjukannya Man Se. "Ayah kan tak peduli padaku."
Da Jung menutup mulut Na Ra, "Kenapa kau bicara seperti itu pada ayahmu?"
Yool tanya dimana Woo Ri. Da Jung memberi tahu kalau Woo Ri ada di kamar. Dia itu sedang memasuki masa puber. Da Jung mengingatkan Yool, kalau yang lainnya sudah menunggu, jadi Yool harus segera berangkat. Yool melepas pelukan Man Se dan akan masuk ke mobilnya, tapi Da Jung memanggilnya. Da Jung meminta anak-anak mengucapkan salam pada ayah mereka.
"Ayah, sampai nanti." ucap Na Ra dan Man Se bersamaan. Yool tertegun melihatnya, ia terharu. Ia pun masuk ke mobil.
Da Jung juga menyapa In Ho. "Ketua Kang, kau juga semangat ya." In Ho menjawabnya dengan senyuman. Kemana Yool pergi kali ini blusukan ke pasar.
Yool menyapa ahjumma penjual yang ada disana dengan menanyakan kondisi terkini pasar. Ahjumma penjual mengeluhkan kalau keadaan di pasar benar-benar kurang bagus. Yool mengunjungi penjual ikan segar yang dijual disana. Yool juga mengunjungi pedagang aksesoris. Yool membeli satu bando berwarna pink. Yool akan membayar tapi si penjual yang senang sekali bertemu PM, meminta Yool mengambil saja tak perlu bayar. Tapi Yool tetap membayarnya. Yool juga bertanya pada penjual, untuk putrinya yang sudah kelas lima, kira-kira dia suka tidak ya dengan bando ini. Ahjumma penjual menjawab tentu saja. Yool melihat disana ada jepit rambut. Ia mengambil satu jepit rambut dan dihitung dengan bando tadi.
In Ho menerima telepon dari seseorang. Ia kemudian memberi tahu PM kalau Presiden sudah membuat keputusan. Akan dilakukan peninjauan ulang terhadap kelayakan proyek. Yool lega mendengarnya. Wartawan pun bertanya terkait keputusan Presiden, "Sepertinya Presiden setuju untuk bekerja sama. Bagaimana tanggapan anda?"
PM Kwon Yool: "Masyarakat menanggung kerusakan dan tanggung jawab yang berasal dari kebijakan pemerintah yang salah. Karena Presiden sudah membuat keputusan, aku akan berbagi tanggung jawab terhadap keputusan ini. Dan aku akan berusaha proyek ini akan ditinjau secara adil."
Wartawan masih memberondong pertanyaan, tapi Yool sudah masuk ke mobilnya.
Menteri Park Joon Ki melihat berita wawancara Yool di pasar tadi. Ia kesal dan mematikan TV-nya. Sekretaris Bae memberi tahu Joon Ki kedatangan tamu seorang reporter dari Goryeo Ilbo. Reporter Byun berdiri di luar ruangan Menteri Park. Ia mengingat informasi yang ia dapat dari dua polisi di kantor polisi.
Flashback
Polisi menyampaikan kalau benar PM pernah menyeret Reporter Nam ke kantor polisi dengan tuduhan penguntit dan saat itu terjadi sebelum Yool mengadakan konferensi pers. Polisi membenarkan. Polisi yang satunya memberi tahu kalau PM dan Da Jung bertengkar seperti orang gila. Reporter Byun juga mencari informasi lewat ayah Da Jung. Ayah Da Jung mengatakan kalau PM dan putrinya berkencan ia tahu itu dari koran. Reporter Byun bertanya jadi sebelum muncul berita di koran, apa Ayah Da jung sama sekali tak tahu. Dan yang terakhir foto-foto antara Da Jung dan In Ho yang ia dapatkan.
Flashback end
Reporter Byun senang sekali karena satu persatu bukti terkumpul. "Kalau bukan penipuan ini pasti perselingkuhan."
Sekretaris Bae keluar dari ruangan Menteri Park mempersilakan Reporter Byun masuk.
Malam hari, di rumah PM. Man Se mewek karena ayahnya tak membelikan hadiah untuknya dan hanya membelikan hadiah untuk Na Ra. "Kenapa ayah tak membelikanku hadiah?" tangis Man Se. "Aku benci ayah. Aku benar-benar membenci ayah." Yool berjanji kalau ia akan membelikan Man Se hadiah. Tapi Man Se sewot menangis masuk ke kamarnya. Na Ra yang senang sekali mendapatkan hadiah dari ayahnya berkata tak usah khawatir, Man Se memang cengeng kok. Yool mengeluarkan jepit rambut yang juga dibelinya. Na Ra bertanya apa itu. Yool menjawab bukan apa-apa, ia menyimpan jepit rambut itu ke saku jas-nya. Yool menyesal karena lupa membelikan hadiah untuk Man Se. Da Jung keluar dari dapur membawa minuman, "Mana Man Se?" Ia penasaran dengan, kenapa tiba-tiba Yool memberikan hadiah untuk Na Ra. Yool berkata kalau ia hanya jalan-jalan di pasar dan melihat ada bando jadi ia membelinya. Da Jung menilai itu hadiah yang bagus dan berharap Yool mau mengurangi tugas rumah yang Yool berikan pada anak-anak. "Apa anda tak merasa tugas yang anda berikan itu sangat banyak?" Na Ra tersenyum senang karena Da Jung membelanya dan berkata begitu pada ayahnya. Yool malah menegur Da Jung tentang tugas yang ia berikan, "Kau seharusnya memikirkan tugasmu sendiri. Laporan harian. Apa kau sudah menulisnya dengan baik?"
"Tentu saja." jawab Da Jung.
Yool akan memeriksa tugas Da Jung. Ia meminta Da Jung membawakan laporan harian itu. Da Jung tampak menahan kesal. Yool masuk ke ruang kerjanya diikuti Da Jung yang membawa laporan harian. Da Jung mengatakan kalau ia sudah melihat berita di TV dan mengucapkan selamat pada Yool. Sambil membaca laporan harian yang dibuat Da Jung, Yool berencana mengundang Hye Joo dan In Ho untuk minum bersama sambil membahas itu. Mendengar kata minum, Da Jung senang sekali. Menurutnya itu ide yang bagus. "Untuk hari yang baik ini, maka So-maek lah yang terbaik." (campuran soju dan bir)
Yool memegang saku jas tempat dimana ia menyimpan jepit rambut. Da Jung berkata kalau ia akan menyiapkan cemilan. Da Jung akan keluar ruangan tapi Yool berkata yang tak tahu apa yang mau dia katakan. Bingung gitu deh mau ngomongnya gimana. Da Jung berbalik bertanya, apa ada yang ingin Yool katakan padanya. Yool pun terbata-bata mengatakannya kau tahu Ah iya Da Jung menilai kedua minuman itu terlalu sederhana untuk hari baik seperti ini. Alkohol, ia akan menyiapkan minuman yang beralkohol. Da Jung akan keluar tapi Yool kembali mengatakan sesuatu yang tak jelas "Maksudku kepala "
Da Jung cemas, "Apa kepala anda sakit lagi?"
Yool kesal karena Da Jung selalu memotong ucapannya, "Dengarkan aku dulu. Maksudku, pasti kau tak nyaman karena rambutmu panjang."
Da Jung heran, "Oh rambutku.. aku nyaman-nyaman saja." Da Jung menyentuh rambutnya.
Yool: "apa aku pernah mengatakannya, apa kau tak ingin mengikat rambutmu dengan sesuatu atau apapun itu namanya? Jadi, kau bisa benar kau seharusnya mengikatnya dengan jepit rambut."
Da Jung: Jepit rambut?
"Benar." ucap Yool yang tangannya merogoh saku jas untuk mengambil jepit rambut yang dibelinya.
Da Jung: "Ah aku paling benci kalau menjepit rambutku. Kenapa aku harus menggunakan jepit rambut? Memangnya aku anak SD?"
Yool terkejut dan tak jadi mengeluarkan jepit rambut itu, "Anak SD? Apa aku anak SD?"
Da Jung: "Bukan. Maksudku, apa aku ini anak SD?"
Yool jadi emosi dah, "kalau begitu, mau rambutmu digerai atau tidak, aku tak peduli. Kau mau mengikatnya atau tidak, lakukan sesukamu. Dan juga, ini laporan harianmu, apa kau tak menulisnya dengan benar? Tulis ulang satu halaman penuh."
Da Jung heran kenapa tiba-tiba Yool marah, ia akan mengambil laporan hariannya dari tangan Yool tapi Yool yang kesal meletakan itu di meja.
Yool melihat Da Jung masih di ruang kerjanya, "Apa yang kau lakukan, kenapa tak keluar?"
"Iya ya aku pergi." ucap Da Jung sebel.
Di luar ruangan, Da Jung heran apa ia harus melawan ucapan Yool. Ia pun menenangkan hatinya supaya lebih sabar menghadapi emosi Yool yang naik turun tiba-tiba. Tapi Da Jung merasa ada yang aneh dari sikap Yool barusan.
Yool mengeluarkan jepit rambut itu dari saku jasnya. Ia tak mengerti kenapa dirinya membeli benda itu, "sekarang, aku apa yang baru saja kulakukan?"
Park Joon Ki sampai di rumahnya, ia mengingat perbincangannya dengan Reporter Byun.
Reporter Byun: "Pernikahan PM Kwon Yool, apa anda pikir ini pernikahan sungguhan? Bagaimana jika ini adalah pernikahan palsu? Bagaimana jika aku menemukan buktinya?"
"Pernikahan palsu," gumam Joon Ki. "Konferensi pers besok pasti akan sangat menarik."
Ponsel Park Joon Ki bunyi, ada telepon dari Blue House. Presiden meminta Joon Ki menemuinya sekarang.
Kwon Yool, Da Jung, Hye Joo dan In Ho minum bersama. Yool memuji kedua staf nya sudah bekerja keras. Ia seharusnya bisa menyelesaikannya lebih baik lagi. Tapi ia menyadari dirinya tak terlalu bisa menangani sendirian. Da Jung bergumam pelan ternyata Yool tahu tentang diri sendiri. Yool mendengar apa yang Da Jung gumamkan, ia mendelik ke arah Da Jung. Yool menuangkan minuman untuk Hye Joo, "waktu itu kau mengundangku makan siang, aku minta maaf karena sudah menolaknya." Hye Joo yang melihat ada tulisan di perban tangan Yool menjawab kalau itu bukan sesuatu yang perlu disesalkan. Yool juga menuangkan minuman untuk In Ho, "Kau sudah bekerja keras, Ketua Kang. Pasti sangat lelah bekerja bersamaku, kan?" In Ho menjawab sama sekali tidak, tidak melelahkan. Ia malah sangat menyukainya, katanya sambil menoleh sebentar ke Da Jung. "Aku juga, aku juga, tuangkan juga untukku!" Da Jung meminta Yool menuangkan minuman untuknya. Yool juga memuji Da Jung yang sudah bekerja keras. Tapi Yool tak jadi menuangkan minuman ke gelas Da Jung, "Tidak tidak, kau minum pelan-pelan saja. Kalau kau terlalu banyak minum dan mabuk. Lalu siapa yang akan membersihkannya? benar kan?" (hahaha)
Da Jung: "Memangnya anda pernah melihatku mabuk?"
Yool mengingatkan tentang kekacauan besar yang Da Jung akibatkan ketika Da Jung mabuk, apa Da Jung sudah lupa itu. (ketika Da Jung muntah di wajah Yool)
Da Jung tertawa mengingat itu, "Baiklah aku mengerti. Aku tak akan minum." Da Jung meletakan gelas dan mengambil cemilan saja. Yool terkekeh melihat tingkah Da Jung, ia pun menuangkan minuman untuk Da Jung. "Aku akan menuangkan setengah gelas untukmu. Jadi, kau minumlah pelan-pelan." Da Jung senang sekali, ia akan meminumnya pelan-pelan. In Ho dan Hye Joo diam memperhatikan keduanya.
Hye Joo mengajak Da Jung menyiapkan lebih banyak cemilan. Da jung melihat kalau cemilan yang ada di meja sudah cukup untuk mereka. Hye Joo memberi kode supaya Da Jung ikut keluar ruangan bersamanya. Da Jung yang mengerti pun mengikuti Hye Joo. Da Jung dan Hye Joo menyiapkan cemilan. Da Jung langsung mencoba melahapnya. Sambil menyiapkan cemilan, Hye Joo bertanya tentang Da Jung yang hidup bersama PM. Da Jung yang awalnya terkejut dengan pertanyaan Hye Joo mengatakan kalau PM itu pria yang baik, walaupun agak sedikit sulit. Hye Joo membenarkan, Yool itu orang yang sulit. "Sejak aku megenalnya, aku tak pernah melihatnya rapi seperti sekarang. Tidak pernah sekalipun dalam 20 tahun."
"20 tahun?" Da Jung terkejut mengetahui Hye Joo sudah lama sekali kenal dengan Yool. Hye Joo mengatakan pertama kali ia dan Yool bertemu itu ketika SMP, "Itu waktu yang sudah sangat lama kan? Walaupun dia seniorku, dia orang yang sulit didekati. Tapi dia orang yang paling dihormati. Sepertinya kau juga sangat menghormatinya, seperti aku." Da Jung terbata-bata membenarkan, ia sangat menghormati PM.
Hye Joo: "Kalau begitu, kau pasti lebih mengetahui bahwa tak akan lebih dari hal itu kan?"
Beralih ke dalam ruangan dimana dua pria sedang minum sambil bercakap-cakap. Yool ingin tahu bagaimana Kakak In Ho bisa dirawat di rumah sakit. In Ho cukup terkejut dengan pertanyaan Yool, "Dia mengalami kecelakaan mobil. Saat itu dia sedang bersama wanita yang dicintainya dan dia mengalami kecelakaan mobil."
Yool: "kecelakaan mobil? Lalu bagaimana dengan wanita itu?"
In Ho: "Dia meninggal."
Yool turut merasa sedih itu buruk sekali.
In Ho: "Sampai sekarang aku masih merasa menyesal. Aku seharusnya tidak boleh membiarkan kakakku pergi dengan wanita itu. Apa anda pernah menyesal selama hidup anda?"
Yool: "Kenapa tidak? Setiap orang pasti memiliki sesuatu yang tidak berjalan seperti yang mereka inginkan."
In Ho penasaran ingin tahu, apa itu.
Yool: "Setiap orang mempunyai rahasia yang tak ingin diketahui oleh orang lain. Paling tidak ada satu. Bisa dibilang aku juga seperti itu."
Da Jung masuk ke ruangan mambawa cemilan. Yool tanya dimana Sekretaris Seo. Da Jung berkata kalau Hye Joo ingin memantau berita tentang Yool. Ia heran melihat kedua pria ini tak ada yang minum. Da Jung meminum segelas minuman untuk menghilangkan kegundahan hatinya dan mengingat ucapan Hye Joo tadi.
Flashback
Hye Joo: "Kau pasti tahu bahwa tidak akan lebih dari itu kan?"
Da Jung: "Apa maksudmu?"
Hye Joo: "Untuk berjaga-jaga saja, Jika kau merasakan perasaan yang lebih dari sekedar rasa hormat pada PM. Aku berbicara ini padamu karena aku peduli. Ini karena . Karena PM tak akan bisa melupakan istrinya. Tak peduli siapapun wanita itu, dia tak akan memasuki hatinya. Tak peduli berapa lama waktu yang berlalu. Aku mengatakan hal ini untuk kebaikanmu."
Flashback end
Park Joon Ki bersama Presiden di Blue House. Presiden merasa tak enak pada Myung Shim Grup (perusahaan mertuanya Park Joon Ki) yang mengerjakan proyek ini. "kau bisa mengatakan penyesalan kami secara langsung pada presdir Na, Menteri Park!"
Park Joon Ki: "Dengan terus menurunnya suara untuk partai penguasa dan pihak kepresidenan, saya yakin kalau Presdir akan mengerti bahwa tak ada lagi yang bisa dilakukan." Presiden penasaran apa Presdir Na bisa berpikir seperti itu. Joon Ki berkata karena baginya ada sesuatu yang lebih mengganggunya, "sehubungan dengan PM yang mendapatkan dukungan dan popularitas dibandingkan presiden. Apa anda merasa baik-baik saja?"
Presiden terdiam, ia juga sepertinya tak suka karena Perdana menteri lebih mendapatkan banyak dukungan dan popularitas. (lha yang kerja siapa coba)
Kembali ke kediaman PM. Sambil minum, mereka membuat permainan mengungkapkan harapan masing-masing untuk tahun baru. Da Jung mengungkapkan bahwa yang menjadi harapannya di tahun baru adalah dunia tanpa PR. (hahaha) Da Jung mengeluh pada PM kalau menulis laporan harian lima halaman itu sangat menyulitkan. "Bisakah anda mengurangi tugasku, perdana menteri?"
"Tidak akan," tegas Yool membuat Da Jung sebel. Da Jung tahu kalau Yool pasti akan mengatakan itu. Da Jung bertanya pada Hye Joo apa yang menjadi harapan Hye Joo di tahun baru nanti. Hye Joo berpikir sejenak, "Harapanku adalah pernikahan kontrak ini bisa berakhir dengan baik. Jadi perdana menteri bisa melanjutkan hidupnya dan Nam Da Jung juga bisa melakukan hal yang sama. Itulah harapanku."
Da Jung heran, "Harapan macam apa itu? Kalau misalnya pernikahan kontrak ini tidak berakhir dengan baik. Apa yang akan kau lakukan?"
Hye Joo: "Aku terkejut mendengarnya, Nam Da Jung apa jangan-jangan kau tak punya rencana terhadap masa depan? Atau jangan-jangan kau berpikir bahwa pernikahanmu dengan perdana menteri sebagai sebuah jaminan asuransi untukmu iya kan?" In Ho menegur apa maksud perkataan Hye Joo. "Aku tak percaya kau bisa mengatakan hal itu. kau harus manjaga mulutmu."
Hye Joo mendelik ke In Ho, "Ketua Kang?"
Yool melerai keduanya. Ia sendiri tak tahu apa yang akan terjadi setelah pernikahan kontrak ini berakhir, "Jika kontrak ini berakhir apapun jalan yang dipilih oleh Nam Da Jung aku akan menjaga dan tetap menolongnya." Yool menatap Da Jung, "Jadi tak usah terburu-buru dan pikirkan baik-baik."
Da Jung meminta Yool tak usah khawatir padanya. "Setelah pernikahan ini berakhir? Aku akan memikirkan masalah itu. Bagiku, aku akan berpikir apa yang terjadi saat ini. Mengkhawatirkan sesuatu yang tak pasti terjadi bukanlah gayaku." Da Jung menilai ini semua gara-gara dirinya maka suasana jadi suram begini. Da Jung kemudian bertanya pada In Ho, "Ketua Kang yang keren, baik dan pandai berbahasa Spanyol, apa harapanmu?" Da Jung mengacungkan sendok sebagai mic ke arah In Ho.
In Ho: "Aku akan menyatakan perasaanku yang sebenarnya pada wanita yang kusukai."
Da Jung terkesan mendengarnya, wah .
Acara minum bersama pun usai. Hye Joo dan In Ho keluar dari kediaman PM. Hye Joo menebak kalau wanita yang In Ho maksud pasti Nam Da Jung. "Wanita yang kau cintai. Tapi harus bagaimana, hati Nam Da Jung untuk pria lain." In Ho berdiri mematung di tempatnya berdiri.
Da Jung yang sedikit mabuk berjalan-jalan di luar. "Dia bilang ingin mengakui perasaannya. Ketua Kang sangat berani. Bagaimana bisa dia berpikir untuk melakukan itu?"
Tiba-tiba terngiang dalam benak Da Jung ucapan Hye Joo, "Perdana menteri tak akan pernah bisa melupakan mendiang istrinya. Tak peduli siapa wanita itu, tidak ada yang bisa memasuki hatinya."
"Aku tak akan mengakui perasaanku." sahut Da Jung merasa berkebalikan dengan sikap In Ho yang akan berani mengakui perasaan pada orang yang disukai. "Tidak akan, aku tak akan melakukannya."
"Nam Da Jung-ssi!" Yool datang melemparkan jaket ke arah Da Jung. "Apa yang kau lakukan disini? Kalau kau tak ingin mati kedinginan, cepatlah masuk!"
Yool akan masuk ke rumah tapi Da Jung mmanggilnya. Da Jung ragu menanyakannya, "ah itu ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu."
Yool: "Kalau kau ingin membicarakan mengenai tugas harianmu, hanya satu jawabanku. Tidak."
Yool berbalik akan masuk ke rumah. Tapi pertanyaan Da Jung menghentikan langkahnya.
Da Jung: "Istri anda, apa anda masih mencintainya? Itukah alasan kenapa anda melarang orang lain masuk ke ruang piano dan melarang Woo Ri bermain musik, iya kan?
Yool berbalik menatap Da Jung.
Da Jung: "Terkadang, anda terlihat sedih apa itu karena karena mendiang istrimu. Apa Karena anda memikirkan istri, benar kan?"
Yool tak menjawab apapun. Ia memalingkan wajah sedihnya dan berlalu dari sana. Yool masuk ke rumah, ia menarik nafas panjang.
Da Jung yang merasa sedih berusaha mengusir kesedihannya dengan sedikit berolahraga. Ia melihat In Ho datang menghampirinya. In Ho tanya apa yang Da Jung lakukan disini. Da Jung berkata seperti yang In Ho lihat, ia sedang berolahraga. Karena ia ingin mengumpulkan kesadarannya. "Bolehkah aku bergabung karena sepertinya aku sedikit mabuk? Seperti ini?" In Ho pun memperagakan gerakan olahraga. Da Jung membenarkan dan mengikuti gerakan In Ho.
Da Jung menilai siapapun gadis itu pasti dia sangat beruntung. "Wanita yang akan menerima pengakuanmu betapa beruntungnya gadis itu bisa dicintai oleh pria sepertimu." In Ho pun mengumpulkan segenap keberaniannya, "Haruskah aku memberitahumu siapa wanita yang kusukai?"
Da Jung antuasias ingin tahu, "Benarkah? Siapa? Wanita seperti apa dia?"
In Ho: "Orang yang kusukai itu orang yang sangat aneh dan lucu." aneh dan lucu, Da Jung merasa itu sama dengannya.
In Ho: "sejujurnya aku tak pernah lagi tertawa setelah kecelakaan yang dialami kakakku. Tapi gadis itu, selalu membuatku tersenyum. Karena dia, aku sering tertawa. Dan karena dia aku selalu gembira. Anehnya, aku tidak bisa lagi bahagia meskipun aku melihatnya. Hatiku terasa sakit, orang itu orang yang aku sukai "
"Oh iya aku baru sadar ternyata sudah larut malam ya," sela Da Jung yang menyadari siapa wanita yang In Ho maksud. Ia tak ingin In Ho mengatakan itu lebih jauh. "Lain kali saja aku mendengarnya, Ketua Kang." Da Jung akan pergi dari sana tapi In Ho mengejar dan memeluknya dari belakang. Da Jung yang kaget dan terdiam mematung.
In Ho: "Wanita yang aku sukai itu adalah kau, Nam Da Jung-ssi."
Da Jung berlari masuk ke rumah. Ia tampak linglung dengan apa yang barusan terjadi. Ia akan minum air tapi airnya habis. Ia pun meminum alkohol sisa minuman tadi. Perasannya campur aduk jadi aneh setelah pengakuan In Ho padanya. Apa yang terjadi dengan hatinya sekarang. Ia menyentuh jantungnya yang berdegup.
Yool masuk ke ruang piano, ia teringat akan ucapan Da Jung tadi, "Istri anda, apa anda masih mencintainya?" Yool membuka piano itu dan menatapnya sedih.
Flashback
Yool melihat foto-foto istrinya bersama pria lain (bisa kita lihat kalau di foto itu kakaknya In Ho) foto itu diambil sebelum istrinya mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu sepertinya melibatkan istri Yool dengan pria itu. Posisi Na Young berada di sebelah kanan, sementara yang mengemudi di sebelah kiri. Itu adalah kecelakaan yang merenggut nyawa Na Young.
Fashback end
Yool keluar dari ruang piano dan melihat Da Jung duduk tertidur bersandar di meja. Yool dengan suara pelan membangunkan Da Jung. Ia menyentuh pelan pundak Da Jung, agar Da Jung bangun. Tapi Da Jung yang mabuk tak juga bangun. Yool melihat botol minuman yang isinya habis, "Apa dia meminum semua ini? Nam Da Jung bangunlah!" Tapi Da Jung tak juga bangun. Yool duduk di depan Da Jung. Ia mendengar Da Jung mengingau, "Perdana menteri." Yool menatap sedih Da Jung yang mengingau menyebut dirinya. "Nam Da Jung apa yang harus kulakukan padamu? Pekerjaan rumahku yang sebenarnya adalah kau." Ucap Yool dalam hati.
Ruang konferensi pers tahun baru tengah dipersiapkan, disana terlihat In ho yang sedang mengawasi tatanan ruangan tersebut lalu mata In ho tanpa sengaja mengarah ke kursi yang akan di duduki Da jung. Ingatan In ho kembali pada saat ia menyatakan perasaannya pada Da jung. Hye Joo datang ia menanyakan apa semuanya sudah dipersiapkan dengan baik, In ho mengatakan kalau semuanya hampir selesai lalu ia tanya bagaimana dengan PM dan Da jung.
Sementara orang yang sedang dibicarakan ternyata masih terbaring di ranjangnya, Da jung merasakan kalau tubuhnya tidak enak, ia sepertinya mengalami sakit yang diakibatkan karna mabuk. Yool menatap Da jung yang masih tidur-tiduran, ia meminta Da jung untuk bangun, ini sudah waktunya Da jung untuk bangun. Da jung dengan lemahnya berusaha bangun tapi belum lama ia duduk ia merasakan sakit yang begitu hebat di kepalanya, ia kemudian menjatuhkan dirinya lagi ke ranjang. Yool yang melihat hal itu berdecak, ia bilang kalau ia malah akan merasa khawatir pada Da jung jika Da jung pagi ini baik-baik saja setelah minum begitu banyak malam tadi. Da jung berusaha bangun kembali ia mengatakan apa hari ini ia boleh tidak datang ke acara konferensi pers itu, Yool yang mendengar hal itu jelas menolak, ia meminta Da jung untuk segera bangun. Da jung berusaha bangun tapi lagi-lagi ia tidak tahan lalu kembali membaringkan tubuhnya kekasur. Yool menarik selimut Da jung, ia memerintahkan Da jung untuk segera bangun dan memberikan Da jung waktu 5 menit untuk bersiap-siap. setelah mengatakan hal itu Yool keluar, tapi ketika sampai diluar Yool mulai menunjukkan rasa khawatirnya, Yool mengintip Da jung dengan membuka sedikit pintu kamar mereka.
Para reporter mulai berdatangan, reporter Byun pun ikut datang ke konferensi pers dengan membawa foto-foto yang ia ambil waktu itu (Da jung dan In ho). Boss Go dan Hee chul datang menghampiri reporter Byun, mereka tanya apa yang dipegang oleh reporter Byun, reporter Byun yang mendengar suara boss Go dan Hee chul segera menyembunyikan foto-fotonya, reporter Byun juga bilang kalau keduanya tidak lama lagi akan segera mengetahuinya.
Da jung terlihat berjalan sempoyongan, ia masih merasakan pusing dikepalanya. Da jung dan In ho secara tidak sengaja bertemu, Da jung kaget sementara In ho, ia terlihat sedih menatap Da jung. In ho menghampiri Da jung, ia berkata kalau Da jung sepertinya banyak minum kemarin, Da jung yang mendengar hal itu berusaha tidak terlihat aneh didepan In ho, Da jung bilang kalau ia tidak apa apa. In ho sepertinya tau kalau sekarang Da jung berusaha menghindar darinya, In ho terlihat sedih tapi ia berusaha menahannya. In ho tersenyum ia bilang kalau nanti para reporter akan banyak sekali menanyakan masalah pribadi jadi Da jung cukup menjawabnya dengan tenang jika Da jung merasa tidak nyaman dengan pertanyaan itu Da jung bisa memberikan sinyal pada Hye Joo. In Ho lalu melanjutkan, "tentang kejadian kemarin........" belum sempat In ho menyelesaikan kata-katanya, Da jung memotong perkataannya dengan bilang kalau sepertinya acaranya akan segera dimulai, Da jung cepat-cepat pamit pergi dari sana. In ho yang melihat sikap Da jung kepadanya terlihat sedih, Da jung melarikan diri ke luar dan ternyata saat diluar ia bertemu dengan Yool. Yool menghampiri Da jung ia tanya apa Da jung masih merasa tidak enak badan?, Da jung tersenyum ia bilang kalau ia baik-baik saja. Tapi Yool malah memegang keningnya, memeriksa suhu tubuh Da jung, Da jung yang secara tiba-tiba mendapat sentuhan dan perhatian seperti itu kaget tak berkutik. Yool kemudian bilang kalau Da jung masih merasa tidak enak, Da jung boleh kok tidak mengahdiri acara ini. Da jung yang diajak bicara malah tidak berkutik seperti patung, Yool yang melihat hal itu kemudian berusaha menyadarkan Da jung. Da jung tersenyum ia bilang kalau Yool tidak perlu khawatir, apa Yool tidak berfikir kalau "bunga" pada acara ini adalah dia?
Boss Go menunjukkan sesuatu pada Hee chul, ia bilang kalau obat ini bisa membuat orang 2 hari satu malam mengalami diare tanpa henti, Hee chul yang melihat gelagat mencurigakan dari boss-nya bilang apa itu untuk Da jung nuna?. Boss Go tersenyum ia bilang kalau Da jung hari ini masih tetap mengacuhkan mereka maka ia akan memberikan obat ini pada Da jung. Hee chul yang mendengar hal itu kaget, cemas.
Acarapun dimulai, Da jung dan Yool keluar bersama. Saat keluar Da jung masih terlihat tidak sehat jadi saat ia berjalan kearah Boss Go dan Hee chul yang sudah memajukan tangannya untuk menyapa Da jung ia lewatkan saja. Boss Go yang diperlakukan seperti itu terlihat begitu kesal pada Da jung, tanpa ragu-ragu lagi Boss Go segera saja melakukan aksinya dengan mencampurkan obat itu kedalam minuman. Hee chul tampak cemas dengan kelakuan boss nya ini, Da jung berterima kasih pada Boss go dan Hee chul karna sudah datang, ia juga meminta maaf karna sudah beberapa kali mengacuhkan keduanya, ia harap boss Go tidak marah. Boss Go yang mendengar hal itu bilang kalau ia bukanlah orang yang seperti itu. Ia lalu menyuruh Hee chul untuk memberikan minuman pada Da jung, pasti Da jung haus sekarang.
Muka Hee chul bingung, ia juga terlihat khawatir, Boss Go yang melihat hal itu lalu mengambil minuman yang ada ditangan Hee chul lalu memberikannya pada Da jung.
Ketika Da jung akan meminum minuman itu, tiba-tiba perutnya mual Da jung terlihat ingin muntah. Boss Go dan Hee chul lalu tanya apa Da jung tidak enak badan, boss Go melanjutkan apa Da jung kemarin habis minum-minum? jika memang iya bagaimana bisa istri dari perdana mentri melakukan hal itu. Seharusnya memang seperti itu, terdengar suara Yool, Yool menghampiri ketiganya, ia bilang kalau Da jung biasanya tidak seperti itu, Yool lalu mengambil gelas Da jung lalu meminumnya. boss Go yang melihat hal itu kaget shock, sedangkan Hee chul hanya membungkan mulutnya diam tidak bersuara. Boss Go terlihat cemas ia terus memperhatikan PM, Boss Go bahkan bilang tidakkah PM Yool terlihat tidak baik? Hee chul yang mendengar hal malah bilang sepanjang ia melihat malah Da jung yang terlihat tidak baik. Salah seorang reporter bertanya pada Da jung, ia bilang kalau tahun lalu Da jung terkenal dengan pembuat onar terbaik, menurut Da jung Kwon Yool itu seseorang yang bagaimana sebagai seorang suami. Da jung menatap Yool begitu juga Yool, Da jung lalu menjawab seperti yang kalian ketahui dia adalah orang yang pandai menahan nafsu, dingin, pilih-pilih dan sopan, tapi untukku dia adalah suami terbaik. Reporter Byun lalu mengangkat tangannya, ia bilang kalau ia punya pertanyaan, Da jung dan Yool terlihat seperti pasangan yang begitu serasi, tapi ia rasa itu semua pertunjukan yang sudah direncanakan, "dan pertunjukan itu disebut sebagai, sebuah kebohongan untuk semua masyarakat Korea," semua reporter yang mendengar hal itu mulai berkasak kusuk, "penipuan?" sementara Yool dan Da jung bertatap muka, cemas begitu juga dengan In ho dan Hye joo. Reporter Byun melanjutkan kalian berdua, apa benar-benar menikah sebagai pasangan sejati? bukan nikah kontrak? semua kembali kaget, "nikah kontrak?" Yool menanggapinya dengan tenang ia bilang apa reporter Byun punya bukti. Reporter Byun yang ditantang seperti itu lalu dengan beraninya mengambil sesuatu dari tasnya lalu menghampiri Yool dan Da jung dengan rasa percaya diri yang tinggi. Ia lalu memberikan Yool dan Da jung selembaran foto yang dimana itu adalah foto Da jung dan In ho. Da jung yang menerima foto itu kaget, cemas sedangkan Yool ia langsung menatap Da jung marah lalu menatap In ho. Reporter Byun lalu menunjukkan foto yang lainnya pada semua wartawan bahwa foto itu adalah foto istri PM, Da jung dan sekertarisnya In Ho. Tidak hanya sampai disitu, reporter Byun juga membeberkan bukti-bukti yang lainnya yaitu pendapat ayah Da jung dan rekaman dari kantor polisi. Reporter Byun kembali berteriak bahwa ini adalah 100% nikah kontrak.
Reporter Byun lalu menunjuk PM Yool dengan jarinya lalu bilang "PM, Apakah kau akan terus berbohong seperti ini?" Yool yang melihat semua kenyataan ini tampak terpukul, Yool lalu bangkit dari kursinya lalu ikut berteriak pada reporter Byun "kau, yang disana" Yool melempar foto-foto yang diberikan reporter Byun padanya. Yool lalu berjalan kearah reporter Byun, sambil masih berteriak dan dengan wajah marah Yool berkata "sekarang!! ..... (secara tiba tiba Yool bukannya berhadapan wajah dengan reporter Byun, ia malah merosot kebawah seperti anak kecil yang meminta permen pada ibunya dan merengek) aku salah!! reporter Byun." Da jung yang melihat hal itu shock tidak menyangka apa yang sedang Yool lakukan saat ini, sementara Yool, Yool terus menangis dibawah kaki reporter Byun seperti anak kecil yang minta maaf karna sudah melakukan hal yang begitu buruk. Tidak cukup dengan Yool yang berlutut memohon pada reporter Byun, Yool pun mengajak Da jung untuk bergabung bersamanya memohon ampun pada reporter Byun. Melihat hal itu Da jung pun ikut-ikutan berlutut ia memohon agar reporter Byun memaafkan mereka berdua, untuk kali ini saja. reporter Byun yang merasa ia menang terlihat begitu gembira, ia lalu tertawa keras lalu melebarkan kedua tangannya seakan ia sekarang sudah bisa menguasai dunia sementara para reporter lainnya sudah mendukung penuh reporter Byun dengan terus menyeru nyerukan nama reporter Byun (kayak yang di film sherina itu loh, waktu yang cowok berkumis akhirnya akan bisa memiliki perkebunan yang begitu luas milik ayah sadam hahahahha (ngelantur kemana mana)), tapi ternyata itu semua khayalannya reporter Byun saja, soalnya sampe sekarang pun ia masih berada dikursinya sambil cengeges gegesan sendiri, wkwkwkwkwkkwkwk
Kembali kejawaban Da jung, Da jung bilang kalau baginya Yool itu adalah suami terbaik, mendengar Da jung mengatakan hal itu Yool pun menoleh kearahnya, dengan rasa percaya diri yang begitu besar reporter Byun mengangkat tangannya ingin bertanya, tapi belum sampai ia mengucapkan kalimat pertamanya, perutnya bergejolak tut tut tut heheheh reporter Byun kentut, Hee chul dan Boss Go menatap reporter Byun aneh, tidak mendengar pertanyaan apapun dari reporter Byun lalu mempersilahkan reporter Byun untuk menyampaikan pertanyaannya. Reporter Byun terus menerus merasakan sakit diperutnya, saat reporter Byun ingin mengatakan pertanyaannya perutnya kembali sakit. Hee chul yang melihat hal itu tersenyum geli sementara boss Go merasa bingung atas sikap reporter Byun. Hee chul lalu bilang boss-nya pasti taukan sampanye 1 night 2 day, ia memberikan hal itu pada reporter Byun. Boss Go yang mendengar hal itu kontan tertawa, sementara reporter Byun berusaha mati-matian untuk mengatakan pertanyaannya tapi selalu tidak bisa dan akhirnya yang keluar dari mulutnya adalah "Dimana toiletnya?" wkwkwkkwkkw,
Reporter Byun berusaha mati-matian untuk menahan sakit diperutnya sampai-sampai reporter Byun harus megangin pantatnya untuk menahan agar hal-hal yang tidak diinginkan keluar, wkwkwkkw. Boss Go tampak memikirkan kata-kata yang akan di di katakan oleh reporter Byun, ia terus memikirkan hal yang akan diucapkan oleh reporter Byun, boss Go lalu kaget dengan pemikirannya sendiri, cont...? contrak? boss Go tampak banyak bicara langsung mengangkat tangannya, ia langsung bertanya, "pernikahan ini bukan pernikahan kontrakkan?" Da jung kaget, Yool pun begitu tapi ia berusaha tidak menampakkannya. Sementara boss Go ia terus bilang kalau ini berarti adalah kebohongan kan?
Yool terdiam, ia lalu bilang memang benar kalau ini adalah pernikahan kontrak, semua orang yang mendengar hal itu mulai berkasak kusuk begitu juga dengan In ho dan Hye joo, menatap tak setuju. Yool melanjutkan kalau pernikahan ini memang sebuah kontrak yang mereka berdua wajib patuhi dan berjanji satu sama lain untuk tidak melanggar peraturan tersebut, itu adalah janji pernikahan mereka sebagai seorang istri dan suami. Yool kemudian melanjutkan bahwa ia tidak akan melepaskan wanita yang ada didepannya ini, Yool menatap Da jung serius begitu juga Da jung ia tampak tersentuh. Yool kembali dengan tegas bilang "karna pernikahan kami memang kontrak yang legal."
Da jung tiba tiba merasa ingin muntah, disaat seperti itu Da jung mengalami gejala mual. Para reporter yang ada disana jelas saja kaget dan kalian pasti tau kan apa yang disimpulkan oleh reporter yang ada disana jika Da jung mengalami hal itu? yuppzzz semua reporter yang ada disana menyangka kalau Da jung sedang hamil. Yool berusaha menjelaskan kalau hal ini tidak seperti yang ada dipikiran para wartawan. Hye joo tampak kesal pada Da jung begitu juga In ho yang kesal kenapa juga harus pada saat seperti ini. Yool mati dibuat kesal oleh ulah Da jung, ia meminta Hye joo untuk menjelaskannya dengan para reporter. Hye joo bilang kalau sekarang Yool terlihat berbeda, apalagi setelah Yool mengatakan kalau Yool tidak akan melepaskan Da jung, ia tau kalau Yool tidak bermaksud seperti itu tapi jawaban dari Yool adalah jawaban yang tepat kalau Yool memang benar-benar menikahi Da jung bukan nikah kontrak. Yool yang mendengar hal itu hanya termenung, sementara Da jung terlihat bahagia dengan kata-kata Yool bahwa Yool tidak akan melepaskannya. Da jung kembali berpapasan dengan In ho, dan Da jung kembali mencoba menghindar tapi In ho menarik tangan Da jung. In ho tampak terpukul dengan Da jung yang terus menghindarinya, In ho meminta Da jung melihat kearahnya dan bilang kalau ia tidak bisa tidur malam itu, seharusnya ia terus menjadi orang yang baik dan nyaman untuk Da jung seperti malaikat pelindung Da jung, In ho juga mengatakan kalau itu tidaklah benar bahwa ia berterus terang tentang perasaannya. In ho berusaha tegar ia bilang kalau ia tidak menyesal karna sudah mengatakan yang sebenarnya pada Da jung karna ia memang benar-benar menyukai Da jung, Da jung yang mendengar hal itu akhirnya mengangkat kepalanya untuk melihat In ho. In ho melanjutkan bahwa ini adalah sesuatu yang ingin ia katakan pada Da jung, hanya karna Da jung merasa nyaman terhadapnya bukan berarti bahwa Da jung tidak akan menyadari keberadaannya, tapi justru kehadirannya malah membuat Da jung tidak nyaman, ia hanya ingin menajdi orang yang nyaman bagi Da jung.
Reporter Byun mencari foto-fotonya, ia bingung kenapa foto-fotonya tidak ada, dan dari belakang reporter Byun terlihat seseorang, Hee chul. Hee chul melihat foto-foto yang diambilnya dari tas reporter Byun, ia merasa kesal kapan reporter Byun mengambil foto-foto ini. boss Go datang mengahampiri Hee chul, Hee chul yang melihat hal itu segera menyembunyikan fotonya. boss Go mentertawakan reporter Byun, ia bilang kalau sebutan "reporter poop" itu sangat cocok untuk reporter Byun karna hanya dia seoranglah yang BAB di toiletnya PM.
Yool menatap kursi kosong yang digunakan Da jung ketika ia minum-minum, Yool kemudian duduk di kursi didepannya dan berkata dalam hati, Nam Da Jung, aku harus bagaimana denganmu? PR ku yang sebenarnya adalah kau"
Yool membuat ekpresi lucu ketika diminta Da jung untuk menemaninya, Yool bilang kenapa ia harus berada disini? Da jung bilang kalau ia merasa kesepian jika makan ramen sendirian, Da jung kemudian menawarkan apa sehabis makan ramen Yool ingin ia bacakan cerita?. Yool berdecak ia bilang kalau ia baru saja mendapatkan ketenangan tapi Da jung malah menganggunya. Da jung lalu tanya apa Yool sedang memikirkan sesuatu? Yool menjawab kalau yang ia pikirkan bukanlah masalah negara melainkan PR nya. Da jung tanya PR apa, Yool bilang kalau Da jung tidak perlu tau. Da jung lalu bilang lagi kalau ia memang tidak tau PR Yool itu apa, tapi yang ia tau pasti adalah Yool harus melupakan PR nya dulu dan makan mie ramen bersamanya (hehhehhe, kalo da jung tau PR yool itu sebenernya Da jung sendiri, apa jawaban Da jung bakal sama,wkwkkw) Yool protes kenapa ramen yang Da jung buat tidak ada telurnya, Da jung yang mendengar hal itu lalu bilang kalau Yool tidak tau bagaimana cara makan ramen yang benar, akan lebih enak jika Yool merasakan kaldu aslinya. Yool kemudian mencobanya, Da jung penasaran bagaimana rasanya, Yool seperti ingin protes tapi ia bilang kalau ramen Da jung masih bisa dimakan lalu Yool memakannya lagi. Da jung yang melihat hal itu tersenyum, ia tau itu artinya Yool menyukai ramennya. Yool dan Da jung memakan ramennya bersama, mereka saling adu seruput menyeruput ramen yang ada di mangkok hingga akhirnya ternyata ramen yang mereka ambil malah ramen yang saling nyambung satu sama lain. Yool tidak ingin mengalah dengan melepaskan bagian kecil ramen tersebut begitu juga dengan Da jung ia meminta Yool untuk mengalah, Yool tentu saja tidak mau ia malah melototin Da jung untuk segera melepasnya. karna Da jung tidak mau mengalah akhirnya Yool mengambil jalan terakhir yaitu menarik ramen yang ada di mulut mereka dengan ekspresi yang lucu. Ramen tersebut akhirnya jatuh ketangan Da jung, Da jung melotot kesal melihat tingkah Yool, tanpa tedeng alih alih lagi Da jung segera menghabiskan ramen yang bergelantungan di bibirnya karna Yool. Yool berdecak melihat tingkah Da jung ketika makan, Yool kemudian meminta Da jung untuk menghapus sisa-sisa makanan yang ada di wajah Da jung, Da jung mencoba mencarinya tapi tidak menemukan tempat yang dimaksud Yool. Yool akhirnya menarik wajah Da jung lalu mengusap sisa makanan yang ada diwajah Da jung sehingga keduanya terlihat begitu dekat dan tepat pada saat itu kedua anak Yool Na Ra dan Man Se menemui mereka, Man se tanya apa yang sedang keduanya lakukan. Da jung dan Yool segera berjauhan, Na Ra dengan gayanya bilang kalau ia tau keduanya pasti mau ciuman kan? mendengar hal itu Da jung dan Yool kaget, Yool bilang apa maksud Na ra, Na Ra lalu bilang kalau ayahnya dan Da jung mau berciuman kan? Na Ra lalu menoleh kearah adiknya Man se meminta persetujuan. Man Se dengan senang hati setuju, Man Se bahkan menyanyikan sebuah lagu untuk Da jung dan Yool bahkan Na Ra pun ikut bernaynyi singing, ayah...... dan ahjuma....... sedang ciuman! sedang ciuman... sedang ciuman!!
Paginya?? hehehh Man Se jadi tukang gosip, Man Se berkumpul dengan Ahjumma penjaga anak dan duo pengawal Yool. Man Se bilang kalau Da jung dan ayahnya berciuman, mendengar hal itu si gendut kembali tanya, berciuman? Man Se lalu melirik dengan nakalnya pada ahjumma ia bilang kalau ia melihatnya dengan mata kepalanya sendiri, Man se lalu bilang kalau ini rahasia, jadi tidak boleh mengatakan kepada siapa-siapa ya, belum lama Man se mengatakan hal itu Man se bilang kalau ia harus memberitahu reporter Shin dulu, setelah mengatakan hal itu Man Se pergi. wkwkwkk Man Se Man Se, padahal bilangnya tadi nggak boleh bilang siapa-siapa tapi toh dia mau kasih tau reporter Shin. Dan tanpa Man Se dan yang lainnya ketahui, disana sudah ada 4 mata yang mendengar mereka, mau tau siapa? siapa lagi kalau bukan 2 Yool dan Da jung. Yool dan Da jung terlihat shock karna Man Se mengosipkan mereka berdua, hahahahahha
Si gendut dan si kurus bilang kalau keduanya terlihat semakin mesra, ahjumma penjaga anak yang berada disana berdecak pada keduanya, ia bilang kenapa si gendut dan si kurus mesti memusingkan sebuah ciuman, ia bahkan melihat yang lebih hot dari itu, tawa ahjumma. Mendengar hal itu si gendut dan si kurus langsung memajukan tubuh mereka kedepan untuk mendengar cerita yang lebih jelas. Ahjumma mengeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum bahwa ia tidak bisa mengatakannya, "kau tau kan berguling .......guling" ahjumma tersenyum lalu pergi dari sana, hahahahahahahha tuh pikirannya udah kemana-mana. Da jung dan Yool yang mendengar hal itu dari kejauhan terlihat kaget, dengan apa yang mereka dengar dan lihat.
Yool bilang kalau ini begitu memalukan, bagaimana bisa ia disalahpahami karna perbuatan seseorang, Da jung yang mendengar hal itu tersingung, disalah pahami? Da jung lalu dengan gugupnya bilang siapa yang suruh Yool menghapus sisa makanan ramen yang ada diwajahnya. Da jung kemudian maju kearah Yool sehingga Yool secara otomatis mundur kebelakang hingga terbentur dinding, Da jung bilang kalau ia bahkan tidak meminta Yool, Yool sendiri yang melakukan hal itu. Da jung terus maju kearah Yool tapi Yool sudah mentok nggak bisa kemana-mana, Yool mulai grogi, Yool kemudian meminta Da jung untuk jauh-jauh darinya, apa yang sebenarnya Da jung lakukan sekarang? Da jung tidak gentar ia malah bilang kalau Yool ingin mengatakan sesuatu katakan saja, apa semua ini kesalahannya? Yool terdiam menatap Da jung, untuk menutupi kegugupannya Yool berteriak pada Da jung "karna kau Nam Da Jung selalu seperti ini dan membuat kita disalahpahami. Yool terus menatap Da jung gugup, Yool kemudian mendorong dahu Da jung kebelakang dengan jarinya, ia bilang kalau sekarang Da jung harus jaga jarak dengannya, 2 Meter Yool kemudian mundur kebelakang dan bilang akses dibatasi, hhehheeh. Sampai di kamar Yool menghembuskan nafas panjang lalu merosot ke dinding, ia bilang kalau ia memang harus menjauhi Da jung, karna kesalapahaman ini jantung nya hampir saja pecah (cie cieeeee yooollll suit suitttttt, kekekkeek) Da jung melanjutkan pembuatan boneka kodoknya, Da jung terus berfikir kenapa dia harus membatasi akses ke Yool, memangnya apa yang sudah ia lakukan?. ahjumma lalu memanggil Da jung, ia tanya apa Da jung tidak ikut pergi ke arena skating, mendengar hal itu Da jung kesal karna ia tidak diajak.
Reporter Byun ternyata bekerjasama dengan mentri Park, reporter Byun meminta maaf pada mentri Park karna ia gagal menjalankan misi mereka. Mentri Park bilang kalau itu tidak apa-apa, reporter Byun lalu mengatakan kalau saja ia tidak sakit perut waktu itu, dan kalau ia sampai tau siapa yang mengambil foto-foto itu, maka ia akan......., belum selesai reporter Byun mengatakan hal itu mentri Park memotong ia tanya apa bukti yang waktu itu reporter Byun katakan padanya adalah sebuah foto.
Reporter Byun mengatakan iya, foto Da jung dengan In ho, mentri Park tampak kaget ia lalu teringat kata-kata In ho yang bilang kalau sasarannya adalah Yool bukan Da jung, mentri Park tersenyum ia sekarang tau, apa maksud perkataan In ho.
Dan ternyata Hye joo membuntuti reporter Byun, ia lalu menelpon In ho dan memberitahu kalau memang benar ternyata reporter Byun merencanakan sesuatu dengan mentri Park. In ho mengerti ia bilang kalau ia akan kesana, In ho merasa kalau dirinya sedang diikuti, In ho lalu memancing orang yang mengikutinya itu. In ho kaget ketika mengetahui ternyata orang itu adalah Hee chul, Hee chul bilang ia mengikuti In ho karna ada yang ingin dibicarakannya dan ternyata Hee chul memberikan foto-foto yang ia dapatkan dari reporter Byun, Hee chul bilang kalau ia percaya In ho ada di sisi nunanya sekarang, Da jung.
Ke tiga AB3 memergoki Hye joo berada di lapangan golf, Yoon Hee mengira kalau kedatanagan Hye joo kesini karna ada PM Yool tapi begitu ia mengetahui kalau PM Yool tidak ada disini ia marah, ia curiga apa Hye joo kesini karna tau suaminya ada disini. Hye joo yang tau Yoon he cemburu, mencoba memanas-manasi Yoon hE, dengan berpura-pura tidak tau kalau mentri Park ada disini. Yoon He masih tetap curiga, Hye joo lalu bilang kenapa Yoon he selalu mencurigai hubungannya dengan mentri Park? Ini begitu menganggunya karna ia masih single tapi perlu Yoon he tau kalau ia tidak suka pria yang sudah menikah.
Sekertaris Bae tanya kenapa mentri Park menyuruh reporter Byun untuk menahan agar foto-foto itu tidak disebarkan, mentri Park bilang kalau mereka tidak bisa membuang begitu saja kartu In Ho. Sekertaris Bae lalu bilang kalau ia mendengar banyak rumor kalau hubungan PM dan istrinya begitu harmonis. Yoon He menghampiri suaminya ia bilang kalau ia membawakan suaminya makan siang, mentri Park menjawab dengan jutek kalau istrinya tidak perlu melakukan hal itu. Yoon he ngambek ia bilang kalau suaminya tidak pernah melihat kesungguhan hati seseorang, bahkan PM yang dingin dan kasar pun mengajak keluarganya ke arena skating (Yoon He mengetahuinya dari Hye Joo), mendengar hal itu mentri Park kaget, arena skating?
Man Se merasa seandainya Da jung ikut pasti akan seru, Na Ra yang mendengar hal itu meremehkan ia bilang jika Da jung ahjumma Da jung kesini yang ada ia akan terjatuh terus dan membuat mereka tertawa. Na ra lalu tanya ke Woo Ri mengapa Woo mau diajak kesini padahal ini tempat yang kekanak-kanakan, Woo Ri tertawa ia bilang kalau sewaktu kecil Na Ra sering kesini dan terjatuh, Na ra yang mendengar hal itu kaget, ia tidak ingat jika ia pernah kesini. Suara Da jung terdengar, Man Se yang melihat Da jung langsung memeluk Da jung, Woo Ri tanya mengapa ahjumma Da jung kesini, Da jung dengan santai bilang kalau ia juga ingin latihan, Da jung kemudian tanya dimana PM. Nyanyian Ost milik Taemin terdengar, kamera langsung mengarah pada Yool yang sedang ice skating, Yool terlihat sangat pandai menggunakan sepatu itu, bahkan Yool terus menerus berputar mengelilingi lapangan, ia terlihat begitu mempesona. Sementara Da jung ia tidak mampu berkedip lagi, hanya satu kata TERPESONA, Da jung terus memperhatikan Yool yang bermain dengan lincah, dan Da jung makin terpesona tatkala Yool menghampiri mereka dengan gaya stop yang kerennn... Yool lalu tanya apa yang dilakukan Da jung disini, Da jung bilang kalau mereka serumah jadi tidaklah baik mendidik sendirian apalagi meninggalkannya sendirian, itu tidak manusiawi. Yool lalu bilang apa Da jung pergi kesini tanpa niat, Da jung tanya apa maksudnya tanpa niat, lalu apa kau akan terus disini? seru Yool
Da jung bilang tentu tidak, ia sudah menyewa jadi ia tidak ingin menyia-nyiakan uangnya, Yool dengan tampang dingin bilang terserah lalu kembali melanjutkan permainannya tapi saat ia berbalik ia tersenyum,(cie cieeeee suka kan kalo da jung nyusul, jangan sok jutek deh padahal tuh mau, wkwkkwkwkw)
Yool mulai mengajari anak anak dan Da jung, Man se, Woo ri dan Na ra terlihat bisa mengikuti latihan yang diberikan pada mereka tapi tidak dengan Da jung, ia terlihat begitu kaku. Yool mengajari Da jung sendirian sementara yang lainnya berlatih sendiri-sendiri, Da jung begitu kaku, sampai-sampai ia hampir saja jatuh tapi untung saja ada Yool yang menolongnya. Ketiga putra dan putri Yool terlihat begitu menikmati permainan mereka, sementara Yool yang sedari tadi dingin dalam mengajari Da jung, sekarang malah terlihat curi-curi pandang dengan Da jung, lirikan matanya itu loh, nggak tahan, hehehhehehe
Yool kembali mengajarkan ke4 siswanya, siswa yang paling kecil mengeluh kalau ia sudah lelah dan ingin makan, ia lapar dan siswa yang paling besar pun menimpali kalau ia juga sudah lapar. Kebersamaan mereka sekeluarga lalu terganggu dengan adanya keluarga mentri Park yang menyusul ke arena skating. Ketiga anak Yool tampak senang bertemu pamannya, sedangkan Da jung terlihat salah tingkah karna disana juga ada Yoon he (waktu liat Yoon he langsung keinget filmnya twilight saga, hehehhe jaketnya itu loh)
Saat bertemu Woo Ri dan anaknya mentri Park terlihat hanya menyipitkan mata satu sama lain, author jadi curriga apa anaknya mentri Park sebel sama Woo Ri karna Woo Ri lebih deket ya sama ayahnya??? hehehhe, sementara Yool terlihat tidak suka pada mentri Park karna sudah menganggu kesenangan keluarganya, Yool dengan pedas mengatakan mengapa mentri Park kemari.
Joon Ki mengatakan kalau sekarang Yool banyak berubah, sekarang ia sudah menyempatkan diri untuk bermain dengan anak-anaknya. Yool yang mendengar hal itu tanya apa Joon Ki kesini hanya untuk mengatakan hal itu. Yool bilang kalau mereka kesini karna Woo Rii ingin bermain disini. Joon Ki tersenyum ia bilang kalau Woo Ri memang selalu kesini ketika Na Young masih hidup dan ketika itu Yool terlalu sibuk untuk bersama keluaganya. Mendengar hal itu Yool terdiam, ia seakan baru tau jika Na Young sering mengajak anak-anaknya kesini.
Da Jung menanyakan pada Yoon He bagaimana dengan boneka kodoknya, Yoon He yang mendengar hal itu bilang kalau dia itu orang sibuk. Man Se yang ada bersama mereka menimpali kalau ayahnya juga orang sibuk tapi ayahnya juga membantu ahjumma Da jung untuk membuat boneka itu. Yoon He kaget mendnegar bahwa orang yang sesibuk PM pun ikut membantu membuat boneka kodok itu, lalu dengan wajah yang iri Yoon He bilang kalau Da Jung dan Yool kan pasangan baru jadi pasti lagi senang-senangnya tinggal dan melakukan hal bersama-sama. Da jung ngeles kalo mereka tidak seperti itu tapi lagi-lagi Man Se bilang kalau mereka berdua (ayah dan ahjumma Da jung) memang lagi senang-senangnya tinggal bersama, bahkan kemarin malam ia memergoki ahjumma Da jung dan ayahnya yang sedang berciuman. Yoon He kaget, sedangkan Da jung yang melihat kecerewetan Man Se langsung menutup mulut Man Se dan mengajaknya pergi. Yoon He berkata sebal bagaimana Da Jung bisa memamerkan hal itu padanya, hahahahhaha
Yool mengajak keluarganya untuk segera pulang tapi Man Se menolak, ia masih ingin main. Da Jung yang berada didekat Man Se akhirnya meminta Yool untuk menunggu sementara ia menemani Man Se untuk berkeliling setelah itu baru mereka pulang. Tapi naasnya ketika Da jung bergerak menyusul Man Se ia jatuh, Yool yang melihat hal itu segera berlari kearah Da jung, membantunya. Yoon He yang melihat itu dari kejauhan terlihat mencibir betapa mesranya kedua orang itu, Yoon He juga mengatakan bukankah suaminya bilang bahwa mereka berdua menikah bukan karna cinta tapi lihatlah mereka sekarang. Joon Ki yang sedang bersama istrinya akhirnya ikut menoleh, Joon Ki yang melihat hal itu juga kaget, apalagi ketika melihat Yool yang tersenyum mesra pada Da jung.
Hee chul memberikan foto-foto yang ia ambil dari reporter Byun, ia bilang kalau ia yakin In Ho berada di sisi nunannya Da Jung. Hee chul juga bilang kalau ia bisa mengatasi reporter Byun nantinya tapi ia tetap meminta In Ho untuk berhati-hati.
In Ho bertemu dengan Hye Joo, Hye Joo yang mengikuti reporter Byun dan Joon Ki belum mengetahui apa rencana mereka sebenarnya. Lalu Hye Joo mengganti topik pembicaraan, ia tanya apa In Ho sudah menyatakan perasaannya pada Da jung. In Ho tidak menjawab ia hanya diam saja lalu bilang mengapa Hye Joo jadi menanyakan hal itu. Hye Joo yang melihat ekpresi dan jawaban In Ho yang seperti itu menyimpulkan kalau In Ho sudah mengatakannya. Hye Joo terkesima, ia tidak menyangka kalau In Ho benar-benar mengatakannnya, Hye Joo lalu mengangkat tangannya ia mengaku kalah. Hye Joo lalu tanya dari mana In Ho mendapatkan keberanian itu.
In Ho menelpon Joon Ki, ia ingin bertemu. Joon Ki yang menerima itu bilang kalau ia akan bertemu In Ho setelah ia memeriksa jadwalnya.
Saat akan pulang Man Se mengajak pamannya kapan-kapan kerumah ia akan menunjukkan kamarnya, Joon Ki yang mendnegar hal itu bilang tentu saja. Da Jung lalu membawa mereka pergi dari sana, Joon Ki lalu bilang pada Yool, ia tau mungkin yool akan keberatan dengan hal ini tapi ia ingin mengundang keponakan2nya datang kerumah nantinya. Yool yang mendengar hal itu bilang kalau ia tidak apa-apa, Joon Ki kan paman satu-satunya bagi anak-anaknya. Joon Ki lalu beralih ke topik yang lebih serius ia bilang kalau tampaknya sekarang Yool sudah melupakan Na Young karna wanita itu (Da jung), Joon Ki terdiam beberapa saat seperti sulit untuk mengatakan apa yang akan ia katakan ini, Joon Ki bilang bukankah seharusnya Yool tidak melakukan hal itu? Yool yang mendengar hal itu terdiam, Yool merenung diluar rumahnya, saat ia masuk keruang kerjanya ia melihat sebuah gambar, memo dan segelas ice cream. Ini adalah ice cream stawbery kesukaanmu, PM. Makanlah dan kumpulkan kekuatanmu PM, Pow Pow!! PM Kwon Yool, Fighting! Yool kembali mengingat perkataan Joon Ki yang bilang kalau Yool sepertinya sudah melupakan semua tentang Na Young istrinya, Yool terdiam dan ketika matahari pagi sudah terlihat ternyata ice cream Da jung mencair digelasnya.
Da Jung berlatih dengan anak-anak, saat Yool datang Yool tanya kenapa Da jung berada disini. Da Jung bilang kalau ia juga akan berlatih, kemarin Yool sendiri yang bilang akan mengajarinya. Yool bilang kapan? dimana? lalu dengan dinginnya Yool bilang kalau ia mengatakan bagus berlatih di cuaca dingin, ia tidak bilang kalau ia akan mengajari Da jung. Yool pun memulai latihannya, Da Jung yang secara tidak langsung sudah diminta Yool untuk pergi dari sana tidak mengindahkan Yool, Da jung malah ikut berlatih dan bersama-sama dengan anak-anak lainnya bilang Hoyyy.... Yool yang melihat hal itu melirik tajam kearah Da jung. (sikap Yool emang dingin tapi kalo diliat dari mukanya kenapa menurut author dia malah tersiksa ya, bersikap dingin pada Da jung seperti itu)
Yool kembali bersikap dingin pada Da jung ketika Da jung meminta Yool untuk makan terlebih dahulu, Da Jung yang tidak mengetahui apa-apa mengapa Yool bersikap acuh padanya hanya bisa diam, menatap Yool. Da Jung heran mengapa Yool bersikap dingin padanya, Da jung berfikir apa Yool marah padanya. Na Ra yang berada di dekat Da jung segera merapat lebih dekat dengan Da jung ketika ia mendengar ocehan Da jung. Na Ra dengan sikap yang begitu antusias bilang apa ahjumma Da jung sedang merasa khawatir? Da Jung tersenyum ia bilang kalau ia tidak sedang khawatir, Na Ra yang tadinya begitu antusias terhadap Da jung akhirnya cemberut ia bilang jika Da jung tidak merasa khawatir maka sebaiknya Da jung pergi dan tidak usah mendesah, heehhehehe kayaknya niat Na Ra tadi pengen ngasih nasehat pada Da jung tapi malah berkata lain.
Man Se menanyakan hal yang tidak biasa pada Da jung, ia tanya apa ia akan mendapatkan 11 point jika ia mempunyai Godolyi, Chodan dan Hongdan? (dalam permainan kartu) Da Jung yang mendapatkan pertanyaan seperti itu bingung tapi kemudian ia menyadari bahwa yang menanyakan hal semacam hal itu pasti ayahnya, Da jung segera mengambil handphone yang ada di tangan Man Se. Da Jung memarahi ayahnya karna bertanya hal itu pada anak kecil, ayah Da jung yang mendengar hal itu ngotot ia bertanya karna semua orang tua yang ada disana bilang kalau Godoly, Chodan dan Hongdan itu 13 point. Mendengar hal itu Da jung tersenyum ia lalu mengatakan kalau hitungan ayahnya memang benar 11 point, Da jung lalu tanya apa ayahnya menelpon dirinya hanya ingin menanyakan hal itu? Ayah Da jung lalu bilang kalau tadi malam ia bermimpi tentang Da jung, ia bermimpi jika Da jung memakai gaun putih dan ia sedang dikejar-kejar oleh serigala bermata biru, ayah Da jung menyimpulkan jika mimpi itu adalah pertanda buruk, apa Da jung baik-baik saja? Da jung yang mendengar hal itu tertawa ia bilang kalau ia baik-baik saja, itu hanya mimpi konyol ayahnya, ayahnya lebih baik menjaga kesehatannya. Ayah Da jung lalu menutup telponnya ia bilang kalau ia akan melanjutkan permainan mereka, Da Jung yang melihat kelakuan ayahnya itu bilang kalau ayahnya selalu khawatir tanpa alasan. Sementara di RS saat ayah Da jung bilang ia akan bermain bersama yang lainnya ternyata ia hanya sendiri, ayah Da jung berbicara sendiri.
Yool kaget ketika mendapati Da jung sudah ada di belakangnya (kayaknya tempat ini jadi tempat spesial untuk Yool memikirkan sesuatu) ia tanya sejak kapan Da jung ada disni. Da jung bilang kalau ia sudah lama berada disini, Da jung lalu tanya apa Yool sedang ada masalah, jika iya dan masalah itu bisa dibicarakan padanya, ia mau mendengarkannya. Yool yang mendengar hal itu bilang tidak ada, Da jung yang sudah merasa khawatir dari tadi akhirnya angkat bicara mengapa sepertinya sepanjang hari ini Yool terus menghindar darinya, dan jika Yool sedang berbicara padanya Yool selalu marah, apa ia mempunyai salah, jika ia apa kesalahannya, ini aneh sekali.
Yool hanya menatap Da jung, ia lalu bilang kalau sebenarnya ia merasa tidak nyaman dengan Da jung, Da jung tanya mengapa. Yool bilang kalau ia hanya merasa tidak nyaman pada Da jung, awalnya ia begitu berterima akasih pada Da jung karna baik terhadap anak-anaknya tapi sekarang ia merasa hal itu sudah menjadi beban buatnya, mereka ini hanya kawin kontrak jadi ia harap Da jun tidak perlu terlalu bekerja keras. Da jung terlihat kecewa Yool mengatakan hal itu, Da jung lalu dengan tegas mengatakan kalau ia tidak mau menuruti apa kata Yool, Da jung lalu berusaha tersenyum ia bilang kalau ia tau Yool mengatakan hal ini karna Yool khawatir terhadapnya, Da jung lalu memegang tangan Yool ia bilang kalau waktu itu ia sudah mengatakan kalau ia ini orang yang melakukan apapun sepenuhnya untuk saat ini, walau bagaimana pun ia adalah istri Yool saat ini dan ia akan melakukan peran itu dengan benar jadi ia harap Yool tidak perlu merasa tidak nyaman padanya. Yool terus menatap Da jung, ia lalu menghempaskan tangan Da jung, Yool bilang kalau Da jung tidak mengerti apa maksudnya. Da jung yang diperlakukan hal itu kaget, sementara Yool terus membombardir Da jung, ia bilang apa situasi seperti ini menyenangkan buat Da jung? berakting seperti ini, padahal ini adalah nikah kontrak, jika hal ini menyenangkan untuk Da jung, tapi tidak untuk dirinya jadi Da jung tidak perlu melewati batas itu. Yool terlihat frustasi memikirkan Da jung, Yool lalu mengeluarkan sebuah pita dari jas nya, sementara Da jung sepertinya ia shock dan sedih dengan perubahan sikap Yool yang mendadak, tapi Da jung berusaha menahan kesedihannya, In Ho akan menemui Hye joo, tapi saat itu juga ia bertemu Da jung. Da jung sepertinya sedang menenangkan hatinya menyendiri. Da jung sedikit kaget ketika melihat In Ho, kecanggungan diantara mereka berdua terus terjadi. In Ho mendapatkan sebuah pesan.
Yool yang sedang bekerja tanpa sengaja melihat perban di tangannya Yool terus melihat perban itu, lalu Yool mengambil handphonenya, ia menekan speed dial 5 tapi ketika ia menekan tombol memanggil ia segera mengakhirinya (punya Da jung bukan ya speed dial nomor 5 itu)
In ho memberikan dokumen pada Yool setelah itu In ho meminta ijin pada Yool untuk keluar selama 2 jam. Sementara Yool kembali membuka hp-nya, mempertimbangkan apa ia akan menghubungi Da jung atau tidak. Sementara Da jung tanpa sengaja tertusuk jarum saat dia sedang menjahit boneka kodok (emmm pertanda buruk kah?), Da jung kemudian mendapatkan sebuah sms.
Reporter Byun tampak mengawasi In Ho dari kejauhan, ia mengatakan pada yang ditelpon jika ia sudah menyiapkan semuanya jadi tidak perlu kahwatir. Entah Hee Chul sengaja mengikuti kemanapun reporter Byun pergi atau karna ketidaksengajaan, Hee chul melihat reporter Byun dan ia merasa jika reporter Byun akan membuat masalah hari ini.
In Ho terlihat begitu serius memasuki sebuah lift dan ternyata In ho menuju sebuah kamar, In ho menekan bel kamar itu dan betapa terkejutnya In Ho ketika melihat siapa yang membuka pintu itu, Da jung. In Ho yang mengetahui hal itu segera menyeret Da jung kedalam, Da jung menunjukkan sms yang di kirimkan In ho padanya yang mengatakan bahwa ada hal penting yang terjadi pada PM. In ho bilang kalau ia tidak pernah mengirimkan sms pada Da jung, In ho berkesimpulan jika mereka di jebak dan ternyata semua ini adalah rencana mentri Park, mentri Park bahkan memanggil semua reporter dan yang lebih mengejutkannya lagi sepertinya tujuan sebenarnya mentri Park kali ini bukanlah In ho melainkan Da jung, karna ia bilang kalau Yool begitu berani melupakan adiknya Na young, ia tidak akan memaafkan Yool. In Ho berfikir keras ia lalu bilang pada Da jung agar mereka keluar terlebih dahulu jika perkiraannya benar maka akan ada banyak reporter disini dan reporter Byun telah memanggil semua reporter yang ada, ia bilang kalau ia akan memberikan berita yang bagus untuk mereka semua. In Ho melihat ke sekeliling, dirasa aman ia mengajak Da jung keluar. Tapi sayangnya saat mereka mencoba lari melalui lift mereka hampir saja bertemu muka dengan para AB3. Da jung dan In Ho segera menyembunyikan wajah mereka karna mustahil bagi mereka untuk berlari dari sana. Da jung lalu bilang jika mereka harus berpisah dulu, ia akan naik ketangga darurat terlebih dahulu setelah itu baru In ho tapi In ho melarangnya ia bilang kalau ia tidak akan pergi tanpa Da jung. Sementara itu reporter Byun bersiap-siap untuk mendapatkan berita besar yang telah ia rencanakan. Da Jung dan In Ho mencoba lari melalui tangga darurat tapi sayang pintu menuju tangga sudah terkunci rapat dan keduanya tersontak kaget ketika melihat kerumunan reporter yang ada didepan mereka. Reporter Byun yang pertama kali melihat mereka, tanpa rasa bersalah sedikitpun reporter Byun memanggil nama Da jung.
Da jung dan In Ho membeku, semua reporter menoleh kearah mereka, In ho yang tadinya mengenggam erat tangan Da jung segera melepasnya. Reporter Byun mengompor-ngompori para wartawan yang lainnya mengapa bisa istri PM berada dihotel bersama staf PM. Reporter yang lain lalu menanyai Da jung apa yang sebenarnya Da jung lakukan disini, siapa yang akan Da jung temui. In ho yang melihat itu semua segera melindungi Da jung dengan tangannya ia lalu bilang kalau istri PM berada disini karna akan menemui seseorang. Reporter Byun terus mengompori para reporter lainnya ia bilang kalau Da jung akan bertemu seseorang mengapa Da jung tidak bertemu di kafe tapi malah di hotel, disebuah kamar. Reporter Byun terus mendesak Da jung, siapa yang akan Da jung temui di kamar hotel, Da jung akan menjawab tapi In ho bilang kalau Da jung tidak perlu mengatakan apapun. In ho lalu bilang kalau reporter Byun sudah sangat kasar sekarang. Reporter Byun tidak memperdulikan perkataan In ho, ia terus mendesak Da jung siapa sebenarnya yang ingin ditemui Da jung selarut ini. In Ho terdiam tapi lalu pandangannya berubah jadi kaget, ia lalu menjawab pertanyaan reporter Byun dengan tegas, kalau orang yang akan ditemui adalah PM Kwon Yool. Gantian reporter Byun yang tidak bisa mengatakan apa apa, Yool datang dari arah belakang ia tersenyum menghampiri Da jung dan In ho. Da jung yang melihat hal itu kaget, Yool dengan wajah ramah bilang apa yang mereka lakukan disini, dia menyuruh istrinya datang kesini karna ingin memperingati hari 100 pernikahan mereka, apa hal ini juga harus ia beritahu pada semuanya. Para reporter terdiam mati kutu, apalagi reporter Byun rasa-rasanya reporter Byun tidak punya muka lagi. Yool berterima kasih pada In ho karna sudah melakukan tugasnya dengan baik, ia lalu mengajak Da jung untuk pergi. In Ho yang melihat keduanya pergi seakan tidak suka, In ho tidak suka Yool dengan seenaknya merebut Da jung yang sedang ia lindungi.
Reporter lainnya marah pada reporter Byun yang memberikan informasi yang salah, mereka bilang apa peringatan 100 hari pernikahan mereka ini ada hubungannya dengan politik dan lagi apa mereka ini scandal news.
Saat tiba dikamar Yool tanya apa yang sebenarnya terjadi.
Diluar Hye Jo sudah menunggu In Ho, In Ho bilang kenapa Hye Joo bisa ada disini. Hye Joo bilang kalau ia mendapatkan informasi dari reporter skandal news Hee Chul, Hye Joo juga bilang kalau In Ho berhutang penjelasan padanya. In Ho hanya diam saja, ia menuju mobilnya dan pergi. In Ho terlihat begitu kesal dengan apa yang terjadi dihotel, In ho sepertinya tidak terima kalau Yool mengambil begitu saja Da jung darinya.
Da jung menceritakan kronologi bagaimana ia bisa berada disini, ia bilang kalau In ho mensms-nya dirinya dengan mengatakan kalau sedang terjadi sesuatu pada Yool makanya ia datang tapi ketika ia bertemu dengan In ho, In ho malah bilang kalau semua ini adalah jebakan dan ketika mereka kabur mereka malah bertemu dengan para reporter. Da jung ingin menjelaskannya lagi tapi Yool meminta Da jung untuk berhenti, ia sudah tau bagaimana kejadiannya. Da Jung merasa bersalah ia bilang apa ia melakukan kesalahan lagi? apa ia melakukan kesalahan lagi hari ini sehingga membuat Yool berada dalam masalah. Yool mendesah ia bilang bukan seperti itu, ia hanya lelah dengan situasi yang menganggu ini. Da Jung yang mendengar hal itu hampir menangis, tadinya ia berfikir kalau Yool bersikap dingin, karna Yool marah terhadap dirinya yang selalu membuat masalah tapi sepertinya Yool malah lelah dengan situasi yang ada, sepertinya Yool lelah mengurusi Da jung, Da jung bilang kalau Yool benar benar keterlaluan, "saat aku dikerumuni banyak reporter, aku pikir aku sudah membuatmu dalam masalah atau merusak reputasimu, pikiran itu membuatku tertekan dan menyakitkan."
Yool mendekati Da jung, ia meminta Da jung untuk menghentikannya, tapi Da jung terus berbicara, "tapi kau malah merasa lelah dan justru membuatmu terganggu."
Yool meminta Da jung untuk berhenti, "aku tidak mau, mengapa aku harus mengikutimu? aku ingin mengatakan apa yang ingin aku katakan, kau berfikir semua adalah salahku. Karna itu kau marah padaku! kalau kau begitu membenciku dan tidak suka padaku......" Yool memeluk Da jung seakan tidak ingin kehilangan Da jung, tatapan mata Yool seakan berbicara kalau hal yang sebenarnya menganggu bukanlah karna Da jung yang selalu membuat masalah tapi yang sebenarnya adalah masalah hatinya sendiri, antara memlih untuk terus bersikap dingin pada Da jung atau malah sebaliknya.
Kang In Ho yang menyadari dirinya dijebak bersama Da Jung di hotel berusaha untuk meninggalkan Myungshim hotel. Keduanya harus meninggalkan hotel itu tanpa ketahuan siapapun, apalagi akan ada wartawan yang diyakini sudah ada disana untuk menjebak mereka. Na Yoon Hee and the gank ada di hotel itu untuk melabrak Park Joon Ki yang mungkin ada disana bersama Seo Hye Joo. Ketiga wanita ini berpapasan dengan In Ho dan Da Jung, tapi tak menyadari kalau itu mereka. Karena In Ho dan Da Jung menyembunyikan wajah mereka. Tapi sial bagi In Ho dan Da Jung karena rombongan wartawan menemukan mereka. Reporter Byun langsung mengajukan pertanyaan pada Da Jung terkait keberadaan keduanya di hotel malam-malam hanya berdua. In Ho yang terkejut melihat seseorang mengatakan kalau kedatangan Da Jung ke hotel untuk menemui PM Kwon Yool. Dan munculah PM Kwon Yool di belakang para wartawan. PM menanyakan apa yang dilakukan para wartawan disini, ia meminta istrinya datang ke hotel ini untuk merayakan 100 hari pernikahan mereka. Ia berterima kasih pada In Ho karena sudah mengantar Da Jung. Yool pun membawa Da Jung menuju kamar hotel. Di sebuah kamar hotel, dimana Na Yoon Hee and the gank berada. Ny Jang tanya apa Yoon Hee yakin ini adalah tempat dimana Seo Hye Joo bertemu dengan Menteri Park. Yoon Hee yakin sekali, kalau tidak apa alasan Sek Bae memesan kamar ini. Ia ini putri tunggal Myung Shim grup. Ia menahan geram karena mereka bahkan tak memesan tempat di hotel lain melainkan hotel keluarganya. Ny Lee mengumpat, ia akan membuat Hye Joo menyesal karena sudah menyakiti perasaan Yoon Hee, jadi Yoon Hee tak usah khawatir. Yoon Hee mengingatkan keduanya kalau kali ini mereka harus melakukannya dengan benar. Ada yang membuka pintu kamar, Yoon Hee dan kedua temannya panik. Ketiganya harus sembunyi agar tak ketahuan dan ketiganya pun sembunyi di dalam lemari. Ketiganya mengira kalau yang masuk ke hotel itu Menteri Park dan Seo Hye Joo. Ternyata itu Kwon Yool dan Da Jung. Yool tanya apa yang sebenarnya terjadi. Da Jung menunduk diam, masih shock dengan kejadian tadi. Kang In Ho keluar dari hotel, ia bertemu dengan Hye Joo dan Pengawal PM. Hye Joo tanya apa In Ho sudah bertemu dnegan PM. In Ho balik bertanya bagaimana Hye Joo bisa tahu kalau ia dan Da Jung ada disini. Hye Joo mengatakan kalau Reporter dari Scandal News, Park Hee Chul yang memberi tahu mereka. Ia merasa In Ho harus menjelaskan padanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi.
In Ho yang marah karena dirinya dijebak dengan Da Jung oleh Menteri Park tak mengatakan apapun pada Hye Joo. Ia yang diliputi kemarahan segera masuk ke mobilnya mengabaikan panggilan Hye Joo. In Ho mengendarai mobilnya menuju suatu tempat.
Di kamar hotel, Da Jung merasa kalau Yool pasti berpikir semua itu kesalahannya, "Karena itu anda marah padaku, kan? Kalau memang anda membenciku .."
Yool tiba-tiba menarik Da Jung kepelukannya. Da Jung terdiam terkejut.
Yool: "Aku tak berpikir bahwa ini kesalahanmu. Aku juga tak marah padamu. Aku hanya marah pada diriku sendiri."
Da Jung: "Perdana menteri ?"
Yool melepas pelukannya, ia minta maaf karena sudah membuat Da Jung berada pada situasi seperti ini. Da Jung merasa Yool tak perlu minta maaf. Tiba-tiba Yool melihat sesuatu di lemari. Ia melihat potongan pakaian yang terlihat keluar dan berusaha ditarik ke dalam lemari. Ia pun tahu kalau di dalam lemari itu ada orang. (bajunya Ny Lee hehe)
Da Jung berkata bahwa sejak awal ia menikah ia sudah mengira kalau hal seperti ini pasti akan terjadi. "Nam Da Jung tunggu sebentar!" sela Yool. Tapi Da Jung yang tak tahu apa-apa berkata kalau ia ingin mengatakan apa yang ingin ia katakan. Da Jung: "Meskipun kau menikah karena aku .."
"Nam Da Jung, kau diamlah." Yool kembali menyela meminta Da Jung diam. Ia akan melihat lemari itu tapi Da Jung berkata, kalau ia harus mengatakannya sekarang kalau tidak ia tak akan punya keberanian lagi untuk mengatakannya. "Anda tahu kan kalau aku sangat menghormati anda?"
Yool melihat sepotong kain itu ditarik ke dalam lemari dan yakinlah ia kalau didalam sana ada orang. Ia panik karena Da Jung terus saja bicara tentang pernikahan mereka.
Da Jung: "Perdana menteri, aku benar-benar menghormati anda. Jadi meskipun pernikahan ini adalah pernikahan kont "
Yool yang panik Da Jung bicara macam-macam segera membungkam mulut Da Jung dengan mulutnya. Da Jung terdiam terkejut, kemudian terdengar gumaman dari dalam lemari, omo omo omo eh eh sstttt ssstttt..
"Perdana menteri?" Da Jung terkejut kenapa tiba-tiba Yool meciumnya.
Yool: "Nam Da Jung, kau terlalu banyak bicara."
Yool menuju lemari yang ia curigai. Perlahan ia membuka pintu lemari dan braallll munculah Yoon Hee dan kedua pengikutnya. Yool dan Da Jung kaget melihat istri-istri menteri sembunyi didalam lemari. Ketiga istri menteri ini jadi salah tingkah karena salah memergoki orang. Yool heran apa yang ketiganya lakukan disini. Yoon Hee gelagapan, ia beralasan kalau dirinya salah masuk kamar. Ia segera keluar disusul kedua pengikutnya. Hahahah pasti malu banget dah mereka. Ketiga Nyonya ini malu banget dah. "Apa Sek Bae salah memberi tahu nomor kamar?" tanya Ny Jang. Yoon Hee menilai itu tak mungkin, kamar 1324, ia sudah memeriksanya 10 kali.
Ny Lee: "Tapi kalian lihat kan tadi. Perdana Menteri baru saja menciumnya."
Ny Jang tak menyangka kalau Perdana menteri ternyata memiliki sifat yang romantis juga. Yoon Hee kesal karena kedua temannya membicarakan hal itu disaat seperti ini. Ia pun mencari-cari, kira-kira dimana suaminya berada.
In Ho yang diliputi kemarahan akan menemui Menteri Park, tapi Sek Bae menghalangi karena Menteri Park Joon Ki sedang rapat dengan Presdir. Jadi ia meminta In Ho menunggu. In Ho tak mau menunggu, ia akan menerobos masuk tapi dua penjaga menghalanginya. In Ho yang tak ingin dihalangi langsung menghajar mereka. In Ho membuka pintu dimana menteri Park Joon Ki tengah rapat. Ia menatap marah Joon Ki yang ada disana.
Da Jung dan Yool masih berada di kamar hotel. Da Jung bertanya kenapa ketiga istri menteri itu ada di kamar hotel ini. Yool garuk-garuk kepala, ia tak tahu. Yool menerima telepon dari Hye Joo yang memberi tahu bahwa reporter sudah tak ada di lingkungan hotel. Ia pun mengajak Da Jung segera keluar dari kamar hotel. Tapi masih ada yang ingin Da Jung katakan, tentang ketiga istri menteri yang bersembunyi di dalam lemari, apa Yool sudah tahu kalau mereka ada di dalam lemari itu. "Dan itukah alasannya kenapa anda menutup mulutku dengan ciuman?"
Yool jadi gelagapan dan menjawab tentu saja. "Kenapa aku harus melakukannya jika bukan karena itu." Da Jung heran kenapa Yool tak menutup mulutnya dengan tangan saja, kenapa harus dengan ciuman. Yool jadi salah tingkah, tidak tahu. Da Jung kemudian menebak, "Kalau begitu, saat anda memelukku tadi dan menenangkanku dengan mengatakan kalau ini bukan salahku, apa anda melakukannya karena ada mereka, itukah maksud anda?"
Yool menjawab tentu saja, "Lalu apa kau pikir aku memelukmu karena aku terpesona padamu? Aku melakukannya karena tak punya pilihan lain." (padahal pas pelukan Yool belum tahu ada orang di lemari)
"Tak punya pilihan lain?" Da Jung menahan kesal. "Baiklah kalau begitu, aku akan menjaga jarak 100 langkah dari anda. Tapi, anda seharusnya menghentikanku dengan tangan kenapa malah menciumku. Bukankah itu jelas-jelas melanggar kontrak?"
Yool: "Melanggar kontrak? Kalau kau mengatakan begitu, berarti kau lah yang pertama kali melanggar kontraknya. Menabrak mulutku, apa kau tak ingat? Saat itu situasinya sama seperti sekarang."
Da Jung memprotes sama apanya, "Waktu itu anda terus-menerus menahan tanganku dan aku tak punya pilihan lain. Tapi sekarang, situasinya berbeda."
Yool membenarkan kalau waktu itu ia menahan tangan Da Jung, tapi bukankah tadi ia sudah bilang pada Da Jung untuk berhenti bicara. "Apa sih masalahnya itu kan hanya sedikit sentuhan di bibir."
"Sedikit sentuhan di bibir?" Da Jung benar-benar kesal. "Bukankah anda yang mengatakan sendiri untuk tidak melakukan sesuatu yang melewati batas. Da Jung yang kesal keluar kamar lebih dulu. Di luar hotel Da Jung bertemu Hye Joo yang sudah menunggu. Hye Joo akan mengatakan sesuatu tapi Da Jung yang lagi kesal langsung ngomel kalau Hye Joo pasti menyalahkannya karena masalah ini. Ia tambah kesal, apa sebenarnya yang ia lakukan. Ia sama sekali tak melakukan kesalahan hari ini. Hye Joo heran kenapa Da Jung ngomel-ngomel begitu, ia sama sekali belum mengatakan apa-apa. Pengawal membukakan pintu mobil untuk Da Jung, tapi Da Jung yang lagi emosi tak mau duduk beriringan dengan Yool di mobil. Ia pindah ke kursi di sebelah supir. Yool keluar dari hotel, Hye Joo berkata kalau In Ho tadi bilang belum sempat Hye Joo menjelaskan Yool menyela meminta Hye Joo mengatakan itu besok saja. Yool pun masuk ke mobil. Hye Joo heran kenapa semua orang bersikap seperti ini. Mobil rombongan PM pun pergi meninggalkan hotel.
Kang In Ho bicara berdua dengan Park Joon Ki. Joon Ki menebak kalau In Ho pasti sangat marah karena berani menerobos masuk seperti itu. In Ho mengingatkan kalau sasarannya adalah PM bukan Da Jung. Joon Ki membenarkan, In Ho sudah mengatakan itu padanya, tapi kenapa ia harus mendengarkan In Ho karena In Ho sendiri juga tak memperlihatkan kartu (rahasia) In Ho padanya. "Jadi apa maksudnya anda akan tetap menggunakan cara ini. Baik, kalau begitu aku tak punya pilihan lain." In Ho menunjukan rekaman Park Joon Ki yang meminta dirinya membawakan bukti bahwa pernikahan Kwon Yool itu palsu. (bukti pembicaraan Joon Ki dengan In Ho sebelumnya) Joon Ki cemas mendengarnya. In Ho dengan nada mengancam berkata apa Joon Ki pikir ia hanya punya rekaman ini. Ia merekam semua pembicaraan Joon Ki dengan dirinya. Dasar Brengsek Joon Ki jelas marah. In Ho mencibir, "JIka aku menyebarkan rekaman ini, anda yang rugi atau aku? Aku rasa anda yang akan lebih rugi. Dengan kejadian ini, sepertinya tidak mungkin jika hubungan kita diteruskan. Dengan sangat menyesal, kita akhiri kerja samanya." In Ho meninggalkan Joon Ki yang diliputi kemarahan karena ancaman itu. "Apa kau pikir semuanya akan berakhir semudah ini?" ia langsung menghubungi anak buahnya (kayaknya Sek Bae) untuk mencari informasi tentang Kang In Ho.
Di dalam mobil dalam perjalanan pulang, Da Jung terus saja cemberut. "Dia bahkan tak tahu kesalahan yang dia lakukan, hebat sekali.." gerutu Da Jung.
Yool: "Apa kau akan terus bicara sendiri seperti itu? itu sudah cukup."
"Tak akan termaafkan walaupun dia minta maaf, tapi apa yang dia katakan?" Da Jung terus menggerutu.
Yool: "Maaf? Siapa? Aku? Tak masuk akal."
Supir Shim pun tahu kalau dua orang ini lagi berantem. Ia pun berinisiatif menyalakan musik dengan lagu romantis.
"Supir Shim?" sahut Da Jung dan Yool bersamaan. Keduanya kesal hahaha.
Supir Shim mengerti ia segera mamatikan musiknya. "Sepertinya keadaannya agak gimana ya. Jadi " Yool menyela sebaiknya Supir Shim jangan mempedulikan itu, Da Jung bersikap seperti itu karena alasan yang tak masuk akal. Da Jung kesal dan meminta Supir Shim menghentikan laju mobilnya. Tapi Yool melarang. Da Jung memaksa Supir Shim menghentikan mobil. Mobil pun berhenti. Da Jung yang kesal campur kecewa keluar dari mobil, Yool ikut keluar mengejarnya. "Kau mau kemana?" tanya Yool sambil menahan tangan Da Jung. Da Jung berkata kalau sekarang ia tak ingin bicara dengan Yool. Ia menepis tangan Yool dan berjalan pergi. Da Jung masuk ke sebuah klub malam. Yool yang melihat Da Jung masuk ke dalam akan menyusul tapi penjaga menghalangi, "Anda tak boleh masuk!" larang penjaga. Yool heran, "Apa maksudmu aku tak boleh masuk?"
Penjaga: Pria berusia diatas 30 tahun dilarang masuk. Anda pria paruh baya kan? Anda tak boleh masuk." (wakakakaka)
Yool: "Apa? Apa diatas 30 tahun tak boleh masuk ke dalam klub malam? Negara seperti apa yang membuat peraturan seperti itu? aku minta maaf, tapi aku harus masuk ke dalam."
Yool memaksa masuk tapi penjaga tetap melarang, "Aku bilang pria paruh baya ber-jas dilarang masuk. Apa anda tak bisa melihatnya?" ucap penjaga sambil menunjukan selebaran yang bertuliskan usia diatas 30 tahun tak boleh masuk dan pakaian resmi juga dilarang hahaha. Yool menarik nafas kesal. (eh jadi ingat A Gentleman's Dignity pas keempat ahjussi mau ngelabrak cewek2 mereka di klub malam) Di dalam klub Da Jung minum sendirian, "Ah apa yang akan kulakukan disini sekarang?"
Seorang pria mendekati Da Jung. "Aku sudah melihatmu dari tadi, kau datang sendirian kan? Bagaimana kalau kita menari bersama?" ajak pria itu. Da Jung malas menanggapinya, ia minta maaf dan mengatakan kalau ia ini wanita yang sudah menikah. "Ah aku sudah gila karena datang ke tempat seperti ini." keluh Da Jung. Da Jung akan pergi tapi pria itu menahan tangannya. Da Jung meminta dengan sopan pada pria itu untuk melapaskan tanganya. Pria itu tak percaya Da Jung sudah menikah, kenapa wanita yang sudah menikah datang ke klub malam, ia menilai Da Jung hanya membual. "Aku bilang lepaskan!" Da Jung mulai marah. Supaya bisa masuk ke klub malam, Yool dan dua pengawalnya berganti kostum. Gaya anak muda gitu. Pake jeans, jaket kulit, dan syal ala Giring Nidji yang melingkar di lehernya plus tatanan rambut yang tentu saja gaya anak muda. Yool melihat Da Jung diganggu seorang pria. Ia melihat pria itu memaksa Da Jung. Yool menarik tangan pria itu, "Hei lepaskan tangannya!" Da Jung menoleh terkejut melihat Yool ada disana. Pria itu marah, "Siapa kau berani menyuruhku?" Yool menyingkirkan tangan pria itu, "Aku? Aku suami wanita ini, dan kau siapa?"
"Aku?" Pria itu dan teman-temannya akan melawan Yool. Dua pengawal Yool langsung maju menghalau mereka. Da Jung heran bagaimana Yool bisa masuk ke klub dengan pakaian seperti itu. Yool berkata kalau orang yang memakai setelan jas di larang masuk jadi ia ke toko baju seberang membeli baju dulu. Sekarang ia melakukan semua ini karena Da Jung. Da Jung berkata kalau begitu kenapa Yool tak pergi saja, kenapa malah datang kesini. Yool yang tak ingin bertengkar dengan Da Jung disini mengajak pulang. Tapi Da Jung tak mau karena ia masih ingin disini, kalau Yool ingin keluar silakan keluar sendiri. Dua pengawal PM pun membawa paksa Da Jung keluar. "Nyonya maaf ya " (hahaha) Sampai di rumah Da Jung masih dikawal ketat oleh dua pengawal Yool. Keduanya memegangi Da Jung supaya tak lari. "Kami minta maaf Nyonya, kami benar-benar minta maaf." Ucap si pengawal. Setelah pengawal pergi Da Jung yang masih kesal bertanya apa Yool harus melakukan semua ini padanya. Yool minta maaf. Da Jung heran Yool tiba-tiba minta maaf padanya.
Yool: "Aku sudah memikirkannya, aku pikir aku yang salah. Tidak aku memang salah. Aku akan minta maaf padamu."
Da Jung tak mengerti, kalau Yool memang mau minta maaf kenapa harus melakukan ini semua dan lagi apa hanya begini saja permintaan maaf Yool.
Yool: "Lalu, apa lagi yang harus kulakukan?"
Da Jung berkata kalau ia ingin memukul mulut Yool yang kasar itu sekali saja (hahaha). Yool jelas saja kaget, "Baiklah. Silakan pukul kalau itu bisa memperbaiki keadaan." Yool menyodorkan wajahnya siap dipukul oleh Da Jung.
Kini gliliran Da Jung yang terkejut karena Yool membolehkan dirinya memukul. "Benarkah? Aku akan beneran memukul lho." ucap Da Jung sambil menunjukan kepalan tangannya. Yool mempersilakan. Da Jung berkata kalau Yool tak boleh menarik kata-kata itu. Yool berkata tentu saja, ia sudah siap. Jadi silakan pukul. Da jung yang sudah menyiapkan kepalan tangan terlihat ragu-ragu, ga tega hahaha. Keduanya malah tertawa. Hahaha.
Di dalam rumah anak-anak berkumpul bersama ahjumma pembantu. Na Ra melihat kalau akhir-akhir ini oppanya terlihat mencurigakan. Bukankah sekarang libur kenapa setiap hari oppanya selalu pergi. Woo Ri malas menanggapi omongan adiknya, ia meminta Na Ra berhenti mengganggunya. Na Ra tanya oppanya ini tak pergi nge-band tanpa sepengetahuan ayah mereka kan. Woo Ri tak menjawabnya, ia kesal adiknya begitu cerewet. Yool dan Da Jung masuk ke rumah. Anak-anak dan ahjumma terkejut sekaligus heran melihat pakaian yang Yool kenakan. "Ayah. Apa kau benar ayah kami?" tanya Man Se. Yool melihat penampilannya, "Kenapa jam segini kalian masih disini? Cepat tidur sana!" Yool berlalu masuk kamar. Na Ra bertanya pada Da Jung, kenapa ayahnya jadi seperti itu. Da Jung bilang itu karena ada alasannya. Ahjumma pembantu merasa kalau apapun pasti bisa terjadi. Ia tak menyangka PM memakai pakaian seperti itu. Yool masuk ke kamarnya, ia menarik nafas panjang. Ia melepas syal ala Giring Nidji-nya, melepas jaket dan mengibas-ibaskan rambut dengan tangannya. Yool yang sudah berganti pakaian duduk di meja kerjanya. Ketika tengah memeriksa dokumen, ia teringat sesuatu. Ia menghubungi seseorang. "Joon Ki, ini aku."
Keesokan harinya di Scandal News. Reporter Byun mendatangi tempat itu menuduh Hee Chul mencuri foto-foto miliknya. Hee Chul tak terima dituduh begitu (padahal iya) ia heran kenapa Reporter Byun tiba-tiba menuduhnya seperti ini. Ia tak mengerti apa yang Reporter Byun bicarakan. Reporter Byun emosi, "Kau mencuri fotoku dan membawanya ke Perdana menteri kan? Dan juga, kemunculan perdana menteri Kwon di hotel, kau yang memberitahunya kan?"
Hee Chul masih berusaha bersikap sabar, "Karena kau sudah menyebutnya, seharusnya kau menjaga sikapmu." Hee Chul ikutan emosi, "Kenapa kau harus melakukan hal sejahat itu? Apa kau tak malu pada dirimu sendiri?" Hee Chul meninggikan suara sambil nunjuk-nunjuk. Reporter Byun tambah emosi, kenapa Hee Chul menunjuk-nunjuk seperti itu padanya. "Kau, siapa yang menghasutmu sampai melakukan hal seperti ini? Apa pernah berpikir olehmu apa yang terjadi kalau aku membuka permainan kotormu ini? Hidupmu akan berakhir. Kenapa? Haruskah aku melakukannya?" gertak Hee Chul. Reporter Byun kesal, "Ah kau ini benar-benar Reporter Park. Aku memang salah." Tiba-tiba reporter Byun nyalinya jadi ciut dan segera pergi dari sana. Ia berpapasan dengan Boss Go dan membungkuk memberi salam lalu pergi. Boss Go bertanya pada Hee Chul ada apa, ia sudah mendengar yang Hee Chul dan Reporter Byun bicarakan. Jadi ia ingin mendengar penjelasan dari Hee Chul. Ada apa dengan hotel? Ada apa dengan foto-foto itu?
Di ruang kerja PM, In Ho menunjukan foto-foto dirinya bersama Da Jung yang diambil secara sembunyi-sembunyi oleh Reporter Byun. In Ho menjelaskan kalau semuanya karena foto ini.
In Ho: "Reporter Byun sepertinya menghubungi menteri Park untuk memberikan foto-foto ini. Karena itu, aku mencoba menemui Menteri Park dan berusaha bernegosiasi dengannya. Tapi aku tak berpikir aku akan dijebak seperti ini. Aku minta maaf perdana menteri."
Yool berkata kalau itu bukanlah kesalahan In Ho. Ini adalah salahnya karena target menteri Park Joon Ki adalah dirinya. "Apa yang sudah kau dan Nam Da Jung lakukan itu salah?
In Ho: "Setelah melihat foto-foto ini, kenapa anda tak bertanya apapun? Kenapa kami bisa di foto itu? Hubungan apa antara aku dan Nam Da Jung? apa anda sama sekali tak penasaran?"
Yool diam.
In Ho: "Benar. Bagaimanapun ini hanya pernikahan kontrak. Jika istri anda yang sebenarnya berfoto bersama pria lain, hati anda pasti akan terbakar cemburu, kan?"
Yool tetap diam, tapi pikirannya melayang ke masa lalu dikala dirinya melihat foto-foto Na Young bersama pria lain.
In Ho: "JIka aku berada di posisi anda, aku tak akan membiarkan pria itu."
Yool: "Apa gunanya? Hatinya sudah ada pria lain. Semua yang kau lakukan akan sia-sia." (huwaaa jadi beneran ya Yool tahu kalau istrinya menjalin hubungan dengan pria lain)
Di luar, In Ho bertemu Da Jung. Da Jung heran melihat In Ho pagi-pagi sudah berada di kediaman PM. In Ho merasa kalau Da Jung pasti terkejut dengan kejadian semalam, ia minta maaf karena Da Jung harus mengalami kejadian itu karena dirinya. Da Jung berkata In Ho tak perlu minta maaf karena itu bukanlah kesalahan In Ho. Ia sendiri baik-baik saja kok, jadi In Ho tak perlu khawatir.
In Ho: "Apa kau sungguh baik-baik saja atau pura-pura baik-baik saja?"
Da Jung heran, "ada apa?"
In Ho: "Kau melakukannya karena ayahmu dan bagaimana kau berusaha keras melakukan yang terbaik demi pernikahan kontrak ini. Tapi kau harus mengalami kejadian kemarin, aku berpikir ini tak benar untukmu, Da Jung."
Da Jung: "Kalau begitu, apa yang harus kulakukan? Ketika aku memutuskan menikah dengan perdana menteri, aku tak berpikir hal baik saja yang akan terjadi. Tentu saja, aku juga tak menyangka kejadian seperti kemarin akan terjadi. Bagiku, aku tak tahu kalau aku memang orang yang sederhana tapi aku hanya ingin memikirkan hal yang baik saja. Aku senang ketika ayahku bahagia, aku suka dengan pekerjaanku dan semua hal yang kulakukan disini. Dan juga, aku senang berada disini. Aku disini karena aku menyukainya."
Ucapan Da Jung ini sepertinya membuat In Ho menyadari kalau Da Jung mulai menyukai PM. Da Jung menebak kalau In Ho pasti belum sarapan karena pagi-pagi sudah sampai disini. Ia mengajak In Ho masuk ke rumah dan sarapan bersama. "Tidak usah, Nyonya!" sahut In Ho sopan pada Da Jung. Ia menyadari karena masalah kemarin ia dan Da Jung seharusnya menjaga jarak. "Mulai sekarang aku berjanji tak akan membuatmu berada di posisi yang tidak menyenangkan. Itulah yang terbaik yang bisa kulakukan untukmu, Da Jung."
In Ho pamit akan pergi tapi Da Jung memanggilnya, "Bisakah kita kembali seperti sebelumnya? Aku suka bicara denganmu. Aku ingin merasa nyaman lagi denganmu seperti sebelumnya. Aku ingin merasa nyaman denganmu sama seperti dulu. aku egois kan?" In Ho diam, Da Jung pun berlalu dari sana.
Na Yoon Hee menunggu suaminya keluar dari kamar sambil membawakan vitamin. Ketika suaminya keluar dari kamar, ia meminta suaminya meminum vitamin itu. Joon Ki heran kenapa tiba-tiba Yoon Hee melakukan ini.
Yoon Hee: "Apa maksudmu? Aku akan melakukan semua yang bisa membuatmu tersenyum. Tapi, kau bilang akan pulang terlambat karena ada perjalanan bisnis, kenapa cepat pulang?"
Joon Ki balik bertanya apa Yoon Hee tak suka ia pulang cepat. Yoon Hee bilang bukan begitu, ia tentu saja menyukainya. Joon Ki pun berangkat kerja.
"Karena dia tak mengatakan apapun, aku yakin dia tak tahu kalau aku bertemu PM Kwon. Kalau sampai dia tahu, bisa-bisa ini jadi masalah, ah apa yang harus kulakukan?" Tiba-tiba Yoon Hee mendapatkan ide.
Yoon Hee and the gank mengajak Da Jung bertemu. Da Jung heran kenapa tiba-tiba Yoon Hee ingin bertemu dengannya. Yoon Hee berusaha bersikap manis, "Tentu saja kota berada dalam situasi yang mengharuskan untuk saling bertemu, kan?"
Ny Jang berkata walau bagaimanapun akan ada bazar. Da Jung bertanya apa karena itu mereka menghubunginya. Yoon Hee bilang bukan hanya itu saja, "Tentang kita bertemu di kamar hotel, aku pikir akan lebih baik jika PM pura-pura tak tahu. Bisakah kau memberitahukan itu pada PM?" Da Jung meminta ketiga nyonya tak perlu mengkhawatirkan itu. PM bukan orang yang suka menyebarkan gosip. Ketiga nyonya menarik nafas lega.
Da Jung penasaran apa yang ketiga nyonya ini lakukan di kamar hotel. Tiba-tiba Ny Lee menjawab, "Kami kesana untuk memberi pelajaran pada Sekretaris Seo karena sering bertemu dengan Menteri Park."
"Nyonya Lee..!" tiba-tiba Yoon Hee membentak setelah mendengar Ny Lee bicara keceplosan. Ny Lee yang menyadari mulutnya sudah nyerocos langsung diam menyesal. Yoon Hee meminta Da Jung menganggap tak pernah mendengarkan apa-apa dari Ny Lee. Yoon Hee berusaha meluruskan kalau Menteri Park itu terlalu popoler. Da Jung mengerti itu dan menilai kalau Sek Seo tak akan melakukan hal seperti itu, "Kenapa wanita yang cantik dan pintar ingin bersama pria yang sudah menikah?"
"Tunggu dulu. Maksudmu, apa Menteri Park bukan pria yang menarik?" tanya Yoon Hee. Da Jung bilang bukan begitu maksudnya, "Maksudku anda mungkin salah paham."
Yoon Hee meninggikan suaranya sambil mencengkeram gelas, "Maksudmu, apa aku ini terlalu terobsesi pada suamiku?" Da Jung bilang bukan begitu maksudnya.
Di ruangan PM, Yool tampak memandang ke luar jendela. Ia mengingat perbincangannya dengan Park Joon Ki.
Joon Ki: "Jadi dengan kata lain, maksudmu jangan pernah melibatkan wanita itu? Kenapa semua orang mengkhawatirkan wanita itu?"
Yool tanya apa maksud Joon Ki. Joon Ki berkata kalau Yool tak perlu tahu itu. "Kalau kelemahanmu adalah wanita itu, aku tak akan tinggal diam. Aku ingin melihat berapa lama kau akan bertahan." Ucap Joon Ki memberi peringatan pada Yool. Yool tak mengerti apa maksud perkataan Joon Ki, tapi pikirannya mulai melayang cemas.
Hye Joo masuk ke ruangannya mengingatkan kalau seharusnya mereka mengambil tindakan hukum atas perlakukan Menteri Park. Yool tak tahu apa yang harus dilakukan, apa dan bagaimana ia harus mengambil langkah hukum ketika posisi Joon Ki adalah samchoon-nya anak-anak. Lebih dari itu, kejadian ini melibatkan Nam Da Jung dan ini membuatnya sangat khawatir. Ada sesuatu yang ingin Hye Joo sampaikan pada Yool. Ia menyerahkan sebuah dokumen pada Yool. "Kita sudah terlalu sibuk sampai belum mendaftarkan pernikahan ini. Aku rasa andalah yang harus melakukannya sekarang." Ia menebak ini adalah sesuatu yang pasti akan diungkit oleh Menteri Park. Setelah menyerahkan dokumen pendaftaran pernikahan, Hye Joo keluar ruangan. Yool membaca dokumen pendaftaran pernikahan yang belum terisi namanya atau nama Da Jung. Diluar ruangan Hye Joo berkata pada dirinya sendiri bahwa ia harus melakukan ini demi perdana menteri. Hye Joo menerima telepon dari Da Jung. Ia bertanya kenapa Da Jung menghubunginya. Da Jung meminta Hye Joo bertemu dengannya. Keduanya pun bertemu. Hye Joo terkejut mendengar dari Da Jung kalau Na Yoon Hee sudah salah paham padanya. Da Jung berkata kalau pada waktu itu ketiga nyonya bersembunyi di kamar hotel. "Dia berpikir kalau Menteri Park yang menemuimu dan ingin melabrakmu. Aku merasa kau harus tahu tentang ini." Hye Joo tak menyangka, ini benar-benar keterlaluan.
Da Jung: "Tapi Sek Seo, antara kau dan Menteri Park ..?"
Hye Joo menegaskan kalau ia tak memiliki hubungan apapun dengan menteri Park Joon Ki. Da Jung tertawa lega mendengarnya karena ia sudah mengira hal itu tak mungkin. Ia berharap Hye Joo lebih berhati-hati, ketiga ahjumma itu benar-benar bisa menjambak rambut Hye Joo. Hye Joo berkata kalau ia tak akan tinggal diam. Da Jung ingin tahu apa yang akan Hye Joo lakukan.
Hye Joo: "Mata diganti mata, gigi diganti gigi. Bukankah seharusnya aku membalas mereka? Tapi apa kau kesini hanya ingin memberitahuku tentang hal ini?"
Da Jung membenarkan, ia hanya kebetulan lewat saja dan Hye Joo tak perlu berterima kasih padanya karena sudah memberi tahu ini. Hye Joo mengingatkan akan banyak orang yang melihat Da Jung disini, "Bukankah sebaiknya anda pergi sekarang, Nyonya? Tidak baik untuk bawahan PM melihatmu berjalan-jalan di kantornya." Da Jung mengerti. Hye Joo menyampaikan kalau PM sudah ke rumah sakit untuk melepas perbannya, dia kesana sendirian. Da Jung terkejut karena ia tak tahu, ia pun pamit pulang. Hye Joo menahan geram dengan tingkah Yoon Hee. Ia mencengkeram gelas plastik minumannya.
Malam hari Yool sampai di rumah, ia melihat Da Jung menidurkan Man Se di punggungnya. Yool tersentuh melihat Da Jung yang begitu sabar dan pengertian menghadapi anak-anaknya dengan penuh kasih sayang. Mendengar pintu terbuka Da Jung menoleh dan melihat Yool sudah pulang. "Anda sudah pulang, perdana menteri?" tanya Da Jung. Yool menjawabnya dengan senyuman. Yool membantu Da Jung merebahkan Man Se yang tertidur. Yool melihat boneka katak yang sudah banyak Da Jung buat berserakan di kamar Man Se. Da Jung memberi tahu kalau besok Lily Club mengadakan bazar. Ia sudah selesai membuat bonekanya dan ia akan membereskannya. Yool melihat ada yang aneh dengan beberapa boneka katak itu. "Apa ini? kenapa tangan dan kakinya beda?" Da Jung terkejut cemas, "Bagaimana ini?" Keduanya pun merombak beberapa boneka yang pemasangan kaki dan tangannya keliru. Yool malah mengajari Da Jung menjahit arah jahitannya supaya benar. Da Jung tersenyum berterima kasih karena Yool sudah membantunya. Yool pun kembali bersikap jutek, "Aku membantumu bukan karena aku menyukaimu. Tapi karena melihatnya saja itu membuatnya kesal." Da Jung bilang tetap saja, ia berterima kasih karena Yool sudah membantunya.
Da Jung pun teringat sesuatu, bagaimana dengan itu? PR anda. Yool terdiam terkejut dan menatap Da Jung. Da Jung tanya apa Yool sudah menyelesaikan PR Yool. Yool berkata kalau ia merasa akan menyelesaikan RP itu sampai selesai. "Kau lihat kan, aku sudah menemukan jawabannya." Da Jung tersenyum ikut senang. Da Jung menebak apa PR Yool itu tentang Menteri Park Joon Ki. "Tak bisakah kalian berbaikan?" Yool merasa akan lebih bagus kalau hal itu bisa terjadi tapi kelihatannya itu akan sulit. Yool balik bertanya apa Da Jung tak takut dengan situasi yang melibatkan Da Jung jika berada di sisinya. Dengan tegas Da Jung menjawab ia sama sekali tak takut. "Anda ada disini, aku bukan seseorang yang mudah untuk menyerah." Da Jung kemudian memuji keahlian Yool mengkombinasikan pakaian benar-benar keren. "Perayaan 100 hari pernikahan kita, bagaimana anda bisa mendapatkan ide itu?" Yool berkata kalau ia mengatakan itu hanya untuk membuat alasan saja. Da Jung bertanya apa Yool tahu kalau hari ke 100 pernikahan mereka itu terjadi pada hari sabtu ini. Yool heran Da Jung bahkan menghitung itu. "Ya ampun kau ini menyedihkan sekali. Aku tak peduli, kau selesaikan sisanya." Yool akan keluar dari kamar Man Se tapi ia teringat sesuatu dan akan mengatakannya pada Da Jung. Tapi ketika melihat wajah Da Jung, ia tak jadi mengatakannya, bukan apa-apa. Da Jung heran kenapa tak jadi bicara, "Kalau memang ada sesuatu yang ingin dikatakan sebaiknya katakan saja." Yool bilang nanti saja, ia berjanji akan memberitahukan itu pada Da Jung nanti.
Keesokan harinya di kantor perdana menteri. Yool menatap formulir pendaftaran pernikahan dengan perasaan bimbang.
Di tempat lain, Bazar Lily Club diadakan. Da Jung mengundang Scandal News untuk meliput kegiatan mereka. Boss Go yang sudah datang bersama Hee Chul bertanya apa boneka ini dijual dengan harga 5rb won. Hee Chul juga bertanya bagaimana Da Jung akan menjual boneka sebanyak ini. Boss Go yang sudah mendengar dari Hee Chul berkata pada Da Jung kalau Hee Chul sudah menyelamatkan PM dan Da Jung dari kejadian memalukan. Sebagai gantinya apa Da Jung hanya memberikan mereka laporan eksklusif tentang Bazar Lily Club. Ini benar-benar tak masuk akal. Boss Go pergi melihat barang-barang lain yang dijual di bazzar ini. Da Jung berterima kasih pada Hee Chul, jika bukan karena Hee Chul ia dan PM pasti mendapatkan masalah besar. Hee Chul beranya apa Da Jung benar-benar tak ada hubungan dengan Kang In Ho. Da Jung menjawab tentu saja, Kang In Ho itu selalu membantunya, dia orang yang baik dan ia sangat berterima kasih pada In Ho. Hee Chul menilai itu bagus dan berpesan agar Da Jung lain kali lebih berhati-hati. Hee Chul menoleh melihat ketiga nyonya sudah datang. Ia juga memperingatkan Da Jung agar berhati-hati pada ketiga ahjumma itu. Ia berlalu dari sana untuk melihat barang-barang lain yang dijual di bazar. Ketiga nyonya berdiri di depan bazar boneka. Da Jung menyapa ketiganya ramah tapi ketiganya jutek. Da Jung dengan penuh senyuman berterima kasih karena mereka sudah meluangkan waktu untuk datang. Ia bertanya apa ketiga nyonya ini sudah membuat bonekanya. Yoon Hee memanggil Supir Kim. Lalu muncullah Supir Kim membawa seplastik besar berisi boneka katak. Da Jung tak menyangka kapan ketiganya membuat boneka ini. Ny Lee berkata bagaimana mungkin mereka membuatnya, mereka menyuruh orang untuk melakukannya. Da Jung kemudian bertanya apa ketiganya siap menyambut para tamu. Yoon Hee heran, "Siap untuk apa? Kau meminta kami membuat pancake Korea atau apa?" Ketiganya tertawa remeh. Da Jung pun menggunakan wewenangnya sebagai ketua, "Kelihatannya kalian tak akan mendengarkanku." Yoon Hee menantang, "Memangnya kenapa? Kalau kami tak mau apa kau akan menelepon PM?" Da Jung berkata kalau ia mungkin akan menelepon PM. "PM ingin sekali datang kesini tapi aku bilang tak usah. Kalau begitu aku merasa kalau aku harus meneleponnya untuk datang." Kata Da Jung sambil memainkan ponselnya. Ketiga Nyonya langsung panik, "Apa yang kau lakukan? Kenapa kau melakukan itu?" cegah Yoon Hee. Ia pun akan membuat pancake-nya. Da Jung beneran nelepon Yool lho. Tapi bukan buat ngaduin ketiga nyonya. Yool terkejut mendengar Da Jung yang mengeluh karena belum menjual satu pun boneka katak. Yool tanya bagaimana Da Jung akan menjual semua boneka itu. Da Jung berkata kalau khawatir sebaiknya Yool kesana dan membantunya. Ia sudah sedih karena belum ada yang terjual. Yool berkata kalau Da Jung yang ia kenal tidak pernah merasa sedih dengan hal seperti ini. "Tidak mungkin kau menyuruhku menjualnya kan? Maaf, tapi aku bukan orang seperti itu." Da Jung kesal, siapa juga yang menyuruh Yool untuk menjualnya. Ia hanya mengatakan saja kalau bonekanya belum terjual. Memangnya tak boleh ia mengatakannya. Yool tak mau tahu pokoknya Da Jung harus melakukan yang terbaik untuk menjual boneka itu. Kalau kau bisa menjual semuanya aku akan mentraktirmu sesuatu yang enak."
"Benarkah? Anda akan mentraktirku?" Da Jung jadi semangat nih. Yool berkata apa pernah ia mengingkari janji, sudah ya. Lagi sibuk nih. Yool menutup telepon.
(entah kenapa nih telepon-teleponan sweetu banget. Istri lagi curhat karena jualannya belum laku dan si suami walaupun jutek kelihatan banget men-suport bahkan janji bakal ngasih hadiah kalau si istri berhasil hahaha)
Da Jung menyemangati dirinya, kalau ia pasti bisa menjual semua boneka ini hari ini.
Kang In Ho mengingat permintaan Da Jung padanya yang meminta agar hubungan keduanya tampak seperti dulu lagi. Nyaman tanpa rasa canggung.
In Ho melihat Supir Shim tampak sibuk, ia bertanya apa Supir Shim akan pergi. Supir Shim mengatakan kalau ia akan menjemput Nyonya (Da Jung). PM menyuruhnya menjemput Da Jung karena sekarang sedang hujan. In Ho berkata kalau ia sedang tak sibuk, bolehkah ia ikut dengan Supir Shim.
Sampai acara bazar selesai Da Jung tak bisa menjual bonekanya. Ia tertunduk lesu, tak semangat. Hee Chul yang masih ada disana menilai kalau semua orang sudah jahat sekali, bukankah yang menjual boneka ini istrinya PM, apa meraka tak bisa membeli itu walaupun hanya sekedar untuk sopan santun saja. Boss Go sudah bisa menebak sejak awal kalau menjual boneka itu tak akan berhasil. Tidak masuk akal menjual boneka pada istri pejabat kelas atas. "Reporter Nam, kau sudah salah konsep. Benar-benar salah konsep." Hee Chul kesal dengan Boss-nya kenapa malah menambahkan minyak ke atas api, kenapa Da Jung yang sudah sedih dibuat semakin down lagi. Da Jung bilang tak apa-apa kok. Ia pun bicara dengan semangat untuk menyemangati dirinya, "kalian tahu kan siapa aku? Aku ini Nam Da Jung. Jangan khawatir, aku bisa pergi ke Myung Dong dan menjual semuanya." Boss Go merasa Da Jung tak akan mudah menjualnya karena sekarang cuacanya sedang hujan. Hee Chul semakin kesal karena Boss Go selalu saja mematahkan semangat Da Jung. Ia pun permisi pada Da Jung mengajak Boss-nya pergi supaya tak mengatakan hal-hal yang membuat Da Jung tambah patah semangat. Sebelum pergi Hee Chul memberi ucapan semangat pada Da Jung. Da Jung yang sekarang sendirian menunduk sedih melihat tumpukan boneka katak di depannya. Gagalnya Da Jung menjual boneka menjadi bahan olok-olok ketiga nyonya. Yoon Hee berkata bukankah ia sudah bilang istri kelas atas tak akan membeli benda seperti itu, ia memberi tahu para istri pejabat untuk tak membeli boneka itu. Ny Jang memuji Yoon Hee yang memiliki pengaruh besar diantara istri pejabat. Ia kesal pada Da Jung yang sudah membuat mereka untuk membuat pancake Korea. Ketiganya melihat Da Jung keluar sambil membawa sekantong plastik besar boneka. Ketiganya tertawa. Yoon Hee mengajak kedua nyonya ikut dengannya menghampiri Da Jung. Da Jung yang berada diluar gedung kesal karena hari ini hujan lebat. Ia bingung apa yang harus dilakukannya. Tiba-tiba Yoon Hee menyenggol Da Jung dengan sengaja hingga terlepaslah plastik berisi boneka itu dari tangan Da Jung dan jatuh ke lantai yang basah. Yoon Hee minta maaf, ia pura-pura tak tahu disana ada Da Jung. "Siapa yang menyuruhmu berdiri di depan pintu seperti itu?" Da Jung pun tahu kalau Yoon Hee sengaja mendorongnya. Yoon Hee berkata ia tak sengaja mendorong Da Jung, ia hanya memberi tahu agar Da Jung minggir dari sana. Ny Jang mencibir, "Apa yang akah kau lakukan dengan boneka-boneka ini? kau bahkan tak bisa menjualnya satupun."
Ny Lee: "Benar. Aku kan sudah bilang, kau tak akan bisa memenuhi standar kami."
Da Jung meminta ketiga nyonya tak perlu khawatir pada bonekanya. Ia sendiri yang akan mengurusnya. Ia pun berterima kasih pada ketiganya karena sudah ikut bekerja keras untuk acara bazar kali ini dan ia juga minta maaf karena tak bisa mengimbangi standar mereka. "Tapi aku tak akan memenuhi standar kalian untuk hari-hari berikutnya. Aku tetap berpikir bahwa sumbangan dari produk-produk terkenal tak cocok dengan acara amal Lily Club kita."
Yoon Hee bilang bukan itu, "Yang tidak cocok dengan acara amal Lily Club adalah kau sendiri, istri perdana menteri."
Ny Jang meminta Yoon hee mengabaikan Da Jung, karena PM Kwon juga tak akan berada di posisi ini selamanya. Yoon Hee tertawa membenarkan ia sama sekali lupa kalau posisi perdana menteri bisa saja lepas dari tangan Kwon Yool. Sebelum pergi Ny Lee bahkan menendang tumpukan boneka Da Jung hingga basah terkena hujan. Da Jung menahan marah melihatnya, ia tak menyangka sebegitu kasar perlakukan para istri pejabat itu. Da Jung memunguti satu persatu boneka yang kehujanan dan memasukannya kembali ke plastik. In Ho melihat itu dengan perasaan sedih. (ok ini ost baru ya, sedih denger ost ini) In Ho memayungi Da Jung yang kehujanan karena memunguti boneka. Da Jung yang terkejut mendongakkan wajahnya. Ia semakin terkejut melihat kalau yang disana itu In Ho. In Ho tanya apa yang Da Jung lakukan. Ia meminta Da Jung memegangi payung dan ia yang akan membereskan boneka-boneka itu. Da Jung pun memegangi payung sedangkan In Ho memasukan boneka-boneka itu ke plastik.
PM masih di kantornya browsing mencari restouran yang bagus untuk makan malam. Untuk apa? Untuk mencari tempat yang bagus dan bagaimana membuat acara peringatan 100 hari pernikahan yang bagus.
Untuk menghibur Da Jung yang sedih, In Ho membelikan sandwich super jumbo. Da Jung takjub melihat sandwich gede itu. Ia menebak kalau Man Se pasti akan menyukai ini. In Ho sengaja membawa Da Jung ke tempat ini dan pasti Da Jung akan menyukainya. Ia melihat Da Jung sudah bisa tersenyum. In Ho memberikan sepotong sandwich super jumbo itu pada Da Jung dan bertanya apa sekarang Da Jung sudah baik-baik saja. Da Jung membenarkan, "seperti yang kukira. Makanan adalah pelepas stres yang paling tepat. Aku pikir aku sanggup memakan semuanya." Da Jung melahap potongan sandwich itu. In Ho kemudian berkata kalau ia merasa sedikit menyesal. Da Jung tanya menyesal kenapa. In Ho menyesal kenapa ia harus mengungkapkan perasaannya pada Da Jung waktu itu. "Aku seharusnya menjadi teman baikmu daripada mengungkapkan perasaanku." Da Jung tanya tak bisakah ia dan In Ho seperti itu. "Ketua kang, tak bisakah kita seperti dulu, menjadi teman yang baik?"
"Aku tak mau." jawab In Ho. "Aku tak suka menjadi temanmu dan aku juga tak suka menjadi guardian angel-mu."
Da Jung: "Ketua kang?"
In Ho tertawa, "aku bercanda kok. Aku sudah bilang padamu kan, kalau aku tak akan membuatmu tidak nyaman. Kalau itu keinginanmu, kita bisa memulainya dari awal."
Da Jung: "Benarkah?"
In Ho: "JIka kau ingin aku menjadi temanmu, maka aku akan begitu. Jika kau suka aku menjadi guardian angelmu, maka aku akan tetap menjadi guardian angel-mu. Sampai pernikahan kontrak ini berakhir." Da Jung menilai kalau sekarang In Ho pasti sedang dalam masalah, "Kau sangat terpesona dengan kharisma-ku kan, apa yang akan kau lakukan?" In Ho tertawa, "Benar sekali aku punya masalah besar sekarang." Da Jung merasa kalau pernikahan kontrak ini berakhir dirinya akan menjadi wanita yang tinggal di rumah dikenal sebagai Janda Nasional. Ia tak tahu apa yang akan In Ho lakukan setelah itu. In Ho juga tak tahu apakah nantinya perasaannya akan berubah atau tidak karena akan sulit baginya menebak perasaannya nanti. Da Jung meminta pendapat In Ho, apa tidak apa-apa baginya jika ia seperti ini. Apa In Ho berpikir kalau ia ini wanita yang tak tahu malu. In Ho balik bertanya pernahkah Da Jung punya rasa malu. Tak tahu malu itu pesonamu. Hahaha. Da Jung menerima telepon dari seseorang dan terkejut, benarkah? Ia senang sekali dan berterima kasih. In Ho tanya telepon dari siapa, kenapa Da Jung senang sekali. Da Jung memberi tahu kalau itu telepon dari balai kota. Seseorang membeli semua boneka di bazar. (hoho siapa yang membelinya)
Supir Shim melapor pada PM bahwa berdasarkan yang PM perintahkan ia sudah melaksanakan tugas dari PM tanpa identitas sedikitpun. Ia sudah membeli semuanya. (Nah lho jadi yang beli bonekanya PM ya) Yool senang mendengarnya, ia harap Supir Shim pura-pura tak tahu di depan Da Jung nanti. Supir Shim tersenyum mengerti. Ia permisi akan membawa boneka itu diam-diam ke mobil. Ia akan menyumbangkan boneka itu untuk panti asuhan. Ketika Supir Shim akan keluar dari ruang kerja PM, Man Se masuk ke ruang kerja ayahnya mengajak ayahnya makan sandwich bersama. Da Jung mengeluarkan sandwich besar yang dibeli tadi. Ia memotongkan sandwich besar itu untuk Na Ra dan Man Se, keduanya tampak senang. Da Jung juga memotongkan sandwich untuk diberikan pada Woo Ri. Anak-anak membawa sandwich itu untuk dimakan bersama. Da Jung juga akan memotongkan sandwich untuk Yool. Yool yang menopang dagu berkata kalau perasaaan Da Jung sedang bagus. Da Jung menjawab tentu saja karena di akhir acara, semua boneka terjual, apalagi yang bisa membuatnya bahagia.
Yool: "Benarkah? Ya syukurlah kalau begitu."
Da Jung berkata kalau sejujurnya ia tak bisa menjual satupun. Tapi tiba-tiba ada seseorang yang membeli semua bonekanya. Siapa ya dia?
Yool: "Aku pikir dia pasti seseorang yang ingin menjual boneka itu kembali dengan harga murah."
Da Jung menatap sinis ke Yool, "Tidak seperti seseorang yang banyak alasan bahwa dia tak bisa menjualnya. Aku rasa orang itu pasti jauh berbeda darinya. Dia pasti memiliki hati yang baik dan berhati mulia." (hahaha)
Yool tertawa, "Bagaimanapun, baguslah kalau kau bisa menjual bonekanya. Tapi tunggu, bukahkah kau bilang sabtu ini adalah hari ke 100 pernikahan kita? Ayo kita makan di luar pada hari itu."
Da Jung terkejut, "Kenapa tiba-tiba?"
Yool: "Bukankah aku sudah bilang akan mentraktirmu makan jika kau bisa menjual semua bonekanya. Aku akan mentraktirmu saat itu, karena ada sesuatu yang ingin kusampaikan padamu."
Da Jung senang sekali, "Perdana Menteri, kau harus membelikanku sesuatu yang mahal dan enak ya?"
Hye Joo membaca artikel di internet, Pelabuhan GMC Internasional yang di evaluasi ulang, memiliki opini yang bersitegang dari kedua belah pihak. Hye Joo merasa kalau ia harus melaporkan ini pada PM.
Park Joon KI tiba disana. Ia heran kenapa Hye Joo meneleponnya. Apa ini karena Kwon Yool. Hye Joo menjawab bukan, "Aku hanya ingin bicara denganmu sunbae,"
"Sunbae?" Joon Ki tertawa karena ini tak biasanya. Hye Joo tanya kenapa Joon Ki memandangnya begitu, ia datang kesini sebagai Hoobae Joon Ki ketika kuliah. "Karena kita sudah disini, haruskah kita bernostalgia dan melakukannya seperti dulu?" Hye Joo pindah tempat duduk di sebelah Joon Ki. Joon Ki semakin heran dengan sikap Hye Joo yang tiba-tiba seperti ini padanya. Hye Joo berkata bahwa dulu ketika masih sekolah bukankah keduanya duduk seperti ini dan sering mengobrol, apa Joon Ki sudah lupa itu tanya Hye Joo sambil mendekatkan wajahnya untuk menatap Joon Ki. Hye Joo melihat kalau Joon Ki sudah terlihat tua. "Ketika kita di sekolah, kau sangat populer di kalangan para gadis. Tapi melihatmu sedekat ini, ternyata kau punya banyak sekali kerutan dan ." Joon KI menyela, "Seo Hye Joo, kenapa kau melakukan ini?"
Hye Joo: "Waktu itu, kau bilang padaku jika aku datang padamu kau akan meninggalkan semuanya. Kata-kata itu, apa masih berlaku?"
Joon Ki tertawa, "Jadi kau bertingkah seperti ini karena Kwon Yool. Kau bersedia melakukan hal seperti ini untuk melindungi Kwon Yool. Itu kan maksudmu?"
Hye Joo melihat di belakangnya ada Na Yoon Hee. Bukannya menghindar dari Joon Ki, Hye Joo malah memanas-manasi Yoon Hee. Ia seolah mengambil sesuatu yang menempel di baju Joon Ji, "Aku tak yakin, kita bisa membicarakan itu nanti. Kau punya tamu sekarang." Joon Ki menoleh ke belakang dan terkejut melihat istrinya ada disana. Yoon Hee yang hatinya panas melihat itu menghampiri mereka. Hye Joo menyapa Yoon Hee dengan sopan. Hye Joo berkata kalau ia menelepon Joon KI dan memberi tahu kalau ia ingin bertemu. Yoon Hee tampak menahan marah dengan kelakuan Hye Joo yang terlihat olehnya menggoda suaminya. Joon Ki tahu kalau istrinya pasti berpikiran yang tidak-tidak, ia menilai kalau Yoon Hee sudah salah paham. Ia akan menjelaskan semuanya dan meminta Yoon Hee tenang. Yoon Hee jelas saja marah, "Tenang? bagaimana aku harus tenang? Aku jelas-jelas melihat dengan mataku sendiri." Yoon Hee menatap marah Hye Joo, "Kau bilang kau tak tertarik dengan pria yang sudah menikah. Apa yang kalian berdua lakukan? Aku tak akan melepaskanmu hari ini." Yoon Hee akan memukul Hye Joo tapi Joon Ki menahannya. Yoon Hee semakin marah, "Apa kau memihak wanita ini?" Hye Joo masih bersikap tenang, ia merasa kalau Joon Ki dan Yoon Hee perlu bicara berdua, jadi ia permisi dulu. Yoon Hee berteriak meminta Hye Joo berhenti. Melihat Hye Joo pergi, Joon Ki mengejarnya. Yoon Hee dengan mata berkaca-kaca berteriak memanggil suaminya yang lari mengejar Hye Joo. Joon Ki menarik tangan Hye Joo untuk menahan wanita itu agar tak pergi dulu, "Apa yang kau lakukan?" Hye joo mengingatkan, apa Joon Ki sudah lupa kalau Joon Ki sudah mengirim Nam Da Jung dan Kang In Ho ke kamar hotel. Walaupun Perdana Menteri bilang akan membiarkan itu, tapi ia berbeda dengan PM, ia tak akan melepaskan Joon Ki begitu saja kareana sudah melakukan itu. "Karena aku sudah dituduh sebagai wanita jalang maka tak ada alasan aku tak bisa melakukan ini. Kau seharusnya berterima kasih karena aku tak menyuruhmu datang ke kamar hotel." Hye Joo pergi dari hadapan Joon Ki. Joon Ki terdiam mengetahui kalau ini Hye Joo lakukan agar ia ribut dengan istrinya. Yoon Hee menyusul suaminya dan plak, ia menampar suaminya. Hye Joo yang masih belum jauh dari sana melihat itu. Yoon Hee yang marah dan kecewa menilai suaminya benar-benar pria jahat. Joon Ki terdiam kesal karena ia diadu dengan istrinya oleh Hye Joo.
Di rumah Da Jung mengira-ngira, apa ya yang akan Yool katakan padanya ketika makan malam nanti. Ia pun mulai berimajinasi. Da Jung dan Yool makan malam romantis bersama, keduanya minum wine.
Yool: "Nam Da Jung-ssi selama 100 hari ini aku sangat berterima kasih padamu karena sudah bekerja keras untukku dan untuk anak-anakku. Aku ingin mengatakan ini padamu." Da Jung tersenyum malu.
Kembali ke kenyataan, Da Jung menilai itu tak mungkin. Yool tak akan mengatakan hal seperti itu. Lalu Da Jung berimajinasi lagi. Keduanya makan malam, Yool makan sangat lahap. "Apa yang bisa kukatakan padamu? Ya ampun, bersihkan dirimu baik-baik dan rambutmu jangan beterbangan. Harus berapa kali aku mengatakannya padamu?" Katanya sambil memasukan makanan ke mulutnya. (hahaha)
Kembali ke kenyataan, Da Jung mengira tak mungkin Yool mengajaknya makan malam hanya untuk mengatakan itu. Ah jangan jangan Da Jung berimajinasi lagi.
Keduanya makan malam romantis. Da Jung senyum-senyum. "Nam Da Jung-ssi, hari ini aku akan mengatakan ini padamu." Yool memberikan bunga untuk Da Jung, "Jadilah wanitaku."
Da Jung ngakak dengan imajinasi liarnya. "Ah.. Nam Da Jung kau sudah berpikir terlalu jauh. Tapi apa ya? Ya ampun aku penasaran sekali."
Da Jung melihat Woo Ri akan pergi. Ia bertanya mau kemana Woo Ri. Tapi Woo Ri tak menjawab. Na Ra mengatakan pada Da Jung kalau akhir-akhir ini oppa-nya terlihat begitu aneh. Dia pergi ke gereja katolik. Da Jung juga heran mendengarnya. Na Ra membenarkan, ia merasa aneh karena kakaknya bukan tipe orang yang mau pergi ke gereja. Da Jung dan Na Ra membuntuti kemana Woo Ri pergi. Da Jung heran kenapa Na Ra mengikutinya. Na Ra berkata kalau ia akan meminta pada kakaknya 10rb won asalkan ia bisa menemukan kelemahan kakaknya. Da Jung dan Na Ra tertawa. (ya ampun manis sekali hehe) Da Jung dan Na Ra terkejut melihat Woo Ri benar-benar datang ke gereja. Di dalam gereja, Da Jung dan Na Ra celingukan mencari keberadaan Woo Ri. Gereja itu tampak sepi tak ada siappaun. Tapi tiba-tiba terdengar suara alunan piano. Keduanya mencari dimana sumber suara itu. Da Jung dan Na Ra melihat Woo Ri berdiri di lantai 2 tengah menyanyikan sebuah lagu. Na Ra melihat siapa yang memainkan piano itu. Seorang pemuda tampan yang langsung membut Na Ra terpesona. Da Jung tersenyum melihat dan mendengar Woo Ri menyanyi. Sementara Na Ra tersenyum melihat pria tampan yang memainkan piano.
Hye Joo menyampaikan pada Yool kalau masalah peninjauan ulang Proyek Pelabuhan Internasional juga banyak dicemooh. Berita di internet juga penuh dengan komplain masyarakat dan sekarang situasinya menjadi lebih sensitif. Yool merasa tak perlu terlalu sensitif, mulai sekarang ia meminta Hye Joo untuk memperhatikan dengan baik apa yang menjadi opini publik. Hye Joo mengerti. Hye Joo berkata kalau ia melihat Yool mengosongkan jadwal untuk malam ini, "Apa ada sesuatu yang ingin anda lakukan?" tanya Hye Joo. Yool berkata kalau ada sesuatu yang harus ia katakan pada Da Jung. "Sek Seo, karena kau sudah mengenalku sejak lama, apapun keputusan yang kubuat kau pasti akan memahamiku, kan?"
"Tentu saja." jawab Hye Joo. "Tapi, apa keputusan itu melibatkan Nam Da Jung?"
Yool mengangguk, "Ada sesusatu yang sudah aku putuskan."
Sampai di rumah Woo Ri menanyakan apa yang Da Jung lakukan di gereja. "Apa kau mengawasiku?" Da Jung bilang kalau ia tak mengawasi Woo ri, ia hanya kesana karena ia khawatir. "Tapi kau benar-benar bernyanyi dengan baik." Puji Da Jung. Na Ra tak setuju, "Apa maksudmu bagus? Oppa yang di sampingnya 100 kali jauh lebih baik. Tapi, dia terlihat seperti Suho Oppa dari EXO. Oppa, siapa namanya?" Tanya Na Ra. (iya itu Suho EXO beneran hahaha) "Tahu ah." jawab Woo Ri. Na Ra menarik baju kakaknya ingin tahu siapa yang bermain piano itu. "Oppa, apa dia temanmu, sekolah dimana dia? Kelas berapa dia?" Woo Ri malas menjawabnya, ia masuk ke kamar. Na Ra terus mengekor ingin tahu siapa Oppa yang bermain piano itu.
Da Jung menerima telepon dari PM, Ia heran bersiap-siap untuk apa. Da Jung terkejut, "Ah iya benar. Kita seharusnya makan malam hari ini kan?" Da Jung pun bersiap-siap di kamar, memilih-milh baju mana yang tepat ia kenakan. Wakakaka berantakan banget, bingung mau milih baju yang mana. Pas dandan juga dia bingung mau pakai gaya rambut yang bagaimana.
In Ho berada di rumah sakit, ia makan bersama ayah Da Jung. Ayah berkata bukankah ia sudah bilang kalau Da Jung itu tak pandai memasak jadi kenapa dia membungkusnya seperti ini. In Ho berkata kalau rasanya tetap enak meskipun tidak rapi. Ayah heran karena ia tak melihat anggota keluarga In Ho yang lain. In Ho berkata kalau ayahnya sudah lama meninggal dan ibunya juga sudah meninggal ketika ia masih sekolah. "Kakakku lah yang merawatku." Ayah turut sedih mendengarnya, "Melihat keadaan kakakmu seperti itu, itu menyedihkan sekali." In Ho menyampaikan kalau Da Jung tak bisa datang dan akan kesini besok pagi. Ayah tahu itu karena Da Jung bilang padanya akan pergi makan malam dengan menantu Kwon. In Ho terkejut, makan malam. Ayah membenarkan itu makan malam untuk memperingati 100 hari pernikahan mereka. Ia tak menyangka kalau waktu berjalan begitu cepat. "Ketika aku melihatnya memperlakukan Da Jung, menantu Kwon benar-benar orang yang tulus. Apa kau tak berpikir seperti itu?"
In Ho masuk ke ruang rawat kakak-nya tapi ia terkejut karena tak melihat kakaknya ditempat tidur. Ia yang panik langsung keluar bertanya pada perawat dimana kakaknya. Perawat memberi tahu kalau ada seorang pria yang membawa kakak In Ho jalan-jalan keluar untuk mencari udara segar. In Ho terkejut, seorang pria? Perawat membenarkan, dia bilang dia mengenal kakakmu dengan baik. In Ho berlari kesana kemari mencari keberadaan kakaknya. Ia terkejut begitu melihat seseorang mendorong kursi roda dimana kakaknya duduk. Pria itu Park Joon Ki, "Kang Soo Ho, dia kakakmu, kan? jadi alasan kenapa kau mendekati Kwon Yool apa karena kakakmu?" In Ho terdiam terkejut melihat Joon Ki tiba-tiba ada disana bersama kakaknya. Joon Ki mendekat ke In Ho, "Katakan padaku alasan pribadi yang tak bisa kau katakan padaku, apa sebenarnya itu?" In Ho diam menatap tajam Joon Ki.
Da Jung dan Yool sampai di depan restouran tempat makan malam mereka. Yool melihat pakaian yang ia kenakan, haruskah ia memakaai semua ini. Da Jung membenarkan dan memuji kalau Yool terlihat sangat tampan. "Anda harus melakukannya supaya orang-orang tak mengenali anda." Da Jung terkesan dengan tempat makan malamnya, ia mengajak Yool untuk cepat masuk. (aih liat tatapan PM menghanyutkan hahaha) Di dalam restouran sangat romantis. Disana ada seorang pria yang lagi melamar ceweknya. Hahaha. Dan itu mendapatkan tepuk tangan dari pengunjung lain. Da Jung bertanya bagaimana Yool tahu ada tempat sebagus ini. Yool berkata kalau ia juga tak tahu dengan tempat ini, ia hanya bertanya pada Supir Shim untuk membuat reservasi di suatu tempat yang enak untuk makan malam. Da Jung merasa kalau ini tempat yang sangat menyenangkan. Pria yang melamar wanitanya itu menyanyikan lagu untuk si wanita. MC kemudian mengumumkan kalau yang akan maju ke panggung selanjutnya adalah Kwon Chong Ri dari Seoul. Yool yang lagi minum kaget, kok namanya mirip dengan dia. MC mengatakan kalau Kwon Chong Ri akan menyanyikan sebuah lagu untuk istrinya sebagai perayaan hari pernikahannya yang ke 100 hari. Yool terkejut campur heran, apa-apaan ini?
Di dalam mobil di parkiran, Supir Shim tersenyum, "Meskipun ini hanya hari pernikahan mereka yang ke 100, paling tidak dia harus melakukan ini."
Yool tak beranjak dari tempat duduknya padahal MC berulang kali memanggil nama Kwon Chong Ri. Da Jung tertawa geli, keempat pengawal yang tahu kalau itu adalah PM juga ikut tertawa hihi Da Jung berkata pada Yool kalau MC terus menerus memanggil Yool. "Cepat pergi kesana dan nyanyikan sesuatu."
Yool: "Ah nyanyi apaan?"
Yool bertanya ke pengawalnya, apa mereka yang melakukan ini. Pengawal gendut menebak kalau ini pasti Supir Shim yang melakukannya. Yool menahan kesal, "Ah Supir Shim keterlaluan." MC terus menerus memanggil nama Kwon Chong Ri, tapi Yool berusaha menutupi wajahnya. Ia tak mau naik ke panggung. Da Jung yang masih tertawa geli menyuruh Yool sebaiknya naik ke panggung saja. Yool pun apa boleh buat, naik ke panggung deh. MC menilai kalau nama Yool sangat unik, Kwon Chong Ri. "Tapi aku rasa aku pernah melihat anda sebelumnya." Yool berusaha tak ketahuan ia tertawa, "ah bagaimana mungkin. Wajahku sama sekali tak mirip siapapun." MC pun mempersilakan Yool untuk mengatakan sesuatu pada sang istri dan nyanyikanlah sebuah lagu dengan baik. Yool tak tahu harus mengatakan apa, ia sama sekali belum pernah melakukan hal seperti ini jadi ia tak yakin dengan apa yang akan ia katakan.
Yool: "Ketika aku menikah, aku berjanji pada ayah mertuaku. Walaupun aku tak bisa berjanji bahwa aku tak akan membuat putrinya menderita atau aku tak bisa berjanji akan membuatnya bahagia. Tapi aku berjanji tidak akan pernah membuatnya menangis. Tapi.... aku justru sering membuatnya menangis. Bagaimanapun, dia adalah seseorang yang lebih baik jika tersenyum. Jadi untuk istriku yang telah menangis dan tersenyum untukku. Aku akan menyanyikan lagu ini untuknya." Yool pun menyanyikan sebuah lagu dengan suara merdunya. Up to the Sky / Sky High (Jeollamhwe) lagu miliknya Kim Dong Ryul. Sambil menyanyi tergambar gambaran bagaimana Da Jung dan Yool awal bertemu, mendapatkan masalah, memutuskan menikah dan hidup bersama.
[Translate indo di sub] Yang mau lihat bisa klik disini.
Saat aku merasakan banyak beban
kau datang ke pikiranku
berjalan bersama, minum kopi
hidup terasa sama saja
sebelum aku tahu aku sudah lelah
walaupun kita tak bisa bertemu lagi
kau menjadi sumber kekuatan rahasiaku
ingatan tentangmu, selalu menemaniku
menjadi sesuatu yang menenangkanku.
malam saat kau kembali
aku sangat ingin terbang menuju langit
dengan bintang-bintang bersinar cerah
tak ada apapun
tak ada suara
menuju langit malam
jauh di langit, menjulang tinggi
ke tempat yang aku tak akan pernah kembali
Da Jung terharu matanya berkaca-kaca. Yool pun selesai menyanyi, ia menatap Da Jung.
Entah kenapa kalo menurut author aura Yool saat bernyanyi itu seperti menyiratkan sesuatu, seperti ada hal yang sedang ia sembunyikan, bahkan saat Yool sedang berjalan berdua dengan Da jungpun aura itu masih terlihat. Saat berjalan berdua Yool memberikan kesempatan untuk Da jung membuat permintaan ke padanya, Da jung yang sudah sangat senang hari ini semakin gembira mendengar hal itu dari Yool, Da jung bahkan berkata kalau Yool begitu aneh hari ini tapi walaupun begitu Da jung tetap mengutarakan keinginannya. Yang pertama Da jung meminta Yool untuk tidak menyuruhnya membuat jurnal harian lagi, Yool yang mendengar hal itu setuju, begitu juga saat Da jung mengutarakan keinginannya yang kedua dan ketiga yaitu agar Yool tetap dengan gaya rambutnya yang sekarang dan 1 lagi agar Yool mengijinkan Woo Ri untuk terus bermain musik dan semua itu Yool setujui. Sekarang gantian Yool yang ingin mengutarakan permintaannya, ia bilang pada Da jung bahwa waktu itu ia ingin mengatakan sesuatu pada Da jung, dan kali ini ia akan benar benar mengatakannya. Lama Yool terdiam, seperti sulit untuk berbicara, "Tolong keluarlah dari kediaman kantor" Da Jung kaget setelah semua kebahagian yang ia rasakan hari ini berakhir dengan berita sedih. Sementara Yool berusaha menguatkan dirinya untuk mengusir Da jung dari kediaman kantornya, ia ingin Da jung menjauh dari sisi anak-anaknya. Da Jung yang tidak tau mengapa Yool bisa bersikap begini kepadanya akhirnya tanya apa alasan Yool menyuruhnya pergi. Yool sesaat terdiam ia kembali mengingat ucapan-ucapan mentri park yang bilang jika kelemahan Yool adalah wanita itu (Da jung) maka ia tidak akan tinggal diam. Ternyata Yool berusaha untuk melindungi Da jung tapi Yool beralasan jika ia tidak ingin Da jung berdekatan dengan anak-anaknya dan sebagai ucapan rasa terima kasih Yool mengajak Da jung untuk makan malam bersama Yool meminta Da jung untuk tinggal dengan ayahnya kalaupun para reporter mengetahui hal ini mereka tidak akan curiga, menurutnya tempat itulah yang paling aman bagi Da jung saat ini. Tapi karna sikap Yool yang ingin melindungi Da jung tersebut membuat hati Da jung tersakiti.
Mentri Park akhirnya tau kalau kakak In Ho berada dirumah sakit, In Ho yang melihat mentri Park ada disana kaget. Tapi ternyata kedatangan mentri Park disana bukan berarti ia sudah tau semuanya ia hanya tau jika kakaknya In ho berada di rumah sakit tapi ia tidak tau apa alasan dibalik itu. Sehingga ketika mentri Park mengetahui kalau semua ini karna Yool ia benar-benar kaget, ia terus mendesak In Ho untuk memberitahunya lebih terperinci lagi, mengapa Yool bisa melakukan hal ini. In Ho yang mendnegar hal itu hanya menjawab jika mentri Park mengetahui semuanya ia akan begitu terkejut. Saat berada di ruang kakaknya In ho kembali mengingat saat hyungnya mendatanginya ke militer dan bilang kalau suami Na Young (Yool) sudah mengetahui hubungan mereka berdua. In Ho yang mendengar hal itu memarahi kakaknya, ia bilang kalau ia sudah berkali-kali mengatakan pada hyungnya untuk tidak menemui Na Young tapi hyungnya terus melakukan hal itu. In Ho lalu meminta hyungnya untuk putus dengan Na young tapi hal yang mencengangkan keluar dari mulut hyungnya bahwa ia tidak ingin putus dari Na young, ia dan Na young akan pergi ke Amerika. Dan sepertinya kita dikembalikan lagi pada saat itu, saat mobil hyung In ho menabrak pembatas jalan dan Na young yang ada didalamnya terlempar keluar sementara kakanya In ho kang soo masih terjebak di dalamnya. Polisi mengatakan kalau yang pertama kali menelepon 911 adalah suami Na young, polisi itu lalu memberikan foto pada In ho yang menunjukkan bahwa mobil yang ada di depan mobil kakaknya adalah mobil Yool (kayaknya mobil yang dibicarakan itu adalah mobil hitam yang hampir bertabrakan dengan mobil kakak In ho, ini baru dugaan author ya soalnya kan polisi itu bilang mobil suami Na young ada di depan mobil kakaknya, jadi besar kemungkinan mungkin Yool akan menabrakkan mobilnya dengan mobil kakaknya In ho tapi kakaknya In ho menghindar jadilah ia menabrak pembatas jalan dan terjatuh. ditambah lagi ketika In ho ada dirumah sakit In ho mengingat bahwa hyungnya bilang kalau Yool ingin bertemu dengannya tapi hyungnya In ho terlalu takut untuk bertemu)
Da jung pergi kerumah sakit, ia kebingungan mau menjelaskan apa pada ayahnya nanti. Saat itu ia bertemu dengan In ho, In ho berfikir kalau Da jung kesini karna ingin menjenguk ayahnya jadi In ho mengajak Da jung untuk menemui ayahnya bersama-sama lalu pulang bersama. Da jung yang mendengar hal itu hanya tersenyum masem, In ho mencium hal tidak enak, ia lalu melihat koper dan tas yang Da jung bawa, In ho tanya apa yang sebenarnya terjadi.
Dan tampaknya Yool sudah mulai merasa kehilangan, saat dikamar ia hanya menatap kamar itu kosong, tidak ada yang akan ada suara berisik yang menyapanya. Na Ra, Woo Ri dan Man Se menghentikan aktifitas mereka semua ketika melihat Yool melirik tajam kearah mereka. Dengan keadaan rumah yang berantakan Yool bilang ke anak- anaknya bahwa ahjumma Da jung sedang berlibur jadi mereka harus memasak dan membersihkan sendiri, jadi sekarang mulailah untuk bersih-bersih. Tapi bukannya melaksanakan tugas dari sang ayah para anak hanya diam mematung ditempatnya. Yool yang melihat hal itu tanya apa yang sebenarnya dilakukan oleh anak-anaknya ini. Na Ra akhirnya protes ia bilang kalau dia mengatakan pada mereka untuk bersih-bersih setelah mereka main. Yool yang mendengar hal itu tanya siapa yang mengatakan hal itu, Man se menjawab kalau yang mengatakan hal itu adalah ahjumma Da jung. Na Ra kemudian melanjutkan "dan apakah kau tau apa yang dikatakannya lagi?"
"Sebelum aku pergi aku akan mengatakan sesuatu pada kalian, PM akan kembali pada sikapnya yang otoriter jadi kalian harus melindungi diri kalian sendiri-sendiri."
"Kwon Man Se, jangan berlatih mengeja, alpabet ataupun huruf-huruf cina" seru Da jung penuh semangat. Man Se yang mendengar hal itu jelas senang-senang saja, mau tau gimana reaksinya? nie......
"Kwon Na Ra, jangan mengerjakan uraianmu dan diary bahasa inggrismu," Na Ra yang mendengar hal itu mengangguk dengan senang.
"Kwon Woo Ri menonton berita CNN dan memecahkan masalah olimpiade matematika?"
"Ani ani, jangan pernah melakukan hal itu, mengapa? karna untuk anak-anak lebih penting untuk bermain daripada belajar" Na Ra mengakhiri nasehat singkat dari Da jung untuk mereka, Yool yang menndengar hal itu tidak mau kalah ia bilang pada Na ra kalau mereka tidak boleh terlalu memaksakan diri ketika belajar karna apa?, karna hari ini ia yang akan bersenang-senang bersama mereka, hehehehhehehe. Tapi bagaimana dengan respon Na Ra, Woo Ri dan Man Se? Woo Ri merespon, apa ayahnya akan mengajak mereka untuk bermain Kendo lagi?
Jawaban Na Ra? dengan senyum yang dipaksa agar ayahnya tidak ngamuk Na Ra bilang ia tidak mau, sedangkan Man Se? ia ngambek kalo bermain dengan ahjumma lebih menyenangkan. Yool lalu tanya menyenangkan? bagaimana? hehehehehh dan ternyata Yool membacakan cerita buat Man Se yang terdengar malah kalau menurut author malah kayak pidato dan alhasil Man Se ngambek bilang kalau hal ini tidak seru, bahkan Man se mempraktekkan bagaimana sikap dan suara Da jung ketika membacakan cerita untuknnya, dan hal itu tentu saja membuat Yool kesal ia bilang kalau Da jung sudah membuat hal yang aneh-aneh, hehehehh sebenernya yang aneh itu siapa sie, haahhaha. Dan belum sehari Man se ditinggal oleh Da jung, Man se sudah tanya kapan Da jung pulang ia harap Da jung pulang setelah satu malam, ia tidak bisa tidur kalau tidak ada Da jung. Yool mencoba menghibur Man se dengan membacakan cerita untuknya tapi hehhe tatapan wajah Man se itu malah sinis pada ayahnya, ia lalu menutup buku itu dan bilang kalau lebih baik ia yang membacanya sendiri, ayahnya sama sekali tidak lucu. Giliran Na Ra, bukannya merapikan rambut Na Ra tapi Yool malah menarik-narik rambut Na Ra saat ia menyisirnya dan alhasil Na Ra berteriak pada ayahnya karna hasil kuncitan rambutnya mirik sana miring sini, hehehhe tidak serasi. Dan Sekrang giliran Woo Ri, saat Yool sedang mengosok baju, Woo Ri meminta ayahnya untuk mengosok jinsnya. Yool lalu tanya mengapa jins harus di gosok, Na Ra dan Woo Ri langsung berteriak bahwa ahjumma, melakukannya untuk mereka. Yool yang mendengar hal itu kayaknya baru nyadar kalo pekerjaan sebagai ibu rumah tangga itu ternyata sulit, hehehhehehehehhe
Saat Da jung mengatakan pada ayahnya bahwa ia akan tinggal disisi ayahnya untuk menjaga ayahnya, ayahnya protes, ia bilang bagaimana bisa Da jung meninggalkan PM sendirian dan menjaganya disini. Da jung beralasan bahwa PM begitu menghawatirkan ayanya makanya ia disuruh kesini. Ayahnya masih tetap tidak percaya ia beranggapan bahwa Da jung pasti sedang bertengkar dengan PM, dan In Ho sepertinya juga sependapat dengan ayah Da jung soalnya ia hanya memperhatikan Da jung yang berbicara dari tadi seperti ingin mengetahui fakta yang sebenarnya mengapa Da jung meninggalkan rumah. Da jung lalu berusaha mencari dukungan ia minta dukungan pada In ho bahwa ia tidak bertengkar dengan PM, In Ho yang di todong Da jung seperti itu terpaksa mengatakan iya, bahwa Da jung sedang tidak bertengkar dengan PM. Ayah Da jung lalu mengajak In Ho dan Da jung untuk makan, tapi In ho bilang kalau mereka baru saja makan. Ayah Da jung yang pelupa berteriak marah kapan dan siapa yang makan, sedari tadi ia disini ia sudah sangat kelaparan. Da jung yang mengerti hal itu lalu mencoba menenangkan ayahnya dengan bertanya apa yang ingin ayahnya makan dan semua itu dijawab oleh, Tteokbokki (nasi goreng pedas) Donkkassu (babi goreng, maaf klo salah translate) Omurice, dan Yool yang mendengarkan itu semua hampir stress, ia bilang kalau Tteokbokki terlalu banyak mengandung gula, Dokkassu? tidak seharusnya sering dimakan, dan omurice? bagus, tapi mereka nggak punya persedian telur, hahahahah, repot kan jadi ibu rumah tangga sehari.
Na Ra lalu tanya jadi mereka harus makan apa, Tteokbokki Tteokbokki seru Man se. Woo Ri menjawab kalau ayahnya tidak bisa memasak itu, jadi bagaimana kalo ramen? Na Ra dan Man Se terlihat senang mendengarnya. Dan walaupun Yool sok cool padahal nggak bisa masak apa-apa selain ramen, ia bilang kalau memang itu mau mereka, ia akan melakukannya. hahahhaha Modusssssss, klo nggak ada lauk pauk nggak di korea nggak di indonesia sasaran terakhir pasti mie, hehehehhe, eh nggak tau juga sie, klo readers apa? dan ternyata rencana mereka itu gagal karna Hye Joo datang dan menawarkan kalau ia yang akan memasak. Dan sepertinya Hye Joo memang pandai memasak, dan jelas sekali terlihat kalau ia menyukai untuk melakukan hal ini (mungkin serasa masak untuk suami dan anak anak sendiri), saat makan sudah siap, Hye Joo benar-benar bersikap seakan ia nyonya rumah disana, ia bahkan duduk di tempat duduk Da jung. Man Se yang melihat hal itu segera melirik tajam pada Hye Joo dan bilang kalau itu adalah tempat duduk ahjumma Da jung. Hye Joo tidak terlalu mengubris perkataan Man se, ia bilang karna Da jung tidak ada disini maka ia boleh dong duduk disini (aihhhhh Hye Joo, tatapan Yool aja nggak ngijinin kokkk... aishhhh). Man Se kembali bertingkah ia bilang kalau ia benar-benar ingin makan ramen, Hye Joo lalu bilang kalau ramen tidak baik untuk mereka. Hye Joo lalu mengeluh pada Yool bagaimana bisa Da jung memberikan ramen pada mereka, itu kan tidak baik (aish kenapa jadi kesel liat hye joo saat scene ini,,,,) Tapi tenang readers ada Na Ra yang bela Da jung, Na Ra bilang kalau Da jung tidak memberikan ramen pada mereka tiap hari, Da jung bilang tidak apa-apa memakan makanan junk food sekali kali, hanya saja jangan memakan mereka semua. Tapi Hye joo ngeyel, ia bilang kalau satu kali kita memakannya pasti ada yang kedua kalinya dan ketika ada yang kedua pasti ada yang ketiga, jadi untuk hal yang buruk lebih baik untuk tidak memulainya dan mungkin karna Woo Ri cowok jadi ia tidak bisa membela secara terang terangan pada Da jung jadi ketika Hye joo tanya bagaimana makanannya, Woo Ri bilang kalau itu asin, padahal Na ra yang sudah makan bilang kalau ini rasanya pas, tidak asin dan sekrang pembelaan dari Man Se ia bilang kalau ini juga tidak enak baginya, Man Se bilang kalau nasi cup ahjumma Da jung jauh jauh jauhhhhhh lebih enak dari ini.. setelah mengatakan hal itu Man se akan bangkit dari kursinya tapi Yool yang sedari tadi diam akhirnya angkat bicara untuk Man se tetap duduk di bangkkunya, Yool bilang kalau Hye Joo sudah menghabiskan banyak waktu untuk memasaknya jadi makan saja.
sementara yang sedang dibicarakan sedang berbelanja bersama In ho. Da Jung menjelaskan bahwa pasien alzeimer seperti ayahnya sering sekali lupa kalau ia sudah makan atau yang lainnya dan karna hal itu ia akan marah. In Ho yang baru mengetahuinya mengangguk dan bilang kalau ia tidak tau. In Ho lalu bilang apa mereka juga harus membeli sundae (ice cream sirup, klo nggak salah translate), terakhir kali mereka membelinya hyungnya suka, bukannya menjawab In ho, Da ju ng malah teringat pada Yool, ia bilang kalau Yool tidak bisa makan sundae, dia alergi, aneh bukan seorang laki laki tidak menyukai sundae, seru Da jung. In Ho yang mendengar hal itu hanya menatap Da jung. Sementara di rumah sakit kakak In Ho mengalami kejang-kejang matanya terbuka seperti melihat sesuatu, ia menoleh kearah sampingnya,(emmmm kira kira liat siapa ya? Na Young kah atau malah PM?)
Saat keduanya membeli sundae, ahjumma penjual sundae itu bilang kalau mereka berdua kelihatan begitu serasi, pasti pasangan baru. Da jung kaget ia ingin menjelaskannya tapi kemudian In ho memeluk bahu Da jung dan berbisik pada Da jung kalau Da jung tidak mungkin kan bilang kalau ia adalah istri PM dan tepat pada saat itu In hoo mendapatkan telpon yang mengejutkan, saat tiba rumah sakit kakak In ho terlihat kejang-kejang sambil melihat kearah samping, In ho yang melihat hal itu tampak sedih begitu juga Da jung, ia berusaha menenangkan In ho.
Hye Joo dan Yool duduk berdua, Hye joo bilang kalau gaya rambut Yool yang baru sangat cocok untuknya, ia lalu tanya mengapa Yool mngubahnya tapi Yool hanya diam tidak menjawab. Yool kemudian berterima kasih atas apa yang dilakukan Hye joo hari ini, Hye joo bilang kalau ia tidak berkeberatan, ia mendukung keputusan Yool untuk mengirim Da jung ke ayahnya, jadi mulai sekarang ia akan membantu Yool untuk mengurus anak-anak. Yool menolak secara halus niat Hye joo, tapi sepertinya Hye joo tidak terima, Hye joo bilang kenapa Yool selalu menerima pertolongan dari Da jung sedangkan ia tidak padahal yang selalu ada disamping Yool adalah dia, ia sudah menghabiskan waktu bersama lebih lama dari pada Da jung tapi mengapa Yool bersikap seperti ini padanya, Hye joo mengatakan hal itu dengan penuh emosi, ia lalu sambil menangis tanya sebenarnya orang seperti apa ia dimata Yool.
In Ho tersenyum ketika melihat Da jung yang sangat diam sehabis melihat kakaknya, In ho lalu bilang kalau kakaknya terkadang seperti itu tapi tidak sering. Da jung tersenyum ia bilang kalau In ho harus semangat, In ho bilang kalau ia memang harus semangat dan kuat karna ada yang harus ia lakukan untuk kakaknya. Da jung tanya apa itu, karna In ho tidak juga menjawab, Da jung bilang apa itu rahasia. In Ho bilang kalau itu memang rahasia, Da jung lalu tanya apa hal itu berjalan dengan lancar. In ho mengatakan kalau hal itu tidak berjalan dengan lancar karna satu orang, ia tidak bisa melakukan hal itu karna satu orang itu. Da jung yang melihat gelagat In ho berbicara menebak bahwa yang akan dilakukan In ho adalah hal buruk. In ho lalu bilang kalau reporter Nam da jung kita ini benar-benar pintar, tapi kemudian In ho bilang kalau ia hanya bercanda. Saat masuk ke lift In ho berpesan pada Da jung untuk melupakan semuanya dan hanya merawat ayahnya, karna jika nantinya Da jung melakukan hal itu ia tidak akan menyesal. Da Jung kekamar ayahnya ia mengusap-usap kening ayahnya dan bilang kalau mulai sekarang ia hanya akan memikirkan ayahnya.
Sementara Yool kembali teringat kenangan-kenangan ia bersama Da jung, semua kenangannnya tersimpan dalam tempat tidur mereka, saat Da jung menusukkan jarum pada tangannya, saat Da jung tertidur dibahunya dan saat ia tertidur karna cerita dongeng Da jung, Yool tersenyum mengingatnya. Dan sama halnya dengan Yool, Da jung pun kembali teringat pada Yool saat ia tanpa sengaja menemukan kertas kodok di bukunya, mereka sama-sama merasakan hal yang sama RINDU.... Dan karna Da jung sudah tidak ada dirumah dan membacakan cerita dongeng baginya, Yool kembali mengkonsumsi obatnya, saat PM hiking dengan para pengawalnya, PM bertemu dengan beberapa orang dan tampaknya mereka ada hubungan kerja dengan PM. Pengawal gendut bilang kalau PM mereka sudah mempersiapkan pendakian ini seperti pendakian tahun baru, bahkan pakaian untuk mendaki pun sudah dipersiapkan, si gendut lalu bilang kalau PM mereka terlihat seperti meticulous, sie pengawal kurus yang mendengar hal itu lalu bilang kalau seperti itu maka nyonya (Da jung) akan memukul PM mereka. Si kurus lalu tanya kapan nyonya mereka akan pulang (tuh pengawal aja nanyain, rindu kannnn, heheheh) In ho yang ada di dekat mereka tersenyum kalau nyonya merekas sedang mengurusi ayahnya yang sakit jadi butuh waktu lama.
Yool masih berbcara pada orang-orang yang ia temui, lalu In ho mendekat dan bilang kalau sudah waktunya Yool jalan lagi, Yool pun pamit pada mereka semua.
Ayah Da jung terus mempermasalahkan Da jung yang tidak pulang-pulang kerumah, sudah 15 hari Da jung tidak pulang pasti dia punya masalah pada suaminya. Da jung membantah ia bilang apa ayahnya tidak percaya dengannya, suaminya menyuruhnya kesini karna ia khawatir pada ayahnya. Ayahnya yang ditanya hal itu jelas menjawab tidak percaya, ia bilang apa Yool punya wanita lain, pasti seperti itu aishhh padahal kalian belum lama menikah, ayah Da jung kemudian bilang kalau ia akan menemui Yool. Da jung yang mendengar tebakan ayahnya berteriak kalau itu tidak benar dan lebih baik ayahnya meminum obatnya sementara ia mengambil air. Saat akan mengambil air minum tanpa sengaja Da jung mendengar berita tentang PM, sepertinya Yool menangkap adanya korupsi dan itu dilakukan oleh seorang cheabol. Orang- orang yang sedang menonton berita itu segera bergunjing, mereka bilang walaupun PM Yool melakukan pekerjaan dengan baik tapi hal itu tidak akan berpengaruh apa- apa, bagaimana bisa seorang PM Yool melawan Cheabol, Yool tidak punya kekuatan untuk itu dan hal itu akan membuat Yool yang berada disisi president terlihat jelek.
Da Jung yang mendengarkan itu semua tampak khawatir, ia lalu mencoba menelpon Yool tapi begitu Da jung menekan warna hijau, ia langsung menekan warna merah, tidak jadi. Dan betapa kagetnya Da jung ketika ia kembali kekamar dan mendapati ayahnya tidak ada disana.
Yool kembali menatap pita yang akan ia berikan pada Da jung, Yool menghela nafas panjang,......
Da Jung mencoba menghubungi ayahnya tapi tidak di angkat, Da jung terlihat cemas. Da Jung akhirnya muncul di kediaman Yool, ia tanya apa ayahnya datang kemari,Da jung kemudian berkata kalau ayahnya menghilang. Yool yang kaget segera memerintahkan anak buahnya untuk mencari ayah mertuanya disegala tempat di kediaman ini dan kantornya, ia juga meminta mereka melaporkan kepada polisi. Da jung menangis mengkhawatirkan ayahnya ia takut jika mereka tidak menemukan ayahnya. Yool bilang kalau Da jung tidak boleh berfikir jelek, mereka pasti menemukan ayah mereka. Yool kemudian meminta Da jung untuk menghubungi ayahnya tapi kemudian Yool bilang biar ia saja yang menelpon. Dan saat Yool membuka hpnya Yool kaget karna ada 3 panggilan tidak terjawab dari Nam Worry (nama Da jung, inget nggak yang di episode lalu Yool bilang kalau nama Da jung seharusnya di ganti karna Da jung selalu membuat orang khawatir, selalu membuat masalah makanya Yool menamai Da jung disana sebagai Nam Worry) dan 17 panggilan tak terjawab dari mertuanya. Da jung bilang apa ayahnya mencoba menelpon Yool, Yool tidak menjawab ia segera menelpon ayah mertuanya, tapi hal itu tidak membuat ayah Da jung serta merta mengangkat telpon itu, ayah Da jung memarahi telponnya yang terus berdering ia bilang kalau ia tidak akan mengangkatnya, ia akan memberi pelajaran pada Yool.
In Ho ikut mencari ayah Da jung, dan saat itu ia sepertinya sedang berbicara dengan Yool, mengabarkan bahwa ia sudah mencari di sekeliling blue house tapi tidak menemukan apapun, dan ia juga sudah menelpon 911 dan menanyakan apa ada sesuatu yang terjadi didekat RS tapi sampai saat ini ia belum menemukan sesuatu.
Yool kemudian mendapat telpon dari seseorang, dan sepertinya orang itu tau dimana ayah Da jung berada. Dan ternyata ayah Da jung memaksa masuk ke majelis nasional, ayah Da jung menyangka kalau tempat itu adalah blue house, ia ingin bertemu dengan menantunya PM Yool. Ayah Da jung bilang kalau menantunya tinggal di blue house, dia itu adalah Kwon Yool, bagaimana bisa polisi korea tidak tau PM mereka sendiri, hehehehehehhe
Saat In Ho membawa ayah Da jung ke kediaman Yool, Da jung langsung menyerbunya ia marah-marah pada ayahnya yang pergi tanpa mengatakan apapun. Ayah Da jung tidak memperdulikan Da jung ia menyuruh Da jung untuk berhenti berbicara, ayah Da jung kelihatan marah (tapi lucu ekpresinya heheheh) ia langsung menatap Yool dan bilang kalau mereka harus bicara. Yool kaget tapi ia segera mengiyakan ajakan ayah mertuanya, mereka berdua pun pergi dari sana.
Da Jung berterima kasih pada In ho yang telah menemukan ayahnya, Da jung berfikir kalau ia tidak akan bisa menemukan ayahnya, ia begitu berterima kasih pada In ho. In ho yang mendengar hal itu hanya diam saja menatap Da jung, seperti ada sesuatu yang ia tidak setujui dari perkataan Da jung.
Hye Joo mendapat kabar dari In ho bahwa ayah Da jung sudah ditemukan, Hye joo lalu bergumam pada dirinya sendiri bahwa Da jung akhirnya kembali kesana dengan cara seperti ini. Lalu teman sekerja Hye joo atau juniornya menghampiri Hye joo, ia bilang kalau Hye joo harus melihat berita ini. Hye joo terlihat begitu kesal ketika melihat berita tentangnya "melaporkan seorang perusak rumah tangga, Seo Hye Joo" ia tau siapa dalang dibalik semua ini, siapa lagi klo bukan AB3.
Sekertaris Bae melaporkan pada mentri Park bahwa perdana mentri akan mengaudit Myung Shim, mentri Park yang mendengar hal itu tidak kaget ia hanya bilang walupun Yool melakukan audit, itu hanya sebagai formalitas saja tidak akan ada yang di temukan disana. Mentri Park malah lebih memikirkan tentang In ho, ia ingin tahu hubungan Yool dengan kakak In ho. Sekertaris Bae yang mendengar hal itu lalu tanya jika mentri Park begitu mencemaskan masalah In ho, mengapa ia meninggalkan In ho sendirian. mentri Park lalu bilang sejak In ho merekam semua percakapan mereka, mereka tidak bisa dengan mudah menjatuhkan In ho.
Hye Joo masuk keruang Joon ki dengan kesal, Hye joo menunjukkan ulah dari istri Park joon ki.
AB3 sedang merayakan keberhasilan mereka karna sudah berhasil memposting berita tentang sekertaris Seo. Yoon Hee berterima kasih pada madam Jang karna ide nya ini sungguh berlian.
Ayah da jung memarahi PM Yool ia menuduh PM Yool mempunyai hubungan dengan wanita lain. Yool yang mendengar hal itu jelas membantah, tapi seberapapun yool membantah ayah Da jung, ayah Da jung tetap saja tidak percaya, karna menurutnya jika bukan karna masalah itu kenapa Da jung sampai sampai terusir dari rumah ini.
Sementara para orang dewasa sedang meributkan sesuatu, Na ra dan Man se terlihat mengintip mereka, keduanya tampak antusias. Da jung tidak tahan melihat ayahnya terus memarahi Yool, Da jung lalu membela Yool dengan merangkul tangan Yool dan mengatakan pada ayahnya bahwa mereka tidak sedang bertengkar. Yool yang dirangkul secara mendadak seperti itu kaget, apalagi ketika Da jung tanya kalau Yool pasti sangat merindukannya selama ia tidak ada. Yool tergagap ia lalu tertawa dan bilang ia tidak pernah menelpon Da jung karna jika ia melakukannya maka ia akan makin merindukan Da jung. Da jung lalu menoleh pada ayahnya dan bilang kalau mereka mempunyai hubungan yang baik. Yool menimpali ia bilang kalau mertuanya bisa melihat dan mereka memang terlihat tidak punya masalah, setelah Yool mengatakan hal itu Na ra dan Man se yang ada di depan pintu nyambung, mereka bilang kalau ayahnya dan ahjumma Da jung bahkan berciuman. Ayah Da jung, Da jung dan Yool kaget, ayah Da jung bahkan bilang walaupun begitu Yool dan Da jung tidak boleh melakukan hal seperti itu didepan anak-anak. Yool yang jadi sasaran hanya bisa mengangguk, hehehheheh setelah itu ayah Da jung menyuruh mereka berdua untuk segera tidur, hahaah.. mendengar kata tidur, Man se dan Na ra segera menyerobot masuk. Man se yang sudah lama ditinggal Da jung meminta Da jung kembali untuk tidur bersamanya. Da jung yang mendengar hal itu segera menutup mulut Man se tpi itu sudah terlambat karna ayah Da jung sudah mendengarnya. Ayah Da jung yang mengetahui hal itu jelas marah, ia marah karna ternyata keduanya tidur dikamar yang terpisah. Da jung dan Yool mati-matian mengelak hal itu tapi sayangnya mulut Man se kembali terbuka dan dengan jelas mengatakan pada ayah Da jung bahwa ia dan Da jung tidur bersama, hehehhehe. Yool sudah terlalu kesal pada Man se yang cerewetnya minta ampun, tanpa ba bi bu be bo lagi Yool segera menutup mulut Man se dengan tangannya sendiri, hehehhehe. (hahah kadang kadang cerewetnya Man se itu bermanfaat kok, hihihih) Ayah Da jung berusaha menyatukan Da jung dan Yool, ia meminta Da jung dan Yool untuk tidur satu kamar, bahkan ayah Da jung rela mengantarkan anak tercintanya masuk kekamar sampai didepan pintu. Ia bilang walaupun mereka sedang bertengkar tidak seharusnya mereka berdua tidur di kamar terpisah. Da Jung meminta maaf karna ayahnya ia kembali lagi kesini, Yool yang mendengar hal itu berkata kalau itu tidak apa-apa, ia hanya ingin melihat ayah Da jung bahagia jadi biarkan ayah Da jung untuk tinggal beberapa hari disini. Sementara untuk hubungan mereka berdua akan mereka berdua bicarakan lain waktu. Da jung kemudian bilang lagi mungkin dengan kembalinya ia kesini, ini membuat Yool kembali merasa tidak nyaman tapi baginya ketika ia kembali kesini ia merasa sangat senang, ia senang karna sekarang ia bisa melihat anak-anak dan juga melihat Yool, Da jung mengatakan hal itu dengan senyum gembira, sementara Yool hanya menatap Da jung dalam diam.
Saat pulang mentri Park memarahi istrinya karna memposting berita tentang Hye joo. Yoon hee yang melihat suaminya marah berusaha menenangkannya ia bilang kalau ia melakukan hal ini karna ia ingin mencoba melindungi suaminya. Mentri Park lalu berkata pada istrinya untuk tidak melakukan hal-hal seperti ini lagi, sudah cukup Yoon he membuat kepalanya sakit. Yoon He yang dimarahi suaminya tiba-tiba tersenyum, ia terlihat senang dan hampir menangis karna akhirnya suaminya mentri park kembali menyebut namanya, Yoon Hee
Sementara itu dikediaman Yool, Da jung tidak bisa tidur, ia hanya berbaring di tempat tidur dan sesekali melihat Yool yang sedang bekerja. Begitu juga Yool walaupun ia terlihat bekerja tapi ia juga melihat kearah Da jung.
Mentri Park mendapatkan kabar terbaru dan tergawat dari sekertarisnya, sekertaris Bae bilang kalau polisi sudah memulai penyelidikan pada Myung Shim. Mentri Park yang mendengar hal itu kaget bukan kepalang.
Yool mendapatkan laporan dari Hye joo dan In ho bahwa direktur grup Myung Shim sudah melarikan diri dari negara ini pagi ini, dan sekarang Yool tidak bisa menghindari lagi masalah-masalah yang akan ditimbulkan Myung Shim grup.
Mentri Park menyerobot masuk keruangan Yool, mentri Park marah pada Yool yang sudah mencoba menghancurkan dirinya. Yool yang mendengar hal itu bilang kalau ia tidak berusaha menjatuhkan Joon ki, ia hanya mencoba memperbaiki hal yang tidak berada pada tempatnya. Mentri Park lalu bilang kalau sebenarnya yang di jatuhkan Yool bukanlah dirinya melainkan direktur Na, jadi jangan harap direktur Na akan tinggal diam. Saat mentri Park akan pergi ia lalu menoleh pada In ho, ia memperingatkan Yool untuk berhati hati dengan orang terdekatnya. Hye joo yang tidak mengerti maksud mentri Park bertanya apa maksud sebenarnya, mentri Park menjawab kalau sebenarnya ia hanya ingin bilang kalau yang ingin menyakiti Yool bukan hanya dia tapi juga ada orang lain. Setelah mengatakan hal itu mentri Park pergi, Yool lalu bilang ke In ho dan Hye joo agar tidak terlalu memikirkan perkataan mentri Park. Diluar Hye joo masih penasaran dengan kata-kata mentri Park yang terakhir, ia yakin bahwa perkataan mentri Park itu punya makna yang dalam. In ho lalu dengan serius bilang kalau yang dimaksud mentri Park orang terdekat PM yang akan menyakitinya adalah ia. Hye joo kaget tapi In ho lalu tertawa dan bilang kalau ia hanya bercanda, Hye joo tersenyum ia bilang kalau sekarang bukan waktunya untuk bercanda.
Sementara itu Yool yang tadinya bilang ke kedua orang terdekatnya untuk tidak memikirkan perkataan mentri Park, sekarang malah ia sendiri yang sedang memikirkannya, kata-kata mentri Park terus menerus tergiang ngiang di telinganya.
Da jung mensms Yool, mengabarkan kalau ia membawa anak-anak dan ayahnya pergi ke gereja, ia mengatakan hal ini karna takut Yool merasa khawatir. Ayah Da jung bilang ke Da jung kalau ia tidak tau kalau anak-anak rajin ke gereja, Da jung lalu bilang kalau sebenarnya kedatangan mereka kemari ada alasan lainnya. Dan ternyata alasan itu adalah menemani Na ra untuk menemui heheheh cinta pertamanya. Ketika Na ra melihat kakaknya dan teman kakaknya keluar, ia terlihat begitu girang. ia bahkan memberi tahukan hal itu pada Da jung, seperti sekumpulan remaja yang sedang bergosip atau nongkrong untuk melihat gebetan mereka keluar dari sarangnya, hehehheheheh. dan saat Da jung menoleh ia kaget melihat In ho ada disana, ternyata Yool meminta In ho untuk menjaga keluarganya.
Karna sang gebetan akan memainkan pianomya Na ra mendekat kearahnya, Na ra bilang kalau dia terlihat begitu mirip dengan kakak Suho. Na Ra begitu terpesona ketika melihatnya memainkan piano, sanking terpesonanya Na Ra nggak liat-liat lagi tuh kalo dia sudah terlalu dekat dengan lilin, alhasil iapun berteriak kepanasan. Laki laki yang ditaksir Na ra mendekat, ia tanya apa Na ra baik baik saja. Na ra yang ditanya seperti itu menjawab malu-malu. Laki laki yang ditaksir Na ra lalu tanya apa yang sedang Na ra lakukan disini, Na ra kaget nggak mungkin dong Na ra bilang saya kesini karna saya terpesona dan suka sama kamu, hehheheh. Na ra menjawab kalau ia kesini karna ia ingin belajar main piano, laki laki itu lalu bilang kalau Na ra terlihat masih kecil, disini hanya menerima siswa smp dan seterusnya. Na ra yang mendengar hal itu protes ia bilang bagaimana bisa gereja yang di gunakan orang untuk berdoa hanya menerima siswa smp, memangnya kenapa dengan siswa sd. Laki laki yang mendengar protesan Na ra tertawa, ia bilang kalau Na ra terlihat begitu manis, ia lalu menanyakan nama Na ra. Na ra langsung malu-malu kucing ditanyain gitu. Nara lalu jawab kalau namanya adalah Kwon Na Ra, laki-laki itu lalu bilang kalau Na ra pasti adiknya Kwon Woo Ri, Na ra mengangguk. Laki laki itu lalu bilang kalau ia senang bertemu dengan Na ra, Nara lalu balik tanya siapa nama orang itu, laki laki itu menjawab kalau namanya adalah Han Tae Woong Micheal, setelah mengatakan hal itu Tae Woong pergi sementara Na ra, terlihat begitu bahagia mengetahui nama sang pujaan hati hehehheh.
Da Jung bilang ke In ho kalau ayahnya sudah sembuh ia akan keluar dari rumah Yool, walaupun ia tidak tau ia harus kemana tapi menurutnya akan lebih baik jika ia pergi dari sana. In ho yang mendengar hal itu tidak setuju ia bilang kalau ia mengerti maksud Da jung tapi karna Da jung adalah seorang wanita yang sudah menikah, akan lebih baik jika Da jung tinggal bersama di rumah Yool, itu tidak hanya berlaku untuk Da jung tapi juga berlaku untuk Yool.
Diluar kantor Yool terlihat seseorang yang sedang mengawasi Yool, orang itu terlihat mencurigakan, ia terlihat mengeluarkan sesuatu yang tajam dari saku jaketnya...
saat Da jung akan pergi untuk berbicara pada Yool, Da jung mendengar pembiacaraan antara Yool dan sekertaris Seo. Sek. Seo tidak setuju dengan keputusan Yool yang menyuruh Da jung kembali untuk tinggal disini. Yool yang mendengar hal itu bilang jika Da jung tidak bisa bersama ayahnya maka akan lebih baik jika Da jung bersama suaminya. Hye Joo yang mendengar hal itu lalu bilang kalau begitu mengapa Yool tidak menikah secara resmi saja dengan Da jung dengan mendaftarkan pernikahan mereka. Yool yang mendengar hal itu menoleh pada Hye joo, apa maksud Hye joo sebenarnya. Hye joo yang sudah sangat kesal dengan sikap Yool, lalu bilang mengapa Yool menyuruh Da jung keluar dari rumah dan melindunginya dari mentri Park, mengapa Yool melakukan hal itu? Da jung yang sedari tadi ada di depan pintu kaget mendengar perkataan Hye joo. Hye joo melanjutkan kata-katanya, bahwa yang Yool lakukan selama ini adalah karna Yool menyukai Da jung, benarkan? seru Hye joo. Da jung terlihat menanti jawaban dari Yool ia ingin tau mengapa selama ini Yool melakukan hal itu semua untuknya, apa karna ia memang menyukai dirinya? Da jung terlihat cemas begitu juga Hye joo yang menanti jawaban Yool. Sementara yang dinanti jawabannya hanya terdiam, berfikir. Yool lalu mengatakan kalau ia tidak menyukai Da jung, Da jung berada disituasi sesulit ini karna dirinya, maka dari itu ia harus menjaga dan melindungi Da jung. Da jung yang mendengar kan hal itu dari luar terlihat kecewa. Tapi tidak dengan Hye joo, ia masih memandang curiga pada Yool, Hye joo kembali bertanya dengan tatapan curiga apa benar Yool melindungi Da jung hanya sebatas karna rasa bersalah? apa benar seperti itu? Yool menjawab kalau ia tidak perduli dengan apa yang dipikirkan Hye joo, untuk menikah secara sah pun ia tidak berfikir kalau itu mungkin, Da jung yang mendengar hal itu sudah pasrah, sudah kecewa ia lalu pergi dari sana. Sedangkan Yool sebenarnya ia belum selesai berbicara, karna ketika Da jung pergi ia kembali melanjutkan bahwa jikapun ia menyukai Da jung.................... Hye joo keluar dengan kecewa, ia terlihat begitu putus asa. saat diluar Hye joo memberitahu kita bahwa pada akhirnya Yool mengakui bahwa ia menyukai Da jung.
Yool menemui Da jung, ia mengatakan pada Da jung untuk tetap tingggal disini, Da jung yang sudah mendnengar semua pembicaraan Yool terlihat kecewa, ia tanya mengapa Yool memintanya seperti itu, apa karna Yool begitu merasa bersalah padanya? walaupun Yool merasa tidak nyaman padanya, ia akan menuruti kata-kata Yool, ia akan tinggal disini. Yool berusaha menjelaskan kalau maksudnya bukan seperti itu tapi Da jung sudah terlanjur kecewa, ia bilang kalau ia akan tinggal disini tapi ia tidak ingin jika Yool mengasihaninya, alasan mengapa ia masih tinggal disini adalah karna ia punya alasan tersendiri. Yool bilang kalau ia melakukan hal ini bukan karena ia kasihan pada Da jung tapi karna ia......... ia......... Yool hanya menatap Da jung tanpa mengeluarkan kata-kata lagi, kata-katanya hanya sebatas itu, ia tdak bisa melanjutkannya. Da jung tersenyum ia bilang kalau Yool pun tidak perlu merasa bersalah padanya, setelah mengatakan hal itu Dajung pergi meninggalkan Yool yang terpaku sendiri menyadari bahwa apa yang ingin ia katakan tidak bisa keluar dari mulutnya.
Ayah Da jung dan para cucu-cucunya terlihat gembira bermain kartu, tapi hal itu segera berakhir ketika Yool datang, anak-anak pada kabur dan meninggalkan kakeknya sendirian hehehehhe. Dan kakeknya pun ikut-ikutan takut ngeliat Yool. Yool yang melihat hal itu seperti ingin marah tapi ia hanya mencoba memaklumi ayah mertuanya ini, ia bilang kalau ia dulu belajar bermain kartu dengan kakeknya juga. Yool mendnegar kalau ayah Da jung akan pulang hari ini, ia meminta ayah Da jung untuk tetap tinggal disini. Ayah Da jung bilang kalau itu tidak perlu ia bilang kalau sudah cukup buatnya untuk melihat hidup Da jung yang bahagia. Ayah Da jung lalu mengenggam tangan Yool, ia meminta Yool untuk tidak melepaskan Da jung.
Didepan kantor Yool terlihat banyak orang-orang yang sedang berdemo, dan diantra kerumunan itu terlihat orang yang mencurigakan waktu itu, masuk menyusup ke orang-orang yang sedang demo.
Ayah Da jung pamit pada anak-anak kalau ia akan pulang, Man se terlihat sangat sedih ia bilang kalau kakeknya akan berkunjung kesini lagikan. Ayah Da jung yang mendengar hal itu bilang kalau ia tentu saja akan kesini lagi. Sebelum pulang ia memberikan cucu-cucunya uang untuk jajan.
Hye Joo dan In ho melaporkan perkembangan terkini pada Yool, mereka bilang bahwa grup Myung shim telah melakukan unjuk rasa, In ho bilang kalau ia mengingat kata- kata mentri Park yang bilang kalau direktur Na tidak akan tinggal diam, ia akan mencoba merusak reputasi Yool pada publik. Yool bilang kalau mereka tidak perlu mengkhawatrkan hal itu, Yool lalu tanya bagaimana keadaan di blue house, Hye joo bilang kalau para pengunjuk rasa masih terus berada disana.
Ayah Da jung meminta Da jung untuk segera pulang karna mereka pasti sudah menunggu. Saat memegang gelas Da jung tanpa sengaja menjatuhkan gelas itu hingga pecah. Da jung tertegun seperti mendapatkan firasat sementara ayah Da jung terlihat panik, ia tanya apa Da jung terluka.
Tv yang ada di kamar ayah Da jung lalu menampilkan berita terkini dari blue house yang tampak penuh oleh para masa yang protes. Da jung dan ayahnya kaget melihat itu semua, ayah Da jung lalu segera meminta Da jung untuk pulang dan menemani Yool.
In Ho bersama beberapa polisi melaporkan bahwa para pengunjuk rasa masih berada didepan, lalu seorang polisi lalu bilang kalau mereka akan segera menghentikan orang-orang itu. Tapi Yool yang mendengar hal itu melarang polisi itu untuk membubarkan mereka, Yool bilang kalau hal itu adalah bentuk perasaan mereka jadi biarkan saja, ia meminta polisi itu untuk tidak menyakiti para pengunjuk rasa. Saat Da jung sampai di depan blue house ia melihat begitu banyak para demonstran. Yool lalu keluar dan secara otomatis para demonstran segera maju menghadap Yool begitu juga orang yang terlihat mencurigakan itu. Yool lalu mencoba berbicara pada para demonstran kalau ia berjanji akan menyelesaikan masalah ini, ia tidak akan membiarkan korupsi merajalela. Sebagian demonstran yang mendnengar hal itu setuju dengan Yool mereka bertepuk tangan. Da jung yang melihat itu tersenyum karna pada akhirnya Yool bisa menenangkan para demonstran, Yool yang melihat Da jung juga ikut tersenyum dan tanpa Yool sadari orang yang terlihat mencurigakan itu sudah ada di dekatnya. Tanpa menunggu lama lagi orang yang mencurigakan tu segera menusuk Yool, Yool sontak kaget, ia seperti menahan rasa sakit itu. Ketika orang yang menusuknya pergi ia baru memegang bagian perutnya, lambat laun Yool kemudian jatuh membuat orang yang ada disana kaget begitu juga Da jung, Yool seperti masih berusaha menahan rasa sakit di bagian perutnya, Da jung yang panik tambah terlihat panik ketika di tangannya ada darah Yool. In Ho menyuruh semua orang menjauh, sementra Yool berusaha mati-matian untuk tetap sadar dan menahan rasa sakit itu, tapi pada akhirnya ia menutup mata dan itu membuat Da jung langsung berteriak histeris.
Kwon Yool yang mengalami luka tusukan segera dilarikan ke rumah sakit. Da Jung yang panik terus memanggil Yool meminta agar Yool tetap sadar. Antara sadar dan tak sadar Yool samar-samar melihat Da Jung. "Apa ini sebuah mimpi? Benar ini pasti mimpi. Aku harap ini adalah mimpi." Batin Yool. Yool dibawa masuk ke ruang operasi. Dokter melarang Da Jung yang ingin masuk ke ruang operasi. Da Jung yang cemas dengan kondisi Yool hanya bisa menangis.
Di ruang operasi, dokter dan perawat segera memasang peralatan medis pada Yool.
Hye Joo yang mendengar apa yang terjadi pada PM segera datang ke rumah sakit. Ia yang cemas hanya bisa menitikan air mata khawatir takut terjadi sesuatu pada PM.
Di ruang operasi Yool masih antara sadar dan tak sadar. "Jika aku tahu ini akan terjadi aku tak akan mengatakan hal itu padamu." Batin Yool.
Yool menyesal sudah mengatakan hal yang menyakitkan pada Da Jung. Ia menyesal telah menyuruh Da Jung untuk pergi dari rumahnya, dari sisinya dan dari sisi anak-anak.
Suara Yool: "Aku tak akan membuatmu menangis seperti itu. Dan aku akan mengatakan kalau aku tak bermaksud begitu. Jika ini mimpi, bisakah aku terbangun? Apakah aku bisa melihatmu lagi?"
Obat bius langsung bereaksi, dokter segera mengoperasi Yool. Di luar ruang operasi Da Jung duduk menangis mengkhawatirkan Yool.
Di kantor Menteri Park Joon Ki, ia terkejut mendengar kabar dari Sekretarisnya kalau Yool diserang oleh orang tak dikenal. Sekretaris Bae tak tahu dengan jelas tapi yang pasti sekarang PM sedang menjalani operasi di rumah sakit. Joon Ki makin terkejut, sampai di operasi segala. Tak peduli apapun, ia harus melihat keadaan Yool.
Tapi sebelum Joon Ki keluar dari kantornya tiba-tiba Hye Joo datang dalam keadaan marah. Joon Ki berkata kalau ia baru saja mendengar kabar tentang Yool, ia bertanya bagaimana hal itu bisa terjadi. Hye Joo yang marah berkata kalau pertanyaan itu yang ingin ia tanyakan pada Joon Ki. "Bagaimana ini bisa terjadi? Bagaimana anda bisa melakukan ini? Tak peduli sebenci apapun anda pada PM, bagaimana bisa anda melakukan hal seperti ini?" tuduh Hye Joo dengan nada marah. Joon Ki tak menyangka kalau Hye Joo menuduhnya yang melakukan semua ini. Hye Joo teringat ketika terakhir kali Joon Ki bertemu Yool bukankah Joon Ki memperingatkan Yool untuk bersiap-siap. Joon Ki tiba-tiba ia teringat ucapan ayah mertuanya si pemilik Myung Shim Grup, Presdir Na. 'Jika kau tak melakukan ini dengan baik. Aku tak punya pilihan cara selain menggunakan caraku.' Hye Joo berkata apa ini yang Joon Ki maksud bahwa Presdir Na tak akan tinggal diam. "Tapi dengarkan saya baik-baik, saya tanpa ada pertimbangan apapun akan mengungkapkan apa yang sudah anda dan Presdir Na lakukan. Dengan kata lain, sekarang giliran anda untuk bersiap-siap." ucap Hye Joo memperingatkan Joon Ki.
Da Jung masih di rumah sakit, ia menelepon Woo Ri. Woo Ri yang mengetahui insiden penusukan ayahnya menjawab panggilan telepon Da Jung menjauh dari Man Se. Man Se sendiri asyik bermain tembak-tembakan. Woo Ri yang khawatir menanyakan keadaan ayahnya, apa baik-baik saja. Da Jung menjawab tentu saja jadi Woo Ri tak perlu khawatir dan lebih baik di rumah menjaga adik-adik. Da Jung bertanya bagaimana keadaan Na Ra dan Man Se. Woo Ri mengatakan kalau Na Ra sudah tahu insiden penusukan itu melalui internet. Sedangkan Man Se belum tahu, ia mengatakan pada Man Se kalau ayah mereka sedang bepergian ke luar negeri bersama Da Jung. Da Jung menilai Woo Ri sudah melakukan hal yang baik dengan tak mengatakan yang sebenarnya pada Man Se. Ia berjanji akan kembali menghubungi Woo Ri setelah operasi selesai. Sebelum menutup telepon Woo Ri mengucapkan terima kasih pada Da Jung. "Terima kasih dan juga ayahku tolong jaga dia baik-baik." Da Jung tersenyum dan menilai kalau Woo Ri sudah tambah dewasa.
Dokter menemui Da Jung di ruang tunggu dan mengatakan kalau operasi PM sudah selesai. Di ruang perawatan PM. Yool masih belum sadar. Dokter berkata kalau semuanya berjalan baik walaupun Yool kehilangan banyak darah. Setelah dokter pergi Da Jung terus memandangi Yool yang belum sadar. Ia duduk di kursi di samping Yool terbaring. "Perdana menteri, kenapa anda seperti ini? Karena anda terbaring seperti ini sepertinya itu bukan dirimu. Ada sesuatu yang ingin kukatakan pada anda." Da Jung mulai menangis, "Ada sesuatu yang ingin kuberitahukan pada anda. Jadi cepatlah bangun. Anda harus bangun."
Malam harinya, perlahan Yool membuka matanya. Ia berusaha mengenali sekelilingnya. Ia mengingat saat dirinya yang secepat kilat merasakan tusukan benda tajam di perutnya. Yool menarik nafas karena ia masih diberi kesempatan untuk hidup kembali.
Kang In Ho berada di rumah sakit menemani Da Jung. Ia menyarankan agar Da Jung makan karena seharian ini Da Jung belum makan apapun. Melihat banyak orang-orang berpakaian jas di sekelilingnya Da Jung bertanya pada In Ho siapa mereka, apa sejak kejadian penyerangan PM, mereka meningkatkan keamanan. In Ho bicara pelan mengatakan kalau mereka itu gangster. Da Jung terkejut dan menoleh ke arah mereka. Ia heran kenapa gangster bisa ada disini.
In Ho: "Mereka bilang tak ada ruangan VIP itu karena pimpinan mereka. Pimpinan mereka ditusuk dan datang ke rumah sakit."
Da Jung tertawa menilai kalau pimpinan mafia itu ternyata lebih baik daripada perdana menteri, dia punya lebih banyak pengawal. In Ho ikut tertawa dan senang karena Da Jung akhirnya tertawa juga. Da Jung heran apa tadi dirinya tertawa. "Ya ampun, aku sangat menyedihkan. Aku tertawa dalam situasi seperti ini." In Ho berkata memangnya apa yang salah dengan tertawa. "Tertawa dan makanlah yang banyak, jagalah energimu dan rawat beliau dengan baik." In Ho memberikan makanan untuk Da Jung. Da Jung sangat berterima kasih atas niat baik In Ho, tapi ia merasa tak bisa makan dalam situasi seperti ini. In Ho mengingatkan bukankah ia ini Guardian Angel-nya Da Jung, "Tolong dengarkan baik-baik apa yang akan kukatakan sekarang. Apa yang harus kau lakukan saat ini adalah makan yang banyak, kumpulkan energi dan jagalah perdana menteri. Dan juga, menjaga Nam Da Jung yang tak mau mendengarkan, itu adalah apa yang harus kulakukan."
Da Jung: "Ketua Kang?"
In Ho kembali berkata kalau ia tak suka jika harus mengulangi ucapannya. "Sebelum aku menyerah menjadi Guardian Angel-mu dan pergi, maka makanlah!" Da Jung mengerti ia berterima kasih dan segera memakan makanan yang disiapkan In Ho.
Da Jung kembali ke ruang rawat PM. Ia melihat Yool masih belum sadarkan diri, ia duduk di samping tempat Yool. "Dia belum juga sadar." Guman Da Jung khawatir. (padahal udah hihi)
Da Jung yang sedih dan menangis melihat kondisi Yool merasa heran dengan dirinya, kenapa ia jadi seperti ini. Untuk mengusir kesedihannya, Da Jung pun protes pada Yool. "Memangnya hal baik apa yang sudah anda lakukan hingga terbaring seperti ini? Jika anda membuat rencana besar untuk negara ini bukankah seharusnya anda bangun dan menyelesaikannya? Apa anda pikir anda bisa melarikan diri karena sedang sakit? Cepat bangun!"
"Hentikan!" sahut Yool yang mendengar ocehan Da Jung.
Da Jung terkejut melihat Yool sudah sadar. Yool membuka mata dan bertanya apakah ucapan seperti itu yang Da Jung katakan pada seseorang yang terbaring di rumah sakit. Da Jung senang Yool sudah sadar. Yool berusaha untuk bengun tapi ia merasakan sakit di perutnya. Da Jung meminta Yool tetap berbaring saja, ia khawatir apa itu sangat sakit. Yool berkata kalau ia baik-baik saja. Ia pun bertanya bagaimana hal ini bisa terjadi.
Park Joon Ki akan menemui Presdir Na di perusahaan. Tapi sekretaris presdir memberi tahu kalau Presdir sedang tak di tempat. Joon Ki tahu kalau Presdir Na ada maka karena itu ia datang kesini. Sekretaris Presdir Na melarang Joon Ki masuk. Joon Ki bertanya dimana Presdir sekarang. Sekretaris Presdir menjawab tak tahu (ga mau ngasih tahu) "Beliau mengatakan kalau beliau sudah melewati banyak masalah karena menahan seseorang, kita seharusnya membiarkan dia beristirahat." jelas Sekretaris Presdir.
Joon Ki: "Apa katamu?"
"Persoalan mengenai investasi Myung Shim grupp yang ditinjau kembali dan juga penyerangan Perdana Menteri. Bukankah anda pikir seseorang harus bertanggung jawab? Anda mengerti apa yang kukatakan, kan?"
Joon Ki: "PM Kwon Yool diserang bukankah itu dilakukan atas perintah Presdir Na?"
Sekretaris bertanya apa Joon Ki punya bukti menuduh itu.
Berita di televisi menyebutkan bahwa pelaku penusukan terhadap PM Kwon Yool sudah ditangkap. Pelaku bernama Tn Park berusaia 40 tahun. Pelaku mengatakan alasan dia melakukan tindak kriminal ini karena sikap penolakannya terhadap kebijakan Perdana Menteri.
Yool menonton berita itu di ruang rawatnya. Da Jung yang melihat Yool menonton berita itu segera merebut remote dan mematikan TV-nya. Yool heran apa yang Da Jung lakukan, cepat nyalakan TV-nya lagi. Da Jung berkata kalau sekarang bukan saatnya Yool mengkhawatirkan hal itu. Pelakuknya sudah ditangkap dan pihak kepolisian sedang menyelidikinya. Kang In Ho dan Seo Hye Joo juga bekerja keras untuk mencari tahu. Jadi ia harap Yool diam saja dan istirahat. Yool yang merasa dirinya sudah baik-baik saja berkata kalau ia tak bisa diam begitu saja. Da Jung sewot, "Setelah mengkhawatirkan anda, aku pikir aku sudah bertambah tua 10 tahun. Apa anda tak melihat lingkaran hitam dan keriputku? Apa yang anda lakukan dengan itu?" ucap Da Jung sambil memperlihatkan lingkaran hitam di matanya. Yool terkekeh. Ia kemudian diam dan menatap Da Jung. "Kau benar-benar terkejut kan?"
Da Jung menjawab ya.
Yool: "Kalau begitu, apa kau menangis lagi?"
Da Jung kembali menjawab ya.
Yool: "Aku benar-benar malu pada ayahmu. Aku sudah berjanji padanya bahwa aku tak akan membuatmu menangis."
Hye Joo yang akan menjenguk PM, melihat semuanya dari luar kamar. Ia tak segera masuk.
Da Jung menggenggam tangan Yool. "Perdana Menteri, itu sama sekali tak masalah. Aku sangat bahagia melihat anda masih hidup." Yool tertegun mendengarnya. Da Jung membenarkan dan menegaskan kalau apa yang ia ucapkan bukan bohong belaka. Yool berkata kalau ia tahu itu.
Hye Joo yang melihat dari luar kamar merasa kalau Yool sudah ada Da Jung yang menemani dan menjaga. Ia pun tak jadi masuk dan segera meninggalkan tempat itu.
In Ho.. ngapain ya dengan jam tangannya yang keren ini. Mau juga deh sama jam tangannya.
In Ho mengecek di ponselnya jadwal Perdana Menteri yang sudah diatur dalam seminggu ke depan. Ia melihat Hye Joo datang dan mengatakan kalau keduanya harus segera mengatur ulang jadwal PM setelah kejadian ini. Dan Tentang penyelidikan kasus ini, kepolisian sudah menyimpulkan bahwa tindakan pelaku adalah keinginan sendiri. Hye Joo merasa kalau mulai sekarang hal ini akan sangat mengkhawatirkan. "Walaupun Presdir Na tak ingin jika perdana menteri mati. Tapi saat ini, ini adalah peringatakan untuk mengadakan perang." Ia mengajak In Ho memikirkan hal ini. Hye Joo akan pergi tapi In Ho bertanya apa Hye Joo akan pergi. Hye Joo mengiyakan. In Ho berkata kalau ini sangat mengejutkan karena ia berpikir Hye Joo akan tetap tinggal di rumah sakit untuk menjaga PM. "Kenapa kau membiarkan Nam Da Jung yang merawatnya? Apa karena para wartawan itu?" Hye Joo menjawab bukan, "Aku pikir tak ada lagi tempatku untuk berada di sisi Perdana menteri. Dan juga, aku pikir tak ada lagi tempat untukmu berada di sisi Nam Da Jung." In Ho tak peduli dengan itu. Baginya ia merasa baik-baik saja jika bisa memandang Da Jung dari belakang. Hye Joo menilai hal itu benar-benar menyulitkan. Ia pun pamit pergi duluan.
Na Yoon Hee dan dua pengikutnya, Ny Lee dan Ny jang berada di rumah sakit berniat menjenguk PM. Yoon Hee tak suka apa ketiganya harus benar-benar menjenguk PM di rumah sakit. Ny Jang mengerti kalau Yoon Hee tak mau melakukan ini tapi walau bagaimana pun mereka harus tetap melakukannya. "Beliau itu kan atasan suamimu." Ny Lee membenarkan, "Popularitas PM sangat meningkat. Jadi jika kita tak datang maka kita yang akan di kritik." Yoon Hee cemas bagaimana kalau PM mengusir mereka karena perlakukan mereka terhadap istri PM di bazar. Ny Jang berkata untuk itulah mereka harus menjenguk PM, kita seharusnya minta maaf. Yoon Hee mengeluh, karena pekerjaan suami kita makanya ini jadi tak mudah. Ah ya ampun dimana sih ruangannya? Ketiganya melihat di depan ruangan banyak pengawal yang berdiri. Ketiganya meyakini bahwa itulah ruang rawat PM Kwon Yool. Na Yoon Hee cs yang akan masuk ruangan dihalangi oleh pengawal. Pengawal itu bertanya siapa Yoon Hee cs ini. Yoon Hee malah balik bertanya, "Apa kau tak tahu aku? Aku Na Yoon Hee." Pengawal yang bingung pun mempersilakan Yoon Hee cs masuk ke ruangan. Setelah Yoon Hee cs masuk pengawal itu bertanya pada pengawal yang satunya, "Hyung, apa dia itu istri keduanya?" Di dalam ruangan, Yoon Hee celingukan mencari keberadaan Da Jung. "Perdana Menteri, kami dari Lily Club." sapa Yoon Hee yang melihat seseorang terbaring di tempat tidur. Seseorang yang terbaring itu akan bangun tapi Yoon hee melarang, tak usah bangun. "Anda pasti sangat terkejut kan? Melewati semua kesulitan itu untuk negara dan rakyat anda. Ya ampun, pria brengsek seperti apa sih dia, tunggu saja sampai pelakunya tertangkap. Aku akan mempertaruhkan nama baik Myung Shim Grup untuk mematahkan kakinya." ucap Yoon Hee menggebu-gebu. Yoon Hee kemudian memelankan suaranya, "Bagaimanapun juga kuharap anda segera sembuh. Perdana menteri, anda adalah harapan dan cahaya bagi negera ini. Cepatlah sembuh. Anda harus cepat sembuh, Perdana Menteri." Huhuhu Yoon Hee sebisa mungkin berakting nangis. Ny Jang dan Ny Lee juga ikutan berakting nangis. Seseorang yang terbaring itu bangun dan membuat ketiga istri menteri ini terkejut. Ketiganya terkejut melihat pasien itu bukanlah PM Kwon Yool melainkan pria yang tak lain adalah Bos gangster yang dimaksud In Ho itu. Boss Gangster itu bertanya siapa Yoon Hee. Yoon Hee yang melihat pria itu dengan tubuh bertato terkejut dan takut, ia pun menjauh hingga terduduk di kursi. Ia yang ketakutan terbata-bata bertanya, siapa kau?
Da Jung berada di luar ruang rawat PM bersama Hye Joo. Da Jung memberi tahu kalau anggota Lily Club akan datang, tapi ia heran kenapa mereka belum sampai juga. Hye Joo menebak kalau yang datang anggota Lily Club apa itu berarti Nyonya Na Yoon Hee juga akan datang kesini. Ia kesal dah. Da Jung kemudian bertanya memangnya apa yang ingin Hye Joo tanyakan padanya. Hye Joo awalnya ragu mengatakannya, "Aku tak tahu bagaimana kali ini kau akan berfikir ." Belum sempat Hye Joo mengatakannya dengan jelas tiba-tiba Ny Lee dan Ny Jang datang sambil berlarian. Keduanya senang bertemu dengan Da Jung dan Hye Joo. Keduanya yang panik mengajak Da Jung dan Hye Joo ikut dengannya. Ny Lee dan Ny Jang menarik tangan Da Jung dan Hye Joo.
Boss Gangster itu tak akan membiarkan Na Yoon Hee pergi begitu saja. Yoon Hee berteriak teriak ketakutan. "Kenapa kau berteriak? Dari mana asalmu?" tanya si Boss Gangster sambil terus memegang tangan Yoon Hee. "Kau bilang Lily Club, kan? Dimana itu, Cheongdam-dong?" Yoon Hee yang marah meminta Boss Gangster itu melepaskan tangannya. "Apa kau tak tahu siapa aku?" Yoon Hee berusaha menarik tangannya, tapi ia malah berputar-putar dan jatuh ke pelukan si Bos Gangster hahaha. Bos Gangster sih asyik aja hahaha, "Kenapa kau seperti itu? kau sudah datang kesini dan menangis. Aku harus menolongmu mengikat rambut."
"Apa maksudmu dengan mengikat? Apa kau tak lihat rambutku pendek?" omel Yoon Hee sambil berusaha melepaskan diri dari dekapan Bos Gangster. "Lepaskan dia!" ucap Hye Joo dengan suara lantang. Yoon Hee berusaha kabur tapi Boss Gangster itu menarik Yoon Hee tetap dalam dekapannya, "kau mau kemana?" Hye Joo maju dan memperingatkan bukankah ia sudah mengatakan untuk melepaskan wanita itu. Boss Gangster tanya siapa Hye Joo ini. Ia pun melepaskan Yoon Hee. "Wah kau benar-benar cantik." ujar Boss Gangster pada Hye Joo. Da Jung ikutan marah melihat tindakan si Boss Gangster. "Hei kau!" bentaknya. Boss Gangster beralih menatap Da Jung. Da Jung jadi takut dilihatin kayak gitu, tapi ia berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk membentak, "apa yang kau lakukan?"
"Dan kau siapa?" tanya si Boss Gangster pada Da Jung. "Apa kalian dari toko yang sama? Keajaiban apa ini ya, hari ini bahkan bukan ulang tahunku. Ayo kita bersenang-senang bersama." ucap si Boss Gangster sambil menarik tangan Da Jung dan Hye Joo. Hye Joo dengan tangkas melepaskan tangannya dan tangan Da Jung dari si Boss Mafia. Ia meminta Da Jung dan Yoon Hee keluar dari ruangan ini. Hye Joo minta maaf pada si Boss Gangster karena sudah membuat si boss ini terkejut. Hye Joo akan pergi tapi si Boss Gangster menahan tubuhnya. "Kalau kau pergi begitu saja, aku akan marah." Hye Joo masih bersikap sabar, ia meminta si Boss Gangster melepaskan dirinya dan kalau tidak dilepaskan si Boss Gangster akan menyesal, ancamnya sambil mengibaskan rambutnya hahaha. Kibasan rambut Hye Joo membuat si Boss Gangster menyukainya. "Ya ampun shampoo-nya, rasa dingin yang datang dari dirimu, aku yakin aku lebih menyukaimu." hahaha. Kesabaran Hye Joo sudah habis. Ia pun menggunakan keahliannya untuk melumpuhkan si Bos Gangster. Si Boss Gangster teriak-teriak kesakitan Hye Joo memiting tangannya. Ia berteriak memanggil pengawalnya. Da Jung mengambil bingkisan yang dibawa Yoon Hee cs tadi. Ia memukulkan benda itu ke kepala si Boss Gangster. Hahaha. "Ayo cepat pergi cepat " Yoon Hee segera keluar. Da Jung segera menarik tangan Hye Joo untuk segera lari dari sana. Ny Jang dan Ny Lee bertanya apa Yoon Hee baik-baik saja. Ia malihat Yoon He begitu ketakutan. Yoon Hee yang masih ketakutan berkata kalau ia tak tahu betapa tak menyenangkannya hari ini. Ia benar-benar marah pada pria itu, "Ah dia benar-benar tahu mana yang cantik. Bagaimana dia bisa memilihku seperti itu?" (hahaha ke-pede-an) Menyadari tangannya masih bergandengan dengan tangan Da Jung, Hye Joo segera melepasnya. Na Yoon Hee berterima kasih atas bantuan Hye Joo. Ia tak akan melupakan pertolongan Hye Joo padanya. Hye Joo bertanya apa Yoon Hee benar tak akan melupakan kejadian ini dan akan memasang ini di papan buletin kalau ia melawan pimpinan Gangster. Yoon Hee terbata-bata menjawab tidak akan begitu, ia tak akan melakukan hal itu. Yoon Hee meminta Da Jung memberi tahu PM kalau ia tak bisa menjenguk PM. Yoon Hee cs segera pergi dari sana. Hye Joo marah melihat ketiga nyonya itu terutama Yoon Hee. Bagaimana dia (Yoon Hee) bisa berpikir untuk datang kesini setelah apa yang dialami oleh Perdana Menteri. Da Jung tak mengerti apa yang Hye Joo bicarakan. Hye Joo tak memberitahukan itu, ia merasa Da Jung tak perlu tahu itu. Hye Joo melihat pakaian yang Da Jung kenakan ada noda darahnya. Da Jung mengatakan kalau ini adalah pakaian yang ia kenakan ketika PM dibawa ke rumah sakit. Ia tak punya waktu untuk pulang dan ganti baju. Hye Joo terdiam. Da Jung berkata kalau pakaiannya ini tak penting, yang penting baginya adalah keadaan PM baik-baik saja. Hye Joo mengingatkan walaupun begitu Da Jung tak bisa menjaga PM dengan pakaian yang seperti itu. Ia akan membawakan pakaian ganti untuk Da Jung. Da Jung berterima kasih. Da Jung ingat mengenai apa yang ingin Hye Joo katakan padanya, apa itu, apa ada hubungannya dengan PM. Hye Joo menjawab ya, tapi ia pikir kalau pertanyaan yang akan ia ajukan sudah ia dapatkan jawabannya jadi Ia tak perlu bertanya. Da Jung terdiam heran.
Di dalam ruangan, Yool menelepon rumah. Ia bicara dengan Man Se. Ia meminta putra bungsunya jangan membuat keributan di rumah dan jangan nakal. (Yool ga bilang ke Man Se kalau dia di rumah sakit. Man Se juga tahunya kalau ayahnya dan Da Jung lagi di luar negeri. Hmm apa Man Se ga nonton TV ya, kan pasti berita mengenai penusukan terhadap Yool ada di TV)
Yool bertanya pada Da Jung apa Da Jung mengatakan pada anak-anak kalau ia dan sedang ke luar negeri. Da Jung menjawab tidak, ide ke luar negeri itu usulan dari Woo Ri. Woo Ri mengatakan itu agar Man Se tak terkejut. Da Jung berkata kalau Woo Ri sangat mengkhawatirkan Yool, dia itu sudah dewasa.
Da Jung kemudian memberi tahu kalau anggota Lily Club tadi datang tapi karena terjadi sesuatu mereka sudah pulang. "Mereka memintaku menyampaikan salam dan minta maaf karena tak melihat anda."
Yool: "Benarkah? Mereka tak perlu datang kesini."
Yool teringat sesuatu bukankah ada yang ingin Da Jung katakan padanya. Da Jung terkejut. Yool merasa kalau ia mendengar hal itu setelah dirinya di operasi. "Bukankah kau bilang ada yang ingin kau sampaikan?"
"Sesuatu yang ingin kusampaikan?" Da Jung tak menyangka dalam kondisi tak sadar Yool bisa mendengar itu. "Aku pikir anda masih bermimpi karena pengaruh obat bius. Aku . Aku tak pernah mengatakannya." (huwaaa Da Jung bo'ong dah, dia mungkin ga tahu mesti ngomongnya gimana)
Yool heran, apa benar Da Jung tak mengatakan itu karena ia benar-benar mendengarnya. Da Jung tergagap berkata kalau itu pasti mimpi yang Yool alami ketika belum sadar. Da Jung kemudian bertanya apa Yool sudah kentut. Kini Yool yang heran, "kentut? Kentut apa?"
Da Jung: "Bukankah seharusnya anda kentut setelah 2 atau 3 hari operasi? Jadi anda bisa minum atau makan."
Yool: "Apa yang kau bicarakan? Aku akan kentut jika sudah waktunya. Itu terjadi secara alami. Apa itu penting?"
"Anda menahannya karena aku kan?" tebak Da Jung. "Kalau begitu, aku akan keluar. Jadi lakukan secepatnya." Da Jung ngibrit lari keluar diiringi tatapan heran Yool.
Park Joon Ki terkejut mendengar dari istrinya bahwa istrinya pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Kwon Yool. Ia marah apa Yoon Hee sudah gila. "Apa kau kesana tanpa tahu kenapa dia bisa terluka?" Yoon Hee berkata ia tahu maka dari itu ia pergi menjenguk ke rumah sakit. Ia menjenguk perdana menteri karena ia selalu mendukung suaminya. Joon Ki tak memberi tahu istrinya mengenai kecurigaannya terhadap Presdir Na (ayah Yoon hee) sebagai otak utama insiden penusukan Yool. Joon Ki menyampaikan pada istrinya kalau ia akan secepatnya menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagai Menteri Strategi dan Keuangan. Yoon Hee tekejut kenapa tiba-tiba akan mengundurkan diri, bukankah ayahnya sudah bekerja keras menempatkan Joon Ki pada posisi itu, kenapa Joon Ki ingin melapaskan posisi itu. "Karena ayahmu yang memberikannya maka aku harus melepasnya ketika dia menyuruhku." Joon Ki berkata kalau ia sengaja memberi tahu Yoon Hee agar bisa menyiapkan mental. Yoon Hee tak setuju Joon Ki mengundurkan diri, "Aku tak tahu pembicaraan apa yang kau lakukan dengan ayah tapi kau tak bisa mengundurkan diri." Yoon Hee akan bicara dengan ayahnya jadi ia harap Joon Ki tak melakukan hal itu.
Joon Ki: "Apa kau tak tahu orang seperti apa ayahmu?"
Yoon Hee tak mengerti.
Joon Ki: "Benar. Aku pikir lebih baik kau tak tahu."
Yoon Hee pun jadi bertanya-tanya memangnya apa yang sudah dilakukan oleh ayahnya.
Kang In Ho menjenguk kakaknya di rumah sakit. "Hyung, aku sudah lama tak kesini kan? Aku punya banyak pekerjaan. Orang itu terluka. Tapi aku tak tahu kenapa aku mengkhawatirkannya. Apa ini karena Da Jung? Untukmu, aku seharusnya tak boleh seperti ini." In Hoo bicara dengan ayah Da Jung. Ayah Da Jung menyampaikan kalau ada seorang wanita yang datang ke rumah sakit. Ia menebak kalau dia pasti suster yang datang dari biara yang dengan suka rela mencukur rambutnya.
In Ho heran, suster biara?
Ayah menambahkan bahkan hari ini suster itu mencukur rambutnya dan dia melakukannya dengan sangat baik. In Ho berpikir kalau suster rumah sakitlah yang melakukannya pada ayah Da Jung sampai sekarang. Ayah menegaskan bukan, dia seorang suster akan menjaga kakak In Ho jadi jangan khawatir. Ayah kemudian bertanya apa PM baik-baik saja. Da Jung bilang kalau dia akan keluar rumah sakit hari ini. In Ho membenarkan, ia mengatakan kalau Da Jung sudah bekerja keras untuk merawat PM. Ayah berkata apa maksud In Ho dengan bekerja keras, bukankah itu memang tugas Da Jung sebagai seorang istri. Ayah berterima kasih pada In Ho yang sudah membelikannya makanan enak setiap kali datang ke rumah sakit. In Ho pun menitip pesan untuk disampaikan pada suster yang merawat kakaknya, kalau ayah Da jung bertemu suster itu lagi katakan kalau ia berterima kasih. Ia tak bisa datang pada akhir minggu nanti, jadi ia minta tolong pada ayah Da Jung. Ayah meminta In Ho jangan khawatir karena ia sangat mengingat wajah suster itu. Ayah tiba-tiba melihat seseorang, "Eh itu sebelah sana. Suster.. suster..!" panggil ayah ketika melihat seseorang yang lewat. In Ho berusaha melihat tapi wanita itu sudah menghilang dari pandangan In Ho.
Yool yang sudah sehat diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Man Se yang belum tahu tentang keadaan ayahnya senang ketika melihat ayahnya sudah pulang. Ia segera memeluk ayahnya. Pelukan Man Se itu terlalu keras membentur perut hingga membuat Yool sedikit mengaduh. Da Jung cemas apa Yool baik-baik saja. Yool berkata ia baik-baik saja. Yool bertanya pada putra bungsunya apa tidak nakal selama ia tak ada di rumah. Man Se mengiyakan. Ia kemudian bertanya apa mulai sekarang ahjumma akan tinggal di rumah lagi, ahjumma tak akan kemana-mana kan. Yool mengiyakan, Da Jung akan tinggal di rumah lagi. Yool kemudian beralih ke Woo Ri, apa putra sulungnya ini baik-baik saja. Woo Ri menjawab kalau ia baik. Ia yang sedari kemarin mengkhawatirkan ayahnya ingin tahu apa ayahnya sudah lebih baik. Yool mengiyakan dan berkata kalau ia mendengar Woo Ri sudah menjaga adik-adik Woo Ri dengan baik selama ia tak ada. Yool berterima kasih. Da Jung tak melihat Na Ra, kemana dia pergi. Na Ra ternyata berada di gereja sedang berdoa. "Tuhan, terima kasih karena sudah menjawab doa ku dan membawa ayahku pulang ke rumah dengan selamat. Tapi, jangan pikir aku akan dengan mudah datang ke gereja. Karena aku masih punya satu harapan. Aku akan datang ke gereja jika Tuhan menolongku dengan Tae Woong oppa. Jadi kabulkan doaku ya. Amin."
"Bukankah kau Kwon Na Ra," orang yang disebut dalam doa Na Ra muncul. Na Ra terkejut melihat Tae Woong disana. Tae Woong menanyakan apa yang Na Ra lakukan di gereja disaat bukan jam pelayanan. Apa Nara melakukan pengakuan dosa. "Pengakuan apa? Aku kesini untuk berdoa." ucap Nara. Tae Woong tanya apa Nara belum di baptis. Nara menjawab iya, memangnya kenapa. Apa Tuhan tak akan menjawab doa jika belum dibaptis. Tae Woong bilang tidak begitu, ia hanya menebak kalau Nara pasti belum dibaptis. Nara bertanya seandainya ia sudah dibaptis apa ia akan mendapatkan nama seperti 'Michael'. Tae woong menjawab sepertinya begitu. Tae Woong ingin tahu kapan ulang tahun Na Ra. Na Ra malu-malu menjawab kalau ulang tahunnya itu 29 september. Tae woong terkejut, "Benarkah? Wah ini sangat menarik. Ulang tahunku juga 29 september." Na Ra senang sekali ulang tahunnya sama seperti Tae Woong.
Tae Woong: "Karena perayaan Santa Michael jatuh pada tanggal 29 september jadi nama baptisku adalah Michael. Karena kau adalah wanita, jadi ok, kita bisa memanggilku Michaela. Bagaimana? Itu adalah salah satu dari 3 malaikat terbaik Tuhan."
Nara: "Malaikat? Bagaimanapun aku ini cantik seperti seorang malaikat." (hahaha)
Tae Woong tersenyum, "Kau sangat imut." Tae Woong pun permisi. "Ya ampun dia bilang aku imut." Na Ra senang sekali. Hahaha.
Yool berada di ruang kerjanya di rumah memeriksa pekerjaannya yang tertunda. Da Jung masuk ke ruang kerjanya. "Perdana menteri apa yang anda lakukan?" Yool berkata apa Da Jung tak melihatnya kalau ia sedang bekerja. Yool menunjukan beberapa dokumen yang harus ia tanda tangani. Da Jung merebut tab yang ada di tangan Yool. "Apa anda sudah lupa ucapan dokter bahwa anda harus istirahat total? Aku akan mengambil semua ini." katanya sambil membawa tab dan dokumen-dokumen pekerjaan Yool.
Yool: "Kalau begitu, apa yang akan kulakukan?"
Da Jung menegaskan kalau Yool harus istirahat.
Park Joon Ki menemui Presiden di Blue House. Ia menyampaikan tentang rencana pengunduran dirinya. Presiden yang terkejut meminta Joon Ki seharusnya jangan bicara seperti itu. Joon Ki berkata ketika Perdana Menteri menderita akibat penyerangan itu maka seseorang harus bertanggung jawab supaya beban Presiden lebih ringan. Presiden membenarkan tapi
Joon Ki: "Jika aku, orang yang paling menolak rencana perdana menteri mangajukan pengunduran diri, apa anda tidak berpikir ini akan kelihatan bagus?"
Presiden langsung menggenggam tangan Joon Ki dan berterima kasih. "Keputusanmu untuk berkorban adalah sesuatu yang tak akan kulupakan."
"Tidak masalah." jawab Joon Ki. "Aku seharusnya menyerahkan surat pengunduran diriku ke kantor besok." Park Joon Ki keluar dari Blue House bersama Sekretaris Bae. Sekretaris Bae tak mengerti dengan jalan pikiran atasannya kenapa harus melakukan sampai sejauh ini. Joon Ki berkata kalau ia sudah lelah menjadi boneka ayah mertuanya, ia merasa ini adalah yang terbaik. Sek Bae ingin tahu apa yang akan Joon Ki lakukan sekarang. Joon Ki tertawa, ya siapa yang tahu. Ia akan memikirkan itu pelan-pelan. Untuk saat ini ia hanya ingin beristirahat. Sek Bae menerima telepon dari seseorang dan menyampaikan pada Joon Ki bahwa orang suruhan mereka sudah menemukan informasi tentang Kakaknya Kang In Ho. Joon Ki tanya apa ada hubungannya dengan Kwon Yool. Park Joon Ki dan Kang In Ho bertemu disuatu tempat. In Ho menanyakan alasan Joon Ki ingin bertemu dengannya. Joon Ki berkata kalau ia sudah mengetahui alasan pribadi yang In Ho. In Ho tersenyum remeh, "sepertinya anda sudah menyatukan semua kepingannya."
Joon Ki: "Kenapa tak terpikir olehku sebelumnya, Kang Soo Ho, dia adalah senior dan psikolog dari Na Young. Dan dia adalah orang yang bersama Na Young ketika kecelakaan. Aku benar kan?"
In Ho: "Anda melupakan satu hal, Park Na Young adalah orang yang dicintai olehnya."
Joon Ki: "Kau bilang sebelumnya kalau orang yang membuat kakakmu seperti itu adalah Kwon Yool. Kalau begitu katakan, terhadap Na Young, apa Kwon Yool juga bertanggung jawab atas kematiannya? Kecelakaan itu, apa kau pikir Kwon Yool penyebabnya?"
In Ho: "Apa yang anda inginkan dariku?"
Joon Ki: "Kang In Ho, bawa semua bukti yang kau miliki padaku. Kwon Yool, aku akan menghabisinya."
Seo Hye Joo berada di toko bunga memesan karangan bunga. Pemilik toko bunga bertanya kepada siapa Hye Joo akan memberikan bunga itu. Hye Joo berkata kalau bunga itu akan ia berikan pada seseorang yang berjasa padanya. Hye Joo menuliskan kartu ucapan yang akan ia letakan bersama bunga itu. Sebuah ucapan selamat karena sudah keluar dari rumah sakit. Ya tahu donk untuk siapa bunga itu.
Keluarga PM sekarang berada di gereja nih. Yool heran kenapa Da Jung tiba-tiba membawanya ke gereja. Ia membaca tulisan spanduk yang ada disana 'Festival Liburan Musim Dingin" Apa kau pikir anak-anak akan bosan?" Da Jung pun bicara jujur kalau sebenarnya Woo Ri akan tampil menyanyi. "Dia tak ingin mengecewakan anda jadi dia keluar dari band-nya. Tapi sepertinya dia sangat suka menyanyi. Anda tak pernah mendengar Woo Ri menyanyi, kan? Aku pikir akan sangat bagus jika anda mendengarnya menyanyi. Jadi aku membawa anda kesini."
Woo Ri pun menyanyi dengan suara merduanya. Woo Ri terlihat bahagia bisa menampilkan itu di depan ayahnya, ia senang ayahnya melihatnya. Yool terdiam melihat putra sulungnya menyanyi. Lama kelamaan ia menikmati apa yang Woo Ri tampilkan, ia menyukainya.
Da Jung dan Man Se keluar dari gereja. Da Jung mencari-cari keberadaan Nara. Man Se bertanya kenapa ayah belum keluar dari gereja. Da Jung berkata kalau ayah Man Se ingin menyampaikan sesuatu pada Woo Ri, jadi keduanya masih berada di dalam gereja. Yool dan putra sulungnya duduk beriringan. Woo Ri tak menyangka kalau ayahnya akan datang ke gereja. Yool kemudian bertanya apa Woo Ri begitu menyukai musik. Woo Ri menjawab ya. Yool bertanya lagi, apa itu karena Woo Ri ingin memberontak padanya. Woo Ri menjawab kalau ia sedikit ada keinginan seperti itu (hehehe). Yool terkekeh mendengarnya, baik lakukanlah. Yool setuju Woo Ri menyanyi. Woo Ri terkejut senang. Yool menatap putra sulungnya yang begitu cerah ceria mendengar persetujuan darinya. Ia sudah lama tak melihat wajah Woo Ri secerah itu. Hanya dengan alasan itu aku akan mengabulkan permintaanmu.
Woo Ri: "Ayah, apa itu artinya aku bisa bergabung dengan band ku lagi?"
Kwon Yool pun mengajukan syarat, "Kau harus mendapatkan rangking satu." Woo Ri protes, ah apa itu. Yool pun mengancam kalau Woo Ri tak rangking satu maka ia tak akan setuju Woo Ri kembali ke band. Woo Ri terus protes, itu tak masuk akal, bagaimana ia bisa mendapatkan rangking satu. Yool pun meringankan syaratnya, cukup peringkat satu di kelas saja. Woo Ri nawar, gimana kalau rangking dua saja. Ia berjanji akan mendapatkan rangking dua. (ah suka banget sama adegan ini)
Nara yang membawa bunga bertanya pada seorang apa melihat Han Tae Woong. Kedua pemuda itu tak melihatnya. Nara kecewa karena tak melihat Tae Woong. Ketika Nara berbalik tiba-tiba ada 3 orang gadis yang mencegatnya. "Hei Kwon Nara, kau itu bukan anggota gereja kami apa yang kau lakukan disini?" tanya gadis yang di tengah. "Memangnya kau tak bisa lihat? Dia itu kesini karena tartarik pada Tae Woong oppa." sahut gadis yang memakai topi. Nara marah, "apa kalian sudah selesai bicara?" Gadis yang ditengah mendorong kepala Nara dengan telunjuknya. "Hei Kwon Jae Su, karena ini sudah liburan sekolah aku pikir aku bisa hidup tenang tanpa melihatmu. Tapi jika kau seperti ini, akan sangat menjengkelkan. Selagi aku masih bersabar, jangan ke gereja kami lagi, mengerti?" (Jae Su-menjengkelkan) Nara tak takut ia malah menantang, "Kalau aku tak mau, kenapa? Apa yang akan kau lakukan?"
"Dasar anak ini." gadis itu akan memukul Nara.
Tiba-tiba Da Jung datang bersama Man Se. "Hei kalian. Apa yang kalian lakukan?" tegur Da Jung pada ketiga gadis ini yang mengganggu Nara. "kalian ingin memukul Nara kan?"
"Siapa Eonni ini, tiba-tiba datang?" bentak gadis itu.
"Apa maksudmu siapa? Dia itu dia ibuku." Sebut Nara terbata-bata.
Da Jung terdiam terkejut mendengar Nara menyebut dirinya adalah ibunya Nara. Ketiga gadis itu kaget, ibumu?
Nara membenarkan, "Dia ibuku." Nara pun mengadu pada Da Jung. "Ibu mereka akan memukulku."
Da Jung yang masih terkejut pun segera memerankan sosok ibu yang akan memarahi ketiga anak yang mengganggu anaknya. Ia menegur ketiga anak itu, "Bagaimana kalian bisa berpikir akan memukul teman kalian di tempat suci ini? apa kalian ingin mendapatkan masalah dengan ku?" gertak Da Jung membuat ketiga gadis itu langsung lari takut hahaha. Nara berkata kalau ia tadi menyebut Da Jung ibu bukankah Da Jung tahu kalau ia hanya bercanda saja. Da Jung tersenyum tak mempermasalahkannya.
Man Se melihat ayahnya dan Woo Ri sudah menunggu mereka. Ia berlari menghampiri ayahnya. Man Se pun memberi tahu ayahnya kalau Nara baru saja memanggil ahjumma dengan sebutan ibu. Nara langsung membungkam mulut adiknya yang suka ceplas-ceplos. "Hei apa kau tak mau diam?"
Woo Ri yang sudah menunggu lama dengan ayahnya bertanya apa saja yang mereka lakukan kenapa lama sekali. Mereka tertawa bersama.
Hye Joo menunggu lama di rumah PM tapi Yool belum juga pulang. "Dia benar-benar pulang terlambat." Ia pun meninggalkan bunga dan kartu ucapan itu di meja ruang tamu.
Yool sekeluarga sampai di rumah, Woo Ri masih protes dengan syarat yang ayahnya berikan. Ia merasa dirinya tak bisa mendapatkan peringkat pertama di sekolah. Yool tak peduli, kenapa tak bisa belajarlah dengan keras. Man Se penasaran lagu apa yang dinyanyikan Hyung-nya di gereja tadi. Da Jung pun menyuruh anak-anak segera masuk kamar dan tidur.
Da Jung melihat ada bunga di meja. Yool membaca kartu ucapan yang diselipkan di bunga itu, dari Sek Seo. Yool ingat kalau tadi ia bicara di telepon dengan Hye Joo dan Hye Joo bilang akan menunggu tapi sepertinya dia sudah pergi. Yool pun mencoba menghubungi Hye Joo. tapi Hye Joo yang berjalan sendirian tak menjawab panggilan telepon Yool. Ia membiarkannya.
Flashback
Hye Joo mengingat saat pertama Kwon Yool terjun ke kancah politik. Hye Joo memberi ucapan selamat pada Yool yang berhasil masuk menjadi anggora DPR. Yool berkata kalau ini semua berkat Hye Joo juga. Hye Joo yang ingin sekali membalas jasa-jasa Yool menilai kalau perjalanan ini masih panjang. "Aku yang selalu terlibat banyak perkelahian ketika SMP, Anda-lah yang membentukku menjadi manusia seperti sekarang." Yool mengingatkan kalau Hye Joo sudah mengungkit hal itu lagi. Tapi ia senang bisa membantu Hye Joo seperti itu.
Flashback end
Di kamar, Da Jung memegang kening Kwon Yool. Ia merasa kalau Yool demam lagi. "Sepertinya anda melakukan hal yang berat hari ini." Yool menatap Da Jung, ia berterima kasih pada Da Jung. "Terima kasih untuk hari ini. Aku akhirnya bisa mengerti tentang Woo Ri. Tidak. Faktanya, aku bisa mengerti perasaanku sendiri." Da Jung tak mengerti apa maksud ucapan Yool.
Yool: "istriku, dia seorang musisi. Itulah kenapa aku tak suka Woo Ri menjadi musisi. Karena dia mengingatkanku pada istriku. Hal itu sangat menyakitkan dan aku tak bisa menahannya. Tapi itu adalah masalahku."
Da Jung pun mengerti, "Apa anda merindukannya? Teringat pada mendiang istri anda, apakah itu begitu menyakitkan dan menyusahkan?"
"Itu " Yool ragu mengatakannya. "Itu karena aku sangat membenci mendiang istriku."
Da Jung: "Hal yang biasa bagi orang yang pergi lebih dulu jika dia dibenci oleh orang yang ditinggalkannya. Aku juga. Karena sudah meninggalkan aku dan ayahku, aku sangat membenci ibuku. Tapi setelah memikirkannya dengan baik aku sadar bahwa orang yang paling kasihan adalah ibuku. Tapi kita masih hidup sekarang, anda tahu itu. Bahkan jika hari ini sangat berat karena kemarahan kita, ada hari esok yang harus kita jalani." Da Jung merasa kalau ini adalah pertama kalinya Yool membicarakan tentang mendiang istri Yool. Ia harap Yool menceritakan itu padanya mulai sekarang, ia akan mendengarkannya. Yool berkata kalau sekarang sudah malam, Da Jung harus lekas tidur. Da Jung tak bisa pergi tidur begitu saja. "Sudah lama aku tak melakukannya, akan kubacakan buku. Dan jangan khawatir, aku tak akan ketiduran." Da Jung mengambil buku Hikayat 1001 Malam. Da Jung mulai membacakan buku itu kembali Scheherazade membacakan cerita setiap malam. Setelah cerita tentang Aladin dan Lampu ajaib berakhir kemudian berjanjut ke Ali Baba dan 40 Pencuri. Cerita Scheherazade tak ada habisnya. Karena . Da Jung menoleh ke arah Yool yang terdiam mendengarkan tapi tak melihat ke arahnya. " .jika cerita yang panjang ini berakhir maka dia harus meninggalkan Sang Sultan. Dia tak ingin berpisah dari Sang Sultan. Karena . Dia mencintai pria itu." Da Jung terus menatap Yool tanpa melihat tulisan di buku. "Scheherazade yang tak ingin meninggalkan sultan pada akhirnya memutuskan untuk mengatakan perasaannya."
"Tunggu dulu." sela Yool. Ia heran, "apa kalimat itu ada di dalam buku ini? Hikayat 1001 Malam. Aku juga sudah membaca buku ini. Tapi kisah Scheherazade yang mengakui perasaannya pada sultan, aku pikir itu tak ada dalam buku ini." Da Jung jadi salah tingkah karena sudah mengucapkan hal yang tak ada di buku. Ia pun mencoba melakukan pembelaan diri, "Perdana menteri, anda tak membaca keenam jilid buku ini. Ini adalah jilid yang kelima." (kalau yang versi Bahasa Indonesia ada 4 jilid) Yool heran, "Jilid kelima? Kalau begitu lebih tak masuk akal lagi. Apa kau pikir Sultan akan membiarkan Scheherazade setelah dia mengaku? Dia akan membunuhnya di jilid keenam. Jika seorang wanita mengutarakan perasaannya pertama kali maka dia akan terlihat murahan."
Da Jung: "Mu..murahan? bagaimanapun, dari sudut pandang Sultan yang pemarah, aku pikir dia akan membiarkan gadis murahan itu untuk tetap hidup."
Da Jung menyudahi membaca buku ceritanya. Yool tanya kenapa Da Jung tak melanjutkan membacanya. "Itu karena aku masih ingin hidup lebih lama." Sahut Da Jung akan keluar dari kamar Yool. Apa? Yool heran. Kalau begitu tinggalkan saja bukunya. Da Jung keluar kamar sambil membawa buku hikayat 1001 malam.
Keesokan harinya, Kang In Ho sampai di depan rumah Perdana Menteri. Ia masih berada di dalam mobil mengeluarkan amplop berisi foto-foto kakaknya bersama Na Young dulu. Diantara foto itu ada sebuah dokumen 'Pernyataan Saksi'
Tiba-tiba ada yang mengetuk kaca jendela mobilnya, Da Jung. In Ho yang terkejut segera menyimpan kembali foto-foto itu.
Di dalam rumah Yool mencari-cari Da Jung. Ia berulang kali memanggil Da Jung tapi tak ada sahutan dari Da Jung. Ia bahkan mencari Da Jung hingga ke kamar Man Se, tapi wanita itu tak ada disana. Yool melihat buku Hikayat 1001 Malam itu ada di samping meja tempat tidur Man Se. Ia mengambil buku itu dan membaca bagian yang semalam dibaca oleh Da Jung. Cerita Scheherazade tidak ada habisnya. Scheherazade mulai memberi tahu Sultan cerita selanjutnya. Hari berikutnya, seperti biasa pelayan akan membangunkan permaisuri dan berkata .. Yool mengingat apa yang Da Jung bacakan semalam. Cerita Scheherazade tidak ada habisnya. Karena jika cerita yang panjang ini berakhir maka dia akan meninggalkan sultan. Karena dia tidak ingin berpisah dari Sultan. Yool merasa ini berbeda dari cerita yang Da Jung bacakan semalam.
Da Jung bicara dengan In ho. Ia bertanya apa ayahnya memberi tahu In Ho jika ayahnya sangat mengkhawatirkan tentang PM. In Ho berkata kalau ayah Da Jung sangat khawatir karena dia berpikir Da Jung juga akan khawatir seperti ini. "Dia bilang kalau dia baik-baik saja jadi tak perlu khawatir. Belikan saja ayahmu banyak makanan ketika kau menjenguknya akhir minggu ini." Da Jung bertanya-tanya apa yang harus ia bawakan untuk ayahnya akhir minggu ini, ayam, sosis, atau jokbal.
In Ho: "Da Jung, aku benar-benar menyukai ini. Kenyataan bahwa kau melihatku dan tersenyum. Aku menyukainya. Ekspresimu, berapa lama kau pikir aku masih bisa melihatnya?"
Da Jung tak mengerti kenapa In Ho bicara seperti itu sekarang. In Ho tertawa tipis berkata kalau ia ingin saja mengatakan itu karena ada suatu saat dimana semua hal akan berubah. Tapi bahkan jika saat itu terjadi, apa saat itu Da Jung masih bisa melihatnya dan tersenyum seperti sekarang. Hal ini tiba-tiba saja muncul di pikirannya.
Da Jung menebak apa yang baru saja In Ho katakan, apa itu ada hubungannya dengan kakak In Ho. In Ho berusaha mengumpulkan keberaniannya untuk mengatakan bahwa orang yang membuat kakaknya seperti ini tapi ia tak jadi mengatakannya. Da Jung kembali menebak apa sekarang In Ho ingin balas dendam. "Kalau memang begitu, maka jangan kau lakukan. Aku tak ingin mengatakan sesuatu seperti memaafkan adalah balas dendam yang terbaik. Tapi jangan lakukan itu. Demi dirimu sendiri jangan pernah melakukan sesuatu seperti balas dendam."
Yool di ruangannya memikirkan cerita yang Da Jung sampaikan semalam yang ternyata berbeda dengan yang ada di buku. Karena Jika cerita yang panjang ini berakhir dia akan meninggalkan sultan. Karena dia tak ingin dipisahkan dari Sang Sultan. Apa yool memikirkan bahwa itu ungkapan perasaan Da Jung yang mengibaratkan Yool adalah Sultan Syahriar dan Da Jung adalah Scheherazade.
In Ho bergegas menemui Yool dan memberitahu bahwa Menteri Park Joon Ki mengundurkan diri. Yool terkejut mendengarnya.
In Ho bertanya pada Hye Joo kenapa tiba-tiba Menteri Park mengundurkan diri. Hye Joo merasa kalau ini pasti merupakan perintah dari Presdir Na untuk menyelesaikan masalah penikaman dengan cara diam-diam. In Ho merasa walaupun begitu tak akan ada yang menduga Menteri Park akan mengundurkan diri dengan begitu mudah.
Hye Joo berharap In Ho jangan terlalu terkejut dengan sesuatu yang tidak terduga yang akan muncul tiba-tiba seperti itu. Ia menyampaikan kalau hari ini PM Kwon akan memberikan kuliah di kampusnya. Ia meminta In Ho tetap di kantor biar ia yang mengurus keperluan PM di kampus. Di kampus . Yool merasa sudah lama sekali ketika ia terakhir kali mengunjungi tempatnya menuntut ilmu. Hal ini mengingatkannya pada kegiatannya selama kuliah dulu ketika membuat poster bersama Hye Joo dan juga Park Joon Ki. Hye Joo bertanya kenapa Yool tak mengatakan apapun tentang pengunduran Menteri Park Joon Ki. Yool malah berkata seandainya bisa mengembalikan waktu kemana kira-kira ia akan kembali. "Saat pertama kali aku bertemu Joon Ki di kampus? Atau saat aku menikahi Na Young? Saat aku harus mengambalikan waktu, aku akan menguraikan benang kusut yang terjadi sekarang."
Hye Joo: "Jika anda bertanya padaku, aku akan mengulang waktu ketika aku berada di tahun kedua SMP."
Yool mengingat-ingat, "Jika kau kembali ke tahun kedua SMP, bukankah itu saat Seo Hye Joo menjadi mafia di Ssang Moon dong?"
Yool tertawa.
"Apa anda ingat?" Hye Joo turut tertawa. "Aku sedang berkelahi dengan teman-temanku. Anda menyelamatkanku."
Yool mengingat dengan jelas apa yang Hye Joo katakan saat itu, "Bukankah kau bilang kalau "ahjussi kurus' pergi sana?"
Hye Joo membenarkan saat itu ia memanggil Yool dengan sebutan ahjussi dan tanpa terasa 20 tahun sudah berlalu. Yool tak menyangka kalau sudah selama itu.
"Dalam 20 tahun, untuk waktu yang lama karena aku bisa bersama dengan anda, aku sangat senang." Hye Joo menyerahkan amplop pada Yool. Amplop berisi surat pengunduran dirnya. Yool tentu saja kaget.
Hye Joo: "Untuk seseorang yang selalu dipukul oleh ayahnya yang mabuk dan selalu lari dari rumah, orang pertama yang memberi tahu padaku bahwa masih ada harapan adalah anda, Perdana Menteri. Terima kasih karena aku jadi tahu apa itu harapan dan belajar tentang keadilan. Dan juga berani untuk menjalani kehidupan. Dan aku sangat menyukai anda. Sejak pertama kali melihat anda. Sejak saat itu kapan aku bisa memberitahu anda tentang ini, aku selalu bertanya-tanya. Pada akhirnya, aku harus pergi. Jaga kesehatan anda. Walaupun aku tak bisa bersama anda, aku akan selalu mendukung anda." Hye Joo yang menangis membungkuk memberi hormat pada Yool dan berlalu dari sana. Yool melihat kepergian Hye Joo yang semakin menjauh dengan perasaan sedih.
In Ho melihat Hye Joo membawa barang-barang keluar dari kantor. Ia yang terkejut mengetahui pengunduran diri Hye Joo segera mengejar Hye Joo. Hye Joo mengingatkan apa In Ho tak ingat apa yang ia katakan. "Hari dimana aku mengatakan perasaanku pada Perdana Menteri adalah hari dimana aku akan pergi. Dan hari ini adalah saat itu. Ketua Kang, jaga baik-baik Perdana Menteri." Hye Joo melangkah keluar kantor perdana menteri.
In Ho menerima telepon dari seseorang. Ia terkejut, apa kau bilang?
In Ho segera ke rumah sakit. Ia bertanya pada perawat dimana kakaknya. Perawat mengatakan kalau Kang Soo Ho sudah dipindahkan ke ruang perawatan khusus satu jam yang lalu. In Ho melihat kondisi kakaknya yang memburuk. Dokter mengatakan kalau Kang Soo Ho terus mengalami kejang jadi ia berinisiatif memindahkannya dan sekarang Soo Ho sudah melewati masa kritisnya. Ia pikir kalau meraka harus selalu mengawasi kondisi kesehatan Soo Ho untuk beberapa saat. In Ho menitikan air mata melihat kondisi kakaknya yang memburuk. "Hyung kau tak bisa melakukan ini. Aku belum melakukan apapun untukmu. Aku bahkan belum sempat memulainya. Kau tak bisa pergi dengan cara seperti ini. Tak boleh." Ucap batin In Ho penuh dendam.
Park Joon Ki berada di ruang kerja di rumahnya. Ia menerima telepon dari In Ho. In Ho berkata bukankah ketika ia dan Joon Ki terakhir bertemu Joon Kki menanyakan padanya untuk memberikan semua bukti yang ia miliki. Joon Ki tanya apa In Ho sudah memutuskan untuk memberikan bukti itu padanya. In Ho membenarkan, dimana ia harus menemui Joon Ki. In Ho masuk ke mobilnya dan saat In Ho pergi, seorang wanita juga pergi dari sana. In Ho melihat wanita itu dari belakang. In Ho menghentikan mobil dan segera keluar dari mobil untuk mengejar wanita itu. Tapi sayang sebuah mobil menghalanginya.
Da Jung berada di luar ke ruang piano yang terkunci. "Kapan, perdana menteri akan membuka hatinya?"
Yool yang masih berada di lingkungan kampus berjalan sendirian. Ia mengingat apa yang pernah Hye Joo katakan padanya. Bagaimanapun aku lebih lama berada di sisi anda. Aku menghabiskan banyak waktu dengan anda. Kenapa anda memperlakukanku seperti orang lain? Bagi anda, Perdana menteri, apa artinya aku?
Kau tahu kalau julukanku adalah ksatria untuk Kwon Yool kan? Jadi mulai sekarang, aku akan mengurus segalanya. Yang mencoba untuk menghalangi jalanmu, aku akan menjagamu, senator. Yool beneran sedih deh.
Da Jung yang menunggu kedatangan Yool di halaman rumah melihat orang yang di tunggunya pulang. Yool tanya kenapa Da Jung berada di luar padahal udara sangat dingin. Da Jung melihat ada kesedihan di wajah Yool, "apa terjadi sesuatu?" Yool pun menceritakan pada Da Jung kalau Hye Joo hari ini mengundurkan diri. Da Jung yang terkejut bertanya apa Yool baik-baik saja.
Yool: "Dia sudah berada di sisiku selama 20 tahun. Tapi selama ini ada banyak hal yang tak kuketahui tentangnya. Suatu saat nanti Nam Da Jung, kau juga akan meninggalkanku kan?"
Da Jung: "Perdana menteri?"
Yool: "Jika saat itu tiba, aku ingin tahu lebih awal. Jika itu tiba-tiba kau lakukan tanpa mengatakan sebelumnya aku pikir akan sangat berat bagiku untuk menghadapinya."
Yool merasa kalau dirinya sudah mengatakan sesuatu yang tak berguna.
"Itu tak akan terjadi." ucap Da Jung. "Aku . tak akan meninggalkan anda, Perdana Menteri."
Yool: "Nam Da Jung-ssi?"
Da Jung menatap lekat-lekat Yool, "Itu karena aku mencintai anda."
Yool tertegun mendengar pengakuan perasaan Da Jung. "Apa yang kau katakan? Aku apa?"
Da Jung: "Aku bilang aku mencintai anda, Perdana menteri."
"Hentikan itu hentikan." Yool tak ingin mendengar sesuatu yang konyol, hal itu bukan sesuatu yang diucapkan sembarangan untuk candaan. Tapi pengakuan cinta Da Jung bukanlah candaan, "Aku benar-benar menyukai anda, Perdana Menteri."
Di akhir episode 12 Da jung menyatakan perasaannya pada Yool, Yool yang mendengar hal itu sulit untuk menerimanya, tapi Da jung berusaha meyakinkan Yool bahwa ia memang menyukai Yool. Setelah mengatakan hal itu suara Da jung kembali terdengar, Da jung terus menatap dalam pada Yool, karna.................ketika cerita panjang ini berakhir, dia tidak harus meninggalkan Sultan. Karna dia tidak ingin pergi meninggalkan sultan, karna.....dia sudah jatuh cinta padanya.
Pagi harinya suasana di meja makan tampak canggung, Yool dan Da jung hanya makan sambil diam dan sesekali melirik satu sama lain. anak-anak yang melihat hal itu terlihat curiga, Na Ra lalu berbisik pada kakaknya sebenarnya ada apa dengan suasana hari ini, Woo Ri yang mendengar hal itu hanya bisa bilang tidak tau. Man Se si cerewet yang tidak tahan melihat hal tersebut lalu dengan polosnya bertanya pada ayah dan ahjumma Da jung, apa mereka berdua sedang bertengkar?. Yool dan Da jung yang mendengar hal itu melirik satu sama lain, Yool lalu bilang kalau mereka tidak bertengkar, begitu juga dengan Da jung ia bilang bertengkar apa, siapa yang bertengkar?. Na Ra lalu melanjutkan kalau memang tidak kenapa hari ini keduanya terlihat aneh, keduanya sama sekali tidak berbicara. Man Se yang polos lalu bilang lagi mengapa keduanya bertengkar padahal mereka sendiri yang mengajarkan kalau ia tidak boleh bertengkar dengan temannya, tapi apa ini, segeralah berbaikan. Woo Ri lalu angkat bicara ia berkata pada ayahnya dan Da jung jika mereka memang sedang bertengkar itu tidak apa-apa tapi tolong berikan mereka peringatan terlebih dahulu karna jika suasana terus seperti ini maka ia akan sakit perut karna tidak bisa mencerna makanan. Da Jung yang mendengar hal itu tersenyum janggal, ia bilang kalau mereka memang tidak bertengkar, mengapa mereka semua tidak percaya. Yool hanya diam, ia lalu segera menyudahi makannya dan pergi. Da Jung mengejar Yool, ia bilang kalau ada sesuatu yang ingin ia bicara kan, tentang yang kemarin.......... Yool memotong perkataan Da jung ia bilang apa ia mengatakan sesuatu? Jung lalu bilang ia tau kalau Yool merasa tidak nyaman dengannya tapi Da jung menunjuk kearah dalam rumah, anak-anak..... Yool lagi lagi memotong perkataan Da jung kalau ia sudah telat jadi ia harus segera pergi. Da Jung yang mendengar hal itu hanya tersenyum, Da jung tampaknya senang karna setelah ia mengatakan hal itu Yool tidak segera menyuruhnya pergi dari rumah, atau dengan kata lain Yool tidak menolak perasaannya (ini menurut author ya).
In ho yang sedang menunggu kedatangan Yool diluar kembali memikirkan wanita yang ia lihat waktu itu di luar rumah sakit. ia berfikir kalau wanita itu sungguh terlihat seperti Park Na Young.
Sekertaris Bae tanya apa mentri Park tidak menemui In Ho. Mentri Park menjawab kalau ia sudah mengundurkan janjinya untuk bertemu dengan In Ho. Mentri Park lalu tanya apa sekertaris Bae sudah memeriksa rekaman kecelakaan yang ia minta. Sekertaris Bae bilang kalau polisi sedang mencari rekaman CCTV itu dan hal itu cukup sulit karna rekaman itu sudah terjadi begitu lama. Sekertaris Bae lalu tanya mengapa mentri Park mencari rekaman kecelakaan yang sudah begitu lama berlalu, mentri park hanya menjawab kalau ia hanya ingin mengecek sesuatu. Sekertaris Bae lalu memberitahu mentri Park tentang Hye Joo yang mengundurkan diri, mentri Park yang mendengar hal itu jelas merasa kaget.
Sedangkan Yool ia mencoba menghubungi Hye Joo tapi ternyata nomor Hye Joo tidak aktif dan ketika Yool mencoba mengirim pesan suara Yool membatalkannya.
In Ho masuk keruang Yool, Ia tanya apa yang akan dilakukan Yool dengan pengunduran diri yang dilakukan Hye Joo, apa Yool akan membiarkannya saja?. Yool yang mendengar hal itu bilang kalau mereka harus menunggu. In Ho yang mengerti maksud Yool kemudian kembali bertanya apa Yool fikir Hye joo akan kembali?, Hye Joo sudah melayani Yool semenjak istri pertama Yool masih ada, pasti Yool sekarang merasa begitu berat menerima hal ini. Yool yang mendengar hal itu tanpa memandang In ho bilang kalau pertemanan mereka berdua jauh dimulai sebelum hal itu terjadi. In ho lalu menanyakan sesuatu pada Yool, ia tanya apa Yool pernah membuat pengumuman orang hilang untuk mendiang istrinya dulu. Yool yang mendengar hal itu tanya, pengumuman orang hilang? In Ho melanjutkan ia tau karna Yool seharusnya melakukan hal itu 5 tahun yang lalu setelah Yool melaporkan istrinya menghilang. Ia hanya penasaran Yool jadi melakukannya atau tidak. Yool yang mendengar hal itu lalu bilang jika ia tidak jadi melakukannya. Yool melanjutkan kalau ia yakin kalau istrinya sudah meninggal tapi sulit untuk dirinya menerima hal itu makanya ia terus menundanya dan akhirnya seperti ini. In Ho menatap dalam Yool ia lalu tanya jadi apa Yool akan terus membiarkan hal ini, Yool terdiam lama merenung dan Yool lalu bilang tiidak, ia akan melakukannya sekrang. In Ho yang mendengar hal itu hanya tersenyum kecut ia lalu bilang kalau Yool sekarang begitu sibuk jadi ia akan menyiapkan form aplikasinya.
Saat Hye Joo sedang berlatih ia kaget melihat Da jung yang juga berada disana. Sementara Da jung ia yang memang niatnya datang kesana untuk mencari Hye joo, kaget ketika Hye joo menyapanya dari belakang dan bertanya sedang apa ia disana. Da jung yang kaget berusaha bersikap lembut pada Hye joo dengan merangkul Hye joo, Hye joo yang melihat hal itu merasa aneh, ia tau kalau Da jung sudah seperti ini pasti ada maunya. Da Jung segaja mengajak Hye Joo makan setelah Hye joo olahraga, Da jung memesan semua makanan yang biasanya Hye joo makan setelah olahraga yaitu, Tang Su Yuk, Kkan Pung Gi, dan Jja Jang Myun. Hye Joo yang melihat tingkah Da jung bilang dari mana Da jung mengetahui itu semua. Da jung yang mendengar hal itu bilang kalau ia mengetahui semua hal ini ketika ia menyelidiki Hye joo. Hye joo tersenyum ia bilang kalau Da jung mengetahui semua hal ini ketika da jung sedang menyelidiki ada hubungan apa ia dan Yool kan. Da Jung tersenyum ia lalu bilang ketika ia menyelidiki Hye joo ia tau kalau Hye joo itu begitu setia, Hye joo melakukan olahraga selama 8 tahun ditempat yang sama, Hye joo juga melakukan perawatan rambut di satu salon yang sama selama 10 tahun dan juga Hye joo makan direstaurant ini dari restaurant ini mulai dibuka, Da jung lalu mengatakan mungkin dari semua orang yang ada hanya Hye joo yang melakukan hal itu. Hye Joo yang mendengar hal itu hanya bilang kalau ia memang seperti itu, begitulah ia. Da jung lalu tanya lalu mengapa sekarang Hye joo berubah, mengapa Hye joo mengundurkan diri. Hye Joo yang tau arah pembicaraan Da jung lalu bilang kalau Da jung kesini hanya ingin berusaha untuk membujuknya maka jawabannya adalah "tidak". Hye joo lalu berkata kalau sebenarnya hal itu (setia) tidak berlaku untuk itu saja, tapi juga berlaku bagi seseorang, ia menyukai seseorang selama 20 tahun, iya ia menyukai PM Yool seperti Da jung menyukai PM Yool. Makanya sekarang ia memilih mengundurkan diri, ia ingin mengakhiri cinta tak berbalasnya makanya ia ingin mengundurkan diri, jadi jika Da jung datang kesini hanya ingin membujuknya untuk kembali maka jawabannya tetap sama tidak.
Da jung yang mendengar pernyataan Hye joo kaget, ia tidak menyangka jika selama ini ternyata memang benar Hye joo menyukai PM Yool. Hye Joo lalu berdiri dari kursinya, ia lalu bilang ada satu hal yang salah dari penyelidikan yang Da jung lakukan yaitu ia memesan semua makanan ini bukan karna ia akan memakan semuanya, hal itu ia lakukan karna ia tidak ingin merasa kalau ia sedang makan sendirian.
Dikantor Yool kembali mengingat mendiang istrinya Na Young, Yool mengingat kebersamaan Na Young dengan anak-anak mereka, Yool juga mengingat kebersamaan dirinya dengan Na Young, saat mereka berdua membeli sebuah cincin. Dan Yool juga mengingat ketika sepertinya ia menerima dokumen berupa foto-foto istrinya Na Young besama kakaknya In Ho, Kang Soo.
In Ho sepertinya menemui seseorang, In Ho memberikan berkas-berkas untuk melengkapi syarat untuk mencari orang yang hilang. Orang yang ada didepan In Ho bilang kalau ia membutuhkan waktu sekitar 6 bulan untuk membuat hal ini menjadi resmi. In ho lalu meminta seseorang yang ada didepannya untuk menyelidiki apa ada catatan mengisi formulir imigrasi, membayar denda ataupun penggunaan kartu kredit. Orang yang ada didepan In ho bilang kalau ini sedikit sulit tapi untuk apa In ho melakukannya. In Ho lalu bilang hanya saja, jika orang (perempuan) itu masih hidup..... orang yang ada didepan In ho lalu bilang kalau itu tidak mungkin, kenapa orang itu tidak muncul jika ia memang masih hidup, kecuali dia memang menyembunyikan dirinya untuk menghindari sesuatu. In Ho datang kerumah sakit saat pihak rumah sakit memberitahunya bahwa kondisi kakaknya mulai membaik dan sekarang ia boleh keluar dari ruang ICU. In Ho yang penasaran lalu tanya kepada suster yang menjelaskan tentang keadaan kakaknya tadi, apakah ada orang lain yang datang menjenguk kakaknya, seorang wanita. Suster yang mendengar perkataan In ho tampak berfikir, ia lalu bilang kalau tidak ada yang datang menjenguk kakak In ho selain In ho sendiri, setelah mengatakan hal itu suster itu pergi. In Ho masih tampak merasa aneh, ia lalu bergumam sendiri bahwa wanita yang ia lihat tempo hari itu sangat lah mirip dengan Na Young. Hyung apa aku salah lihat? gumam In Ho pada kakaknya yang terbaring.
Saat Da jung membawakan cemilan untuk Na Ra, Na Ra sedang sibuk dengan komputer kecilnya. Da Jung yang melihat hal itu lalu mendekat, ia tanya mengapa akhir akhir ini Na Ra begitu bekerja keras untuk belajar. Na Ra yang ditanyai seperti itu langsung semangat ia bilang kalau ia harus ranking 1 disekolahnya, kalau ia ingin terlihat cocok dengan oppa Tae Woong ia harus melakukan hal itu karna oppa Tae Woong juga Ranking satu di sekolahnya, bukankah itu mengagumkan? seru Na Ra berseri seri mengingat Tae Woong. Da Jung yang mendengar hal itu tampak senang ia bilang jika Woo Ri dan Na Ra sama-sama berusaha keras untuk mendapat ranking 1 disekolahnya maka Yool akan sangat senang, ia pasti bahagia. Telpon Da Jung lalu berbunyi dan ternyata itu dari Yool. Dan yool tampaknya meminta Da jung untuk menemuinya di perpustakaan, Da Jung melewati setiap sudut rak rak buku yang ada di perpustakaan, satu, dua rak buku telah ia lewati dan tiga, Da jung menemukan Yool yang tampak begitu serius memilih-milih buku, Da jung yang melihat hal itu hanya menatap Yool dengan senyuman, terpesona. Sangking seriusnya memilih milih buku Yool tidak menyadari kalau Da jung sudah berada didekatnya. Yool yang menyadari Da jung sudah ada di sampingnya kaget, ia tanya mengapa Da jung tidak memberitahunya jika Da jung sudah sampai disini, Da jung yang mendengar hal itu hanya tersenyum, ia bilang kalau Yool sudah terlalu serius membaca buku itu makanya Yool tidak menyadari kehadirannya. Da Jung kemudian tanya mengapa Yool mengajaknya kesini, bukannnya menjawab Yool malah mengajak Da jung untuk makan terlebih dahulu. Da jung yang melihat sikap Yool merasa aneh. Yool mengajak Da jung untuk makan di kantin kampusnya dulu, Da Jung yang sedang makan bilang pada Yool bahwa kenyataan kalo Yool lulus dari kampus ini pasti Yool sangat pintar waktu itu. Yool yang mendengar hal itu sambil terus menatap Da jung ia menjawab kalau ia dulu tidak pernah meninggalkan peringkat pertama. Da Jung yang mendengar hal itu mengerutkan mulutnya dan bilang kalau Yool pasti membual. Da Jung lalu bilang lagi kalau dulu ia memang tidak pernah menjadi orang di peringkat pertama tapi ia sama sekali tidak pernah meninggalkan makan siang. Yool yang mendengar hal itu hanya bisa menatap Da jung sambil tertawa tipis, Yool dengan masih memandangi Da jung tanya kapan cinta pertama Da jung?, Da jung yang lagi makan keselek ketika mendengar hal itu, ia tanya mengapa Yool menanyakan hal itu pada saat sperti ini. Yool menjawab kalau ia hanya penasaran. Da Jung kemudian memberitahu Yool bahwa cinta pertamanya adalah Shim Dong Wook, ia bertemu Dong Wook ketika mereka masih TK dan berjanji akan menikah, tapi sayang anak itu malah pindah dan pergi meninggalkannya, lalu saat di kelas 4 SD ia juga punya cinta pertama, dia adalah seorang ketua kelas, Choi Seung Mi, Da Jung menceritakan bahwa waktu itu Choi Seung Mi begitu terkenal, Da jung lalu menepuk dadanya dan bilang, kau tau?, orang yang begitu terkenal itu menyukai aku, seru Da Jung bangga, dan Da jung juga bilang kalau asisten pendeta di gerejanya pun tidak luput, ahhh kerennya dia, seru Da jung tersipu dengan begitu banyak pria yang menyukainya. Yool yang mendengar hal itu hanya tersenyum pada Da jung, Yool lalu tanya apa semua orang yang Da jung sebutkan itu adalah cinta pertama Da jung, kalau yang ia lihat, bukankah itu adalah cinta yang tak terbalas? mendengar hal itu Da jung terdiam, heheheheh ketahuan bohong ya, wkwkwkkwwkkwkw. Yool lalu bilang lagi, "bukankah cinta pertama adalah dimana dua orang yang saling menyukai satu sama lain?" Da Jung berdeham ia bilang kalau sedari tadi itulah yang ingin ia katakan, Da jung melanjutkan kalau cinta pertamanya yang sebenarnya adalah....... Da jung lalu berhenti ia lalu bilang mengapa ia harus memberitahu Yool tentang hal ini, apa Yool sedang mewawancarainya? Yool yang mendengar hal itu lalu bilang, mewawancarai? baiklah anggap saja begitu, pertanyaan wawancara yang sebenarnya adalah, Nam Da Jung, mengapa kau menyukaiku? kau bilang kau meyukaiku kan? Da jung yang mendengar hal itu kaget, sedangkan Yool terus menatap Da jung meminta penjelasan, mengapa Da jung menyukainya. Da jung terdiam menatap Yool, Da jung lalu bilang apa ini adalah alasan mengapa Yool memamnggilnya kesini?
Joon Ki dan Hye Joo minum bersama, Joon ki lalu bilang kalau ia tidak menyangka semudah ini untuk meminta Hye Joo datang kesini, karna terakhir kali mereka bertemu, Hye Joo bilang kalau ia tidak akan pernah memaafkan nya. Hye Joo buka suara ia bilang kalau ia sudah tau kalau Joon ki tidak terlibat dalam penusukan yang terjadi pada Yool, ia tau saat ia melihat tatapan mata Joon ki waktu itu, tapi karna waktu itu ia begitu marah, ia tidak bisa menghentikan mulutnya untuk diam. Joon Ki yang mendengar hal itu tersenyum, sementara Hye Joo bilang lagi kalau ia juga ingin meluruskan semuanya sebelum ia pergi. Joon Ki tanya mau kemana Hye Joo, Hye Joo bilang kalau ia hanya ingin jalan-jalan, Hye joo juga bilang kalau Joon ki tanya apa alasan ia mengundurkan diri, Hye Joo menjawab kalau ia mengundurkan diri karna ingin mengakhiri cinta tak terbalasnya pada Yool.
Da Jung dan Yool sudah berada di sebuah ruangan, disana ada sebuah piano, ditempat itu Yool mulai bercerita. "Istriku adalah cinta pertamaku, dia sangat berbeda denganmu, sangat lembut dan begitu sensitif, sangat rapuh. Seperti dia tidak akan bisa hidup tanpaku. Perpustakaan yang aku dan kau datangi bersama hari ini, di cafetaria, dan disini. semua tempat itu adalah memoriku bersama istriku. Aku bertemu dengan istriku pertama kali disini, mengakui perasaanku padanya dan hari kelulusan recitalnya aku memintanya menikah denganku"
"Perasaan yang kau miliki terhadapku bukanlah cinta, bagaimana aku menjelaskannya ya...........mungkin seperti kagum atau simpati. Seperti kau menyukai gurumu atau seorang pendeta." Da Jung yang mendengar hal itu menoleh pada Yool, dengan hampir menangis Da jung berkata, "PM, bagaimana kau bisa seperti itu tanpa mengetahui perasaanku? dan juga, baiklah kita katakan saja bahwa itu adalah perasaan simpati atau kagum. Tapi kalau memang seperti itu, apa tidak boleh?"
Yool menimpali ia menoleh menatap Da jung, "Nam Da jung, aku lebih tua darimu dan aku sudah pernah menikah sebelumnya. Aku sudah pernah mengalami semua tentang cinta dari awal hingga akhir. Jadi aku tidak ingin lagi berangan-angan atau berkhayal. Yool kemudian memalingkan wajahnya, tidak ingin menatap mata Da jung "karna itu..........aku tidak ingin mencintai lagi." Da Jung meneteskan air mata, dengan masih menatap Yool Da jung bilang "karna Nyonya? karna kau............. masih mencintai istrimu?"
"Kalau seandainya itu bukan.... bagaimana kalau sebaliknya"
Joon Ki mengatakan pada Hye Joo jika Na Young sebenarnya memiliki pria lain, Hye Joo yang mendnegar hal itu terlihat marah, bagaimana Joon ki bisa mengatakan hal itu. Joon Ki lalu bilang kalau ini hanya seandainya, seandainya jika Na Young mempunyai pria lain. Hye Joo langsung membantah jika Na Young tidak mungkin mempunyai laki- laki lain, bagi Na Young hanya Yool yang ada, dan Na young juga tidak pernah bertemu dengan orang lain kecuali ketika ia pergi kerumah sakit untuk mengatasi depresinya. Joon Ki kemudian tampak berfikir ia bilang kalau memang hal itu terjadi pasti Hye Joo mengetahuinya kan, Hye Joo yang mendengar hal itu merasa aneh dengan sikap Joon Ki ditambah lagi ketika Joon Ki bilang "seandainya, seandainya saja Na Young memiliki pria lain, apa Yool akan memaafkannya?"
"Aku......... aku tidak akan bisa memaafkan istriku. Dia mencintai laki-laki lain dan itu sangat membuatku tertekan tapi tetap saja aku masih bisa memaafkannya. Dia mencoba pergi ke Amerika bersama laki-laki itu dan meninggalkan aku dan anak-anakku......... aku tidak bisa memaafkannya. Tapi satu hal yang paling tidak bisa aku maafkan.... adalah..... dia yang meninggalkan aku selama-lamanya. Kalimat terakhir yang ia katakan padaku adalah dia selalu merasa kesepian, kesepian. Dia merasa kesepian sampai ingin mati, dan dia tidak bisa lagi menahannya. Tidak sekalipun ia meminta maaf padaku, dia bahkan tidak memberitahuku alasannya, dan dia pergi begitu saja setelah dia mengatakan bahwa dia merasa kesepian, aku tidak bisa memaafkannya. Tidak... tidak aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri, karna membuatnya merasa seperti itu. Aku membuatnya seperti itu dengan alasan aku selalu bilang aku lelah, aku tidak pernah memperhatikannya, betapa besar rasa kesendiriannya dan betapa banyaknya ia seringkali menangis, aku benar-benar tidak tau apa-apa."
Da Jung yang mendengar isi hati Yool menangis sementara Yool terus berbicara, apa orang sepertiku pantas untuk mencintai orang lain lagi? kau bilang kau menyukaiku kan? aku sangat terkejut." Da jung menoleh kearah Yool, "saat hatiku berdegup kencang bagaikan melayang, saat kau tersenyum padaku, aku rasa kau sangat cantik sekali. Tapi............. aku tidak punya keberanian lagi, aku takut untuk mencintai seseorang lagi, aku takut membuat orang itu merasa kesepian lagi, aku sangat takut." seru Yool. Setelah mengatakan hal itu Yool menghela nafas panjang, ia lalu berdiri meninggalkan Da jung sendirian, menangis.
Hye Joo dan Joon Ki berjalan berdua, Joon ki tanya kemana Hye Joo akan pergi. Hye Joo bilang kalau ia akan pergi kemana saja, membeli tiket tercepat dan terjauh. Joon Ki lalu bilang kalau Hye Joo sekarang ini pengangguran, Hye Joo lalu bilang kalau Joon ki juga pengangguran. Joon Ki lalu bilang kalau pengangguran seperti dirinya tidak akan lama menganggur, Joon Ki lalu bilang ke Hye Joo semoga perjalanan Hye Joo menyenangkan. Joon ki lalu meminta satu hal pada Hye Joo, ia meminta Hye Joo untuk kembali. Hye Joo yang mendengar hal itu mencoba membual ia bilang bagaimana kalau ia tidak bisa kembali karna ada pria asing yang menahannya? Joon Ki harus ingat jika ia sudah berumur. Telpon Hye Joo berbunyi, ia lalu bilang kalau ia dan In Ho janjian hari ini, saat di telpon Hye Joo bilang jika mereka sebentar lagi bisa bertemu sebelum ia pergi. Joon ki lalu bilang apa In Ho baru saja pulang dari rumah sakit, Hye Joo mengiyakan, ia lalu bilang jika mobil Joon ki sudah menunggu jadi lebih baik Joon ki masuk. Saat mobil joon ki pergi dan Hye joo akan mulai berjalan, Hye Joo seperti baru teringat ia heran mengapa Joon ki tau tentang rumah sakit.
Saat akan pulang In Ho meminta salah seorang suster untuk lebih memperhatikan kakaknya karna walaupun kakaknya sudah membaik ia sering sekali berkeringat. Suster yang mendengar hal itu tersenyum ia bilang kalau In Ho tidak perlu khawatir, karna nanti ada banyak orang sukarelawan yang akan memerhatikan kakaknya. Mendengar hal itu In ho tanya sukarelawan dari mana, suster itu lalu menjawab kalau kebanyakan sukarelawan itu berasal dari kelompok keagamaan, khatolik dan kristen. In Ho yang mendengar hal itu lalu tanya lagi apa diantara sukarelawan tersebut ada yang bernama Park Na Young.
Da Jung masuk keruang rahasia, di depan pintu ia kembali teringat kata-kata Yool yang tidak ingin memaafkan dirinya karna ia yang telah menyebabkan istrinya begitu merasa kesepian. Dajung terlihat sangat sedih ia merasa bahwa Yool begitu terluka selama ini, bahwa betapa sulitnya perasaan Yool selama ini.
Na Ra, Man Se, Woo Ri dan Da Jung sedang ada disebuah toko, mereka sedang memilih-milih pakain untuk mereka, Da Jung menunjukkan sebuah jaket pada Woo Ri ia bilang kalau ini pasti bagus jika Yool yang memakainya. Woo Ri yang melihat hal itu bilang kalau Da jung tidak perlu membelikan baju untuk ayahnya toh ayahnya bilang untuk membeli keperluan mereka saja. Da Jung yang melihat sikap Woo Ri bilang walaupun seperti itu mereka masih tetap harus membelikannya. Woo Ri sambil melihat-lihat baju lalu bilang ke Da jung sebelum Da jung memikirkan baju untuk ayahnya lebih baik Da jung memilih bajunya sendiri. Da Jung yang melihat sikap Woo Ri langsung menghampiri Woo Ri dengan tersenyum dan bilang sejak kapan Woo Ri mulai memperdulikannya. Woo Ri yang merasa malu menyangkal kapan ia peduli pada Da jung. Woo Ri lalu memberikan Da jung satu baju, ia bilang kalau ini tampaknya bagus untuk Da Jung, Da jung yang melihat ternyata Woo Ri memilihkan baju untuknya, menerima dengan senang hati, ia bilang karna ini adalah baju rekomendasi dari Woo Ri maka ia akan memakainya (wahhhhhh, Woo Ri semakin dewasa ya, suka suka sukaaaaa, jadi klo nggak ada Yool gantian Woo Ri yang jaga Da jung dan adik-adiknya, emmmmm senangnyaaaaaa, hahahahah jadi pengen klo udah nikah punya anak laki-laki untuk yang pertama, hahahahhhaha. nah lohhhhh kok malah bahas diri sendiri wkwkwkkwkw, mian readerssss abaikan, hehehhehe). Woo Ri mendapat telpon dari ayahnya, Woo Ri lalu menyampaikan pesan ayahnya jika hari ini ia tidak pulang kerumah karna ada dinas luar kota. Da Jung yang mendengar hal itu tampak merasa aneh karna ketika pagi tadi Yool akan berangkat, Yool sama sekali tidak memberitahunya. Entah dari mana datangnya Na Ra, Na Ra langsung mengintrogasi Da jung, dengan tangan yang berada didagu Na Ra bilang kalau ini aneh mengapa ayah mereka mengatakan hal itu pada kakaknya, Na Ra lalu melirik Da Jung apa Da jung kembali bertengkar dengan ayah mereka. Da jung yang mendengar hal itu jelas bilang kalau mereka tidak bertengkar, tapi Na Ra yang sudah seperti detekif bilang dengan mengacung-acungkan tongkat yang ia bawa bahwa ia yakin jika Da jung dan ayahnya sedang bertengkar, ia yakin sekali.
Yool tiba di penginapan, saat tiba di dalam Yool tanya apa kegiatannya selanjutnya, In ho lalu bilang jika rapat kantor sudah selesai semua tinggal satu wawancara lagi dengan reporter dan tanpa Yool sadari ternyata Da jung dan anak anak ada dilobi hotel tersebut. Yool lalu sadar kalau ternyata ada Da jung dan anak-anaknya disana, ia tampak heran lalu memanggil Man Se. Man Se dan Na Ra langsung berhamburan memeluk ayah mereka, Yool kaget melihat kedatangan anak-anak dan Da jung, tapi dari ekspresi kekagetannya ia juga terlihat senang. Da jung dengan malu-malu lalu bilang pada Yool dan In Ho pasti mereka kaget dengan kedatangan mendadak anak-anak dan dirinya, Da Jung lalu menyuruh anak-anak untuk memberi salam, sementara In ho terlihat begitu kaget sampai tidak bisa berkata apa-apa. Yool, Da jung dan anak-anak masuk ke kamar mereka, Na Ra dan Man Se terlihat begitu gembira begitu juga dengan Woo Ri. Yool lalu tanya mengapa Da jung bisa berada disini, Da Jung lalu dengan malu-malu bilang kalau ia menelpon deputi Shim dan deputi Shim mengatakan kalau Yool sedang berada disni, makanya ia dan anak-anak menyusul kesini.
Da Jung bilang kalau anak-anak sedang libur dan mereka bosan berada dirumah makanya ia mengajak mereka kesini untuk melihat pantai jadi Yool bisa bekerja sementara mereka melihat pantai. Yool yang mendengar hal itu lalu bilang apa Da jung kesini hanya ingin melihat pantai. Da jung tidak menjawab pertanyaan Yool ia malah menyodorkan Yool pakaian, Da jung bilang kalau ia membelikan anak-anak pakaian jadi ia juga membelikan Yool pakaian. Setelah itu Da Jung mengajak anak-anak untuk keluar. Anak-anak bermain dipantai sementara Da jung malah memikirkan apa Yool benar-benar tidak nyaman karna mereka sudah datang kesini, tapi Da jung berusaha berfikir positif jika yang dilakukannya adalah benar datang kesini. Dari belakang terdengar sebuah suara dan ternyata itu adalah In Ho. Da jung yang melihat In ho tanya mengapa In ho ada disini bagaimana jika Yool mengetahuinya. In Ho bilang kalau Yool sedang berdiskusi dengan pejabat jadi bukan tempatnya untuk ikut campur. In Ho lalu tanya mengapa Da jung kesini, Da jung bilang jika ia sudah lama tidak liburan jadi ia ingin melihat pantai, dan juga melihat In Ho. In Ho lalu bercanda, juga PM Yool kan? Da jung gugup ia lalu bilang kalau disini ia bisa melihat semuanya. In Ho pura-pura kesal, ngambek ia bilang kalau Da jung serakah sekali apa dia ini 1 + 1? (mungkin maksud in ho dia ini adalah bonus, Da jung bisa melihat laut PM, dan juga dirinya) In ho lalu ngambek ingin pergi dari sana, tapi Da jung menariknya ia bilang kalau ia akan membelikan In ho kopi. In Ho bilang lagi kalau ia buka orang gila tanpa kopi, Da Jung lalu bilang lagi ke In Ho untuk tidak ngambek, ia akan membelikan In Ho kopi jadi In ho tunggu disini. In Ho tersenyum dan bilang kalau ia hanya bercanda, In ho lalu bilang kalau ia senang melihat Da jung seperti ini (tertawa bahagia), Man Se lalu mengajak Da jung untuk bermain bersama mereka. Da jung, In Ho dan anak-anak bermain di pantai mereka tampak begitu senang, mereka berfoto, bermain pasir, berkejar-kejaran dan melakukan banyak hal lagi, In Ho yang ada disana ikut merasa bahagia melihat Da jung yang terus tersenyum. Dan hal ini tidak akan lengkap jika tidak ada Perdana Mentri kita, Kwon Yool. Ya Kwon Yool akhirnya ikut bergabung dengan mereka dan Yool terlihat bahagia melihat keceriaan anak-anaknya. Man Se menceritakan pada ayahnya jika mereka sudah bermain-main dengan gembira, ia bilang jika mereka main tebak-tebakan, menggambar dan juga ahjumma mengambil foto mereka. Na Ra lalu bilang kalau lebih baik mereka kembali mengambil foto karna kan sekarang ada ayah mereka. Woo Ri yang mendengar hal itu bilang pada NaRa kalau Na Ra ini lebay banget minta foto muluuuu. Na Ra yang mendengar hal itu bilang kalau mereka sedang berlibur di pantai seperti ini akan lebih baik jika mereka mengambil foto bersama keluarga, Na Ra kemudian meminta Da Jung untuk memfoto mereka. Man Se si cerewet protes mengapa Da jung tidak di ajak, Da jungkan juga bagian dalam keluarga mereka (hahhhaah, bagus Man se good job), Da Jung dan Yool yang mendengar hal itu hanya bisa melirik satu sama lain. Na Ra lalu bilang jika ahjumma Da jung ikut lalu siapa yang memfoto mereka, Man se yang ditanya seperti itu lalu kebingungan tapi kemudian ia tersenyum ceria begitu melihat In ho, Man Se meminta tolong pada In Ho untuk mengambil foto mereka. In Ho yang diminta pun tidak keberatan dengan tersenyum ia bilang kalau ia akan memfoto mereka. Sekarang giliran Da jung dan Yool yang malu-malu, mereka kan mau foto tapi itu tuh Da jung berdirinya jauhhhhhh bener... dan tau dong klo masalah dekat mendekati itu pekerjaannya siapa heheehheh, siapa lagi klo bukan si cerewet kita Man Se, Man Se kembali berkata kenapa Da jung berdiri begitu berjauhan dengan ayahnya, Man se lalu menarik tangan Da jung dan mendekatkan nya pada ayahnya, hehheheheeh. Da Jung dan Yool terlihat cangung berdekatan seperti itu, tapi Yool lalu berusaha mencairkan suasana dengan berkata tersenyummmmmm....................... Dan foto keluarga baru Da jung dan Yool pun akhirnya terekam dalam kamera........
Kalo sudah puas main terus foto-foto di waktu libur kita selanjutnya ngapain lagi? emmm paling enak makan kali ya secara tenaga udah dipake semua jadi pasti perut udah pada keroncongan, hehhehe. Nah itulah yang dilakukan Yool, Da jung, In Ho dan anak-anak. Setelah puas bermain dan bersenang-senang mereka melewatkan malam mereka dengan makan. Dan mau tau yang spesialnya? yupzz Da jung masak sendiri, padahal Yool sudah mengatakan pada Da jung agar mereka makan diluar saja, In Ho yang ikut bergabung pun menyetujui saran dari Yool, In Ho bilang kalau makanan di sini enak-enak, tapi dasar Da jung, ia bilang kalau makan diluar itu tidak baik bagi anak-anak jadi lebih baik masak sendiri dan lagi ia juga menyukainya, melakukan hal ini. Karna Da jung sudah mengatakan hal seperti itu maka kedua pria yang sudah kelaparan pun mengikuti saran dari Da jung dengan makan masakan sendiri. Dan Taraaaaaaa makanan ala chef Da jung pun jadi, Da jung bilang kalau makanan yang ini lebih pedas daripada yang punya anak-anak jadi pasti rasanya lebih maknyosssss. Kedua pria In Ho dan Yool pun mulai mencicipinya. Da jung yang begitu bersemangat dengan masakannya sendiri lalu bilang ke Yool dan In ho bagaimana rasanya. Dannn yayyyy apa ini wajah seseorang yang sedang makan enakkk??beneran enakkah??? Enak dong chief kang??? In Ho yang memakan masakan Da jung sampai terbatuk-batuk memakannya, ia lalu menjawab pertanyaan Da jung tadi kalau makanan Da jung rasanya sangat........unik, seru in ho sambil tersnyum kepedesan kali ya. Yool yang mendengar hal itu langsung protes, "Unik? tidak apa ini bisa disebut sebagai Deokbokki, ini adalah rasa kacau dari bumbu cabe."
"Nam Da jung Sesang Nim mengapa kau memasaknya seperti ini dan sebenarnya rasa apa yang ingin kau buat."
"Kenapa tidak satu sendok penuh saja cabenya?" protes Yool lagi
Da Jung yang di protes oleh Yool seperti itu tidak terima, ia bilang kalau begitu Yool buat saja sendiri, padahal ia sudah membuatkannya untuk mereka, seru Da jung kesal. Da jung lalu mencoba masakannya sendiri dan memuji jika masakannya enak tapi tidak lama kemudian ia terbatuk, In Ho tersenyum melihat Da jung sementara Yool "Cehhhhhh menyedihkan sekali."
Yool dan Da jung akhirnya berdebat, Yool bilang jika ia lebih baik membuatnya sendiri. Da jung yang mendengar hal itu mengejek Yool kalau Yool saja tidak bisa masak ramen apalagi ini. Yool yang tidak mau kalah lalu bilang kalau ia hanya perlu mengikuti intruksi yang ada. In ho yang ada disana terlihat tidak terlalu suka dengan keakraban yang terlihat diantara Da jung dan Yool, keakraban itu terlihat walaupu sekarang mereka sedang bertengkar.
Telpon In Ho berbunyi dan itu ternyata dari suster yang ada dirumah sakit kakaknya, suster itu mengabarkan bahwa besok pagi para sukarelawan akan datang kemari jadi jika in ho ingin melihatnya maka In ho harus datang. In ho yang mendengar hal itu melirik kearah Yool dan Da jung, ia bilang jika besok pagi ia tidak janji karna ada hal yang harus ia lakukan, ia akan menghubungi suster itu lagi. Da Jung yang mendnegar hal itu lalu tanya apa sudah terjadi sesuatu? In Ho menjawab jika ia sedang mencari seseorang. Da Jung tanya siapa yang In ho cari. In ho bilang kalau ia sedang mencari seseorang yang dikira sudah meninggal tapi ternyata ia masih hidup. Da jung dan Yool yang mendengar hal itu kaget, Yool lalu menyuruh In ho untuk segera pergi, ia tidak apa-apa disini. In ho yang mendengar hal itu menatap Yool, benarkah... aku boleh melakukannya?" Yool lalu bilang jika dia masih mempunyai staf lain jadi In ho tidak perlu khawatir, In ho lalu pamit akan pergi tapi Yool kemudian bilang, "aku berharap..... orang itu masih hidup." In Ho yang mendengar hal itu hanya melirik Yool tanpa berkata apa-apa.
Yool dan Da Jung bertemu diluar hotel, Yool tanya apa In Ho sudah pergi. Da Jung menjawab kalau In ho sudah pergi, Yool lalu menyuruh Da jung untuk masuk, Da jung pasti lelah jadi sebaiknya beristrirahat. Bukannya menjawab Yool Da jung malah bilang kalau kedatangannya kesini pasti membuat Yool terkejut. Yool yang mendengar hal itu bilang kalau Da jung tidak hanya sekali dua kali mengejutkannya jadi ia tidak apa-apa, tidak usah khawatir. Da jung lalu bilang kalau alasannya kesini untuk melihat laut adalah bukan alasan yang sebenarnya, ia kesini karna ada yang ingin ia katakan pada Yool. "Kau pernah bilang waktu itu padaku merasa takut bukanlah alasan utama kau harus melarikan diri."
"Perkataan itu aku ingin kembalikan padamu, kau sudah cukup melakukannya, aku harap kau bisa melupakan luka dihatimu sekarang."
"Bukan salahmu dia meninggal dan bukan salahmu atau istrimu, tidak ada satupun yang salah."
"Jadi jangan membuat dirimu menderita lagi karna masa lalu, itu bukan salahmu."
"Aku mengerti. Kenapa kau tidak ingin seorangpun masuk keruang piano dan tidak pernah bisa tidur setiap malam, itu semua karna mendiang istrimu."
"Jangan lakukan hal itu lagi. Kau bisa tersenyum sekarang dan kau bisa bahagia sekarang. Tidak apa-apa."
Da Jung bilang kalau ia hanya ingin mengatakan hal itu, setelah itu Da jung pergi meninggalkan Yool sendirian. Sementara Yool yang mendengar hal itu semua hanya bisa tersenyum, dan menahan air mata. Yool tetap berada di luar ia kembali teringat kata-kata Da jung yang bilang bahwa ini bukanlah kesalahannya.
Pagi harinya Da jung mencari Yool tapi teryata ia tidak ada dikamar, Da jung lalu mencarinya diluar dan ternyata Da jung menemukan Yool yang sedang berada ditepi pantai sendirian, (emmm apa yool nggak pulang ke hotel ya?) Yool termenung sendirian di tepi pantai, Yool lalu menoleh ke belakang dan saat itu juga ia mendapati Da jung berada di dekatnya tersenyum menyapa. Da jung meminta Yool untuk tidak bergerak, ia bilang kalau ia akan menghampiri Yool. Da Jung kemudian melangkah, satu langkah Da jung berjalan kemudian ia berhenti, ia lalu berkata pada Yool, "Seperti ini."
"Tidak apa-apa kalau kau tidak melihatku."
"Kau hanya........ cukup diam disana."
"Seperti itu, karna....... aku yang akan mendekatimu."
"Satu per satu setiap waktu."
Da Jung kembali melangkah, "satu langkah."
Kemudian melangkah lagi, "satu langkah lagi sampai seperti ini," Da jung terus melangkah mendekati Yool saat Da jung sudah ada di depan Yool, Da Jung berhenti.
"Berjanjilah padaku, kalau kau akan tetap diam di tempatmu sekarang."
"Dan kau tidak akan pergi menjauh lagi."
Da jung kemudian tersenyum, "itu sudah cukup buatku."
In Ho datang kerumah sakit, In Ho lalu bertemu dengan suster yang memberikannya informasi. In Ho lalu tanya, "tentang yang tadi kau bilang sukarelawan itu..... apa dia datang?" tanya In ho penuh harap. Suster itu bilang jika In ho sekarang keruangan kakaknya maka In ho akan bertemu dengan orang itu.
Hye Joo baru saja keluar dari suatu tempat ia lalu teringat tentang perkataan Joon ki ketika menerobos masuk ruangan Yool dan bilang kalau mulai sekarang yool harus menjaga keluarganya karna bukan hanya dia yang akan menyakiti Yool tapi orang lain juga, Hye joo juga ingat ketika diluar saat dia bertanya pada In ho kira-kira siapa orang yang akan menyakiti Yool selain Joon ki, In ho menunjuk dirinya sendiri dan terakhir saat ia bertemu dengan Joon ki dan Joon ki tau kondisi kakak In ho yang sekarang berada dirumah sakit. Hye Joo tampak berfikir ia lalu bilang kalau Joon ki dan In ho pasti memiliki hubungan. Telpon Hye joo berbunyi dan itu sepertinya dari Joon ki.
In Ho menemui sukarelawan yang selama ini membantu merawat kakaknya, In ho tampak kecewa karna yang ia perkirakan salah tapi ia tetap berterima kasih pada orang itu karna selama ini sudah membantu merawat kakaknya. Sukarelawan itu lalu bilang kalau In ho tidak perlu berterima kasih padanya karna selama ini bukan dirinya yang merawat kakak In ho. Hari ini ia hanya mengantikan orang yang biasanya merawat kakak In ho, karna orang tersebut sedang sakit. In Ho yang mendengar hal itu kaget, ia lalu bertanya dimana orang itu sekarang. In Ho pergi ketempat yang disebut oleh sukarelawan yang ada dirumah sakit, ia pergi ketempat penampungan perempuan. Disana In Ho tanya apa ada wanita yang bernama Park Na Young disini. Orang yang ditanya oleh In ho menjawab kalau disini tidak ada orang dengan nama Park Na Young. Tepat pada saat itu seorang wanita keluar dengan membawa nampan dan gelas. Perempuan itu kaget dan menjatuhkan barang yang ia bawa saat melihat In ho, perempuan itu lalu berlari. In Ho yang mengenali wajah itu kaget lalu mengejarnya. In Ho yang mengejar perempuan itu lalu menarik tangannya, perempuan yang ditarik tangannya oleh In Ho terlihat ketakutan tidak berani menatap In ho. Sementara In Ho ia terus melihat perempuan itu, In Ho dengan masih melihat wajah perempuan itu bilang, "Park Na Young Shi, Kau Park Na Youngkan?" perempuan ya di sebut sebagai Park Na Young hanya diam saja tidak menjawab In Ho, ketakutan.
Sementara itu Yool terlihat termenung, ia lalu pergi keruang piano lalu membuka gemboknya. Saat didalam ia kembali teringat kata-kata Da jung, "aku harap kau bisa melupakan luka yang ada dihatimu sekarang. Aku rasa tidak masalah bagimu untuk tertawa dan bahagia saat ini."
Da Jung merasa aneh ketika mendengar keributan yang ada didalam rumah, ketika ia masuk dan melihat ia kaget karna ada beberapa orang yang sedang menggotong piano. Ketiga anak Yool sibuk membimbing para ahjussi yang membawa piano itu untuk diletakkan dimana. Da Jung yang masih kaget lalu tanya ada apa ini. Woo Ri dengan senyum yang merekah bilang kalau ayah menyuruh orang untuk memindahkan piano keruang tengah. Da jung yang mendengar hal itu seakan tidak percaya, "PM Bilang begitu?"
Da Jung menghampri Yool dengan senyum yang mengembang, "PM"
Yool yang baru saja keluar dari ruang kerjanya berhenti berjalan dan melihat kearah Da jung dengan senyum yang sangat tipis kentara sekali kalau di tahan, "ada apa?"
Dengan senyum malu, "ahh....tidak."
Yool lalu tersenyum, "cehhh....cammmm bodoh sekali," lalu bergerak akan pergi tapi Da jung kemudian memanggilnya lagi, "PM, kau melakukannya dengan baik, maksudku pianonya."
Yool yang mendengar hal itu lalu bilang "maaf aku tidak memindahkannya karna ucapanmu, tiba- tiba aku hanya ingin merubah pikiranku saja."
Da jung yang mendengar hal itu tersenyum, "pokoknya bagus sekali" Yool tersenyum memandang Da jung, Da Jung mengantar Yool untuk pergi kerja, Da jung lalu tanya kenapa In ho belum juga kelihatan. Yool yang mendengar hal itu lalu ikut melirik ke kanan dan kekiri, lalu telpon Yool berbunyi dan ternyata itu dari In ho yang mengabarkan bahwa dia tidak bisa datang hari ini. Da Jung yang mendengar hal itu dari Yool merasa khawatir, ia lalu bilang pada Yool apa terjadi sesuatu dengan orang yang di temui In ho.
Yool berada di Blue House untuk bertemu dengan presiden. Yool lalu tanya dengan orang yang sepertinya adalah sekertaris presiden, apa benar kalau kepala komite urusan negara akan diganti. Orang yang ada di depan Yool membenarkan, ia bilang kalau orang yang akan berada diposisi tersebut akan segera menemui Yool. Yool kaget ketika melihat siapa orang yang ada didepannya, Joon kI. Joon Ki yang akan mengantikan posisi sebagai kepala komite urusan negara. Lebih kaget lagi ketika Yool melihat siapa sekertaris baru Joon Ki, siapa lagi kalo bukan Hye Joo. Hye Joo dan Yool bertemu dan disana Hye Joo terlihat tegap tidak berkutik melihat Yool yang terus menatapnya.
Anak-anak terlihat begitu senang karna ada mainan baru untuk mereka dirumah, mereka terlihat begitu senang ketika memain kan tut tut piano itu.Da jung yang melihat hal itu ikut merasa senang. Telpon Da jung lelu berbunyi dan ternyata itu dari In Ho (Malaikat pelindung) Da Jung dan In Ho bertemu, Da Jung tanya mengapa In Ho tidak menjawab telponnnya padahal ia begitu khawatir dengan In ho. In Ho yang semenjak Da jung sampai tidak mengatakan apa-apa, tetap diam mematung. Da jung yang melihat In ho seperti itu akhirnya tanya ada apa dengan In ho sebenarnya, apa yang sudah terjadi. In Ho tetap tidak menjawab ia malah langsung memeluk Da jung, Da jung terlihat semakin curiga ada apa dengan In ho sebenarnya. Da Jung terus bertanya apa yang sebenarnya terjadi pada In ho, apa terjadi sesuatu dengan orang yang In ho temui? apa ada yang salah dengan orang ituu?. In ho menjawab kalau tidak ada yang salah, yang salah itu dirinya, In Ho meneteskan air mata. In Ho lalu melepas pelukannya pada Da jung, "Ketua kang."
"Aku baik-baik saja, aku tidak peduli jika sesuatu yang buruk terjadi padaku, tapi bagaimana denganmu Da jung shi?"
"Apa yang harus aku lakukan denganmu?"
Da Jung terlihat bingung, ia tidak mengerti apa maksud perkataan In ho, "apa maksudmu? aku tidak mengerti perkataanmu."
"Da Jung Shi, dengarkan baik-baik apa yang akan aku katakan."
"Seandainya saja, in hanya seandainya saja, seandainya saja...... " In ho menangis menatap Da jung, ia tidak bisa melanjutkan kata-katanya, sementara Da jung ia mencoba mencari tau apa maksud In ho melalui matanya tapi In Ho lalu pergi meninggalkannya tanpa menyelesaikan kata-katanya.
Dikamar Man Se, Da jung terlihat masih memikirkan kata-kata In Ho. Tapi kemudian Man Se menyadarkan Da jung, Man Se bilang kalau ayahnya sudah pulang.
Yool membaca buku cerita 1001 malam, Da jung kemudian mengetuk pintu kamar Yool minta ijin untuk masuk. Yool yang ada di dalam tumben-tumbennya menjawab dengan lembut pake wajah sumringah lagi, masukkkk. Padahal biasanya kan jawabanya tegas, masuk. Da Jung lalu masuk, Da jung tanya kenapa Yool pulang cepat. bukannya menjawab Yool malah terus memperhatikan Da jung lalu tanya apa ada sesuatu yang ingin Da jung bicarakan padanya. Da jung terdiam ia lalu bilang kalau sebenarnya In ho tadi kesini dan ia terlihat aneh, Da jung khawatir padanya, ia takut jika terjadi sesuatu yang buruk pada In ho. Yool yang mendengar hal itu lalu menghela nafas berat, Yool lalu bilang kalau sepertinya hari ini semua hal buruk terjadi. Da jung lalu tanya apa terjadi sesuatu yang buruk pada Yool hari ini. Yool lalu bercerita kalau ia bertemu dengan Hye joo di Blue House hari ini dan dia datang kesana sebagai sekertaris Joon ki, Joon ki baru saja diangkat sebagai ketua komite urusan negara. Da jung yang mendengar hal itu kaget tapi tidak mengatakan apa-apa. Da jung kemudian bilang kalau Hye joo pasti punya alasan tersendiri mengapa dia melakukan hal itu, Yool yang mendengar hal itu setuju, ia bilang pasti ada sesuatu yang tidak ia ketahui. Yool kemudian bilang lagi walaupun begitu tapi ia tidak bisa menutupi perasaan sakit dihatinya, Yool lalu bilang kalau ia akan beristirahat sekarang, Yool lalu mengambil buku 1001 malam yang ia baca tadi, Yool bilang kalau ia akan membacanya lagi. Da jung yang melihat hal itu bilang mengapa Yool tidak mengatakannya padanya, ia akan membacakannya untuk Yool. Da Jung berusaha mengambil buku itu dari Yool tapi Yool menolaknya, "tapi kenapa cerita ini berakhr di hari ke 1000? setelah 1000 hari berlalu, akankah kemarahan dan kebencian menghilang begitu saja?"
"Atau itu hanya ide penulisnya, untuk mengulangnya dari awal?"
Da Jung tampak berfikir, "entahlah, ini seperti cerita yang berakhir bagi sang sultan yang awalnya tidak bisa tertidur dan pada akhirnya diapun bisa tertidur dengan pulas setelah 1000 hari berlalu?"
"Sebagai sultan yang pada akhirnya bisa tertidur, jelas ceritanya sudah berakhir, benar kan?"
"Sebagai sultan yang pada akhirnya bisa tertidur pulas, dia bisa melepaskan kemarahan dan kebenciannya. Jadi cerita selanjutnya itu tidak penting lagi, karna semua bagian sudah terkumpul satu demi satu."
Yool lalu menatap Da jung, dan suara Da jung yang sedang berceritapun terdengar............ sang sultan sudah mengetahui bahwa kisah Scheherazade yang diceritakan padanya memberikan kebahagian kepadanya. Da Jung dan Yool tidur bersama, mereka benar-benar terlihat tidur dengan pulas....
Yool perlahan membuka matanya, ia melihat Da jung yang tertidur di bahunya.... Da Jung akhirnya terbangun, Da jung sadar kalau ia sudah tidur semalaman di bahu Yool. Ia lalu marah pada Yool karna tidak membangunkannya, ia takut jika ia membuat Yool tidak bisa tidur. Yool yang mendengar ocehan Da jung dipagi hari hanya tersenyum dan bilang kalau Da jung tidak membuatnya tidak bisa tidur, ia malah tertidur dengan nyenyak. Da jung yang mendengar hal itu kaget, "apa?"
Yool bangun dari tidurnya menatap Da jung, "aku bahkan sama sekali tidak bermimpi dan aku tertidur pulas."
"PM" seru Da jung merasa aneh.
Yool menatap dalam Da jung, Da jung yang merasa di tatap seperti itu merasa salah tingkah ia lalu segera bangkit dari tempat tidur dan bilang kalau Yool harus segera bersiap-siap untuk kerja. Tapi Yool tidak membiarkan Da jung pergi, ia kembali menghadang Da jung didepan, "Kau bilang padaku sebelumnya. untuk diam di tempatku sekrang."
"Tapi......... aku rasa aku tidak bisa memenuhi janji itu."
Da jung yang mendengar hal itu hanya bisa terdiam, Yool kemudian melanjutkan perkataanya, "aku....... karna aku menyukai Nam Da jung Shi."
Apa ini waktunya kisss??????
Kayaknya enggak deh, karna sekarang Na Young ada di depan kediaman dinas Yool, Na young berdiri disana.
"Apakah tidak masalah jika aku seperti ini? kalau kau merasa tidak masalah dengan aku seperti ini, aku..... bisakah aku menyukai, Nam Da jung Shi?" Da jung yang mendengar hal itu hanya diam terpaku, Da jung hampir mejatuhkan air matanya, Yool kemudian mengenggam tangan Da jung, sambil masih menatap Da jung, Yool berkata, "tangan ini, aku tidak akan melepaskannya." Da Jung akhirnya menangis mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Yool, "PM." Yool tersenyum pada Da jung, begitu juga Da jung, ia balas tersenyum pada Yool.
Yool bertanya apa Da Jung tak mempermasalahkan dirinya. Jika Da Jung tak masalah dengan keadaan dirinya bisakah ia juga menyukai Da Jung. Mata Da Jung penuh air mata mendengar ucapan Yool. Perlahan air matanya pun jatuh. Yool yang melihat Da Jung menangis mengusap air mata wanita itu dengan lembut. Melihat Da Jung menangis, Yool berusaha mencairkan suasana dengan mengatakan apa Da Jung cengeng sejak kecil. Da Jung berkata tidak, ia tak biasanya seperti ini. Ia juga heran kenapa dirinya menangis seperti ini. Yool minta maaf karena selalu membuat Da Jung menangis. Meskipun ia tak bisa menepati janjinya untuk tidak membuat Da Jung menangis tapi kali ini ia akan menepati janji itu. Yool meraih tangan Da Jung dan menggenggamnya, "aku tak akan melepaskan tangan ini."
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, Man Se yang baru bangun tidur masuk ke kamar ayahnya. Tatapan matanya mengisyaratkan kalau dia sedang marah. Yool yang kaget pun segera melepaskan genggaman tangannya dari Da Jung. Man Se yang sewot langsung melayangkan pertanyaan pada Da Jung, kenapa tak tidur di kamarnya. Da Jung tak bisa menjelaskannya, bahkan Yool pun tak tahu harus menjelaskannya bagaimana. Man Se melirik ke arah tempat tidur. Ia melihat dua bantal tempat tidur itu seperti habis dipakai dua orang. "Apa kau tidur disini? Kenapa kau seperti itu? kenapa seperti itu?" omel Man Se. hahaha. Da Jung berusaha menenangkan Man Se yang sewot, bukankah liburan sekolah sudah selesai, ia mengajak Man Se bersiap-siap untuk berangkat ke sekolalah. Da Jung mengajak Man Se keluar dari kamar Yool. Di luar kamar Da Jung memuji kalau Man Se sudah bangun pagi sekali. Ia mengajak Man Se sarapan dan segera berangkat sekolah. Man Se heran kenapa makan dulu, bukankah kita seharusnya mencuci wajah dulu setelah bangun tidur? Hahaha. Da Jung terbata-bata membenarkan, ya ampun kau lebih pintar dariku. Ayo kita mencuci muka dulu. Man Se pun masuk ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya. Da Jung sendiri tersenyum malu mengingat ucapan Yool di kamar tadi.
Sementara itu, diluar kediaman Perdana Menteri, Park Na Young berdiri menatap rumah itu. Seorang pengawal wanita menghampri Na Young, apa ada yang bisa ia bantu. Pengawal wanita itu menegur bahwa tak boleh sembarangan orang berada disekitar kediaman perdana menteri. Ia menanyakan kepentingan Na Young datang kesana. Na Young bingung harus mengatakan apa.
Park Joon Ki di ruang kerjanya menatap foto Na Young. "Na Young-ah, benarkah Kwon Yool yang menyebabkan kematianmu? Jika itu benar, aku tak akan memaafkannya."
Yoon Hee masuk ke ruang kerja suaminya memberi tahu kalau Seo Hye Joo datang. Yoon Hee tak mengerti haruskah Hye Joo bekerja pada suaminya. Bukankah suaminya tahu kalau ia tak menyukai Hye Joo. Joon Ki menghela nafas, "Yoon Hee-ya..." Yoon Hee terpana namanya disebut oleh suaminya. Hatinya pun luluh. Joon Ki tahu bagaimana perasaan istrinya terhadap Hye Joo. Ia tahu kenapa Yoon Hee membenci Hye Joo. Memang benar kalau dirinya menyukai Hye Joo tapi ia meminta Hye Joo bekerja padanya bukan karena ia menyukai Hye Joo. Yoon Hee tahu itu karena suaminya sudah mengatakan padanya bahwa Hye Joo lah yang paling mengerti tentang PM Kwon Yool. Joon Ki menegaskan bahwa ia akan mengambil semua yang dimiliki oleh Kwon Yool, dan Hye Joo adalah yang pertama ia ambil. Bukankah Yoon Hee mengerti maksudnya. Setelah suaminya keluar Yoon Hee heran apa suaminya ini sangat membenci PM Kwon. Ia merasa sudah saatnya suaminya ini berhenti bersikap begitu.
Pengawal wanita PM memberi tahu ketiga temannya kalau ia bertemu wanita aneh di depan kediaman PM. Pengawal gendut bertanya apa wanita itu ingin menemui seseorang. Pengawal wanita berkata kalau ia bertanya pada wanita itu kenapa datang kesini tapi wanita itu diam saja dan pergi.
Yool yang sudah siap berangkat ke kantor menegur pengawalnya apa yang mereka bicarakan. Pengawal wanita memberi tahu kalau tadi ada seorang wanita yang berdiri di depan kediaman PM. Pengawal gendut menebak kalau wanita itu mungkin datang karena memiliki permohonan pribadi dengan perdana menteri karena akhir-akhir ini banyak warga yang seperti itu. Ia meminta PM tak perlu mengkhawatirkan itu.
Da Jung menghampiri Yool, "apa anda sudah akan berangkat?" Yool menjawab dengan senyuman, ia kemudian bertanya bagaimana dengan Man Se. Da Jung berkata kalau Man Se baru saja berangkat sekolah. Da Jung memberi tahu kalau dasi yang Yool kenakan tidak rapi. Yool akan merapikan sendiri tapi Da Jung menawarkan diri untuk merapikannya. Ah so sweet deh. Sudah gitu doank benerin dasinya aja. Padahal saya ngarep ada forehead kiss disini hahaha. Yool tersenyum pamitan bilang akan segera berangkat. Da Jung juga senyum bilang titi dj eh hati-hati di jalan. Dan di mobil Yool melemparkan senyum pada Da Jung. Da Jung pun membalas senyuman Yool. Ah PM pengen tak cubit deh, gemes saya hahaha. Ketika mobil Yool meninggalkan kediaman PM, Na Young masih tak jauh dari sana. Mobil yang Yool naiki lewat di samping Na Young. Na Young melihat Yool yang berada di mobil. Tapi Yool tidak melihat Na Young.
Da Jung masuk ke ruang kerja PM. Ia membuka tirai jendela agar ruangan mendapatkan sinar dari luar. Ia menyiram tanaman kecil disana, mengelap meja, dan menata bantal kursi. Da Jung menoleh ke meja kerja Yool. Ia tersenyum mengingat ucapan Yool tadi pagi. "Apa kau tak masalah, jika kau menerima keadaanku seperti ini bolehkah aku menyukaimu?" Da Jung duduk di kursi kerja Yool. Ia merapikan dokumen dokumen yang berserakan disana. Tanpa sengaja ia menemukan sebuah jepit rambut yang masih terbungkus rapi. Ia heran, kenapa di ruang kerja PM ada jepit rambut. Da Jung pun teringat pada malam ketika Yool membicarakan tentang rambutnya yang seharusnya dijepit. Da Jung tak menyangka, apa saat itu Yool berencana memberikan jepit rambut ini padanya. Di kantor PM. Yool terkejut dengan kedatangan Da Jung yang membawakannya makan siang. Dan inilah bekal makan siang yang dibuat khusus oleh Da Jung untuk Yool. Alamak pengen nyobain deh, kayaknya tuh enak banget sosisnya. Haha lucu pula. Yool tanya apa makanan ini Da Jung yang membuatnya sendiri. Da Jung membenarkan. Yool mencoba kimbab yang Da Jung buat. Ia mulai mengunyah dan merasakannya. Da Jung tanya bagaimana rasanya, enak kan? "Rasanya jauh lebih enak daripada ttokbokki pedas yang pernah kau buat." Sahut Yool (bilang aja enak haha) Da Jung berkata kalau membuat ttokbokki saat itu adalah kegagalannya mamasak. Ia pun memberi tahu bahwa keahliannya dalam memasak adalah membuat kimbab. Ia sudah belajar membuat kimbab sejak masih duduk dibangku SMP. Yool tak menyangka sejak masih remaja Da Jung sudah belajar memasak. Da Jung bercerita kalau ibunya sudah meninggal sejak ia masih kecil. Ketika ia mengikuti piknik sekolah tak akan yang membuatkan kimbab untuknya. Bukankah tak menyenangkan kalau piknik tak membawa kimbab, jadi karena itulah ia mahir membuat kimbab. Yool pun bisa memahami itu, Da Jung juga tak punya ibu sama seperti anak-anaknya. Apa karena itu Da Jung sangat baik pada anak-anaknya. Da Jung berkata kalau ia tak melakukan apapun kok.
Yool: "apa kau tahu, semenjak kau datang anak-anak banyak berubah dan aku pun begitu."
Keduanya tertawa. Alamak sweetu sekali
Da Jung kemudian berkata kalau ia tak melihat Kang In Ho. Yool memberi tahu kalau hari ini In Ho tak masuk kerja. Dia mengambil ijin, mungkin sedang sakit.
Dan benar saja, In Ho terbaring lemah di tempat tidurnya. Wajahnya pucat sekali. In Ho mengingat perbincangannya dengan Na Young. Na Young menilai In Ho sudah salah paham. In Ho meminta Na Young jangan berbohong ia masih ingat apa yang dikatakan kakaknya setelah kakaknya bertemu Kwon Yool. "Dia bilang dia takut, dia bilang dia ketakutan. Jadi, dia ingin melarikan diri ke Amerika bersamamu. Itukah yang kau pikirkan? Pada hari kecelakaan itu terjadi Kwon Yool mengikuti mobil kalian kan. Dialah orang yang melaporkan kecelakaan itu dan dia juga yang memperbaiki mobilmu." Tidak.. sangkal Na Young. "Dia tak bersalah." Ucap Na Young air matanya mulai jatuh. "Kecelakaan itu terjadi karena kesalahanku."
Da Jung menelepon ke ponsel In Ho, tapi tak dijawab oleh In Ho yang masih terbaring di tempat tidur. Da Jung heran karena In Ho tak menjawab panggilan teleponnya. Ia menebak kalau In Ho pasti sakit parah. Yool pun merasa begitu karena In Ho bukan tipe orang yang membatalkan sesuatu kecuali itu benar-benar penting. Da Jung jadi khawatir terjadi sesuatu pada In Ho. Da Jung bertanya apa Yool sudah selesai makan. Yool bilang kalau ia hampir selesai. Da Jung tersenyum dan berbalik badan untuk memakai jepit rambut di rambutnya. Da Jung kembali berbalik menatap Yool. Yool terkejut melihat jepit rambut itu ada pada Da Jung, ia pun tersedak dan terbatuk-batuk hahaha. "Anda membelikan ini untukku kan?" tebak Da Jung menunjukkan jepit rambut yang dipakainya. Yool akan menyangkal, tapi ia bingung menyangkalnya bagaimana alhasil Yool ngaku deh. Da Jung berkata kalau Yool seharusnya memberikan jepit rambut ini padanya setelah membelinya, kenapa malah meninggalkan jepit rambut ini di ruang kerja. Bukankah Yool bilang kalau rambutnya ini harus dirapikan. Bagaimana, cocok untukku kan? Yool berkata kalau ia memberikan jepit rambut itu karena Da Jung terlihat seperti orang kampung. Da Jung sewot disebut seperti itu, "bagaimana anda menyebutku begitu padahal aku sudah membawakan makan siang seenak ini? ah aku pergi saja." Da Jung bangkit dari tempat duduknya akan pergi. Yool menahan tangan Da Jung. "tunggu dulu." Yool melepas jepit rambut itu dan memakaikannya kembali pada rambut Da Jung. Yool bahkan mengelus-elus kepala Da Jung. hihi. "Perfecto " ucap Yool melihat jepit rambut itu tampak manis dipakai oleh Da Jung. "sekarang terlihat semakin cantik." (siapa, jepit rambut apa Da Jung hahaha) Da Jung tersenyum malu-malu. Melihat Da Jung tersenyum diam dan masih berdiri disana Yool menyindir bukankah tadi Da Jung bilang akan pergi kenapa masih disini. Da Jung tersenyum lagi dan sebelum pergi ia memberi semangat untuk Yool. Yool membalasnya dengan senyuman. Di lobi kantor Da Jung pun menyemangati dirinya. Ponselnya berdering telepon dari In Ho. Da Jung yang khawatir bertanya apa In Ho sakit parah, karena ia mendengar In Ho sedang sakit. Da Jung tambah khawatir setelah mendengar suara In Ho.
Di kantor Park Joon Ki, Hye Joo memberi tahu bahwa menteri dalam negeri dan menteri kesehatan sudah menunggu Joon Ki. Joon Ki harus menemui mereka untuk mendengarkan laporan mereka. Joon Ki meminta Hye Joo tak perlu bicara formal seperti itu dengannya ketika ia hanya berdua dengan Hye Joo. Tapi Hye Joo tak mau, ia harus memisahkan urusan pribadi dengan pekerjaan. Ia lebih nyaman seperti ini. Joon Ki menilai kalau Hye Joo itu benar-benar kaku dan menebak mungkin karena sikap Hye Joo itulah Kwon Yool tak menyadari perasaan Hye Joo selama 20 tahun ini. Sejujurnya ia tak mengerti kenapa Hye Joo menerima tawaran untuk menjadi sekretarisnya.
Hye Joo berkata kalau ia tak bisa kembali pada PM dan ia juga tak ingin hanya berdiam diri saja. Mengambil kesempatan yang datang dari Joon Ki adalah hal yang wajar untuk ia lakukan. Selain itu, bukankah akan sangat disayangkan jika melepaskan tawaran untuk bekerja di Blue house. Ia bertanya apa alasannya ini cukup menjawab pertanyaan Joon Ki tadi. Joon Ki merasa alasan itu sudah cukup masuk akal baginya. Hye Joo juga ingin bertanya pada Joon Ki, "Kenapa anda meminta saya menjadi sekretaris anda? Apa itu untuk menunjukannya pada PM?" Joon Ki tak menyangkal tebakan Hye Joo, "Dengan kata lain, selama kau bekerja padaku, kau adalah sekretarisku, kau bukan milik Kwon Yool. Kau mengerti maksudku?"
Da Jung sampai di depan apartemen In Ho. Da Jung menekan bel pintu dan setelah pintu terbuka ia terkejut melihat kondisi In Ho yang tak baik. Da Jung membantu membaringkan In Ho ke tempat tidur. Ia melihat In Ho penuh dengan keringat, ia memeriksa suhu tubuh In Ho. Suhu badannya panas. Dengan nafas terengah-engah In Ho minta maaf karena sudah merepotkan Da Jung karena yang terpikir olehnya hanya Da Jung. Da Jung berkata kalau ia juga pernah tinggal sendirian jadi ia tahu apa yang In Ho rasakan. "Sendirian disaat sakit membuatmu merasa sedih dan ingin menangis kan?" Da Jung bertanya apa In Ho bisa makan ia akan membuatkan bubur. In Ho bilang kalau ia tak apa-apa, Da Jung tak perlu melakukan itu. Da Jung berkata kalau In Ho tak makan, tubuh In Ho akan semakin lemah. Da Jung meletakan tas dan jaket di meja. Tanpa sengaja ia menjatuhkan amplop berisi foto-foto Na Young. Tapi Da Jung tak menyadarinya.
Di kantor PM, Yool melihat Joon Ki bersama Hye Joo ada disana. Joon Ki mengatakan kalau ia dan Hye Joo ada disini untuk memberi salam. Ia menilai kalau dirinya akan sering bertemu dengan Yool di Blue House, tapi ternyata keduanya dipertemukan lagi disini.
Yool: "Selama kau membantu Presiden sepertinya akan cukup sulit bagiku untuk pergi ke Blue House."
Joon Ki: "Apa hanya itu yang kau khawatirkan?"
Yool: "Apa maksudmu?"
Joon Ki tersenyum remeh, "Kau nanti juga tahu."
Joon Ki dan Hye Joo akan pergi dari sana tapi Yool meminta waktu untuk bicara berdua dengan Hye Joo. Joon Ki mengijinkannya. Yool menanyakan pekerjaan Hye Joo di Blue House, apa berjalan lancar. Bukannya menjawab Hye Joo malah balik bertanya, apa Yool tak membencinya. Yool bertanya lagi apa ia berhak untuk membenci Hye Hoo, setidaknya ia ingin bicara langsung dengan Hye Joo walaupun hanya sekali. Selama ini ia benar-benar merasa bodoh, "aku menyakitimu dan kau mungkin mengalami masa-masa sulit. Maaf dan juga aku mengucapkan terima kasih."
"Perdana menteri ?" Hye Joo hampir menangis.
Yool merasa kalau pengalaman bekerja Hye Joo mungkin akan lebih banyak berguna di Blue House karena ia tahu apapun yang Hye Joo lakukan, Hye Joo pasti akan melakukannya dengan baik. Dengan mata berkaca-kaca Hye Joo berkata kalau ia sama sekali tak menyesal sudah menghabiskan waktu untuk mendampingi Yool selama ini. Hye Joo memberi hormat akan pergi, tapi ia teringat sesuatu, ia mengatakan agar Yool berhati-hati terhadap Kang In Ho.
Da Jung selesai membuatkan bubur untuk In Ho. Tapi ia melihat In Ho sudah tertidur. Dalam tidurnya In Ho terus mengigau menyebut kakaknya. In Ho perlahan membuka matanya, ia melihat Da Jung duduk di sampingnya. Da Jung bertanya bagaimana keadaan In Ho sekarang, apa sudah baik-baik saja. In Ho berusaha bangun untuk duduk. Ia mengatakan kalau dirinya sudah lebih baik. Ia tak menyangka Da Jung masih disini. Da Jung berkata kalau ia tak mungkin meninggalkan In Ho sendirian yang terbaring sakit. Ia meminta In Ho makan walaupun hanya sedikit, ia akan menghangatkan buburnya dulu. In Ho berkata kalau ia menghargai apa yang Da Jung lakukan untuknya tapi sepertinya ia tak bisa makan apapun. Da Jung pun ingin tahu kenapa In Ho bisa sampai sakit begini, apa yang sebenarnya terjadi.
In Ho: "Ketika aku mengatakan orang itu mungkin masih hidup sebenarnya yang kumaksud itu adalah kekasih kakakku. Aku pikir dia sudah meninggal. Orang itu ternyata masih hidup."
Da Jung merasa bukankah itu hal yang baik, kalau orang yang dimaksud masih hidup.
In Ho: "Kabar baik? Seharusnya aku menganggap itu kabar baik, tapi orang yang membuat kakakku seperti sekarang adalah wanita itu. Selama 7 tahun ini, aku hidup untuk membalas dendam pada orang yang menyebabkan kakakku seperti itu. Aku bisa bertahan dengan memikirkan semua itu. Aku tak percaya kalau semua itu ternyata salah."
Da Jung: "Mungkin aku lancang mengatakan ini, tapi apakah itu yang kakakmu harapkan? Apa menurutmu dia senang dengan tindakan balas dendammu? Kurasa tidak. Jika aku berada di posisi kakakmu, aku tak ingin adikku hidup dalam penderitaan. Harapan kakakmu adalah agar kau bahagia. Tidakkah kau berpikir itu yang diinginkannya?" In Ho terdiam dengan mata berkaca-kaca meresapi perkataan Da Jung.
Di rumah, Yool mondar-mandir menunggu kepulangan Da Jung. Ia melihat jam tangannya dan melihat ke arah pintu siapa tahu Da Jung sudah pulang. Yool kemudian teringat ucapan Hye Joo yang memintanya agar berhati-hati terhadap Kang In Jo. Ia heran kenapa Hye Joo berkata begitu padanya.
Kembali ke apartemen In Ho. Da Jung meminta In Ho menghabiskan bubur yang ia buat. Ia tahu kalau nanti In Ho akan tak nafsu makan ketika makan sendirian. Da Jung akan pulang, in Ho menawarkan diri akan mengantar Da Jung. Tapi Da Jung melarang, ia akan pulang sendiri. In Ho yang merasa sudah lebih baik bangkit dari tempat tidurnya. Da Jung yang memakai jaket tanpa sengaja melihat ke lantai dimana amplop berisi foto Na Young jatuh. Ia mengenali foto wanita itu sebagai istri Kwon Yool. In Ho yang terkejut segera mengambil foto itu dan memasukannya kembali ke amplop. Da Jung ga tahu kalau foto itu ada Soo Ho, yang dia lihat cuma gambarnya Na Young saja. "Bukankah itu almarhumah istri perdana menteri?" tanya Da Jung. In Ho balik bertanya bagaimana Da Jung tahu itu. Da Jung mengatakan ketika ia masih bekerja di Scandal News ia bertugas mewawancari PM. Ia heran kenapa In Ho punya foto-foto itu. In Ho beralasan itu karena PM memintanya untuk membuat laporan orang hilang. Ia menggunakan foto ini untuk referensi saja.
Da Jung pun tiba di rumah. Ia terkejut melihat Yool ada di luar. "Perdana menteri kenapa anda ada di luar?"
Yool: "Kau pikir kenapa aku ada di luar?"
Da Jung menebak apa mungkin Yool sedang menunggunya. Yool tak menyangkal, "siapa lagi yang kutunggu sampai malam begini selain kau?"
Da Jung tersenyum senang, "Benarkah anda menungguku?"
Yool kesal karena Da Jung sudah membuatnya kedinginan berada di luar. Ia pun segera masuk lebih dulu. Da Jung mengekor di belakangnya, "Perdana menteri tungguin donk!" Da Jung ternyata belum makan malam. Yool menemani Da Jung makan, sementara ia sendiri ga ikut makan hehe. "Apa yang kau lakukan seharian ini sampai tak sempat makan?" tanya Yool. Sambil mengunyah Da Jung bekata kalau ia sibuk mengurus orang sakit. Ia tak enak kalau makan didekat orang sakit. Yool penasaran apa In Ho benar-benar sakit. Da Jung membenarkan tapi ia menilai ada baiknya juga In Ho sesekali sakit, "dia harus merasakan sakit supaya bisa menjadi lebih baik." Da Jung menyampaikan kalau In Ho akan kembali bekerja senin besok. Da Jung heran kenapa Yool diam saja tak berkomentar apa-apa. "Coba anda pikirkan, saya berada di rumah pria lain seharian. Apa anda tak merasa terganggu?"
Yool heran memangnya apa yang Da Jung harapkan dari sikapnya, "cemburu, begitu maksdumu?"
Da Jung tersenyum mengiyakan, "apa anda tak merasa cemburu?"
Yool tertawa, "cemburu? Apa aku terlihat seperti orang yang cemburuan? Benar. Tentu saja aku cemburu. Apa kau pikir aku ini bukan pria? Kali ini aku akan membiarkanmu tapi aku tak akan membiarkanmu melakukan ini lagi, mengerti?"
Da Jung tersenyum lagi.
Yool: "kau ingin aku cemburu kan?"
Da Jung mengangguk. Ia tak tahu apa ini perlu disyukuri atau tidak tapi ia senang mengetahui Yool merasa cemburu. Yool juga senang memiliki perasaan cemburu seperti itu, "Ketika aku menunggumu, sudah lama aku tak merasakan perasaan ini. Merasa gelisah ketika menunggu seseorang. Aku telah menjalani hidupku dengan melupakan perasaan itu. Dan kau membuatku kembali merasakannya lagi. Aku berterima kasih padamu." Da Jung terharu mendengarnya.
Yool ingat bukankah besok Da Jung akan mengunjungi ayah Da Jung. Da Jung membenarkan tapi ia mengatakan pada ayahnya kalau ia tak bisa datang. Bukankah Yool bilang kalau besok akan pergi, jadi ia tak bisa meninggalkan anak-anak begitu saja. Yool bilang jangan begitu, ia punya sedikit waktu luang di siang hari. Ia mengajak Da Jung pergi sama-sama mengunjungi ayah Da Jung. Da Jung tentu saja senang dengan ide itu. Yool pun berkata kalau ia ingin meluangkan waktunya besok maka ia harus menyelesaikan semua pekerjaannya sekarang. Ia meminta Da Jung melanjutkan makan dan ia akan menyelesaikan pekerjaannya. Da Jung berterima kasih karena Yool mau mengunjungi ayahnya sama-sama dengannya. Ia juga berterima kasih karena Yool sudah menunggunya pulang tadi. Yool tersenyum menyahut kalau Da Jung sudah berterima kasih untuk banyak hal. Yool masuk ke ruang kerjanya dengan perasaan bahagia. Ia mengambil formulir pendaftaran pernikahan. Ia mulai memikirkannya, mendaftarkan pernikahanya dengan Da Jung.
In Ho membuka satu persatu foto-foto kakaknya bersama Na Young sebelum kecelakaan. In Ho menghubungi Na Young, selama menjadi sukarelawan Na Young menggunakan identitas Kim Min Jung. In Ho janjian bertemu dengan Na Young. Na Young mengerti, ia akan datang ke tempat yang In Ho minta.
Na Young yang berada di kamar sederhana mengingat pembicaraannya dengan In Ho. In Ho meminta Na Young jangan berbohong tentang kecelakaan itu. Ia yang menitikan air mata tak percaya pada ucapan Na Young. Ia meyakini bahwa Kwon Yool lah yang mencoba membunuh kakaknya. Na Young berkata kalau In Ho sudah salah paham, untuk apa ia berbohong. Ia akan mengatakan yang sejujurnya. Hari itu pada hari itu aku seharusnya pergi ke Amerika dengan Soo Ho.
Flashback ketika kecelakaan
Di dalam mobil Na Young bertanya kemana Soo Ho akan membawanya karena keduanya malah ke arah yang bukan tujuan keduanya. Soo Ho berkata kalau ia dan Na Young tak akan pergi ke Amerika, kita akan pulang. Na Young tak menyangka dan menilai Soo Ho sungguh kejam. "Kau bilang dia mengetahui semuanya. Dia sudah tahu semuanya, tapi kau ingin aku kembali? Oppa, apa kau pikir aku akan bahagia jika aku kembali ke tempat itu."
Soo Ho: "Kau tak akan bahagia jika pergi ke Amerika denganku. Jadi kembalilah."
Na Young berkata kalau ia bahkan sudah meninggalkan anak-anaknya tapi kenapa sekarang Soo Ho menyuruhnya kembali kesana. Na Young tak mau, kalau seperti itu lebih baik ia mati. Na Young melepas sabuk pengamannya dan akan lompat dari pintu. Soo Ho terkejut, ia menahan tangan Na Young dan berteriak apa Na Young sudah gila. Na Young membentak meminta tangannya dilepaskan, lebih baik ia mati. Soo Ho berusaha menahan tangan Na Young sambil mengemudi. Soo Ho kesulitan mengendalikan laju mobilnya disaat tangan yang satu menahan Na Young sementara tangan yang satu memegang setir. Pintu mobil Na Young sudah terbuka, dia mengancam akan lompat. Mobil oleng ke kanan kekiri, Soo Ho melihat ada mobil di depannya. Ia berusaha untuk menghindari mobil itu dengan membanting setir ke kanan tapi naas mobil yang dikendarainya malah menabrak pembatas jalan dan terjatuh ke jurang. Tubuh Soo Ho dan Na Young terhempas kesana kemari. Pintu mobil Na Young yang terbuka dan sabuk pengaman yang tak terpakai membuat Na Young terlempar keluar. Soo Ho tak sadarkan diri, kepalanya berlumuran darah. Di sebelahnya Na Young sudah tak ada.
Flaschback end
Na Young membuka album foto yang berisi foto putra-putrinya. Sepertinya ia mendapatkan foto-foto itu sembunyi-sembunyi. Ia menangis menatap foto anak-anaknya, terutama Man Se, anak bungsu yang sudah ia tinggalkan semenjak masih bayi. Na Young menangis menatap foto Man Se.
http://anishuchie.blogspot.com/2014/01/sinopsis-prime-minister-and-i-episode_30.html
Episode 14 Part 2
Ketiga Reporter berkumpul di restoran. Reporter Byun berterima kasih karena Boss Go dan Hee Chul sudah mentraktirnya makan. Ia heran kenapa Boss Go dan Hee Chul tiba-tiba baik padanya. Boss Go balik bertanya apa maksud Reporter Byun dengan tiba-tiba, "kami sudah lama ingin makan bersamamu. Benar kan, Hee Chul?"
"Tentu saja." sahut Hee Chul. "Apa kau menyukai usus sapi, makanlah yang banyak!"
Reporter Byun melihat ada gelagat yang aneh pada kedua rivalnya ini. "Apa mungkin, kalian menemuiku untuk mencari tahu tentang Sekretaris Seo yang sekarang bekerja pada Park Joon Ki? Apa itu karena aku dekat dengan Park Joon Ki. Scandal News kan selalu mencari berita tentang hubungan gelap."
Boss Go tak mengelak sama sekali, seperti yang ia harapkan ternyata Reporter Byun cepat menyadari maksudnya. "Sekretaris Seo dan ketua Park Joon Ki, mereka memiliki hubungan khusus kan?"
"Wah aku kurang tahu." sahut Reporter Byun. Ia kemudian tertawa kalau dirinya tak boleh mengatakan apapun. Boss Go mendesak, "Ayolah, bukankah kita harus saling membantu. Mereka memiliki hubungan yang khusus kan?"
Reporter Byun: "Hmmm itu itu no comment (hahaha) terlibat dalam hubungan pribadi orang lain itu tak sesuai dengan karakterku sebagai wartawan politik kelas dunia." Hee Chul menebak apa jangan-jangan Reporter Byun ini sebenarnya tidak tahu apa-apa. "Benar kan? Kau juga bohong tentang kedekatanmu dengan Park Joon Ki kan? Kau pasti hanya menjilat Ketua Park Joon Ki, agar kau bisa mendapatkan keuntungan, iya kan?" Reporter Byun tertawa, "ah yang benar saja, apa maksudmu?" Reporter Byun mulai kesal dan akan memukul Hee Chul dengan sendok tapi Boss Go melerai keduanya. Ia menenangkan reporter Byun dan meminta keduanya jangan bertengkar, bukankah mereka ini sama-sama wartawan. Boss Go bertanya apa Reporter Byun tahu sesuatu tentang hubungan Sekretaris Seo Hye Joo dengan Ketua Park Joon Ki. Reporter Byun berkata kalau dari yang ia lihat antara ketua Park Joon Ki dan Seo Hye Joo tidak memiliki hubungan khusus. "Seo hye joo, dia adalah mata-mata Park Joon Ki."
Boss Go terkejut, "Mata-mata?"
Seo Hye Joo berada di ruangan Park Joon Ki sendirian. Ia membuka-buka dokumen yang ada di meja kerja Joon Ki. Ia jelas mencari sesuatu, informasi gitu lah. Hye Joo membuka salah satu map dan disana ada dokumen tentang hasil penyelidikan kondisi lingkungan yang ditinjau ulang oleh Perdana Menteri. Ia heran bukankah ini dokumen pelengkap yang ada di kantor perdana menteri, kenapa dokumen ini bisa ada disini. Ia pun menebak pasti In Ho yang melakukannya. "Ketua Kang kenapa kau melakukan ini?" Di map yang sama dibalik dokumen itu ada identitas seseorang, Kang Soo Ho. Hye Joo penasaran siapa Kang Soo Ho, ia berusaha mengingat-ingat. Tiba-tiba ada yang membuka pintu depan. Buru-buru Hye Joo merapikan kembali dokumen itu. Park Joon Ki masuk ke ruangannya dan terkejut melihat Hye Joo ada disana. Ia heran melihat Hye Joo yang datang lebih pagi. Hye Joo memberi tahu kalau ia sudah menyiapkan jadwal dan semua berkas yang diperlukan dalam rapat sekretaris senior. Joon Ki mengucapkan terima kasih, Hye Joo permisi keluar ruangan. Hye Joo kembali ke meja kerjanya. Ia penasaran dengan biodata pria yang bernama Kang Soo Ho tadi. "Kang Soo Ho, dia itu kan Psikiater-nya Na Young. Kenapa dia mempunyai profil Kang Soo Ho? Kang Soo Ho Kang In Ho." Hye Joo terkejut dengan tebakannya.
Untuk memastikan kecurigaannya ia pun membuka kembali data-data resume Kang In Ho yang masih ia simpan. Disana tertulis bahwa In Ho memiliki saudara laki-laki bernama Kang Soo Ho. Hye Joo kemudian ingat pembicarannya dengan Joon Ki. Saat itu Joon Ki bertanya padanya apa dirinya pernah mendengar rumor mengenai Na Young yang mencintai pria lain. "Pria itu, apa saudaranya Ketua Kang?" tebak Hye Joo.
Da Jung dan Yool menjenguk ayah di rumah sakit. Ayah heran kenapa keduanya datang bersamaan, ia jadi tak enak dengan Yool yang pasti sibuk sekali. Yool berkata kalau ia ingin bermain Go-stop dengan ayah. (main kartu hehe) ayah tentu saja senang. Tapi menurut ayah disaat seperti ini akan menyenangkan kalau mereka minum segelas soju. Da Jung langsung mendelik ke ayahnya. Ayah langsung meralat kalau ia hanya bercanda. Yool menuangkan jus jeruk untuk ayah. Ayah juga gantian menuangkan jus itu ke gelas Yool. Keduanya bersulang, srupuuuttt aduh enak banget kayaknya. Da Jung senang melihat keakraban keduanya. Ayah berkata kalau jus ini lebih enak daripada soju karena dituangkan oleh menantunya. Yool pun berjanji kalau ia akan menuangkan minuman setiap hari untuk ayah. Ayah heran apa Yool akan datang ke sini setiap hari. "Ya ampun ternyata perdana menteri kita ini punya banyak waktu luang." Yool bilang bukan begitu, dalam waktu dekat ini ia ingin mengajak ayah untuk tinggal bersamanya. Da Jung dan ayah terkejut mendengar rencana Yool. Yool merasa kalau seharusnya ia melakukan hal ini sejak dulu, tapi karena banyak sesuatu hal ia tak bisa segera membuat keputusan. Setelah ia mendapatkan rumah sakit yang sesuai untuk ayah, ia ingin ayah tinggal bersamanya. Kedatangannya kali ini pun sengaja untuk menyampaikan itu pada ayah.
In Ho dan Na Young bicara berdua. Na Young menjelaskan tentang kejadian setelah kecelakaan. Setelah keselakaan ia sendiri tak ingat bagaimana dirinya hidup. "Aku tak ingat siapa diriku dan kebingungan. Aku akhirnya mengingat siapa diriku karena mendengar suara tangisan bayi. Bayiku ." Air mata Na Young menetes, "Bayiku yang malang, apa yang kulakukan padahal aku punya Man Se?"
In Ho: "Saat itu kau bisa kembali, tapi kenapa "
Na Young menyela, "Karena aku tahu bahwa Soo Ho dalam human vegetable (keadaan dimana seseorang tak bisa melakukan kemampuan fisik atau mental) aku minta maaf dan malu mengatakan ini. Tapi jika saja Soo Ho mati ketika kecelakaan itu terjadi aku mungkin bisa kembali. Tidak. Aku pasti sudah kembali. Meskipun suamiku tak akan pernah memaafkan aku. Meskipun aku tak punya hak sebagai ibu karena telah menelantarkan anak-anakku. Aku pasti akan kembali ke sisi anak-anakku apapun yang terjadi. Tapi Soo Ho terbaring seperti itu. Ketika melihat Soo Ho terbaring seperti itu karena kesalahanku, aku tak bisa kembali."
In Ho: "Kau juga menjalani hidup seperti orang bodoh, Sepertiku."
Na Young: "Aku tahu aku tak berhak meminta maaf. Tapi aku akan tetap meminta maaf padamu."
In Ho: "Jika kau merasa bersalah padaku, jika kau benar-benar merasa bersalah pada kakakku, tolong berjanjilah satu hal padaku."
Da Jung berada tak jauh dari sana melihat In Ho yang duduk sedang bicara dengan seseorang. Tapi Da Jung tak melihat dengan siapa In Ho bicara. Seorang perawat menyapa Da Jung. Da Jung bertanya apa dokter Oh Ji Yeon ada di tempat. Perawat menjawa ada, tapi Da Jung harus menunggu sebentar. Ia pun mengantar Da Jung ke tempatnya dokter.
In Ho berkata kalau semua orang berpikir Na Young sudah meninggal. Bahkan PM dan anak-anak pun mengira Na Young sudah meninggal. "Mereka sudah melupakanmu dan hidup bahagia. Jadi jangan pernah menampakan dirimu di depan mereka. Bahkan jangan pernah diam-diam melihat mereka. Tolong.. jangan merusak kebahagiaan mereka."
Air mata Na Young terus menetes, "Wanita yang dinikahinya, apakah dia mencintainya?" In Ho menunduk membenarkan, "Dia sangat mencintainya." Na Young ingin tahu wanita seperti apa yang dinikahi Yool. In Ho berkata kalau wanita itu (Da Jung) wanita yang baik dan juga hangat. "Dia wanita yang sangat baik. Tapi jika kau muncul kembali dia mungkin akan menangis. Aku tahu perkataan ini mungkin terdengar kejam, tapi tolong jangan kembali sebagai Park Na Young." pinta In Ho hingga tanpa terasa air matanya pun turut menetes.
"Aku tak akan kembali." ucap Na Young. "Bagi anak-anak, aku tak punya hak sebagai ibu. Bagaimana mungkin aku bermimpi untuk kembali? Aku tak akan menampakan diriku. Aku juga tak akan diam-diam mengawasi mereka. Tapi izinkan aku merawat Soo Ho." Na Young memohon pada In Ho, tolong izinkan dirinya melakukan itu.
Ayah dan Yool bermain kartu, tapi ayah selalu saja mendapatkan kartu yang jelek hehe. Ayah kemudian membahas apa yang Yool katakan tadi, mengenai dirinya yang akan tinggal bersama keluarga Yool. "Menantu Kwon, terima kasih banyak. Aku benar-benar berterima kasih tapi aku sudah nyaman disini. Melihatmu dan Da Jung hidup dengan baik, itu sudah cukup bagiku. Jangan khawatirkan orang tua sepertiku dan jalani saja hidup kalian dengan baik. Itu sudah membuatku bahagia." Yool sudah bisa menduga kalau ayah akan mengatakan penolakan itu. Tapi ia melakukan ini karena keinginannya sendiri. "Nam Da Jung-ssi bukan, saya tak ingin melihat istri saya menangis karena mengkhawatirkan keadaan anda." Ayah merasa tak enak, "Menantu Kwon?"
Yool: "Anda tahu peribahasa 'tak ada orang tua yang menang melawan anaknya', kan?"
Keduanya terus bermain kartu, ayah heran kenapa Da Jung keluar sangat lama padahal ia dan menantunya sudah memainkan kartu cukup lama. Yool menebak kalau Da Jung mungkin bertemu dengan Kang In Ho. Da Jung keluar dari ruangan dokter. Ia melihat seorang wanita berjalan menjauh darinya, Na Young. Ia mengingat-ingat wajah wanita yang dilihatnya sekilas itu, mirip sekali dengan almarhumah istri Yool. Da Jung penasaran dengan apa yang dilihatnya. Ia mengejar wanita itu.
Setelah bicara dengan Na Young, In Ho berpapasan dengan perawat. Perawat bertanya apa In Ho sudah akan pulang. Ia memberi tahu kalau tadi Da Jung juga datang kesini, apa In Ho sudah bertemu dengan Da Jung. In Ho terkejut mendengar Da Jung ada disana.
Da Jung celingkan mencari Na Young. Ia melihat wanita itu keluar dari rumah sakit. Da Jung mengejarnya hingga keluar tapi sayang ia tak melihat wanita itu. In Ho yang sampai di luar rumah sakit menyapa Da Jung, apa yang Da Jung lakukan di luar.
Yool keluar dari ruang rawat ayah mertuanya, ia celingukan. "Dimana ruangan kakaknya ketua Kang?" (sepertinya Yool mengira kalau Da Jung ada di ruang rawat kakaknya In Ho)
Da Jung yang terkejut merasa yakin dengan penglihatannya. Ia sangat yakin sudah melihat wanita itu karena ia sangat baik dalam mengingat wajah seseorang. "Dia mirip sekali dengan almarhumah istri perdana mentri." In Ho berusaha untuk menampilkan ekspresi tak percaya, "ah bagaimana mungkin, dia kan sudah meninggal." Tapi Da Jung heran kenapa mereka sangat mirip sekali. In Ho menilai kalau Da Jung mungkin salah lihat orang. In Ho bertanya kenapa Da Jung datang hari ini bukankah sebelumnya Da Jung mengatakan bahwa tak bisa datang. Da Jung mengatakan kalau PM ingin datang kesini. In Ho terkejut PM ada disini juga, dimana PM sekarang apa mungkin dia pergi ke Tiba-tiba Yool datang memanggil Da Jung, ia menghampiri keduanya. Yool berkata kalau tebakannya ternyata benar, Da Jung bersama In Ho. Ia sudah mencari Da Jung kemana-mana. In Ho tampak khawatir melihat Yool ada disana. Tapi sebisa mungkin ia bersikap seperti baisanya. Yool menanyakan keadaan In Ho pasca sakit kemarin, apa sekarang sudah merasa lebih baik. In Ho menjawab ya dan minta maaf karena sudah membuat Yool khawatir. Da Jung mengusulkan bagaimana kalau Yool melihat kakaknya In Ho dulu, bukankah Yool belum pernah bertemu dengan kakaknya In Ho. Yool bingung, bagaimana ya karena ia harus segera kembali bekerja. Ia berjanji akan mengunjungi kakaknya In Ho dilain kesempatan. Ia pun mengajak Da Jung pulang setelah berpamitan dengan ayah. In Ho masuk ke ruang rawat kakaknya, "Kwon Yool dan Da Jung datang. Syukurlah dia tidak sempat bertemu denganmu dan Park Na Young. Hyung, apa kau tahu bahwa Park Na Young masih hidup? Itukah sebabnya kau bertahan selama ini?" tes tes tes air mata In Ho perlahan jatuh.
Yool berada di ruang kerjanya. Ia duduk dengan tatapan tajam. Ia mengingat ketika dirinya berada di rumah sakit tadi, di ruang rawat Kang Soo Ho. (OMG) Ternyata Yool masuk ke ruang itu dan mungkin atas informasi perawat karena ia bertanya dimana ruang rawat kakaknya In Ho. Yool melihat lebih dekat kakak In Ho yang terbaring. Ia terdiam heran melihat wajah Soo Ho seperti tak asing baginya. Untuk menghilangkan rasa penasaran, Yool pun melihat nama si pasien. Kang Soo Ho. Mata Yool membesar melihat si pasien adalah pria yang ada di foto bersama istrinya. Yool mengingat percakapannya dengan In Ho. Ia saat itu menanyakan pada In Ho apa yang terjadi pada kakak In Ho hingga di rawat di rumah sakit. In Ho mengatakan padanya bahwa kakaknya mengalami kecelakaan mobil bersama kekasihnya. Yool juga mengingat ucapan In Ho, "jika ada foto yang memperlihatkan istrimu bersama pria lain saya kain anda pasti terganggu." Yool kemudian mengingat peringatan yang disampaikan Hye Joo agar ia berhati-hati terhadap In Ho. Haiyaaa.. Yool akhirnya tahu kalau In Ho adalah adik dari pria yang menjadi selingkuhan istrinya. Tapi ketika menyapa In Ho di depan rumah sakit ia bersikap seolah belum tahu apa-apa. Da Jung masuk ke ruang kerja Yool, mengajak Yool minum teh bersamanya. Sambil minum teh Da Jung melihat wajah Yool tampak serius, ia bertanya apa yang sedang Yool pikirkan. Yool meminta pendapat Da Jung seberapa jauh Da Jung bisa mempercayai orang lain. "Bagaimana jika orang itu tidak seperti yang kau pikirkan?" Da Jung heran siapa yang Yool bicarakan, "Apa sekretaris Seo?" Yool menjawab tidak, hanya saja pikiran seperti itu tiba-tiba terlintas di otaknya. "Ini mungkin karena istriku. Terluka karena orang yang kupercaya adalah hal yang paling kutakutkan."
Da Jung: "Tapi anda ingin mempercayai orang itu, kan?"
Yool membenarkan, ia ingin mempercayai orang itu. Da Jung berkata kalau begitu percayalah pada orang itu. "Tanpa alasan apapun?" tanya Yool. "Tanpa alasan atau keadaan apapun. Percayalah apa adanya." jelas Da Jung. "Jika anda ingin dipercaya seseorang bukankah anda harus mempercayainya terlebih dahulu? Dan jika suatu saat dia mengkhianati anda, anda tidak bersalah karena mempercayainya." Yool tertawa mendengar pendapat Da Jung. Da Jung sewot karena Yool menertawakan pendapatnya. "Kenapa anda tertawa? Anda menertawakan pemikiranku yang sangat sederhana, kan?"
Yool bilang tidak, ia malah berterima kasih pada Da Jung. "Nam Da Jung-ssi, mulai sekarang aku menjulukimu sebagai pemecah semua masalahku. Kau bisa melakukannya kan?" Da Jung tersenyum dan tanpa ragu menjawab ya. Keduanya tertawa. Da Jung kemudian berterima kasih pada Yool karena sudah mengajak ayahnya tinggal bersama mereka.
Yool: "Kau ini bilang apa, bukankah kita harus bersyukur ayahmu bisa tinggal bersama kita? Kita benar-benar akan menjadi keluarga sekarang. Aku ingin kau benar-benar menjadi istriku."
Da Jung tertegun, "Perdana menteri?"
Yool: "Aku ingin kita benar-benar menikah."
Yool berdiri di samping piano istrinya. Ia mengusap lembut piano itu. "Na Young-ah, aku ingin melepaskanmu. Bolehkah aku bahagia sekarang? Bolehkah aku melupakanmu?" batin Yool.
Keesokan harinya Yool melihat In Ho seperti biasa datang menjemputnya. Tatapan mata Yool seakan-akan penuh tanya ke In Ho. Ia penasaran dengan orang kepercayaannya ini. Tapi ia berusaha untuk bersikap biasa dan tetap percaya pada In Ho. Sementara In Ho, sepertinya ia merasa tak enak hati.
Yool bicara berdua dengan In Ho di ruangannya. "Apa kau tahu kenapa aku memilihmu sebagai Ketua penanggung jawab tugas Perdana mentri?" tanya Yool. In Ho diam, ia juga ingin tahu alasannya. "Matamu." ucap Yool. "Karena matamu sangat jernih. Aku ingin tahu apakah ketika aku seusiamu aku juga memiliki mata sejernih itu. Aku merasa iri. Karena itulah aku memilihmu." In Ho tak mengerti kenapa Yool tiba-tiba membicarakan ini. Yool berkata bahwa orang yang memiliki mata sejernih itu tak bisa menyembunyikan lukanya. "Semua tersirat jelas dalam matamu. Sejujurnya aku tak tahu luka seperti apa yang kau simpan dalam hatimu. Tetapi, aku harap kau bisa tersenyum sekarang. Aku harap kau bahagia. Sebenarnya, seseorang pernah mengatakan ini padaku. 'Kau bisa tersenyum, kau berhak merasa bahagia' Ketika mendengarnya hatiku merasa lega. Karena itu aku ingin mengatakannya padamu. Aku percaya padamu dan aku ingin mengatakan bahwa kau berhak merasa bahagia."
In Ho keluar dari ruangan Yool dengan langkah lunglai. Ia merasa bersalah dengan perasaan dendamnya selama ini pada Yool. Tanpa terasa air matanya mengalir di pipinya.
Da Jung sudah berpakaian rapi bersiap akan pergi. "Jika kami benar-benar menikah berarti aku akan menjadi ibu bagi anak-anak. Apa aku bisa melakukannya dengan baik ya?"
Na Ra dan Woo Ri masuk ke rumah sekembalinya mereka dari gereja. Na Ra menangis keras. Da Jung heran kenapa Nara menangis begitu. Nara tak menjawab tangisannya malah semakin keras. Ia masuk ke kamarnya. Da Jung bertanya pada Woo Ri apa yang terjadi dengan Nara. Woo Ri mengatakan itu karena Han Tae Woong yang di gereja. "Nara seperti itu karena Tae woong akan masuk sekolah seminari." Da Jung heran, "sekolah seminari? Apa itu berati dia akan menjadi pendeta?" Woo Ri membenarkan, "Karena Tae Woong, semua gadis di gereja bersedih dan menangis." Da Jung merasa kalau Nara pasti sangat kecwa. Apa yang harus mereka lakukan untuk menghibur Nara. Woo Ri kemudian menyampaikan kalau ketika ia dan Nara kembali dari gereja ada sesuatu yang aneh. "Tapi ini mungkin perasaanku saja, sepertinya ada seseorang yang mengikuti kami." Da JUng tekejut siapa yang mengikuti. Woo Ri berkata kalau itu sepertinya hanya perasaannya saja. Da Jung tak bisa mengabaikan ini mengingat insiden penusukan Yool. Ia meminta Woo Ri lebih berhati-hati. Ia juga meminta Woo Ri tetap berada di rumah sementara dirinya akan menjemput Man Se.
Hye Joo dan In Ho bertemu di restouran. In Ho benar-benar terkejut, ia ingin mengucapkan salam perpisahan ketika mendengar Hye Joo akan pergi berlibur. Ia tak menyangka kalau Hye Joo akan bekerja untuk Park Joon Ki. Hye Joo berkata kalau ia melakukan itu karena In Ho. "Kang Soo Ho, Psikiater-nya Na Young, dia kakakmu, kan?" In Ho terkejut, bagaimana kau ?
Hye Joo: "Kakakmu, apa kau berpikir bahwa Perdana mentri yang menyebabkan keadaannya seperti itu? Karena itukah kau mengawasinya dengan membentuk fans club. Dan kau juga mengajukan diri sebagai ketua penanggung jawab tugasnya. Apa kau juga menjadi mata-mata untuk Park Joon Ki? Berapa lama lagi kau akan menyembunyikannya?"
Di TK. Man Se dan teman-temannya bermain sepak bola. Ada seseorang yang memperhatikan Man Se. Park Na Young, dia melihat Man Se dengan tatapan sedih. Sedih karena harus melihat dari jauh putra kandung yang setelah sekian lama ditinggalkannya. Bola itu menggelinding hingga ke kaki Na Young. Man Se berlari mengejar untuk mengambilnya. Na Young memberikan bola itu pada Man Se. Man Se mengucapkan terima kasih dengan sopan. "Ahjumma kau datang lagi?" sahut Man Se ketika melihat wajah Na Young. Na Young heran apa Man Se tahu siapa dirinya. Man Se menjawab ya, "ahjumma kau sering datang kesini. Aku melihatmu selalu berdiri disini. Ahjumma, kau ini ibunya siapa?" Mata Na Young penuh air mata akhirnya bisa mengobrol langsung dengan putra bungsunya. "Aku kau tak mengenalku, Man Se." Man Se terkejut Na Young mengetahui namanya. Na Young menjawab tentu saja, "Kau itu Kwon Man Se."
Yool sampai di gereja. Ia berdiri menatap depan meyakini apa yang menjadi keputusannya.
Na Young menangis menatap Man Se. Man Se heran kenapa wanita yang ada di depannya ini menangis. "Kenapa menangis? Apa kau lapar?" Na Young mengusap air matanya menjawab ya, ia menangis karena lapar.
Man Se: "Ahjumma-ku bilang kita harus memeluk orang yang sedang lapar. Katanya dengan begitu dia tak akan merasa lapar lagi."
Na Young: "Ahjumma yang mengatakan itu pasti sangat baik."
Man Se: "Ya, dia juga cantik. Aku sangat menyukainya."
Dengan tangan gemetaran Na Young berusaha menggenggam tangan putranya. Air matanya terus mengalir.
Da Jung sampai di TK Man Se, ia memanggil Man Se. Mendengar panggilan Da Jung, Man Se langsung berseru kalau itu ahjumma-nya datang. Ia langsung berlari dan memeluk Da Jung. Da Jung bertemu pandang dengan Na Young. Ia terkejut. Na Young pun sama terkejutnya. Tanpa pikir panjang Na Young segera pergi dari sana. Da Jung yang terkejut meminta Man Se tetap berada disini. Ia pun mengejar Na Young. Na Young sembunyi dari kejaran Da Jung. Da Jung celingukan kesana kemari mencari keberadaan Na Young yang dengan cepat menghilang dari pandangannya. "Dia itu almarhumah istri perdana menteri. Itu pasti dia."
Di gereja, Yool membuka kotak kecil berisi cincin. Ia tersenyum menatap cincin itu.
Kembali ke In Ho dan Hye Joo. Hye Joo berkata kalau ia tak akan memberitahukan ini pada PM karena ia mengerti bahwa In Ho pasti tak punya pilihan selain melakukan itu, akan tetapi bukan seperti ini caranya. In Ho berkata kalau ia sendiri yang akan mengurusnya. Ia harap Hye Joo memberinya sedikit waktu. Ponsel In Ho berdering telepon dari Da Jung. Da Jung mengatakan pada In Ho bahwa ia melihat almarhumah istri PM. In Ho terkejut mendengarnya. Da Jung yang masih terkejut mengatakan pada In Ho kalau istri PM masih hidup. In Ho berusaha menjawab tak percaya, "Bagaimana mungkin kau melihat Park Na Young? Tidak mungkin. Kau pasti salah lihat."
Mendengar nama Na Young disebut Hye Joo terkejut. Da Jung meyakini bahwa ia benar-benar melihat istri Yool. "Aku benar-benar melihatnya dengan mata kepalaku sendiri." In Ho mulai panik ia bertanya dimana Da Jung sekarang. Ia akan menemui Da Jung. Da Jung kembali menegaskan bahwa ia benar-benar melihat istri Yool.
In Ho akan pergi ke tempat Da Jung berada tapi Hye Joo menahannya. "Apa maksud perkataamu? Apa maksudmu Nam Da Jung melihat Na Young? Katakan padaku!"
In Ho menatap Hye Joo, "Park Na Young, dia masih hidup." Hye Joo tersentak kaget, matanya membesar.
Yool memandangi cincin yang akan ia berikan pada Da Jung. Ia yang menanti lama gelisah karena Da Jung tak kunjung datang. Seseorang yang ditunggu pun membuka pintu gereja. Yool tersenyum senang dan melihat Da Jung yang baru saja datang. Dengan langkah lemas Da Jung berjalan menghampiri Yool. Yool yang melihat ada kesedihan di wajah Da Jung menatapnya heran, kenapa Da Jung jadi sedih seperti itu. Da Jung sampai di depan Yool, matanya berkaca-kaca. Ia hampir menangis, "Perdana menteri!" sebutnya dengan nada sedih. Perlahan Da Jung mendekati Yool dan menjatuhkan diri ke pelukan Yool. Yool menahan tubuh Da Jung hingga membuat cincin yang di pegangnya jatuh mengelinding ke lantai. Ia tak mengerti kenapa tiba-tiba Da Jung seperti ini. Da Jung menangis tersedu-sedu di pelukan Yool.
Melihat wajah Da Jung yang sedih Yool pun bingung, wajah yang tadinya gembira terlihat mematung kaget melihat Da Jung yang sedih menghampirinya. Da Jung refleks langsung memeluk Yool, Yool yang kaget bingung dengan perubahan sikap Da Jung yang tidak disangkanya tanpa sengaja menjatuhkan cincin yang akan Ia berikan pada Da Jung, Yool terlalu kaget melihat Da Jung yang tiba tiba murung. Da Jung tidak mengatakan apa apa tentang apa yang ia lihat hari ini, Da jung hanya terlihat lebih tenang saat mengembalikan sapu tangan pada Yool. Da Jung minta maaf pada Yool karna sudah membuat Yool susah. Yool tersenyum, Ia bilang kalau tidak ada alasan untuk minta maaf, justru ia yang berfikiran pendek, jika Da jung menikah dengannya maka bukanlah hal yang mudah untuk Da jung menjadi istrinya karna Da jung harus menjadi seorang ibu dari anak-anaknya. Jadi hal itu alami jika Da Jung merasakan hal itu. Yool lalu bilang kalau pernikahan mereka yang sebenarnya akan segera dilaksanakan tapi Da Jung harus berjanji dulu padanya, Da Jung tidak boleh menangis lagi. Da Jung yang mendengar hal itu tersenyum begitu pula Yool. "Nona Nam Da Jung, apa kau akan terus menangis seperti ini setiap kali kita menikah, eh?" seru Yool bergurau pada Da Jung. Yool kemudian mengajak Da Jung untuk pulang tapi kemudian Yool teringat, ah, iya cincinnya?
In ho dan Hye Joo terlihat bertengkar di jalan, Hye Joo ingin mengatakan pada Yool kalau Na young masih hidup tapi In ho melarang. Hye Joo yang mendengar hal itu terlihat sangat kesal, Ia kesal pada In ho yang tidak mengijinkannya mengatakan pada Yool padahal yang Ia ingin ungkapkan bukan orang lain melainkan istri Yool sendiri Na young. Tanpa peduli pada In ho, Hye Joo berusaha untuk pergi dari sana, belum lama Hye Joo melangkah In ho langsung bilang, apa Hye Joo akan tetap mengatakannya walaupun nona Park Na young sendiri yang tidak ingin kembali? Langkah kaki Hye Joo terhenti Ia menoleh kearah In ho. In ho kemudian bilang apa Hye Joo tidak bisa berfikir mengapa Ia bersembunyi selama ini? Dia tidak pernah muncul karna memang dia tidak menginginkannya. Setelah mengetahui hal itu apa untungnya dengan mengatakan hal ini pada PM? "Ketua Seo, benar kau ada disisi Park Joon ki untuk membantu PM kan? Kalau memang iya, kau hanya perlu tau apa yang akan Joon ki lakukan pada PM, itulah alasan mengapa kau memintaku untuk ikut juga."
"Jadi? Apa yang harus kita lakukan dengan hal ini?" seru Hye joo.
"Saat PM mengetahui bahwa nona Park Na young masih hidup, apa kau pikir dia akan membiarkannya saja?"
"Apa kau pernah berfikir bagaimana fatalnya kejadian ini jika kebenaran terungkap dan semua orang mengetahuinya?"
"Mengapa tidak ada seorangpun yang peduli tentang perasaaan PM jika Ia mengetahui hal ini?" bentak In ho.
Hye Joo yang diperlakukan seperti itu marah, "Ketua Kang!"
"Ini semua akan baik-baik saja jika kau dan aku tetap diam, aku akan berbicara pada Da Jung."
Hye Joo tetep ngotot kalau Ia tidak boleh membiarkan hal ini begitu saja. Hye Joo dengan berapi-api bilang kalau In ho adalah orang yang hanya memikirkan tentang Da Jung, Ia tidak tertarik untuk bergabung dengan cerita cinta sejati menyedihkan In ho. In ho lalu bilang memang benar jika Ia hanyalah orang yang selalu memikirkan Da Jung tapi kekhawatirannya terhadap karir politik Yool dimasa yang akan datang juga bukan hanya omong kosong. Hye Joo yang mendengar hal itu tertegun sementara itu In ho bilang kalau itu semua tergantung pilihan Hye Joo.
Yool dan Da Jung masih berada di gereja, mereka masih mencari cincin yang Yool jatuhkan tanpa sengaja tadi. Yool bilang pada Da Jung untuk duduk saja, biar ia yang mencarinya. Da Jung bilang kalau Ia juga harus mencarinya itu kan cincin yang akan yool berikan padanya. Da Jung kemudian menyuruh Yool untuk mencarinya di bagian depan. Saat Da Jung mencari disela-sela kursi digereja itu Da Jung menemukan cincin itu, lama Da Jung melihat cincin yang sekarang sudah ada digenggamannya, Da Jung tampak sedih. Da Jung segera menyembunyikan cincin itu saat Yool tanya apa Da Jung mendapatkan cincin itu, Da Jung menjawab kalau Ia belum menemukan cincin itu.
Sementara itu Hye Joo masih tetep keukehhh untuk mengatakan hal itu pada Yool bahkan sekarang Ia sudah ada di ruang tamu Yool. Woo ri menghampiri Hye Joo Ia bilang kalau ayahnya akan segera sampai, Woo ri lalu menawarkan Hye Joo ingin minum apa. Hye Joo bilang kalau Ia akan menemui Yool diluar saja jika Yool sudah berada di dekat sini, Hye Joo kemudian berdiri, Ia menghampiri Woo ri. Hye Joo bilang kalau sekarang Woo ri sangat tinggi, mendengar hal itu Woo ri langsung tersenyum Ia bilang kalau waktu itu, Ia pernah bilangkan kalau Ia akan lebih tinggi dari Hye Joo. Hye Joo tertawa mendengar hal itu, Ia lalu bilang kalau Woo ri sekarang sudah dewasa, Ia sudah pada semester terakhir sekolah menengah, padahal kalau di ingat waktu kecil Woo ri itu bayi yang cengeng. Woo ri yang mendengar hal Itu lalu bilang kalau Ia tentu saja ingat hal itu, waktu itu Ia terus menangis karna merindukan ibunya. Raut wajah Hye Joo berubah sedih Hye Joo lalu tanya apa Woo ri sekarang tidak merindukan ibunya lagi? Woo ri diam sesaat Ia lalu bilang kalau Ia tentu saja merindukan ibunya, Woo ri lalu tersenyum Ia bilang kalau sekarang walaupun Ia merindukan ibunya Ia tidak akan menangis lagi.
Yool terlihat kecewa karna tidak menemukan cincin mereka, Yool bilang kalau hal ini begitu mengganggunya. Da jung yang mendengar hal itu bilang kalau mereka sudah berusaha mencarinya, dan lagi kalau mereka terus mencari cincin itu semuanya akan kacau, kan Yool akan kerja besok. Yool bilang kalau ia tetap saja merasa terganggu, Da jung lalu menghibur Yool kalau ia akan kembali kesana besok dan menemukan cincin itu jadi Yool tidak perlu khawatir.
Hye joo akhirnya bertemu dengan Yool, Yool yang masih bersama Da jung tanya apa yang membawa Hye joo kesini. Hye joo bilang kalau ada sesuatu yang ingin ia katakan pada Yool, Yool tanya apa itu. Hye joo melirik Da jung ia bilang kalau ada sesuatu yang gawat yang harus ia katakan. Da jung yang tau akan posisinya mengundurkan diri dari sana, ia bilang kalau ia akan masuk duluan. Da jung terus memegangi cincin yang ia dan Yool cari sedari tadi, Da jung berbicara pada dirinya sendiri mengapa ia tidak memberitahu Yool bahwa ia sudah menemukan cincin itu. Da jung melihat Man Se yang tertidur, Da jung lalu menulis sesuatu di buku hariannya, Dia masih hidup, hari ini aku bertemu dengan istri PM yang aku pikir sudah meninggal, dia benar-benar masih hidup.
Yool berada di Blue House bersama presiden, mereka sedang membahas tentang korupsi Myung Shim Grup, dari arah pembicaraan mereka terlihat bahwa sekarang presiden tidak lagi memihak pada Yool, presiden bahkan menyuruh Yool untuk tidak melanjutkan lagi tindakan-tindakan yang dilakukan Yool untuk memberantas korupsi. Presiden secara halus bilang kalau sepertinya mereka berdua tidak bisa lagi untuk jalan bersama, jika Yool terus ngotot dengan apa yang Yool kerjakan sekarang ia tidak yakin akan bisa terus bersama Yool. Yool yang tau maksud pembicaraan presiden kaget, ia kaget melihat perubahan presiden. Pintu di ketuk dan ternyata itu adalah Joon Ki, Joon Ki yang melihat ada Yool disana bilang kalau ia akan kembali lagi dilain waktu karna presiden tampaknya sedang berada di pertengahan pembicaraan. Yool berdiri ia lalu bilang kalau mereka sudah selesai, Yool mengatakan hal itu sambil melihat Joon Ki.
In ho bertemu Hye joo di depan Blue House, In Ho bilang kalau Hye Joo belum mengatakan kepada PM tentang Na Young, Hye Joo lalu bilang kalau kemarin ia sudah ke rumah dinas Yool dan ingin mengatakan semuanya tapi ternyata ia tidak bisa melakukan hal itu dan lagi setelah ia mendengar pendapat In ho tentang masa depan karir politik Yool, Hye joo rasa In ho memang benar. In Ho yang mendengar hal itu lalu tanya apa ini artinya Hye joo tidak akan mengatakan hal itu juga di masa yang akan datang? Hye Joo mengangguk ia bilang kalau ia tidak akan mengatakannya, ia akan mengatakannya setelah Yool menyelesaikan masa jabatannya sebagai Perdana Mentri, jadi ketika itu In Ho tidak akan berniat untuk menghalanginya kan? setelah mengatakan hal itu Hye joo pun pergi.
Yool yang baru saja keluar dari Blue House menghampiri In Ho, Yool lalu tanya pada In Ho bukankah itu Hye joo, apa Hye mengatakan sesuatu yag buruk pada In ho? tanya Yool. In ho yang mendengar hal itu hanya tersenyum, ia malah balik tanya ke Yool apa pembicaraan Yool dan president berjalan dengan lancar? Yool yang mendengar hal itu sekarang malah balik tersenyum pada In ho.
President mengeluh pada Joon Ki kalau Yool sudah membuatnya melalui hari-hari yang sulit, Joon Ki yang mendengar hal itu bilang kalau Presiden benar-benar merasa begitu, mereka tinggal menyingkirkan Yool saja. President lalu menanggapi perkataan Joon ki kalau itu tidak seperti mereka dengan mudah menyingkirkan Yool saja, tidak ada sebabnya jika mereka ingin menyingkirkan Yool. Joon Ki yang mendengar hal itu lalu bilang jika memang president ingin mengganti Yool mereka bisa membuat penyebabnya, dengan penyebab itu mereka bisa menyingkirkan Yool. (ow owwww Park Joon ki.....)
Saat Da Jung masuk, Da jung kaget melihat Na Ra yang menangis dan ternyata Na Ra sedang patah hati heheheheehhe, ia bilang ke Da Jung kalau oppa yang ulang tahunnya sama dengannya akan menjadi pendeta, dan itu berarti dia tidak akan bisa menikah dengannya. Da jung yang mendengar hal itu tersenyum Da jung bilang kalau oppa Tae Young pasti sangat mencintai Yesus, Da jung kemudian mengelus-elus rambut Na Ra dengan lembut dan bilang kalau ketika Na Ra nanti tumbuh menjadi wanita yang cantik, maka tidak akan menutup kemungkinan jika oppa Tae Young akan lebih menyukai Na Ra. Na Ra yang mendengar hal itu terlihat tersentuh, Da jung kemudian menghibur Na Ra kalau Na Ra harus makan yang banyak sehingga bisa jadi lebih kuat dan tinggi.
Na Ra, Woo Ri, Man Se dan Da Jung makan bersama di ruang makan, Na Ra terlihat begitu menikmati makanannya. saat makanannya habis Na Ra protes kalau makanan yang dibuat oleh Da Jung ini tidak ada rasanya. Woo Ri yang mendengar kicauan adiknya lalu bilang bagaimana Na Ra bisa mengatakan makanan ini hambar ketika Na Ra sudah menghabiskan 2 mangkuk makanan yang disajikan Da jung. Da jung yang mendengar hal itu hanya tersenyum sementara Na Ra ia hanya memaju-majukan bibirnya saja ketahuan hehehhehehhe. Na Ra dengan tidak bersalah nya lalu bilang walaupun begitu terima kasih makanannya setelah itu ia pergi dan hal itu membuat Woo Ri dan Da Jung tersenyum melihat tingkahnya. Man Se yang sedari tadi diam lalu bilang kalau ia sangat menyukai masakan Da jung, masakan Da jung yang paling jempol dehhhhh, setelah itu Man Se pergi. Woo Ri lalu bilang ke Da Jung kalau Da jung pasti taukan kalau Na ra sangat menyukai Da jung walaupun Na ra sering berkata seperti itu. Da jung yang mendengar hal itu bilang, Na Ra?, Woo Ri kemudian melanjutkan "Gadis itu tidak pernah mengatakan kata "ibu" sejak ibu kami meninggal tapi dia menyebutmu sebagai ibu ketika di gereja, itu berarti dia begitu merasa nyaman dengan mu."
Da jung yang mendengar hal itu hanya diam menatap Woo Ri, Woo Ri lalu tertawa senang "aku juga merasakan hal itu." Mendengar hal itu Da Jung tampak sedih ia kemudian bilang, "Woo Ri ah.......... tidakkah kau................. merindukan ibumu?" Woo Ri yang mendengar hal itu merasa aneh karna setiap orang membicarakan tentang ibunya. Woo Ri kemudian bilang kalau ia tentu saja merindukan ibunya, sangat. "Tapi aku sekrang baik-baik saja, karna aku masih bisa mengingat wajahnya."
"Tapi aku merasa buruk untuk Na Ra dan Man Se. Mereka tidak bisa mengingat wajah ibu."
"Jika memang ibu bisa kembali hidup bersama kami, aku akan melakukan semuanya agar hal itu terjadi tapiii (Woo Ri tersenyum miris) itu tidak akan terjadi bukan?"
Da Jung yang mendengar kan hal itu hanya bisa menatap Woo Ri, hampir menangis.
In ho dan Da Jung janjian bertemu, saat bertemu dengan In ho Da jung terlihat begitu pucat. Da jung tanya terakhir kali saat In Ho berbicara tentang sukarelawan yang merawat kakaknya, itu Park Na Youngkan? In Ho yang mendengar hal itu hanya mengangguk pelan tanpa menjawab, Da Jung kembali bertanya dengan suara lemahnya apa pacar dari kakaknya In ho adalah Park Na Young? dan orang yang ingin In Ho coba balas dendanm adalah Yool, In Ho tau semuanya kan. In Ho mengaku kalau ia memang mengetahui yang sebenarnya tapi seperti yang waktu itu ia katakan, itu semua hanyalah kesalapahaman dan sekarang semuanya sudah terungkap. Da Jung yang mendengar hal itu lalu tersenyum menjawab, "itu karna Park Na Young masih hidup." .......................In Ho diam tidak menjawab
"Ketua Kang, aku ingin bertemu orang itu," seru da jung yakin. In Ho mengerutkan dahinya aneh dengan permintaan Da jung, "mengapa kau ingin bertemu orang itu?"
"Ada.......sesuatu yang harus aku katakan padanya."
"Untuk apa kau bertemu dan berbicara dengannnya?"
"Apa kau ingin membicarakan tentang anak-anak? tentang Perdana Mentri?"
"Apa kau akan berbicara dengannya tentang hal itu, ketika kau bertemu dengannya?"
"Ketua Kang...."
"Da Jung Siii, dengarkan aku baik-baik. Kau tidak boleh bertemu dengan orang itu."
"Sudah jelas, jika kau bertemu dengannya. Kau pasti akan mengubah semua keputusanmu."
Mendnengar hal itu Da jung hanya bisa menunduk, sementara In Ho terus melanjutkan perkataannya, "dia adalah ibu dari anak-anak dan istri dari PM. Semua orang mengira bahwa dia sudah mati, apa menurutmu dia tidak kejam?"
"Aku seharusnya mengembalikan posisi orang itu, kau akan berfikir seperti itukan?"
Da Jung diam saja hampir menangis mendengar hal itu, "jadi, Da Jung siii, kau tidak boleh bertemu orang itu. Aku fikir tidak seharusnya kau bertemu orang itu." Da Jung yang hampir menangis lalu bilang ke In Ho ia tau kalau In Ho mengkhawatirkan dirinya, "tapi Ketua Kang. Dia adalah seorang ibu, bukan orang lain ibu mereka sendiri."
"Ibuku meninggal ketika aku masih muda, jadi aku tau bagaimana perasaan mereka." Da Jung kemudian seperti masuk ke dalam ceritanya sendiri, ia bilang "Bagaimana mereka ingin melihat wajah ibu mereka dan bagaimana mereka tidak bisa mengatakan kalau mereka merindukan ibu mereka, aku tau bagaimana sedihnya merasakan hal itu."
"Aku tau bagaimana perasaan mereka jadi aku tidak bisa tidak memperdulikannya." Da jung tidak bisa lagi menahan tangisnya, "jika saja ibunya bisa hidup kembali. Woo Ri, dia akan melakukan apapun untuk mewujudkannya hal itu jadi aku tidak bisa mengabaikan hal itu."
"Lalu bagaimana denganmu?"
"Apa yang akan dilakukan Da jung siii?"
"Tidakkah..... kau ingin bahagia bersama Perdana Mentri?" mendengar hal itu Da jung hanya bisa diam, tidak menjawab. Da jung berjalan sendirian, ia kembali mengingat kata-kata Woo Ri padanya... jika ibuku bisa kembali hidup, aku akan melakukan semuanya tapi itu tidak mungkin kan. Aku kasihan pada Na Ra dan Man Se, mereka tidak bisa mengingat wajah ibu mereka. Da jung juga ingat kata-kata yang In Ho katakan padanya.. seseorang yang semua orang fikir ia sudah meninggal akhirnya kembali hidup. "Aku harus mengembalikan posisi ini kembali padanya," tidakkah dia berfikir seperti itu? Da jung kembali menghentikan langkahnya, tidakkah kau ingin bahagia dengan Perdana mentri?"
Joon Ki merencanakan sesuatu untuk Yool, Joon Ki ingin mengadakan pesta yang tujuannya untuk menjatuhkan Yool. Joon Ki lalu meminta Sek. Bae untuk mengundang President terlebih dahulu, semua itu dilakukan untuk kelancaran rencana mereka. Sek. Bae yang mendengar hal itu mengangguk mengerti, Sek. Bae lalu bilang kalau ia mengecek latar belakang Sek. Seo, karna selama Sek. Seo berada dipihak mereka, Sek. Seo selalu menyusahkannya. Joon Ki yang mendengar hal itu segera menghentikan aktifitasnya. Joon Ki tampak marah karna Sek. Bae melakukan hal itu tanpa ia suruh dan ketahui. Sek. Bae tidak terpengaruh terhadap ketidak sukaan Joon ki tentang apa yang ia lakukan sekarang. Sek. Bae meminta Joon ki untuk mendengar apa yang akan ia katakan tentang Sek. Seo meskipun Joon Ki tidak ingin mendengarnya. Sek. Bae melapor kalau Sek. Seo bertemu In ho kemarin dan setiap malam ia juga pergi kerumah Perdana Mentri Yool, apakah orang seperti itu bisa kita percaya? seru Sek. Bae berusaha meyakinkan Joon Ki. Joon Ki yang mendengar hal itu terdiam lalu muncul Hye Joo dari arah pintu. Hye Joo mengingatkan Joon ki bahwa mereka harus menghadiri sebuah rapat, setelah mengatakan hal itu Hye Joo keluar. Joon ki yang sedari tadi diam lalu bilang pada Sek. Bae kalau ia yang akan menangani masalah ini. Joon ki lalu meminta Sek. Bae untuk kembali memeriksa tentang kecelakaan adiknya, Sek. Bae harus melakukannya dengan cepat. Saat dimobil menuju rapat Hye joo membicarakan tentang rapat yang akan dihadiri Joon ki tapi Joon ki malah tanya mengapa Hye joo kemarin cepat pulang saat sedang bekerja, apa sedang terjadi sesuatu? Hye joo yang mendengar hal itu langsung menjawab kalau tidak ada apa-apa, ia hanya merasa tidak enak badan tapi setelah ia istirahat kemarin, ia sudah merasa mendingan. Joon ki yang mendengar hal itu terlihat bingung menganalisis apa yang di katakan Hye joo benar atau tidak.
Yool menelpon Da jung saat sedang menunggu mobilnya, Yool tanya apa Da jung sedang berada diluar karna di telpon terdengar bising sekali. Da jung yang mendengar hal itu gugup karna ia sendiri sekarang memang benar berada diluar, lebih tepatnya ia berada di dekat gedung tempat Yool berdiri. Da Jung menjawab kalau ia memang benar sedang berada diluar, ia sedang bersama teman-temannya. Yool yang mendnengar hal itu lalu bilang kalau begitu Da jung sudah lama tidak keluar jadi Da jung bisa pulang telat hari ini. Da jung yang mendengar hal itu bilang kalau ia akan pulang secepatnya tapi Yool bilang lagi kalau Da jung tidak perlu melakukan hal itu, ia mengijinkan Da jung untuk pulang terlambat dan Da jung juga boleh untuk minum alkohol. Da jung akhirnya tidak bisa membantah lagi ia bilang kalau ia akan melakukannya lalu mematikan telpon. Setelah menutup telpon itu Da jung kebingungan sendiri karna sudah berbohong pada Yool. Sementara itu dari arah belakang terdengar suara seseorang yang sepertinya mengenali Da jung. "Ohhhh siapa ini? ini adalah orang yang sering sekali aku lihat dirumah," seru Yool yang berpura pura tidak mengenal Da jung.hehehhehehehe Yool bisa juga ya becanda, kekkkekkkeke.
Yool dan Da jung makan di kedai pinggir jalan, Yool tanya mengapa Da jung berbohong padanya tadi padahal Da jungkan ingin melihat dirinya kan. Da jung yang mendengar hal itu tertawa dengan aneh ia bilang ia pikir Yool pasti sibuk makanya ia berbohong. Yool yang mendengar hal itu seperti mencium sesuatu ia kembali bertanya pada Da jung, apa Da Jung datang bukan karna ada alasan yang lainnya. Da jung tertawa aneh lagi ia lalu berusaha mengalihkan pembicaraan dengan menyuruh Yool untuk memakan makanan yang ada didepan mereka. Yool bukannya merespon perkataan Da jung, Yool malah bilang apa mereka seharusnya pindah ketempat makan yang lebih baik, secara inikan sudah lama semenjak mereka keluar untuk makan. Mendengar hal itu Da jung bilang kalau kedai ini adalah gayanya, jauh dari kesan mewah. Da Jung kemudian menatap Yool ia lalu bilang kalau ini ada kali pertama ia makan bersama Yool di kedai tenda. Da jung lalu terlihat sedih karna kalau dipikir pikir tidak banyak hal yang sudah ia lakukan dengan Yool. Mereka tidak pernah nonton bersama, belanja bersama ataupun menerima bunga seperti wanita kebanyakan, bahkan Yool selalu memanggilnya dengan sebutan Da jung sii, Yool tidak pernah memanggilnya dengan namanya sendri. "Kita bahkan tidak pernah berpegangan tangan ketika berjalan-jalan dan mengantarkan aku pulang dan perasaan tidak mau berpisah."
"Kita bahkan tidak pernah benar-benar melakukan kencan seperti itu dan langsung menikah."
Yool yang sedari tadi mendengarkan hanya menatap Da jung, Yool kemudian bilang kalau semua yang dikatakan oleh Da jung benar, itulah yang terjadi. Yool tampak berfikir ia lalu bilang "kalau begitu mari kita lakukan mulai sekarang."
"Meskipun aku tidak bisa mengantarmu pulang dan merasakan rasa sedih jika berpisah. Kita masih bisa pergi nonton dan berbelanja bersama."
"Kau bisa melakukan apa saja yang ingin kau lakukan mulai sekarang."
Da jung tersenyum menatap Yool, Yool kemudian bilang ke Da jung, "Kita bisa melakukannya secara perlahan-lahan, satu demi satu. aku akan mencoba sekeras yang aku bisa."
"Kita punya banyak waktu untuk bersama-sama." Da Jung yang mendengar hal itu lalu bilang , "bagaimana jika kita tidak mempunyai banyak waktu?"
"Bagaimana jika kita harus segera berpisah?"
Ditempatnya Na Young tampak bingung setelah diberitahu In Ho kalau Da jung ingin bertemu dengannya. Ditempat lain Da jung dan Yool sedang berjalan-jalan bersama sambil berbincang, Da jung sambil bergurau kembali bertanya pada Yool tentang pertanyaannya dikedai tadi bagaimana jika mereka tidak mempunyai waktu banyak dan harus segera berpisah, bagaimana jika ia pergi besok? (ow owwww da jung udah ambil ancang ancang nie).
Yool yang di sodori pertanyaan seperti itu akhirnya tanya, apa ia harus menjawab pertanyaan-pertanyaan Da jung itu. Da Jung menjawab kalau Yool, iya. Yool kemudian menjawab, "kalau begitu, aku harus menghentikan waktu sehingga hari itu tidak akan datang."
Yool yang tidak menyadari apa yang sebenarnya maksud Da jung menanyakan hal itu terus berfikir tentang jawaban Da jung dan Yool kembali menjawab dengan gurauan sambil tertawa, "lalu, apakah aku harus merusak semua jam yang ada didunia?" Da jung yang mendengar hal itu terlihat kesal, "PM, apa kau sedang melucon(bercanda) denganku sekarang?" Mendengar hal itu Yool menjawab dengan enteng, "bukankah pertanyaan Nam Da jung sii juga sebuah lelucon?"
"Dan lagi, Nam Da Jung sii, kau hanya boleh menggunakan prase "bagaimana jika" untuk hal yang positif dan baik." Yool lalu berusaha menenangkan Da jung, "kita tidak akan pernah berpisah, jadi jangan khawatir Nam Da jung sii," setelah mengatakan hal itu Yool pun kembali berjalan sementara Da jung masih tetap berada di tempatnya terpaku dengan perkataan Yool. Yool menoleh ke belakang dan melihat Da jung masih terdiam ditempat, Yool kemudian memanggil Da jung, "Da jung sii."
Da Jung yang dipanggil seperti itu menoleh kearah Yool, Da jung menatap penuh arti pada Yool kemudian bilang, "Perdana Mentri................. bisakah kita melarikan diri?"
Yool yang mendengar hal itu tertawa, Yool lalu langsung melihat kearah belakang Da jung dan melihat para bodyguard-bodyguard mereka, "kau ingin melarikan diri dari para pengawal lagi?"
"Kita tidak bisa pergi jauh dan lagi jika kita bisa pergi menjauh pada akhirnya kita tetap akan kembali lagi, benar kan?"
Mendnengar hal itu Da jung tersenyum tipis ia lalu menjawab kalau sepertinya memang seperti itu. Da jung kemudian tampak memikirkan sesuatu, raut wajah nya terlihat sedih lalu senyum mengembang keluar dari wajah Da jung dengan ceria ia bilang, baiklah kalau begitu ayo kita pergi. Da jung bergerak akan menghampiri Da jung tapi langkahnya terhenti ketika Yool berkata untuk Da jung tetap berada ditempatnya. Dengan wajah serius Yool bilang, "jangan bergerak, tetaplah berada disana" karna sekarang Yool yang akan menghampiri Da jung. Da Jung terdiam tetap ditempatnya sementara Yool terus menatap Da jung sambil terus berjalan menghampiri Da jung, "selangkah demi selangkah" Yool menghentikan langkahnya didekat Da jung lalu bilang "kemudian.... (yool kembali melangkahkan kakinya lebih dekat pada da jung) satu langkah lagi seperti ini," Yool tepat berada di depan Da jung sementara Da jung ia terlihat tersentuh. Yool kemudian mengulurkan tangannya pada Da jung, Da jung yang melihat hal itu ikut mengulurkan tangannya juga, tangan mereka saling mengenggam.
Hye Joo berada diruang kerja Joon ki, Hye Joo memberitahu jika besok Joon Ki ada rapat dengan para anggota yang menentang mediasi. Setelah mengatakan hal itu Hye Joo tanya kalau ia mendengar rumor yang mengatakan tentang usulan pemecatan PM, apa itu benar. Joon Ki yang sudah sedikit curiga pada Hye Joo berusaha mencari tau benar atau tidak kecurigaannya tersebut dengan berpura-pura tidak tau kalau ada hal seperti itu, ia bilang ke Hye Joo jika memang ada proposal yang ingin mengusulkan pemecatan bagi PM Yool tidak mungkin ia tidak tau. Sek. Bae masuk keruangan dan memberikan dokument yang diminta Joon ki padanya, Joon Ki yang melihat hal itu seperti ingin membukanya tapi hal itu ia urungkan ketika ia melirik kearah Hye joo yang juga sedang melirik kearah apa yang ia pegang. Joon Ki lalu mengurungkan niatnya dan menaruh dokument itu dilaci meja.
In Ho dan Hye Joo bertemu, saat bertemu Hye Joo tanya ada apa In Ho mengajaknya keluar untuk minum, setelah melihat raut wajah In ho yang gelap Hye Joo lalu bilang kalau ini pasti masalah Da Jung. Hye Joo kemudian bergurau kalau memberikan nasehat cinta pada seorang laki-laki yang ditolak tidaklah sulit. Mendengar hal itu In Ho tersenyum kecut, ia lalu bilang pada Hye Joo bukan seperti itu tapi Da Jung ingin bertemu dengan Na Young. Mendengar hal itu secara otomatis Hye Joo menghentikan minumnya kaget, sementara In Ho terus berbicara kalau ia setuju untuk membantu Da jung. Hye Joo yang mendengar hal itu bilang, apa In ho tidak salah dengan mengatakan hal seperti itu?, Hye Joo terlihat marah karna In Ho tidak menepati janjinya untuk menyembunyikan hal ini dari orang lain termasuk Da jung bahwa Na Young masih hidup. In Ho yang mendengar hal itu lalu bilang kalau ia juga berfikir seperti itu tapi dia tidak bisa mengubah pikiran Da jung untuk tidak bertemu dengan Na Young. Mendengar hal itu Hye Joo tambah marah, apa In ho yakin tidak bisa mengubah arah pikiran Da jung, setelah Na Young onnie kembali, jika PM dan Da Jung bercerai, apakah kau berharap ia akan datang kepadamu dan menangis?, itu kan yang kau fikirkan? seru Hye Joo marah.
"SEKERTARIS SEO!!" seru In Ho keras
Hye Joo berusaha mengatur nafasnya ia minta maaf, ia tidak bermaksud mengatakan hal itu tadi. "Sebenarnya, aku juga merindukan Na Young onnie, tapi ketika aku melihat onnie, aku takut, aku mungkin ragu mengapa aku menyembunyikan hal ini."
"Tapi jika hari ini Nam Da jung sii bertemu dengannya, apa yang akan terjadi? In Ho menghela nafas, "dia berkata kalau dia ingin mengembalikan posisi itu." Hye Joo kaget, "Nam Da Jung Sii mengatakan hal itu?"
"Tetapi lebih dari itu, ada sesuatu hal yang lebih penting. Aku menerima telpon dari kantor polisi"
"Kecelakaan mobil kakakku, mereka akan membuka dan menyelidikinya kembali."
"Ini terlihat seperti Park Joon Ki, orang itu, adalah satu-satunya orang yang bisa melakukan hal ini."
"Sunbae yang melakukannya?"
"Orang itu, seberapa banyak ia mengetahui tentang hal ini, kita harus mengetahuinya" seru In Ho.
Hye Joo yang mendengar hal itu lantas bilang kalau ia yang akan mencoba mengeceknya. Hye Joo masuk keruang kerja Joon Ki secara diam-diam, Hye Joo langsung menuju tempat Joon Ki menyimpan dokument yang ia lihat tadi, tapi ketika ia mencari dokumen itu ternyata dokumen itu tidak ada dan tappppppp lampu kantor Joon Ki tiba-tiba menyala, tidak perlu diragukan lagi itu Joon Ki. Joon Ki memergoki Hye Joo berada di ruangannya, dengan memegang dokumen yang Hye Joo cari, Joon ki terus berbicara pada Hye Joo. Ia tidak menyangka kalau Hye Joo sampai melakukan hal ini padanya, dengan terus bertemu dengan in ho dan datang ketempat Yool. Joon Ki terlihat kecewa karna ia mencoba percaya pada Hye joo tapi Hye joo malah melakukan hal ini padanya. Hye Joo berusaha menjelaskannya pada Joon ki tapi kemudian Joon Ki memberikan dokumen yang ingin Hye joo lihat, Joon ki meminta Hye joo untuk melihatnya. Hye joo kaget ketika melihat isi dokumen tersebut yang menyatakan bahwa itu adalah proposal untuk pemecatan PM Yool. Joon Ki menjelaskan kalau ia tidak hanya akan melakukan hal itu pada Yool tapi hari dimana Yool dipecat ia juga akan mengungkapkan tentang penyebab kecelakaan adiknya. Tapi karna sekarang Hye joo sudah mengetahuinya maka ia akan memundurkan waktunya lebih lama.
Setelah mengatakan hal itu Joon Ki segera merebut dokumen itu dari tangan Hye joo lalu segera pergi. Hye Joo berusaha mengejar Joon Ki, saat diluar Hye Joo bilang kalau Joon Ki tidak bisa melakukan hal ini. Joon Ki yang sudah terlalu marah bilang mengapa ia tidak bisa melakukan hal ini, Yool saja tega membuat adiknya menderita. Mendengar hal itu Hye Joo masih tetap berusaha mencegah Joon Ki, ia bilang kalau sebenarnya Joon Ki taukan kalau Yool bukanlah orang yang seperti itu. Mendengar hal itu Joon Ki lalu bilang siapa yang tau tentang hal itu, mereka akan tau kebenarannya setelah artikel tentang Yool keluar, jadi lebih baik Hye Joo bersiap-siap untuk segera memberitahu Yool. Setelah mengatakan hal itu Joon ki pergi. Tapi kemudian Hye Joo menghentikannya dengan berteriak kalau Na Young onnie masih hidup. Mendengar hal itu Joon ki langsung menghentikan langkahnya kaget dan langsung menoleh kearah Hye Joo, "apa?"
Sambil menangis Hye Joo kembali bilang kalau Na Young onnie masih hidup.
Saat Da Jung mengunjungi ayahnya, ayah Da jung terlihat pucat sekali, ia terus saja batuk. Da Jung yang baru datang tanya ada apa dengan ayahnya hari ini, mengapa ia terlihat pucat sekali. Ayah da jung yang mendengar hal itu bilang kalau ia tidak ada pilihan selain sakit seperti ini dan lagi kemarin ia habis bermain Go Stop bersama temannya yang berada diruang sebelah dan ia kalah, makanya ia seperti ini. Da Jung membawakan makanan kesukaan ayahnya dan buah-buahan, tapi tampaknya ayah Da jung hari ini tidak berselera makan, ia hanya memakan sedikit makanan yang dibawa oleh Da jung. Da jung yang melihat hal itu heran, ia bilang pada ayahnya kalau ia membawakan makanan ini khusus untuk ayahnya. Ayah Da jung bilang kalau ia sudah makan siang tadi, Da jung yang mendengar hal itu tambah heran, setau dirinya tidak ada orang lain yang akan membawakan makanan untuk ayahnya. Da jung lalu tanya apa ayahnya merasa tidak enak badan? ayah Da jung yang mendengar hal itu bilang kalau ia sudah mengatakannya tadi kan bahwa ia kurang enak badan, perutnya terasa sakit dan pedih, setelah mengatakan hal itu ayah Da jung bilang kalau ia ingin rebahan. Da Jung yang khawatir kembali bertanya apa ayahnya baik-baik saja, ayah Da jung yang mendengar hal itu berusaha menenangkan anaknya kalau ia baik-baik saja, ayah Da jung malah tanya bagaimana dengan Woo Ri, Na Ra dan Man Se, apa mereka baik baik saja? Da Jung yang mendengar hal itu lalu tersenyum ia bilang kalau mereka baik-baik saja, bahkan mereka selalu bertanya kapan kakek mereka datang, supaya mereka bisa membuat masalah lagi, dan mendapatkan ampao. Ayah Da jung lalu bilang walapupun ia jarang bertemu dengan anak-anak Da jung tapi ia selalu dihantui oleh bayangan mereka bertiga, saat ia melihat anak-anak, ia teringat ketika Da jung masih kecil. Da Jung yang tidak mengerti tanya kenapa?, ayah Da jung menjawab kalau Da jung mirip sekali dengan mereka, meskipun Da jung tanpa seorang ibu, Da jung tidak pernah mengatakannya, Da jung malah sering sekali tertawa, selalu membuat onar tapi lebih daripada itu tidak ada yang mengetahui perasaan Da jung yang sebenarnya. Da jung yang mendengar hal itu tersenyum. "Da jung ah.... baik-baiklah pada mereka. Kau harus baik-baik pada mereka, ya?"
Da jung tersenyum, "jangan khawatir ayah, aku akan memperlakukan mereka dengan baik, malahan aku akan memberikan mereka hadiah."
Hadiah? hadiah apa?" seru ayah Da jung penasaran. Bukannya menjawab Da jung hanya tersenyum. Yool yang berada di ruang kerjanya memikirkan tentang perkataan presiden kemarin, yang sudah jelas-jelas melarangnya untuk melanjutkan kembali apa yang ia lakukan sekarang, dan jika Yool masih melakukannya maka presiden tidak berfikir jika ia masih bisa bekerja sama dengan Yool.
Na Ra yang ditingggal sendirian oleh Da jung merasa bosan, ia lalu menghampiri ayahnya dan mengajak ayahnya untuk memasak sesuatu. Yool yang mendengar hal itu bilang kalau ia sedang banyak kerjaan sekarang. Na Ra yang mendengar hal itu lalu bilang, "tentu saja, ayah pasti selalu sibuk. baiklah kalau begitu" seru Na Ra berusaha tidak terlihat kecewa lalu menutup pintu ruang kerja ayahnya. Tapi kemudian Yool mengubah pikirannya, ia lalu memanggil Na Ra lagi. Na Ra yang sudah tau ayahnya bakal menyetujui usulnya membuka pintu itu dengan semangat. Yool mencari Man Se dikamarnya tapi ketika ia membuka pintu kamar Man Se ia tidak menemukan dimana anaknya yang satu itu. Saat melihat kamar Man Se yool malah terlihat tertarik dengan sebuah buku hitam yag ada disana dan ketika ia akan membuka buku itu, Man Se muncul dan mengurungkan niatnya.
In Ho mengantar Da Jung untuk menemui Na Young, Da Jung berterima kasih pada In Ho karna sudah mengantarnya sampai disni, tapi mulai dari sini ia yang akan kesana sendirian. Da Jung yang akan berjalan ketempat Na Young terhenti ketika In Ho memanggilnya, "Nam Da Jung sii, aku akan bertanya padamu untuk yang terakhir kalinya. haruskah kau melakukan hal ini?" sambil tersnyum Dajung menjawab, "ya."
"Aku rasa aku harus bertemu dengannya." Setelah mengatakan hal itu Da jung pergi sementara In ho hanya bisa melihatnya berjalan menjauh. Da Jung dan Na Young akhirnya bertemu, mereka sama-sama melihat satu sama lain. Kedua wanita itu saling diam, membisu sampai akhirnya Na Young yang memulai pembicaraan. Na Young bilang setelah ia mendengar Da jung ingin bertemu dengannya, ia banyak berfikir. Kenapa Da jung ingin bertemu denganya? apa yang ingin Da jung katakan padanya? kalau Da jung merasa takut kalau ia akan muncul didepan anak-anak dan Yool, Da jung tidak perlu menghawatirkan hal itu. Karna ia sama sekali tidak punya pemikiran untuk kembali, Da jung yang mendengar hal itu membantah kalau maksudya bukanlah seperti itu, alasan ia ingin menemui Na Young sangat berbeda dengan apa yang Na Young bayangkan. "Sebenarnya, saat pertama kali aku melihatmu. Aku ingin percaya pasti aku ini salah lihat atau hal itu tidak pernah terjadi."
"Karna............. aku tidak ingin pergi dari sisi PM." Da jung kemudian tersenyum kecut, "tapi, apapun itu, semakin aku pikir, ini tidak benar."
"Kau masih hidup seperti ini....... bagaimana aku bisa melakukannya?"
"Dan juga.... kau adalah ibu dari anak-anak."
"Nyonya aku mohon kembalilah sekarang," pinta Da jung.
Na Young yang mendengar hal itu langsung merespon, "tidak... kalau kau hanya ingin bicara seperti itu, aku akan pergi."
"Aku benar-benar berterima kasih padamu Da jung sii, tapi....... aku akan berpura-pura tidak pernah mendengar perkataanmu tadi."
Setelah mengatakan hal itu Na Young pergi tapi kemudian Da Jung menghentikannya, "anak anak, benar-benar merindukan ibunya."
"Woo Ri rang, Na Ra rang, Man Se gahh... mereka sudah lama menunggu ibunya."
"Untuk alasan inilah, kau harus kembali ketempatmu Nyonya." Setelah mengatakan hal itu Da jung pergi meninggalkan Na Young yang tidak bisa mengatakan apa apa, terdiam.
In Ho menunggu Da jung dengan gelisah. Saat ia melihat Da jung datang kearahnya tanpa basa basi lagi In Ho segera menanyai Da Jung, "apakah pembicaraanmu berjalan dengan baik?" Da Jung yang dtanyai seperti itu mencoba untuk terlihat tegar, "Tentu saja! ah, sekrang aku merasa lebih baik. Karna itu lah sesekali kau harus melepaskan tugasmu." In Ho hanya bisa menatap Da jung dan kembali bertanya, "apa kau baik baik saja?"
"Tentu saja!" sahut Da jung masih berusaha tegar. "Benarkah?" seru In Ho tidak yakin dengan jawaban Da jung. Da Jung yang terus ditanyai seperti itu akhirnya tidak tahan, ia terdiam tidak menjawab, menangis! "Da Jung Sii?" Da Jung tidak bisa menahan tangisnya, "bisakah kau hanya berpura-pura tidak melihat apa-apa?"
Na Young masih berada di taman, ia duduk dan sepertinya kata-kata yang di ucapkan oleh Da jung juga mengena dihatinya. Na Young terlihat menangis, Na Young kembali mengingat kata-kata Da jung, "nyonya.......... aku mohon kembalilah sekarang."
Saat akan pulang In ho tanya apa yang akan dilakukan Da jung sekarang, Da jung menjawab kalau saat ini ia tidak bisa memikirkan apa-apa, ia tidak tau. In Ho lalu meminta maaf pada Da jung karna ia malah menanyakan hal seperti itu pada saat seperti ini pada Da jung. Da jung hanya tersenyum, tidak apa-apa. "Tapi Ketua Kang, PM.... tentang nyonya yang ternyata masih hidup, berapa lama lagi kau akan menyembunyikan rahasia ini?"
"Kalau kau menyembunyikannya seperti ini, bukankah ini berbahaya bagi PM?"seru Da jung khawatir. "Dari sisi kemanusiaan, karakter yang bermasalah disini adalah PM dan anak-anak. Istri yang meninggal ditemukan hidup, jika mereka tau dia masih hidup, dibandingkan orang lain, PM dan anak-anak seharusnya mengetahui hal ini terlebih dahulukan?"
"Tapi dari sisi jabatan PM, akan lebih baik tidak memberitahunya sampai masa jabatannya berakhir."
Setelah mengatakan hal itu lalu In Ho mengajak Da jung untuk masuk kemobilnya, ia akan mengantar Da jung pulang tapi Da jung menolak, Da jung bilang kalau sekarang ia ingin menyendiri.
Na Young pulang dengan pikiran yang kacau, tiba-tiba dari arah belakang ada sebauh mobil yang menghalangi jalannya. Na young kaget ketika melihat orang ayng berada di dalam mobil tersebut keluar, begitu juga sebaliknya. Joon Ki histeris melihat adiknya yang diketahui sudah meninggal, sekarang ada di depan wajahnya, "Na Young ah..."
"Na Young ah... kau kah itu?" seru Joon Ki yang tidak bisa menahan rasa keterkejutannya. Na Young yang juga kaget, tergagap ketika menjawab Joon Ki, "ooo oopaaa"
"Na Young........... kau! bagaimana kau bisa melakukan hal setega ini?"
"Oppa."
"Kalau kau masih hidup seperti ini.... kalau kau masih bisa hidup dan sehat seperti ini.... teganya kau padaku?"
"Bagaimana kau bisa setega ini, teganya kau melakukan hal ini padaku?" teriak Joon Ki frustasi.
Na Young yang melihat kakaknya seperti itu tidak bisa berkata-kata, ia hanya bisa meminta maaf dan menangis, "oppa...maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf!"
"Aku..... aku yang salah...."
"Kau.... benar benar," tangis Joon Ki lalu memeluk adiknya erat.
Hye Joo yang sedari tadi ada disana juga ikut menangis.
Yool mendatangi sebuah toko bunga, ia ingin membelikan Da jung seikat bunga tapi ia masih bingung, pemilik toko yang melihat kedatangan Yool terlihat begitu senang, ia bilang apa Yool ingin membelikan nyonya bunga?. Pemilik toko itu lalu bilang kalau ditokonya banyak bunga yang disukai para wanita, pemilik toko lalu menjelaskan beberapa bunga yang bisa menjadi pilihan Yool.
Bunga mawar yang berarti gelora cinta.
Bunga Lily yang berarti Cinta Murni.
Bunga tulip yang artinya pengakuan cinta.
Yool mendengarkan penjelasan pemilik toko dengan seksama tentang bunga-bunga yang dapat ia pilih tapi mata Yool tampaknya berpindah ke bunga lain, Yool tampak terpikat pada pilihannya sendiri. Lain Yool Lain pula Da jung, walaupun mereka tidak janjian untuk membelikan pasangannya hadiah, tapi mereka seperti memiliki ikatan batin, mereka berdua sama sama membelikan pasangannya hadiah, tapi sayangnya dengan motif yang lain, mungkin kalau Yool membelikan Da jung sebuah bunga agar Da jung akhirnya merasakan masa-masa berkencan yang tidak pernah mereka lakukan dahulu sedangkan Da jung ia membelikan Yool sebuah jam karna sebenarnya hadiah darinya ini, mungkin sebuah tanda agar apa yang Yool katakan dulu padanya bisa terjadi yaitu menghentikan waktu. Yool memberikan kejutan pada Da jung dengan memberikan Da jung seikat bunga. Da Jung kaget ia tanya ini apa. Yool kemudian bilang "apa kau tidak ingat kau pernah bilang kalau Da jung tidak pernah menerima seikat bunga?" Da Jung tersenyum, ia bilang kalau ia sangat menyukai bunga baby breath, "Terima kasih PM." Yool tersenyum, "aku senang jika kau menyukainya. Aku membelinya karna menyukai arti dari bunga ini sendiri."
"Mereka bilang bunga baby breath adalah hati yang suci. Saat aku mendengar artinya, ini membautku memikirkanmu."
"PM."
"Terakhir kali kau pernah bilang padaku kan? banyak hal yang ingin kau lakukan."
"Mulai sekarang, kita bisa menonton film dan berbelanja bersama."
"Apapun yang kau inginkan.......... satu per satu, kita akan melakukan semuanya."
Da jung yang mendengar hal itu tersenyum, "PM, kalau dilihat, sekarang kau pintar sekali menggombal." Yool ikut tertawa, "apa aku terlalu menggombal? aku rasa lebih baik aku seperti itu saat sedang begini." Setelah mengatakan hal itu Yool akan pergi tapi kemudian Da Jung menghentikan langkahnya, "PM! pasti kita memiliki pikiran yang sama hari ini. Aku juga sudah mempersiapkan hadiah untukmu." Da Jung lalu memberikan hadiah yang sudah ia beli tadi pada Yool, Yool terlihat gembira. "Ini jam tangan," seru Yool. "Kau pernah bilang beginikan PM?"
"Seandainya kau berpisah denganku, kau ingin menghentikan waktu."
"Tapi.... PM aku tidak ingin menghentikan waktu tapi teruslah berjalan selamanya."
"Nam Da Jung sii, mengapa kau berbicara seperti kita tidak akan bertemu lagi? kenapa kau seperti ini?" Da Jung tersenyum, "aku hanya ingin mengatakannya saja."
Da jung lalu meminta Yool untuk mengulurkan tangannya, ia akan memasangkan jam itu pada Yool. Yool yang mendengar jawaban dari Da jung hanya bisa terdiam, masih merasa aneh dengan kata-kata Da jung. Da jung tersenyum senang ketika melihat jam itu cocok sekali pada Yool. Da Jung meletakkan bunga pemberian Yool di vas, Da jung lalu ingat perkataan Yool tadi tentang baby breath bahwa baby breath melambangkan hati yang suci. Da Jung kemudian menambahkan kalau sebenarnya bunga baby breath juga mempunyai arti kesedihan yang abadi. Da Jung terus melihat Yool tanpa berkedip saat Yool bekerja. Yool yang dilihatin seperti itu tersenyum, "kalau kau melihatku seperti itu terus, aku rasa aku tidak akan bisa berkonsentrasi."
Da Jung yang di katakan seperti itu akhirnya menyadari, ia lalu bilang "kalau kau merasa terganggu, haruskah aku pergi?" Yool tersenyum, "kau bisa diam saja disitu," seru Yool dengan masih melihat dokumen-dokumennya.
Yool lalu menegakkan kepalanya dan bilang dengan sedikit keras, "tidak, jangan bergerak kemana-mana. Kau harus tetap diam disitu!" Da Jung yang melihat tingkah Yool tersenyum, "PM."
"Emmmm..."
"Sejujurnya.... ada sesuatu yang harus kau bicarakan denganku?"
"Benarkah, tapi mengapa kau bertanya seperti itu?"
"Hanya saja, saat seseorang menjalani kehidupan, pasti mereka pernah menghadapi suatu keadaan dimana kejujuran tak selalu diterima. Tapi bagaimana pun itu, mengetahui semuanya bukan berarti selalu bahagia."
"Bukankah tidak mungkin kau masih berjuang padahal kau sudah mengetahui kenyataannya?"
Bagaimana perasaanmu jika hal itu terjadi?" tanya Da jung.
"Aku rasa aku lebih menyukai mengetahui semuanya."
"Meskipun mengetahui semuanya itu membuatmu sulit dan sangat tertekan?"
"Aku rasa begitu, sekali saja kau memilih untuk mengabaikan kebenaran. Bukankah sama dengan menipu dirimu sendiri dan orang terdekatmu?" Mendengar hal itu Da Jung tersenyum tipis. Yool lalu bilang, "tapi, kenapa kau tiba-tiba mengatakan hal seperti itu?" Da Jung tertawa, "oh hanya saja, aku penasaran dengan apa yang kau rasakan."
"Kau bilang padaku kalau makna dari bunga baby breath adalah hati yang murni kan?"
".........................kalau begitu,..... apa kau tau tentang legenda bunga baby breath?"
Legenda bunga baby breath?" seru Yool tidak tau, bertahun-tahun yang lalu ada seorang wanita, yang memiliki seorang kekasih yang terbunuh di medan perang saat waktu mulai berlalu wanita itu mulai bertemu dengan laki-laki lain. Suatu hari, sang kekasih yang dinyatakan sudah meninggal kembali dalam kehidupan wanita itu. Karna itu lah makna lain dari bunga baby breath adalah kesedihan yang abadi.
Yool pergi kekampusnya saat Da jung memintanya kesana, Da jung pergi terlebih dahulu setelah itu Yool menyusul. Saat sampai di dalam kampusnya Yool bertanya-tanya kenapa Da jung memintanya untuk datang kesini. Yool memasuki auditorium, ia tersenyum melihat Da jung yang sudah duduk membelakanginya. Senyum Yool hilang saat wanita yang ia kira Da jung membalikkan tubuhnya. Yool terdiam terpaku tidak bisa bergerak, begitu juga Na Young. Yang terdengar hanya hembusan angin yang hembus, sunyi. Diluar Da jung meyakinkan dirinya kalau yang dilakukannya adalah hal yang benar. Kesunyian masih melanda Na Young dan Yool. Na Young lalu bersuara, "aku...... aku aku kesini bukan mau bertemu denganmu lagi"
"Itu karna.......... karna wanita itu ingin bertemu denganku sekali lagi....... karna itulah..." Na Young tidak bisa melanjutkan perkataanya lagi, ia langsung ambil langkah seribu melewati Yool yang hanya diam mematung. Na Young terus berlari sementara itu Yool seakan baru sadar atas apa yang ia lihat. Yool segera mengejar Na Young, ia mencari Na Young sampai diluar, melihat kesana kemari tapi ia kehilangan jejak Na Young,
Sementara itu dikantornya Joon Ki lagi galau tingkat dewa, ditambah lagi dengan kedatangan Sek. Bae yang menginformasikan kalau pemecatan PM Yool sepertinya diterima oleh MPR. Joon Ki yang mendengar hal itu kalang kabut bilang kalau hal itu tidak boleh terjadi, ia meminta Sek. Bae untuk menghentikan orang-orang yang ada di MPR, ia ingin bicara langsung pada mereka.
Da Jung masuk keruang kerja Yool, ia meletakkan cincin yang akan Yool berikan padanya waktu itu, "PM. Selamat tinggal." Setelah meletakkan cincin itu Da Jung beranjak pergi tapi langkahnya terhenti, Da jung kembali melihat cincin yang ia letakkan di atas meja Yool. Da Jung kemudian menghampiri meja itu lagi, menatap cincin itu lama, lalu menggenggam cincin itu lagi. Da Jung berpamitan dengan anak-anak kalau ia akan tinggal dengan kakek mereka dulu, jadi jaga diri mereka baik-baik. Man Se yang mendengar hal itu bilang kalau Da Jung tidak akan pergi lama seperti waktu itu kan, ia akan segera kembalikan? Da jung yang mendengar hal itu lalu mendekati Man se, ia membelai rambut Man se, "tentu saja Man se ku, kau harus baik-baik ya?"
"Kau juga Na Ra."
"Jaga adik-adikmu Woo Ri ah..."
"Sampaikan salam kami untuk kakek."
"Dan..... hati-hati sampai ketemu lagi nanti." Mendengar hal itu Da jung hanya bisa tersenyum. Da Jung lalu melihat Woo Ri, Man Se dan Na Ra secara bergantian, Da jung kemudian langsung pergi ia tidak bisa menahan air matanya lagi. Man Se terlihat sedih melihat kepergian Da jung, Na Ra Yang melihat hal itu bilang pada Woo Ri bukankah ahjumma terlihat aneh? Da jung akhirnya keluar dari rumah Yool dan sekarang ia tidak bisa menahan lagi kesedihannya.
Sementara Yool masih dikagetkan dengan kemunculan Na Young secara tiba-tiba. Tapi kemudian telpon Yool berdering dan itu dari Woo Ri yang mengabarkan tentang kepergian Da jung, "oh ya Woo Ri ah."
"Ayah, aku menelpon mu karna ada sesuatu tentang kepergian ahjumma."
Yool terkejut, "apa maksudmu pergi? ada apa?"
"Ahjumma pergi katanya ingin menjaga kakek tapi aku rasa ada yang aneh. Apa ayah tidak tau kalau ahjumma mau pergi?"
Yool kaget, seperti tidak ada tenaga ia menjatuhkan ponselnya, Yool kemudian menoleh ke belakang dan lari. Yool lari secepat ia bisa..... Sementara itu Da jung terus berjalan sendirian, Yool terus berlari, ia terus berlari dan tidak menghiraukan para pengawalnya yang panik melihat Yool mengendarai mobilnya sendiri. Potongan-potongan sikap Da jung yang terasa aneh baginya mulai tergiang dikepalanya, saat Da jung menangis di gereja tanpa sebab yang jelas. Saat Da Jung mengajaknya untuk melarikan diri bersama..... sampai saat Da jung meminta Yool untuk tidak meghentikan waktu dan terus berjalan selamanya.... Da Jung pergi kerumah sakit ayahnya tapi ia tidak ingin membuat ayahnya khawatir lagi, jadi Da jung berbalik pergi. Saat dijalan Yool dan Da jung berpapasan, tapi sepertinya mereka tidak saling melihat.....
Sebuah mobil menghentikan langkah kaki Da jung, Da jung dan Yool bertatapan. Yool keluar dari mobilnya, "PM."
"Apa yang kau lakukan disini?"
"Ayo pergi."
"Aku... aku tidak bisa kembali lagi kerumah."
Yool yang mendengar hal itu tidak menggubris Da jung dan langsung menggenggam tangan Da jung dan menariknya....
Da Jung akan ke rumah sakit untuk tinggal disana, tapi ia takut membuat ayahnya cemas. Ia tak bisa tinggal disana. Ia pun akan menginap di tempat lain. Mobil Yool tiba-tiba mencegat Da Jung, Da Jung terkejut melihatnya. Yool keluar dari mobilnya, "apa yang kau lakukan disini? Ayo pergi!" ajak Yool. Da Jung berkata kalau ia tak ingin kembali ke rumah dinas PM. "Aku pergi begitu saja karena sulit mengatakannya secara langsung. Tapi karena sudah seperti ini, aku akan berterus terang pada anda." Da Jung menatap Yool, "Mari kita berpisah!" Da Jung akan pergi tapi Yool menahan tangannya. Yool mengambil koper yang Da Jung bawa dan memasukannya ke mobil. Yool menggenggam tangan Da Jung, menarik dan meminta Da Jung masuk ke mobil.
Kang In Ho bertanya pada pengawal apa benar PM menyetir mobil sendiri. Pengawal gendut berkata kalau PM pergi begitu saja dan membuat mereka semua khawatir tapi untunglah PM sudah menelepon. Pengawal wanita heran apa ada sesuatu yang terjadi pada PM. In Ho yang mengerti situasi meminta kedua pengawal ini tak perlu khawatir. In Ho menerima telepon dari Hye Joo. Hye Joo memberi tahu kalau sekarang kita dalam masalah. Sepertinya mosi (pengajuan pemberhentian) terhadap PM akan dibawa dalam rapat anggota parlemen. In Ho tak mengerti apa maksud perkataan Hye Joo. Hye Joo yang panik berkata kalau ia harus memberi tahu PM segera tapi PM tak mengangkat teleponnya. Ia bertanya apa ada sesuatu yang terjadi dengan PM. In Ho pun memberi tahu kalau hari ini PM bertemu Park Na Young. Hye Joo terkejut bagaimana bisa PM bertemu dengan Na Young. In Ho mengatakan kalau Da Jung lah yang membuat PM dan Na Young bertemu. Hye Joo tambah terkejut mendengarnya.
Di dalam mobil menuju suatu tempat, Da Jung berkata kembali kalau ia tak ingin lagi pulang ke rumah Yool. Ia meminta Yool menghentikan mobilnya. Yool meminta Da Jung diam, jangan bicara kalau memang Da Jung tak ingin melihatnya marah. Da Jung pun diam. Yool menghentikan mobilnya di tepi jalan. Ia keluar dari mobil lebih dulu. Da Jung menyusulnya keluar. Yool benar-benar tak mengerti kenapa Da Jung berpikiran untuk melakukan itu. "Mengemasi barang-barangmu dan mempertemukanku dengan Na Young, apa kau pikir itu hal yang terbaik? apa kau pikir ini hal yang terbaik bagi anak-anak?"
Da Jung berkata kalau ia melakukan ini bukan karena Yool dan anak-anak tapi ia melakukannya untuk dirinya sendiri. "Anda bertanya padaku kenapa aku menangis di gereja kan? Itu karena aku takut menjadi ibu yang baru untuk anak-anak jika aku menikahimu. Aku menyukaimu, tapi menjadi ibu bagi anak-anak itu hal yang berbeda. Tapi, sejak ibu mereka yang sebenarnya masih hidup aku berpikir bahwa seharusnya aku mengembalikan posisi ini padanya."
Yool tahu bukan itu alasan kenapa Da Jung melakukan ini padanya. "Kau meninggalkanku demi kebaikanku, tapi apa kau pikir aku akan berterima kasih untuk ini?"
"Apa yang anda bicarakan? Apa anda masih belum mengerti apa yang sudah kukatakan? Kalau begitu aku akan bicara jujur. Pertama kali, aku pikir pernikahan kontrak ini akan menyenangkan. Aku merasa seperti pemeran utama dalam sebuah film. Itulah kenapa aku bisa memainkan peran sebagai istri dan ibu dengan baik. Tapi, jika aku pikir bahwa pernikahan ini adalah sungguhan, aku benar-benar ketakutan. Aku ingin melarikan diri. Aku meninggalkan anda karena sekarang aku ingin menjalani kehidupanku sendiri agar bisa melakukan semua yang ingin kulakukan sebelumnya dan mengambil kesempatan yang sudah datang padaku. Itulah kenapa aku pergi. Apa anda mengerti?" Da Jung terus mengatakan hal yang menyakitkan agar Yool tak melepaskannya. Yool terdiam mematung mendengar ucapan panjang Da Jung. Da Jung berlalu meninggalkan Yool seorang diri.
Da Jung menerima telepon dari Hye Joo. Hye Joo memberitahu kalau dirinya sudah ada di rumah sakit tempat ayah Da Jung tinggal, ia ingin bicara dengan Da Jung.
Di kediaman PM. Kang In Ho menyampaikan pada Yool bahwa Ketua Park Joon Ki menolak pengajuan pemberhentian PM. Tapi sepertinya mosi tidak percaya tersebut tetap akan dibawa ke dalam rapat anggota parlemen minggu ini. Yool heran kenapa Joon Ki menolak pengajuan mosi itu. In Ho berkata itu karena Park Joon Ki sudah tahu Na Young masih hidup. Yool terkejut, "Apa maksudmu Joon Ki sudah tahu? Apa kau juga tahu Na Young masih hidup?" In Ho menunduk diam tanda membenarkan. Yool tak menyangka, "Kau sudah tahu, Joon Ki juga sudah tahu. Begitu juga dengan Nam Da Jung. Bagaimana dengan Sek Seo, Apa dia juga sudah tahu?" In Ho minta maaf pada Yool. "Kalian benar-benar keterlaluan. Kalian semua tahu dan menyembunyikan ini dariku? Bagaimana kalian bisa membuat orang lain jadi terlihat bodoh? Bagaimana bisa aku satu-satunya yang tidak tahu Na Young masih hidup?" bentak Yool marah. In Ho hanya bisa menunduk dan kembali meminta maaf pada Yool. Yool yang sedang marah tak ingin bicara dengan siapapun, ia menyuruh In Ho keluar dari ruangannya.
Di rumah sakit, Hye Joo mempertanyakan alasan Da Jung mempertemukan Yool dengan Na Young, karena ia baru saja meyakinkan Park Joon Ki untuk tak mengatakan apa-apa pada Yool. "Apa yang kau pikirkan hingga mempertemukan mereka berdua?" Da Jung berkata kalau ia tak ingin membohongi Yool. "Ny Park Na Young masih hidup, ibu dari anak-anak masih hidup, kenapa PM tak boleh tahu? Apa karena alasan politik? Apa itu benar-benar penting?"
Hye Joo: "Nam Da Jung-ssi?"
Da Jung menilai kalau seperti itu bukanlah demi kepentingan Yool, semua yang kita lakukan adalah membohonginya. Hye Joo meminta Da Jung jangan bersikap seolah-olah hanya Da Jung yang bersikap baik pada Yool, apa Da Jung pikir ia dan yang lain menyembunyikan ini tanpa adanya alasan. Ini hanya sampai masa jabatannya berakhir. "Tapi apa yang sudah kau lakukan hingga marah seperti itu?" Da Jung tak peduli apapun yang Hye Joo katakan, karena menurutnya Yool berhak tahu.
Hye Joo: "Kau tetap berpikir bahwa yang kau lakukan itu yang terbaik kan? Karena kau sudah memberi tahu PM, lalu siapa selanjutnya? Kau bisa memberi tahu Woo Ri bahwa ibunya yang menghilang telah datang kembali dan mengabaikan mereka dan berselingkuh dengan pria lain." Da Jung terkejut, "Sek Seo, bagaimana bisa kau berkata seperti itu?"
Hye Joo: "Kenapa? Apakah orang yang jujur dan apa adanya seperti dirimu tak bisa mengatakan itu? pasti sangat mengganggumu karena sudah membohongi anak-anak. Mudah bagimu untuk melakukannya." Hye Joo yang marah meninggalkan Da Jung sendirian.
Yool menyendiri di ruang kerjanya. Sementara Da Jung menemani ayahnya yang sudah terlelap. Ia menatap sedih cincinnya. Begitu pula dengan Yool, ia menatap pilu cincin yang ada di jarinya. Keesokan harinya di rumah sakit. Ayah terkejut ketika bangun tidur mendapati Da Jung tertidur disana. Ia heran kapan Da Jung datang. Da Jung mengatakan kalau ia datang tadi malam. Da Jung juga heran kenapa ayahnya sekarang sering tidur. Ayah sendiri tak tahu, tak peduli sesering apapun ia tidur, tapi tetap saja ia ngantuk. Ia menebak apa jangan-jangan ini karena musim dingin. "Oh iya bisakah kau mengambilkan itu." ucap ayah berusaha mengingat-ingat nama benda sambil mempraktekan cara menggunakannya (sikat gigi). Da Jung paham maksudnya ia segera mengambilkan sikat gigi untuk ayahnya yang disimpan di laci. Tapi Da Jung terkejut melihat benda-benda di laci semuanya diberi tulisan nama benda itu. Sikat gigi, ada tulisan sikat giginya. Tissu ada tulisannya, Sampoo juga ada tulisan sampoo-nya. Ayah berkata kalau orang semakin tua maka akan bisa lupa terhadap beberapa hal. "Karena aku kadang-kadang lupa, makanya aku menulis kemudian menempelkannya." Ayah menanyakan kenapa Da Jung tidur disini, ia menebak apa Da Jung bertengkar lagi dengan menantu Kwon. Da Jung menjawab tidak, ia tidak bertengkar dengan Yool. Tapi ayah merasa ada sesuatu yang mencurigakan. Tiba-tiba Yool datang penuh senyuman menyapa ayah. Da Jung terkejut melihat Yool datang kesini. Yool mengatakan kalau ia meminta Da Jung menemani ayah beberapa hari karena ia pikir kalau ayah pasti merindukan Da Jung. Yool yang tadi mendengar tuduhan ayahnya kalau Da Jung bertengkar dengannya, meyakinkan kalau antara dirinya dan Da Jung tidak ada pertengkaran ataupun perselingkuhan, jadi ayah tak perlu khawatir.
Yool kemudian berkata kalau ia sengaja datang kesini untuk membawakan barang-barang Da Jung karena ia pikir ayah pasti akan khawatir. "Ayah, percaya padaku, kan?" Ayah menjawab tentu saja. Yool menolah ke arah Da Jung yang dari tadi diam saja. Da Jung dan Yool bicara berdua. Da Jung berterima kasih karena Yool sudah menjelaskan seperti itu pada ayahnya. Tapi biar bagaimana pun mulai sekarang Yool tak perlu datang seperti ini. Yool berkata kalau ia tak percaya apapun yang Da Jung katakan tadi malam padanya. "Jadi, kau jangan menyiksa dirimu sendiri dengan mengatakan hal yang tak ingin kau katakan." Da Jung masih terus berkata supaya Yool meninggalkannya, ia tak peduli Yool mau percaya atau tidak karena ia bicara yang sesungguhnya. Yool mengatakan kalau dirinya tak akan meminta Da Jung untuk kembali ke rumah secepatnya. Untuk beberapa saat ia harap Da Jung tinggal dengan ayah Da Jung. "Itu artinya aku memberimu waktu untuk berpikir beberapa hari untuk menenangkan diri."
Da Jung: "Perdana menteri?"
Yool berkata kalau ia juga memilki banyak hal yang harus ia selesaikan selama Da Jung disini. "Selama prosesnya berjalan.. kau, aku dan anak-anak mungkin saja akan terluka. Jadi daripada berpikir untuk meninggalkanku lebih baik berpikir bagaimana bertahan dengan kami. Disini, disisi ayahmu." Yool akan pergi tapi langkahnya terhenti mendengar Da Jung berkata kalau Da Jung tetap akan tinggal dengan ayahnya dan tak akan kembali pada Yool. "Aku tak akan pernah kembali." Yool diam sejenak, ia kemudian berlalu dari sana.
Di kantor Scandal News, ketiga reporter makan mie sama-sama. Ketiganya makan sambil menonton berita di TV. Berita di TV menyebutkan bahwa berdasarkan partai pengausa pengajuan pemberhentian terhadap perdana menteri telah dijadwalkan. Boss Go malas melihat berita itu, karena membuatnya kehilangan selera makan. Ia pun mematikan TV nya. Hee Chul heran bukankah PM sudah melakukan hal yang baik, kenapa semuanya bersikap begitu pada PM. Menurut Reporter Byun sejak PM Kwon Yool ingin mereformasi perusahaan-perusahaan besar dan proyek-proyek nasional, presiden tak terlalu menyukai ide-ide itu. "Tidakkah kalian berpikir kalau presiden yang mencoba memecatnya melalui partai penguasa?" Hee Chul khawatir, "Jika PM Kwon Yool diberhentikan, bagaimana dengan Da Jung?" Reporter Byun yakin kalau PM tak akan dilberhentikan. Boss Go tanya apa maksudnya. Repoter Byun menjelaskan kalau orang yang mengajukan mosi pemberhentian itu adalah ketua Park Joon Ki. Tapi sekarang ia mendengar kalau Park Joon Ki seperti orang gila yang mencoba menghentikan mosi itu. "Bukankah itu aneh? Kenapa Park Joon Ki, pria yang akan mencoba segala cara untuk menghancurkan PM malah tiba-tiba berubah?" Ucapnya sambil menggoyang-goyangkan kedua tangannya. Hee Chul dan Boss Go kesal, keduanya menepak telapak tangan Reporter Byun. Boss Go malas membahasnya, ia tak tertarik mengetahui tentang kedua pria itu. "Bukankah kau bilang akan mencari tahu hubungan antara Sek Seo dengan Ketua Park? Apa Sek Seo berselingkuh atau dia mata-mata?" Reporter Byun mulai bersikap serius, "Berdasarkan analisaku, Seo Hye Joo itu bukan peselingkuh ataupun mata-mata." Boss Go dan Hee Chul mendekat pada Reporter Byun, keduanya penasaran. "Kalau begitu, lalu apa?"
Reporter Byun: "Wanita itu dia adalah seorang dewi." (hahaha)
Boss Go dan Hee Chul kaget dengan ucapan ngaco Reporter Byun.
Reporter Byun: "Dia bukan sembarangan dewi, tapi seorang dewi politik yang bermimpi bisa seperti Hillary Clinton. Maksudku, ambisinya sangat luar biasa. Sejak PM tidak bisa lagi berkembang, dia beralih mendukung Ketua Park. Ini sangat jelas."
Hee Chul kesal, "Apa kau datang kemari hanya untuk mengatakan itu dan makan siang gratis dengan kami?" Reporter Byun tak terima informasi darinya dinilai seperti itu, ini kan laporan yang bagus. Boss Go juga malas mendengarnya, ia meminta Reporter Byun diam saja. "Kalau kau sudah selesai makan, taruh mangkoknya di luar." Boss Go dan Hee Chul meninggalkan Reporter Byun sendirian. Reporter Byun bergumam heran, "Kenapa tiba-tiba Ketua Park Joon Ki berada dipihak PM kwon Yool?"
Kang In Ho melapor pada PM tentang mosi yang akan dirapatkan oleh anggota parlemen tapi sepertinya pengajuan pemberhentian tersebut tidak akan dibawa dalam rapat. "Dan ini berita buruk. Sesuai dengan surat perintah presiden, proyek pusat pelabuhan internasional akan kembali diteruskan."
"Dan penyelidikan terhadap Myung Shim grup akan begitu saja dihentikan?" tebak Yool. In Ho membenarkan.
Yool: "Apa yang harus kulakukan? Ketika aku mencoba menjadi perdana menteri, aku mencoba untuk memberikan kekuatan kepada masyarakat. Aku ingin menjadi perdana menteri yang berada di pihak yang lemah. Tapi, sebagai perdana menteri, apa yang sudah kulakukan sampai saat ini? mulai sekarang, apa yang bisa kulakukan?"
In Ho: "Tetap saja, anda harus tetap berpegang pada prinsip anda sampai akhir. Hanya dengan itu, saya pikir anda sangat berani."
Yool: "Bagaimanapun juga ada sebuah pekerjaan besar yang harus kuselesaikan. Tapi sebelum aku menyelesaikan persoalan itu, ada orang yang harus kutemui."
Yool menatap In Ho, "Ketua Kang kau tahu dimana Na Young berada, kan?"
Park Na Young berada disebuah ruangan seorang diri. Tubuhnya gemetaran gelisah menanti seseorang yang akan menemuinya. Ia pun mengingat perbincangannya dengan kakaknya Park Joon Ki.
Flashback
Park Joon Ki menginginkan Na Young kembali ke posisi semula. Tapi Na Young tak mau, ia tak punya hak lagi untuk itu. Joon Ki memaksa, bagaimana dengan anak-anak Na Young. Bukankah anak-anak membutuhkan ibunya. Ia akan mengurus yang lainnya, pokoknya yang harus Na Young pikirkan adalah anak-anak. Bukankah selama ini Na Young tak menjadi ibu, maka sekaranglah saatnya Na Young melakukannya.
Flashback end
Seseorang yang ingin bertemu dengannya pun datang. Kwon Yool. Na Young sesekali memandang Yool, ia tak berani lama-lama memandang Yool. Keduanya duduk berhadapan. Na Young minta maaf karena langsung lari ketika bertemu terakhir kali dengan Yool di auditorium kampus. Saat itu ia benar-benar terkejut dan takut. Ia memberi tahu kalau sekarang ia tinggal dengan oppa-nya karena Joon Ki memaksa dirinya untuk tinggal bersama. Na Young yang sedari tadi bicara tiba-tiba terdiam karena Yool terus menatapnya. "Kau, marah padaku karena aku muncul tiba-tiba seperti ini kan? Kau membenciku, kan?"
"Benar." jawab Yool sambil terus menatap Na Young. "Aku membencimu. Kau yang muncul seperti ini membuatku benar-benar benci dan marah padamu. Bagaimana bisa kau melakukannya? Bagaimana bisa kau melakukannya selama ini? Bagaimana bisa kau membohongi semua orang dan bersikap seolah-olah kau sudah meninggal? Jika kau benar-benar masih hidup kau seharusnya memberi kabar." Mata Na Young berkaca-kaca, "Bagaimana bisa aku melakukannya? Ketika aku kembali hidup dan karena diriku Soo Ho terbaring seperti itu. Dan kau pun tahu bahwa aku mencoba lari bersamanya. Bagaimana bisa aku muncul di hadapanmu? Sejujurnya, terkadang aku berpikir untuk datang kembali padamu dan anak-anak, tapi jika mereka tahu bahwa aku sedang melarikan diri dengan pria lain, aku takut itu akan menghancurkan masa depanmu."
Yool: "Apa kau pikir itu alasan yang bagus? Apa kau sama sekali tak memikirkan anak-anak ketika bersembunyi seperti itu? apa kau tak merindukan mereka?"
"Aku merindukan mereka," air mata Na Young jatuh, ia menangis. "Kau tak tahu betapa besar aku merindukan mereka. Aku merindukan mereka sampai hampir gila. Apa kau akan mengijinkanku bertemu dengan mereka? Kau tak akan mengijinkannya. Kau bisa mengutukku semaumu. Kau pun bisa mengatakan kalau aku tak punya hak dan marah sepuas hatimu. Tapi bagaimanapun karena semuanya sudah tahu, aku ingin bertemu dengan anak-anak."
"Pergilah!" ucap Yool lirih. "Dan jadilah ibu untuk mereka."
Na Young terkejut Yool mengijinkannya bertemu dengan anak-anak.
Yool: "Aku akan mengijinkanmu melihat mereka. Jadilah ibu mereka. Kau tak bisa menjadi istriku, tapi kembalilah sebagai ibu mereka."
Na Young menangis terharu seraya mengangguk pelan. Yool selesai bicara dengan Na Young, di luar ruangan In Ho sudah menunggunya. In Ho bertanya apa semuanya berjalan dengan baik. Yool tak menjawab ia hanya mengajak In Ho segera pergi dengannya. Tapi In Ho penasaran kenapa Yool tak mengatakan apapun padahal Yool sudah tahu kalau dirinya adik dari Kang Soo Ho. Yool bertanya apa In Ho tak tahu, bukankah ia sudah mengatakan semuanya pada In Ho waktu itu. "Aku mengatakan bahwa aku percaya padamu."
In Ho: "Jadi, apa selama ini anda sudah tahu?"
Yool tak menjawab. In Ho akan bertanya satu pertanyaan lagi, "Apa tidak apa-apa jika saya tetap berada disisi anda seperti saat ini?" Yool tersenyum, "Sepertinya kau berpikir akan menyerahkan surat pengunduran dirimu. Tapi kupikir lebih baik kau tak melakukannya. Sekarang, aku membutuhkan seseorang untuk tetap berada di sampingku. Sekretaris Seo tak ada disini dan jika kau pergi bukankah aku akan sangat kesepian?"
Di rumah sakit, Da Jung menemui dokter ia menanyakan kondisi ayahnya. Dokter berkata kalau ia sudah memberi tahu ayah Da Jung agar menulis semua dan menempelkannya pada barang-barang. Menulis buku harian atau membuat catatan akan membantunya menghambat penurunan fungsi otaknya. Da Jung bertanya, apa keseringan tidur itu termasuk salah satu gejalanya. Dokter menjelaskan kalau ayah Da Jung perlu tidur di malam hari tapi sebaiknya jangan tidur di sore hari karena itu akan berbahaya. Da Jung meminta dokter bicara jujur padanya, bagaimana kondisi kesehatan ayahnya sekarang.
Dokter: "Seperti yang kau tahu, penyakit alzheimer-nya bukanlah hal yang mengkhawatirkan. Tapi yang utama adalah tumornya. Kau ingat apa yang kukatakan? Dia bisa mengatasinya lebih baik dari yang kuduga. Jadi jangan khawatir. Jika yang menjaganya khawatir, maka pasien bisa jauh lebih khawatir lagi." Da Jung yang sedih mengerti ucapan dokter. Da Jung membelikan ayahnya buku harian, sebuah buku harian yang sama seperti miliknya. Ayah heran kenapa orang seusianya memerlukan buku harian. Da Jung berkata itu akan bagus jika ayahnya menuliskan sesuatu disana. Mulai sekarang ia ingin ayahnya rajin menulis di buku harian ini. Tulisakan saja siapa yang datang menjenguk dan apa yang mereka katakan. Hal-hal yang ingin ayah ingat atau tak ingin. Tulis semuanya di buku harian ini. Ayah mengeluh kalau matanya sudah tak begitu bagus untuk menulis dan itu akan sangat mengganggunya. Ayah teringat sesuatu, "Beberapa saat yang lalu orang-orang mengatakan kalau Menantu kwon akan berhenti menjadi perdana menteri, apa itu benar?"
Da Jung terkejut, oh itu Da Jung tak tahu menjelaskannya bagaimana karena ia sendiri baru mendengar ini dari ayahnya. Ponselnya berdering, Yool meneleponnya. Yool mengajak Da Jung makan malam bersamanya disebuah restouran. Yool tak menyangka kalau Da Jung akan menerima ajakannya untuk makan malam. Da Jung menanyakan tentang isu pemberhentian perdana menteri. Ia ingin tahu bagaimana itu bisa terjadi. Yool malah balik bertanya bagaimana apanya, apa Da Jung datang kesini karena penasaran tentang hal itu. Da Jung yang penasaran terus bertanya, "apa benar-benar anda akan diberhentikan seperti itu?" Yool tersenyum, "Apa kau cemas? Kalau begitu bisakah kita melakukan apapun yang kuinginkan hari ini? Tidak sulit, daripada membicarakan tentang pemberhentian itu lebih baik kita membicarakan hal yang membahagiakan. Bagaimana menurutmu?" Da Jung diam menatap cemas.
Yool: "Nam Da Jung-ssi, kau bersikeras ingin berpisah, setelah berpisah denganku apa kau punya rencana masa depan?"
Da Jung tak mengerti dengan sikap santai Yool, "Apa anda benar-benar ingin membahas itu sekarang?"
Yool menatap Da Jung dengan tatapan lembut, "Jika kau bisa, kenapa kau tak mencoba menghiburku sekarang?"
"Perdana Menteri ada sesuatu yang terjadi hari ini selain pengajuan pemberhentian itu, kan?" tebak Da Jung.
Yool terdiam terkejut karena Da Jung menyadari hal lain yang terjadi hari ini. Da Jung seakan bisa membaca semua itu di wajahnya. Yool tersenyum menjawab tidak, bukan seperti itu kok. "Nam Da Jung-ssi, aku merindukanmu." (maknyusss pingsan)
Yool akan mengantar Da Jung pulang ke rumah sakit tapi Da Jung menolak ia ingin naik taksi saja. Yool memaksa bukankah Da Jung sudah setuju untuk membuatnya bahagia hari ini. Yool membukakah pintu mobil untuk Da Jung. Da Jung pun mau diantar pulang ke rumah sakit oleh Yool. Dalam perjalanan menuju rumah sakit, Supir Shim senang sekali bisa melihat Da Jung. "Nyonya, anda pasti sedang mangalami masa sulit." Da Jung tersenyum menjawab tidak. Supir Shim memberi tahu kalau anak-anak sangat merindukan Da Jung terutama Man Se, "Dia terus-menerus mengatakan kalau dia merindukan anda." Da Jung menunduk, ia juga merindukan mereka. Da Jung dan Yool sesekali saling menoleh tapi tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut keduanya. Karena tak ada obrolan yang dibahas Yool pun jadi ngantuk. Kepalanya tiba-tiba tersandar di bahu Da Jung. Da Jung menoleh terkejut, ia membiarkannya. Ia melihat kalau Yool tampak nyaman tertidur di bahunya. Sesekali ia menatap Yool yang tertidur di bahunya.
Ayah terbangun dari tidurnya dan tak melihat Da Jung disana. Ia heran kemana putrinya pergi. Ayah terkejut melihat ada tulisan di tempat tidurnya. Tulisan bahwa nama benda itu adalah 'tempat tidur'. Ia menolah ke samping dan mengambil remote TV disana juga ada tulisan 'remote'. Ia menoleh ke bawah ada sepatu yang juga ada tulisan 'sepatu'-nya. Ayah pun bisa menebak kalau semua ini pasti Da Jung yang melakukannya.
In Ho masuk ke ruang rawat ayah, ia menanyakan kabar ayah. Ayah juga bertanya kapan In Ho sampai. In Ho menjawab kalau ia baru saja tiba. Ia bertanya dimana Nam Da Jung.
Mobil yang mengantar Da Jung sampai di halaman rumah sakit. Supir Shim bertanya pelan pada Da Jung apa yang harus keduanya lakukan terhadap PM yang tertidur di bahu Da Jung. Da Jung melihat ke Yool dan berkata pelan, tak bisakah keduanya membiarkan PM tidur sebentar karena PM sepertinya benar-benar tertidur pulas. Supir Shim terkejut melihat Yool tertidur di mobil seperti ini, "Aku sudah bekerja selama bertahun-tahun tapi ini pertama kalinya beliau tertidur di dalam mobil. Aku penasaran apa beliau sangat lelah." Da Jung memberi kode dengan telunjuknya agar Supir Shim tak bersuara. Supir Shim mengerti, Da Jung tampak tersenyum dan berulang kali menoleh untuk melihat Yool yang tertidur di bahunya.
In Ho keluar mencari Da Jung. Ia pun melihat Da Jung dan Yool yang tertidur di dalam mobil. In Ho menunduk sedih melihat kebersamaan itu, tapi ia berusaha untuk menepis kesedihannya. Ia melihat Da Jung yang tersenyum pada PM yang tertidur. Ia pun kembali masuk ke dalam.
Yool terbangun dari tidurnya, ia heran dengan dirinya yang ketiduran di mobil. Ia melihat ke samping, tak ada Da Jung di sebelahnya. Supir Shim berkata, "karena anda ketiduran nyonya mengatakan pada saya untuk tak membangunkan anda dan dia sudah masuk." Supir Shim pun menjalankan mobil untuk segera pulang ke kediaman PM. Yool membuka jendela mobilnya untuk menghirup udara segar.
Da Jung ternyata tak jauh dari sana, ia melihat mobil yang dinaiki Yool perlahan menjauh dari pandangannya.
Da Jung bertemu In Ho di lobi rumah sakit. In Ho menanyakan apa Da Jung bertemu dengan PM. Da Jung membenarkan, "Tapi ada sesuatu yang terjadi dengannya hari ini kan? Selain persoalan mosi pemberhentian, ada sesuatu yang terjadi kan?" tebak Da Jung. In Ho pun memberi tahu kalau hari ini Yool bertemu dengan Na Young lagi. Itu mungkin alasan kenapa dia merasa sangat lelah. Da Jung pun mengerti kenapa Yool tak mengatakan itu padanya.
Park Joon Ki berkunjung ke rumah PM. Ia mengunjungi ketiga keponakannya. Ia memberikan ketiga keponakannya roti, terutama Man Se karena Man Se yang paling menyukai roti. Joon Ki melihat kalau keponakan kecilnya ini terlihat murung, "Kenapa kau kelihatan tak semangat? Samchoon bahkan membelikanmu roti yang kau sukai."
"Aku tak suka roti lagi." ucap Man Se dengan nada llirih. Na Ra menyahut kalau Man Se bersikap seperti itu karena ahjumma (Da Jung) pergi. Man Se merindukan ahjumma. Joon Ki heran ketiga keponakannya ini masih memanggil Da Jung dengan sebutan ahjumma bukan ibu. Woo Ri berkata kalau sejak awal mereka memanggil Da Jung dengan sebutan ahjumma dan menurut mereka itu lebih nyaman. Na Ra membenarkan ditambah lagi Da Jung itu kan bukan ibu kandung mereka. Joon Ki menutup wajahnya dengan telapak tangan membenarkan ucapan keponakannya, "Benar begitu. Karena kalian kan sudah punya ibu. Kalian tak bisa memanggilnya ibu." Woo Ri heran dengan ucapan samchoon-nya. Tepat saat itu Yool sampai di rumah. Ia terkejut melihat Joon Ki ada disana. Joon Ki mengatakan kalau ia sengaja datang kesini untuk bicara dengan Yool. Yool dan Joon Ki bicara berdua di ruang kerja Yool. Joon Ki mengatakan pada Yool kalau ia sudah memastikan bahwa mosi pemberhentian Yool ditolak hari ini, ia bahkan sudah meyakinkan presiden. Jadi ia harap Yool bisa kembali fokus bekerja sebagai perdana menteri. "Kenapa kau membantu mengatasi masalahku?" tanya Yool. "Apa karena Na Young?" tebak Yool. Joon Ki membenarkan. "Aku tahu aku sudah melakukan banyak hal padamu yang tak bisa dimaafkan. Tapi sebagai teman, anggap saja aku sedang membantumu. Yool-ah, tolong terima adikku lagi."
Yool: "apa dia tak memberitahumu? Aku menyuruhnya kembali sebagai ibu anak-anakku, tapi tidak sebagai istriku."
Joon Ki: "Yang harus kau lakukan adalah menutup matamu dan menerima dia sekali ini saja. Selama Na Young masih hidup, kau juga tahu jika pernikahanmu dengan Nam Da Jung itu tidah sah kan? Dan lagi, aku mendengar kalau wanita itu sudah kembali ke ayahnya. Dan dia pergi supaya Na Young bisa kembali."
"Joon Ki-ya.." Yool sedikit meninggikan nada suaranya. "Bagaimana bisa kau melakukan ini padaku? Kenapa kau begitu kejam?"
Joon Ki: "Katakan saja apa yang ingin kau katakan tapi kau tahu dengan baik wanita seperti apa Na Young. Dia menyembunyikan perasaan bersalahnya selama bertahun-tahun. Demi anak-anak, tak bisakah kau menerimanya? Ibu mereka masih hidup, jadi tentu saja dia harus tinggal bersama anak-anaknya." Tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Woo Ri masuk ke ruang kerja ayahnya. "Apa yang kalian bicarakan?" Yool dan Joon Ki terkejut melihat Woo Ri ada disana mendengar semuanya. Woo Ri meminta penjelasan atas apa yang didengarnya, "Samchoon, apa yang baru saja samchoon katakan? Apa maksud samchoon kalau ibu masih hidup? Apa maksudnya ibu masih hidup?"
Da Jung dan In Ho bicara berdua. In Ho menanyakan apa yang terjadi antara Da Jung dengan Yool. Da Jung berkata kalau ia dan Yool harus berpisah. In Ho bertanya lagi lalu apa yang akan Da Jung katakan pada ayah Da Jung. Da Jung akan memastikan kalau ayahnya tak mengetahui hal ini. "Ayahku sangat bahagia ketika aku akan menikah dengan perdana menteri. Jika dia tahu bahwa ini hanyalah pernikahan kontrak, maka dia akan semakin terkejut." In Ho bertanya apa Yool juga berpikiran sama seperti Da Jung. Da Jung menjawab tidak, itulah kenapa ia tak tahu harus berbuat apa.
In Ho: "Da Jung-ssi, kalau begitu berkencanlah denganku. Jika kau benar-benar ingin berpisah dengan perdana menteri, berkencanlah denganku. Tidak, daripada seperti itu, kita bisa berpura-pura sedang pacaran. Begitu saja. Aku akan membantumu." (maksudnya sebagai alibi kali ya, agar kesan perpisahan Da Jung dan Yool itu ada sebabnya)
Da Jung: "Ketua kang?"
In Ho: "Apa kau mau melakukannya?"
Da Jung: "Apa sebenarnya yang ingin kau katakan padaku sekarang?"
In Ho bisa menebaknya kalau Da Jung tak akan melakukan hal itu, "Kau tak ingin berbuat sejauh itu kan? Melihatmu bersikap seperti ini kau tak ingin berpisah dengan perdana mentri. Kau hanya bicara saja. Kenapa kau terus membohongi dirimu? Kau hanya harus menyukainya. Dan kau bisa mengkhawatirkan hal lain nanti. Apa Nam Da Jung wanita seperti ini? kenapa kau jadi pengecut?"
Da Jung: "Kau bisa mengatakan aku pengecut sepuasnya. Jika seseorang bisa bahagia karena aku, maka tak masalah. Aku tahu kau melakukan ini karena khawatir padaku. Tapi ketua Kang, mulai sekarang lebih baik kau selalu berada di sisi perdana menteri. Seperti yang kau katakan waktu itu, kau akan selalu berada di sisiku. Jangan berpikir seperti itu sekarang. Tolong, selalu-lah berada di sisi perdana menteri. Saat ini, hanya ada kau di sisinya." Da Jung permisi akan ke kamar ayahnya.
Di kamar ayahnya, Da Jung heran melihat ayahnya sudah tidur. "Apa ayah sudah tidur?" Da Jung mendekat ke ayahnya namun tak ada respon apapun. Da Jung menyentuh pelan ayahnya, tapi ayah diam saja tetap memejamkan mata. Da Jung mulai berfikiran yang tidak-tidak, "ayah ayah " ia takut sesuatu yang buruk terjadi pada ayahnya.
Da Jung mengguncang-guncangkan tubuh ayahnya. Namun ayah tetap tak bergeming. Da Jung panik, "ayah ayah ayah " Da Jung akan keluar dan berteriak memanggil dokter. Tapi tiba-tiba terdengar suara ayahnya terbatuk-batuk. Da Jung yang semula panik setengah mati akhirnya menarik nafas lega karena ayahnya baik-baik saja.
Ayah yang tebangun mengomeli Da Jung karena berisik sekali dan membuatnya tak bisa tidur. Da Jung yang tadi panik juga mengomeli ayahnya kenapa membuatnya ketakutan setengah mati. Ayah pun melanjutkan tidurnya lagi.
Kembali ke rumah PM. Sebelum pulang, Joon Ki minta maaf pada Yool, ia tak menyangka jika Woo Ri akan mendengar ini. Yool berkata kalau ia sudah berencana untuk mempertemukan Woo Ri dengan Na Young tapi karena sudah seperti ini maka sebaiknya ia percepat saja pertemuan itu. "Dan aku tahu apa yang ingin kau katakan. Tapi aku tak bisa memenuhi keinginanmu. Walaupun itu tak merubah fakta bahwa Na Young adalah ibu dari anak-anak. Aku tak bisa bersamanya."
"Apa karena wanita itu, Nam Da Jung?" tebak Joon Ki. Joon Ki minta maaf kalau ia sudah tak sopan, ia akan menunggu kabar dari Yool tentang rencana pertemuan antara Woo Ri dan Na Young. Joon Ki kemudian pamit pulang.
Woo Ri terdiam sedih di kamarnya usai mendengar sesuatu yang membuatnya shock. Yool masuk ke kamar putra sulungnya. Tapi Woo Ri tak ingin bicara dengan siapapun. Ia menunduk menangis. Yool mengerti bagaimana perasaan putranya. Ia pun mengatakan kalau sebenarnya ia berencana untuk memberitahukan hal ini pada Woo Ri. "Maafkan ayah karena kau mengetahui hal ini dengan cara seperti ini. Bukankah kau harus bertemu ibumu?" Woo Ri yang menangis menoleh menatap marah ayahnya, "Dimana ibuku? Aku tak punya ibu. Ibuku sudah meninggal. Dia meninggal karena kecelakaan mobil." Woo Ri meninggikan suaranya. "Tapi dia ternyata masih hidup. Dan dia tak datang menemui kita? Ibu macam apa dia?" Yool berusaha menjelaskan kalau ibu Woo Ri memiliki alasan melakukan itu. Tapi Woo Ri yang dilanda kemarahan tak mau tahu itu, "aku tak butuh ibu seperti itu. aku tak ingin menemuinya."
Na Young menjenguk Soo Ho. Ia membersihkan wajah Soo Ho dengan handuk basah yang disiapkannya. "Soo Ho-ssi, Kwon Yool dia bilang akan mempertemukanku dengan Woo Ri. Aku sangat senang. Walaupun aku merasa bersalah padamu, tapi aku sangat bahagia." Ponsel Na Young berdering, ia menerima telepon dari kakaknya. Ia bertanya bagaimana, "Apa Woo Ri ingin bertemu denganku?" Joon Ki menjawab tidak, Woo Ri belum siap menemuimu. Ia meminta Na Young jangan terlalu mencemaskan dan tunggulah sebentar lagi.
Hye Joo masuk ke ruangan Joon Ki. Joon Ki memberi tahu Hye Joo kalau Yool ingin mempertemukan Na Young dengan Woo Ri, tapi sampai sekarang Yool belum juga menghubunginya. Hye Joo menilai kalau Na Young pasti merasa tak enak hati. Joon Ki kemudian mengatakan kalau ia dan Hye Joo harus ke rapat dewan nasional (rapat anggota dewan) "haruskah kita berangkat sekarang?"
"Sunbae.." sela Hye Joo seperti akan mengatakan sesuatu. Joon Ki berkata kalau ia merasa ketakutan setiap kali Hye Joo memanggilnya sunbae. "Apa yang akan kau katakan?" Hye Joo minta maaf untuk kejadian sebelumnya. Joon Ki tersenyum berkata kalau permintaan maaf Hye Joo itu tak perlu. "Aku tahu bagamana sifatmu. Kau tak akan pernah kembali ke sisi Kwon Yool lagi. Sebagai seniormu aku ingin menjadi kekuatan bagimu. Kau adalah wanita yang pintar dan berbakat lebih dari yang diketahui orang lain. Menjadikanmu hanya sebagai asistenku sangat disayangkan. Aku harap kau punya mimpi yang lebih besar dan punya visi jauh ke depan." (setuju sama Park Joon Ki) Hye Joo terharu dengan mata berkaca-kaca
Joon Ki: "Sampai kau menemukannya aku harap kau tetap menjadi asistenku. Tapi mulai sekarang kau jangan memeriksa laci mejaku lagi."
Hye Joo tertawa malu karena ketahuan pernah membongkar laci meja Joon Ki. Joon Ki tersenyum sambil menepuk pundak Hye Joo. (sunbae n hoobae yang cute, ga apa2 deh ga jadi couple juga haha)
Da Jung tergesa-gesa masuk ke ruang rawat ayahnya. Ia akan mengajak ayahnya berolahraga. Tapi ia terkejut ketika melihat Yool ada disana sedang bermain kartu bersama ayahnya. Ayah berusaha menutupi kartu yang dimainkannya hehe, takut dimarahin Da Jung coz main kartu melulu. Da Jung yang terkejut melihat Yool ada disana bertanya bagaimana Yool bisa disini. Ayah menyahut kalau ia yang menyuruh menantunya untuk datang. Da Jung mengingatkan ayahnya bukankah Yool itu sangat sibuk, kenapa ayahnya malah meminta Yool untuk datang kesini. Ayah terbata-bata membela diri, "oh itu aku bilang kalau sibuk tak usah datang. Dia datang kesini berarti dia tidak sibuk. Bukankah begitu menantu Kwon?" Yool tersenyum membenarkan, ia punya waktu luang sebelum ke Cheong Wa Dae (Blue House) jadi ia mampir kesini sebentar. Yool melihat jam tangannya dan mengatakan pada ayah kalau ia harus pergi sekarang. Ayah bertanya Yool akan datang kesini lagi kan. Yool menjawab tentu saja, ia pasti akan datang lagi. Da Jung mengantar Yool hingga ke depan kamar. Yool merasa kalau ingatan ayah Da Jung semakin memburuk, ayah tidak bisa mengingat kartu dengan baik. Da Jung berkata kalau ayahnya sudah berusaha keras. Ia akan memastikan kalau ayahnya tak akan melakukan hal ini lagi pada Yool. Ia minta maaf. Yool merasa kalau Da Jung tak perlu minta maaf seperti itu. Karena ia sudah ada disini, bukankah tak apa-apa kalau ia bertanya. Ia harus membuat keputusan penting hari ini dan ia membutuhkan bantuan Da Jung.
Yool: "Nam Da Jung-ssi, kau bilang kau sangat tahu setiap sudut dan celah kota Seoul kan? Bagaimana jika ada jalan yang tak bisa dikenali oleh sistem pemetaan? Apa yang akan kau lakukan? Apa kau akan mengambil jalan itu?" Da Jung berfikir sejenak, "Tujuan. Ada sebuah tempat yang sudah pasti ingin anda datangi, kan?"
"Tentu saja." jawab Yool.
Da Jung tersenyum, "Tentu saja anda harus pergi. Ini mungkin akan membuat anda memulai dari awal lagi. Tapi selama ada tujuan, maka suatu saat anda akan tiba disana. Dan itu akan menjadi sebuah jalan hanya jika ada yang melewatinya. Dengan begitu, maka tidak kah anda pikir jalan itu akan muncul dalam sistem pemetaan?"
Yool mengulang kalimat yang Da Jung ungkapkan, "itu akan menjadi sebuah jalan hanya jika ada yang melewatinya." Yool tersenyum, ia terkesan dengan jawaban Da Jung. "Jawabanmu lebih menakjubkan dari yang kubayangkan." Da Jung turut tersenyum. Pertanyaan kedua yang akan Yool ajukan ke Da Jung, "Apa kau benar-benar ingin berpisah dariku?" Da Jung menunduk terdiam sejenak. Tapi kemudian ia mengangat wajahnya untuk menatap Yool dan menajwab ya, ia ingin berpisah dari Yool. Yool mengerti dan tak bertanya lagi. Ia meminta Da Jung masuk ke ruang rawat ayah karena mungkin ayah sudah menunggu Da Jung. Yool pun segera pergi, Da Jung masih berdiri terpaku di tempatnya dengan tatapan berkaca-kaca. Yool berdiri di depan lift, ia diam sejenak sebelum akhirnya menekan tombol lift. Ia pun masuk ke lift itu. Da Jung mengejarnya namun sayang pintu lift sudah tertutup. Yool tak tahu Da Jung mengejarnya. Da Jung terus mengejar Yool menggunakan tangga. Ia berlari sesegera mungkin menyusul Yool.
Pintu lift terbuka, Yool segera keluar dari sana. Da Jung yang menyusul Yool melihat pria itu semakin menjauh darinya. Langkah Da Jung terhenti, ia hanya menatap punggung Yool yang semakin menjauh dan menghilang dari pandangannya.
Yool yang sudah ada di depan rumah sakit menoleh ke lantai atas dimana ruang rawat ayah Da Jung berada. Ia kemudian masuk ke mobilnya untuk segera menuju suatu tempat.
Da Jung duduk melamun seorang diri. Tatapan matanya mengisyaratkan kesedihan yang menyatakan bahwa sebenarnya ia tak ingin berpisah dengan Yool.
Yool yang berada di dalam mobil mengingat ucapan Da Jung. "Tentu saja anda harus pergi. Ini mungkin akan membuat anda memulai dari awal lagi tapi selama ada tujuan, maka suatu saat anda akan tiba disana. Dan itu akan menjadi sebuah jalan hanya jika ada yang melewatinya."
Yool menghadap Presiden di Blue House. Ia menyerahkan surat pengunduran dirinya pada presiden. Presiden tak mengerti, apa ini? Yool mengatakan kalau itu surat pengunduran dirinya. Ia akan tetap sebagai perdana menteri sampai calon berikutnya terpilih. Presiden menilai kalau Yool hanya kesal saja karena mosi pemberhentian itu, "Jika kau berhenti seperti ini, apa yang akan dipikirkan rakyat tentang diriku? Bukankah seharusnya kita harus bersama sampai akhir?"
Yool: "apa anda akan mereformasi perusahaan-perusahaan besar?"
Presiden terdiam.
Yool: "apa anda akan mengatasi masalah mengenai proyek-proyek nasional secepatnya? Bisakah anda memegang janji untuk memperhatikan kesejahteraan rakyat? Ketika saya menyetujui menjadi perdana menteri, itu karena saya berpikir bahwa kita mempunyai tujuan yang sama. Bagaimana pun, bahkan jika tujuan kita sama, kita tak bisa bersama-sama jika jalan yang kita tempuh berbeda."
Pertemuan Yool dengan Presiden pun selesai. In Ho menanyakan perasaan Yool setelah menemui presiden. Yool merasa kalau ia agak tak enak melakukannya. In Ho agak kurang sependapat dengan langkah yang Yool ambil, apa ini satu-satunya jalan, bukankah ada banyak hal yang ingin Yool wujudkan untuk kesejahteraan rakyat. Apa Yool akan menyerah begitu saja. "Siapa yang bilang begitu?" Sahut Yool. "Seperti yang kau bilang bahwa ada banyak hal yang harus dan ingin kukerjakan. Pengunduran ini adalah awal dari semuanya."
"Kalau begitu, maka aku tak perlu mengatakan hal yang menenangkan anda. Selamat atas pengunduran diri anda perdana menteri." In Ho tersenyum. Yool tertawa, "Ketua Kang, tidak kah kau berpikir ini terlalu awal? Sampai calon berikutnya terpilih, maka aku tetap perdana menteri lho." In Ho ikut tertawa.
Di rumah sakit, Na Young bicara berdua dengan Da Jung. Na Young mendengar kalau Da Jung berada disini, tapi ia tak sampai berpikir kalau keberadaan Da Jung disini dan meninggalkan rumah itu karena dirinya. Da Jung berkata kalau ia harus merawat ayahnya. Da Jung bertanya apa Na Young sudah bertemu dengan anak-anak. Na Young menjawab belum. "Tapi hati manusia pasti ada tidak tahu terima kasihnya ya. Ketika aku bersembunyi, sudah lebih dari cukup bagiku untuk melihat anak-anak dari jauh. Sekarang aku menjadi egois karena berpikir bisa bertemu langsung dengan mereka. Aku berharap bisa bertemu dengan mereka secepatnya. Dan saat itu terjadi, aku ingin memeluk mereka dan memanggilku ibu. Akan sangat menyenangkan jika mereka mamanggilku ibu. Sepertinya keserakahan manusia tak ada habisnya ya. Lucu sekali kan?"
Da Jung: "Sama sekali tidak. Apa yang kau rasakan itu hal yang wajar. Kau adalah ibu mereka. Pasti akan ada hari dimana kau bisa memeluk dan mendengar mereka memanggimu ibu."
Na Young: "Da Jung-ssi, kupikir aku mengerti kenapa dia menyukaimu. Ketika terakhir kali aku bertemu dengannya, dia mengatakan padaku untuk kembali sebagai ibu anak-anak bukan sebagai istrinya. Sepertinya itu juga yang kupikirkan."
Usai bicara dengan Na Young, Da Jung menerima telepon Hye Joo. Hye Joo yang cemas bertanya apa sekarang Da Jung sedang bersama Yool. Da Jung menjawab tidak. Hye Joo bertanya lagi, apa Yool benar-benar tidak bersama Da Jung. "Kau sedang tak main-main kan?" Da Jung yang bingung kembali mengatakan kalau Yool sedang tak bersamanya, "tapi ada apa? Apa ada sesuatu yang terjadi?" Hye Joo mengatakan kalau Yool menyerahkan surat pengunduran diri pada presiden hari ini. "Dia tak menjawab teleponya dan aku tak tahu dimana dia berada sekarang. Kalau dia meneleponmu, segera kau hubungi aku, mengerti?"
Woo Ri mengajak kedua adiknya menemui Da Jung di rumah sakit. Nara menilai ini benar-benar kejutan Woo Ri ingin bertemu Da Jung. Tanpa mereka ketahui, Da Jung baru saja lewat di belakang mereka, pergi tergesa-gesa. Da Jung juga tak melihat anak-anak ada disana. Woo Ri berkata kalau ada sesuatu yang ingin ia tanyakan pada Da Jung. Man Se menebak kalau Da Jung pasti akan tekejut ketika melihat mereka bertiga datang. Woo Ri diam saja. Ketiganya sampai di ruang rawat ayah Da Jung. Man Se kecewa karena Da Jung tak ada ditempat. Ayah Da Jung mengatakan kalau Da Jung sedang pergi karena harus mengurus sesuatu. "Kalian seharusnya menelepon dulu sebelum datang." Woo Ri bertanya kapan Da Jung kembali. Ayah Da Jung tak tahu, yang pasti dia akan segera kembali. "Tapi apa kalian kesini hanya untuk bertemu dengan ahjumma?"
"Ah tentu saja tidak." sahut Nara. "Kami datang kesini untuk melihat kakek." ucapnya dengan nada manja. "Kakek, kami sangat merindukanmu." Ayah Da Jung senang sekali mendengarnya. Man Se teringat sesuatu, "Hyung jangan lupa hadiahnya." Ayah Da Jung terkejut, "hadiah?" Woo Ri memberikan sebuah hadiah untuk ayah Da Jung. Ayah heran darimana anak-anak mendapatkan uang untuk membeli hadiah. Hadiahnya Sebuah topi berbulu yang lucu. Man Se dan Nara meminta ayah Da Jung memakai itu. Ayah pun langsung memakainya, "Bagaimana pantas tidak?"
"kakek kelihatan lucu." Seru Man Se.
Ayah: "Lucu? kau itu yang jauh lebih lucu. Ah dasar anak-anak."
Ayah Da Jung bertanya apa anak-anak ini ingin minum sesuatu. Ayah akan keluar untuk mengambil minuman tapi Woo Ri berkata kalau ia saja yang akan keluar membelinya. Woo Ri membeli empat minuman kaleng dari kantin rumah sakit. Tanpa ia sadari dirinya berjalan berpapasan dengan Na Young. Na Young tak menyadari keberadaan Woo Ri. Tiba-tiba Woo Ri menghentikan langkahnya. Ia menoleh ke arah wanita yang tadi lewat di sampingnya. ia menatap penuh tanda tanya, itu seperti seseorang yang dikenalnya.
Da Jung lari secepat mungkin menuju gereja, ia menebak Yool berada disana. Tapi Yool tak ada di gereja. Ia khawatir berada dimanakah Yool. Ia berlari keluar dari gereja untuk mencari keberadaan Yool. Yool berjalan seorang diri di jalan dimana ada kenangannya bersama Da Jung. Sementara Da Jung hingga malam terus kesana kemari mencari keberadaan Yool terutama ditempat yang pernah Yool datangi. Da Jung naik taksi menuju suatu tempat. Ia melihat sekeliling siapa tahu, ia melihat keberadaan Yool. Yool menghentikan langkahnya, mengenang kebersamaannya dengan Da Jung di jalan itu. Saat itu Yool meminta Da Jung untuk tetap berdiri di tempat Da Jung. Ia yang akan mendekat pada Da Jung, menghampiri Da Jung selangkah demi selangkah. Da Jung yang berada di dalam taksi menyesal mengatakan kalau ia ingin berpisah dari Yool. Ketika Yool menikmati kesendirian dengan berjalan disana, ia terkejut begitu melihat Da Jung sudah berdiri tepat tak jauh di depannya. Da Jung menarik nafa lega karena berhasil menemukan Yool.
Hingga malam anak-anak masih di rumah sakit. Sementara itu, ayah Da Jung sudah terlelap sambil memeluk topi berbulu hadiah pemberian anak-anak. Woo Ri mengajak adik-adiknya pulang karena ahjumma pasti akan terlambat pulang kesini. Man Se menyahut bagaimana dengan hadiah yang akan mereka berikan untuk Da Jung. Nara melihat disana ada tas milik Da Jung, ia pun meletakan kotak kecil hadiah di dalam tas itu. Man Se berseru melihat ayah Da Jung tidur sambil tersenyum. Woo Ri bicara lirih pamitan pada ayah Da Jung, "kakek kami pulang dulu." Nara dan Man Se juga pamitan dengan suara pelan. Kwon bersaudara bergandengan tangan keluar dari lift. Man Se cemberut kecewa karena tak bertemu dengan Da Jung. Nara menghibur adiknya, "bukankah kakek memberi kita uang jajan lagi." katanya sambil menunjukan uang jajan pemberian ayah Da Jung. Woo Ri menegur adik perempunnya, "hei apa kau kesini supaya mendapatkan uang jajan?" Mereka tertawa. Na Young melihat ketiga putra-putrinya. Ia berdiri terpaku melihat mereka. Tiba-tiba pandangan matanya bertemu dengan mata Woo Ri. Woo Ri terkejut melihat wanita itu benar-benar masih hidup. Nara dan Man Se menoleh melihat ke arah pandang Woo Ri. Mata Na Young berkaca-kaca melihat ketiga putra-putrinya.
"Ibu.." tiba-tiba kata itu keluar dari mulut Woo Ri. Ia terkejut melihat ibu kandungnya benar-benar masih hidup. Air mata Na Young hampir jatuh. Ia seakan ingin menghampiri mereka, tapi langkahnya terasa berat. Kakinya seolah tak bisa diangkat untuk berjalan. Mulutnya ingin bersuara untuk memanggil mereka tapi lidahnya terasa kelu.
Da Jung berkata kalau ia khawatir ketika mendengar Yool tiba-tiba mengajukan surat pengunduran diri. "Anda seharusnya menjawab telepon dari Sek Seo? Kenapa anda tak menjawabnya?" Yool berkata kalau ia sengaja tak melakukannya. Karena Hye Joo hanya akan mengomel kenapa ia mengundurkan diri. "Tapi, apa kau datang kesini hanya untuk menanyakan itu?" Da Jung berusaha bersikap cuek padahal tadi ia khawatir bukan main, "aku senang anda baik-baik saja." Da Jung akan pergi tapi Yool memanggilnya. Yool menatap Da Jung dengan tatapan lembut, "Nam Da Jung-ssi.. bisakah kau hidup tanpa aku?" Da Jung terdiam menatap Yool.
Da Jung terihat lega ketika akhinya ia bisa menemukan Yool. Da Jung bilang kalau ia khawatir pada Yool setelah mendengar kalau Yool mengundurkan diri tapi sekarang ia lega karna Yool baik baik saja, Yool yang mendengar hal itu lalu bertanya pada Da Jung apa da jung datang kesini jauh jauh hanya untuk menanyakan hal itu. Da Jung akan berbalik pergi tapi kemudian Yool memanggilnya. "Nam Da Jung Siii.... kau...... apakah kau bisa hidup tanpaku?"
Yool dan Da Jung berjalan jalan bersama, Yool bercerita "Dulu aku sempat berfikir bahwa hidupku akan lebih baik jika hidup tanpa melihatmu dan aku juga berfikir, ya benar. Waktu yang kuhabiskan lebih banyak disaat aku tak mengenalmu dibandingkan aku mengenalmu sekarang jadi menurutku itu tidak akan sulit, tapi memikirkan disaat-saat aku tidak bisa bertemu denganmu aku merasa tidak yakin." Yool melanjutkan, "kalau aku belum bertemu denganmu, mungkin aku akan sangat takut dengan waktu tapi memang benar aku jadi tidak lagi percaya dengan waktu dan aku benar-benar takut." Da jung menghentikan langkahnya mendengar ucapan Yool begitu juga dengan Yool, Yool menatap Da jung lalu bilang "aku merindukanmu."
Sementara itu Na Young terlihat begitu terpukul setelah bertemu dengan anak anaknya terutama Woo Ri,
Flashback
Saat Na Young secara tidak sengaja bertemu dengan anak-anaknya, Woo Ri yang kaget melihat ibunya menyerukan "Ibu" Na Ra yang melihat Na Young hanya bisa melihatnya seperti mengingat sesuatu sedangkan Man Se ia mengenali Na Young sebagai ahjumma yang sering mengunjunginya. Man Se menghampiri Na Young dan menyebutnya ahjumma, Man Se tanya apa yang dilakukan Ahjumma disini. Na Young yang belum siap bertemu dengan anak-anaknya hanya bisa diam tidak bisa menjawab Man Se, Na Young hanya bisa menatap Woo Ri. Na Ra walaupun ketika ia ditinggalkan oleh Na Young ia masih balita, ia sepertinya masih mengenali wajah ibunya sendiri, Na Ra yang masih melihat wajah Na Young bilang pada kakaknya, kalau ahjumma yang ada di depan mereka ini mirip dengan ibu mereka. Woo Ri yang sedari tadi tidak melepaskan matanya dari Na Young menjawab Na Ra dengan bilang, "apa yang kau katakan? siapa yang mirip? ibu kita sudah meninggal." Na Young yang mendengar hal itu hanya bisa memejamkan matanya. Woo Ri lalu menghampiri Man Se sambil masih menatap Na Young "jika ibu kita masih hidup, ia tidak akan diam saja. dia pasti langsung mendatangi kita." dengan mata yang berseri-seri Woo Ri lalu mengajak adik-adiknya pergi meninggalkan Na Young, sendiri.
FlashBack End
Yool mengantar Da Jung sampai RS, Da Jung menyuruh Yool untuk pulang tapi Yool bilang kalau ia sudah berada disini jadi lebih baik ia menyapa ayah Da jung dulu. Da Jung yang mendengar hal itu tersenyum, Yool lalu bilang kalau sebaiknya tadi ia membeli sesuatu untuk ayah Da jung, kan nggak enak kalo cuma datang tapi dengan tangan kosong. Mendengar hal itu Da Jung kembali tersenyum ia lalu bilang kalau Yool sudah sering kesini dan hal itu sudah membuat ayahnya senang. Saat Da Jung dan Yool masuk kekamar ternyata ayah Da jung sedang tidur. Da Jung berusaha membangunkan ayahnya tapi Yool bilang kalau lebih baik ia pulang saja, biar ayah Da jung istirahat, tapi Da jung bilang kalau Yool sudah jauh-jauh kesini jadi lebih baik ayahnya bangun sebentar. Da Jung kembali memanggil ayahnya untuk bangun tapi ayahnya hanya diam saja tidak bergerak sama sekali. Melihat hal itu Da Jung langsung waspada, ia melirik Yool begitu juga Yool. Da Jung lalu dengan hati berdebar berusaha membangunkan ayahnya kembali tapi lagi lagi ayahnya tidak merespon. Da Jung yang panik langsung berlari ke luar memanggil dokter.
Dirumah suasana begitu hening, hanya Man Se yang terus melirik kesana kemari melihat para kakak-kakaknya yang terdiam membisu. Man Se lalu berusaha memecahkan suasana dengan bertanya siapa sebenarnya ahjumma yang mereka temui tadi, yang wajahnya mirip dengan ibu mereka. Na Ra yang mendengar hal itu merespon bahwa wajah mereka memang benar-benar mirip. Woo Ri yang mendnengar hal itu terlihat kesal ia berteriak pada Na Ra, "mirip? siapa bilang mirip?"
"Kwon Na Ra, kau bahkan tidak bisa mengingat wajah ibu?"
Na Ra yang mendengar hal itu kesal ia bilang pada kakaknya mengapa ia bisa sampai tidak ingat? ia ingat betul wajah ibunya. Na Ra bilang kalau ia ingat ketika ibu mereka membuatkan ia sweater, mengepang rambutnya, bernyanyi saat bermain piano, ia ingat betul itu, ia ingat semua tentang ibu mereka. Woo Ri yang mendengar hal itu tidak kalah kesal dan marahnya, Woo Ri bilang apa dengan melihat wajah seseorang yang sangat mirip dengan wajah ibu mereka, maka orang itu adalah ibu mereka? dia itu bukan ibu kita, tidak mirip sama sekali, tidak sekalipun, setelah mengatakan hal itu Woo Ri pergi dengan kesalnya. Sedangkan Na Ra yang juga kesal hanya melirik sinis pada kakaknya, ia kesal kenapa kakaknya malah marah padanya, setelah itu Na Ra pergi meninggalkan Man Se yang sedih melihat kakak-kakaknya yang membahas tentang ibu mereka sedangkan ia sama sekali tidak mengingat dan punya kenangan dengan ibunya.
Setelah memeriksa keadaan ayahnya dokter bilang kalau terjadi peningkatan tekanan darah di dalam otak dan itu menyebabkan ayah Da jung akhirnya pingsan dalam tidur nya tapi sekarang Da jung tidak perlu khawatir karna semuanya sudah membaik. Mendengar hal itu Da jung tampak lega, Da jung baru menyadari kalau Yool ada disampingnya ketika Yool memegang punggungnya. Da jung lalu meminta Yool untuk pulang saja karna anak-anak pasti sedang menunggu. Yool bilang kalau ia akan menemani Da jung malam ini, dan Da jung tidak perlu khawatir karna ia sudah bilang ke ahjummoni kalau ia tidak akan pulang malam ini.
Joon ki sedang menyusun rencana agar Na Young bisa bertemu dengan anak-anaknya, ia akan menemui Woo Ri dulu dan membicarakannya agar Woo Ri mau bertemu dengan Na Young. Na Young yang ada disitu hanya tertunduk lemah ia lalu bilang pada Joon Ki kalau ia sudah bertemu dengan anak-anaknya. Mendengar hal itu Joon ki kaget begitu juga Yoon He, ia tanya dimana dan bagaimana Na Young bertemu dnegan mereka. Na Young yang mendnengar hal itu terlihat merenung, "Woo Ri yang....... melihatku dan seolah dia ingin aku mendengarnya bahwa "ibu sudah mati"" Joon ki dan Yoon He yang mendengar hal itu kaget sementara Na Young terus melanjutkan ceritanya dengan lemah, "kalau ibu masih hidup, dia pasti akan menemui kita. Itu katanya." Na Young lalu menatap kakaknya ia bilang kalau hal ini tidak perlu dibicarakan lagi, mendengar hal itu Joon ki marah ia bilang pada Na Young apa sejak awal Na Young berfikir bahwa mereka akan langsung menerima NA Young dengan lapang dada? apa Na Young mencoba bertemu mereka tanpa berfikir hal itu akan terjadi?. Yoon He yang mendengar hal itu bilang ke suaminya mengapa suaminya marah pada aggasi(Na Young). Joon Ki bilang bagaimana ia tidak marah pada Na Young, ini baru permulaan saja, Na Young tidak boleh menyerah begitu saja, Na Young harus kuat, jika tidak Na young tidak akan pernah bisa kembali seperti dulu. Yoon He berusaha menenangkan Na Young dengan bilang jangan mendengarkan kata-kata suaminya ia hanya kecewa pada Na Young. NA Young yang mendengar hal itu tersenyum menangis, ia tau kalau hal ini akan terjadi tapi sungguh ia tidak ingin kembali seperti dulu, ia hanya berfikir alangkah indahnya jika ia bisa bertemu anak-anaknya lagi, ia tidak berharap lebih. Na Young lalu bilang apa mungkin Woo Ri membencinya? Yoon he yang mendengar hal itu bilang kalau itu tidak mungkin karna Woo Ri begitu menyayangi ibunya. Yoon He lalu kaget, apa mungkin PM sudah memberitahukan ini semua pada Woo Ri, bahkan juga tentang kang So Ho?.
Paginya ayah Da jung akhirnya bangun, Da jung yang melihat hal itu tanya apa ayahnya mengenali dirinya. Ayah Da jung yang mendengar hal itu bukannya menjawab pertanyaan anaknya malah tanya apa menantunya tidak pergi kerja. Da Jung mengantar Yool untuk pulang, Yool lalu bilang kalau Da jung tidak perlu mengantarnya. Da jung lalu berterima kash pada Yool karna sudah menjaga ayahnya semalaman. Yool tersenyum ia bilang kalau ayah Da jung juga ayahnya, Yool juga bilang ke Da jung untuk kembali kedalam makan yang teratur dan tidak usah berfikir yang macam-macam ia akan menelpon Da jung nanti. Pagi ini ayah Da jung tidak memanggil dokter yang merawatnya dengan panggilan Yeobo, ia memanggil dokter itu dengan sebutan dokter Na. Dokter yang mendengar hal itu tanya apa ayah Da jung mengenali dirinya sekarang sebagai siapa? ayah Da jung mengangguk ia bilang setelah ia tidur panjang tadi malam pikirannya sekarang terasa begitu enteng, sudah lama ia tidak merasa seperti ini. Ayah Da jung lalu tanya dengan dokter Na, berapa lama lagi ia akan bertahan hidup? mendengar hal itu dokter Na tidak menjawab diam. Ayah Da jung bilang lagi pasti tidak lama lagi kan, ia lalu tersnyum seakan mengerti atas bungkamnya dokter Na. Da Jung ngambek dan mengoda ayahnya kalau ayahnya membuat ia hidup 10 tahun lebih cepat karna harus mengkhawatirkan ayahnya. Ayah Da jung yang mendengar hal itu hanya tersnyum, ia lalu meminta Da jung untuk memberikannya buku jurnal yang kemarin, karna sekarang ia ingin menulis. Da jung merasa heran ia bilang kalau kemarin ayahnya malas untuk menulis tapi sekarang malah mau. Ayah yang mendengar hal itu lalu bilang kalau ia sekarang ingin menulis itu karna cucu-cucunya dan menantu Kwon sudah datang jadi ia ingin menulis agar ia ingatannya tidak lupa. Da jung tersenyum ia bilang kalau dokter Na bilang menulis sangat bagus untuk ayahnya. Ayah Da jung lalu meminta pena pada Da jung, Da jung mencari pena di tasnya dan ketika itu ia melihat kotak hadiah. Ayah lalu bilang kalau itu dari anak-anak, ia juga mendapatkan hadiah dari mereka bertiga. Da jung tersenyum melihat kado yang dberikan anak-anak padanya, dan disana juga tertulis sebuah memo, ahjumma cepatlah pulang, lama-lama Man Se akan membuatku terbunuh disini, seru Woo Ri didalam suratnya. Da JUng yang membaca surat itu hanya bisa tersenyum lalu seorang suster datang, ia bilang kalau dokter ingin bertemu dengan Da jung.
Tanpa sengaja saat ayah Da jung mencari-cari pulpen di dalam tas Da jung, ayah Da jung menemukan jurnal yang sama persis seperti dirinya, milik Da jung, dan ayah Da jung begitu terkejut ketika membaca jurnal atau diary Da jung, yang salah satu isinya mengenai nikah kontrak.
Da Jung mengirimkan teks singkat pada Woo Ri dengan ucapan terima kasih padanya, Man Se dan Na Ra karna sudah datang untuk menemuinya. Ayah Da jung sangat marah pada Da jung tentang pernikahan kontrak yang dibuatnya, ia juga tanya apa maksud dari ibu anak-anak masih hidup? Da jung yang mendengar hal hanya bisa diam.
Na Young menuduh Yool mengatakan pada Woo Ri tentang hubungannya dengan Soo Hoo. ia marah pada Yool karna mengatakan semuanya pada Woo Ri padahal jika Yool tidak mengatakan semua itu pada Woo Ri maka Woo Ri dan anak-anak akan kembali menerima ia sebagai ibu mereka. Yool yang mendengar hal itu awalnya tidak mengerti, tapi ia kemudian bilang kalau ia tidak mengatakan apa-apa pada Woo Ri. Mendengar hal itu Na Young terdiam, Yool kemudian tanya apa Na Young sudah bertemu dengan Woo Ri. Na Young lalu berteriak pada Yool kalau Yool sudah berbohong, ia tidak percaya kalau Yool belum mengatakan apa-apa pada Woo Ri dan kalau memang Yool belum mengatakan apa-apa pada Woo Ri, maka Woo Ri tidak akan bertingkah seperti itu padanya, Woo Ri tidak akan mungkin bersikap seolah-olah Woo Ri tidak mengenal dirinya. Yool membela dirinya, ia bilang kalau Na Young sebenarnya tau kalau ia tidak berbohong, Na Young bersikap seperti ini karna Na Young khawatir, karna Na Young tidak bisa lagi mengambil hati Woo Ri. Yool lalu bilang kalau memang bukan waktu yang akan menyelesaikannya tapi Woo Ri ia butuh waktu, jadi sebaiknya Na Young bisa menunggu dengan sabar. Na Young yang menyadari kalau ia hanya melampiaskan kekesalannya pada Yool lalu meminta maaf, karna ia sudah mengatakan hal-hal yang tidak-tidak. Na Young lalu berjalan pergi tapi kemudian Yool memanggilnya dan bilang kalau ia lupa untuk mengatakan hal yang paling penting yaitu "Terima kasih karna kau masih hidup. Saat aku melihatmu lagi, aku ingin mengatakan hal ini."
Da Jung berusaha menghubungi Yool tapi tidak berhasil alhasil ia mengahadapi ayahnya sendirian. Da jung berusaha merangkul ayahnya dan meminta maaf tapi ayah nya sudah terlalu marah, ia marah pada Da Jung yang membodohinya seperti ini, bagaimana bisa Da jung melakukan kontrak pernikahan. Da jung berusaha menjelaskan kalau sekrang ia dan Yool saling mencintai, mendengar hal itu ayahnya bilang apa dengan mereka saling mencintai semuanya akan selesai, bagaimana dengan ibu dari anak-anak yang masih hidup? apa yang akan Da jung lakukan? Da jung tidak bisa menjawab, ayah Da jung lalu bilang lagi apa yang harus Da jung lakukan sekarang, bagaimana bisa Da jung membohongi semua orang dan bahkan dirinya, ayah Da jung sendiri. Da jung terdiam mendengar ayahnya, ayah Da jung lalu teringat, ia lalu bilang apa semua ini karna dirinya? Da jung terdiam, membuang wajahnya kesamping, tidak berani menatap ayahnya. Ayah Da jung yang melihat tingkah anaknya mengerti, bahwa ini semua memang karna dirinya, karna dirinya yang mempunyai penyakit yang serius. Da jung menangis, ia minta maaf pada ayahnya, ia yang salah tapi ayah kemudian bilang kalau Da jung tidak salah, ini semua salah dirinya. Jika ia sudah mati, Da jung tidak akan seperti ini. Sekarang ia malah melukai Da jung. Saat Da jung tidur, ayah Da jung membuka salah satu jurnal dan menuliskan sesuatu disana.
In Ho dan Na Young bertemu diruang Soo Ho, In Ho lalu tanya bagaimana pertemuaan Na Young kemarin bertemu dengan Yool. Na Young yang mendengar hal itu bilang kalau Yool memberitahukan hal ini padanya. "Terima kasih karna kau masih hidup."
Na Young menyadari sesuatu kalau sekarang setelah ia kembali menjadi Park Na Young, ia menjadi begitu serakah, ia ingin bertemu dan bersama anak-anaknya lagi. Tapi sekarang ia juga harus bersabar menunggu keajaiban, keajaiban ketika Woo Ri menerimanya kembali sebagai ibunya dan juga keajaiban ketika Soo Hoo sadar dan datang padanya. Mendengar hal itu In Ho bilang kalau ia ingin mempercayai hal itu juga, benar-benar ingin mempercayainya.
Da Jung menghubungi Yool untuk memberitahu bahwa ayahnya sudah mengetahui semuanya, tentang pernikahan kontrak bahkan tentang Na Young yang masih hidup. Yool yang mendengar hal itu berusaha menenangkan Da jung, ia akan pergi kesana, mencoba menjelaskan apa yang terjadi. Setelah mengatakan hal itu Yool menutup telpon Da jung, berfikir sedangkan tanpa Da Jung sadari sedari tadi In Ho sudah ada dibelakangnya mendengarkan pembicaraan mereka. Da Jung shock ketika ayahnya menyangka kalau ia baru saja pulang dari sekolah. Ayah bilang ke Da Jung untuk bermain salju diluar. Da Jung yang mendengar hal itu tau kalau sekarang ayahnya mulai kehilangan memori ingatannya. Ayah dengan masih bersemangat mengajak Da jung untuk keluar dan bermain salju, Da jung yang melihat ayahnya seperti itu, sepert tidak sanggup, Da jung hampir menangis. Da jung lalu bilang pada ayahnya kalau sekarang tidak ada salju. Ayah yang mendengar hal itu cemberut, ia bilang apa Da jung tidak melihat salju yang berjatuhan diluar sana?, kemarinkan Da jung kesal karna tidak ada salju dan sekarang saljunya sudah turun jadi lebih baik mereka keluar dan bermain salju, ia akan membuatkan Da jung boneka salju yang begituuu besar. Da jung yang melihat tingkah ayahnya berusaha tabah, Da jung lalu tersenyum dan bilang ayo kita keluar. Da Jung membawa ayahnya keluar dengan kursi roda. Ketika sampai diluar ayah langsung menengadahkan tangannya, menikmati salju yang turun. Ayah bilang kalau salju yang turun begitu banyak dan ini sangat indah, ia begitu menyukainya. Da jung yang mendengar hal itu ikut menengadahkan kepala, dan melihat kalau sebenarnya tidak ada apa-apa disana. Ayah lalu bilang kalau Da jung pasti juga menyukainya kan. Da jung sambil menahan air matanya, tersenyum kalau ia juga menyukainya, sangat menyukainya. Yool tiba dirumah sakit tapi ketika ia masuk kekamar, tidak ada seorangpun disana. In Ho yang duduk di loby rumah sakit setelah mendengarkan pembicaraan Da jung dan Yool, bingung kenapa ayah Da jung bisa mengetahui itu semua. Na Young berlari tergesa-gesa menghampiri In Ho, ia bilang kalau Soo Hoo, sudah sadar. In Ho yang kaget segera berlari ke kamar kakaknya, dari arah pintu In Ho memanggil nama kakaknya. Kakak In Ho yang sudah sadar merespon In Ho dengan melirikkan kedua bola matanya kearah In Ho tanda ia mendengar In Ho. In Ho yang melihat hal itu berusaha mendekat, air mata In Ho mulai berjatuhan, dan ia mulai bilang ke kakaknya apa kakaknya sekarang benar-benar bisa mendengarnya?, apa kakaknya mengenal siapa dirinya?. Kakak In Ho yang sudah sadar walaupun hanya bisa merespon dengan gerakan matanya akhirnya menangis, tanda ia memang benar-benar bisa mendengar dan mengenali adiknya In Ho. Na Young yang sedari tadi diam ditempat menangis karna akhirnya Soo Hoo kekasihnya sadar.
Da Jung mengajak ayahnya untuk masuk kedalam karna udara semakin dingin. Ayah yang mendengar hal itu bilang kalau sekarang Da jung semakin cantik saja. Orang yang akan menikahi Da jung nanti pastilah sangat beruntung, ia jadi penasaran siapa yang akan menikah dengan Da jung nanti, ayah juga bilang kalau ia berharap Da jung akan mendapatkan orang yang akan hanya melihat dirinya, yang peduli padanya dan selalu ada untuk Da jung. Da jung yang mendengar hal itu tersenyum ia bilang kalau akan ada orang yang seperti ayahnya katakan tadi. Seseorang yang hanya selalu melihatnya dan memperhatikannya, seru Da jung. Ayah Da jung lalu bilang kalau Da jung pasti mndapatkan orang yang seperti itu. Ayah Da jung lalu mengenggam tangan Da jung ia bilang disaat ia menggenggam tangan Da jung seperti ini dan mereka menuju altar, ia ingin kalau dihari itu akan turun salju yang lebat seperti hari ini. Da jung yang mendengar hal itu lalu bilang pada ayahnya, apa ayahnya tidak ingat, hari dimana ayahnya mengantarnya ke altar adalah dimana pertama kalinya salju berjatuhan. Ayah Da jung yang mendengar hal itu hanya menatap langit tidak berkomentar sementara Da jung terus melanjutkan perkataannya, "karna saat itu, seluruh dunia terlihat putih dan indah............... ayah yang hanya melihat ke atas langit lalu seperti terbayang dengan dimana saat ia menggenggam tangan Da jung dan mengantarnya ke depan altar. Ayah tersenyum melihat bayangan atau ingatan itu, lalu senyuman itu lama-lama pudar, perlahan namun pasti ayah menutup matanya dan seperti tertidur wajahnya terus merosot ke samping dan kemudian tangannya terjatuh terkulai dan didalam tidurnya ia pun tersenyum. Sementara Da jung ia terus berbicara dan saat ia sadari, ia terus memanggil-manggil nama ayahnya, Da jung berusaha menahan air matanya. Da Jung terus memanggil-manggil ayahnya tapi ayahnya tetap tidak menjawab, ia terlalu lelap tertidur. Da jung yang melihat ayahnya seperti itu akhirnya memeluk ayahnya menangis dan tepat pada saat itu Yool menemukan Da jung dan ayahnya. Yool yang melihat hal itu tertegun, ia tau apa yang terjadi saat ini.. Yool berada di depan abu ayah, walaupun tidak menangis, Yool terlihat begitu sedih, ia terus mengucapkan kata-kata maaf pada abu ayah.
Da Jung sedang bersama anak-anak, mereka semua berada disana setelah menaruh abu kakek mereka. Man Se terlihat sedih, ia tanya pada Da jung apa mereka tidak bisa melihat kakek lagi?. Da jung tersenyum ia bilang kalau Man Se masih bisa bertemu dengan kakek, ia akan hidup di hati Man se, jadi jika Man Se rindu padanya katakan saja kalau Man se rindu. Man Se yang mendengar hal itu terlihat gembira. Sedangkan Na Ra dan Woo Ri yang sudah lebih dewasa mengerti apa maksud dari semua ini, mereka berdua terlihat begitu sedih. Yool lalu menghampiri mereka, Yool menatap Da jung begitu juga Da jung lalu Yool meminta Woo Ri untuk membawa adik adiknya masuk kemobil terlebih dahulu. Sesampainya diluar Na Ra tidak bisa lagi menahan tangisnya, ia bilang kalau kakek begitu baik padanya. Man Se yang masih lugu bilang ke kakaknya agar tidak menangis karna ahjumma Da jung bilang kalau mereka merindukan kakek mereka, mereka masih bisa berbicara dan bertemu dengannya melalui hati mereka. Na Ra yang mendengar hal itu sambil menangis bilang kalau Man Se itu bodoh, bagaimana bisa mereka melakukan hal itu. Kakek mereka itu sudah meninggal, bagaimana bisa mereka bertemu dengannya dan kalau memang mereka bisa melakukan hal itu, berarti mereka juga bisa melakukannya dengan ibu mereka yang sudah meninggal hah? Man Se yang mendengar hal itu terdiam, sementara Woo Ri seperti nya kata-kata Na Ra masuk kedalam hatinya, Man Se lalu bertamya pada kakaknya Woo Ri, apa benar mereka tidak bisa bertemu dengan kakek mereka lagi. Woo Ri menjawab kalau mereka memang tidak bisa bertemu dengan kakek mereka lagi tapi mereka bisa bertemu dengan ibu mereka.
Da Jung menyuruh Yool untuk pulang terlebih dahulu sementara ia, ia akan disini sebentar lagi. Bukannya menuruti perkataan Da jung Yool malah meminta Da jung untuk menangis saja, disaat seperti ini Da jung memang seharusnya melepas kesedihannya. Da jung yang mendengar hal itu lalu bilang apa ia punya hak untuk menangis. Ia tidak apa-apa jika ayahnya tidak memaafkannnya, tidak apa-apa jika ayahnya membenci dan marah padanya tapi untuk mengantar ayahnya seperti ini.............. ia tidak sanggup. Da Jung membereskan barang-barang ayahnya yang ada dirumah sakit, ia lalu mengambil jurnal milik ayahnya.. Da Jung memberikan jurnal ini padaku, apa yang harus aku tulis? aku bermain Go Stop dengan menantu Kwon, aku menang. Hal yang tak pernah aku lupakan, ulang tahun Da Jung 15 agustus. Namaku Nam Yu Shik. Nama Putriku , Nam Da Jung. Da Jung yang melihat namanya begitu banyak tertulis berulang kali didalam buku, tidak bisa menahan air matanya ia kembali menangis.
Woo Ri meminta ayahnya untuk mempertemukan dirinya dan ibunya. Yool tanya mengapa Woo Ri ingin bertemu dengan ibunya. Woo Ri lalu bilang kalau semua ini karna kakek, setelah kakek meninggal, ia rasa ia tidak mungkin lagi untuk bertemu dengannya. Woo Ri tidak ingin hal ini juga terjadi dengan ibunya, ia tidak ingin menyesal ketika ibunya sudah tiada ia baru akan menemuinya padahal hal itu sudah terlambat makanya sekarang ia ingin bertemu dengan ibunya. Yool tersenyum, ia bilang kalau ternyata anaknya Woo Ri sudah dewasa sekarang. Yool lalu melihat kearah belakang Woo Ri. Woo Ri yang tau hal itu terlihat tegang untuk bertemu dengan ibunya, Woo Ri menoleh kebelakang dengan perlahan. Na Young dan Woo Ri berjalan saling mendekat, ada banyak perasaan yang berkecamuk di hati mereka. Woo Ri menyapa ibu nya secara formal ketika mereka berdua berdekatan. Na Young tidak bisa mengendalikan perasaannya, ia menangis melihat Woo Ri. Na Young lalu mengusap air mata di pipi anaknya, Woo Ri yang diperlakukan seperti itu tidak bisa menahan air matanya lagi, ia menangis. Woo Ri lalu memanggil Na Young dnegan sebutan ibu sambil menangis keras. Na Young yang mendengar hal itu masih dengan menangis bilang kalau ia memang benar ibunya. Na Young lalu tanya apa boleh ia memeluk Woo Ri sekali saja? Woo Ri hanya diam tidak menjawab, Na Young langsung memeluk Woo Ri dengan erat, mereka berdua menangis bahagia.
Sementara Yoon He, Joon Ki dan Yool yang melihat pertemuan anak dan ibu itu ikut terharu, Yool berbicara pada Joon Ki jika ia akan mempertemukan Na Ra, Man Se dengan Na Young nanti mereka masih kecil jadi tidak terlalu sulit untuk mempertemukan mereka. Joon Ki yang mendengar hal itu mengerti, Joon Ki lalu bilang ke Yool untuk melupakan apa yang sudah ia katakan tentang untuk menerima Na young kembali, Joon Ki juga dengan malu-malu meminta maaf pada Yool atas apa yang sudah ia lakukan selama ini, ia sudah begitu jahat pada Yool. Yool yang mendengar hal itu tertawa lalu menggoda Joon Ki kalau hal itu sepertinya tidak akan mudah. mendengar hal itu keduanya lalu tersenyum. Joon Ki lalu bilang lagi ke Yool apakah mereka berdua bisa kembali seperti dulu. Yool bilang kalau hal itu sepertinya akan sulit, biar waktu saja yang akan menjawabnya karna sebelum ini mereka adalah teman. Yool lalu memberikan nasihat pada Joon Ki, ia meminta Joon Ki untuk tidak membuat orang yang ada disampingnya sedih, ia tidak ingin Joon Ki melakukan kesalahan yang sama seperti dirinya.
Boss Go dan Hee Chul terlihat sedih atas apa yang terjadi pada Da JUng, ayahnya meninggal dan PM mengundurkan diri. Boss Go lalu berfikir jika PM menngundurkan diri dan jadi pengguran bagaimana dengan Nam Da Jung mereka? apa mereka perlu menariknya kembali? Da Jung yang entah dari kapan berdiri disitu dengan membawa kardus besar lalu bersuara, ia bilang kalau ia tau jika mereka akan menghawatirkannya, boss Go dan Hee chul yang mendnengar suara Da jung kaget dan terlihat senang. Da jung berterima kasih pada bos Go dan Hee Chul yang sudah datang kepemakaman, ia juga minta maaf karna tidak bisa menyalami keduanya dengan baik karna waktu itu begitu ramai. Da Jung lalu mengutarakan maksud kedatangannya kesini, ia ingin menitipkan kardus besar yang ia bawa untuk sementara waktu disini. Hee Chul yang mendengar hal itu lalu tanya memangnya Da Jung mau pergi kemana. Sebelum pergi Da jung berpamitan pada In Ho, ia bilang kalau ia akan pergi keluar kota, ia ingin mengunjungi tempat dimana ia dan ayahnya ingin pergi kesana. In Ho lalu tanya apa Da jung akan pergi sendirian? Da jung tersenyum, ia bilang kalau ia akan pergi dengan ayahnya. Da jung lalu memberikan selamat pada In Ho karna kakaknya sudah sadar. In Ho yang mendengar hal itu hanya tersenyum pahit, ia bilang apa ia bisa menerima hal itu sementara ayah Da jung baru saja meninggal. Mendengar hal itu Da jung lalu bilang kalau hal ini adalah suatu keajaiban, ketika ayahnya pergi, kakak In Ho sadar. In Ho lalu bilang lagi kalau semua ini adalah hadiah yang diberikan ayah Da jung sebelum meinggal dan hadiah ini disebut sebagai keajaiban. In Ho lalu tanya berapa lama Da jung akan pergi dan apa Da jung sudah memberitahu Yool tentang kepergian Da jung ini, Da jung menjawab dengan tersenyum kalau ia belum tau kapan ia akan kembali, ia juga sama sekali belum memberitahu Yool. In Ho yang mendengar hal itu lalu bilang kalau Yool pasti akan sangat khawatir sampai hari dimana Da jung kembali lagi kesini.
Yool terdiam melihat papan namanya sebagai PM, sepertinya ini adalah hari hari terakhir ia sebagai perdana mentri. In Ho datang ia mengabarkan bahwa anak-anak dan ahjuma sudah sampai dirumah dengan selamat, In ho lalu tanya apa Yool akan langsung pulang kerumah atau Yool mau kerumah dinas dulu. Yool bilang karna ini hari terakhir maka ia akan pergi kerumah dinas dulu. In Ho lalu bilang pada Yool apa Yool sudah tau kalau Da jung akan pergi ke luar kota? Yool yang mendengar hal itu menoleh pada In Ho berfikir. In Ho yang melihat reaksi Yool lalu bilang kalau ia sudah menduga kalau Da jung belum mengatakannya pada Yool. In Ho lalu bertanya pada Yool apa ia harus menghentikan Da jung pergi, karna ia yakin Da jung hanya pergi seorang diri, bagaimana jika Da jung tidak kembali dan.... belum selesai In Ho berbicara Yool sudah memotong. Ia mengingatkan In Ho tentang perkataannya yang lalu ketika ia menikahi Da jung, bahwa suatu saat ia akan menerima konsekuensi atas apa yang ia lakukan saat ini. Yool bilang entah kenapa perkataan itu tidak mau hilang dari ingatannya, memang benar apa yang In Ho katakan padanya bahwa bisa saja Da jung tidak akan kembali tapi ia tidak bisa menghalangi Da jung pergi karna itu adalah keinginannya sendiri.
Yool kembali ke rumah dinas, saat masuk ke halaman yang biasa ia dan Da jung datangi, peristiwa-peristiwa antara ia dan Da jung kembali tergiang, saat ia mengajarkan Da jung, saat Da jung mengatakan kalau Da jung menyukainya dan tidak akan pernah meninggalkannya sampai saat Yool meminta Da jung untuk pergi dari sana. Yool juga masuk ke ruang kantornya, disana pun sesuatu yang ia alami bersama Da jung pun ada, terutama di kursi panjang, saat mereka pertama kali membuat kontrak pernikahan, saat Da jung tersnyum menatapnya. Begitu pula saat di kamar, disetiap sudut ruangan itu hal-hal yang pernah ia lakukan dengan Da jung kembali teringat, di sofa, meja kerja maupun ditempat tidur. Mengingat hal itu semua Yool pun tersenyum. Ditambah lagi kejadian yang hanya Da jung yang bisa melakukannya, saat Da jung menyeruduknya hingga ia jatuh terlentang sampai saat mereka berdua harus tabrakan mulut. Ya memang disetiap sudut rumah ini, semua peristiwa, kejadian yang ia alami semuanya melibatkan Da jung dan semua itu sekarang sudah menjadi kenangan. Saat Yool sedang memikirkan kembali tentang kenangan dirinya dan Da jung secara tiba-tiba Da jung muncul tersenyum padanya.
Hye Joo sengaja menunggui In Ho, ia ingin bertemu In Ho dan mengajaknya minum, Hye Joo juga bilang kalau ia sudah mengundurkan diri pada Joon Ki. In ho yang mendengar hal itu kaget, ia lalu tanya apa Hye Joo akan akan kembali bekerja pada PM. Hye Joo menggeleng ia bilang kalau ia akan memilih jalannya sendiri sekarang, mendengar hal itu In Ho terlihat senang ia lalu memberi selamat pada Hye Joo. Hye Joo lalu bilang kalau sebenarnya ia kesini juga untuk mengajak Yool untuk minum-minum. In Ho yang mendengar hal itu lalu bilang kalau Hye Joo tidak bisa melakukan hal itu karna sekarang Yool sudah memiliki tamu yang lainnya. Hye Joo yang mendengar hal itu mengerti maksud In Ho. "Ini hari terakhir mu dirumah dinas, bagaimana perasaanmu?"
"Entahlah aku tidak yakin bagaimana perasaanku sekarang tapi aku belum sadar sepenuhnya, kalau aku akan pergi dari tempat ini besok."
"Aku juga, meskipun itu waktu yang sangat singkat, banyak hal terjadi disini."
"Saat aku bersama mu aku belajar banyak hal. Hal-hal yang aku lupakan, hal-hal yang kurasa tidak perlu dipikirkan, hal apa yang benar-benar berharga bagiku, semua itu dimana aku bisa menemukan semuanya jadi aku tidak pernah menyesal menghabiskan waktuku disini."
Da jung tersenyum lalu ia bilang kalau ia akan pergi keluar kota. "apakah kau harus pergi?" tanya Yool. Da jung terdiam sesaat ia lalu menjawab, "suatu saat jika takdir mempertemukan kita kembali. Kita bisa memulainya dengan benar dan aku akan memegang tanganmu jadi kau harus selalu sehat sampai hari itu tiba."
"Meskipun semua ini singkat, aku sangat bahagia karna bisa bersamamu." Setelah mengatakan hal itu Da jung pergi, Yool diam seperti menahan tangisnya agar tidak keluar sementara Da jung ia juga berusaha untuk tetap tegar karna walau bagaimanapun ia dan Yool suatu saat jika takdir berkehendak mereka masih bisa bertemu.
Semua orang menunggu Yool untuk mengucapkan salam perpisahan mereka, mereka berdiri berjejer untuk melepas PM mereka terdahulu, suasana sedih terlihat begitu kental terlebih lagi ketika Yool berhadapan dengan Hye Joo dan In Ho. Yool mengatakan kalau mereka semua sudah bekerja dengan baik, setelah mengucapkan salam perpisahan pada semua orang Yool melangkah menuju mobilnya tapi ketika ia akan masuk ia kembali menoleh kearah rumah dinas, Yool terlihat begitu berat untuk pergi dari sana karna bagaimana pun sudah banyak kenangan-kenangan yang tersimpan didalam rumah ini.
Seorang wanita keluar dari sebuah mobil, ketika wanita itu keluar semua reporter sudah mengerumuninya. Wanita itu adalah Hye Joo. Hye Joo keluar dari mobil dengan elegannya, sangking elegannya ia merapikan bajunya didepan umum lalu mengibaskan rambutnya dan melangkah dengan percaya diri. Semua reporter mengerubuni Hye Joo menanyakan perihal apakah Hye joo akan masuk dalam sebuah partai atau tidak dan diantara reporter tersebut tidak ketinggalan reporter kita yaitu reporter Byun.
Reporter byun terus mengoceh kepartai mana Hye joo akan masuk, karna diantara banyak partai, banyak partai yang sedang berkuasa saat ini yang ingin sekali Hye joo masuk dalam partainya. Hye joo yang mendengar hal itu lalu bilang dengan tegas dan dengan gayanya yang baru, dengan menatap reporter Byun dengan tajam ia bilang, "tentu saja.... "tidak punya niat" untuk bergabung dnegan partai lain."
"Aku berencana untuk membuat sebuah partai," seru Hye Joo dengan lantang. Para reporter yang mendengar hal itu kaget, reporter Byun langsung nyerocos apa dengan ini artinya Hye joo juga akan berpotensi untuk menjadi seorang presiden kelak? Hye joo yang mendengar hal itu segera melirik tajam pada reporter Byun dan bilang, "reporter Byun, kau benar-benar bodoh. Apakah kau benar-benar serius menanyakan hal itu sekarang? apa aku tidak pernah melihat anggota baru terpilih untuk ikut pemilihan presiden?"
Joon Ki dan Yool sudah menjalin hubungan yang baik lagi, mereka secara bersama-sama mengawasi anak-anak mereka yang sedang bermain. Ditengah-tengah itu Joon ki tanya apa Yool sudah memantapkan pikiran Yool. Yool bilang iya, mendengar hal itu Joon Ki lalu bilang kalau Yool memang sudah memantapkan hati dan pikirannya Yool seharusnya mengikuti pemilihan. Yool yang mendengar hal itu lalu bilang, "aku hanya ingin menjadi pembawa bendera dimana orang-orang berbagi tujuan yang sama sepertiku. Joon Ki, apakah kau mau membantuku?"
"Menolong orang yang berusaha mereformasi perusahaan konglomerat? apa yang kau inginkan dariku? aku adalah menantu dari Myeong Shim Grup. Apa kau tidak tau betapa menakutkannya mertuaku itu?"
"Aku tidak akan pernah membantumu!" seru Joon Ki dengan penuh keyakinan.
Tapi kemudian Joon Ki melanjutkan, "tapi, justru aku akan secara diam-diam. Secara diam-diam membantumu," seru Joon Ki tersenyum pada Yool. Yool yang melihat itu tertawa dan berterima kasih. Joon Ki lalu bilang lagi kalau Yool sudah terpilih, bagaimana dengan ibu negara? Yool yang mendengar hal itu tertawa dan bilang kalau Joon Ki ternyata sudah memikirkan semuanya, sementara ia, ia bahkan belum memikirkannya sama sekali. Joon Ki lalu bergurau pada Yool kenapa Yool tidak kembali saja pada Na Young? tapi sekarang Yool sudah terlambat karna Na Young sudah diambil oleh Kang Soo Hoo, sementara Nam Da Jung, mereka tidak tau dia ada dimana sekarang ini.
Mendengar kata Da Jung Yool terdiam tidak menjawab. Ditengah perbincangan mereka, Yoon He datang dan ia membawa seorang bayi dengannya dan ternyata itu adalah anaknya dan Joon Ki. Dengan manjanya Yoon He bilang kalau ia sangat lelah mengawasi anak-anak, Joon Ki yang mendengar hal itu lalu mendekat dan melihat bayi kecil mereka. Yoon He lalu bilang ke Yool kalau agashi juga ikut dan mereka sudah lama tidak bertemu jadi sebaiknya setelah ini mereka makan bersama. Yool yang ditawari seperti itu menolak secara halus kalau ia akan pergi kesuatu tempat. Yool lalu mengambil tasnya dan sebuah buku, Joon Ki yang melihat hal itu lalu tanya kalau sekarang sepertinya Yool berusaha sangat keras untuk menjadi ayah yang baik karna sekarang saja ia sudah memegangi buku "petualangan yang menyenangkan dari kodok pembuat kue."
Da Jung berada di kantor Skandal news, ia memberikan bukunya yang berjudul "petualangan yang menyenangkan dari kodok pembuat kue". Boss Go bilang kalau Da Jung sudah membuat buku anak-anak sekarang, Hee chul yang mendengar hal itu tidak setuju, ia bilang kalau bossnya saja belum membacanya tapi sudah bilang kalau itu adalah buku anak-anak, Hee chul lalu bilang kalau buku ini adalah harry potter versi koreanya. Da Jung yang mendengar hal itu tersenyum, ia lalu bilang kalau hari ini ia kembali karna ini adalah peringatan mendiang ayahnya dan juga untuk memperomosikan bukunya ini, makanya ia kembali. Mendengar hal itu Hee chul langsung bilang kalau Da jung tunggu saja disini sebentar, mereka akan kembali secepatnya setelah wawancara dan setelah itu mereka akan ikut dengan Da jung. Da jung membuka kardus yang ia titipkan dulu disini, ia kembali melihat barang-barang milik ayahnya. Da jung tersenyum ketika melihat namanya yang begitu banyak berderet di buku jurnal ayahnya. Da jung lalu membuka jurnal miliknya dan disana ia menemukan sesuatu, untuk putriku tercinta Nam Da Jung. Da jung putriku tercinta, saat aku memikirkannya, apa yang benar-benar aku inginkan ternyata bukan kau harus menikah. Yang benar-benar ayah inginkan adalah senyumanmu dan..... kebahagianmu. Da jung berbahagialah, dengan Kwon lelaki yang kau cintai. Meskipun dari awal bukanlah cinta, tapi ayah percaya bahwa pada akhirnya tu adalah cinta. Da Jung datang ke rumah abu ayahnya dengan membawa buku karangannya sendiri, "ayah aku datang setelah membaca surat yang ayah tulis. Ayah aku membuat sebuah buku. Aku membawakan buku ini untuk kau lihat. Apaka kau tidak bangga dengan putrimu?"
Da Jung kaget ketika ternyata buku karangan miliknya sudah ada di dekat abu ayahnya, Da jung tampak berfikir ia lalu tersenyum.
Yool akan di wawancarai oleh reporter Byun, In Ho yang baru mendapat kabar terbaru dari reporter Byun lalu melaporkan pada Yool bahwa reporter Byun akan sedikit terlambat karna macet. Yool yang mendengar hal itu lalu bilang apa hal ini tidak menganggu interview selanjutnya? In Ho menjawab dengan yakin kalau hal ini tidak mengganggu, Yool lalu bilang kalau ia akan menunggu disini saja. In Ho pamit, saat berjalan pergi In Ho berhenti dan tersenyum. Yool menunggu reporter Byun dengan sabar dan ketika ia melihat jam nya ia kembali teringat pada Da jung, "waktumu aku berharap akan terus berjalan tanpa harus berhenti, selamanya." Saat Yool sedang mengingat Da jung, Yool mendengar seseorang yang memanggil namanya. Ketika Yool berbalik, Yool terdiam tidak berkutik, sementara Da jung terus mendekati Yool tersenyum. Yool yang melihat Da jung seperti itu mungkin tanpa ia sadari bibirnya pun menyimpulkan sebuah senyuman. Da Jung yang baru tiba lalu tersenyum bergurau pada Yool, kalau ia harus meralat kata-katanya tadi, ia tidak lagi harus memanggil Yool sebagai PM tapi kandidat Kwon. Da Jung menunduk memperkenalkan dirinya pada Yool, "haloo, aku adalah penulis Nam Da Jung yang mengarang buku 'Petualangan menyenangkan dengan katak pembuat kue'."
"Aku berencana menulis buku yang baru dan entah kenapa modelnya adalah seseorang yang pernah menjabat sebagai PM, aku berharap kau akan memperbolehkanku untuk mewawancaraimu, Kandidiat Kwon," seru Da jung penuh semangat. Yool yang mendengar hal itu tersenyum, ia lalu bilang "buku itu.... apa judulnya?" tanya nya Yool penasaran. "Aku berencana menulis buku itu dengan judul 'Perdana Mentri dan aku'," Jawab Da Jung.
"Perdana Mentri dan aku?"
"Apa karakter utama dalam buku itu "aku" atau "PM"?"
Da jung tampak berfikir, ia lalu bilang "bagaimana kalau kedua-duanya?"
"Aku yakin buku itu akan sangat menyenangkan. Kalau begitu berapa lama kita akan wawancara?" seru Yool.
Da Jung yang mendengar hal itu lalu menyipitkan mata pada Yool, "kau tidak mungkin memberikan aku waktu 10 menit kan?" tanya Da jung.
Yool pun tertawa mendengar hal itu begitu juga Da jung.
"Kau akan membantuku kan?" seru Da jung.
"Aku akan membantu mu meskipun aku tidak tau bagaimana cara untuk membantumu."
Da Jung tersenyum, ia berterima kasih, Da jung lalu memperkenalkan dirinya kembali, "kalau begitu bairkan aku memperkenalkan diriku lagi."
Da jung menatap mata Yool "aku....... (da jung memberikan tangannya pada Yool) adalah Nam Da Jung."
"Yool ikut menatap Da Jung, "aku Kwon Yool" keduanya berjabat tangan, tersenyum satu sama lain.
"Sekarang, bisakah kita mulai?" senyum Da jung merekah.
Yool yang melihat hal itu merespon dengan senyuman yang sumringah, tanda setuju.
Tamat