PENERAPAN SUPERVISI KLINIS UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN KINERJA DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN BAGI GURU KELAS DI SD NEGERI GENTAN 03 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Erni Yuliastuti
SD Negeri Gentan 03 Bendosari,Sukoharjo
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan, Untuk meningkatkan kreativitas dan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran melalui supervisi klinis di SD Negeri Gentan 03 semester I tahun pelajaran 2015/2016.Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan diawali bulan Juli 2015 sampai dengan bulan November 2015. Tempat penelitian SD Negeri Gentan 03, UPTD Pendidikan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Subjek penelitian adalah guru kelas di SD Negeri Gentan 03, UPTD Pendidikan Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, yang terdiri terdiri 6 orang guru kelas yaitu: guru kelas 1, guru kelas 2, guru kelas 3, guru kelas 4, guru kelas 5, dan guru kelas 6, dengan jumlah 6 orang guru yang terdiri dari 2 orang guru laki-laki (33,33%) dan 4 orang guru perempuan (66,67%). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Tindakan yang dilakukan sebanyak dua kali dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi hasil pengamatan. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi daftar penilaian supervisi pembelajaran, lembar observasi/pengamatan. Alat pengumpul data berupa hasil supervisi guru Kelas dalam melaksanakan pembelajaran. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif komparatif dengan membandingkan hasil kondisi awal dengan siklus I, dan siklus II dilanjutkan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi klinis mampu membantu kepala sekolah meningkatkan kreativitas dan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Gentan 03 semester I tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini terlihat dari hasil penelitian dan pembahasan kondisi awal sampai dengan siklus II. Kreativitas guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan dalam aspek yang diamati yaitu aspek inovasi guru dalam melaksaanakan pembelajaran dari kategori baik menjadi sangat baik, aspek kreatif guru dalam melaksanakan pembelajaran dari kategori kreatif menjadi sangat kreatif, aspek keaktifan dari kategori aktif menjadi sangat aktif, dan aspek kerjasama dari kategori baik menjadi sangat baik. Hasil penilaian kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Gentan 03 semester I tahun pelajaran 2015/2016 dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran pada kondisi awal 73,83 pada siklus II meningkat menjadi rata-rata 88,33 berarti terjadi peningkatan sebesar 14,50.
Kata kunci : Kreativitas dan Kinerja Guru Kelas. Supervisi klinis
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Guru memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar, karena guru di dalam kelas sebagai pengajar, dan juga berperan ganda sebagai pendidik. Oleh karena itu guru punya kewajiban agar mutu di sekolahan meningkat. Mutu pendidikan ditentukan oleh kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menjalankan tugasnya. Namun dalam kenyataannya masih ada guru kelas yang kreativitas dan kinerja belum optimal dalam melaksanakan pembelajaran. Dari hasil supervisi pelaksanaan pembelajaran guru kelas, yang dilaksanakan oleh kepala SD Negeri Gentan 03 dari 6 orang guru yang mendapat nilai sesuai indikator kinerja 75,00 ada 4 orang (33,33%) yang mendapat nilai di atas indikator kinerja dan di bawah indikator kinerja ada 4 (66,67%) orang, dengan nilai rata-rata 73,83. Rendahnya kreativitas dan kinerja guru dalam melaksanaan pembelajaran, karena dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai guru belum maksimal.
Guru dalam melaksanakan tugas secara konvensional. Hal ini disebabkan kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi pembelajaran belum maksimal, dan kurangnya kreativitas guru dalam bekerja. Karena itu, supervisi klinis perlu ditingkatkan dan kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran juga perlu ditingkatkan, agar kinerja guru lebih meningkat. Kinerja guru kalau dilihat dari proses mengajar, semua guru dikatakan baik. Namun masalahnya adalah masih ada guru yang memiliki kinerja yang belum maksimal, dikarenakan dalam melaksanakan pembelajaran belum ada persiapan.
Berdasarkan masalah di atas perlu adanya cara pemecahan masalah yaitu perlu diadakan penelitian tindakan sekolah. Penelitian diadakan dengan 2 siklus. Setiap siklus dilakukan dengan empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, refleksi hasil pengamatan. Tindakan siklus pertama melalui penerapan supervisi klinis secara kelompok dan siklus kedua melalui penerapan supervisi klinis secara individu. Tindakan siklus pertama dan kedua digunakan untuk memperbaiki kreativitas dan kinerja guru dalam melaksanaan pembelajaran bagi guru kelas di SD Negeri Gentan 03 semester I tahun pelajaran 2015/2016.
Berdasarkan uraian di atas peneliti mengadakan penelitian tindakan sekolah dengan judul: ”Penerapan Supervisi Klinis Untuk Meningkatkan Kreativitas dan Kinerja Dalam Melaksanakan Pembelajaran Bagi Guru Kelas di SD Negeri Gentan 03 Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016”.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dapat diungkapkan sebagai berikut: Apakah melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kreativitas dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran Bagi Guru Kelas di SD Negeri Gentan 03 semester I tahun pelajaran 2015/2016?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan khusus dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah sebagai berikut: Untuk meningkatkan kreativitas dan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran melalui supervisi klinis di SD Negeri Gentan 03 semester I tahun pelajaran 2015/2016.
Manfaat Penelitian
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
Penerapan Supervisi Klinis dalam Melaksanakan Pembelajaran
Menurut Hartoyo (2006: 47), memberikan pengertian bahwa Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan seorang supervisor untuk membantu orang lain yang disupervisi agar dapat menemukan solusi atas permasalahan atau kendala yang dijumpai untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja mereka.
Sedangkan Mantja (2007:17), mengatakan bahwa supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk pebaikan proses belajar mengajar (PBM). Pada dasarnya supervisi merupakan layanan atasan/kepala sekolah pada bawahan/ para guru dan petugas sekolah agar mereka dapat bekerja secara baik.
Supervisi adalah suatu proses membantu guru memperkecil ketidak sesuaian (kesenjangan) antara tingkah laku pengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal (Arikunto, 2008:373). Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personil sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan (Purwanto, 2009:76).
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa supervisi merupakan proses pelayanan untuk membantu atau membina guru-guru, untuk perbaikan atau meningkatkan kemampuan kinerja guru, kemudian untuk memperbaiki perilaku mengajar sehingga tercipta situasi pembelajaran yang lebih baik.
Supervisi klinis ini, merupakan bantuan profesionalisme yang diberikan secara sistematik kepada guru berdasarkan kebutuhan guru tersebut, dengan tujuan membina guru serta meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Supervisi klinis dilakukan atas kerjasama, partisipasi, dan kolaborasi adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran.
Menurut Sahertian (2000:37), menjelaskan bahwa supervisi klinis adalah proses pembimbingan dalam pendidikan yang bertujuan membantu mengembangkan kemampuan profesional guru dalam pengenalan mengajar melalui observasi dan analisis data secara objektif, teliti sebagai dasar untuk usaha mengubah perilaku guru dalam mengajar.
Sedangkan Sahertian (2000:52), menyebutkan teknik-teknik supervisi pendidikan secara garis besar menjadi dua bagian yaitu teknik yang bersifat kelompok dan individual. Senada pendapat di atas Mulyasa (2003:111-112), menjelaskan bahwa Supervisi klinis merupakan kepekaan dan pengendalian yang dilakukan kepala sekolah terhadap tenaga kependidikan khususnya guru yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan profesional dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pembelajaran yang efektif. Adapun orang yang disupervisi bisa guru, guru mata pelajaran, guru pembimbing, tenaga klinis yang lain, tenaga administrasi, dan siswa (Aqip, 2009:41).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa supervisi klinis adalah bantuan kepala sekolah yang diberikan kepada guru yang mengalami masalah dalam pembelajaran, agar guru yang bersangkutan dapat mengatasi masalahnya dengan menempuh langkah-langkah yang sistematis dimulai dari tahap perencanaan, tahap pengamatan perilaku guru mengajar, serta tahap analisis perilaku dan tindak lanjut.
Penerapan Supervisi Klinis Dalam Melaksanakan Pembelajaran
Program pembinaan guru adalah rincian kegiatan yang akan dilakukan dalam memperbaiki dan meningkatkan kreativitas dan kinerja guru, dan pengetahuan dalam mengelola proses belajar mengajar. Dengan supervisi klinis dari segi kinerja guru seperti yang telah dikemukakan di atas, akan mempengaruhi prestasi belajar siswa menjadi lebih meningkat pula.
Kreativitas Dalam Melaksanakan Pembelajaran
Guru dalam melaksanakan pembelajaran perlu adanya kreativitas. Pendapat Rogers (dalam Munandar, 2002:15), menjelaskan bahwa kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme. Kreatif merupakan bagian penting dalam meningkatkan kualitas rencana pembelajaran.
Sedangkan Uqshari (2005:13), mendifinisikan kreativitas adalah upaya melakukan aktivitas yang baru dan mengagumkan. Guru dalam melaksanakan pembelajaran membutuhkan suatu kreativitas, karena kreativitas merupakan suatu kompetensi yang sangat berarti dalam proses melaksanakan pembelajaran.
Dari beberapa uraian definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Pelaksanaan Pembelajaran
Guru dalam melaksanakan pembelajaran sangat dipengaruhi adanya kreativitas. Kreativitas seorang guru akan mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran. Agar pembelajaran menyenangkan, maka sebagai guru harus berusaha kreatif.
Pembelajaran memiliki pengertian suatu usaha sadar dari guru atau pendidik untuk membantu siswa agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan. Guru dalam kegiatan belajar mengajar harus dapat menciptakan situasi belajar mengajar yang baik yaitu banyak memberikan kesempatan siswanya berpikir.Menurut Witherington (dalam Sukmadinata, 2004:155), pembelajaran adalah suatu kegiatan dimana siswa belajar dan guru mengajar. Pembelajaran akan terlaksana dengan efektif, apabila guru dapat berkomunikasi secara efektif, dapat merencanakan isi pengajaran, mampu menggunakan metode pengajaran yang bervariasi, penampilan yang menarik, dapat memotivasi minat siswa, mampu menciptakan seni bertanya yang efektif dan mampu mengadakan evaluasi.
Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran dilakukan dengan menyediakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi siswa sehingga ada hubungan antara siswa agar dapat belajar baik lewat interaksi sosial antara siswa dengan guru.
Kreativitas Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
Pentingnya kreativitas dalam proses pembelajaran, maka guru perlu berupaya meningkatkan kreativitas dalam melaksanakan pembelajaran agar siswa lebih senang untuk mengikuti pembelajaran. Dengan demikian kreativiats dalam melaksanakan pembelajaran adalah berupa perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri orang yang belajar dan yang mengajar, perubahan tersebut diharapkan adalah perubahan perilaku positif.
Kinerja Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran
Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, dan mengevaluasi peserta didik. Guru membutuhkan pendidikan khusus untuk memperoleh dasar pengetahuan yang memadai dan latihan yang diperlukan untuk mendapatkan keterampilan.
Menurut Mangkunegara (2000:67), kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Sedangkan Thomas Green (dalam Bafadal, 2003:31), aktivitas-aktivitas pengajaran diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu: (a) aktivitas logik, (b) aktivitas strategik, dan Aktivitas instruksional. Pherson (dalam Bafadal, 2003:32), apabila seseorang ingin mengembangkan pengajaran guru, maka harus difokuskan pada pengembangan aktivitas-aktivitas logik dan strategik.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya, dalam hal ini adalah proses pembelajaran yang menghasilkan prestasi bagi anak didiknya.
Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran, membutuhkan guru yang mempunyai kreativitas dalam proses pembelajaran, agar guru meningkat kinerjanya dalam melaksanakan pembelajaran, dan agar siswa lebih senang untuk mengikuti pembelajaran. Dalam mengelola pelaksanaan pembelajaran meliputi: merencanakan program belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, menilai proses dan hasil, dan mengembangkan manajemen kelas (Sahertian, 2000:134).
Tugas guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar mencakup, menyampaikan tujuan pengajaran, menyampaikan materi pelajaran, menggunakan metode pembelajaran, serta penggunaan alat-alat tertentu sesuai dengan rencana, menilai keberhasilan belajar siswa, memotivasi, membantu memecahkan belajar siswa.
Guru yang kompeten harus memiliki kemampuan merencanakan pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran, menyajian bahan pelajaran, memberikan pertanyaan kepada siswa, mengajarkan konsep, berkomunikasi dengan siswa, mengamati kelas, dan mengevaluasi hasil belajar siswa pada proses pembelajaran. Sedangkan (Usman, 2006:50), menjelaskan bahwa mengelola pembelajaran meliputi: penguasaan materi pelajaran, analisis materi pelajaran, program tahunan, program semester, rencana pengajaran.
Berdasarkan uraian di atas bahwa kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran. Guru dikatakan berhasil dalam melaksanakan pembelajaran apabila guru mampu mengubah perilaku sebagian besar siswa ke arah penguasaan Kompetensi Dasar yang lebih baik.
Penilaian Kinerja Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
Pengukuran kinerja guru untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran pendidikan. Kinerja merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil. Pelaksanaan Pembelajaran yang berhasil memerlukan teknik, metode, pendekatan, strategi maupun model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik tujuan, peserta didik, materi, dan sumber belajar.
Kinerja atau kompetensi merupakan spesifikasi dari kemampuan, keterampilan, dan sikap yang dimiliki seorang serta penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai dengan standar kinerja yang dibutuhkan di lapangan (Ditjen Dikdasmen, 2004:4).
Berdasarkan uraian di atas bahwa penilaian kinerja guru adalah menilai terhadap kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran.
Kerangka Berpikir
Berpijak dari pada kajian teori yang diuraikan di atas dapat dijelaskan kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut: Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian dan peneliti belum melakukan supervisi klinis tentang kreativitas dan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Gentan 03 Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 masih rendah.
Agar kreativitas dan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Gentan 03 Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat meningkat, maka tindakan yang dilakukan peneliti yaitu melakukan supervisi klinis melalui dua siklus, yaitu: siklus I melakukan supervisi klinis secara kelompok dan siklus II secara individu.
Berdasarkan kajian teori apabila tindakan tersebut di atas dilakukan, maka akan ada peningkatan kretaivitas dan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Gentan 03 Semester I Tahun Pelajaran 2015/2016.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: Melalui supervisi klinis dapat meningkatkan kreativitas dan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Gentan 03 semester I tahun pelajaran 2015/2016.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Pelaksanaan Penelitian Tindakan Sekolah selama 5 bulan yaitu bulan Juli 2015 sampai dengan bulan November 2015. Permasalahan pada penelitian tentang Pelaksanaan Pembelajaran semester I tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Gentan 03, UPTD Pendidikan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.
Subjek Penelitian dan Objek Penelitian
Subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah guru kelas di SD Negeri Gentan 03, UPTD Pendidikan Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. yang terdiri terdiri dari: 6 orang guru kelas yang terdiri dari 2 orang guru laki-laki (33,33%) dan 4 (66,67%) orang guru perempuan. Objek penelitian tindakan sekolah ini adalah kreativitas dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Data dan Sumber Data
Sumber data pada Penelitian Tindakan Sekolah ada dua yaitu data yang berasal dari subjek penelitian dan dari bukan subjek penelitian. Sumber data dari subjek penelitian merupakan sumber data primer yaitu tentang proses supervisi akademik berupa hasil pengamatan selama pelaksanaan supervisi, yang berupa kreativitas dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan teknik non tes, digunakan untuk mengamati proses selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung, sehingga dapat diketahui peningkatan kinerja guru kelas dalam melaksanaan pembelajaran. Teknik pengumpulan data menggunakan data dokumentasi untuk kondisi awal, teknik pengamatan, dan wawancara untuk proses pelaksanaan supervisi akademik, dan teknik penugasan untuk data hasil supervisi dalam melaksanakan pembelajaran melalui supervisi klinis menggunakan instrumen supervisi pelaksanaan pembelajaran.
Alat Pengumpulan Data dalam penelitian ini melalui observasi/ pengamatan pada waktu pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru kelas, dengan menggunakan lembar penilaian untuk menilai pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kreativitas dan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran dan untuk mengetahui sejauh mana fungsi supervisi klinis. Wawancara berfungsi untuk menperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran dan supervisi klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah.
Validasi Data
Teknik validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber yaitu menggali data sejenis dari berbagai sumber data yang berbeda. Validasi data merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Validitas data yang digunakan antara lain dengan triangulasi untuk mengetahui kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran dan faktor penyebabnya.
Untuk memperoleh data yang valid mengenai kreativitas dan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Gentan 03 semester I tahun pelajaran 2014/2015, melalui:
Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu analisis diskriptif digunakan untuk menganalisis data dalam bentuk diskripsi yaitu hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran dan analisis pengambilan rata-rata digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk angka-angka yaitu hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran.
Prosedur Tindakan
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian tindakan sekolah. Tindakan yang dilakukan sebanyak dua kali dalam 2 (dua) siklus, dan pada setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi hasil pengamatan. Tiap siklus dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran.
HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran kondisi awal guru kelas di SD Negeri Gentan 03 semester I tahun pelajaran 2015/2016 ada 4 orang atau 66,67% dinyatakan belum tuntas indikator kinerja, dan 2 orang atau 33,33% dinyatakan tuntas indikator kinerja, nilai yang masih di bawah indikator kinerja 75,00 yaitu terdiri dari 4 orang memperoleh nilai antara 65-74 dan yang mendapat nilai di atas indikator kinerja terdiri 2 orang memperoleh nilai antara 75-84. Nilai rata-rata hasil penilaian pembelajaran kondisi awal yaitu 73,83.
Deskripsi Siklus I
Perencanaan Tindakan Siklus I: menyusun perencanaan penelitian tindakan sekolah untuk meningkatkan kreativitas dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui supervisi klinis, menyusun skenario pelaksanaan supervisi klinis, koordinasi dengan guru kelas, kepala sekolah bersama guru menetapkan materi pembelajaran, menyusun instrumen pengamatan pelaksanaan supervisi, menyusun instrumen penilaian kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran, menyiapkan instrumen penilaian, guru menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, pelaksanan supervisi kepada guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada siklus I dilaksanakan dua pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2015 dan pertemuan kedua pada tanggal 2 September 2015 untuk supervisi pelaksanaan pembelajaran.
Hasil Pengamatan Siklus I
Hasil pengamatan tentang kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran Siklus I dari aspek inovasi dengan jumlah skor 19 dengan rata-rata nilai 3,17 dengan kategori baik, aspek kreatif dengan jumlah skor 20 rata-rata nilai 3,33 dengan kategori kreatif, aspek keaktifan dengan jumlah skor 20 rata-rata nilai 3,33 dengan kategori baik dan aspek kerjasama dengan jumlah skor 20 rata-rata nilai 3,33 dengan kategori baik.
Hasil kinerja kepala sekolah dalam proses pelaksanaan pembinaan siklus I dengan jumlah skor 44, nilai rata-rata 3,67 dengan kategori baik, tetapi kalau dilihat dari kriteria setiap indikator ada 8 indikator yang memperoleh nilai 4 dengan kategori baik, 4 indikator yang memperoleh nilai 3 dengan kategori cukup.
Hasil Penilaian kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran pada Siklus I dari 6 orang guru masih ada 1 orang (16,67%) yang memperoleh nilai di bawah indikator kinerja 75,00, yaitu 1 orang guru memperoleh nilai antara 65-74, sedang guru yang mendapat nilai tuntas di atas indikator kinerja sebanyak 5 orang (83,33%) yaitu 5 orang guru memperoleh nilai antara 75-84. Nilai rata-rata kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran Siklus I yaitu 77,50.
Refleksi Siklus I
Berdasarkan refleksi di atas yaitu dengan membandingkan hasil pengamatan kreativitas guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran dan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran kondisi awal dengan siklus I dilihat dari proses supervisi sudah ada peningkatan.
Dari hasil aktivitas kinerja kepala sekolah yaitu dari 12 indikator kinerja masuk kategori baik. Sedang dilihat dari hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran dari kondisi awal dan siklus I terjadi nilai tuntas dari 2 orang guru menjadi 5 orang guru, meningkatnya 3 orang guru (50,00%), nilai rata-rata dari 73,83 menjadi 77,50 meningkat 3,67.
Melalui penerapan supervisi klinis dari kondisi awal ke siklus I baik dilihat dari kreativitas dan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran sudah sesuai dengan indikator kinerja yang diharapkan, namun berdasarkan diskusi peneliti dan kolaborator, masih perlu action plan ke siklus II.
Deskripsi Siklus II
Hasil Pengamatan Siklus II tentang kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dan aktivitas kepala sekolah dari jumlah 6` orang, aspek inovasi memperoleh skor 22, rata-rata 3,67 dengan kategori sangat baik. Aspek kreatif mengajar memperoleh jumlah skor 21, rata-rata 3,50 dengan kategori sangat kreatif. Aspek keaktifan dalam melaksanakan pembelajaran memperoleh skor 23, rata-rata 3,83 dengan kategori sangat aktif, dan aspek kerjasama dalam melaksanakan pembelajaran memperolah skor 22, rata-rata 3.67 dengan kategori sangat baik.
Hasil kinerja kepala sekolah siklus II dengan jumlah skor 55, nilai rata-rata 4,58 dengan kriteria sangat baik, tetapi apabila dilihat dari kriteria setiap indikator ada 5 indikator yang memperoleh nilai 4 dengan kriteria baik, dan 7 indikator yang memperoleh nilai 5 dengan kriteria sangat baik.
Hasil Penilaian Kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran
Hasil Penilaian kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus II dari 6 orang tidak ada yang memperoleh nilai di bawah indikator kinerja 75,00. Sedangkan guru yang mendapat nilai tuntas di atas indikator kinerja sebanyak 6 orang (100%) yang terdiri dari 2 orang memperoleh nilai antara 75-84, 4 orang memperoleh nilai antara 85-94. Nilai rata-rata hasil penilaian kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran Siklus II yaitu 88,33.
Dari hasil refleksi Siklus II di atas dengan melalui penerapan supervisi klinis ada peningkatan tentang kreativitas dan kinerja guru kelas di SD Negeri Gentan 03, UPTD Pendidikan Kecamatan Bendosari semester I tahun pelajaran 2015/2016 dalam melaksanakan pembelajaran. Dilihat dari proses pelaksanaan pembelajaran pada setiap tahapan mengalami peningkatan kreativitas guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran yaitu dari aspek inovasi dari kategori baik menjadi sangat baik, aspek kreatif mengajar dari kategori kreatif menjadi sangat kreatif, aspek keaktifan dari kategori aktif menjadi sangat aktif, dan aspek kerjasama dari kategori baik menjadi sangat baik.
Dari hasil penilaian kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran dilihat dari persentase ketuntasan pada kondisi awal 33,33%, Siklus I 83,33% dan Siklus II 100%, dan juga terjadi peningkatan yang cukup tajam yaitu sebelum dilakukan tindakan hasil penilaian kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran nilai rata-rata hanya 73,83, Siklus I 77,50 dan Siklus II 88,33. Dari kondisi awal ke Siklus II yaitu meningkat 14,50. Melihat hasil refleksi tersebut peneliti tidak perlu melanjutkan ke Siklus berikutnya karena sudah mencapai indikator kinerja yang telah ditentukan, karena semua guru telah mampu mendapat nilai di atas 75,00.
Pembahasan / Diskusi
Dalam pembahasan ini ada 3 hal yang akan dibahas, yaitu meliputi tindakan, kreativitas guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran dan hasil penilaian kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran.
No | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II | Refleksi |
1. | Belum menerapkan supervisi klinis | Menerapkan supervisi klinis secara kelompok | Menerapkan supervisi klinis secara individu |
No | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II | Refleksi |
2. | Guru Kreativitas dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran pada aspek inovasi masih kurang, aspek kreatif masih kurang, aspek keaktifan masih kurang aktif, dan aspek kerjasama masih kurang. | Aspek Inovasi Jumlah skor: 19 nilai rata-rata: 3,17 Kategori: baik Aspek Kreatif Jumlah skor: 20 Nilairata-rata: 3,33 Kategori: kreatif Aspek Keaktifan Jumlah skor: 20 Nilai rata-rata: 3,33 Kategori : aktif Aspek Kerjasama Jumlah skor: 20 Nilai rata-rata: 3,33 Kategori : baik Aktivitas kinerja kepala sekolah Jumlah skor: 44 Nilai rata-rata: 3,67 Prosentase: 73,33% Kategori: baik | Aspek Inovasi Jumlah skor: 22 nilai rata-rata: 3,67 Kategori: sangat baik Aspek Kreatif Jumlah skor: 21 Nilairata-rata: 3,50 Kategori: sangat kreatif Aspek Keaktifan Jumlah skor: 23 Nilai rata-rata: 3,83 Kategori : sangat aktif Aspek Kerjasama Jumlah skor: 22 Nilai rata-rata: 3,67 Kategori : sangat baik Aktivitas kinerja kepala sekolah Jumlah skor: 55 Nilai rata-rata: 4,58 Prosentase: 91,67% Kategori: sangat baik | Proses supervisi klinis dari siklus I ke Siklus II, aspek inovasi terdapat peningkatan jumlah skor dari 19 menjadi 22 meningkat 3. Nilai rata-rata dari 3,17 menjadi 3,67 ada peningkatan 0,50. Dari kategori baik menjadi sangat baik. Aspek kreatif terdapat peningkatan jumlah skor dari 20 menjadi 21 meningkat 1. Nilai rata-rata dari 3,33 menjadi 3,50 ada peningkatan 0,17. Dari kategori kreatif menjadi sangat kreatif. Aspek keaktifan terdapat peningkatan jumlah skor dari 20 menjadi 23 meningkat 3. Nilai rata-rata dari 3,33 menjadi 3,83 ada peningkatan 0,50. Dari kategori aktif menjadi sangat aktif. Aspek Kerjasama terdapat peningkatan jumlah skor dari 20 menjadi 22 meningkat 2. Nilai rata-rata dari 3,33 menjadi 3,67 ada peningkatan 0,34. Dari Kategori baik menjadi sangat sangat. Aktivitas kinerja guru Siklus I dan Siklus II terdapat peningkatan jumlah skor 44 menjadi 55 meningkat 11 Nilai rata-rata dari 3,67 menjadi 4,58 meningkat 0,91. Presentase dari 71,33% menjadi 91,67% meningkat 18,34%. Dari kategori baik menjadi kategori sangat baik. |
No | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II | Refleksi |
1. | Dari 6 orang guru yang mendapat nilai: Tuntas 2 orang (33,33%), dan yang belum tuntas 4 orang guru (66,67%) nilai rata-rata 73,83. | Dari 6 orang guru yang mendapat nilai tuntas 5 orang guru (83,33%) dan yang belum tuntas ada 1 orang guru (16,67%) nilai rata-rata 77,50. | Dari 6 orang guru yang mendapat nilai tuntas 6 orang guru (100%). Nilai rata-rata 88,33. | Dari kondisi awal ke Siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 2 orang guru (33,33%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 6 orang guru (100%) yaitu meningkat 4 orang guru (66.67%). Nilai rata-rata 73,83 menjadi 88,33 yaitu meningkat 14,50. |
Hasil Penelitian
Bardasarkan pembahasan di atas hasil tindakan yang berupa proses supervisi klinis, aktivitas pembinaan pengawas, hasil pengamatan kreativitas dan hasil penilaian kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut: Dari Siklus I ke Siklus II terdapat peningkatan kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran, dalam aspek inovasi yaitu dari kategori baik menjadi sangat baik, aspek kreatif guru dalam mengajar dari kategori kreatif menjadi kategori sangat kreatif, aspek keaktifan guru dalam mengajar dari kategori aktif menjadi kategori sangat aktif, dan aspek kerjasama dari kategori baik menjadi kategori sangat baik, Kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 2 orang guru (33,33%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 6 orang (100 %) meningkat 4 orang (66,67%). Nilai rata-rata dari 73,83 menjadi 88,33 meningkat sebesar 14,50, Melalui penerapan supervisi klinis dapat meningkatkan kreativitas dan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Gentan 03 semester I tahun pelajaran 2015/2016 baik secara teoritis, maupun empiris dalam hal kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, dan kinerja guru mulai dari konsisi awal ke siklus II juga mengalami peningkatan.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan teoretik dan empirik hasil penelitian tindakan sekolah melalui supervisi klinis dapat disimpulkan sebagai berikut: melalui penerapan supervisi klinis dapat meningkatkan kreativitas dan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Gentan 03 semester I tahun pelajaran 2015/2016 baik secara teoritis, maupun empiris dalam hal kreativitas dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan, dan kinerja guru mulai dari konsisi awal ke siklus II juga mengalami peningkatan yaitu: melalui penerapan supervisi klinis dapat meningkatan kreativitas guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Gentan 03 semester I tahun pelajaran 2015/2016, meningkat dari Siklus I ke Siklus II yaitu aspek inovasi dari kategori baik menjadi sangat baik, aspek kreatif mengajar dari kategori kreatif menjadi sangat kreatif, aspek keaktifan mengajar dari kategori aktif menjadi sangat aktif, dan aspek kerjasama dari kategori baik menjadi sangat baik, dan melalui penerapan supervisi klinis dapat meningkatkan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Gentan 03 semester I tahun pelajaran 2015/2016 dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 2 orang guru (33,33%) yang mendapat nilai tuntas indikator kinerja menjadi 6 orang guru (100%) meningkat 4 orang guru (66,67%). Nilai rata-rata dari 73,83 menjadi 88,33 meningkat sebesar 14,50.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Aqip dan Rahmanto. 2009. Penuntun dalam Proses Pembelajaran. Semarang: Aneka Ilmu.
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafika.
Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru. Jakarta: Bumi Aksara.
Depdiknas. 2004. Standar Kompetensi Guru Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.
Hartoyo. 2006. Supervisi Pendidikan. Semarang: Pelita Insani.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Prestasi Kerja. Jakarta: Bumi Aksara.
Mantja, W. 2007. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran. Malang:Wineka Media.
Mulyasa, E. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Munandar, Utami. 2002. Pengembangan Kreaetivitas Anak Berbakat. Jakarta: Pusat Pembukuan Depdiknas.
Purwanto, Ngalim. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sarhetian, Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmadinata, HS. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: remaja Rosdakarya.
Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Pubhliser.
Uqhsari, Yusuf. 2005. Melejit Dengan Kreatife. Jakarta: Gema Insani.
Usman, Moh. Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung Remaja Rosda Karya.
BIODATA PENULIS
Nama : Dra. ERNI YULIASTUTI
NIP : 19600509 198012 2 006
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SD Negeri Gentan 03, UPTD Pendidikan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo