JAWABAN UJIAN TENGAH SEMESTER
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN
Masih banyak daerah di Indonesia yang belum tersalurkan aliran listrik sehinga menjadi kendala tersendiri untuk kebutuhan internet, kendala ini masih kendala yang mendasar di mana tidak meratanya penggunaan internet di Indonesia
Indonesia mengandalkan jaringan nirkabel, yaitu sistem seluler dan satelit. Padahal, jenis prasarana telekomunikasi ini lebih rendah dalam hal kualitas dan kecepatan penyampaian sinyal dibandingkan sambungan kabel serat optic atau yang disebut dengan fiber optik.
Jaringan serat optik yang telah dikembangkan di Indonesia salah satunya adalah Ring Palapa.
Trennya adalah biaya akses internet yang makin murah walau belum bisa dibilang cepat dalam aksesnya. Provider-provider di Indonesia berbondong-bondong menawarkan fasilitas broadband yang makin murah dan kompetitif.
Namun kendala biaya justru muncul dari sulitnya untuk menyusun strategi investasi bagaimana menghasilkan keuntangan dari penerapan e-learning. Namun konsistensi pemerintah untuk membantu pendanaan bisa menjadi meringankan ketika kita dapat bantuan dana untuk proyek e-learning, maka sejaitnya kita dapat mengendalikan dan memanfaatkan sumber dana tersebut.
Masih banyak SDM yang tidak mempunyai bekal dalam keilmuan yang berbasis open source karena jaringan penggunaannya yang masih tergolong baru, mulai tahun 2004 baru di deklarasikan gerakan Go Open Sourch oleh 5 kementrian dalam negeri untuk meningkatkan penggunaan program atau sofware yang legal.
Perubahan gaya dan cara belajar mengajar sudah berubah, dari yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada anak didik, dari satu sumber belajar ke berbagai sumber belajar. Sekarang sudah berkembang dari materi yang diberikan oleh satu arah yaitu guru menjadi materi yang datang dari berbagai sumber bahkan dari siswa. Dan perubahan paradigma ini yang membuat e-learning tumbuh kembang, namun untuk pemerataannya di Indonesia masih perlu perjuangan.
Dari kendala dan temuan yang telah diuraikan maka perlu ada pemikiran yang cerdas dan kreatif untuk dapat mengimpelementasikan e-learning di Indonesia, sebagai solusi yang penulis ingin sajikan agar dapat mengoptimalkan penggunaan e-learning di Indonesia akan dibagikan menjadi empat solusi yaitu :
Solusi untuk perubahan pedagogik
Disini peran pemerintahan terutama Dinas yang terkait untuk peka tarhadap perkembangan sosial kemasyarakatan masa kini, yang berkembang ke arah dan era informasi dan komunikasi sehingga perubahan pedagogik tidak terelakkan. Perubahan yang terkini yang harus dicanangkan dan dikembangkan. Diantaranya adalah prinsip – prinsip pembelajaran aktif seperti Active learning, brainstorming, collaborative learning, peer teaching, role playing (drama, simulation), Problem based learning, case study, class discussion, questioning sessions, storytelling, contextual and Inquiry learning. [
Solusi untuk infrastruktur dan teknologi
Kita harus memikirkan perkembangan perangkat teknologi yang mengarah ke erah cloud dan penyimpanan serta komputasi awan, sehingga dengan memaksimalkan pengadaan perangkat seperti server yang berkapasitas tinggi yang memungkinkan untuk akses penyimpanan dan lalulintas data tidak terhambat dan dengan memaksimalkan komputasi awan maka dapat menekan kebutuhan perangkat lain seperti harddisk. [ Indonesia kini harus memperluas dan mengembankan jaringan yang tidak mamakai jaringan nirkabel namun jaringan serat optik yang berkapasistas dan berkecepatan tinggi.
Maka mutlak harus mengembangkan Ring Palapa, sebagai salah satu pioner jaringan fiber optik milik Indonesia untuk meningkatkan kecepatan access jaringan sehingga pembelajaran online menjadi optimal.
Itu jika kita membahas tentang infrastruktur lain halnya dengan teknologi untuk e-learning itu sendiri maka Indonesia harus mulai melirik teknologi open sourch yang bebas lesensi, dengan bebas lesensi maka perkembangan akan menjadi pesat karena tidak membutuhkan biaya yang besar. Salah satu contohnya menggunakan sofware Moodle dalam pengembangan LMS Learning Management System yang berbasis Open Source. Kenapa moodle? Karena dari 46 produk LMS Open Source yang dapat dipilih sebagai alat bantu pembelajaran online yang paling mewakili kebutuhan pedagogik adalah Moodle, dan Moodle sendiri telah menggunakan database MySql dan menggunakan sever yang juga opensource yang bernama Apache web server. Dengan pengeuasaan Moodle maka akan menjadi solusi pendaanaan juga untuk e-learning karena semuanya sudah bebas lesensi dan dapat diunduh dengan gratis.
Solusi untuk meningkatkan SDM
Pada dasarnya kompetensi SDM untuk pengembangan e-learning tidaklah sulit untuk diraih karena kompetensi untuk elearning minimal mencakup (ini terutama untuk guru dan tenaga yang berpusat pada kontent) :
Maka dengan pelatihan yang rutin terutama bagi penggunaa yang senior bisa menjadi solusi peningkatan mutu SDM. Selain kebutuhan SDM konten maka kita membutuhakkan SDM profesional dibidangnya seperti Admin LMS dan Teknisi Hardware yang juga cukup penting untuk ditingkatkan.
Solusi lainnya adalah kolaborasi yang fokus pada pendidikan antar para praktisi pendidikan, praktisi IT dan pemerintah. Sehingga SDM dapat dimunculkan dari ketika domain tadi dan SDM tentunya menjadi mudah dan tidak kurang.
***
Berbicara tentang motivasi maka kita dapat menggunakan model ARCS yang dikembangkan oleh Keller yaitu –jika disingkat- memberi arahan untuk mendapatkan atensi siswa, menjadikan materi yang kita kembangkan menjadi materi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, sehingga terciptanya suasana yang konfiden dan pada akhirnya mendapatkan semacam kepuasan dengan materi yang telah disampaikan.
Setelah model ini sukses diterapkan kepada siswa maka langkah kedua mencari model interaksi yang dapat menjadikan semua aspek interaktivitas pada pembelajaran tatap muka menjadi menarik dengan metode video conference.
Video conference telah mewakili seluruh aspek ARCS dimana guru memberi peranan penting untuk memberi pengaruh untuk menarik perhatian siswa, dan apa yang disampaikan oleh guru atau trainer berisikan kondisi terkini dan relevan. Apalagi jika trainer berhasil mendesain pembelajaran jarak jauhnya dengan memberi bobot nilai dalam interaksi yang dibangun dari diskusi perserta didik, terlebih video conference dapat menggunakan alat teknologi lain yang bisa disambungka dalam satu saluran video conference, sebagai contoh rekaman live video conference dimana kamera tidak hanya menyoroti pembicara namun bisa juga dengan whiteboard dan desktop komputer atau kombinasi pembicaraan dengan trainer dan gerakan pointer mouse pada dekstop.
Model video konfrensi pun mempunyai bermacam bentuk dan model, seperti video konference yang berbasis studio, dan ini amatlah baik untuk kelompok belajar yang besar dan berbasis kelas dengan banyak murid dan siswa. Keuntungan model VC berbasis studio adalah kenyamanan peserta didik yang dapat berinteraksi bersama melalui diskusi kelompok yang dapat diperlhatkan langsung pada trainer melalui media video.
Model lain dari video conference adalah dekstop video conference dimana ini sangan cocok untuk pembelajaran individu yang bersifat tatap muka, namun kelemahannya adalah tidak adanya point interaksi kelompok kecil kecuali memang cukup untuk ukuran dekstop.
Teknologi Video Conference sudah makin berkembang untuk saat ini bahkan salah satu yang mendukung video confrence adalah google hangouts. Google hangouts adalah salah satu fitur yang terdapat pada google plus (baca : google +) salah satu media atau jejaring sosial yang dikembangkan oleh perusahaan mega IT Google. Disebutkan bahwa perangkat yang dibutuhkan untuk mendukung video konfrensi tidak begitu banyak dan tidak begitu sulit diantaranya adalah :
Dengan google + yang sifatnya jejaring sosial maka interaksi antar guru dan muridnya bisa menjadi menyenangkan dengan dengan itu aspek interakfitivas pada pembelajaran tatap muka dapat tercapai.
***
Seperti yang kita ketahui bahwa definisi teknologi pendidikan dalam paradigmanya tahun 2008 “Teknologi Pendidikan adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja melalui penciptaan, penggunaan, dan pengaturan proses dan sumber daya teknologi”. Maka dapat dilihat bahwa salah satu ranah yang harus dikuasai dan menjadi kompetensi Teknolog Pendidikan adalah perancangan fasilitas pembelajaran. Dan jika kita kaitkan dengan perkembangan paradigma pendidikan Indonesia abad XXI yang salah satunya adalah perubahan dari pendidikan yang isolasi menuju lingkungan pendidikan jejaring, dimana siswa dapat mencari sumber belajarnya tidak hanya dari satu sisi yaitu guru namun dapat diperoleh dari siapa saja dan kapan saja via internet.
Lebih dalam lagi tentang memfasilitasi pembelajaran maka teknolog pendidikan mencari desain dan merancang lingkungan yang tepat untuk pembelajar, termasuk desain lingkungan, mengorganisasi sumber, dan menyediakan peralatan. Peristiwa pembelajaran dapat dilakukan diatur face-to-face atau lingkungan virtual, sebagaimana di jarak jauh. Teknologi Pendidikan mengklaim fasilitas pembelajaran karena mengatur pembelajaran dan dapat membantu menciptakan lingkungan belajar lebih mudah.
Memfasilitasi pembelajaran tentunya sangat berpengaruh juga dari berbagai pendekatan teoritis dari belajar namun tujuan utamanya adalah bagaimana memfasilitas untuk audienc mau belajar tentu dengan bantuan pendekatan teknologi dari sofware maupun hardware. Oleh karenya teknologi pendidikan perlu mempertimbangkan salah satu fasilitas e-learning dalam pencapaian tujuan belajar siswa.
***
Salah satu kawasan teknologi pemebelajaran sesuai definisinya taun 2004 adalah kawasan desain pembelajaran dimana sub penjelasannya adalah desain dan strategi pembelajaran maka strateginya agar pemanfaatan elearning tidak menyebabkan perilaku penyendiri adalah menjadikan faktor interaksi sosial sebagai salah satu komponen wajib dalam perolehan nilai akhir. Dan model pembelajaran yang tepat untuk interaksi sosial dalam kelompok diskusi jika elearning dikemas dalam model video conference berbasis studio yang membutuhkan tempat yang luas dan peserta belajar yang banyak.
Kawasan lain yang ada kaitannya dengan perancangan dan penggunakan teknologi bagi teknologi pembelajaran adalah kawasan pengembangan setelah terjadinya proses desain dan perancangan. Dan kawasan ini berakar pada produksi media. Dan media elearning mencakup berbagai media diantaranya visual, video visual dan teknolog berbasis komputer dan internet.
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad Sudrajat, 2013, “http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2013/07/02/paradigma- pendidikan-indonesia-abad-ke-21/” diakses tanggal 5 Desember 2013, Jam : 20.45
Anonim, 2013, “http://en.kioskea.net/faq/29735-professional-videoconferencing-with- google-hangouts” diakses tanggal 5 Desember 2013, Jam : 20.30.
Djunaidi, 2005, “E-learning di Indonesai Kenapa Tidak?”, Seminar Nasional Teknologi Informasi, Yogyakarta 2005
Grendi Hendarstomo, Mei 2008, Dilema dan Tantangan Pembelajaran E-Learning, Majalah Ilmiah Pembelajaran Mei 2008
Paulina Pannen, 2005, Pengembangan E-learning Antara Mitos dan Kenyataan, Seminar Teknologi Pembelajaran, Jakarta 2005.