Published using Google Docs
Endang Sri Tulastuti.docx
Updated automatically every 5 minutes

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING BAGI GURU KELAS DI SD NEGERI NGABEYAN 03 KECAMATAN KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO MELALUI SUPERVISI KELOMPOK

METODE DIREKTIF

Oleh:

Endang Sri Tulastuti

SD Negeri 03 Ngabeyan, Kartasura

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan: 1) mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan supervisi kelompok metode direktif guna meningkatkan kemampuan penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling bagi guru kelas; dan 2) meningkatkan kemampuan penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling bagi guru kelas di SD Negeri Ngabeyan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 melalui supervisi kelompok metode direktif. Subyek penelitian ini adalah guru kelas di SD Negeri Ngabeyan 03 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 6 (enam) orang. Objek penelitian berupa supervisi kelompok metode direktif guna meningkatkan kemampuan penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling bagi guru kelas. Teknik analisis data  dilakukan dengan menggunakan model alur dari Kemmis dan Taggart yang intinya mengidentifikasi perkembangan dan perkembangan dan perubahan subjek. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Pelaksanaan kegiatan supervisi kelompok metode direktif guna meningkatkan kemampuan penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling bagi guru kelas di SD Negeri Ngabeyan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 dilakukan dalam bentuk office conference. Langkah-langkah yang dilakukan antara lain adalah sebagai berikut; (a) Menyampaikan pengumuman kepada guru tentang akan dilaksanakannya kegiatan supervisi; (b) Mempersiapkan materi bimbingan; (c) Menyampaikan materi bimbingan tentang penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling disertai dengan simulasi; dan (d) Mempersiapkan instrumen supervisi; dan 2) Supervisi kelompok metode direktif dapat meningkatkan kemampuan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling pada guru kelas di SD Negeri Ngabeyan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.

Kata Kunci: supervisi kelompok, metode direktif, kemampuan guru, layanan bimbingan dan konseling

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan dalam bentuk salah satu kualifikasi pendidik yang sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong, dan tutor. Hal ini tertuang dalam pasal 1 ayat (6) Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini mengindikasikan bahwa keberadaan konselor dalam sistem persekolahan disetarakan dengan profesi guru. 

Kedudukan konselor yang merupakan salah satu pendidik Kondisi tersebut dikuatkan dengan adanya Surat Keputusan MENPAN Nomor 84 Tahun 1993 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya serta Surat Keputusan MENDIKBUD No. 025/O/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Kedua SK tersebut mengandung arahan dan ketentuan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, oleh guru kelas di tingkat SD dan guru pembimbing di tingkat SMP dan SMA.

Tugas Guru Pembimbing / Konselor Sekolah adalah mengenal peserta didik dengan berbagai karakteristiknya. Dalam kapasitasnya sebagai pendidik, Guru Pembimbing berperan dan berfungsi sebagai seorang pendidik psikologis  (psychological education / psychoeducator), dengan perangkat pengetahuan dan keterampilan psikologis yang dimilikinya untuk membentu individu mencapai tingkat perkembangan yang lebih tinggi. Peran ini merepresentasikan sebuah tantangan yang dapat memperkuat tujuan-tujuan keilmuan dan praktek professional sebagai layanan yang menunjukkan keunikan dan kebermaknaan tersendiri di dalam masyarakat.

Agar guru pembimbing dapat melaksanakan tugasnya secara profesional disertai  kinerja yang tinggi perlu didukung dengan faktor-faktor strategik yang dapat meningkatkan kinerja guru pembimbing. Usaha guru dapat diartikan sebagai bermacam-macam usaha yang dilakukan guru agar dapat bekerja dengan kinerja yang tinggi.

Dalam pendidikan di tingkat Sekolah Dasar, guru pembimbing dirangkap tugas oleh guru kelas. Sehingga kemampuan dalam penguasaan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling masih dipertanyakan. Untuk itu diperlukan pembinaan bagi guru kelas dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. 

Kenyataan yang sama juga terjadi pada guru kelas di SD Negeri Ngabeyan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten  Sukoharjo. Hal ini diindikasikan dengan belum berjalannya kegiatan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa. Lemahnya kemampuan dalam penguasaan penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling pada guru kelas tersebut dapat diatasi melalui upaya pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru kelas dalam melaksanakan bimbingan dan konseling adalah dengan memberikan pembinaan. Pembinaan kepada guru tersebut dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah.

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian tindakan ini peneliti melakukan penelitian tindakan kepengawasan dengan judul “Peningkatan Kemampuan Penyelenggaraan Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Guru Kelas di SD Negeri Ngabeyan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten  Sukoharjo melalui Supervisi Kelompok Metode Direktif.”.

Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan supervisi kelompok metode direktif guna meningkatkan kemampuan penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling bagi guru kelas.
  2. Untuk meningkatkan kemampuan penyelenggaraan layanan Bimbingan dan Konseling bagi guru kelas di SD Negeri Ngabeyan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 melalui supervisi kelompok metode direktif.

Manfaat Penelitian

Penelitian tindakan ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Adapun manfaat yang dapat diberikan oleh hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi siswa sehingga siswa dapat memperoleh layanan bimbingan dan konseling dari guru secara lebih optimal.

  1. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru kelas tentang penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling bagi siswa-siswa mereka.

  1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi sekolah untuk meningkatkan kemampuan guru kelas menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling

Istilah bimbingan dan konseling merupakan istilah yang umum digunakan sehingga harus diperjelas maksud dari penggunaan istilah tersebut. Berkaitan dengan pengertian bimbingan dan konseling ini, Gunarsa (2002: 11) mengutarakan bahwa bimbingan merupakan pemberian bantuan oleh seseorang kepada orang lain dalam menentukan pilihan, penyesuaian diri dan pemecahan permasalahan, sedang konseling sebagai teknik dasar bimbingannya. Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa, bimbingan adalah bantuan yang diberikan agar seseorang dapat mengembangkan potensi yang dimiliki di dalam dirinya sendiri serta mampu mengatasi persoalan yang dihadapi, sehingga dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara bertanggung jawab tanpa harus bergantung kepada orang lain.

Bimbingan terhadap siswa dilakukan untuk suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai. Macam bimbingan yang dapat diberikan disebutkan oleh Singgih Gunarsa (2002 : 34) antara lain : (1) bimbingan pengajaran dan belajar, (2) bimbingan pendidikan, (3) bimbingan sosial, (4) bimbingan masalah pribadi, (5) bimbingan dalm menggunakan waktu senggang, dan (6) bimbingan pekerjaan. Setiap macam bimbingan diatas mencakup tugas-tugas sesuai dengan tujuannya serta masalah-masalah yang dihadapi siswa.

Pemetaan layanan bimbingan dan konseling dalam jalur pendidikan formal yang bersifat memandirikan tercakup dalam tiga ranah layanan. Ketiga ranah layanan tersebut terdiri dari: a) layanan administrasi dan manajemen, b) layanan kurikulum dan pembelajaran, dan c) bimbingan dan konseling (Depdiknas, 2008: 185). Ketiga ranah layanan guru pembimbing tersebut di atas, secara visual dapat disajikan ke dalam bagan berikut:

Gambar 1. Bagan Wilayah Bimbingan dan Konseling Jalur Pendidikan Formal (Sumber: Depdiknas, 2008: 185)

Supervisi Pendidikan

Kepala sekolah adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala sekolah. (Sudarman 2002: 145). Meskipun senabagi guru yang mendapat tugas tambahan kepala sekolah merupakan orang yang paling betanggung jawab terhadap aflikasi prinsip-prinsip administrasi pendidikan yang inovatif di sekolah.

Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai : (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan.

Edmonds (dalam Sagala, 2005) tentang sekolah efektif menunjukkan bahwa peran kepala sekolah sedemikian penting untuk menjadikan sebuah sekolah pada tingkatan yang efektif. Asumsinya adalah bahwa sekolah yang baik akan selalu memiliki kepala sekolah yang baik, artinya kemampuan profesional kepala sekolah dan kemauannya untuk bekerja keras dalam memberdayakan seluruh potensi sumber daya sekolah menjadi jaminan keberhasilan sebuah sekolah. Untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan pekerjaannya dan dapat mendayagunakan seluruh potensi sumber daya yang ada di sekolah maka kepala sekolah harus memahami perannya.

Kepala sekolah sebagai supervisor dimaksudkan untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap guru-guru dan personel lain untuk meningkatkan kinerja mereka. Kepala sekolah sebagai supervisor bertugas mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah ditentukan. Aspek-aspek kurikulum yang harus dikuasai oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah materi pelajaran, proses belajar mengajar, evaluasi kurikulum, pengelolaan kurikulum, dan pengembangan kurikulum.

Sergiovani dan Starrat (dalam Mulyasa, 2005) menyatakan bahwa “Supervision is a process designed to help teacher and supervisor team more about their practice, to better able to use their knowledge and skills to better serve parents and schools and to make the school a more effective learning community”. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa peran utama kepala sekolah sebagai supervisor adalah menyusun dan melaksanakan program supervisi pendidikan serta memanfaatkan hasilnya yang diwujudkan dalam, program supervisi kelas, kegiatan ekstra kurikuler, serta peningkatan kinerja tenaga kependidikan dalam upaya pengembangan sekolah.

Sebagai supervisor, kepala sekolah mempunyai beberapa peran penting, yaitu: 1) Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan kondisi proses belajar mengajar; 2) Mengadakan observasi kelas untuk peningkatan efektivitas proses belajar mengajar; 3) Melaksanakan pertemuan individual secara profesional dengan guru untuk meningkatkan profesi guru; 4) Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru secara profesional dalam pemecahan masalah proses belajar mengajar; 5) Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru dalam perbaikan dan peningkatan mutu proses belajar mengajar; 6) Melaksanakan pengembangan staf yang berencana dan terarah; 7) Melaksanakan kerjasama dengan guru untuk mengevaluasi hasil belajar secara komprehensif; 8) Menciptakan team work yang dinamis dan profesional; dan 9) Menilai hasil belajar peserta didik secara komprehensif.

Kerangka Pemikiran

Supervisi kelompok dengan metode direktif dalam pembinaan guru tentang layanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu model supervisi pendidikan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah. Tujuan utama pemberian pembinaan adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah.

Pelaksanaan supervisi kelompok yang dilakukan dengan simulasi akan memberikan pengalaman dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling bagi guru kelas. Hal ini pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling.  Kerangka pemikiran di atas secara lebih jelas dapat digambarkan ke dalam bagan berikut:

Gambar 2 Diagram Kerangka Pemikiran

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang permasalahan, perumusan masalah, kajian teori dan kerangka pemikiran yang sudah dibahas sebelumnya, maka dapat disusun suatu hipotesis tindakan sebagai berikut: “Supervisi kelompok metode direktif dapat meningkatkan kemampuan guru dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling bagi guru kelas di SD Negeri Ngabeyan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo pada semester 2 tahun pelajaran 2014/2015”

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Ngabeyan 03 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Alasan dipilihnya sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian adalah bahwa peneliti bertugas sebagai kepala sekolah di sekolah tersebut. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2014/2015 dan dilakukan selama tiga bulan, yaitu mulai bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2015.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas di SD Negeri Ngabeyan 03 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 6 orang.

Prosedur Penelitian

Prosedur Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang telah didesian dalam variabel yang diteliti. Tiap siklus terdiri atas empat tahapan pokok, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan dokumen. Teknik Observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman gambar (Sutopo, 2006: 75). Teknik observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap aspek-aspek kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan terhadap simulasi yang dilakukan guru saat kegiatan supervisi kelompok dilakukan.

Studi dokumen dilakukan dengan penelitian mengenai dokumen-dokumen yang berkaitan dengan supervisi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan kemampuan guru kelas dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling di SD Negeri Ngabeyan 03 UPTD Pendidikan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo. Dokumen tersebut antara lain adalah dokumen yang disusun guru berkaitan dengan pelayanan bimbingan dan konseling.

Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif. Teknik ini digunakan dengan cara membandingkan hasil yang diperoleh dari kegiatan prasiklus, siklus pertama, dan siklus kedua sehingga akan diperoleh gambaran kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling.

Indikator Kinerja Penelitian

Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Guru dianggap mempunyai kemampuan dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling dengan kategori baik baik apabila memperoleh skor penilaian > 50.
  2. Kegiatan supervisi dianggap berhasil apabila skor rata-rata kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling > 50.
  3. Tindakan supervisi dianggap berhasil apabila jumlah guru yang memperoleh skor kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling dengan kualifikasi B (Baik) > 80%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Pengukuran kemampuan guru kelas dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling diukur berdasarkan empat aspek penilaian. Keempat aspek tersebut adalah aspek-aspek merancang program layanan bimbingan dan konseling, mengimplementasikan program layanan bimbingan dan konseling, menilai proses dan hasil  layanan bimbingan dan konseling, serta penguasaan terhadap praksis assesment layanan bimbingan dan konseling. Skoring diberikan kepada guru dengan rentang skor antara 1 – 5.

Penilaian kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada kondisi awal dilakukan sebelum dimulai kegiatan supervisi kelompok metode direktif. Hasil penilaian kemampuan guru kelas dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan terhadap enam orang guru kelas di SD Negeri Ngabeyan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebagai berikut.

Berdasarkan hasil-hasil penilaian pada keempat aspek kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa skor terendah yang diperoleh adalah 17, dan skor tertinggi adalah sebesar 35. Skor rata-rata kemampuan guru pada kondisi awal adalah sebesar 24.5. Dengan demikian maka kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada kondisi awal termasuk ke dalam kategori kurang baik.

Data hasil penilaian kemampuan guru pada keempat aspek penilaian kemampuan menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada kondisi awal dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 2

Hasil Penilaian Kemampuan Guru dalam Menyelenggarakan 

Layanan Bimbingan dan Konseling Kondisi Awal

No.

Nama Guru

Aspek Penilaian

Total

Keterangan

1

2

3

4

1

EPW

9

3

6

4

22

Kurang

2

WAL

8

3

6

4

21

Kurang

3

SUL

6

2

5

4

17

Sangat Kurang

4

SNM

8

4

7

5

24

Kurang

5

MUL

10

4

8

6

28

Kurang

6

SUP

12

5

10

8

35

Cukup Baik

Total Skor

147

Kurang

Skor Rata-rata

24.5

Data kemampuan guru kelas dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada kondisi awal selanjutnya dapat disajikan ke dalam diagram sebagai berikut:

Gambar 4 Diagram Kemampuan Guru dalam Menyelenggarakan Layanan Bimbingan dan Konseling Kondisi Awal

Deskripsi Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil penilaian terhadap kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada kondisi awal, selanjutnya dilakukan tindakan berupa supervisi akademik dengan pendekatan kelompok metode direktif. Tindakan yang dilakukan mencakup empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi hasil tindakan.

Pelaksanaan kegiatan supervisi tindakan Siklus I dilakukan selama dua kali pertemuan, yaitu pada hari Sabtu tanggal 07 Maret 2015 dan hari Sabtu tanggal 14 Maret 2015. Kegiatan supervisi dilaksanakan dalam bentuk  office conference, yaitu semua guru kelas dikumpulkan di ruangan Kepala Sekolah. Pemilihan waktu dilakukan dengan tidak mengganggu jam pelajaran sekolah, yaitu pada hari Sabtu seusai jam pelajaran.

Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru selama melakukan simulasi penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Selain itu, observasi dilakukan terhadap hasil rancangan guru tentang program layanan bimbingan dan konseling. Atas dasar hasil pengamatan ini, kemampuan guru dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling pada tindakan Siklus I dilakukan. Hasil penilaian kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada tindakan Siklus I disajikan sebagai berikut.

Hasil penilaian menunjukkan bahwa skor terendah diperoleh sebesar 8, dan skor tertinggi sebesar 12. Skor rata-rata yang diperoleh guru adalah sebesar 9.67. Atas dasar hasil tersebut, maka dapat diketahui bahwa secara umum kemampuan guru kelas di SD Negeri Ngabeyan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo dalam penguasaan terhadap praksis assessment layanan bimbingan dan konseling pada tindakan Siklus I adalah termasuk kategori cukup baik. Data hasil penilaian tindakan Siklus I dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 3

Hasil Penilaian Kemampuan Guru dalam Menyelenggarakan 

Layanan Bimbingan dan Konseling Tindakan Siklus I

No.

Nama Guru

Aspek Penilaian

Total

Keterangan

1

2

3

4

1

EPW

15

5

10

8

38

Cukup Baik

2

WAL

16

6

12

10

44

Cukup Baik

3

SUL

12

4

10

8

34

Cukup Baik

4

SNM

14

6

12

9

41

Cukup Baik

5

MUL

16

6

14

11

47

Cukup Baik

6

SUP

19

7

16

12

54

Baik

Total Skor

258

Cukup Baik

Skor Rata-rata

43.00

Data kemampuan guru kelas dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada tindakan Siklus I selanjutnya dapat disajikan ke dalam diagram sebagai berikut.

Gambar 5. Diagram  Kemampuan Guru dalam Menyelenggarakan Layanan Bimbingan dan Konseling pada Tindakan Siklus I

Berdasarkan hasil-hasil yang sudah dicapai pada tindakan supervisi Siklus I di atas, selanjutnya dapat dikemukakan refleksi sebagai berikut:

  1. Tindakan supervisi kelompok metode direktif dapat meningkatkan kemampuan dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling bagi guru kelas di SD Negeri Ngabeyan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan guru dalam seluruh aspek penilaian kemampuan menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, yang ditunjukkan dengan meningkatnya skor rata-rata dari sebesar 24.5 menjadi 43.00.
  2. Hasil tindakan mengindikasikan bahwa indikator kinerja penelitian berupa tercapainya indikator berupa skor rata-rata kemampuan guru dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling sebesar > 50.00 belum tercapai. Atas dasar hal tersebut maka diperlukan perbaikan tindakan pada Siklus II.
  3. Hasil penilaian menunjukkan bahwa kelemahan yang masih ada pada guru pada tindakan Siklus I adalah pada aspek penguasaan praksis asesmen layanan bimbingan dan konseling. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata pada aspek ini yang baru mencapai 9.67. Atas dasar hal tersebut maka perbaikan pada tindakan Siklus II difokuskan pada aspek ini. 

Deskripsi Tindakan Siklus I

Pelaksanaan supervisi tindakan Siklus II dilakukan selama 2 kali pertemuan masing-masing selama 2 X 40 menit. Kegiatan supervisi dilakukan dengan model office conference di ruang kepala sekolah. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 02 Mei 2015. Pada tahap ini, kepala sekolah memberikan materi bimbingan berupa praksis asesmen layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan diakhiri dengan simulasi salah bentuk praksis asesmen layanan bimbingan dan konseling, yaitu berupa penggunaan sosiometri.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 09 Mei 2015. Pada tahap ini, kegiatan difokuskan pada simulasi penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan diakhiri dengan meminta guru untuk merancang program layanan bimbingan dan konseling secara lengkap untuk diserahkan kepada kepala sekolah pada dua minggu berikutnya.

Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas guru selama melakukan simulasi penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Selain itu, observasi dilakukan terhadap hasil rancangan guru tentang program layanan bimbingan dan konseling.

Berdasarkan hasil-hasil penilaian pada keempat aspek kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa skor terendah yang diperoleh adalah 49, dan skor tertinggi adalah sebesar 71. Skor rata-rata kemampuan guru pada kondisi awal adalah sebesar 60.0. Data hasil penilaian tindakan Siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut ini.

Tabel 4

Hasil Penilaian Kemampuan Guru dalam Menyelenggarakan 

Layanan Bimbingan dan Konseling Tindakan Siklus II

No.

Nama Guru

Aspek Penilaian

Total

Keterangan

1

2

3

4

1

EPW

21

8

15

12

56

Baik

2

WAL

22

8

17

14

61

Baik

3

SUL

18

6

15

10

49

Cukup Baik

4

SNM

20

8

17

13

58

Baik

5

MUL

23

8

19

15

65

Baik

6

SUP

25

9

21

16

71

Sangat Baik

Total Skor

360

Baik

Skor Rata-rata

60.00

Data kemampuan guru kelas dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada tindakan Siklus II selanjutnya dapat disajikan ke dalam diagram sebagai berikut.

Gambar 6. Diagram  Kemampuan Guru dalam Menyelenggarakan Layanan Bimbingan dan Konseling pada Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh pada tindakan Siklus II, selanjutnya dapat dikemukakan refleksi hasil tindakan sebagai berikut:

  1. Supervisi akademik dengan pendekatan kelompok metode direktif dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan guru pada setiap aspek penilaian dalam setiap siklus tindakan yang dilakukan.  Kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling mengalami peningkatan yang ditunjukkan dengan meningkatnya skor hasil penilaian dari skor rata-rata sebesar 24.5 pada kondisi awal menjadi sebesar 43.0 pada tindakan Siklus I, dan meningkat menjadi 60.0 pada tindakan Siklus II.
  2. Supervisi kelompok dengan metode direktif dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Hal ini ditunjukkan dengan skor rata-rata kemampuan menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling yang diperoleh > 50, atau 60 > 50.
  3. Hal yang belum tercapai pada tindakan Siklus I, yaitu > 80% guru mencapai skor > 50, sudah tercapai pada tindakan Siklus II. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya jumlah guru yang sudah memperoleh skor > 50 sebanyak 5 orang atau 83.33%.

Pembahasan Hasil Tindakan

Pada kondisi awal, kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan rendahnya skor kemampuan yang diperoleh guru pada penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling, yaitu dengan skor terendah sebesar 17.0, skor tertinggi sebesar 35.0, dan skor rata-rata sebesar 24.5.

Kondisi tersebut perlu diatasi dengan upaya nyata yang dilakukan oleh kepala sekolah. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling bagi guru kelas adalah dengan pembinaan melalui supervisi kelompok metode direktif.

Pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dilakukan dengan menggunakan supervisi kelompok metode direktif. Pembinaan tersebut dilakukan melalui kegiatan office conference di mana kepala sekolah memberikan pembimbingan yang dilengkapi dengan simulasi.

Upaya pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada tindakan Siklus I cukup berhasil dalam meningkatkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor yang diperoleh guru pada akhir tindakan. Hasil yang diperoleh pada tindakan Siklus I menunjukkan bahwa skor terendah yang diperoleh adalah sebesar 34.0, skor tertinggi sebesar 54.0, dan skor rata-rata sebesar 43.0.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan supervisi pada tindakan Siklus I dirasa belum optimal. Hal yang belum tercapai adalah berupa skor rata-rata sebesar > 50 atau kategori baik belum tercapai. Atas dasar hal tersebut kepala sekolah melakukan perbaikan dengan fokus pada aspek pelayanan, penilaian proses dan hasil layanan bimbingan dan konseling, serta pemahaman praksis asesmen layanan bimbingan dan konseling pada kegiatan supervisi tindakan Siklus II.

Upaya perbaikan yang dilakukan kepala sekolah ternyata dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling dengan lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor kemampuan dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada setiap aspek pengukuran. Hasil yang diperoleh pada tindakan Siklus II menunjukkan bahwa skor terendah yang diperoleh adalah sebesar 49.0, skor tertinggi sebesar 71.0, dan skor rata-rata sebesar 60.0.

Data perkembangan kinerja guru dari kondisi awal hingga akhir tindakan Siklus I dapat disajikan ke dalam tabel berikut:

Tabel 5

Perkembangan Kinerja Guru dari Kondisi Awal hingga Akhir Tindakan Siklus II

No.

Inisial

Skor Kemampuan Menyelenggarakan Layanan Bimbingan dan Konseling

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

1.

EPW

22

38

56

2.

WAL

21

44

61

3.

SUL

17

34

49

4.

SNM

24

41

58

5.

MUL

28

47

65

6.

SUP

35

54

71

Total Skor

147

258

360

Skor Rata-rata

24.5

43.00

60.00

Skor Terendah

17

34

49

Skor Tertinggi

35

54

71

Perkembangan kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada guru kelas di SD Negeri Ngabeyan 03 Surakarta dari kondisi awal hingga akhir tindakan Siklus II dapat disajikan ke dalam diagram sebagai berikut.

Gambar 7 Diagram Peningkatan Kemampuan Guru Kelas dalam Menyelenggarakan Layanan Bimbingan dan Konseling Tahap Awal - Akhir Tindakan Siklus II

Adanya peningkatan dalam hal kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada setiap siklus tindakan menunjukkan bahwa supervisi yang dilakukan secara tepat akan lebih optimal. Langkah perbaikan yang dilakukan kepala sekolah pada setiap siklus tindakan yang dilakukan efektif dalam meningkatkan kemampuan guru sesuai fokus dan penekanan bimbingan yang dilakukan.    

Hasil tersebut sesuai dengan konsep utama supervisi akademik menurut Glickman (dalam Purwanto, 2003) yang menjelaskan bahwa supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling demi pencapaian tujuan pembelajaran Glickman (Purwanto, 2003).  Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa supervisi akademik merupakan upaya membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran. Dengan demikian,  esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalismenya.

PENUTUP

Simpulan

Mengacu pada refleksi hasil penelitian yang sudah dibahas pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menyimpulkan sebagai berikut:

  1. Pelaksanaan kegiatan supervisi kelompok metode direktif guna meningkatkan kemampuan menyelenggarakan layanan Bimbingan dan Konseling bagi guru kelas di SD Negeri Ngabeyan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015 dilakukan dalam bentuk office conference.
  2. Supervisi kelompok metode direktif dapat meningkatkan kemampuan menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada guru kelas di SD Negeri Ngabeyan 03 Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling pada setiap siklus tindakan yang dilakukan. Skor rata-rata kemampuan guru pada kondisi awal adalah sebesar 24.5 atau dalam kategori kurang. Skor tersebut mengalami peningkatan pada tindakan Siklus I menjadi sebesar 43.0 atau termasuk kategori cukup baik. Skor rata-rata kemampuan guru dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling mengalami peningkatan menjadi sebesar 60.0 atau dalam kategori baik pada tindakan Siklus II.

Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

  1. Bagi Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa supervisi kelompok direktif dapat meningkatkan kemampuan guru kelas dalam penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling. Untuk itu disarankan kepada siswa agar mau memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan oleh guru kelas sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar mereka.

  1. Bagi Guru

Guru kelas hendaknya memanfaatkan bimbingan yang diberikan kepala sekolah untuk meningkatkan pelayanan kepada siswa-siswa mereka sehingga dapat mencapai prestasi yang optimal.

  1. Bagi Sekolah

Pihak sekolah disarankan untuk selalu berusaha meningkatkan kapabilitasnya sebagai nara sumber bagi guru. Hal ini dapat dilakukan dengan selalu belajar dan membaca pengetahuan-pengetahuan yang berkaitan dengan kependidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama Dirjen Dikdasmen.

Depdiknas. 2008. Penataan Pendidikan Profesional Konselor dan Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Depdiknas.

Komnas Pendidikan. 2004. Peningkatan Kualitas Pendidikan. Jakarta: Komisi Nasional Pendidikan.

La Sulo, Sulu Lipu. 1998. Supervisi Klinis Pendekatan Bimbingan dalam Penyelenggaraan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti PPGSM.

LPMP Jawa Tengah. 2011. Materi Diklat Penguatan Kemampuan Kepala Sekolah. Semarang: Kemdiknas LPMP Jawa tengah.

Mulyasa. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwanto, Ngalim. 2003. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Sahertian, Piet A., 2004. Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sofiati. 2002. Pemberdayaan Pengawas TK/SD dalam Menunjang Otonomi Bidang Pendidikan di Kota Yogyakarta. Tesis. Tidak Diterbitkan. Universitas Negeri Yogyakarta.

Sutopo, HB. 2006, Metode Penelitian Kualitatif, Surakarta: UNS Press.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Bio Data Penulis:

Nama

:

Endang Sri Tulastuti, S. Pd.

NIP

:

19580817 197911 2 003

Jabatan

:

Kepala Sekolah

Unit Kerja

:

SD Negeri Ngabeyan 03 Kartasura

Jl. Kontesa No. 1 Ngabeyan, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo