LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK ELEKTRO
TEORI THEVENIN, NORTON DAN SUPERPOSISI
NAMA PRAKTIKAN : Rayhan Imam Azhar
NIM : 15524029
HARI/TGL.PRAKT. : Senin, 16 November 2015
ASISTEN PRAKT. : M.Ridho R
LAB.DASAR TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2015
Teorema Thevenin adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis sirkuit listrik. Teorema Thevenin menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik tertentu, kecuali beban, dapat diganti dengan sirkuit ekuivalen yang hanya mengandung sumber tegangan listrik independen dengan sebuah resistor yang terhubung secara seri, sedemikian hingga hubungan antara arus listrik dan tegangan pada beban tidak berubah.
Jadi untuk menyusun rangkaian ekivalen Thevenin langkah yang harus dilakukan adalah:
Maka rangkaian ekivalen Thevenin adalah sama dengan sumber tegangan (VTH) yang dirangkaikan secara seri dengan tahanan Thevenin (RTH) tersebut.
Gambar 4 Konsep Teorema Thevenin
Berikut contoh tahapan penerapan teorema Thevenin.
Langkah pertama:
Hilangkan semua beban pada terminal a dan b (R4) dari rangkaian.
Gambar 4.1. Langkah Pertama Dalam Teorema Thevenin
Langkah kedua:
Menghitung besarnya tegangan antara terminal a dan b. Dengan terminal a dan b terbuka maka kedua sumber tegangan V1 dan V2 akan mengalirkan arus I yang searah dengan jarum jam melalui tahanan R1 dan R2. Besarnya arus I adalah: I = (V1 + V2) / (R1 + R2). Awas hati - hati dengan tanda polaritas sumber tegangan.
Karena tidak ada arus yang mengalir pada tahanan R3 maka besarnya tegangan Thevenin dapat diperoleh dari salah satu cabang V1 atau V2 (karena cabang V1 dan V2 paralel maka tegangannya sama dengan Vab) :
Vab = V1 – I R1 atau Vab = -V2 + I R2
Langkah ketiga:
Menghitung besarnya tahanan masukan dari jaringan jika dipandang dari terminal a dan b. Dengan menghubung singkat (hs) semua sumber tegangan, maka besarnya tahanan Thevenin jika dipandang dari terminal a dan b (RTH) adalah
RTH = R3 + (R1 / R2)
Gambar 4.2. Langkah Ketiga Dalam Teorema Thevenin
Setelah diketahui besarnya tegangan Thevenin (VTH) dan tahanan Thevenin (RTH) maka disusun rangkaian ekivalen Thevenin yang terdiri dari sumber VTH dan RTH yang dirangkai secara seri, kemudian beban R4 dimasukkan kembali dalam rangkaian ekivalen Thevenin pada terminal a dan b untuk menghitung besarnya arus pada R4.
Gambar 4.3. Hasil Ekivalen Thevenin
Maka untuk mencari besarnya arus yang mengalir pada tahanan R4 dengan metode Thevenin adalah:
IR4 = VTH / (RTH + R4)
Teorema Norton adalah salah satu teorema yang berguna untuk analisis sirkuit listrik. Teorema Norton menunjukkan bahwa keseluruhan jaringan listrik tertentu, kecuali beban, dapat diganti dengan sirkuit ekuivalen yang hanya mengandung sumber arus listrik independen dengan sebuah resistor yang terhubung secara paralel, sedemikian hingga hubungan antaraarus listrik dan tegangan pada beban tidak berubah.
Berikut langkah-langkah penggunaan teorema Norton dalam rangkaian
Langkah Pertama
Lepaskan komponen pada titik beban a-b (R4), kemudian hubung singkat-kan terminal a-b.Ukur nilai arus dititik a-b tersebut. Arus ini kemudian diberi nama arus Norton. (Iab = Isc = IN).
Gambar 4.4. Langkah Pertama Dalam Teorema Norton
Langkah Kedua
Lepas semua terminal sumber tegangan dan ganti dengan hubung singkat. Lepas semua sumber arus dan biarkan terbuka (hubung buka). Kemudian ukur nilai hambatan antar terminal a-b. Nilai hambatan ini adalah hambatan norton (RN).
Gambar 4.5. Langkah Kedua Dalam Teorema Norton
Langkah Ketiga
Buat rangkai ekivalen Norton sebagai berikut:
Gambar 4.6. Langkah Ketiga Dalam Teorema Norton
Arus yang mengalir di beban (IR4) dihitung berdasarkan pembagian arus yang melalui RN dan R4.
IR4 = (IN . RN)/(R4+RN)
Sedangkan tegangan di beban atau terminal a-b (Vab) adalah
Vab = IR4 . R4 = IN . RN
Rangkaian ekivalen Thevenin dapat diubah ke dalam rangkaian ekivalen Norton atau sebaliknya. Jika diperhatikan pada gambar rangkaian ekivalen Thevenin, terminal a dan b dihubung singkat maka akan menghasilkan arus (Isc). Arus ini yang disebut dengan arus Norton.
Isc = VTH / RTH
dengan Isc = IN (Arus Norton)
Seandainya ingin merubah rangkaian ekivalen Norton ke rangkaian ekivalen Thevenin, maka besarnya VTH adalah:
VTH = Isc.RN dan RN =RTH
Gambar 4.7. Ekivalen Rangkaian Thevenin dan Norton
Teori Superposisi adalah Bila suatu rangkaian terdiri dari lebih dari satu sumber dan tahanan-tahanan atau impedansi-impedansi linear dan bilateral, dari arus-arus yang disebabkan oleh tiap-tiap sumber tersendiri dengan sumber-sumber lainnya dalam keadaan tidak bekerja. Untuk membuat rangkaian dengan teori ini dapat dilakukan dengan cara seperti ini :
Langkah pertama:
Rangkaian dipandang dari salah satu sumber tegangan V1 dengan sumber tegangan V2 dihubung singkat (hs) dan sumber arus I dihubung buka (hb). Kemudian baru dihitung besarnya arus (Iv1)yang mengalir pada R5 karena pengaruh sumber tegangan V1.
Gambar 4.8. Langkah Pertama Teorema Superposisi
Langkah kedua:
Rangkaian dipandang dari sumber tegangan V2 dengan sumber tegangan V1 dihubung singkat (hs) dan sumber arus I dihubung buka (hb). Kemudian baru dihitung arus (Iv2) yang mengalir pada R5 karena pengaruh V2.
Gambar 4.9. Langkah Kedua Teorema Superposisi
Langkah ketiga:
Rangkaian dipandang dari sumber arus I, dengan sumber tegangan V1 dan V2 dihubung singkat. Kemudian baru dihitung besarnya arus (I3) yang mengalir pada R5 karena pengaruh sumber arus I.
Gambar 4.10. Langkah Ketiga Teorema Superposisi
Langkah keempat :
Menjumlahkan semua arus yang diperoleh dari pengaruh semua sumber tegangan dan arus.
Iab = Iv1 + Iv2 + I3
Jika diinginkan mencari besarnya tegangan pada R5 maka
Vab = Iab . R5
Pada rangkaian diatas kita akan menggunakan teori thevenin unuk mencari IRL dan VRL. Data diperoleh sebagai berikut :
V1 = 6 VDC
V2 = 9 VDC
R1 = 15 x 103 Ω
R2 = 150 Ω
R3 = 330 Ω
R4 = 100 Ω
R5 = 10 x 103 Ω
Dan didapati hasilnya seperti table dibawah ini :
Percobaan di | Tegangan terukur (V) | Arus terukur (mA) | VTH (V) | RTH (Ω) | V perhitungan (V) | I perhitungan (mA) |
R2 = 150 Ω | 0,7 | 7 x 10-3 | 3 | 14 x 103 | 6,01 | 0,012 |
R3 = 330 Ω | 0,2 | 0,4 x 10-3 | 5,5 | 400 | 6.036 | 0,463 |
R4 = 100 Ω | 0,01 | 0,6 x 10-3 | ||||
R5 = 10 x 103 Ω | 0,026 | 1,8 x 10-3 |
Pada perhitungan yang ada ditable
R2 sebagai RL / beban pengganti :
RTH =
=
= 481,02 Ω
Lalu di misalkan bahwa seolah – olah arus beputar dari V2 melalui V1 ,
Rs =
> -V2 + I (R1 + Rs) + V1
> -9 + I (15 x 103 + 481,02) + 6 = 0
> I =
> I = 1,944 mA
VTH = VAB – I(15430,02)
= 9 – 1,944(15430,02)
= 6,01 V
IRL =
=
= 0,012 mA
R3 sebagai RL / beban pengganti :
RTH =
=
= 0,77 Ω
Lalu di misalkan bahwa seolah – olah arus beputar dari V2 melalui V1 ,
RS2 =
RS1 = R1 + R2
> -V2 + I (RS1 + RS2) + V1
> -9 + I (0,0067 + 100,0034) + 6 = 0
> I =
> I = 0,037 mA
VTH = VAB – I(114)
= 9 – 0,037(100,0101)
= 2,37 V
IRL =
=
= 0,0072 mA
Pada rangkaian diatas kita akan menggunakan teori Norton unuk mencari IRL dan VRL. Data diperoleh sebagai berikut :
V1 = 6 VDC
V2 = 9 VDC
R1 = 15 x 103 Ω
R2 = 150 Ω
R3 = 330 Ω
R4 = 100 Ω
R5 = 10 x 103 Ω
Dan didapati hasilnya seperti table dibawah ini :
Percobaan di | Tegangan terukur (V) | Arus terukur (mA) | ISC (A) | RN (Ω) | V perhitungan (V) | I perhitungan (mA) |
R2 = 150 Ω | 0,7 | 7 x 10-3 | 1,2 x 10-3 | 850 | 6,01 | 0,012 |
R3 = 330 Ω | 0,2 | 0,4 x 10-3 | 5,4 x 10-6 | 360 | 6.036 | 0,463 |
R4 = 100 Ω | 0,01 | 0,6 x 10-3 | ||||
R5 = 10 x 103 Ω | 0,026 | 1,8 x 10-3 |
Karena RL sadah ada pada teori thevenin maka sangat mudah untuk mencari Norton dengan cara sebgai berikut :
Sehingga masuk ke persamaan
RP =
RP =
= 1,1434 Ω
VTH = I x RP
= 3,091 x 1,1434
= 3,54 V
IRL = VTH / RTH
= 3,54 / 150
= 0,24 A
Sehingga masuk ke persamaan
RP =
RP =
= 3,31 Ω
VTH = I x RP
= 0,037 x 3,31
= 0,123 V
IRL = VTH / RTH
= 0,123 / 330
= 3,74 mA
Pada Hasil Pratikum yang keempat ini kita dapat menyimpulkan bahwa teori yang ada pada thevenin dan Norton tidak jauh berbeda hanya saja cara untuk memperolehnya dengan cara yang berbeda, jika thevenin menggunakan rangkain seri pada beban penggantinya sedangkan teori Norton menggunakan rangkaina paralel pada beban penggantinya. Sedangkan teori superposisi hanya menggunakan banyak perhitungan dikarenakan dengan cara memperolehnya didapat dengan memutuskan hubungan salah satu tegangan.
http://ilhamdwinov.blogspot.co.id/2013/12/teorema-superposisi.html
Modul Pratikum DTE
https://id.wikipedia.org/wiki/Teorema_Thevenin
https://id.wikipedia.org/wiki/Teorema_Norton
buku catatan DTE semester 1