Published using Google Docs
Cholid Marzuqi.docx
Updated automatically every 5 minutes

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY

SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG TEOREMA PYTHAGORAS BAGI SISWA KELAS VIII D

SMP NEGERI I MLONGGO JEPARA SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh:

Cholid Marzuqi

SMP Negeri 1 Mlonggo, Jepara

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model Pembelajaran Two Stay TwoStray dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika tentang Teorema Pythagoras bagi siswa kelas VIII D SMP N I Mlonggo Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan model Pembelajaran Two Stay Two Stray, sehingga guru memiliki wawasan yang luas tentang model pembelajaran yang inovatif.Penelitian ini  dilaksanakan pada semester 1 tahun 2015/2016. Waktu yang dibutuhkan 4 bulan, mulai bulan September sampai Desember 2015. Subyek penelitian dalam penelitian adalah siswa kelas VIII D SMP Negeri I Mlonggo yang jumlahnya 40 siswa. Sasaran penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa. Alat untuk mengumpulkan data adalah observasi untuk mengetahui  aktivitas belajar siswa, sedangkan hasil belajar diperoleh dengan tes ulangan harian.Tindakan yang dilakukan guru dalam penelitian ini adalah model pembelajaran TwoStay Two Stray. Adapun prosedurnya pada siklus 1 siswa bekerja secara kelompok dan ketua kelompok menunjuk salah satu anggotanya untuk maju persentasi di depan kelas. Sedangkan siklus 2 siswa bekerja secara kelompok dan guru menunjuk salah satu siswa dalam kelompok tersebut untuk maju persentasi di depan kelas. Masing-masing siklus dilakuan 4 tahap : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Untuk menganalisis data digunakan analisis diskriptif komparatif untuk data kuantitatif, sedangkan untuk data kualitatif digunakan analisis diskriptif kualitatif.Hasil dari penelitian ini baik secara teoritis maupun empiris dengan menggunakan model Pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika tentang Teorema Pythagoaras bagi siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Mlonggo semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016. Aktivitas belajar meningkat dibandingkan dengan kondisi awal dari rendah menjadi tinggi. Hasil belajar siswa juga meningkat, pada kondisi awal nilai rata-rata kelas adalah 59,0, sedangkan nilai rata-rata kelas pada siklus terakhir adalah 73,9. Dengan demikian nilai rata-rata kelas naik 25,3% dari nilai rata-rata siswa pada kondisi awal. Oleh karena itu guru matematika dapat menerapkan model pembelajaran ini, dengan harapan aktivitas belajar siswa akan naik, dan hasil belajarnya juga meningkat.

Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar dan Model TwoStay Two Stray

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kegiatan belajar mengajar adalah merupakan kegiatan interaksi guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dan siswa dan sumber belajar. Menurut Slameto (1995:2)  “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Dari pengamatan peneliti di kelas selama ini sebagian besar siswa VIII D SMP Negeri 1 Mlonggo masih menganggap pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan, indikasinya setiap menerima pelajaran aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika masih rendah dan hasil belajar matematikanya  juga rendah.

Dalam pembelajaran yang dilakukan tanpa membentuk kelompok, tercatat aktivitas siswa sangat rendah. Dari 40 siswa hanya 2 siswa yang berani bertanya dan 3 siswa yang berani menjawab pertanyaan. Perhatian siswa terhadap pelajaran tergolong rendah, karena hanya 10 siswa yang mau mengerjakan soal darimateri yang sedang dipelajari. Dan hanya ada 2 orang siswa yang berani mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

Dari hasil ulangan harian yang telah dilaksanakan, nilai untuk kelas VIII D dari 40 siswa diperoleh nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40, sedangkan rata-rata kelasnya hanya 59,0. Hasil ini masih jauh dari harapan, karena Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan dalam KTSP SMP N 1 Mlonggo tahun 2015/2016  adalah 70.

Dalam menyampaikan pembelajaran selama ini, peneliti masih banyak menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas, sehingga sebagian besar siswa menganggap matematika pelajaran yang membosankan dan kurang menantang, karena belum digunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan kooperatif.  Dengan pembelajaran yang bervariasi dan kooperatif diharapkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran akan meningkat dan hasil belajar matematika juga akan meningkat.

Masalah yang dihadapi peneliti adalah aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika dan hasil belajar matematika rendah, yang diharapkan adalah aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan hasil belajar matematika akan meningkat. Kenyataan selama ini peneliti belum menggunakan model pembelajaran  kooperatif, yang salah satunya dengan menggunakan  tipe Two Stay Two Stray. Setelah menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray, diharapkan proses belajar mengajar akan lebih baik dan tidak monoton,sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran  dan hasil belajar matematika  juga akan meningkat.

Rumusan Masalah

   Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah : (1) Apakah dengan menggunakan  model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa  tentang Teorema Pythagoras bagi siswa kelas VIII D SMP N I Mlonggo semester I tahun pelajaran 2015/2016? (2) Apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooporatif  tipe Two StayTwo Stray dapat meningkatkan hasil belajar siswa  tentang Teorema Pythagoras bagi siswa kelas VIII D SMP N I Mlonggo semester I tahun pelajaran 2015/2016? Dan (3) Apakah dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa tentang Teorema Pythagoras  bagi siswa kelas VIII D SMP N I Mlonggo semester I tahun pelajaran 2015/2016?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika tentang Teorema Pythagoras bagi siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Mlonggo. (2) Untuk meningkatkan hasil belajar matematika tentang Teorema Pythagoras bagi siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Mlonggo. (3) Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika tentang Teorema Pythagoras bagi siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Mlonggo.

KAJIAN TEORI

Menurut Anton M. Mulyono (2001: 26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. (Djamarah, 2005:2). Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia paling dalam. Sujono (2003: 25) menyatakan bahwa: Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan yang paling penting adalh memikirkan dalam diri manusia itu dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.

Menurut Herman Hudojo (2003:123) matematika merupakan suatu ilmu yang berhubungan atau menelaah bentuk-bentuk atau struktur-struktur yang abstrak dan huungan-hubungan diantara hal-hal itu. Untuk dapat memahami struktur-struktur serta hubngan-hubungan tentu saja diperlukan pemahaman tentang konsep-konsep yang terdapat di dalam matematika itu.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah suatu ilmu yang berhubungan tentang konsep-konsep dan struktur-struktur yang abstrak serta hubungan diantara hal-hal tersebut.

Hasil belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa yang telah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh dari suatu aktivitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses yang mengakibatkan perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah laku, baik aspek  pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Hasil belajar merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan tingkat keberhasilan yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan usaha tertentu. Dalam hal ini hasil  belajar yang dicapai siswa dalam bidang  studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Sudjana (2003:3) menyatakan bahwa: ”Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu”. Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalamn atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan karena kebetulan.tingkat pencapaian hasil belajar oleh siswa disebut hasil belajar.

Hasil belajar matematika siswa merupakan suatu indikator untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran matematika.Sudjana (2003:3) menyatakan bahwa: ”Hasil belajar adalah perubahan tinkah laku yang timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu”. Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalamn atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan karena kebetulan.tingkat pencapaian hasil belajar oleh siswa disebut hasil belajar.Hasil belajar ini diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa atau kemampuan siswa dalam suatu pokok bahasan guru biasanya mengadakan tes hasil belajar.Hasil belajar dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh siwa setelah mengikuti suatu tes hasil belajar yang diadakan setelah selesai program pengajaran.

Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan dalam menguasai bidang studi matematika setelah memperoleh pengalaman atau proses belajar mengajar  dalam kurun waktu tertentu yang akan diperlihatkan melalui skor yang diperoleh dalam tes hasil belajar. Hasil belajar matematika dalam penelitian ini merupakan kecakapan nyata yang dapat diukur langsung dengan menggunakan tes hasil belajar matematika. Kecakapan tersebut menyatakan seberapa jauh atau seberapa besar tujuan pembelajaran atau kompetensi yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar matematika.

Model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray yaitu salah satu  pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain. Pembelajaran Two StayTwo Stray memungkinkan siswa untuk saling berbagi informasi dengan kelompok-kelompok lain. Penggunaan model pembelajaran kooperatif  Two Stay Two Stray akan mengarahkan siswa untuk aktif, baik dalam berdiskusi, tanya jawab, mencari jawaban, menjelaskan dan juga menyimak materi yang dijelaskan oleh teman.

Kerangka Berpikir

  Pada kondisi awal, peneliti dalam mengajar masih mengunakan metode konvensional yaitu ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas, kegiatan diskusi kelompok belum dilakukan dan belum menggunakan metode pembelajaran yang kooperatif. Dari pengamatan peneliti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika rendah dan hasil belajar matematika siswa juga rendah, indikasi rendahnya aktivitas siswa dan hasil belajar matematika  adalah banyaknya siswa yang diam dan kurang bersemangat dalam menerima pelajaran dan hasil belajar matematika, nilai rata-ratanya masih jauh dari KKM.  Untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar matematika diperlukan tindakan yang nyata dari guru.

Tindakan yang dipilih guru adalah model pembelajaran kooperatif  Two Stay Two Stray. Tindakan yang dilakuan guru dibagi menjadi 2 siklus, yaitu siklus I dan II. Pada siklus I guru menyampaikan materi pembelajaran dengan Two Stay Two Stray, siswa yang melakukan presentasi ditunjuk oleh ketua kelompok, sedangkan untuk siklus II guru menyampaikan meteri pembelajaran dengan Two Stay Two Stray, dilanjutkan siswa melakukan presentasi yang ditunjuk oleh guru. Setelah diberikan tindakan pada siklus I dan siklus II, maka kondisi akhir yang diharapkan adalah:

Hipotesis

Diduga dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif  Two Stay Two Stray, dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar metematika tentang Teorema Pythagoras  bagi siswa kelas VIII D SMP Negeri I Mlonggo semester I tahun pelajaran 2015/2016.

METODOLOGI  PENELITIAN

Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun ajaran 2015/2016, yaitu mulai bulan Septembersampai dengan bulan Desember 2015. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas VIII D SMP Negeri I Mlonggo Jepara tempat dimana peneliti bertugas. Peneliti mengambil kelas VIII D karena kelas tersebut terlihat kurang aktif jika mengikuti pembelajaran dan hasil belajar matematikanya masih rendah.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, observasi dan  tes tertulis.         (1) Teknik dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data dari  kondisi awal siswa,  (2)   Teknik observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan implementasi pembelajaran tipe Two Stay Two Stray  pada siklus I dan siklus II. (3)  Tes tertulis digunakan untuk mendapatkan data tentang hasil  belajar siswa.

Alat pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumen, lembar observasi dan butir soal. (1) Dokumen catatan personal siswa digunakan untuk mengumpulkan   data proses pembelajaran yaitu aktivitas siswa selama pembelajaran. Untuk hasil belajar matematika, alat pengumpulan datanya berupa daftar nilai ulangan harian, (2) Lembar observasi dibuat untuk observasi siklus 1 dan siklus 2. Dan (3) Butir soal digunakan untuk memperoleh data hasil belajar yang terdiri dari butir soal siklus 1 dan butir soal siklus 2

Validasi dan Analisis Data

 Dalam penelitian ini validasi datanya dengan 2 cara yaitu: (1) Data tentang hasil belajar matematika. Untuk data tentang hasil belajar matematika supaya datanya valid yang divalidasi adalah instrumennya yang berupa butir soal melalui kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal dibuat supaya : a) Soal yang dujikan tidak mengelompok dalam satu bahasan tertentu, melainkan menyebar keseluruh bahasan, b) Kisi-kisi sola dibuat supaya soal yang diujikan sesuai dengan kurikulum        (2) Data tentang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika. Untuk data tentang aktivitas siswa dalam pembelajaran supaya valid, menggunakan sistem triangulasi yaitu untuk mengecek keabsahan data dengan mengkonfirmasikan data yang telah ada ke sumber data, yaitu peneliti, kolaborator dalam hal ini teman sejawat guru matematika dan siswa.

Data kuantitatif yang telah diperoleh hasil belajar matematka tentang Teorema Pythagoras dianalisis dengan deskriptif komparatif yang dilanjutkan dengan refleksi. Deskriptif komparatif yaitu membandingkan nilai hasil belajar dari kondisi awal dengan hasil siklus I dan juga dibandingkan dengan hasil siklus II. Sedangkan refleksi yaitu membuat simpulan berdasarkan data deskriptif komparatif kemudian memberi ulasan dan menentukan action plan.

Sedangkan untuk data kualitatif tentang proses pembelajaran dianalisis dengan deskriptif kualitatif dilanjutkan dengan refleksi.Deskriptif kualitatif yaitu membandingkan data kualitatif proses pembelajaran dari kondisi awal dengan siklus I serta membandingkan hasilnya dengan hasil siklus II. Sedangkan refleksi yaitu membuat simpulan berdasarkan data deskriptif kualitatif kemudaian memberi ulasan dan menentukan action plan

Prosedur Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat dua kali tindakan dan dua kali siklus, masing-masing siklus ada 4 tahapan yaitu: 1) Perencanaan tindakan (planing), 2) Pelaksanaan tindakan berdasarkan perencanaan (acting) 3) Pengamatan dari pelaksanaan tindakan (observation) 4) Refleksi berdasarkan hasil tindakan (reflecting).

HASIL PENELITIAN

Deskripsi Kondisi Awal

               Dari hasil ulangan harian matematika sebelumnya, hasil belajarnya masih rendah. Hal ini ditunjukkan masih banyaknya siswa yang nilainya masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dalam KTSP SMP Negeri 1 Mlonggo yaitu 70. Dari 40 siswa kelas VIII D yang nilainya 70 atau lebih hanya 8 siswa. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang tuntas hanya 20 %, dengan rata-rata 59,0. Jika dilihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 1

Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal

No

Uraian

Nilai

1

Nilai terendah

40,0

2

Nilai Tertinggi

80,0

3

Nilai Rata-rata

59,0

4

Rentang Nilai

40

Dalam pembelajaran yang dilakukan dengan membentuk kelompok, tercatat aktivitas siswa sangat rendah. Dari 40 siswa yang berani bertanya mempunyai skor 42 dengan skor maksimum 160 sehingga persentase ketercapaiannya 26% termasuk katergori rendah, siswa yang berani menjawab pertanyaan guru mempunyai skor 43 dengan skor maksimum 160 sehingga persentase ketercapaiannya 27% termasuk kategori rendah, siswa yang mau mengerjakan tugasdari materi yang sedang dipelajari mempunyai skor 50 dari skor maksimum 160 sehingga ketercapaiannya 31% termasuk kategori rendah,  dan siswa yang berani presentasi mempunyai skor 42 dari skor maksimum 160 sehingga ketercapaiannya 26% termasuk kategori rendah.

Jika dilihat pada tabel sebagai berikut:

Gambar 1

Persentase keaktivan siswa kondisi Awal

Deskripsi Siklus 1

Dari hasil tes ulangan harian terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah mengalami peningkatan. Siswa yang nilainya 70 keatas ada 20 siswa, berarti terdapat 20 siswa yang tuntas atau 50 %. Nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 45, sehingga rentangnya 45, dan rata-ratanya 62,8.  Nilai rata-rata masih dibawah KKM, karena KKM dalam KTSP SMP Negeri 1 Mlonggo untuk tahun pelajaran 2015/2016 adalah 70. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2

Nilai Ulangan Harian Siklus 1

No

Uraian

Nilai

1

Nilai terendah

45,0

2

Nilai Tertinggi

90,0

3

Nilai Rata-rata

68,2

4

Rentang Nilai

45

Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran selama siklus 1 adalah sebagai berikut : 1) aspek berani bertanya jumlah skornya 53 dengan skor maksimum 160 sehingga persentase ketercapaiannya 33 %  termasuk dalam kategori sedang, 2) aspek menjawab pertanyaan jumlah skornya 55  dengan skor maksimum 160 sehingga persentase ketercapaiannya adalah 35  %, termasuk kategori sedang, 3) aspek mengerjakan tugas jumlah skornya 70  dengan skor maksimum 160 sehingga ketercapaiannya 44 % termasuk dalam katergori sedang,  4) aspek berani presentasi skornya 50 dengan skor maksimum 160 sehingga ketercapaianya adalah 31 % termasuk kategori sedang.

Jika dilihat pada grafik adalah sebagai berikut :

Gambar 2

Persentase keaktivan siswa siklus 1

Deskripsi Siklus 2

Dari hasil tes ulangan harian siklus 2 terlihat bahwa sebagian besar siswa sudah mengalami peningkatan. Siswa yang nilainya 70 keatas ada 30 siswa, berarti terdapat 30 siswa yang tuntas atau 75 %. Nilai tertinggi 95 dan nilai terendah 49, sehingga rentangnya 46, dan rata-ratanya 73,9.  Nilai rata-rata sudah diatas KKM, karena KKM dalam KTSP SMP Negeri 1 Mlonggo untuk tahun pelajaran 2015/2016 adalah 70. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3

Nilai Ulangan Harian Siklus 2

No

Uraian

Nilai

1

Nilai terendah

49,0

2

Nilai Tertinggi

95,0

3

Nilai Rata-rata

73,9

4

Rentang Nilai

46

 Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran selama siklus 2 adalah sebagai berikut : 1) aspek berani bertanya jumlah skornya 72 dengan skor maksimum 160 sehingga persentase ketercapaiannya 45 %  termasuk dalam kategori sedang, 2) aspek menjawab pertanyaan jumlah skornya 60  dengan skor maksimum 160 sehingga persentase ketercapaiannya adalah 38  %, termasuk kategori sedang, 3) aspek mengerjakan tugas jumlah skornya 78  dengan skor maksimum 160 sehingga ketercapaiannya 49 % termasuk dalam katergori sedang,  4) aspek berani presentasi skornya 68 dengan skor maksimum 160 sehingga ketercapaianya adalah 43 % termasuk kategori sedang.

Jika dilihat pada tabel sebagai berikut:

Gambar 3

Persentase keaktivan siswa siklus 2

Hasil Tindakan

  1. Proses Pembelajaran.

Dengan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif Two Stay TwoStray, dari kondisi awal ke kondisi akhir terjadi peningkatan aktivitas siswa yang meliputi keberanian bertanya dari rendah menjadi tinggi, kemampuan menjawab pertanyaan dari rendah menjadi sedang, kemauan mengerjakan tugas dari rendah menjadi tinggi, dan keberanian persentasi dari rendah menjadi sedang.

Gambar 4

Aktivitas siswa dalam pembelajaran

  1. Hasil Belajar.

Dengan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif Two Stay TwoStray, dari kondisi awal ke kondisi akhir terjadi peningkatan hasil belajar,  dari nilai rata-rata  59,0 menjadi 73,9,  terjadi peningkatan sebesar 14,9 poin atau 25,3 %

Gambar 5

Grafik hasil belajar matematika

PENUTUP

Simpulan:

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) Dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika bagi siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Mlonggo tentang Teorema Pythagoras semester I tahun pelajaran 2015/2016 baik secara teoritis maupun empiris. (2) Dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan hasil belajar matematika bagi siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Mlonggo tentang Teorema Pythagoras semester I tahun pelajaran 2015/2016 baik secara teoritis maupun empiris. (3) Dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa  matematika bagi siswa kelas VIII D SMP Negeri 1 Mlonggo tentang Teorema Pythagoras semester I tahun pelajaran 2015/2016 baik secara teoritis maupun empiris.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat dikemukakan saran-saran sebagai beriku: (1) Kepada siswa-siswa hendaknya selalu aktif dalam kegiatan pembelajaran, yaitu berani bertanya, mau menjawab pertanyaan dari guru/ teman, mau mengerjakan tugas yang diberiakan guru dan berani presentasi di depan kelas. (2) Kepada guru matematika hendaknya lebih kreatif dalam memilih model pembelajaran untuk dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, yang salah satunya menggunakan model pembelajaran Two  Stay Two Stray.(3)Kepada Kepala Sekolah untuk dapat mendukung dan memfsilitasi guru yang kreatif dalam memilh model pembelajaran yang inovatif.

DAFTAR PUSTAKA

Anton M. Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Grasindo

Djamarah,  2012. Guru & Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta

Herman Hudoyo, 2003. Strategi Belajar Matematika. Jakarta : Depdiknas

Joko Suprijono, 2009. Coopertif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Kunandar, 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Raja Grafindo

Lie, Anita. 2002. Mempraktikkan Cooperative Learning di Kelas. Jakarta: Grasindo

Sudjana,Nana,2003. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar Algensindo. 

Sujono, 1999. Pengajaran Matematika Untuk Sekolah Menengah. Jakarta: P2LPTK