BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Item tes objektif yang banyak dipakai dalam evaluasi hasil belajar siswa di sekolah adalah item tes objektif pilihan ganda. Tes pilihan ganda memiliki semua persyaratan sebagai tes yang baik, yakni dilihat dari segi objektivitas, reliabilitas, dan daya pembeda antara siswa yang berhasil dengan siswa yang gagal atau bodoh.
Sebagian besar guru merasakan bahwa tes objektif tipe pilihan ganda juga efektif dalam mengungkap materi pembelajaran dengan cakupan pengetahuan yang lebih kompleks, dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi, yang berkenaan dengan aspek ingatan, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Soal tes bentuk pilihan-ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri atas pilihan jawaban yang benar atau yang paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban yang salah yang dinamakan pengecoh, tetapi memungkinkan seseorang memilihnya apabila tidak menguasai materi yang ditanyakan dalam soal.
- Rumusan Masalah
- Bagaimana pengertian tes objektif pilihan ganda?
- Bagaimana karakteristik dan penggunaan soal pilihan ganda?
- Bagaimana macam-macam tes pilihan ganda?
- Bagaimana pilihan ganda sebagai model tes objektif?
- Bagaimana saran untuk menyusun soal pilihan ganda?
- Bagaimana penilaian sumatif dengan menggunakan pilihan ganda?
- Tujuan Masalah
- Untuk mengetahui pengertian tes objek pilihan ganda.
- Untuk mengetahui karakteristik dan penggunaan soal pilihan ganda.
- Untuk mengetahui macam-macam tes pilihan ganda.
- Untuk mengetahui pilihan ganda sebagai model tes objektif.
- Untuk mengetahui saran untuk menyusun soal pilihan ganda.
- Untuk mengetahui penilaian sumatif dengan menggunakan pilihan ganda.
BAB II
PEMBAHASAN
- Tes Objektif Pilihan Ganda
Tes objektif adalah salah satu jenis tes hasil belajar yang terdiri dari butir-butir soal (items) yang dapat dijawab oleh testee dengan jalan memilih salah satu atau lebih jawaban di antara beberapa kemungkinan jawaban yang telah dipasangkan pada masing-masing items, atau dengan jalan menuliskan (mengisikan) jawaban berupa kata-kata atau simbol-simbol tertentu pada tempat yang telah disediakan untuk masing-masing butir item yang bersangkutan. Item tes objektif yang banyak dipakai dalam evaluasi hasil belajar siswa di sekolah adalah item tes objektif pilihan ganda. Tes pilihan ganda memiliki semua persyaratan sebagai tes yang baik, yakni dilihat dari segi objektivitas, reliabilitas, dan daya pembeda antara siswa yang berhasil dengan siswa yang gagal atau bodoh. Sebagian besar guru merasakan bahwa tes objektif tipe pilihan ganda juga efektif dalam mengungkap materi pembelajaran dengan cakupan pengetahuan yang lebih kompleks, dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi, yang berkenaan dengan aspek ingatan, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Soal tes bentuk pilihan-ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri atas pilihan jawaban yang benar atau yang paling benar, selanjutnya disebut kunci jawaban dan kemungkinan jawaban yang salah yang dinamakan pengecoh, tetapi memungkinkan seseorang memilihnya apabila tidak menguasai materi yang ditanyakan dalam soal.
Mengenai jumlah alternatif jawaban sebenarnya tidak ada aturan baku. Guru bisa membuat 3, 4 atau 5 alternatif jawaban. Semakin banyak semakin bagus. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi faktor menebak, sehingga dapat meningkatkan validitas dan reliabilitas soal. Menurut Gronlind (1981) alternatif jawaban empat kurang baik dibandingkan dengan yang lainya. Maka banyak alternatif jawaban, makin kecil kemungkinan peserta didik menerka. Adapun kemampuan yang dapat diukur oleh bentuk soal pilihan-ganda antara lain: mengenal istilah, fakta, prinsip, metode, dan prosedur, mengidentifikasi penggunaan fakta dan prinsip; menafsirkan hubungan sebab akibat; dan menilai metode dan prosedur
Secara garis besar ada dua macam bentuk penilaian, yaitu test obyektif dan test subyektif atau yang biasa juga disebut essay examination.Tes Objektif memiliki ciri khas disajikan dalam bentuk alternatif jawaban-jawaban, pengisian titik-titik dan sebagainya (misalnya pencocockan), sehingga yang dilakukan pada test ini adalah menyajikan pernyataan atau pertanyaan yang didalamnya memberikan pilihan alternatif jawaban kepada siswa, untuk dipilih dengan seksama, sehingga jawaban tersebut benar.
Bentuk tes yang disajikan guru dengan kriteria seperti diatas, dikatakan bentuk tes objektif “yakni tes yang jawabannya dapat diberi skor secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang ditentukan sebelumnya. Dengan kata lain pelaksanaan penilaian dengan bentuk objektif ini dapat memberikan gambaran dengan jelas mengenai penguasaan materi oleh siswa pada rentang waktu tertentu. Adapun prinsip konstruksi soal bentuk pilihan ganda yaitu:
- Saripati permasalahan harus ditempatkan pada pokok soal (Stem)
- Hindari pengulangan kata-kata yang sama dalam pilihan
- Hindari rumusan kata yang berlebihan
- Bila pokok soal merupakan pernyataan yang belum lengkap, maka kata yang melengkapi harus diletakkan pada ujung pernyataan, bukan di tengah-tengah kalimat
- Susunan alternatif jawaban dibuat teratur dan sederhana
- Hindari kata-kata teknis, ilmiah atau istilah yang aneh atau mentereng
- Semua pilihan jawaban harus homogen dan dimungkinkan sebagai jawaban yang benar
- Hindari keadaan dimana jawaban yang benar selalu ditulis lebih panjang dari jawaban yang salah
- Hindari adanya petunjuk / indikator pada jawaban yang benar
- Hindari menggunakan pilihan yang berbunyi “semua yang di atas benar” atau “tidak satu pun yang di atas benar”
- Gunakan tiga atau lebih alternatif pilihan
- Pokok soal diusahakan tidak menggunakan ungkapan atau kata-kata yang bermakna tidak tentu
- Pokok soal sedapat mungkin dalam pernyataan atau pertanyaan positif
- Karakteristik Dan Penggunaan soal Pilihan Ganda
- Karakteristik pilihan ganda
Soal pilihan ganda terdiri atas sebuah masalah dan daftar saran pemecahannya.
- Masalah yang dinyatakan sebagai pertanyaan langsung atau pernyataan tidak lengkap disebut stem soal.
- Daftar saran pemecahan termasuk kata-kata, nomor, simbol, atau frasa disebut alternative (juga disebut pilihan atau option). Siswa disarankan untuk membaca stem dan daftar pilihan dan memilih satu pilihan yang tepat atau yang terbaik. Pilihan yang tepat pada setiap soal disebut jawaban, dan pilihan tersisa disebut pengecoh (juga disebut pemikat atau gagal). Pilihan-pilihan yang tidak tepat fungsinya dalam soal untuk mengecoh siswa yang ragu-ragu mengenai jawaban yang tepat. Menggunakan pertanyaan langsung atau pernyataan tidak lengkap dalam stem tergantung pada beberapa faktor. Bentuk pertanyaan langsung lebih mudah ditulis, lebih alami bagi siswa, dan lebih jelas disajikan dalam rumusan masalah di sisi lain bentuk pernyataan tidak lengkap, lebih ringkas dan jika terampil masalah dapat disajikan dengan baik. Prosedur umumnya, tiap stem dimulai dengan pertanyaan langsung dan dialihkan pada bentuk pernyataan tidak lengkap hanya ketika kejelasan masalah dapat diingat dan diringkas.
- Penggunaan soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda adalah tipe soal yang banyak dipergunakan. Soal ini dapat mengukur variasi hasil belajar dari yang sederhana sampai yang kompleks, dan ini dapat diterima sebagai tipe pengukuran terbaik dari berbagai sudut pandang. Penggunaan soal pilihan ganda dalam pengukuran antara lain sebagai berikut.
- Mengukur hasil pengetahuan
- Pengetahuan Terminologi: siswa dapat menunjukkan pengetahuan mereka khususnya melalui pilihan kata yang mempunyai makna sama seperti pemberian istilah atau dengan pemilihan defenisi istilah.
- Pengetahuan Fakta Khusus: hal yang penting tentang kebenaran dan kebutuhan dasar untuk mengembangkan pemahaman, keterampilan berpikir, dan hasil belajar kompleks lainnya.Soal pilihan ganda dirancang untuk mengukur fakta khusus dapat berbagai bentuk yang berbeda, tetapi kata tanya siapa, apa, kapan, dan di mana lebih sering digunakan.
- Pengetahuan Prinsip: soal pilihan ganda ditampilkan lebih sulit, tetapi hal ini disebabkan prinsip-prinsip yang lebih kompleks dari pada fakta -fakta yang terisolasi.
- Pengetahuan Metode dan Prosedur: termasuk pengetahuan prosedur laboratorium, pengetahuan komunikasi, koputerisasi, keterampilan,pengetahuan metode pemecahan masalah, prosedur pemerintahan, dan sebagainya
- Mengukur hasil pada tingkat pemahaman dan aplikasi
- Kemampuan mengidentifikasi aplikasi fakta dan prinsip Biasanya metode untuk menentukan pembelajaran siswa yang telah berlalu selain mengingat fakta atau prinsip belaka yaitu dengan menanyakan identifikasi aplikasi yang tepat dalam situasi yang baru bagi siswa.
- Kemampuan menginterpretasi hubungan sebab akibat Pemahaman dapat diukur berkali-kali dengan menyuruh siswa untuk menginterpretasikan berbagai hubungan antarfakta. Salah satu hubungan yang paling penting dan biasa pada pokok bahasan adalah hubungan sebab akibat. Pemahaman hubungan seperti ini dapat diukur melalui hubungan sebab akibat yang spesifik dan menyuruh siswa untuk mengidentifikasi alasan-alasan terbaik untuk itu.
- Kemampuan membenarkan metode dan prosedur Siswa harus mengetahui metode yang benar atau rangkaian langkahlangkah dalam sebuah prosedur, tanpa harus menjelaskan mengapa hal ini merupakan metode atau rangkaian terbaik dalam langkah-langkah. Hal ini dapat diukur dengan soal pilhan ganda dengan menyuruh siswa memilih beberapa penjelasan yang memungkinkan terbaik dari sebuah metode atau prosedur.
- Macam-macam Tes Pilihan Ganda
- Pilihan ganda biasa (melengkapi pilihan)
Bentuk ini merupakan suatu kalimat pernyataan yang belum lengkap dan diikuti empat atau lima kemungkinan jawaban yang tepat dan melengkapi pernyataan tersebut. Contoh: Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang paling tepat!
Contoh soal: Punuk unta berfungsi untuk .......
a. cadangan air dan makanan
b. melindungi dari panas matahari
c. melindungi dari debu
d. supaya dapat berjalan di gurun pasir
2. Hubungan antar hal (Sebab akibat)
Bentuk tes ini terdiri dari dua kalimat, satu kalimat pernyataan dan satu kalimat alasan. Ditanyakan apakah pernyataan memiliki hubungan sebab akibat atau tidak dengan alasan.
- Analisa Kasus Bentuk tes analisa kasus ini menghadapkan peserta pada satu masalah.
- Membaca Diagram, atau tabel Bentuk soal ini mirip dengan bentuk pilihan ganda biasa, hanya saja disertai dengan tabel.
- Asosiasi pilihan ganda Bentuk soal ini sama dengan bentuk soal melengkapi pilihan, yakni suatu pernyataan yang tidak lengkap yang diikuti dengan beberapa kemungkinan, hanya perbedaan pada bentuk asosiasi pilihan ganda kemungkinan jawaban bisa lebih dari satu, sedangkan melengkapi pilihan hanya satu yang paling tepat.
- Distracters, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa pilihan jawaban yang salah, tetapi disediakan satu pilihan jawaban yang benar. Contoh: Berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi disebut:
- Program
- Sistem
- Data
- CPU
- Operation
- Variasi Negatif, yaitu setiap pertanyaan atau pernyataan mempunyai beberapa pilihan jawaban yang benar, tetapi disediakan satu kemingkinan jawaban yang salah. Tugas peserta didik adalah memilih jawaban yang salah contoh: Berikut ini merupakan gerakan dasar mouse, kecuali:
- Menunjuk
- Mengklik
- Menghapus
- Menggeser
- Variasi berganda, yaitu memilih beberapa kemungkinan jawaban yang semuanya benar, tetapi ada stu jawaban yang paling benar. Tugas peserta didik adal memilih jawaban yang paling benar. Contoh: peserta didik hendaknya menghormati:
- Sesama teman
- Guru-gurunya
- Orangtuanya
- Teman, guru, dan orang tuanya
- Variasi yang tidak lengkap, yaitu pertanyaan atau pernyataan yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban yang belum lengkap. Tugas peserta didik adalah mencari satu kemungkinan jawaban yang benar dan melengkapinya. Contoh: surat al-fatihah disebut juga sab’ul matsani. Artinya:
- 5 ayat yang dibaca
- 6 ayat yang dibaca
- 7 ayat yang dibaca
- 8 ayat yang dibaca
Sementara itu, Moiser, Myers, Price, dalam P.A. Bott (1996) mengemukakan 14 tipe pertanyaan dengan menggunakan bentuk pilihan ganda, yaitu:
- Pertanyaan yang berkaitan dengan definisi: contoh: nilai yang ditentukan dengan menambahkan semua skor yang dan dibagi dengan banyaknya kasus dalam statistika dikenal sebagai....
- Rata-rata hitung
- Median
- Modus
- Deviasi rata-rata
- Rata-rata harmonik
- Pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan, contoh: tujuan menghitung rata-rata dari sejumlah skor adalah untuk memberikan:
- angka tunggal menjelaskan seluruh angka
- Titik sentral dalam suatu barisan skor
- Ukuran variabilitas kelompok
- Suatu indikasi keseringan jawaban yang dibberikan
- Estimasi hubungan antara dua variabel
- Pertanyaan yang berkaitan degan kasus, contoh: mannakah dari ukuran tendensi sentrral berikut ini yang merupakan jumlah dari deviasi sama dengan nol?
- Rata-rata
- Modus
- Median
- Titik pusat
- Sembarang ukuran tendensi sentral
- Pertanyaan yang berkaitan dengan pengaruh, contoh: rata-rata hitung dari 55 orang dalah 83, jika 3 orang dengan nilai 82, 115, 130, dihilangkan dari data, maka besarnya nilai rata-rata menjadi:
- 77, 05
- 81,50
- 83,00
- 84,50
- 94,08
- Pertanyaaan yang berkaitan dengan asosiasi, contoh: jika distribusi skor miring ke kanan, maka rata-ratanya?
- Lebih kecil dari median
- Sama dengan median
- Lebih besar dari median
- Relatif tidak terpenngaruh
- Sama dengan modus
- Pertanyaan yang berkaitan dengan recognation of error. Contoh: Rata-rata tidak dapat digunakan sebagai ukuran tendensi sentral ketika:
- Distribusi skor kemiringannya signifikan
- Ada banyak kasus
- Laporan nonteknis disiapkan
- Data kontinu
- Rumus statistika lainya tidak dihitung
- Pertanyaan yang berkaitan dengan identifikasi kesalahan
- Pertanyaan yang berkaitan dengan evaluasi
- Pertanyaan yang berkaitan dengan membedakan
- Pertanyaan yang berkaitan dengan kesamaan. Contoh: rata-rata dan median keduanya merupakan ukuran dari:
- Tendensi sentral
- Jarak
- Posisi
- Variasi
- Hubungan
- Pertanyaan yang berkaitan dengan susunan
- Pertanyaan yang berkaitan dengan susunan yang tidak lengkap
- Pertanyaan yang berkaitan dengan prinsip umum
- Pertanyaan yang berkaitan dengan subjek kontroversional
Kebaikan soal bentuk pilihan-ganda, antara lain: cara penilaian dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan obyektif, kemungkinan peserta didik menjawab dengan terkaan dapat dikurangi, dapat digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik dalam berbagai jenjang kemampuan kognitif, dapat digunakan berulang-ulang. Beberapa petunjuk praktis dalam penyusunan soal bentuk pilihan ganda, yaitu:
- Harus mengacu kepada kompetensi dasar dan indikator soal
- Berilah petunjuk mengerjakanya dengan jelas
- Jangan memasukan soal yang tidak relevan dengan apa yang sudah dipelajari peserta didik
- Pernyataan pada soal seharusnya merumusakn persoalan yang jelas dan berarti
- Pilihan Ganda sebagai Model Tes Objektif
“Item-item dalam tes pilihan berganda (multiple choice) biasanya berupa pertanyaan atau pernyataan yang dapat dijawab dengan memilih salah satu dari empat atau lima alternatif jawaban yang mengiringi setiap soal”. artinya pilihan-pilihan telah disediakan pembuat soal, untuk dipilih siswa sesuai dengan pernyataan atau pertanyaannya, sehingga terjadi kesesuaian antara pertanyaan atau pernyataan yang disajikan dengan jawaban yang dipilih siswa.
Pilihan berganda disajikan dengan teknik tertentu yang memungkinkan terjadinya kesetaraan antara item-item yang disajikan, dengan demikian ketika dilakukan pemilihan item mana yang sesuai dengan pertanyaan atau pernyataan, pemilih dihadapkan pada dua atau lebih pilihan yang mirip, dengan demikian perlu adanya seleksi yang ketat dari sipemilih tersebut. Ketika terjadi proses pemilihan item yang tepat inilah sebenarnya kompetensi seorang siswa diuji. Kesanggupan siswa memilih item yang tepat menunjukan ia menguasai pertanyaan atau pernyataan yang disajikan, artinya ia menguasai suatu kompetensi tertentu dalam pembelajaran yang diikuti sebelumnya. Jika ini terjadi, sama artinya dengan siswa tersebut telah mencapai tujuan belajarnya.
Tes pilihan berganda memiliki kelebihan dan kekurangan, diantara kelebihan tes pilihan berganda ini adalah :
- Test pilihan berganda dapat disusun untuk meneliti secara efektif kemampuan pelajar untuk membuat tafsiran, melakukan pemilihan, mendiskriminasikan, menentukan pendapat, menarik kesimpulan
- Cara penilaian dapat mudah dan cepat dilakukan serta obyektif
- Faktor terkaan (menebak-nebak) dapat dihilangkan atau setidak-tidaknya dapat dikurangi sampai minimal.
- Soal pilihan ganda memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut ini keunggulan soal pilihan ganda.
- Soal pilihan ganda merupakan salah satu soal tes yang dapat diterapkan secara luas untuk mengukur pencapaian.
- Tes ini dapat mengukur berbagai tipe pengetahuan dan hasil belajar kompleks secara efektif. Selain itu, tes ini juga bebas dari berbagai karakteristik singkat dari tes tipe lain. Keambiguan yang kerap terjadi pada soal jawaban singkat dapat dihindari disebabkan struktur pilihan yang berdasarkan pada situasi yang lebih baik.
- Soal pilihan ganda membantu kita dalam menentukan skor jawaban salah. Siswa harus mengetahui jawaban yang paling tepat untuk mendapatkan skor.
- Soal pilihan ganda memberikan reabilitas yang lebih baik.
- Soal pilihan ganda melalui pelatihan menjodohkan menghindari keseragaman materi, sebab tiap soal mengukur ide tunggal.
- Dua karakter soal pilihan ganda yang paling berguna disebutkan yaitu secara relatif bebas rangkaian respon, menggunakan sejumlah, alternatif hasil diagnostik yang dapat diterima.
- Penerapan soal pilihan ganda beserta keunggulannya memudahkan dalam penyusunan soal tes berkualitas tinggi.
Selain keunggulan adapun kekurangan tes pilihan berganda adalah :
- Kurang mendorong kreativitas ranah cipta dan karsa siswa, karena ia hanya merasa disuruh berspekulasi, yakni menebak dan menyilang secara untung-untungan
- Sering terdapat dua jawaban (diantara empat atau lima alternatif) yang identik atau sangat mirip, sehingga terkesan kurang diskriminatif.
- Sering terdapat satu jawaban yang sangat mencolok kebenarannya, sehingga jawaban-jawaban lainnya terlalu gampang untuk ditinggalkan.
- Soal pilihan ganda tidak dapat menentukan bagaimana situasi sesungguhnya ketika siswa mengerjakan soal itu.
- Soal pilihan ganda menuntut untuk memilih jawaban tepat, oleh karena itu, ini tidak dapat diadaptasikan untuk mengukur keterampilan dalam memecahkan masalah matematika dan sains atau untuk mengukur kemampuan mengorganisasikan dan mengemukakan ide.
- Soal pilihan ganda memiliki kelemahan yang tidak diungkapkan oleh tipe soal lain. Dalam tipe ini sulitnya menemukan pilihan tidak tepat yang cukup tetapi pengecoh yang masuk akal. Masalah ini khususnya disebabkan pada tingkat dasar kosakata dan pengetahuan siswa terbatas.
- Saran untuk Menyusun Soal Pilihan Ganda
- Dasar-dasar penyusunan tes hasil belajar.
- THB harus mengukur apa yang dipelajari sesuai dengan Tujuan Instruksional dalam kurikulum
- THB harus mewakili bahan yang dipelajari
- THB harus sesuai dengan aspek-aspek tingkat kompetensi yang diharapkan
- THB harus sesuai dengan tujuan penggunaan tes (Pretest/Post-test)
- THB harus sesuai dengan acuan
- THB harus dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar
- Langkah-Langkah Konstruksi Tes Hasil Belajar
- Menginventarisasi bahan yang telah diajarkan,
- Menyusun spesifikasi tes
- Menyusun butir-butir soal beserta kuncinya,
- Menelaah butir-butir tes
- Melakukan uji coba
- Melakukan analisis tes dan analisis butir soal berdasarkan hasil uji coba
- Melakukan revisi terhadap butir-butir soal yang kurang baik
- Penetapan Tes
Penyusunan spesifikasi tes biasanya mencakup: penentuan tujuan, pembuatan kisi-kisi, pemilihan jenis tes, dan penentuan banyaknya butir pada setiap kompetensi dasar atau setiap indikator.
Umumnya penerapan dan keutamaan kualitas soal pilihan ganda direalisasikan sepenuhnya dalam konstruksinya. Rumusnya secara jelas menyatakan masalah, mengidentifikasi alternatif yang dapat diterima, dan menyingkirkan tanda jawaban yang tidak relevan. Berikut ini saran khusus untuk tujuan ini.
- Stem soal harus bermakna dan harus ada defenisi masalah. Pengecekan yang baik terhadap pernyataan masalah yang memadai adalah dengan membaca pilihan dan stem itu sendiri.
- Stem soal sedapat mungkin harus dibebaskan dari materi yang tidak relevan. Ini akan meningkatkan kemungkinan pernyataan masalah dalam stem secara jelas dan mengurangi waktu baca yang dibutuhkan. Ada beberapa pengecualian untuk peraturan ini. Dalam tes kemampuan memecahkan masalah, materi yang tidak relevan boleh dimasukkan dalam stem soal untuk menentukan apakah siswa dapat mengidentifikasi dan memilih materi yang relevan untuk solusi masalah. Biasanya, mengulang kata umum dalam alternatif kadang-kadang diperlukan untuk konsistensi gramatikal atau kejelasan.
- Penggunaan pernyataan negatif stem soal hanya ketika hasil belajar menuntutnya secara signifikan. Sebagian besar masalah dapat dan harus dinyatakan dalam ungkapan positif. Ini menghindari kemungkinan siswa mengabaikan kata-kata ‘tidak’ ‘bukan’ ‘setidaknya’ dan sebagainya yang digunakan dalam pernyataan negatif.
- Seluruh alternatif pilihan harus konsisten secara gramatikal dengan stem soal.
- Sebuah soal harus memuat hanya satu jawaban tepat atau terbaik secara jelas.
- Soal yang digunakan untuk mengukur pemahaman harus memuat beberapa kasus, tetapi jangan terlalu banyak. Masalah baru yang terlalu banyak biasanya dapat dihindari dengan memilih situasi dari pengalaman sehari-hari siswa, termasuk dalam stem soal informasi fakta yang diperlukan, dan melalui frasa soal sehingga tipe aplikasi dan interpretasi lebih jelas.
- Seluruh pengecoh harus masuk akal Tujuan dari sebuah pengecoh adalah mengecoh yang tak diketahui dari jawaban benar. Bagi siswa yang tidak mencapai hasil yang diujikan, pengecoh paling tidak semenarik jawaban tepat dan lebih disukai lagi Sepantasnya susunan soal pilihan ganda, tiap pengecoh akan dipilih oleh beberapa siswa. Jika sebuah pengecoh tidak dipilih siapa pun, itu artinya tidak berfungsi pada soal dan harus dielminasi atau ditolak.
- Penggabungan verbal antara stem dan jawaban yang tepat harus dihindari Sering sebuah kata pada jawaban tepat akan berupa petunjuk yang tidak berhubungan disebabkan bentuk atau bunyinya seperti kata dalam stem soal. Penggabungan verbal seperti ini seharusnya tidak pernah diperbolehkan, bagi siswa yang kurang untuk memilih jawaban tepat. Panjang relatif pilihan tidak menjadi petunjuk jawaban. Jawaban tepat biasanya memerlukan syarat, dia cenderung lebih panjang daripada pengecoh kecuali dibuat untuk mengontrol panjang relatif pilihan. Jika jawaban tepat tidak dapat dipendekkan, pengecoh d dapat diperluas untuk dipanjangkan. Perpanjangan pengecoh juga dibuat dengan alasan lain yang masuk akal. Panjang relatif jawaban tepat harus divariasikan dari satu soal ke soal lainnya seperti cara yang tidak berpola yang dapat dilihat untuk mengindikasikan jawaban.
- Jawaban benar harus muncul pada tiap posisi alternatif dalam jumlah yang sama, tetapi secara acak. Penempatan jawaban benar pada tiap posisi kira-kira seimbang jumlahnya, perlu dihindari pola regular respon.
- Menggunakan alternatif spesial secara hemat seperti “tidak ada di atas” atau “semua di atas”.
- Jangan menggunakan soal pilihan ganda ketika tipe soal lain lebih layak.
- Keluar dari peraturan ini ketika Anda mempunyai alasan tepat untuk melakukannya.
- Penskoran soal bentuk pilihan ganda
Cara penskoran tes bentuk pilihan ada dua, yaitu: pertama tanpa ada koreksi terhadap jawaban tebakan, dan yang kedua adalah dengan koreksi terhadap jawaban tebakan
- Penskoran tanpa koreksi jawaban tebakan adalah satu untuk tiap butir yang dijawab benar, sehingga jumlah skor yang diproleh siswa adalah banyaknya butir yang dijawab benar.
B adalah banyaknya butir yang dijawab benar
N adalah banyaknya butir soal
Contohnya adalah sebagai berikut:
Banyak soal tes ada 40 butir.
Banyaknya jawaban yang benar ada 20.
Jadi skor yang dicapai seseorang:

- Penskoran dengan koreksi terhadap jawaban tebakan adalah sebagai berikut:

B adalah banyaknya butir soal yang dijawab benar
S adalah banyaknya butir yang dijawab salah
P adalah banyaknya pilihan jawaban tiap butir
N adalah banyaknya butir soal
Butir soal yang tidak dijawab diberi skor 0.
Contoh: Soal bentuk pilihan ganda yang terdiri dari 40 butir soal dengan 4 pilihan tiap butir, dan banyaknya 40 butir. Bila banyaknya butir yang dijawab benar ada 20, yang dijawab salah ada 12, dan tidak dijawab ada 8, maka skor yang diperoleh adalah:

Ada tiga hal utama yang harus dipertimbangkan dalam menentukan jumlah soal yang diujikan, yaitu: bobot masing-masing bagian yang telah ditentukan dalam kisi-kisi, keandalan yang diinginkan, dan waktu yang tersedia. Bobot skor tiap soal bisa ditentukan sebelum tes digunakan, yaitu berdasar tingkat kompleksitas atau kesulitannya, yang komplek atau sulit diberi bobot yang lebih tinggi dibanding dengan yang lebih mudah.
Pedoman utama dalam pembuatan butir soal bentuk pilihan ganda (Ebel, 1977) adalah:
- Pokok soal harus jelas.
- Pilihan jawaban homogen dalam arti isi.
- Panjang kalimat pilihan jawaban relatif sama.
- Tidak ada petunjuk jawaban benar.
- Hindari menggunakan pilihan jawaban: semua benar atau semua salah.
- Pilihan jawaban angka diurutkan.
- Semua pilihan jawaban logis.
- Jangan menggunakan negatif ganda.
- Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes.
- Bahasa Indonesia yang digunakan baku.
- Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.
- Konstruksi Bentuk pilihan ganda
Cara mengoreksi bentuk pilihan ganda: Sesudah item disusun, kemudian diadakan tes, maka selanjutnya kita mengoreksi jawaban siswa dari tiap item yang diberikan. Untuk mengoreksi jawaban tersebut kita harus menggunakan kunci jawaban (scoring key) sebagai acuan dan patokan yang pokok. Jika kunci jawaban ini sudah disediakan, maka siapapun dapat mengoreksi jawaban tersebut secara cepat dan tepat.
- Pokok Soal Harus dirumuskan secara tegas dan jelas.
Contoh soal kurang baik
1). Masyarakat modern adalah ….
a. bersifat mementingkan diri sendiri
b. mempunyai pimpinan politik yang berani
c. memiliki sifat dan sikap mandiri
d. merasa lebih unggul dari pihak lain
Penjelasan: Pokok soal di atas tidak dirumuskan dengan jelas karena yang ingin ditanyakan belum terlihat di pokok soal. Apabila pilihan jawaban ditutup terlebih dahulu, maka apa yang ditanyakan pada pokok soal tidak jelas (tidak ada).
Perbaikan soal: Salah satu ciri masyarakat modern adalah ….
a. bersifat mementingkan diri sendiri
b. mempunyai pimpinan politik yang berani
c. memiliki sifat dan sikap mandiri
d. merasa lebih unggul dari pihak lain
b. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Contoh soal kurang baik: Pada tanggal 10 November 1945 di Surabaya telah terjadi peristiwa heroik yang dikenal sebagai ….
a. insiden bendera Merah-Putih
b. pertempuran Surabaya
c. peristiwa hotel Orange
d. pertempuran lima hari
Penjelasan: Contoh soal di atas kurang baik, karena pada pokok soal terdapat petunjuk ke arah kunci jawaban yaitu kata “Surabaya” Adanya petunjuk tersebut menyebabkan soal tersebut sangat mudah ditebak.
Perbaikan soal: Peristiwa heroik yang terjadi pada 10 November 1945 dan diperingati sebagai hari Pahlawan adalah ….
- insiden bendera Merah-Putih
- pertempuran Surabaya
- peristiwa hotel Orang
- pertempuran lima hari di Semarang
- Penilaian Sumatif dengan Menggunakan Pilihan Ganda
Melaksanakan evaluasi dapat dilakukan oleh guru sebelum, selama dan setelah pembelajaran dilangsungkan, meliputi input, proses dan output. Mengenai penilaian sumatif, ia termasuk kedalam evaluasi proses, sebab ia dilakukan pada akhir semester tertentu atau akhir caturwulan tertentu untuk mengukur sejauhmana ketercapaian tujuan belajar siswa.” Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu’’. Dengan kata lain, setelah penilaian sumatif ini akan ada lagi evaluasi yang lebih luas jangkauannya, misalnya Ujian Nasional. Mengenai pola pelaksanaan dan jenis tes yang diberikan, untuk penilaian sumatif dapat dipilih jenis tes objektif, “yakni tes yang jawabannya dapat diberi skor nilai secara lugas (seadanya) menurut pedoman yang ditentukan sebelumnya’’. Jenis tes objektif ini memiliki instrumen yang banyak, diantaranya pilihan ganda.
Dalam tes objektif memiliki kelemahan dan keunggulan. Hal ini semata-mata untuk memberikan gambaran kepada guru, bahwa segala model tes yang dilakukan akan memiliki kelemahan disamping kelebihannya. Pada model pilihan berganda, adanya beberapa jawaban yang harus dipilih siswa memungkinkan ranah analisis siswa berkembang, sebab secara tidak langsung siswa harus mendeteksi kecocokan jawaban-jawaban tersebut dengan pertanyaan atau pernyataan yang diajukan.
Pada saat siswa menentukan jawaban mana yang sesuai dengan pernyataan atau pertanyaan dalam persepsinya, menunjukan bahwa siswa telah memiliki kesimpulan yang jelas mengenai analisis yang dilakukannya, atau dalam kaitan ini siswa telah berada pada posisi keyakinan pengetahuan, walaupun jawaban yang dipilihnya belum tentu benar. Secara kognitif, hal tersebut bermanfaat bagi siswa, yakni pada posisi ia sanggup mengambil keputusan dalam jangka waktu terbatas, mengingat tes dengan pilihan berganda ini biasanya disajikan dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang relatif sedikit. (Kajian mengenai waktu tes pilihan berganda antara 2 s/d 3 menit per poin pertanyaan atau pernyataan, bahkan bisa lebih sedikit dari itu).
Perlu diingat oleh guru, bahwa penilaian sumatif dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa dalam jangka waktu tertentu (semester atau caturwulan). Karena itu dalam menyusun tes pilihan berganda ini guru hendaknya menitikberatkan pada aspek penguasaan yang lebih tinggi dibanding pada saat melakukan penilaian sebelumnya. Aspek kemampuan hendaknya diberikan proporsi yang lebih besar diabanding afektif dan psikomotor. Hal ini dilakukan agar tujuan mengetahui pemahaman siswa akan materi pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Dalam penilaian sumatif dengan pilihan berganda, tingkat kesukaran soal-soal atau pernyataan-pernyataan sangat penting untuk diperhatikan, sebab hasil tes ini akan digunakan guru untuk menentukan kelayakan siswa untuk pindah atau naik ke kelas yang lebih tinggi. Inilah salah satu fungsi tes sumatif dengan pilihan berganda.
BAB III
SIMPULAN
Soal pilihan ganda terdiri dari masalah dan daftar alternatif solusi (pemecahan masalah). Siswa merespon dengan memilih alternatif solusi yang tepat atau yang terbaik yang disediakan. Dalam hal lain, rumusan soal harus jelas dan bermakna tanpa referensi pada alternatif jawaban. Soal pilihan ganda sangat fleksibel dan biasa digunakan untuk mengukur berbagai hasil belajar pada tingkat pengetahuan dan pemahaman. Hasil pengetahuan sepanjang menyangkut kosakata, fakta, prinsip, dan metode dan prosedur semua dapat diukur dengan soal pilihan ganda. Aspek pemahaman seperti penerapan dan interpretasi fakta, prinsip-prinsip, metode, dapat juga diukur dengan tipe soal ini.
Kelebihan atau keuntungan utama soal pilihan ganda adalah dapat diterapkan secara luas dalam pengukuran berbagai tahap pencapaian. Tipe ini juga bebas dari banyak pembatasan dari soal-soal objektif lainnya. Tipe ini cenderung menampilkan defenisi masalah yang lebih baik daripada soal jawaban singkat, menghindari keperluan keseragaman materi yang dibutuhkan oleh soal memasangkan, dan tipe ini mengurangi petunjuk petunjuk dan kerentanan terhadap menebak karakteristik pada soal benar salah. Sebagai tambahan, soal pilihan ganda relatif bebas dari serangkaian respon dan berguna dalam diagnosis.
Agar mendapatkan tes yang memiliki susunan dan penampilan yang baik, para guru dapat mempertimbangkan babarapa petunjuk yang dapat dilihat seperti berikut: Nyatakan petunjuk tes yang singkat dan jelas, tulis pertanyaan dan atau pernyataan, dimana hanya ada satu kemungkinan jawaban benar, Pilih batasan atau terminology dari suatu pengetahuan , dengan menghilangkan kata kuncinya. Kata kunci tersebut menjadi jawaban yang harus diisi oleh para siswa. Gunakan hanya satu spasi atau ruang kosong, untuk setiap item melengkapi. Jika spasi lebih dari tiga maka item tersebut lebih baik dikontruksi dengan model tes jawaban bebas.
.
DAFTAR PUSTAKA
- Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009
- Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000
- Depdikbud. 1995. Pedoman Proses BelajarMengajar di SD. Jakarta: ProyekPembinaanSekolahDasar.