KATA PENGANTAR

        Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Arthropoda”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Zoologi Invertebrata di Universitas Lambung Mangkurat.

         Makalah ini berisikan informasi seputar arthropoda. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang ciri-ciri arthropoda, klasifikasi dan peranannya bagi manusia. Akhir kata kami sampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

  1.  Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya.
  2.  Bapak Drs. Bunda Halang, M.T, Bapak Mahruddin, S.Pd, M.Pd, Bapak Drs. Dharmono, M.Si dan Bapak M. Arsyad, S.Pd, M.Pd, serta Ibu Amalia Rezeki, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing dalam mata kuliah Zoologi Invertebrata.
  3.  Orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan setiap langkah kami.
  4.  Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi yang telah banyak membantu dalam penyelesaian makalah ini.

        Tak ada gading yang tak retak, tentunya tulisan ini masih memiliki kekurangan, untuk itu penulis menerima kritik dan saran. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.

                                                                                 Banjarmasin,    Februari 2015        

                                                                                               

                                                                           Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah 

Hewan merupakan makhluk hidup yang mampu beradaptasi di berbagai lingkungan. Mereka dapat hidup di laut, air tawar, kutub, dan padang pasir (gurun). Berdasarkan kerangka tulang belakangnya hewan di kelompokkan menjadi dua kelompok utama, yaitu invertebrata (hewan yang tidak bertulang belakang) dan vertebrata (bertulang belakang). Berdasarkan persamaan dan perbedaannya, kelompok hewan invertebrata di kelompokkan ke dalam beberapa filum. Hewan-hewan tersebut di kelompokkan ke dalam 9 filum, yaitu: Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, Chordata.

Diperkirakan bahwa populasi arthropoda di dunia, yang meliputi krustasea, laba-laba, dan serangga, berjumlah sekitar 108 individu. Hampir 1 juta spesies Arthropoda telah dideskripsikan, dan sebagian besar adalah serangga. Pada kenyataannya, dua dari setiap tiga organisme yang dikenal adalah hewan arthropoda, dan anggota filum tersebut ada hampir pada semua habitat yang ada d biosfer. Berdasarkan kriteria keanekaragaman, penyebaran, dan jumlah spesies, filum Arthropoda harus dianggap sebagai yang paling berhasil di antara semua filum.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah :

  1. Bagaimana ciri – ciri umum Arthropoda ?
  2. Apa saja klasifikasi Arthropoda pada tingkat kelas?
  3. Bagaimana ciri-ciri umum insecta?
  4. Bagaimana proses metamorfosis pada insecta?
  5. Apa saja peranan Arthropoda bagi manusia?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah:

  1. Menjelaskan ciri-ciri umum Arthropoda.
  2. Menjelaskan klasifikasi Arthropoda pada tingkat kelas.
  3. Menjelaskan ciri- ciri umum insecta.
  4. Menjelaskan proses metamorfosis pada insecta.
  5. Menjelaskan peranan Arthropoda bagi manusia.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah:

  1. Untuk mengetahui ciri-ciri umum Arthropoda.
  2. Untuk mengetahui klasifikasi Arthropoda pada tingkat kelas.
  3. Untuk mengetahui ciri-ciri umum insecta.
  4. Untuk menjelaskan proses metamorphosis pada insecta.
  5. Untuk menjelaskan peranan Arthropoda bagi manusia.

BAB II

ARTHROPODA

2.1. Ciri-Ciri Umum Arthropoda

        Filum Arthropoda (Arthros = irisan, podod = kaki) merupakan filum yang memiliki spesies paling banyak dibandingkan dengan flum-filum lainnya. Namanya berasal dari kakinya yang bersendi. Hewan-hewan yang termasuk ke dalam kelas ini adalah golongan udang-udangan (Kelas Crustacea), lipan (Kelas Chilopoda), kakseribu (Kelas Diplopoda), laba-laba (Kelas Arachnida) dan belalang, capung dan sebagainya (Kelas Insecta).

Tubuh Arthropoda bagian luar beruas-ruas dengan embelan yang umumnya beruas-ruas pula. Keduanya berbeda dalam bentuk dan fungsinya. Seluruh tubuhnya ditutupi oleh rangka luar organik yang terbuat dari kitin. Sifat umum kelas ini mencakup kerangka luar keras dari kitin, yakni polisakarida majemuk, suatu jenis karbohidrat. Cangkang ini dihasilkan oleh epidermis dank arena sifatnya yang tidak elastis jika mengeras, ia harus ditanggalkan secara berkala untuk memungkinkan hewan tumbuh.

Sifat umum yang terpenting yang berlaku untuk semua anggota kelompok Arthropoda dank has filum ini  ialah adanya embelan tubuh yang bersendi dan bebas dari  bulu getar. Bentuk tubuhnya simetri bilateral dan tubuhnya terdiri dari ruas-ruas yang tersusun secara linear berurutan. Pada masing-masing ruas atau pada beberapa ruas melekat embelan tubuh. Tubuh tertutup kerangka luar dari kitin yang elastic pada bagian-bagian untuk pergerakan sendi.

Sistem syaraf, mata dan organ-organ sensoris lainnya berkembang dengan baik. Bagian-bagian ini melakukan respon yang kuat terhadap stimulus.

Arthropoda tersebar dari mulai ketinggian 20.000 kaki di atas permukaan laut sampai dengan kedalaman lebih dari 32.000 di dalam laut, misalnya golongna Crustacea. Beberapa species beradaptasi untuk hidup di udara, di darat, di dalam tanah, di air tawar, di air payau dan di air asin. Diantaranya ada pula yang hidup parasit pada tubuh tumbuhan atau tubuh hewan lainnya.

Beberapa karakteristik dari Arthropoda ialah:

  1. Bilateral simetris, triploblastik, tubuh umumnya bersegmen-segmen. Kepala, dada, dan abdomen dapat dibedakan, namun ada juga yang bagian kepala dan dadanya bersatu ditutup oleh suatu penutup yang disebut karapaks.
  2. Memiliki rangka luar yang terbuat dari kitin dan disekresikan oleh epidermis. Rangka luar ini akan diganti (eksidis) pada interval waktu tertentu.
  3. Otot-otot mempunyai serat lintang, sering sangat kompleks dan biasanya berfungsi untuk melakukan pergerakan yang cepat.
  4. Alat pencernaan sempurna, bagian-bagian mulut memiliki rahang lateral beradaptasi untuk mengunyah atau mengisap, anus terdapat di bagian ujung.
  5. Sistem peredaran darah terbuka,. Jantung bagan dorsal akan menyalurkan darah melalui arteri ke seluruh organ-organ tubuh dan jaringan dan kembali lagi ke jantung melalui rongga tubuh (hemocoel).
  6. Respirasi dengan menggunakan insang, salurn trachea, paru-paru buku dan permukaan tubuh.
  7. Ekskresi dilakukan oleh coxal atau kelenjar hijau, saluran Malpighi yang bersatu dengan bagian usus.
  8. Sistem syaraf dengan pasangan ganglion dorssal di atas mulut dan dihubngkan pada sepasang tali saraf ventral dengan ganglion pada tiap-tiap ruasnya. Filum ini memiliki organ-organ sensoris yang melput antena dan rambut-rambut sensoris, terdapat mata sederhananya atau mata majemuk, organ pendengaran (pada insekta), dan satatocyst (pada Crustacea).
  9. Alat reproduksi umumnya terpisah, fertilisasi kebanyakan internal.

2.2.Klasifikasi Arthropoda pada Tingkat Kelas

2.2.1 Crustacea

        Crustacea (Crusta=Pembungkus yang keras) meliputi golongan udang-udangan dan kepiting. Kebanyakan hidup di air laut, tetapi beberapa ada yang hidup di air tawar, air payau, tempat-tempat yang lembab dan di daratan. Crustacea yang hidup di air juga menempati macam-macam tempat seperti pantai, karang, tumbuhan yang dalam air atau perairan terbuka. Banyak pula larva atau hewan dewasa yang menempati lubang-lubang. Tubuhnya terbagi dalam kepala (cephalin), dada (thorax) dan abdomen.

        Kebanyakan Crustacea hidup bebas, meskipun ada diantaranya yang hidup parasit atau komensal dengan hewan lainnya.

        Beberapa karakteristik crustacea adalah:

  1. Kepala dan dada bergabung membentuk kepala –dada (cephalothorax). Kepala merupakan 5 buah segmen yang bersatu dengan dua pasang antena, memiliki satu pasang mandibula untuk mengunyah dan dua pasang maxilla, thorax (dada) terdiri atas 2-60 buah segmen yang jelas atau beberapa buah bersatu. Segmen-segmen abdomen (perut) biasanya jelas dengan telson di bagian ujungnya, sering mempunyai karapaks yang menutupi bagian kepala dan bagian-bagian thoraxnya. Mereka mempunyai dua pasang antenna, sepasang mandible (mandible) atau rahang dan dua pasang maksila (maxila).
  2. Respirasi dengan menggunakan insang (jarang yang menggunakan permukaan tubuhnya).
  3. Ekskresi dengan menggunakan satu pasang kelenjar hijau.
  4. Alat reproduksi umunya terpisah. Hanya ada beberapa yang hermafrodit. Hewan yang paling umum dipelajari pada Crustacea adalah udang (crayfish).
  1. Sub Kelas Branchiopoda

Hewan dari subkelas Branciopoda ini merupakan hewan yang sangat kecil, ukuran tubuhnya hanya beberapa mili meter saja walaupun ada yang mencapai 2,5 cm tetapi tidaklah begitu banyak. Hidup di air tawar, tubuhnya semi transparan, sehingga kadang-kadang organ-organ dalamnya dapat terlihat dari luar, berwarna pucat ada yang berenag  menggunakan bagian punggungnya. Embelan di bagian dada menyerupai bulu halus dan digunakan sebagai alat pernapasan, terdapat karapak. Diantaranya ada yang sengaja dikultur untuk makanan ikan terutama ikan mas. Contoh spesies: Eubranchipus vernalis, Daphnia sp.

  1. Sub Kelas Ostracoda

Hidup di air tawar dan laut, dapat berenang dengan bebas, bergerak dengan menggunakan antena kedua atau kedua pasang antenanya. Karapak terdiri dari 2 belahan. Embelan tidak menyerupai bulu halus. Ukuran tubuhnya 1 mm sampai beberapa mm saja.

Contoh pada jenis Eucypris virens yang hidup di air tawar karapak ditutupi oleh bulu-bulu yang pendek, memiliki sebuah mata. Panjang tubuhnya 2 mm, berenang dengan menggunakan  pasangan pertama kakinya. Merupakan hewan partenogenesis di mana telur-telurnya dapat berkembang tanpa dibuahi.

  1. Sub Kelas Copepoda

Hewan-hewan dari subkelas ini hidup di air tawar atau laut, dapat berenang bebas atau sebagai parasit pada ikan. Tidak mempunyai karapak, umumnya mempunyai 6 pasang embelan dada.

Contohnya ialah Cicplos viridis, hidup di kolam-kolam air tawar. Panjang tubuh 1,5-5 mm. Umumnya berwarna kehijau-hijauan, mata berwarna merah. Pada bagian ekor sering terdapat suatu kantung yang penuh berisi telur. Merupakan plankton hewan yang kadang-kadang sangat berlimpah. Tubuhnya dapat dibedakan atas kepala, dada, dan perut.

  1. Sub Kelas Cirripedia

Umumnya hidup melekat pada benda-benda di perairan seperti batu, kayu, karang, dasar-dasar perahu/kapal, tiang-tiang di laut, dan sebagainya. Karapak menutupi tubuhnya. Umumnya hermaprodit, begian tubuh umumnya ditutupi oleh suatu rangka atau cangkok dari kapur, sehingga mula-mula hewan ini diduga sebagai Mollusca. Diantaranya ada yang hidup sebagai parasit. Contoh spesies: Lepas fascicularis.

  1. Sub Kelas Malacostraca

Subkelas ini merupakan hewan-hewan yang paling banyak dari kelas Crustacea kira-kira ¾nya termasuk ke dalam Malacostraca. Umumnya bertubuh besar, terdiri atas segmen-segmen sebagai berikut: 4 segmen di bagian kepala. 8 segmen di bagian dada, dan 6 segmen di bagian perut. Beberapa jenis yang termasuk ke dalam Malacostraca ini ialah udang, kepiting, ketam, dan sebagainya. Contoh spesiesnya: Cambarus bartoni.

2.2.2 Myriapoda

Myriapoda (dalam bahasa Yunani, myria=banyak, podos=kaki) merupakan hewan berkaki banyak. Pembagian tubuh Myriapoda ini terdiri atas kepala (chepalo) dan perut (abdomen) tanpa dada (thoraks). Dibagian kepala terdapat satu pasang antena sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal (ocellus). Penambahan jumlah segmen terjadi pada setiap pergantian kulit. Alat gerak pada kelompok hewan Chilopoda adalah satu pasang kaki di setiap segmen perut kaki, sedangkan pada Diplopoda terdapat dua pasang kaki pada tiap segmen perut, kecuali segmen terakhirnya. System pernapasannya berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di kanan kiri setiap ruas, kecuali pada Diplopoda terdapat dua pasang di tiap ruasnya. Sistem pencernaan, saluran pencernaanya lengkap dan mempunyai kelenjar ludah. Chilopoda bersifat karnivor dengan gigi beracun pada segmen I, sedangkan Diplopoda bersifat herbivor, pemakan sampah atau daun-daunan. System reproduksi secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilasi internal). Myriapoda ada yang vivipar dan ada yang ovipar.

a. Chilopoda

        Chilopoda disebut juga centipede . Tubuhnya secara dorsoventral pipih, terdiri dari 15-173 segmen, masing-masing dengan satu pasang kaki, kecuali pada dua buah segmen terakhir dan satu segmen di belakang kepala. Pada segmen di belakang kepala terdapat sepasang cakar racun yang disebut maxilleped yang berguna untuk membunuh mangsanya. Antenanya panjang memiliki kira-kira 12 segmen.

        Makanan Chilopoda adalah insekta, moluska, cacing dan binatang kecil lainnya. Alat pencernaan makannannya sempurna artinya dari mulut sampai dengan anus ada. Ke dalam pencernaan makanan ini menempel dua buah saluran Malpighi yang berfungsi sebagai alat ekskresi.

        Respirasi dengan menggunakan trachea yang bercabang-cabang dengan lubang yyang terbuka pada hampir setiap segmen.

        Alat reproduksi terpisah, pembuahan terjadi secara internal dan alat reproduksi ini dihubungkan dengan beberapa kelenjar acessories. Telur yang telah diibuahi diletakkan di bawah batu, di bawah sampah atau ditutupi oleh tanah.

        Pergerakan kelas ini tergolong cepat, dan hidup d bawah batu-batuan atau timbunan pohon-pohon yang telah membusuk. Chilopoda yang hidup di daerah tropis misalnya Lthobius (kelabang/lipan). Hewan ini panjangnya kira-kira 25 cm, gigitannya dapat menyebabkan rasa sakit dan bahkan dapat menyebabkan hal serius bagi manusia.

        Lipan merupakan hewan yang bergerak berkelok-kelok. Banyak yang hidup di bawah tumpukan kayu atau batu dan di sela-sela tanah yang pecah.

b. Diplopoda

        Diplopoda disebut juga millipede. Tubuhnya subsilindris, dan terdiri atas 25 atau lebih dari 100 segemen tergantung dari speciesnya. Hampir setiap segmen memiliki dua pasang kaki. Diperkirakan bahwa segmen tersebut merupakan gabungan dari dua buah segmen. Satu atau kedua kaki pada segmen yang ketujuh mengalami modifikasi sebagai organ kopulasi. Diplopoda memiliki tubuh agak bulat panjang, terdiri atas kurang lebih 25 – 100 ruas. Sebagian besar tiap ruas memiliki dua pasang anggota (kaki) dan pada hewan tertentu terjadi penyatuan dua ruas menjadi satu. Sepasang atau dua pasang kaki pada ruas ke 17 pada hewan jantan mengalami modifikasi membentuk alat kopulasi.

        Bagian-bagian mulut terdiri atas sepasang mandibula dan sepasang maxilla. Hewan ini juga mempunyai sepasang antena pendek dan mata yang sederhana. Pada bagian antena terdapat rambut-rambut pencium serta sepasang kelenjar pembau pada tiap-tiap segmennya. Kelenjar bau atau kelenjar repugnatorial memiliki racun ang disebut asam hydrocianin. Pada beberapa species daerah ini dapat menyebarkan zat tersebut hampir satu meter.

        Trachae sebagai alat pernafasan biasanya tidak bercabang-cabang., seolah-olah timbul dari kantung, bermuara di tiap kaki. Tabung pernafasan umumnya tidak bercabang dan keluar sebagai tonjolan dari sebuah kantung yang terbuka tepat di sebelah depan kaki-kakinya. Ekskresi dengan menggunakan dua atau empat saluran malpighi.

        Jantung merupakan pembuluh dorsal dengan ostia lateral. Dari bagian ini akan keluar arteri-arteri ke bagian kepala.

        Diplopoda bergerak sangat lambat meskipun memiliki kaki yang banyak. Beberapa di antara hewan-hewan yang termasuk diplopoda dapat menggulungkan dirinya menjadi bentuk seperti bola atau spiral. Hal ini terjadi bila hewan tersebut di ganggu. Hewan ini hidup pada tempat yang gelap, lembab, dan pada tempat ang banyak mengandung tumbuh-tumbuhan yang telah membusuk sebagai makanannya.

        Alat reproduksinya terpisah (berumah dua). Telur yang telah dibuahi diletakkan pada tanah yang lembab. Hewan yang baru menetes mempunyai beberapa segmen dengan tiga pasang kaki dan mirip insekta.

2.2.3 Arachnida

Arachnida (arachne=laba-laba) melputi laba-laba, scorpion (kalajengking), pseudoscorpion dan sebagainya.

        Beberapa karakteristik Arachnida diantaranya:

  1. Cephalothorax dan abdomen dapat dibedakan dengan jelas (kecuali Acarina),tidak memiliki antena atau mandibul, tidak memiliki rahang yang sebenarnya dan sepasang anggota pertama dalah penjepit yang disebut chelicerae.
  2. Alat mulut dan alat pencernaan makanan terutama disesuaikan untuk mengisap, memiliki kelenjar racun.
  3. Respirasi dengan menggunakan paru-paru buku, trachea, atau insang buku.
  4. Ekskresi dengan saluran Malpighi, kelenjar coxal atau keduanya.
  5. Sistem saraf dengan ganglion dorsal (otak) dan tali saraf ventral dengan pasangan-pasangan ganglia.
  6. Alat kelamin biasanya terpisah, lubang kelamin terbuka pada abdomen bagian anterior, fertilisasi umunya terjadi secara internal.

Sub Kelas

Ordo

Contoh Spesies

  1. Megastomata (Giantastraca)
  1. Xiphosura

Limulus polyphemus (sudah punah)

  1. Euripterida

  1. Arachnida

  1. Scorpionida

Diplocentrus whitei

  1. Pedipalpi

Tarautula whitei

  1. Araneida

Salticus scenicus

  1. Palpigradi

Keonia wheeleri

  1. Pseudoscorpionida

Chelifer caucroides

  1. Solpugida

Eremobates oallipes

  1. Phalangida

Liobunum vittatan

  1. Acarina

Sarcoptes scabi

  1. Pycnogonida (Pantopoda)

Nimphom striomii

  1. Tardigrada

Macrobiotes hufelandi

  1. Pentastomida (Linguatulida)

Linguatula serrata

  1. Ordo Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir. Contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng (Buthus after).
  2. Ordo Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar beracun pada kaliseranya (alat sengat). Contoh hewan ini adalah laba-laba serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).
  3. Ordo Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, bulat atau oval, pipih, dorsoventral, caput,torax, dan abdomen bersatu, tanpa segmen. Contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina sp.).

2.2.4 Onychophora

Kelas Onychophora  terdiri atas 10 genera dan 70 species yang aneh dan sebagai contohnya yaitu Peripatus. Hewan yang masuk kelas ini sangat menarik, karena menunjukkan cirri yang agak jauh dari Arthropoda, yang pada mulanya tampak cirri antara Arthropoda dan Annelida dan selanjutnya merupakan cirri khususnya. Hewan –hewan ini agak jarang kita jumpai, sehingga menimbulkan kesukaran dalam penelitian di laboratorium.

         Peripatus hidup dibawah tumpukan kayu, batu dan lain –lainnya atau tempat yang gelap dan lembab, aktif pada malam hari dan merupakan hewan saprophor atau pemakan hewan lain. Hewan ini bergerak lamban dari satu tempat ketempat lainnya, karena keadaan kakinya. Terdapat 2 antena pada kepala yang sangat sensitive atau peka yang berguna dalam perjalanan, walaupun terdapat juga mata pada dasar antenna, yang dapat dipakai untuk menghindari cahaya. Apabila kulit tubuhnya mengalami iritasi maka akan mengeluarkan cairan lem yang dapat menghilangkan iritasi itu dan merekatkan  bahan atau hewan lain yang dimakan. Lem itu dikeluarkan oleh suatu kelenjar yang bermuara pada suatu papil sekitar mulut dan tampaknya lem itu juga sebgai alat pertahanan. Terdapat sepasang anggota badan yang berfungsi sebgai rahang untuk menyobek-nyobek makanan menjadi kecil-kecil.

        Organ dalam seekor peripatus yaitu pada kepala terdapat 3 pasang appendage, antenna, papil mulut dan rahang, sepasang mata sederhana dan mulut terletak sebelah ventral. Kaki berdaging yang meliputi jumlah antara 17 pasang sampai 40 pasang yang berbeda –beda pada setiap species, dan tiap-tiap kaki memiliki 2 kait. Anus terletak pada akhir posterior tubuh; lubang kelamin terletak antara sepasang kaki terakhir; dan lubang nepheredia terletak pada masing-masing dasar kaki. Kulit diliputi oleh papil-papil yang masing-masing memiliki duri. Jumlah papil sangat banyak pada daerah bibir, papil mulut dan antenna, mungkin sebelah luar mempunyai jumlah lebih banyak dari pada segmen sebelah dalam.

        System pencernaan sangat sederhana terdiri atas : pharynx yang berotot, oesophagus yang pendek, perut yang panjang yang berotot dan intestinum yang pendek. Didaerah mulut terdapat sepasang kelenjar, yang bermuara dalam rongga mulut, yang tampaknya merupakan kelenjar hasil modifikasi nephredia. Jantung merupakan satu-satunya pembuluh darah, yang terletak sebelah dorsal, memiliki ostia beberapa pasang, yang menghubungkan dengan rongga pericardial dimana jantung itu berada. Rongga tubuh sebagian berdarah, maka sebagian itu disebut haemocoel.

Alat pernafasan berupa suatu tabung yang disebut trachea, yang bermuara pada beberapa bagian tubuh. Alat eksresinya berupa nephredia, yang bermuara pada dasar kaki,sedang ujung lain pada rongga coelom. Sifat system syaraf terdiri atas sebuah otak yang terletak dikepala, sepasng tali syaraf sebelah ventral, yang trehubung oleh banyak syaraf-syaraf transversal. Jenis kelamin terpisah, dan pembuluh-pembuluh alat kelamin adalah coelomik.

2.2.5 Insecta

        Insect atau serangga disebut juga Hexapoda merupakan kelas yang terbesar didalam Arthropoda, beranggotakan kurang lebih 675.000 species yang tersebar disemua penjuru dunia. Merupakan invertebrate yang hidup ditempat kering tubuh terbungkus oleh kitin,menyebabkan insect dapat menyesuaikan diri, memiliki daya adaptasi yang besar terhadap lingkungan. Pembungkus tubuh mengadakan perluasan sehingga membentuk sayap. Adanya system trachea insect dapat bernafas di udara. Kemampuan terbang menolong insect dalam mencari makan, bertemu dengan jenis kelamin lain, menghingdarkan diri dari tangkapan musuh.. siklus hidup yang pendek menyebabkan berkembang biaknya cepat sekali pada keadaan yang menguntungkan. Habitat insect disemua tempat kecuali di laut. Sebagian hidup didalam air tawar, tanah lumpur,parasit pada macam-macam tumbuhan atau hewan lainnya. Makanan insect bermacam-macam, misalnya bagian tanaman yang berupa akar, batang, daun ,buah-buahan, biji, butir tepungsari dari tanaman. Ada juga yang makan jaringan atau hasil eksresi hewan. Beberapa insect sebagai penyebar penyakit yang disebabkan oleh bakteri, protozoa, virus dan lain-lain.

2.3 CIRI –CIRI INSECTA

        Ciri-ciri khusus insecta yaitu:

  1. Tubuh terdiri atas caput, thorax dan abdomen. Pada caput terdapat antenna, mata dan mulut dengan bagian-bagiannya. Thorax terdiri atas tiga pasang kaki yang beruas-ruas, dan dua atau sepasang sayap; abdomen terdiri atas kurang lebih 11 buku dengan beberapa bagian terminal, misalnya genital.
  2. Alat pencernaan terdiri atas bagian muka, bagian tengah dan bagian belakang. Mulut mempunyai kelenjar ludah.
  3. Jantung membentuk gilik dan mempunyai anterior aorta tapi tidak memiliki pembuluh darah kapier dan vena; coelom teredusir menjadi haemocoel.
  4. Respirasinya dengan system trachea yang berupa saluran yang berdinding gelang kurtikula dan bercabang-cabang sehingga sampai pada semua bagian tubuh sebelah dalam. Dengan demikian udara yangmengandung oksigen akan sampai pada jaringan di dalam dan terjadilah proses pengambilan oksigen secara langsung.
  5. Alat eksresi terdiri dari dua atau lebih badan yang berbentuk tabung yang disebut badan malphigi. Bagian anterior badan ini menempel pada bagian belakang alat pencernaan makanan.
  6. System syarafnya tangga tali yang terdiri atas ganglion-ganglion pada tiap-tiap ruas.pada kepala terdapat sebuah otak yang merupakan penyatuan dari beberapa simpul dan kesatuan itu sering disebut sopra oesophagus dan dihubungkan dengan cincin dengan ganglion sub-oesophagus disebelah ventral.selanjutnya akan dihubungkan dengan ganglion-ganglion ganda pada masing-masing buku.indra penglihat berupa mata majemuk yang tersusun atas ommatidia dan mata tunggal yang disebut ocellus. Pada antenna terdapat indra pembau yakni chemoreceptor, pada mulut terdapat indra pengecap. Pada jenis tertentu terdapat indra pendengar; tidak memiliki statocyst.
  7. Reproduksi terpisah yakni ada individu jantan dan betina. Pembuahan terjadi didalam tubuh; ova banyak mengandung yolk dan pada fase terakhir akan dibungkus oleh cangkok.

Berikut penggolongan serangga adalah sebagai berikut:

  1. Sub Kelas Apterygota (tidak bersayap, primitif, tidak bermetamorfosa, pada abdomen  terdapat appendage sebelah ventral)

Ordo Thysanura (Tysanos=pita penunjuk halaman buku). Ordo ini biasanya dapt demukan pada buku atau tumpukan kertas yang telah lama dibiarkan. Ujung abdomen mempunyai embelan, abdomen itu sendiri terdiri dari 11 segmen, tipe alat mulut untuk mengunyah. Hewan ini dapat merusak buku atau baju-baju yang dikanji karena dapapt meghasilkan enzim selulosa yang dapat mencernakan selulosa menjadi glukosa. Contoh: Lepisma saccharina (kutu buku).

  1. Sub Kelas Pterygota

 a) Ordo Orthoptera. Berasal dari kata orthos yang artinya”lurus” dan pteron artinya “sayap”. Golongan serangga ini sebagian anggotanya dikenal sebagai pemakan tumbuhan, namun ada beberapa di antaranya yang bertindak sebagai predator. Sewaktu istirahat sayap bagian belakangnya dilipat secara lurus dibawah sayap depan. Sayap depan mempunyai ukuran lebih sempit daripada ukuran sayap belakang. Alat mulut nimfa dan imagonya menggigit-mengunyah yang ditandai adanya labrum, sepasang mandibula, sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium dengan palpus labialisnya. Tipe metamorfosis ordo ini adalah paurometabola yaitu terdiri dari 3stadia (telur-nimfa-imago). Beberapa contoh serangga jenis ordo orthoptera: belalang kayu (Valanga nigricornis Burn.), belalang pedang (Sexava spp.),  jangkrik (Gryllus mitratus Burn dan Gryllus bimaculatus De G.), anjing tanah (Gryllotalpa africana Pal.).

Ordo Orthoptera mempunyai metamorfosa yang bertingkat, tipe alat mulut untuk menggigit dan mengunyah. Ukuran tubuhnya relatif besar, umumnya dengan sayap depan yang bersifat liat dan disebut juga tegmina, sayap belakan tipis berupa selaput, pada waktu istirahat dilipat lurus di atas badan ditutupi oleh syap depan (tegmina). Kaki belakang umumnya panjang juga kuat yang dipakai untuk meloncat.

b) Ordo Hemiptera. Hemi artinya setengah dan pteron artinya “sayap”. Beberapa jenis serangga dari ordo ini  pemakan tumbuhan dan adapula sebagai predator yang mengisap tubuh serangga lain dan golongan serangga ini mempunyai ukuran tubuh yang besar serta sayap depannya mengalami modifikasi, yaitu setengah didaerah pangkal menebal, sebagiannya mirip selaput, dan syap belakang seperti selaput tipis. Paurometabola merupakan tipe perkembangan hidup dari ordo ini yang terdiri dari 3 stadia yaitu telur > nimfa > imago. Tipe mulut menusuk-mengisap yang terdiri atas moncong (rostum) dan dilengkapi dengan stylet yang berfungsi sebagai alat pengisap. Nimfa dan imago merupakan stadium yang bisa merusak tanaman: Beberapa contoh serangga anggota ordo Hemiptera ini adalah kepik buah jeruk (Rynchocoris poseidon Kirk),  hama pengisap daun teh, kina, dan buah kakao (Helopeltis antonii),  walang sangit (Leptocorixa acuta Thumb), kepik buah lada (Dasynus viridula).

c) Ordo Homoptera.Homo artinya “sama” dan pteron artinya “sayap” serangga golongan ini mempunyai sayap depan bertekstur homogen. Sebagian dari serangga ini mempunyai dua bentuk, yaitu serangga bersayap dan tidak bersayap. Misalnya kutu daun (Aphis sp.) sejak menetas sampai dewasa tidak bersayap. Namun bila populasinya tinggi sebagian serangga tadi membentuk sayap untuk memudahkan untuk berpindah habitat. Tipe perkembangan hidup serangga ini adalah paurometabola (telur-nimfa-imago). Jenis serangga ini, antara lain: wereng coklat (Nilaparvta lugens), wereng hijau (Nephotettix apicalis), kutu loncat (Heteropsylla), kutu daun (Myzus persicae).

d) Ordo Lepidoptera. Berasal dari kata lepidos “sisik” dan pteron artinya “sayap”. Tipe alat mulut dari ordo. lepidoptera menggigit-mengunyah tetapi pada imagonya bertipe mulut menghisap. Perkembangbiakannya bertipe “holometebola” (telur-larva-pupa-imago). Larva sangat berpotensi sebagai  hama tanaman, sedangkan imagonya(kupu-kupu dan ngengat) hanya mengisap madu dari tanaman jenis bunga-bungaan. Sepasang sayapnya mirip membran yang dipenuhi sisik yang merupakan modifikasi dari rambut. Yang termasuk jenis serangga dari ordo ini, antara lain: ulat daun kubis (Plutella xyllostella), kupu-kupu pastur (Papilio memnon L), ulat penggulung daun melintang pada teh (Catoptilia theivora Wls), penggerek padi putih (Tryporyza innotata Walker).

e) Ordo Coleoptera.Coleos artinya “seludang” pteron “sayap”. Tipe serangga ini memiliki sayap depan yang mengeras  dan tebal seperti seludang berfungsi untuk menutup sayap belakang dan bagian tubuh. Sayap bagian belakang mempunyai struktur yang tipis. Perkembangbiakan ordo ini bertipe “holometabola” atau metamorfosis sempurna yang perkembangannya melalui stadia : telur – larva – kepompong (pupa) – dewasa (imago).  Tipe alat mulut nyaris sama pada larva dan imago (menggigit-mengunyah) jenisnya bentuk tubuh yang beragam dan ukuran tubuhnya lebih besar dari jenis serangga lain. Anggota-anggotanya sebagian sebagai pengganggu tanaman, namun ada juga yang bertindak sebagai pemangsa serangga jenis yang berbeda. Serangga yang yang merusak tanaman, antara lain: kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros L.), kumbang daun kangkung, semangka, dan terung (Epilachna sp.), kumbang daun keledai (Phaedoniainclusa Stal.), penggerek batang cengkih (Nothopeus fasciatipennis Wat.).

Ordo Coleoptera (coleos=seludang/sarung) meliputi bermacam-macam kumbang dan kepik, metamorfosa sempurna. Tipe alat mulut untuk mengunyah. Merupakan hewan bersayap 2 pasang atau tidak bersayap, pada hewan yang bersayap, sayap bagian depan yang biasanya terletak di bagian luar keras mengandung zat tanduk disebut juga elitra, sedangkan sayap bagian belakang seperti membran yang dilipatkan ke bawah elytra. Ordo ini merupakan  ordo terbesar pada kelasnya.

f) Ordo Diptera.Di artinya “dua” dan pteron artinya “sayap” merupakan bangsa lalat, nyamuk meliputi serangga pemakan tumbuhan, pengisap darah, predator dan parasitoid. Serangga dewasa hanya memiliki satu pasang sayap di depan, sedangkan sayap belakang telah berubah menjadi halter yang multifungsi sebagai alat keseimbangan, untuk mengetahui arah angin, dan alat pendengaran.Metamorfosisnya holometabola (telur-larva-kepompong-imago). Larva tidak punya tungkai, dan meyukai tempat yang lembab dan tipe mulutnya menggigit-mengunyah, sedangkan imago bertipe mulut menusuk-mengisap atau menjilat-mengisap. Jenis serangga golongan ini, antara lain:  lalat buah (Bactrocera sp.), lalat bibit kedelai (Agromyza phaseoli Tryon), lalat bibit padi (Hydrellia philippina),  hama ganjur (Orseolia oryzae Wood Mason).

g) Isoptera (Isos=sama, pteron=sayap). Ordo ini mempunyai 2 sayap yang berbentuk dan ukurannya sama atau tidak bersayap. Alat mulut untuk mengunyah. Perut dan dada bersegmen-segmen contoh yang banyak ditemukan ialah rayap (Reticulitermis sp.).

h) Neuroptera (Neuron=syaraf). Neuroptera mempunyai metamorfosa (perubahan bentuk) yang sempurna, tipe alat mulut untuk mengunyah, terdapat empat buah sayap yang sama se[e]]perti membran (selapu) dan biasanya sayap tersebut dengan venasi (urat sayap) yang jelas. Larvanya merupakan hewan karnivora, beberapa diantaranya dengan mulut untuk menghisap. Insang trakea biasanya ada pada larva-larva yang hidup di air. Contoh: Myrmeleon frontalis (undur-undur).

i) Ordo Odonata. Merupakan bangsa capung, memiliki anggota yang besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang dan bersifat membranus. Metamorfosisnya bersifat Hemimetabola, pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam air. Anggota-anggotanya dikenal sebagai pemangsa pada beberapa serangga lain jenis. Contoh: Ischnura cercula.

2.4 PROSES METAMORFOSIS INSECTA

        Nyimpha menyerupai induknya tetapi belum memiliki sayap. Dalam perkembangan lebih lanjut mengalami beberapa kali ecdysis. Pada waktu beberapa ecdysis yang terakhir, tampak pada permukaan dorsal mesothorax dan metatorax penennjolan-penonjolan kecil dari tepi posterior terga; itu ialah bakal sayap. Setiap ecdysis menambah besar ukuran sayap hingga mencapai bentuknya yang sempurna pada ecdysis yang terakhir bersamaan dengan masaknya gonads. Bila keadaan ini terlah tercapai maka penambahan ukuran tidak terjadi.

        Ecdysis diatur oleh hormone yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat dalam segment pertama dari thorax. Hormone ini disebut ecdyson, yang berfungsi mengatur differensiasi sel-sel dalam pertumbuhan. Hormone lain yang dihasilkan oleh corpora allata berfungsi menekan differensiasi kearah pupa dan imago. Hormone ini disebut hormone juvennil, fungsinya sebgai inhibitor terhadap differensiasi sel-sel kearah pupa dan imago. Ia dihasilkan mula-mula dalam jumlah banyak kemudian makin berkurang, hingga pada ecdysis yang terakhir differensiasi kearah pupa atau imago dapat berlangsung.

        Perkembangan pada periplaneta termasuk yang disebut metamorphosis tidak sempurna /metamorphosis hemimetabol. Ini berlainan dengan metamorphosis sempurna atau metamorphosis holometabol, yang dijumpai pada hampir sebagian besar insecta, misalnya pada kupu-kupu, nyamuk, lebah dan lain –lain. Didalam metamorphosis sempurna terjadi perkembangan, dari telur yang menetas keluar suatu bentuk insecta yang berlainan sama sekali dengan induknya; ia disebut larva. Bentuk larva merupakan fase makan dan tumbuh, kemudian dilanjutkan dengan perubahan menjadi pupa, yang sama sekali berbeda dengan bentuk sebelumnya dan tidak menyerupai bentuk induknya. Dalam fase ini tampaknya pupa tidak aktif tetapi sesungguhnya didalam tubuhnya berlangsung proses fagocytosis terhadap sel-sel penyusun alat-alat tubuh larva, kecuali susunan syaraf. Substansi hasil dari proses ini merupakan makanan bagi sekelompok sel-sel yang kelak akan berkembang membentuk alat-alat tubuh hewan dewasa atau imago.

        Jadi dapat dikatakan, bahwa tubuh imago dibentuk didalam pupa dan tubuh yang sempurna pada waktunya keluar dari pupa yang menyelubunginya, sebagai insect sempurna. Dengan demikian metamorphosis sempurna dapat disingkat dengan demikian : telur- larva- pupa- imago; sedangkan metamorphosis tidak sempurna :  telur- nympha- imago.

2.5 HUBUNGAN INSECTA DENGAN MANUSIA

        Praktis setiap ornag selalu bersangkut paut dengan insect. Sangkut paut itu dari minum madu, memakai pakaian sutera, digigit nyamuk, diganggu lalat, sampai makan belalang. Entomologi ekonomi berhubungan erat dengan beberapa ratus species insect yang penting dalam lapangan pertanian, kehutanan, industry makanan.sedangkan entomologi medis berhubungan erat dnegan kesehatan orang dan hewan- hewan  piaraan. Banyak juga insecta yang berguna bagi kehidupan, misalnya lebah madu, dan insect lainnya yang pergi dari bunga satu ke bunga yang lainnyauntuk mengumpulkan madu, tepung sari menyebabkan terjadinya penyerbukan pada bunga apel, cheri dan lain-lainnya. Banyak juga insect yang sangat merugikan manusia yaitu pabila merusak tanaman palawija, hutan bunga, persediaan makanan, penyebr penyakit baik pada manusia maupun pada hewan ternak.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan        

3.2 SARAN

        

DAFTAR PUSTAKA