UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG DEBIT MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VI SDNEGERI GENENGSARI 03 KECAMATAN POLOKARTO TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh:Najib Banawi
SDNegeri Genengsari 03, Polokarto, Mojolaban.
ABSTRAK
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ini adalah untuk meningkatkan kemampuan menghitung debit dengan pendekatan kontekstual.Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Genengsari 03 Kecamatan Polokarto Tahun Pelajaran 2014/2015 pada Kelas VI selama 3 bulan dari bulan September sampai dengan Nopember 2014. Untuk mencapai tujuan tersebut penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Prosedur dalam setiap siklus mencakup tahap-tahap: Perencanaan, Pelaksanaan Tindakan, Observasi dan Refleksi. Subjek Penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Genengsari 03, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.Penelitian ini dilakukan sebanyak dua siklus diperoleh hasil bahwa hasil rerata tes kemampuan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung debit pada kondisi awal 59,50 dengan tingkat ketuntasanmengajar 55%, pada siklus I nilai rerata 64,25 dengan tingkat ketuntaan mengajar 75%, pada siklus II nilai rerata 67,75 tingakat ketuntasan mengajar 100%. Peningkatan hasil rerata tes menujukan bahwa nilai terebut telah mencapai tujuan.Berdasarkan tindakan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan kontekstual dapat meningkatakan kemampuan menghitung debit pada siswa kelas VI SD Negeri Genengsari 03, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo.
Kata Kunci: debit, kemampuan, menghitung, kontekstual.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pelajaran matematika di sekolah dasar sering kali menjadi momok yang menakutkan bagi peserta didik, hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan dan ketertarikan peserta didik pada mata pelajaran matematika khususnya materi dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan debit. Salah satu factor yang menyebabkan kurangnya kemampuan peserta didik adalah pengetahuan dasar yang dimiliki peserta didik tentang satuan waktu dan volume yang kurang difahami peserta didik serta suasana kelas yang pasif dan tegang karena sebagian besar peserta didik terlanjur menganggap bahwa pembelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit.
Pembelajaran matematika disekolah dasar negeri Genengsari 03 kelas VI pada materi dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan debit, peserta didik mengalami kesulitan terlihat dari kemampuan yang rendah dan nilai yang diperoleh dibawah kriteria ketuntasan minimal. Hal ini menjadi sesuatu yang memerlukan perhatian lebih,dari jumlah 20 peserta didik,ada 11 (55%) peserta didik yang sudah mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal,sedangkan 9 pesertadidik lainya (45%) belum mencapai KKM.
Pelaksanan proses pembelajaran matematika untuk sekarang ini pada umumnya guru masih menjadi pusat didalam kelas,menggunakan alat peraga yang minim, tanpa model pembelajaran yang kreatif daninovatif hanya menggunaakan metode ceramah sehingga peserta didik menjadi pasif hanya datang duduk dan mendengarkan. Guru hanya memberitahukan konsep dan peserta didik menerima bahan jadi. Proses pembelajaran adalah fenomenayang kompleks.
Kurangnya kemampuan peserta didik terhadap pelajaran matematika, akan menghambat proses pembelajaran. Rendahnya kemampuan peserta didik terhadap pelajaran matematika, belum tentu sumber kesalahannya terletak pada diri peserta didik. Ketrampilan guru menyampaikan materi yang kurang memadai dapat meyebabkan kelas menjadi tidak menarik dan cenderung membosankan peserta didik. Suara guru yang kurang keras, sikap guru yang kurang tegas,metode pembelajaran yang kurang tepat, atau posisi guru saat mengajar banyak duduk dapat membawa suasana yang tidak menarik perhatian. Selain itu cara guru berhubungan dengan peserta didik juga sangat menentukan. Guru yang suka marah, mengejek, jarang tersenyum, atau kurang adil dapat membuat peserta didk menjadi takut dan tidak senang, yang dapat bermuara pada menurunnya kemampuan peserta didik.
Permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran pada kelas VI sekolah dasar Genengsari 03 adalah karena alokasi waktu yang kurang, mengingat materi matematika yang banyak dan pengetahuan dasar tentang satuan waktu dan volume belum dikuasai oleh peserta didik. Sebagiguru kelas VI guru seolah dikejar materi yang banyak sehingga guru banyak yang melaksanakan system drill. Selain alokasi waktu yang kurang,ternyata motivasi peserta didik terhadap proses pembelajaran matematika sangat rendah.
Mengingat kurangnya motivasi dalam diri peserta didik maka sebagai seorang guru harus dapat memberikan motivasi kepada peserta didik untuk memperhatikan materi pembelajaran dan memiliki rasa ingin tahu terhadap materi yang diberikan.Pembelajaranmatematikahendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem).Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep dasar matematika tentang satuan waktu dan vo lume.Dengan peserta didik dapat menguasai materi maka peserta didik diharapakan dapat menggunakan daya nalarnya untuk memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan satuan debit.
Model pemebelajran CTL merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan dapat mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan membuat hubungan antara pengetahuan atau konsep yang telah dimiliki oleh peserta didik serta penerapannya dalam kehidupan sehari- hari, maka peserta didik akan mudah memahami konsep. Dengan model pembelajaran CTL maka peserta didik akan bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik semata. Sehingga pengetahuan dan ketrampilan yang diperloh datang dari proses penemuan sendiri dan bukan dari “apa kata guru”. Pendekatan kontekstual merupakan strategi yang dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktifdan bermakna,tanpa harus mengubah kurikulum dan tatanan yang ada. Dengan peserta didik diajakbekerja dan mengalami, peserta didik akan mudah memahami konsep suatu materi dan nantinya diharapkan peserta didik dapat menggunakan daya nalarnya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada,sehingga penelit imerasa pelu melaksanakan penelitian tindakan kelas.
Dari permasalahan-permasalahan yang dihadapi di sekolah dasar negeri Genengsari 03 maka peneliti tertarik melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menghitung Debit melalui Pendekatan Kontekstual pada Siswa Kelas VI SD Negeri Genengsari 03 Kecamatan Polokarto Tahun Pelajaran 2014/2015”. Denganmelaksanakan penelitian tindakan kelasini peneliti berharap dapat menciptakan atau mengkondisikan adanya perubahan proses pembelajaran yang lebihbaik dan lebih berdayaguna(efektif)dari padakondisi-kondisisebelumnya.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:“ApakahPenerapanPendekatanKontekstual dapatMeningkatkan Kemampuan Menghitung Debit pada Peserta Didik KelasVI SD Negeri Genengsari 03Tahun2014/2015?”
Tujuan Penelitian
Merujuk pada perumusan masalah yang sudah dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk:meningkatkan kemampuan menghitung debit pada peserta didik kelas VI SDNegeri Genengesari 03 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo dengan pendekatan kontekstual.
Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN
Menurut DalsS Naya (1985:1), mengatakan bahwa berhitung sudah dikenal orang Yunani sejak awal Tarikh Masehi dan menanamkan berhitung sebagai aritmatika sesuai istilah yangditurunkan dari kata-kata aritms yang berarti bilangan dan teche yangberari ilmu pengetahuan, Keterampilan berhitung mutlak diperlukan eserta didik karena keterampilan berhitung akan digunakan dalam menyelesaikan soal matematika yang kompleks.
Debit adalah kecepatan aliran cairan selama waktu tertentu menurut (Teguh Purwanti, dkk 2004:59).Menurut Buchori Juma didalam Matematika kelas6 (2007:22) mengatakan debit adalah perbandingan antara banyak volume air dengan selang waktu tertentu. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa debit adalah kecepatan atau perbandingan aliran air dengan selang waktu tertentu.
Perkembangan ilmu matematika sangat pesat baik materi maupun kegunaan, hal ini diiringi juga dengan adanya pembaruan dalam kurikulum dalam pembelajaran di sekolah dalam rangka meningkatkan kualitaspendidikan. Dalamrangkamencapaitujuan pembelajaran saat ini mulai bermunculan penemuan atau pengembangan strategipembelajaran. Strategi pembelajaranyang saat ini berkembang adalah strategi pemebelajaran dengan pendekatan kontekstual di Belanda pembelajaran ini dikenal dengan nama Realistic Mathematics Education (RME) sedangkan diAmerika lebih dikenal dengan sebutan Contextual Teachingand Learning (CTL).
Pendekatan kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga (Nurhadi, 2003).MenurutJohnson(2002) menyatakanbahwa Contextual Teaching andLearning (CTL)adalahsebuahperusespendidikan yang bertujuan menolong para peserta didik melihat makna di dalammateriakademikdengan kontekskehidupan kesehari-harian merekayaitu dengan konteks keadaan pribadi sosial dan budaya.
Menurut Nurhadi (2004:12) disebutkan tentang beberapa terjemahan definisi pembelajaran kontekstual sebagai berikut: Sistem CTL merupakan proses pendidikan yang bertujuan membantu peserta didik melihat makna dalam bahan pekerjaan yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari yaitu dengan kontek lingkungan, pribadinya, sosialnya, dan budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut system CTL akan menuntun peserta didik melalui komponen utama CTL yaitu melakukan hubungan yang bermakna, menegerjakan pekerjaan yang berarti, mengatur cara belajar sendiri, bekerja sama mencapai standar yang tinggi dan assesmenautentif.
Kesimpulan dari pembeljaran CTL adalah konsep belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara penegetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari,sementara peserta didik memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari konteks yang terbatasi sedikit demi sedikit dan dari proses mengkonstruksi sendiri sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya.
Kerangka Pemikiran
Mempelajari matematika bagi peserta didik SD pada dasarnya adalah suatu momok yang menakutkan. Hal ini terlihat pada kemampuan yang rendah pada materi menghitung debit pada peserta didik itu sendiri, alokasi waktu yang kurang, kurangnya pengetahuan dasar tentang operasi hitung, kurangnya pemahaman dasar tentang satuan waktu dan volume, alat peraga yang kurang serta pembelajarannya yang hanya berpusat pada guru.
Dengan pendekatan kontekstual yang diharapkan mampu merangsang kemampuan dan rasa senang belajar matematika khususnya menghitung debit karena peserta didik dapat mengalami dan menemukan sendiri secara nyata dalam kehidupan sehari-hari bukan sekedar transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik. Dengan pendekatan kontekstual diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menghitung debit pada mata pelajaran matematika kelas VI SD Negeri Genengsari 03 tahun 2014/2015. Berdasarkan uraian di atas,dapat dibuat sekema kerangkaberfikir sebagi berikut:
Hipotesis Tindakan
Berdasarkanlandasanteoridankerangka berfikir,maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: Dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menghitungdebit padaKelas VISD Negeri Genengsari 03 tahun 2014/2015.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Genengsari 03Kecamatan Polokarto,Kabupaten Sukoharjo, yaitu pada siswa kelasVIsemester Itahun pelajaran 2014/2015. Pemilihan lokasi dilandasi adanya alasan bahwa peneliti merupakan guru di sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam pelaksanaan penelitian tindakan yang dilakukan.Penelitian ini dilakukan pada semester I tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu mulai bulanSeptember sampai dengan bulan Nopember 2014.
Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kelas VI semester I SD Negeri Genengsari 03. Penetapan subjek dilandasi adanya kenyataan bahwa siswa di kelas tersebut mempunyai hasil belajar yang rendah dalam pembelajaran Matematika khususnya materi debit, sehingga memerlukan perbaikan dalam pembelajaran.
Sumber Data
Pengumpulandata diperoleh dari berbagai sumber:
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik dokumen, tes, dan observasi. Teknik dokumen, digunakan untuk memperoleh data mengenai daftar nama siswa kelas VIsemesterI dan hasil belajar siswa, yang akan menjadi subjek penelitian sebelum dilakukan tindakan.Observasi, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Pengambilan data dilakukan dengan pengamatan langsung di kelas mengenai kondisi siswa. Hasil observasi dicatat pada lembar pengamatan yang berupa sistem penilaian afektif siswa.Tes, digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa (aspek kognitif) yang dilakukan setelah tindakan dengan metode eksperimen. Teknik pengumpulan data ini dengan cara melakukan post-test di akhir pembelajaran melalui tes tertulis.
Validasi Data
Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data kualitatif yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini, digunakan teknik trianggulasi. Trianggulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Trianggulasi data, yaitu memanfaatkan data-data sejenis dari data yang berbeda dan data yang sudah ada. 2) Trianggulasi sumber, yaitu mengumpulkan data sejenis dari sumber yang
Teknik Analisis Data
Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis data kuantitatif dan kualitatif.Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif dengan menentukan presentasi ketuntasan belajar dan mean (rata-rata) kelas. Adapun penyajian data kuantitatif dipaparkan dalam bentuk presentasidan angka dengan mengacu pada referensi Aqib (2010) sebagai berikut:Teknik analisis kualitatif model alur, meliputi: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Milles & Huberman, 1989 dalam Zainal Aqib, 2008).
Indikator Kinerja
Keberhasilan dalam penelitian ini diukur berdasarkan indikator-indikator sebagai berikut:
Prosedur Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan oleh peneliti secara langsung,, yaitu penelitian yang bertujuan memberikan sumbangan nyata peningkatan profesionalisme guru, menyiapkan pengetahuan, pemahaman dan wawasan tentang perilaku guru pengajar dan murid belajar. Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatankualitatif, sebab dalam melakukan tindakan kepada subjek penelitian sangat diutamakan adalah mengungkap makna yakni makna dan proses pembelajaran sebagai upaya meningkatkan prestasi belajar melalui tindakan yang dilakukan sebagimana dikemukakan oleh Bogdan dan Biklen (1998) sebagaimana dikutip oleh Sutama (2012: 164). Sifat PTK yang dilakukan adalah kolaboratif partisipatoris, yakni kerjasama antara peneliti dengan praktisi di lapangan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Pembelajaran matematika di SD Negeri Genengsari 03 kelas VI pada materi dengan kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan satuan debit, peserta didik mengalami kesulitan terlihat dari kemampuan yang rendah dan nilai yang di bawah kriteria ketuntasan minimal. Hal ini menjadi sesuatu yang memerlukan perhatian lebih karena dari jumlah 20 peserta didik, 11 (55%) peserta didik yang sudah mampu mencapai kriteria ketuntasan minimal, sedangkan 9 peserta didik lainya (45%) belum mencapai KKM. Data hasil belajar siswa dapat disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 2
Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal
No. | Ketuntasan | Jumlah | % |
1. | Tuntas | 11 | 55% |
2. | Tidak Tuntas | 9 | 45% |
Jumlah | 20 | 100.00% | |
Nilai Rata-rata | 59,50 | ||
Nilai Tertinggi | 80.00 | ||
Nilai Terendah | 40.00 | ||
Tabel di atas dapat digambarkan dalam grafik di bawah ini:
Grafik 1. Ketuntasan Belajar Siswa Kondisi Awal
Deskripsi Siklus I
Pada waktu peserta didik melakukan pengamatan dengan menghitung debit air pada kran sekolah yang diisikan ke dalam ember pada peserta didik terlihat masih kurang siap. Peserta didik belum benar-benar tahu akan pentingnya pemahaman dalam menghitung debit serta ketelitian waktu yang digunakan dan penghitungan volume yang kurang akurat.Peserta didik yang masih kesulitan mengenai hubungan antara satuan luas, waktu dan volume, kecepatan dan debit dalam penghitungan atau pemecahan masalah dan peserta didik yang berani bertanya jumlahnya sedikit sehingga informasi yang didiapatkan pun sangat kurang. Berikut hasil pembelajaran menghitung debit pada siklus II disajikan dalam table berikut:
Tabel 4
Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Siklus I
No. | Ketuntasan | Jumlah | % |
1. | Tuntas | 15 | 75% |
2. | Tidak Tuntas | 5 | 25% |
Jumlah | 20 | 100.00% | |
Nilai Rata-rata | 64,25 | ||
Nilai Tertinggi | 80.00 | ||
Nilai Terendah | 50.00 | ||
Tabel di atas dapat digambarkan dalam grafik di bawah ini:
Grafik 2. Ketuntasan Belajar Siswa Kondisi Siklus I
Hasil observasi pada siklus II dapat dideskripsikan bahwa peserta didik dapat melakukan pengamatan dengan baik dengan peningkatan kemampuan menghitung dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan satuan debit. Dalam berdiskusi peserta didik juga telah mampu memanfaatkan waktu dengan baik, peserta didik sering bertanya kepada guru maupun teman kelompok diskusi baik penghitungan debit air dalam percobaan maupun maupun kesulitan mengenai hubungan antar satuan luas, waktu dan volume, kecepatan dan debit dalam penghitungan atau pemecahan masalah pada lembar kerjasama pada lembar kerja siswa (LKS) karena dalam setiap kelompok memang ada dua atau tiga peserta didik yang sudah menguasai tentang hubungan antar satuan luas, waktu dan volume, kecepatan dan debit. Berikut hasil pembelajaran menghitung debit pada siklus II disajikan dalam table berikut:
Tabel 5
Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Siklus II
No. | Ketuntasan | Jumlah | % |
1. | Tuntas | 20 | 100% |
2. | Tidak Tuntas | 50 | 0% |
Jumlah | 20 | 100.00% | |
Nilai Rata-rata | 67,75 | ||
Nilai Tertinggi | 90.00 | ||
Nilai Terendah | 60.00 | ||
Tabel di atas dapat digambarkan dalam grafik di bawah ini:
Grafik 3. Ketuntasan Belajar Siswa Kondisi Siklus II
PEMBAHASAN
Siklus I
Deskripsi siklus I menunjukan bahwa proses pembelajaran belum berjalan dengan baik. Peserta didik belum memahami bagaimana menghitung dan memecahkan masalah yang melibatkan satuan debit. Kurangnya pemanfaatan waktu oleh peserta didik dan sebagian besar peserta didik masih mengalami kesulitan mengenai hubungan antara satuan luas, waktu dan volume, kecepatan dan debit dalam penghitungan dan pemecahan masalah namun jumlah peserta didik yang mau bertanya jumlahnya sangat sedikit sehingga guru tidak menjelaskan lagi ataupun memantapkan materi yang dianggap kurang jelas karena informasi yang didapatkan sangat sedikit. Berdasarkan hasil tes kemampuan menghitung debit dapat diketahui rerata kelas sebesar 67.75 Sejumlah 5 peserta didik mendapat nilai kurang dari kriteria ketuntasan minimal atau KKM yaitu 60. Sebanyak 21 peserta didik mendapat nilai sesuai dengan KKM yaitu 60 atau lebih.
Pada siklus II perlu mendapatkan perhatian sebagai tindak lanjut dari siklus I adalah dengan memperbanyak tempat penampungan air saat melakukan pengamatan. Penggunaan waktu yang kurang efektif dapat ditindak lanjuti dengan pengarahan pada peserta didik untuk menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya, dalam pembelajaran peserta didik perlu diberi penekanan untuk bertanya jika masih ada kesulitan dalam pembelajaran khususnya mengenai hubungan antar satuan luas, waktu dan volume, kecepatan dan debit dalam pemecahan masalah baik kepada guru maupun kepada teman- temannya yang dianggap mampu. Peran guru dalam memberikan bimbingan dan arahan pada waktu percobaan dan diskusi kelompok sangat membantu peserta didik.
Siklus II
Pada siklus II, pembelajaran telah diikuti peserta didik dengan baik. Adanya peningkatan kemampuan dalam menghitung debit dan memecahkan masalah yang bekaitan dengan satuan debit. Demikian juga saat melakukan diskusi kelompok para peserta didik sudah mampu bertanya dan memberi tanggapan kepada kelompok lain.Jika diukur dengan indikator kinerja dalam mengikuti pembelajaran menghitung debit meningkat dibandingkan dengan pembelajaran atau tindakan sebelumnya. Peserta didik tampak aktif mengikuti proses pembelajaran. Hanya saja dalam berdiskusi masih perlu mendapatkan bimbingan dan arahan serta lebih banyak latihan soal untuk meningkatkan kemampuan dalam menghitung debit.
Berdasarkan hasil tes kemampuan menghitung debit siklus II ini dapat diketahui rerata kelas sebesar 67,75. Tidak ada peserta didik mendapat nilai kurang dari kriteria ketuntasan menagjar atau KKM yaitu 60. Sebanyak 20 peserta didik mendapat nilai sesuai dengan KKM yaitu 60 atau lebih.Hal ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan kelas ini sudah berhasil dilaksanakan karena peserta didik yang mendapatkan nilai diatas kriteria ketuntasan mengajar minimal 75 %, dengan nilai rata- rata tes hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran menghitung debit ini di atas atau sama dengan kritria ketuntasan mengajar. Mengacu pada ketiga indikator kinerja yakni : 1) Siswa dianggap mencapai ketuntasan belajar apabila sudah memperoleh nilai > 60.00.2) Pembelajaran dianggap berhasil apabila siswa sudah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal dengan nilai rata-rata kelas > 60.00.3) Pembelajaran dianggap berhasil apabila tingkat penguasaan penuh secara klasikal > 75%, atau jumlah siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar adalah sebesar > 75% dari jumlah siswa.Maka tindakan yang dilakukan cukup sampai siklus II.
Untuk melihat peningkatan nilai rata-rata menghitung debit melalui pendekatan kontekstual pada kelas VI SD Negeri Genengsari 03 Tahun 2014/2015, pada pelaksanaan Kondisi awal/Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II dapat digambarkan sebagai berikut
Tabel 8
Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa dari Kondisi Awal hingga Akhir Tindakan Siklus II
No. | Ketuntasan | Awal | Siklus I | Siklus II | |||
Jumlah | % | Jumlah | % | Jumlah | % | ||
1. | Tuntas | 11 | 55 | 15 | 75 | 20 | 100 |
2. | Belum Tuntas | 9 | 45 | 5 | 25 | 0 | 0 |
Jumlah | 20 | 100.00 | 20 | 100.00 | 20 | 100.00 | |
Nilai Rata-rata | 59,50 | 64,25 | 67,75 | ||||
Nilai Tertinggi | 80.00 | 80.00 | 90.00 | ||||
Nilai Terendah | 40.00 | 50.00 | 60.00 | ||||
Tabel di atas dapat digambarkan dalam grafik di bawah ini:
Berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh tersebut, maka hipotesis tindakan yang menyebutkan bahwa “Dengan menggunakan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menghitung debit pada Kelas VI SD Negeri Genengsari 03 tahun 2014/2015” terbukti kebenarannya.
P E N U T U P
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus dapat disimpulkan bahwa pendekatan kontekstual dapat meningkatkan kemampuan menghitung debit pada peserta didik kelas VI SD Negeri Genengsari 03 Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Pada Pra siklus nilai rata-rata kemampun menghitung debit pada peserta didik 59,50 dengan tingkat ketuntasan mengajar 55%, pada siklus I nilai rerata peserta didik 64,25 dengan tingkat ketuntasan mengajar 75%. Pada siklus II dengan nilai rerata peserta didik 67,75 dengan ketuntasan mengajar 100%.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, selanjutnya dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:
DAFTAR PUSTAKA
Aunurohmandkk,2009,PenelitianPendidikanSD,Jakarta,DirektotarJenderalPendidikanTinggiKementerianPendidikanNasional.
Buchori, ErnaJuliatun,2007, GemarBelajarMatematka6, Surakarta, AnekaIlmu
Depdiknas, 2002, PendekatanKontekstual(Contextual Teaching and Learning), Jakarta,Depdiknas
Depdiknas, 2006, PermendiknasNo 22 StandarIsi, Jakarta. Depdiknas
DinasPendidikanPemudadanOlahragaKabupatenPemalang,2006,KurikulumTingkat SatuanPendidikanSekolahDasar, Pemalang, SD Negeri01 Majalangu.
DinasPendidikanPemudadanOlahragaKabupatenSuloharjo,2007,SilabusKurikulumKelasVI SD , Pemalang, DinasPendidikanPemudadanOlahragaPemalang
SyaifulBahriDjamarah,Aswan Zain, 1995, StrategiBelajarMengajar, Jakarta, RinekaCipta
SumantriMulyan,PermanaJohar,2001,StrategiBelajarMengajar,Bandung :CV.Maulana
Sugiyanto, 2008, Model-model PembelajaranInofatif. SurakartaPLPG.
TheLiangGie, 1992, PengantarDuniaKarang-Mengarang, Yogyakarta,Liberty
TeguhPurwanti, dkk, 2004, Matematika 6, Jakarta, BumiAksara
Oleh:Najib Banawi, A. Ma. Pd
SDNegeri Genengsari 03, Polokarto, Mojolaban.
NIP. 19610704 198508 1 003