PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
(PROBLEM BASED LEARNING = PBL)
Model pembelajaran Problem Based-Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) adalah salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat menciptakan kondisi belajar aktif bagi peserta didik. Pada model pembelajaran ini siswa dilibatkan secara aktif untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah.
Titik awal pembelajaran dengan model Problem Based Learning berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dan dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman baru.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam pembelajaran berbasis masalah, kemampuan berpikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan (Tan, 2003 dalam Rusman, 2010).
Problem Based Learning adalah model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru (Suradijono, 2004). Boud dan Felleti (1991, dalam Saptono, 2003) menyatakan bahwa “Problem BasedLearning is a way of constructing and teaching course using problem as a stimulus and focus on student activity”.
Barrows (1982 dalam Amir, 2009) sebagai pakar Problem Based Learning menyatakan bahwa definisi Problem Based Learning adalah sebuah metode pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan ilmu (knowledge) baru. Dengan demikian, masalah yang ada digunakan sebagai sarana agar anak didik dapat belajar sesuatu yang dapat menyokong keilmuannya. Problem Based Learning adalah proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai sebelumnya (prior knowledge), sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Diskusi dengan menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan model Problem Based Learning.
Problem Based Learning merupakan suatu proses pembelajaran di mana masalah merupakan pemandu utama ke arah pembelajaran tersebut.
Menurut Dutch (1995, dalam Amir, 2009), Problem Based Learning adalah metode pendidikan yang mendorong siswa untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan siswa sebelum mulai mempelajari suatu subyek. Problem Based Learning menyiapkan siswa untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran.
Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi, dan membuat laporan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model PBL dapat memberikan pengalaman yang kaya kepada siswa. Dengan kata lain, penggunaan PBL dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari.
B. Tujuan digunakannya model Problem Based-Learning
Model pembelajaran problem based-learning tidak dirancang untuk guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa, tetapi membantu siswa mengembangkan :
1) Kemampuan berpikir secara kritis dan analisis.
2) Keterampilan memecahkan masalah,
3) Keterampilan ICT ( Information and Communication Technology).
4) Melatih siswa menjadi pembelajar mandiri dan percaya diri.
5) Melatih siswa bekerja sama yang baik dalam kelompok.
6) Melatih keterampilan interpersonal.
7) Meniru peran orang dewasa.
8) Mampu untuk mendapatkan dan menggunakan secara tepat sumber-sumber pembelajaran.
C. Prinsip dasar pembelajaran Problem Based Learning
Ada beberapa konsep mendasar yang harus diperhatikan dan diupayakan oleh guru dalam penggunaan model Problem Based Learning di dalam kelas. Adapun prinsip-prinsip dasar tersebut adalah :
1) Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas.
2) Menganalisis masalah.
3) Menata gagasan secara sistematis dan menganalisisnya dengan dalam.
4) Memformulasikan tujuan pembelajaran.
5) Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain.
6) Menggabungkan dan menguji informasi baru, serta membuat laporan hasil diskusi.
D. Karakteristik model Problem Based-Learning
Dari segi paedagogis, pembelajaran berbasis masalah didasarkan pada teori belajar konstruktivisme (Schmidt, 1993; Savery dan Duffy, 1995; Hendy dan Murphy, 1995; dalam Rusman, 2010), dengan ciri :
Menurut Tan (dalam Amir 2009), proses pembelajaran model Problem Based-Learning memiliki 8 ciri-ciri utama, yaitu :
E. Indikator model pembelajaran Problem Based Learning
Model pembelajaran problem based learning memiliki indikator: metakognitif, elaborasi, interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri, (Eman Suherman, diakses dari http://www.mentariindonesia.sch.id/smp/component/content/ article/1-...,
F. Kapan Problem Based Learning digunakan ?
Bila pembelajaran yang dimulai dengan suatu masalah, apalagi bila masalah tersebut bersifat kontekstual, maka dapat terjadi ketidakseimbangan kognitif (disequilibrium) pada diri siswa. Keadaan ini dapat mendorong rasa ingin tahu sehingga memunculkan bermacam-macam pertanyaan di sekitar masalah, seperti “apa yang dimaksud dengan…”, “mengapa bisa terjadi…”, “bagaimana mengetahuinya”, dan seterusnya. Bila pertanyaan-pertanyaan tersebut telah muncul dalam diri siswa maka motivasi intrinsik mereka untuk belajar akan tumbuh. Pada kondisi tersebut diperlukan peran guru sebagai fasilitator untuk mengarahkan siswa tentang “apa yang diperlukan untuk memecahkan masalah”, “apa yang harus dilakukan”, “bagaimana melakukannya”, dan seterusnya. Dari paparan tersebut dapat diketahui bahwa penerapan problem based learning dalam pembelajaran dapat mendorong siswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri. Pengalaman ini sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dimana berkembangnya pola pikir dan pola kerja seseorang bergantung pada bagaimana dia membelajarkan dirinya.
Jadi model pembelajaran problem based learning digunakan bila:
1) Mengajarkan keterampilan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah.
2) Melatih pemodelan peranan orang dewasa.
3) Melatih siswa menjadi pebelajar yang mandiri.
Pemecahan masalah dalam problem based learning harus sesuai dengan langkah-langkah metode ilmiah. Dengan demikian siswa belajar memecahkan masalah secara sistematis dan terencana. Oleh sebab itu, penggunaan Problem Based Learning dapat memberikan pengalaman belajar melakukan kerja ilmiah yang sangat baik kepada siswa.
G. Tahap-tahap dalam Problem Based Learning
Menurut Ibrahim dan Nur (2000:2, dalam Rusman, 2010), Pembelajaran berbasis masalah terdiri dari lima tahap, yaitu :
Tahapan | Kegiatan Guru |
Tahap 1 : Orientasi siswa terhadap masalah. |
|
Tahap 2 : Mengorganisasi siswa untuk belajar. |
|
Tahap 3 : Membimbing penyelidikan individual dan kelompok. |
|
Tahap 4 : Membimbing Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. |
|
Tahap 5 : Membimbing Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. |
|
H. Kelebihan dan kelemahan penggunaan model Problem Based Learning
1) Mengajak siswa berpikir secara rasional.
2) Meningkatkan pemahaman siswa atas materi pelajaran.
3) Membantu siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah yang ada dalam kehidupan nyata.
4) Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggungjawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
5) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
6) Memberikan kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata.
7) Memotivasi siswa untuk giat belajar.
8) Melatih siswa menjadi pembelajar mandiri.
9) Membangun kerja tim, kepemimpinan, dan keterampilan siswa.
b. Kelemahan:
1) Waktu yang dibutuhkan untuk menerapkan model Problem Based Learning cukup lama.
2) Kemungkinan timbul penyimpangan dari pokok permasalahan, karena permasalahan yang diberikan di awal pelajaran sehingga siswa belum paham dengan materi pelajaran.
3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Taufik. 2009.Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada Media Group.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada.
Saptono, R. 2003.Is Problem Based Learning (PBL) a Better Approach For Engineering Education? CAFEO-21 (21st Conference Of The Asian Federation Of Engineering Organization). Yogyakarta.
Suharto.2005.Cara Memilih Sumber Pustaka Untuk Diskusi PBL.
Trianto. 2007.Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
-------. 2014. Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Sumber Internet:
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pembelajaran berbasis mas....
http://10091fda.blogspot.com/2011/02/apa-itu-pbl-problem-based-learning..
http://www.mentariindonesia,sch.id/smp/component/content/article/1..
http://dwady.com/ptk-sudiran/..
http://www.scribd.com/doc/20906865/RPP-PBL
http://handoko.student.fkip.uns.ac.id/2010/10/31/pengertian-dan langkah..
http://muhfida.com/pengertian-pendekatan-strategi-metode-teknik-taktik
http://www.surgamakalah.com/2011/07/pembelajaran-berbasis-masalah
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : Sekolah Menengah Atas (SMA)
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : X / 2
Materi Pokok : Perubahan Lingkungan
Alokasi Waktu : 2 X 3 JP
1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium
2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar
3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan tersebut bagi kehidupan
Indikator:
4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat desain produk daur ulang limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
Indikator
Setelah mengikuti pembelajaran dengan model problem based learning pada materi “perubahan lingkungan”, peserta didik mampu:
Perubahan lingkungan
Gambar/foto pencemaran lingkungan
Sampah
Buku Tiga Serangkai kelas X dan sumber belajar lain yang relevan
No. | Kegiatan | Deskripsi | Alokasi Waktu |
1 | Pendahuluan |
| 10 |
2 | Inti |
Mengamati
Menanya
Pengumpulan Data
Mengasosiasi
Mengkomunikasikan
Guru memberikan penguatan (asosiasi) dan menyimpulkan tentang dampak kerusakan lingkungan dan upaya penanggulangan pencemaran. | 70 |
3 | Penutup | Mendorong siswa untuk melakukan:
| 10 |
No | Aspek | Teknik | Bentuk Instrumen |
1. | Sikap |
|
|
2. | Pengetahuan |
|
|
3. | Keterampilan |
|
|
Indikator: Jujur, tanggungjawab, peduli, kerjasama, dan terampil.
Lembar penilaian sikap pada kegiatan Proses Belajar Mengajar Mata Pelajaran : Biologi Kelas : X MIA Topik / Sub Topik : Perubahan lingkungan/ Upaya manusia dalam mengatasi masalah pencemaran lingkungan Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku jujur, tanggungjawab, peduli, kerjasama dan terampil
Standar Penilaian : Bila seluruh sikap bisa dijalankan dalam PBM, maka skor = 4 Bila hanya 4 sikap bisa dijalankan dalam PBM, maka skor = 3 Bila hanya 2 sikap bisa dijalankan dalam PBM, maka skor = 2 Bila hanya 1 sikap bisa dijalankan dalam PBM, maka skor = 1 Penilaian sikap untuk peserta didik dapat menggunakan rumus berikut : Nilai = jumlah skor X 100 20 Predikat sbb :
Format Penilaian Diri : Topik : Perubahan Lingkungan Nama :............................................ Kelas :............................................ Setelah mempelajari materi perubahan lingkungan, anda dapat melakukan penilaian diri dengan cara memberi tanda V pada kolom yng tersedia, sesuai dengan kemampuan.
Format penilaian antar peserta didik Topik / Sub topik : perubahan lingkungan / upaya manusia dalam mengatasi masalah pencemaran lingkungan Kelas / Semester : X / 2 Indikator : Peserta didik menunjukkan perilaku Jujur, tanggungjawab, peduli, kerjasama, dan terampil. Topik : perubahan lingkungan Nama Teman yang dinilai :................... Tanggal Penilaian : Nama Penilai :....................
Format jurnal Nama Peserta Didik : Kelas : X Aspek yang diamati : Pengetahuan
Nama Peserta Didik : Kelas : X Aspek yang diamati : sikap (Jujur, tanggungjawab, peduli, kerjasama, dan terampil)
Nama Peserta Didik : Kelas : X Aspek yang diamati : Keterampilan
|
Indikator :
Mengidentifikasi macam-macam pencemaran lingkungan.
Menyebutkan macam-macam pencemaran lingkungan.
Menjelaskan macam-macam pencemaran lingkungan.
Menganalisis akibat pencemaran lingkungan.
Menjelaskan akibat pencemaran lingkungan.
Mengidentifikasi upaya-upaya penanggulangan limbah dan pencemaran lingkungan.
Topik : perubahan lingkungan Indikator : Mengidentifikasi upaya-upaya penanggulangan limbah dan pencemaran lingkungan. Contoh Soal:
Topik : perubahan lingkungan Indikator : Menjelaskan macam-macam pencemaran lingkungan. Contoh Soal:
Topik : perubahan lingkungan Indikator : Menganalisis akibat pencemaran lingkungan. Contoh soal:
Topik : perubahan lingkungan Indikator : Menjelaskan akibat pencemaran lingkungan. Contoh soal: Siswa ditugaskan untuk mencari artikel tentang pencemaran lingkungan |
Indikator: menganalisis pencemaran akibat pencemaran lingkungan.
Siswa dapat menganalisis pencemaran lingkungan dan dampaknya terhadap perubahan lingkungan melalui praktikum uji pencemaran terhadap kehidupan ikan . LEMBAR PENGAMATAN
Rubrik Penilaian :
Format Penilaian Proyek Mata Pelajaran : Biologi Nama Proyek : Pembuatan benda hasil daur ulang Alokasi Waktu : 2 minggu Guru Pembimbing : Nama : Kelas :
Keterangan Produk : benda hasil daur ulang sampah
Mata Pelajaran : Biologi Kelas / semester : X/ 2 Tahun Pelajaran : 2014/2015 Judul portofolio : Penyusunan laporan praktikum dan projek Tujuan : Peserta didik dapat merancang dan menyusun laporan praktikum biologi sebagai tulisan/ karya ilmiah Ruang lingkup : pencemaran lingkungan Karya portofolio yang dikumpulkan adalah seluruh laporan praktikum yang sudah dilakukan selama semester 2, juga laporan projek selama semester 2. Uraian tugas portofolio : 1. Buatlah laporan seluruh hasil praktikum yang telah dilakukan selama semester 2! 2. Buatlah laporan hasil projek yang telah dilakukan ! Format penilaian :
Rubrik Penilaian Laporan Praktikum:
Keterangan:
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
LEMBAR KERJA SISWA
Setelah memperhatikan bacaan dan gambar di atas lakukan kegiatan berikut.