PROTOTYPE PENYIRAM TANAMAN OTOMATIS
BERBASIS MIKROKONTROLLER
TUGAS AKHIR
Disusun Oleh :
MUHAMMAD RENI SEHAFFUDIN
TE.14.00044
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK MUHAMMADIYAH PEKALONGAN
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan seribu jalan, sejuta langkah serta melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan Skripsi Penulis dapat berjalan dengan baik dan selesai dengan semestinya.
Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah sebagai salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Diploma III (DIII). Sebagai bahan penulisan, penulis mengambil data berdasarkan hasil observasi, wawancara, survey serta studi pustaka yang mendukung penulisan ini.
Hati kecil ini pun menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dorongan dari semua pihak penyusunan laporan Tugas Akhir ini tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu pada kesempatan yang singkat ini, izinkanlah penulis menyampaikan selaksa pujian dan terimakasih kepada :
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun, penulis harapkan sebagai pemicu untuk dapat berkarya lebih baik lagi. Semoga Laporan Tugas Akhir ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
ABSTRAK
Sehaffudin, Muhammad Reni, 2015. Prototype penyiram tanaman otomatis berbasis mikrokontroler. Tugas akhir, jurusan teknik elektro politeknik muhammadiyah pekalongan . pembimbing (1). Ghoni Musyahar S.T, (2). Nurul Huda S.T
Kata kunci: penyiram tanaman, sensor kelembapan tanah, pompa air, tanaman, mikrokontroler.
Penyiram tanaman sering dijumpai di masyarakat baik perkebunan maupun pertanian yang melakukan perawatan terhadap tumbuhan produksi. Pada umumnya penyiraman tanaman dilakukan oleh tenaga manusia dan dilakukan terjadwal setiap hari.
Beberapa tanaman produksi dalam pengoptimalan air tidak boleh kekurangan atau kelebihan air. Jika tanaman kekurangan air maka tanaman akan kering , dan jika tanaman kelebihan air maka akarnya mudah membusuk dan daunya pada rontok
Pembutan prototype alat peyiram otomatis berbasis mikrokontroler berfungsi mengotomatisasi penyiraman pada tanaman. Penyiraman dibutuhkan berdasarkan pada kebutuhan tanaman akan air melalui kelembapan tanah tertentu yang membutuhkan air maka secara otomatis, pompa akan melakukan penyiraman dan berhenti pada batas kelembapan yang ditentukan , dan dilakukan pada pagi dan sore hari yang diatur oleh clock mikrokontroler.
ABSTRACT
Sehaffudin, Muhammad Reni, 2015. Prototype Watering Plant Automatic Based Microcontroller. Thesis, Electrical Engineering Polytechnic Muhammadiyah Pekalongan . Preceptor (1). Ghoni Musyahar S.T, (2). Nurul Huda S.T
Key word: watering plant, humidity earth censor, water pump, plant, microcontroller.
Watering plant often occur in society plantation or agriculture which do threadment production plant. At general watering plant doing by power of human and working every day with schedule.
Some production plant in optimizazion water should not deficiency or more water. If the plant deficiency water then the plant should dry , and plant excess water should the root to decay and the leaf deciduous.
Making Prototype Watering Plant Automatic Based Microcontroller function automate to watering to plant. watering need base on needs plant will water by earth humidity some needs water then automate, pump will watering and stop working at limit humidity is depended , and working at morning and afternoon is depended by clock mikrokontroler.
BAB I
PENDAHULUAN
Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting bagi kehidupan
masyarakat Indonesia. Sektor pertanian berperan sebgia penunjang ketersediaan bahan
pangan bagi masyarakat seperti sayuran. Dikarenakan masih kuranganya
teknologi yang lebih modern yang dapat meningkatkan produktifitas hasil panen sayur.
Teknologi yang dipakai petani saat ini kebanyakan masih menggunakan teknologi
manual, sehingga akan menambah biaya produksi dari pembuatan bibit sayur sampai sayur bisa dipanen dan waktu yang dibutuhkan dalam penyiraman akan lebih lama. Sehingga untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam pengendalian kelembapan tanah kita bisa menggunaka alat penyiram otomatis
Pekembangan IPTEK khususnya komputer sudah demikian majunya merambah setiap bidang kehidupan. Hampir semua aktifitas kegiatan manusia menggunakan teknologi oderen, mulai dari dari dunia industri, rumah tangga bahkan bidang pertanian. Banyaknya penggunaan dan pemanfatan teknologi komputer adalah karena komputer mampu melakukan pekerjaan yang berulang secara terus- menerus, tanpa mengenal waktu, hal ini dapat dimanfatkan untuk membantu manusia menegrjakan pekerjaan yang rutinitas. Pemanfaatan teknologi moderen pada bidang pertanian diharapkan dapat meningkatkan hasil pertanian
dan perekonomianya.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang timbul adalah:
Dalam penulisan laporan tugas akhir ini, pembahasanya dibatasi oleh beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
Sedagkan manfaat penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
Adapun maksud dari penyusunan tugas akhir ini adalah membuat suatu alat untuk penyiram tanaman secara otomatis yang menggunakan mikrokontroler dan alat-alat lainya.
Tujuan dibuatnya alat ini adalah merubah sistem manual pada pembudidayaan tanaman dan optimalisasi tanaman agar hasil produksi tanaman menghasilkan hasil yang optimal.
BAB II
LANDASAN TEORI
Penyiram tanaman sering dijumpai di masyarakat baik perkebunan maupun pertanian yang melakukan perawatan terhadap tumbuhan produksi. Pada umumnya penyiraman tanaman dilakukan oleh tenaga manusia dan dilakukan terjadwal setiap hari, cara manual jika dipakai terus-menerus kurang efektif, agar lebih efektif dalam perawatan tumbuhan produksi maka diciptakan alat penyiram otomatis dengan kelengkapan lainnya yang digunakan untuk meningkatkan hasil produksi bahkan menghemat waktu maupun tenaga manusia dalam pengelolaan tanaman produksi yang di budidaya sehingga waktu maupun tenaga manusia bisa digunakan untuk kegiatan lainnya.
Beberapa tanaman produksi dalam pengoptimalan air tidak boleh kekurangan atau kelebihan air. Jika tanaman kekurangan air maka tanaman akan kering dan dalam pertumbuhanya tidak optimal. Biasanya tanaman dengan keadaan tanah yang agak kering pertumbuhannya terhambat dedaunannya pun terlihat kusut dan kurang segar. Dan jika tanaman kelebihan air maka akarnya mudah membusuk bahkan sampai ke batangnya bahkan tanaman pun bisa mati karena layu kelebihan air dan daunnya pun rontok bahkan buah yang dihasilkan sebelum waktu pemetikan juga bisa rontok
Pembutan prototype alat peyiram otomatis berbasis mikrokontroler berfungsi mengotomatisasi penyiraman pada tanaman. Penyiraman dibutuhkan berdasarkan pada kebutuhan tanaman akan air melalui sensor kelembapan tanah tertentu yang membutuhkan air maka secara otomatis, pompa akan melakukan penyiraman dan berhenti pada batas kelembapan yang ditentukan , dan dilakukan pada pagi dan sore hari yang diatur oleh clock mikrokontroler. Dalam sistem penyiraman otomatis ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu suhu dan kelambapan tanah agar bisa terjaga dalam pengoptimalan pada tanaman.
Mikrokontroler adalah sebuah sistem komputer fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti prosesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori program, atau keduanya), dan perlengkapan input output. Dengan kata lain, mikrokontroler adalah suatu alat elektronika digital yang mempunyai masukan dan keluaran serta kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus dengan cara khusus. Mikrokontroler merupakan komputer didalam chip yang digunakan untuk mengontrol peralatan elektronik, yang menekankan efisiensi dan efektifitas biaya. Secara harfiahnya bisa disebut “pengendali kecil” dimana sebuah sistem elektronik yang sebelumnya banyak memerlukan komponen-komponen pendukung seperti IC TTL dan CMOS dapat direduksi/diperkecil dan akhirnya terpusat serta dikendalikan oleh mikrokontroler ini.
Dengan mengurangi ukuran, biaya, dan konsumsi tenaga dibandingkan dengan mendesain menggunakan mikroprosesor memori, dan alat input output yang terpisah, kehadiran mikrokontroler membuat kontrol elektrik untuk berbagai proses menjadi lebih ekonomis. Dengan penggunaan mikrokontroler ini maka :
Untuk merancang sebuah sistem berbasis mikrokontroler, kita memerlukan perangkat keras dan perangkat lunak, yaitu:
1. sistem minimal mikrokontroler
2. software pemrograman dan kompiler, serta downloader
Yang dimaksud dengan sistem minimal adalah sebuah rangkaian mikrokontroler yang sudah dapat digunakan untuk menjalankan sebuah aplikasi. Sebuah IC mikrokontroler tidakakan berarti bila hanya berdiri sendiri. Pada dasarnya sebuah sistem minimal mikrokontroler AVR memiliki prinsip yang sama, yang terdiri dari 4 bagian, yaitu :
1. prosesor, yaitu mikrokontroler itu sendiri
2. rangkaian reset agar mikrokontroler dapat menjalankan program mulai dari awal
3. rangkaian clock, yang digunakan untuk memberi detak pada CPU
4. rangkaian catu daya, yang digunakan untuk memberi sumberdaya
Pada mikrokontroler jenis2 tertentu (AVR misalnya), poin2 pada no 2 ,3 sudah tersedia didalam mikrokontroler tersebut dengan frekuensi yang sudah diseting dari vendornya (biasanya 1MHz,2MHz,4MHz,8MHz), sehingga pengguna tidak perlu memerlukan rangkaian tambahan, namun bila ingin merancang sistem dengan spesifikasi tertentu (misal ingin komunikasi dengan PC atau handphone), maka pengguna harus menggunakan rangkaian clock yang sesuai dengan karakteristik PC atau HP tersebut, biasanya menggunakan kristal 11,0592 MHz, untuk menghasilkan komunikasi yang sesuai dengan baud rate PC atau HP tersebut.
Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroller. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas instruksi-instruksi yang dapat diterapkan pada mikrokontroler tersebut. Pembagian itu yaitu RISC dan CISC.
∙ RISC merupakan kependekan dari Reduced Instruction Set Computer. Instruksi yang dimiliki terbatas, tetapi memiliki fasilitas yang lebih banyak.
∙ Sebaliknya, CISC kependekan dari Complex Instruction Set Computer. Instruksi bisa dikatakan lebih lengkap tapi dengan fasilitas secukupnya.
Masing-masing mempunyai keturunan atau keluarga sendiri-sendiri.
Sekarang kita akan membahas pembagian jenis-jenis mikrokonktroler yang telah umum digunakan.
1. Keluarga MCS51
Mikrokonktroler ini termasuk dalam keluarga mikrokonktroler CISC. Sebagian besar instruksinya dieksekusi dalam 12 siklus clock.
Mikrokontroler ini berdasarkan arsitektur Harvard dan meskipun awalnya dirancang untuk aplikasi mikrokontroler chip tunggal, sebuah mode perluasan telah mengizinkan sebuah ROM luar 64KB dan RAM luar 64KB diberikan alamat dengan cara jalur pemilihan chip yang terpisah untuk akses program dan memori data.
Salah satu kemampuan dari mikrokontroler 8051 adalah pemasukan sebuah mesin pemroses boolean yang mengijikan operasi logika boolean tingkatan-bit dapat dilakukan secara langsung dan secara efisien dalam register internal dan RAM. Karena itulah MCS51 digunakan dalam rancangan awal PLC (programmable Logic Control).
2. AVR
Mikrokonktroler Alv and Vegard’s Risc processor atau sering disingkat AVR merupakan mikrokonktroler RISC 8 bit. Karena RISC inilah sebagian besar kode instruksinya dikemas dalam satu siklus clock. AVR adalah jenis mikrokontroler yang paling sering dipakai dalam bidang elektronika dan instrumentasi.
Secara umum, AVR dapat dikelompokkan dalam 4 kelas. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori, peripheral dan fungsinya. Keempat kelas tersebut adalah keluarga ATTiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan AT86RFxx.
3. PIC
Pada awalnya, PIC merupakan kependekan dari Programmable Interface Controller. Tetapi pada perkembangannya berubah menjadi Programmable Intelligent Computer.
PIC termasuk keluarga mikrokonktroler berarsitektur Harvard yang dibuat oleh Microchip Technology. Awalnya dikembangkan oleh Divisi Mikroelektronik General Instruments dengan nama PIC1640. Sekarang Microhip telah mengumumkan pembuatan PIC-nya yang keenam.
PIC cukup popular digunakan oleh para developer dan para penghobi ngoprek karena biayanya yang rendah, ktersediaan dan penggunaan yang luas, database aplikasi yang besar, serta pemrograman (dan pemrograman ulang) melalui hubungan serial pada komputer.
Arduino Uno adalah papan mikrokontroler berbasis ATmega328. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input/output, dimana 6 pin digunakan sebagai output PWM, 6 pin input analog, 16 MHz resonator keramik, koneksi USB, jack catu daya eksternal, header ICSP, dan tombol reset. Ini semua berisi hal-hal yang diperlukan untuk mendukung mikrokontroler; sederhana saja, hanya dengan menghubungkannya ke komputer dengan kabel USB atau sumber tegangan dengan adaptor AC-DC dan atau baterai untuk memulai menggunakan papan arduino.
Arduino Uno Revisi 3 memiliki fitur-fitur baru berikut:
Ringkasan Spesifikasi
Mikrokontroler | ATmega328 |
Tegangan Operasi | 5 Volt |
Input Voltage (disarankan) | 7 - 12 Volt |
Input Voltage (batas akhir) | 6 - 20 Volt |
Digital I/O Pin | 14 (6 pin sebagai output PWM) |
Analog Input Pin | 6 |
Arus DC per pin I/O | 40 mA |
Arus DC untuk pin 3.3V | 50 mA |
Flash Memory | 32 KB (ATmega328) 0,5 KB untuk bootloader |
SRAM | 2 KB (ATmega328) |
EEPROM | 1 KB (ATmega328) |
Clock Speed | 16 MHz |
Tabel 2.1 spesifikasi arduino uno
Gambar 2.1 Arduino Uno R3 Bagian depan dan Bagian Belakang
Pin tegangan yang tersedia pada papan Arduino adalah sebagai berikut:
Memori
Prosessor ATmega328 memiliki memori sebesar 32 KB yang mana sebesar 0,5 KB digunakan untuk menyimpan file bootloader. ATmega328 juga memiliki 2 KB SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat dibaca dan ditulis dengan perpustakaan EEPROM).
Input dan Output
Masing-masing dari 14 pin digital pada Arduino Uno dapat digunakan sebagai input atau output, dengan menggunakan fungsi pinMode() , digitalWrite() , dan digitalRead(). Semua pin beroperasi pada tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima arus maksimum 40 mA dan memiliki resistor pull-up internal (terputus secara default) sebesar 20-50 kOhm. Selain itu beberapa pin memiliki fungsi khusus, yaitu:
Arduino Uno memiliki 6 pin sebagai input analog, diberi label A0 sampai dengan A5, yang masing-masing menyediakan resolusi 10 bit (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Secara default pin ini dapat diukur/diatur dari mulai Ground sampai dengan 5 Volt, juga memungkinkan untuk mengubah titik jangkauan tertinggi atau terendah mereka menggunakan pin AREF dan fungsi analogReference(). Selain itu juga, beberapa pin memiliki fungsi yang dikhususkan, yaitu:
Masih ada beberapa pin lainnya pada Arduino Uno, yaitu:
Pemetaan Pin
Dibawah ini pemetaan pin ATmega168 pada Arduino Uno
Gambar 2.2 pin atmega 168 pada arduino uno
Modul pendeteksi kelembaban / kadar air dalam tanah(soil moisture sensor). Dalam satu set sensor moisture tipe YL- 69 terdapat sebuah modul yang didalamnya terdapat IC LM393 yang berfugsi untuk proses pembading offset renda yang lebih rendah dari kumparan medan untuk diubah menjadi energi 5mV, yang sangat stabil dan presisi. Sensitivitas pendeteksian dapat diatur dengan dc disebut stator (bagian yang tidak berputar) memutar potensiometer yang terpasang di modul pemroses. Untuk pendeteksian secara presisi menggunakan mikrokontroler atau arduino, dapat menggunakan keluaran analog
(sambungan dengan pin ADC atau analog input pada mikrokontroler ) yang akan memberikan nilai kelembaban pada skala 0 V(relatif terhadap GND) hingga vcc (tegangan catu daya). Modul ini dapat menggunakan catu
daya antara 3,3 volt hingga 5 volt sehingga fleksibel untuk digunakan pada berbagai macam microcontroller / development board.
Bentuk dari sensor terdapat pada gambar 2.3
Gambar 2.3 bentuk soil moisture sensor
Serial LCD 16X2 digunakan untuk menghemat penggunaan pin pada LCD, apabila tidak menggunakan serial maka harus menggunakan lima p digital. Ketika menggunakan serial LCD hanya menggunakan pin sda dan scl. Gambar 3.6 merupakan konfigurasi pin serial LCD 16X2 pada board arduino Uno R3. LCD 16X2 digunakan sebagai penampil informasi proses yang
sedang berjalan seperti nilai sensor dan menu untuk penambahan pwm motor dc. Dan
penggamplikasian serial lcd dengan LCD 16X2 seperti gambar dibawah ini.
Gambar 2.4 rangkaian serial lcd 16x2
L298N adalah driver motor berbasis H-bridge mampu menangani beban hingga 4 A pada tegangan 6V – 46V. Dalam chip terdapat dua rangkaian H-bridge. Fungsi dari driver motor ini digunakan untuk mengerakan motor pada mekanik.
Gambar 2.6 bentuk dari driver motor
Saklar digunakan untuk membalikan arah motor dc agar pengaturan motor dc lebih mudah karena penggunanya tinggal mengatur kecepatan motor saja. Pin yang digunakan oleh Arduino UNO R3 sebagi input 2 saklar adalah pin 7 , 10. Konfigurasi rangkaian tombol ini dirangkai menggunakan mode Aktif High, jadi sakalar dikatakan aktif jika menyentuh tegangan (+) 5 Volt, dan scalar dikatakan tidak aktif ketika tersambuang ke ground(-). Gambar 8. merupakan contoh konfigurasi rangkaian skalar dengan mode
aktif high.
Gambar 2.7 merupakan contoh konfigurasi
rangkaian skalar
Catu daya adalah sebuah rangkaian elektonik yang mem keluaran tegangan yang teregulasi untuk memberikan tegangan pada rangkian elektronik lain. Dalam penelitian ini Catu daya yang dibuat menggunakan transformator berkemampuan 3A dan difungsikan untuk menurunkan tegangan dari sumber PLN AC 220 V. Bagian catu daya memiliki 2 buah output tegangan, yaitu tegangan 12V, dan 8V. Skema rangkaian catu daya ditunjukkan pada Gambar 2.8
Gambar 2.8 Skema rangkaian catu daya
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada perancangan di sini yang dimaksudkan meliputi perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang akan digunakan meliputi: mikrokontroler arduino uno, soil moisture sensor, rangkaian serial LCD 16X2, driver motor L298N, perencanaan saklar limiting switch, catu daya, pompa air dc, serta rangkaian sistem control Prototype penyiram tanaman otomatis serta mekaniknya. Perancangan perangkat kerasnya menggunakan Modul Arduino uno sebagai media untuk menanamkan program dan perancangan perangkat lunak dilakukan dengan menggunakan program Ide Arduino.
Secara umum pada perancangan alat ini adalah seperti yang di tunjukkan pada diagram Blok pada gambar 3.1. Alat yang dirancang akan membentuk suatu sistem yang berjudul “PROTOTYPE PENYIRAM TANAMAN OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER”.
Perancangan sistem secara keseluruhan memerlukan beberapa alat dan bahan yang digunakan dengan deskripsi alat dan bahan sebagai berikut:
A. Alat yang digunakan meliputi:
B. Sedangkan bahan-bahan yang digunakan:
Proses penelitian dan perancangan dilakukan melalui berbagai tahap secara sistematis, agar diperoleh data dan informasi yang akurat. Mulai dari pengumpulan data, perancangan, pembuatan alat, pengujian, hingga analisis hasil sistem.
Gambar 3.1. Blok Diagram Perancangan Alat
Proses perancangan alat terdiri atas dua bagian, yaitu Perancangan hardware dan program prototype
Sesuai dengan namanya, sistem atau alat ini berupa prototype yang berati alat ini baru sebuah contoh alat sistem penyiram tanaman pesemaian secara otomatis. Alat ini dikendalikan sebuah board Arduino UNO R3 dan semua rangkian terpasang didalam box, yang terdapat diluar hanya pompa, sensor kelembaban tanah dan motor DC sebagai penggerak mekaniknya
Gambar 3.2. Perancangan Dan Bentuk Prototype
Perangkat lunak yang digunakan pada prototype ini menggunakan Arduino Compiler versi 1.0.6, perangkat lunak digunakan sebagai pembuatan program serta compiling script program menjadi bahasa mesin agar perintah yang diketikkan pada program dapat dibaca dan dilaksanakan oleh chip ATMEGA328 yang terdapat pada board Arduino UNO R3. Arduino compiler juga dapat melakukan proses uploading program yang ditanamkan pada chip ATMEGA diboard arduino UNO R3. Keunggulan lainnya bahasa pemrograman arduino adalah bahasa pemrograman arduino yang digolongkan bahasa pemograman yang lebih mudah dari bahasa C lainya. Serta software arduino compiler sangat kompatibel dengan system operasi Windows XP, Windows Seven dan Windows 8.
Tujuan dari perancangan sistem adalah untuk memenuhi kebutuhan user mengenai gambaran yang jelas tentang perancangan sistem yang akan dibuat serta diimplementasikan. Untuk mulai membangun sebuah program sistem kontrol dengan menggunakan mikrokontroler yang berfungsi untuk menanamkan suatu program sehingga menjadi suatu system embedded, maka penulis terlebih dahulu merencanakan alur kerja berdasarkan kebutuhan user yang akan menggunakan sebuah sistem ini.
Rancangan alat terdiri dari 3 bagian utama, yaitu bagian input, proses dan output. Pada bagian input terdapat satu buah sensor kelembaban tanah yang berfugsi untuk membaca kadar air dalam tanah persemaian dan terdapat sebuah potensiometer yang digunakan untuk mengatur kecepatan pwm motor DC dari luar. Kemudian data yang diinputkan selanjutnya akan diproses oleh board Arduino UNO R3 dan dikeluarkan oleh LCD 16X2 sebagi tampilan visual, motor DC dan pompa aquarium berfungsi ketika sensor sudah membaca kelembaban tanah dalam keadaan kering. Bagian tersebut merupakan bagian output. Gambar 1 menunjukkan blok diagram perancangan alat.
Pada gambar 11 dijelaskan bahwa ketika Prototype ini dinyalakan dan sensor ditancapkan pada bidang tanah , kemudian sensor tanah akan mescanning kadar kelembaban tanah dilahan tempat persemian. Lalu hasil dari pembacaan sensor akan tertampil pada layar LCD, Kemudian apabila hasil pembacaan dari sensor menunjukan kelembaban dibawah 50% yang berarti tanah dalam keadaan kering. Maka arduino akan memberikan perintah kepada relay untuk menyalakan pompa air dan akan menyalakan motor DC sebagi pengerak dari mekanik prototype ini supaya dalam penyiraman bisa merata. Kemudian apabila sensor sudah membaca kelembaban dalam
tanah itu sudah mencapai diatas 60% yang berarti tanah dalam keadaan basah maka relay dan Motor DC akan berhenti sampai nanti sensor membaca kelembaban tanah dibawah 50% atau tanah dalam keadaan kering kembali.
Gambar 3.3. diagram aliran sistem
.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
Penelitian yang dilakukan adalah membuat Prototype penyiraman tanaman produksi, yang dapat memberikan kemudahan petani dalam penyiraman sayur-sayuran. Bentuk Prototype dapat dilihat pada gambar 4.1. Terdapat beberapa bagian dari prototype yang penulis buat yang ditunjukkan pada Gambar 4.2 sampai Gambar 4.5, yaitu bagian tempat display hasil pembacaan sensor , bagian pengatur PWM, bagian sensor kelembaban tanah, bagian penggerak motor DC.
Gambar 4.1 Bentuk Keseluruhan Prototype
Gambar 4.2 Bagian Display Hasil Pembacaan Sensor
Gambar 4.3 Bagian Pengatur PWM
Gambar 4.4 Bagian Sensor Kelembaban Tanah
Gambar 4.5 Bagian Pengerak Mekanik
Penggunaan prototype ini dapat dilakukan dengan langkah- langkah sebagi berikut:
Sensor kelembaban tanah pada alat ini digunakan sebagai inputan utama sebagai pembacaan kelembaban tanah dalam tempat persemaian. Sensor tersebut mempunyai outputan/keluaran berupa nilai analog. Disini penulis melakukan pengujian nilai ADC pada pada tanah yang mempunyai kadar kelembaban tanah yang sedikit dan kadar kelembaban tanah yang tinggi. Untuk sampel tanah yang penulis gunakan adalah tanah dalam keadaan kering dan basah. Tanah dikatakan kering bila tanah itu terlihat sangat kering dan tak terlihat basah sedikitpun, dalam percobaan tanah diambil dalam keadaan kering dibawah terik matahari selama sehari, sehingga tanah dalam keadaan yang angat kering. Tanah dikatakan basah apabila tanah terlihat sangat basah dan masih ada air di atas tanah, karena penulis ingin mendapatkan data ADC dari tanah basah yang benar- benar basah. Dan bisa dilihat bukti sampel tanah kering dan basah pada gambar 4.6.
Tabel 1. Nilai ADC tanah kering dan basah
seperti pada Gambar 4.3. Dan hasilnya akan tertampil pada display LCD seperti Gambar 4.8.
Untuk menentukan range atau pembatas alat ini ketika harus berhenti dan apan harus berjalan ditentukn dengan menggunakan percobaan dengan sampel tanah dan didukung dengan pengalaman penulis yang sudah mempunyai pengalaman dalam pembibitan benih. Sehingga dalam penentuan batas bisa disesuikan dengan kenyataan dan pengalaman pertanian di daerah penelitia atau percoban dari penulis. Dalam hal ini diperlukan empat sampel tanah yaitu tanah kering tanah, setenggah kering, basah dan sangat basah .
Sampel tanah bisa dilihat pada gambar 4.6
pompa air Relay digunakan untuk menghidupkan pompa air pada prototype ini. Pengujian dilakukan dengan cara memberi nilai High dan juga nilai Low ada keluaran menuju relay. Relay yang untuk menghidupkan pompa air terkoneksi dengan pin 3 pada board Arduino UNO R3. Hasil pengujian relay terdapat ada
Tabel 2 pengujian relay
Prototype penyiraman tanaman persemaian berbasis arduino ini diuji selama 5 hari. Pengujian dilakukan di dekat halaman rumah dan langsung diuji di tempat . Gambar 4.7 merupakan tempat penelitian dilakukan, dan tabel 3 menujukan
Gambar 4.9 merupakan tempat penelitian
Gambar 4.7 tempat penelitian yang dilakukan
Tabel 3 Hasil Percobaan selama 5 hari
Pada tabel 4.4 dan tabel 4.5 merupakan hasil percobaan prototype penyiraman tanaman ini dengan menggunakan sensor kelembaban tanah berbasis arduino. Yang membuktikan bahwa ketika sensor membaca
nilai kelembaban 38 alat akan berkerja untuk menyiram tanaman persemian dan ketika sensor membaca nilai kelembaban 61 - 62 alat akan berhenti menyiram. Dan hasilnya bisa dilihat pada tabel 4.4 dan tabel 4.5 diatas.
BAB V
PENUTUP
Setelah penulis melakuakan penelitian melalui tahap perancangan, implementasi dan pengujian baik dari sisi perangkat input maupun perangkat output, maka didapat kesimpulan bahwa prototype system menggunakan mikrokontroler telah berhasil membantu user dalam penyiraman tanaman dan dapat diatur melalui pemrograman komputer yang dapat dibaca hasil dari pembacaan sensor melaui display.
Setelah dilakukan pengujian prototype system berbasis mikrokontroler dan diperoleh kesimpulan yang tidak lepas dari kekurangan, maka saran untuk pengembangan prototype penyiraman tanaman otomatis untuk tanaman cabai berbasis mikrokontroller selanjutnya adalah berikut:
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.uinsuka.ac.id/15738/1/BAB%20I,%20VII,%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://widuri.raharja.info/index.php?title=SI1131469514
http://www.hendriono.com/blog/post/mengenal-arduino-uno
http://eprints.ums.ac.id/36628/