PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS NASKAH PIDATO DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL BAGI SISWA KELAS VI SDN JETIS 03
SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
Oleh : Sri Mulyani
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas, suasana belajar, kerjasama dan kompetensi menulis naskah pidato dalam pembelajaran bahasa Indonesia melalui pendekatan Kontekstual bagi siswa kelas VI SDN Jetis 03 semester II tahun ajaran 2010 / 2011.
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan Januari sampai dengan bulan April 2010. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena materi yang berhubungan dengan kompetensi menulis naskah pidato untuk kelas VI masuk program semester II tahun pelajaran 2010 / 2011. Adapun yang menjadi subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN Jetis 03 UPTD Pendidikan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, dengan jumlah siswa 34 yang terdiri dari 17 laki - laki dan 17 perempuan.
Prosedur penelitian yang digunakan yaitu prosedur jenis penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Analisis data, data kualitatif hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dengan siklus II, sedangkan data yang berupa angka (data kuantitatif ) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes siklus I dan nilai tes siklus II, kemudian direfleksi.
Hasil penelitian melalui pendekatan kontekstual kompetensi menulis naskah pidato dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas VI SDN Jetis 03 semester II tahun pelajaran 2010 / 2011 meningkat dari siklus I ke siklus II, terdapat peningkatan dari cukup aktif menjadi aktif. Aspek suasana belajar meningkat dari kategori cukup menyenangkan menjadi menyenangkan, aspek kerjasama meningkat dari kategori cukup menjadi baik. Sedangkan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 10 siswa ( 29,41 % ) yang mendapat nilai tuntas menjadi 34 siswa ( 100% ) meningkat 24 ( 70,58% ). Nilai rata - rata dari 63,97 menjadi 82,00 meningkat sebesar 18,03.
Kata Kunci : Kompetensi menulis naskah pidato, pendekatan kontekstual.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Menulis merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Keterampilan menulis merupakan kegiatan produktif yang sebaiknya dimiliki oleh siswa dan dapat dimiliki melalui bimbingan dan latihan yang intensif. Melalui pembelajaran menulis siswa diharapkan memiliki kegemaran menulis untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalamannya. Berdasarkan kenyataan di lapangan pembelajaran menulis khususnya menulis naskah pidato masih mengalami kesulitan. Siswa - siswa pada umumnya tidak senang dan kurang bergairah apabila dihadapkan pada tugas menulis terutama menulis naskah pidato. Akibatnya kompetensi menulis naskah pidato siswa kelas VI SDN Jetis 03 Semester II tahun pelajaran 2010 / 2011 masih rendah. Dari 34 siswa yang mendapat nilai tuntas di atas KKM 73 hanya ada 10 (29,41%) siswa dan yang mendapat nilai di bawah KKM ada 24 (70,59 %) siswa, dengan nilai rata – rata kelas 63,97. Sedangkan dilihat dari aktivitas menulis juga masih rendah. Hal ini disebabkan oleh pola pikir mereka yang salah menganggap bahwa pelajaran bahasa, khususnya pelajaran bahasa Indonesia adalah pelajaran yang mudah. Disamping itu kesadaran siswa berperan aktif rendah, aktif jika diperintah oleh guru.
Rendahnya kompetensi menulis naskah pidato bisa disebabkan karena guru kurang kreatif dan tidak mau membekali diri dengan kemampuan menulis. Guru hanya memberikan tugas tanpa memberikan pelatihan intensif, serta bimbingan terarah guna mengantarkan siswa menggali potensi keterampilan menulis sesuai tujuan yang ingin dicapai. Guru hanya menekankan pengetahuan kebahasaan saja tidak berupaya menerapkannya. Guru kurang kreatif, hali ini dapat dilihat dari kurangnya guru menerapkan berbagai pendekatan pembelajaran yang inovatif yang sesuai agar bisa merangsang kreatifitas siswa.
Untuk meningkatkan kompetensi menulis naskah pidato, peneliti menerapkan pendekatan kontekstual. Dengan harapan siswa lebih aktif dalam mempelajari materi pembelajaran sesuai dengan kontek materi yang diajarkan sehingga siswa dapat lebih mudah memahami konsep yang diajarkan dan siswa lebih termotivasi dalam menerima materi pembelajaran. Tujuannya supaya kompetensi menulis naskah pidato melalui pendekatan kontekstual dapat meningkat.
Rumusan Masalah
Melalui penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan khusus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Hakikat Pembelajaran Menulis
Menulis merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa. Dalam menulis segenap unsur keterampilan berbahasa harus dikonsentrasikan agar mendapat hasil yang benar – benar baik. Tarigan ( 1986 : 15 ) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide / gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Menulis dimaksudkan sebagai kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran, ilmu, pengetahuan, dan pengalaman – pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang jelas, runtut, ekpresif, enak dibaca, dan dapat dipahami orang lain. Tulisan akan memberikan masukan tertentu pada pembacanya, mempunyai teknik pengungkapan yang komunikatif, menunjukkan kerangka berpikir yang rasional. Menghasilkan tulisan – tulisan ilmiah. Kegiatan menulis mementingkan faktor rasio, pikiran, dan realitas serta data yang konkrit ( Marwoto, dkk. 1995 : 12 )
Henry Guntur Tarigan ( 1993 : 21 ) berpendapat bahwa menulis adalah proses menuliskan atau menurunkan lambang – lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang – lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik itu. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1988 : 25 ) dijelaskan menulis yaitu melahirkan perasaaan atau pikiran seperti mengarang, membuat surat dengan tulisan.
Atas dasar pendapat para ahli tersebut peneliti berpendapat bahwa menulis adalah menyampaikan gagasan, pendapat, ide, perasaan, ilmu pengetahuan, pengalaman hidup dalam bentuk tulisan yang berupa rangkaian kata, kalimat, paragraf secara urut, runtut, jelas, logis, dan dapat dipahami orang lain dengan teknik pengungkapan yang komunikatif.
Naskah Pidato
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2003 : 889 ) pidato adalah ucapan yang tersusun baik yang ditujukan kepada orang / orang banyak yang diucapkan perantaraan ceramah / pembicaraan mengenai sesuatu hal.
Naskah pidato biasanya terdiri dari atas paragraf pembukaan, isi, dan penutup. Paragraf pembuka umumnya berisi kalimat sapaan kepada pendengar, salam penghormatan dan ucapan puji syukur. Isi pidato dituangkan pada paragraf berikutnya. Bagian ini merupakan yang paling penting karena memuat pokok – pokok permasalahan yang akan disampaikan kepada pendengar. Paragraf terakhir berupa penutup dari pidato, biasanya berisi imbauan, ajakan, dan kesimpulan serta ucapan terima kasih dan permohonan maaf.
Langkah - langkah yang harus ditempuh dalam mempersiapkan naskah pidato adalah : ( a ) meneliti masalah meliputi : menentukan maksud pidato, menganalisis pendengar dan suasana, memilih dan menyempitkan pokok masalah, ( b ) menyusun pidato meliputi : mengumpulkan bahan, membuat kerangka ( out line ), dan menguraikan secara mendetail, ( c ) menulis naskah pidato dengan melengkapi bahan – bahan berupa : fakta, ilustrasi, atau cerita untuk mengembangkan pidato tersebut. Sumber untuk melengkapi bahan pidato diperoleh dengan cara mengadakan wawancara kepada seorang ahli atau terpercaya sesuai dengan topik, membaca surat kabar, majalah, buku, dan sebagainya dengan tujuan agar isinya menarik dan meyakini pembicaraan kita sesuai dengan keadaan yang dikehendaki.
Tujuan khusus berpidato adalah adanya tanggapan dari pendengar. Setelah pembicara menyelesaikan uraiannya diharapkan pembicaraan itu dirasakan, diyakini, dimengerti, dikerjakan dan disenangi.
Hakekat Pendekatan Kontekstual
Menurut Nurhadi ( 2004 : 103 ) pembelajaran kontektual ( contextual teaching and learning – CTL ) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa. Dan juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari – hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa dipieroleh dari usaha siswa mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika ia belajar.
Sedangkan menurut Eaine B. Johnson ( 2002 : 67 ) pendekatan kontektual ( CTL ) adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek – subyek akademik dengan konteks kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
Berdasarkan pendapat tersebut peneliti berpendapat bahwa pendekatan kontektual adalah suatu konsep dalam pembelajaran yang membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan situasi kehidupan nyata dan membantu siswa membuat hubungan antar pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari – hari mereka sehingga siswa mudah dalam menerima materi pelajaran dan termotivasi untuk belajar.
Komponen Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran kontekstual menurut Nurhadi ( 2004 : 5 ) melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yaitu : ( a ) kontruktivisme ( Contructivism ) merupakan landasan berpikir ( filosofi ) pendekatan pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas dengan konteks yang terbatas ( sempit ), ( b ) menemukan ( inquiry ) merupakan kegiatan inti dari pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontektual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan merupakan hasil mengingat seperangkat fakta – fakta tetapi dari menemukan hasil sendiri, ( c ) bertanya ( questioning ) merupakan suatu strategi utama dalam pembelajaran berbasis kompetensi dengan menggunakan pendekatan kontekstual. Bertanya dalam kegiatan pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berfikir siswa. Aktivitas bertanya dapat ditemukan pada aktivitas proses pembelajaran, khususnya pada kegiatan – kegiatan yang menumbuhkan dorongan bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan. Kegiatan bertanya pada proses pembelajaran dapat diterapkan antara guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas dan sebagainya, ( d ) masyarakat belajar ( Learning community ) merupakan hasil pembelajaran yang diperoleh dari hasil kerjasama dengan orng lain. Hasil belajar yang diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, maupun antara seseorang yang sudah tahu kepada orang yang belum mengetahui. Pada proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual disarankan untuk selalu melaksanakan pembelajaran kelompok – kelompok belajar. Siswa dibagi dalam kelompok dengan anggota yang heterogen, siswa yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum tahu, yang mempunyai gagasan memberi usul, ( e ) pemodelan ( modelling ) adalah membahasakan gagasan yang dipikirkan , mendemontrasikan bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan memberi contoh cara mengerjakan sesuatu sebelum siswa melaksanakan tugas. Guru bukanlah satu – satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Guru dapat menunjuk siswa untuk mengerjakan sesuatu atau mendemontrasikan keahliannya di depan kelas, sehingga siswa lain dapat menggunakan model tersebut sebagai acuan dalam meningkatkan standar kompetensi yang harus dicapai. Model pembelajaran dapat dari siswa ataupun mendatangkan dari luar, ( f ) refleksi ( reflection ) adalah cara berpikir tentang apa yang dipelajari atau ke belakang tentang apa yang sudah dilakukan di masa lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima sehingga siswa merasa memperoleh sesuatu yang berguna bagi dirinya, ( g ) penilaian yang sebenarnya ( authentic assesment ) merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa yang perlu diketahui oleh guru agar siswa bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses belajar dengan benar. Apabila data yang dikumpulkan guru mengindikasikan adanya kesulitan dalam belajar, maka guru dapat segera mengambil tindakan yang tepat untuk membantu siswa. Salah satu cara untuk mengetahui kemajuan siswa setelah mengikuti pembelajaran adalah dengan diadakan test.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan pada landasan teori yang diuraikan di atas dapat dijelaskan kerangja berpikir dalam penelitian sebagai berikut :
Skema Kerangka Berpikir
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut :
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Waktu dan Subyek Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yaitu bulan yaitu bulan Januari sampai bulan April 2011. Penelitian dilakukan pada waktu itu karena kompetensi menulis naskah pidato masuk materi program semester II tahun pelajaran 2010 / 2011.
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN Jetis 03 UPTD Pendidikan Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, dengan jumlah 34 siswa yang terdiri dari 17 laki – laki dan 17 perempuan.
Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data pada penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu data yang berasal dari subyek penelitian dan dari bukan subyek penelitian. Sumber data dari subyek penelitian merupakan sumber data primer yaitu tentang proses dan hasil belajar siswa.
Sedangkan teknik dan alat pengumpulan data adalah sebagai berikut :
Validitas Data dan Analisis Data
Untuk memperoleh data yang valid mengenahi kompetensi menulis naskah pidato siswa kelas VI SDN Jetis 03 semester II tahun pelajaran 2010 / 2011 yaitu :
Analisis data kualitatif hasil pengamatan proses pembelajaran dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan membandingkan siklus I dan siklus II. Sedangkan data yang berupa angka ( data kuantitatif ) dari hasil belajar siswa dianalisis menggunakan deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi awal, nilai tes setelah siklus I dan nilai tes setelah siklus II kemudian direfleksi.
Prosedur Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap tindakan, tahap pengamatan , dan refleksi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Hasil tes kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dapat dilihat tabel berikut :
No | Interval Nilai | Frekuensi | Prosentase ( % ) | Keterangan |
1 | 51 – 60 | 16 | 47,06 | Belum Tuntas |
2 | 61 – 70 | 8 | 23,53 | Belum Tuntas |
3 | 71 – 80 | 10 | 29,41 | Tuntas |
Jumlah | 34 | 100 | ||
Berdasarkan dari tabel di atas tentang hasil nilai pembelajaran menulis naskah pidato siswa kelas VI SDN Jetis 03 semester II tahun pelajaran 2010 / 20101 ada 24 siswa atau 70,59 % dinyatakan belum tuntas, dan 10 siswa atau 29,41 % dinyatakan tuntas. Nilai yang di bawah KKM 73 yaitu terdiri dari 16 siswa memperoleh nilai 51 – 60, 8 siswa yang memperoleh nilai antara 61 – 70, dan yang tuntas di atas KKM 73 ada 10 siswa memperoleh nilai antara 71 – 80. Nilai rata – rata ulangan kondisi awal yaitu 63,97.
Deskripsi Siklus I
Hasil pengamatan tentang proses pembelajaran siswa dan guru, aktivitas dan suasana proses pembelajaran siswa dapat dilihat dalam tabel berikut :
Prosentase Proses Pembelajaran Siklus I
No | Aspek | Jumlah Skor | Rata – rata | Prosentase | Keterangan |
1 | Aktivitas | 87 | 2,55 | 63,97 | Cukup Aktif |
2 | Suasana | 89 | 2,61 | 65,44 | Cukup Senang |
3 | Kerjasama | 88 | 2,58 | 64,70 | Cukup Baik |
Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
No | Interval Nilai | Frekuensi | Prosentase ( % ) | Keterangan |
1 | 61 – 70 | 19 | 55,88 | Belum Tuntas |
2 | 71 – 80 | 11 | 32,35 | Tuntas |
3 | 81 – 90 | 4 | 11,77 | Tuntas |
Jumlah | 34 | 100 | ||
Berdasarkan tabel di atas tentang hasil nilai pembelajaran menulis naskah pidato siswa kelas VI SDN Jetis 03 semester II tahun pelajaran 2010 / 2011 ada 19 siswa atau 55,88 % dinyatakan belum tuntas, dan 15 siswa atau 44,12 % dinyatakan tuntas. Nilai yang masih di bawah KKM 73 yaitu terdiri dari 19 siswa yang memperoleh nilai antara 61 – 70, sedang yang tuntas di atas KKM 73 yaitu terdiri dari 11 siswa memperoleh nilai antara 71 – 80, dan 4 siswa memperoleh nilai antara 81 – 90. Nilai rata – rata ulangan harian siklus I yaitu : 71,94.
Deskripsi Siklus II
Hasil pengamatan tentang aktivitas dan suasana proses pembelajaran siswa dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel Perolehan Proses Pembelajaran Siklus II
No | Aspek | Jumlah Skor | Rata - rata | Prosentase | Keterangan |
1 | Aktivitas | 110 | 3,23 | 80,88 | Aktif |
2 | Suasana | 112 | 3,29 | 82,35 | Senang |
3 | Kerjasama | 113 | 3,32 | 83,08 | Baik |
Tabel Nilai Ulangan Harian dan Ketuntasan Belajar Siklus II
No | Interval Nilai | Frekuensi | Prosentase ( % ) | Keterangan |
1 | 61 – 70 | - | - | - |
2 | 71 – 80 | 17 | 50 | Tuntas |
3 | 81 – 90 | 17 | 50 | Tuntas |
Jumlah | 34 | 100 | ||
Berdasarkan dari tabel di atas tentang hasil nilai pembelajaran menulis naskah pidato siswa kelas VI SDN Jetis 03 Semester II tahun pelajaran 2010 / 2011 seluruh siswa dinyatakan tuntas, 34 siswa yang mendapatkan nilai tuntas di atas KKM 73, yaitu terdiri dari 17 siswa memperoleh nilai antara 71 – 80 dan 17 siswa memperoleh nilai antara 81 – 90. Nilai rata – rata ulangan siklus II yaitu : 82,00.
Pembahasan
Dalam pembahasan ini ada 3 hal yang akan dibahas, yaitu meliputi tindakan, proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa.
No | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II |
1 | Belum menggunakan pendekatan Kontekstual | Menggunakan pendekatan kontekstual dengan kelompok besar | Menggunakan pendekatan kontekstual dengan kelompok kecil |
No | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II | Refleksi |
1 2 | Siswa : Aktivitas, suasana, kerjasama dalam pembelajaran kompetensi menulis naskah pidato masih kurang. Aktivitas Kinerja Guru : Pembelajaran masih menerapkan pembelajaran konvensional ( guru sentris ). | Aktivitas : Jumlah skor : 87 Nilai rata – rata : 2,55 Prosentase : 63,97 % Kategori : Cukup Aktif Suasana belajar : Jumlah Skor : 89 Nilai rata – rata : 2,61 Prosentase : 65,44 % Kategori : Cukup Senang Kerjasama : Jumlah Skor : 88 Nilai rata – rata : 2,58 Prosentase : 6,47 % Kategori : Cukup Baik Aktivitas Kinerja Guru : Jumlah skor : 22 Nilai rata – rata : 2,75 Prosentase : 68,75 % Kategori : Cukup baik | Aktivitas : Jumlah Skor : 110 Nilai rata – rata : 3,23 Prosentase : 80,88 % Kategori : Aktif Suasana belajar : Jumlah Skor : 112 Nilai rata – rata : 3,29 Prosentase : 82,35 % Kategori : Senang Kerjasama : Jumlah Skor : 113 Nilai rata – rata : 3,32 Prosentase : 83,08 Kategori : Baik Aktivitas Kinerja Guru : Jumlah skor : 28 Nilai rata – rata : 3,5 Prosentase : 87,50 % Kategori : Baik | Dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan aktivitas dari jumlah skor 87 menjadi 110 meningkat 23. Rata – rata 2,55 menjadi 3,23 meningkat 0,68. Prosentase dari 63,97 % menjadi 80,88% meningkat 16,91.Dari kategori cukup aktif menjadi aktif. Dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan suasana belajar, dari jumlah skor 89 menjadi 112 meningkat23. Rata –rata dari 2,61 menjadi 3,29 meningkat 0,68. Prosentase dari 65,44 % menjadi 82,35 % meningkat 16,91. Dari kategori cukup senang menjadi senang. Dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan kerjasama, dari jumlah skor 88 menjadi 113 meningkat 25. Rata – rata dari 2,58 menjadi 3,32 meningkat menjadi 0,74. Prosentase dari 64,70 % menjadi 83,08 % meningkat 18,38. Dari kategori cukup baik menjadi baik. Dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan aktivitas kinerja guru dari jumlah skor 22 menjadi 28 meningkat 6. Rata –rata dari 2,75 menjadi 3,5 meningkat 0,75. Prosentase dari 68,75 % menjadi 87,50 % meningkat 18,75. Dari kategori cukup baik menjadi baik. |
No | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II | Refleksi |
1 | Dari 34 siswa yang mendapat nilai tuntas 10 siswa (29,41 %), dan siswa yang belum tuntas 24 siswa (70,59). Nilai rata – rata 63,97 | Dari 34 siswa yang mendapat nilai tuntas 15 siswa (44,12 %) dan siswa yang belum tuntas 19 siswa ( 55,88 %). Nilai rata – rata 71,94 | Dari siswa yang mendapat nilai tuntas 34 siswa ( 100 % ) dan nilai rata – rata 82,00. | Dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 10 siswa (29,41 %) yang mendapat nilai tuntas menjadi 34 siswa (100 %) meningkat 24 ( 70,58 %). Nilai rata – rata dari 63,97 meningkat menjadi 82,00 meningkat sebesar 18,03. |
Hasil Penelitian
Berdasarkan pembahasan di atas hasil tindakan yang berupa proses pembelajaran dan hasil belajara dapat dijelaskan sebagai berikut :
Dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan aktivitas dari jumlah skor 87 menjadi 110 meningkat 23, rata – rata dari 2,55 menjadi 3,23 meningkat 0,68, prosentase dari 63,97 % menjadi 80,88 % meningkat 16,91, dari kategori cukup aktif menjadi aktif. Dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan suasana belajar dari jumlah skor 89 menjadi 112 meningkat 23, rata – rata dari 2,61 menjadi 3,29 meningkat 0,68, prosentase dari 65,44 menjadi 82,35 meningkat 16,91, dari kategori cukup senang menjadi senang. Dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan kerjasama dari 88 menjadi 113 meningkat 25, rata – rata 2,58 menjadi 3,32 meningkat 0,74, prosentase dari 64,70 menjadi 83,08 meningkat menjadi 18,38, dari kategori cukup menjadi baik.
Dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari10 siswa ( 29,41 %) yang mendapat nilai tuntas menjadi 34 siswa ( 100 %) meningkat 24 (70,59 %). Nilai rata – rata dari 63,97 menjadi 82,00 meningkat 18,03.
PENUTUP
Simpulan
Menurut teoritik dan empirik hasil penelitian tindakan kelas menggunakan pendekatan kontekstual dapat disimpulkan sebagai berikut :
Implikasi
Berdasarkan kajian teori serta penerapan pendekatan kontekstual untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Sinar Grafika Offset
Depdikbud. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka
_________. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai pustaka
Diknas. 2008. Kurikulum Materi Bintek Guru SD/MI Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Semarang. Dinas Pendidikan Prop. Jateng
Elaine, B. Johnson. 2002. Contextual Teaching and Learning ( Terjemahan : A. Chaedar Alwasilah ). Bandung. MLC
Marwoto.1995. Komposisi Praktis. Yogyakarta. Hanindito
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004. Jakarta. PT Grasindo
Nurhadi, Burhan Yasin. Agus Gerrad Senduk. 2004. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang. UNM
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung. Angkasa
____________. 1993.Menulis Sebagai Salah Satu Keterampilan Berbahasa. Bandung
IDENTITAS PENULIS :
NAMA : Sri Mulyani, S.Pd.
NIP : 19670801 198908 2 001
UNIT KERJA : SD Negeri Jetis 03 UPTD Pendidikan Kecamatn Sukoharjo
Kab. Sukoharjo.