Published using Google Docs
ptk ipa kl 5 jurnal herwanti kwarasan 02.doc
Updated automatically every 5 minutes

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA BELAJAR IPA PADA KONSEP  STRUKTUR BAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI

SISWA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI KWARASAN  02,

KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh: Herwanti

SD Negeri Kwarasan 02, Grogol, Sukoharjo

ABSTRAK

Tujuan dari pada Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang studi IPA . Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, tempat pelaksanaan penelitian di SD Negeri Kwarasan 02 dengan subjek penelitian seluruh siswa kelas V  SD Negeri Kwarasan 02,  Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun Pelajaran 2013/2014  yang berjumlah 18 siswa.Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan tes. Analisis data dilakukan dengan 3 (tiga) tahapan meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hipotesis menyatakan: Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep struktur bahan melalui  metode demonstrasi  siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014. Data empiris menyatakan bahwa hasil belajar siswa konsep struktur bahan dengan menggunakan metode demonstrasi dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 63,5 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 5 siswa (27,7,%) ke kondisi akhir nilai rata-rata 70,6 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 16 siswa (88,9%) pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.Sehingga dapat disimpulkan bahwa, metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep struktur bahan  siswa kelas V semester I SDN Kwarasan 02, kecamatan Grogol, kabuparen Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kata kunci:  IPA, Aktivitas siswa , metode demonstrasi.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kegiatan pelaksanaan proses pembelajaran IPA di kelas V (lima) SD  Negeri Kwarasan 02 berlandaskan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Setiap      hari guru harus mempersiapkan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) IPA dan mengisi agenda batas pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru melaksanakan proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan pada setiap akhir pembelajaran. Jadi, guru menerangkan materi kepada siswa kemudian guru melakukan evaluasi dengan memberikan tugas yang sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Selain itu, guru juga tidak menggunakan media dalam proses pembelajaran yang pada dasarnya media sangat berguna dalam setiap pembelajaran siswa.

Dari kegiatan guru dan siswa kelas V SD Negeri Kwarasan  02 di atas, maka ada beberapa masalah yang timbul dalam pelaksannaan kegiatan proses pembelajaran IPA. Adapun masalah-masalah tersebut adalah : 1) beberapa orang siswa tidak memperhatikan guru saat menerangkan materi       pembelajaran, 2) siswa mengantuk dalam kegiatan pembelajaran IPA,  3) siswa malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, 4) siswa sering ribut dalam kelas dan  5) kurangnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA.

Masalah-masalah di atas sangat mempengaruhi proses pembelajaran IPA. Dari banyak masalah itu, ada satu masalah yang dianggap penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Adapun masalah tersebut adalah kurangnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA. Ciri-ciri dari masalah itu di antaranya ; siswa kurang aktif bertanya, siswa hanya memperhatikan guru menerangkan materi pembelajaran (aktivitas siswa tidak ada) dan siswa tidak memperhatikan guru menerangkan materi pembelajaran.

Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang ada, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas V (lima) SD Negeri Kwarasan 02 dalam bidang studi IPA pada konsep struktur bahan dengan metode demonstrasi?”

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

  1. Meningkatkan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA.
  2. Meningkatkan kreatifitas guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA.
  3. Guru dapat menerapkan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran IPA.
  4. Meningkatkan mutu SDM siswa dan guru SD Negeri Kwarasan 02 .

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

  1. Meningkatnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA.
  2. Meningkatnya kemampuan guru dalam meaksanakan kegiatan pembelajaran IPA.
  3. Berkembangnya metode yang tepat dalam kegiatan pembelajaran.
  4. Meningkatnya mutu SD Negeri Kwarasan 02.

KAJIAN PUSTAKA

Kajian Teori

    1. Pembelajaran IPA

        Pembelajaran IPA pada Sekolah Dasar (SD) sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan siswa tentang konsep pengatahuan alam di sekitarnya. Pada tingkat sekolah dasar siswa diharapkan mampu untuk mengembangkan dirinya dan meningkatkan pengetahuan dalam mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.Proses pembelajaran IPA SD dibentuk sedemikian rupa dan pelaksanaannya dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dalam proses pembelajaran IPA, siwa akan mendapatkan pengetahuannya baik itu dari dalam dirinya maupun lingkungan yang ada di sekitarnya. Jadi, siswa akan mendapatkan pengetahuannya dengan menemukan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan.Pembelajaran IPA sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari siswa. Siswa dapat mengaplikasikan langsung akan pengetahuan yang mereka miliki dari sekolah dengan kehidupan atau lingkungan yang berada di sekitarnya. Jadi, pembelajaran IPA sangat bermakna dan nyata alam kehidupan sehari-hari.

2. Pendekatan Pembelajaran IPA di SD

        Dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPA di SD harus dilaksanaka dengan cara yang tepat dan sesuai dengan perkembangan siswa untuk mendapatkan pengetahuan tersebut. Pembelajaran harus menumbuhkan keingintahuan anak akan lingkungan di sekitarnya. Jadi, proses pembelajaran dilaksanakan dengan mengkaitkan pengetahuan yang dimilikinya dengan dunia nyata mereka. Sehingga pembelajaran atau pengetahuan yang mereka dapatkan akan lebih bermakna dan nyata dalam kehidupan mereka.Untuk mencapai pengetahuan tersebut di atas, sekolah harus mampu menciptakan proses pembelajaran IPA dengan menggunakan konsep pembelajaran dan pendekatan yang tepat. Sehingga pengetahuan yang siswa dapatkan dapat benar-benar bermanfaat dalam kehidupan mereka. Pendekatan yang dapat dilaksanakan dalam pembelajaran IPA adalah pendekatan kontekstual.

        Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, pembelajaran IPA lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan menstransfer pengetahuan dari guru ke siswa.

3. Model Pembelajaran dalam IPA

        Pendekatan kontekstual memiliki konsep pembelajaran yang menarik bagi siswa sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Pendekatan ini memiliki bermacam-macam metode dan model pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran tersebut adalah demonstrasi.Demonstrasi artinya unjuk kerja (praktek). Metod ini digunakan dalam proses pembelajaran dengan mengikutsertakan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Jadi, siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang dilaksanakan.

Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi ini adalah sebagai berikut : a) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok.b) Guru menyajikan materi pembelajaran.c) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk melakukan demonstrasi materi yang sedang dipelajari (menyiapkan alat-alat demonstrasi).d) Siswa melakukan pengamatan terhadap demonstrasi yang dilakukan.e) Siswa mengisi LKS yang diberikan oleh guru.f)Siswa membuat kesimpulan demonstrasi.g) Guru melakukan refleksi.

4. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA

        Aktivitas adalah kegiatan. Kegiatan siswa sangat diharapkan dalam pembelajaran. Sehingga siswa tidak jenuh dan bosan dalam belajar. Aktivitas dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman manusia (1990,wasty Soemanto).Dalam pembelajaran IPA aktivitas siswa sangat diperlukan untuk meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih baik. Sehingga kemampuan dan pengetahuan siswa dapat terpenuhi dalam kehidupan sehari-hari.Guru pun menjadi lebih mudah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA jika semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran.

        Wujud aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di SD, antara lain : a) Memperhatikan guru saat menerangkan materi pembelajaran.b) Aktif bertanya.c) Mengikuti kegiatan praktek dalam kelas.d) Aktif dalam kegiatan kelompok besar maupun kecil.Sementara manfaat aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA di SD, antara lain : a) Pembelajaran dapat lebih menjadi aktif.b) Indikator pembelajaran dapat tercapai dengan baik.c) Guru lebih mudah melaksanakan pembelajaran.d) Meningkatnya pengetahuan siswa.

Kerangka Berpikir

        Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat secara teori hubungan langsung sebab akibat antara variabel dependent dan variabel independent, bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. Hubungan antara variabel dependent dan variabel independent dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut :

Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA rendah.

Penggunaan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran IPA.

Meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

HIPOTESIS TINDAKAN

        Berdasarkan uraian dan teori serta kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep Struktur Bahan siswa  Kelas V Semester I  di SD Negeri Kwarasan 02 Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014”.

METODE PENELITIAN

Setting Penelitian

        Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada Semester I Tahun pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan , dimulai bulan  Agustus Sampai Bulan Oktober 2013.:Tempat  Penelitian Tindakan Kelas ini adalah di SD Negeri Kwarasan 02, Kecamatan Grogol , Kabupaten Sukoharjo. SD Negeri Kwarasan 02 termasuk Sekolah Dasar yang berada  di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Peneliti sebagai guru kelas V SD Negeri Kwarasan 02 menem,ukan masalah yang dialami oleh anak didiknya, yaitu rendahnya hasil belajar IPA.

Subjek dan Obyek  Penelitian

        Subyek dalam Penelitian tindakan kelas  ini adalah seluruh siswa kelas V   SDN Kwarasan 02 semester I tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 14 siswa. Sedangkan obyek penelitian ini adalah peningkatan aktivitas siswa belajar IPA pada konsep struktur bahan melalui penerapan metode Demonstrasi.

Sumber Data

        Data yang digunakan sebagai bahan analisis data adalah data nilai hasil belajar IPA siswa kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan penelitian,data nilai hasil belajar siswa  siklus I, dan data nilai hasil belajar siswa  siklus II. Data tersebut antara lain :

  1. Data kondisi awal, yaitu nilai hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kwarasan 02 semester I tahun pelajaran 2013/2014 pada kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan penelitian.
  2. Data Siklus I, yaitu nilai hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kwarasan 02 semester I tahun pelajaran 2013/2014  pada  siklus I
  3. Data Siklus II, yaitu nilai hasil belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Kwarasan 02 semester I tahun pelajaran 2013/2014 pada  siklus II

Tehnik dan alat Pengumpulan Data

        Tehnik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

  1. Data hasil belajar IPA pada kondisi awal sebelum pelaksanaan PTK dikumpulkan dengan tehnik dokumentasi.Instrumen yang digunakan adalah Buku daftar nilai IPA kelas V SD Negeri Kwarasan 02.
  2. Data hasil belajar IPA pada siklus I dikumpulkan dengan tehnik tes tertulis tentang materi struktur bahan
  3. Data hasil belajar IPA pada siklus II dikumpulkan dengan tehnik tes tertulis tentang materi struktur bahan

Validasi Data

        Validasi data pada penelitian ini menggunakan dua validasi yaitu :

  1. Validasi data hasil belajar siswa kelas V,siklus I, dan siklus II yang diperoleh dengan tehnik tes dilakukan validasi isi.
  2. Validasi data observasi dilakukan dengan triangulasi data,yaitu peneliti membandingkan hasil observasinya dengan hasil observasi kolaborator.

Analisi data

        Setelah data penelitian dikumpulkan, maka peneliti melakukan analisis data.Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tehnik deskripsi komparatif dan dilanjkutkan dengan reflektif.Analisis deskriptif komperatif dilakukan dengan membandingkan peningkatan hasil belajar IPA dari kondisi awal ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II.Analisis difokuskan pada nilai tertinggi,nilai terendah, nilai rata-rata dan ketuntasan siswa dalam prosentase.

Indikator Kinerja

        Indikator kinerja dapat dilihat dengan membandingkan peningkatan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II. Sedangkan indikator kinerja penelitian ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :

  1. Nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa kelas V mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70
  2. Mininal 80 % siswa kelas V SD Negeri Kwarasan 02 mencapai KKM pada pelajaran IPA

Prosedur Penelitian

        Penelitian ini merupakan jenis Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus .Desain penelitian tindakan ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart,setiap penelitian tindakan terdiri dari : Perencanaan(planning), Tindakan (Acting),pengamatan (observing), dan refleksi ( reflecting). Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus .Pada model Kemmis dan Mc Taggart antara komponen tindakan (acting) dan pengamatan (observing) dijadikan sebagai satu kesatuan .Secara sederhana,desain penelitian tindakan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

HASIL TINDAKAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Masalah yang dialami oleh siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam pelajaran IPA adalah rendahnya kemampuan menggunakan metode Dmonstrasi  untuk meningkatkan  prestasi belajar konsep Struktur bahan pada mata pelajaran IPA. Hal tersebut terlihat dari nilai siswa yang rendah pada nilai tes tertulis maupun nilai praktik. Untuk lebih jekasnya dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut.

Tabel 4.1 Nilai Hasil Siswa pada Kondisi Awal

Uraian

Nilai Praktek

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Nilai rata-rata

KKM

80

40

61

70

Ketuntasan

5 siswa (35,7 %)

Gambar 4.1. Grafik Nilai Hasil Belajar,Siswa pada Kondisi Awal

Dari data di atas, pada kondisi awal ini nilai rata-rata siswa hanya 61, jauh di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dalam pembelajaran matematika di SDN Kwarasan 02, yaitu 70. Hanya 5 siswa  atau 35,7 % dari total 14 siswa kelas V yang mencapai nilai KKM, masih ada 9  siswa yang nilainya di bawah KKM. Ada 2 faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar konsep struktur bahan  masih rendah pada siswa kelas V SDN Kwarasan  02, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal siswa tersebut antara lain: motivasi, intelegensi, kebiasaan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai fasilitator kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.  

Pada pembelajaran IPA selama ini masih menggunakan metode pembelajaran yang monoton, yaitu ceramah dan instruksi langsung. Dengan metode ini membuat siswa kurang aktif, hanya guru yang aktif menyampaikan materi. Dan berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderung tidak tertarik atau jenuh dengan pelajaran IPA sehingga menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa di sekolah.

Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti sekaligus sebagai guru kelas akan melaksanakan suatu penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan pretasi belajar siswa pada konsep struktur bahan . Diharapkan melalui penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan pretasi belajar konsep struktur bahan pada siswa kelas V Semester I di SDN Kwarasan 02 semester I tahun pelajaran 2013/2014

Deskripsi Hasil Siklus I

Hasil pengamatan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan, banyak siswa terlihat belum aktif dan canggung karena siswa belum terbiasa menggunakan media / alat peraga dalam pembelajaran, serta beberapa siswa yang kurang fokus dalam pembelajaran. Setelah guru memberi motivasi, siswa mengikuti pelajaran dengan baik. Meskipun demikian, motivasi siswa dalam menerima penjelasan guru masih cukup tinggi. Siswa saling membantu dan bekerjasama dengan temannya, yang diam dan pasif terus berupaya untuk bisa. Demikian upaya guru dalam memotivasi para siswa. Ternyata upaya ini cukup berhasil, siswa berusaha untuk aktif dalam mengikuti praktik memahami struktur bahan  dengan alat bantu benda abstrak dengan menggunakan metode demonstrasi.

Dari hasil tes tertulis kemampuan menggunakan metode demonstrasi   untuk meningkatkan prestasi belajar konsep struktur bahan  pada  siswa kelas V adalah sebagai berikut:

          Tabel 1

Daftar nilai hasil Kondisi Awal

Pembelajara IPA kelas V SD Negeri Kwarasan 02

tahun pelajaran 2013/2014

No.

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Lisa Setiyani

60

Belum Tuntas

2

Riyan Yulianto

50

Belum Tuntas

3

Aldo Rafianto

50

Belum Tuntas

4

Ayu Pratiwi

40

Belum Tuntas

5

Bani Murdoko

50

Belum Tuntas

6

Didik Indriyanto Utomo

60

Belum Tuntas

7

Eko Bagus Setiyawan

80

 Tuntas

8

Harnanda Eva M.

75

 Tuntas

9

Nurlaila A.

80

 Tuntas

10

Andika Setiawan

60

Belum Tuntas

11

Risa Widya F

75

Tuntas

12

Sandi Aldi P

75

 Tuntas

13

Satrio Ingki W

60

Belum Tuntas

14

Sri Purnomo

40

Belum Tuntas

Jumlah

855

Rata-rata

61

Tertinggi

80

Terendah

40

Ketuntasan

5 Siswa (35,7%)

Belum Tuntas

13 Siswa (64,3%)

Tabel 1.1 Kondisi Awal sebelum  menggunakan metode Demonstrasi

Uraian

Nilai Praktek

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Nilai rata-rata

KKM

80

40

61

70

Ketuntasan

5 siswa (35,7 %)

Gambar 1.2 Grafik Kemampuan menggunakan metode demonstrasi Siswa pada Siklus I

Tabel 2

Daftar nilai hasil pembelajaran siklus 1

Pembelajara IPA kelas V SD Negeri Kwarasan 02

tahun pelajaran 2013/2014

No.

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Lisa Setiyani

80

Tuntas

2

Riyan Yulianto

60

Belum Tuntas

3

Aldo Rafianto

70

Tuntas

4

Ayu Pratiwi

50

Belum Tuntas

5

Bani Murdoko

80

Tuntas

6

Didik Indriyanto Utomo

60

Belum Tuntas

7

Eko Bagus Setiyawan

80

 Tuntas

8

Harnanda Eva M.

90

 Tuntas

9

Nurlaila A.

80

 Tuntas

10

Andika Setiawan

60

Belum Tuntas

11

Risa Widya F

80

Tuntas

12

Sandi Aldi P

80

 Tuntas

13

Satrio Ingki W

80

Tuntas

14

Sri Purnomo

80

Tuntas

Jumlah

1030

Rata-rata

73,6

Tertinggi

90

Terendah

5

Ketuntasan

10 Siswa (71,4%)

Belum Tuntas

4 Siswa (28,6%)

Tabel 2.1 Kemampuan menggunakan metode demonstrasi

konsep struktur bahan  pada Siklus I

Uraian

Nilai Praktek

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Nilai rata-rata

KKM

90

50

71,4

70

Ketuntasan

10 siswa (71,4 %)

Gambar 2.2 Grafik Kemampuan menggunakan metode demonstrasi

pada Siklus I

Melalui penerapan metode demonstrasi memahami struktur bahan dengan pada siklus I, nilai rata-rata kemampuan siswa adalah 73,6, nilai tertinggi 80 dan nilai terendah adalah 50. Sedangkan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sejumlah 10 siswa (71,4%) dari total 14 siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2013.

Refleksi hasil implementasi penerapan pada siklus I adalah sebagai berikut,

Uraian

Kondisi Awal

Siklus I

Tindakan

Belum menerapkan praktik menggunakan metode demonstrasi,media/alat peraga dalam pembelajaran IPA.

Sudah menerapkan praktik menggunakan metode demonstrasi,media/alat peraga dalam pembelajaran IPA.

Nilai terendah

Nilai tertinggi

Nilai rata-rata

Ketuntasan

40

80

61

5 siswa (35 %)

50

90

73,6

10 siswa (71,4 %)

Dari tabel di atas diperoleh fakta bahwa kemampuan menggunakan metode demonstrasi  untuk memahami struktur bahan , siswa pada kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan, nilai rata-ratanya adalah 61 (jauh di bawah nilai KKM), nilai tertinggi 80, nilai terendah 4 dan hanya 5 siswa (35,7%) yang mencapai nilai KKM.

               Pada siklus I, melalui penerapan praktik kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan , siswa menunjukkan peningkatan. Nilai rata-rata siswa menjadi 73,6  (masih di bawah nilai KKM), nilai tertinggi 90, nilai terendah 50 dan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 10  siswa (71,4 %).

               Meskipun terjadi peningkatan pada siklus I ini, namun peningkatannya belum mencapai indikator keberhasilan dalam penelitan ini. Maka peneliti dan guru kolaborator memutuskan untuk melanjutkan tindakan penelitian ke siklus II dengan tetap menerapkan praktik kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan , dengan perbaikan pada kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I

Deskripsi Hasil Siklus II

Hasil Pengamatan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator, pada siklus II ini siswa menunjukkan peningkatan dibandingkan siklus I. Pada kegiatan pembelajaran siklus II, secara umum siswa dapat  menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan  dengan baik . Siswa juga tampak semakin  percaya diri, hal ini karena siswa telah melaksanakan diskusi dengan teman tim sebelumnya. Bila dibandingkan dengan penampilan kegiatan pembelajaran pada siklus I, interaksi siswa lebih baik. Kemampuan siswa pada siklus II dapat dilihat sebagai berikut, :

Tabel 3

Daftar nilai hasil pembelajaran siklus II

Pembelajara IPA kelas V SD Negeri Kwarasan  02

Tahu pelajaran 2013/2014

No.

Nama Siswa

Nilai

Keterangan

1

Lisa Setiyani

80

Tuntas

2

Riyan Yulianto

70

Tuntas

3

Aldo Rafianto

90

Tuntas

4

Ayu Pratiwi

70

Tuntas

5

Bani Murdoko

80

Tuntas

6

Didik Indriyanto Utomo

80

Tuntas

7

Eko Bagus Setiyawan

80

 Tuntas

8

Harnanda Eva M.

100

 Tuntas

9

Nurlaila A.

80

 Tuntas

10

Andika Setiawan

80

Tuntas

11

Risa Widya F

80

Tuntas

12

Sandi Aldi P

80

 Tuntas

13

Satrio Ingki W

80

Tuntas

14

Sri Purnomo

80

Tuntas

Jumlah

1130

Rata-rata

80,7

Tertinggi

100

Terendah

70

Ketuntasan

14 Siswa (100%)

Belum Tuntas

0  Siswa (0 %)

Tabel  Kemampuan Siswa pada Siklus II

Uraian

Nilai Praktek

Nilai tertinggi

Nilai terendah

Nilai rata-rata

KKM

100

70

80,7

70

Ketuntasan

14 siswa (100 %)

Gambar 4.1. Grafik kemampuan Siswa pada Siklus II

Nilai rata-rata kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur  siswa kelas V  SDN Kwarasan 02 pada siklus II adalah 80,7  (di atas nilai KKM), nilai tertinggi 100, nilai terendah 70 dan siswa yang berhasil mencapai nilai KKM sebanyak 14 siswa (100%), berarti hanya 0 siswa yang nilainya di bawah KKM. Peningkatan kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan   siswa kelas V SDN Kwarasan 02 pada siklus II jika dibandingkan siklus I adalah sebagai berikut,

Uraian

Siklus I

Siklus II

Tindakan

Sudah menerapkan praktik kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan pembelajaran IPA.

Sudah menerapkan praktik kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan   pembelajaran IPA.

Nilai terendah

Nilai tertinggi

Nilai rata-rata

Ketuntasan

50

90

73,6

10 siswa (71,4 %)

70

100

80,7

14 siswa (100 %)

Dari tabel di atas, secara empiris diperoleh fakta bahwa kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan   siswa setelah pelaksanaan tindakan penelitian siklus II melalui penerapan praktik  menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan  menunjukkan peningkatan daripada siklus I. Pada siklus I, nilai rata-rata kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan   siswa kelas V adalah 71,4  (di bawah nilai KKM), nilai tertinggi 90, nilai terendah 50 dan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 10 siswa (71,4 %).Pada siklus II kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan  siswa kelas II menunjukkan peningkatan, menjadi nilai rata-rata 73,6 (di atas nilai KKM), nilai tertinggi 100, nilai terendah 70 dan  siswa yang mencapai nilai KKM menjadi 14 siswa (100%), berarti hanya 0 siswa yang nilainya di bawah KKM.

Peningkatan kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan  siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitan tindakan kelas ini. Jadi melalui penerapan praktik menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar konsep struktur bahan   pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.

Peningkatan kemampuan  menggunakan metode demonstrasi  untuk memahami struktur bahan pada siswa kelas V SDN Kwarasan  02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitan tindakan kelas ini. Maka peneliti dan guru kolaborator memutuskan untuk menghentikan tindakan penelitian.Jadi melalui penerapan praktik kemampuan  menggunakan metode demonstrasi  dapat meningkatkan prestasi belajar konsep struktur bahan   pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.

4.  Pembahasan        

Tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam ini adalah meningkatkan prestasi belajar konsep struktur bahan dengan menggunakan metode demonstrasi  pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui penerapan praktik kemampuan  menggunakan metode demonstrasi  dalam memahami struktur bahan . Data kemampuan siswa adalah sebagai berikut,

Tabel 4.5 Peningkatan Kemampuan Siswa

Uraian

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Nilai terendah

Nilai tertinggi

Nilai rata-rata

Ketuntasan

40

80

61

5 siswa (35,7%)

50

90

73,6

10 siswa (71,4%)

70

100

80,7

14 siswa (100%)

Pada kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan, kemampuan  menggunakan metode demonstrasi  dalam memahami struktur bahan  pada siswa nilai rata-ratanya adalah 61  (jauh di bawah nilai KKM), nilai tertinggi 80, nilai terendah 40 dan hanya 5 siswa (35,7 %) yang mencapai nilai KKM.Pada siklus I, melalui penerapan praktik kemampuan  menggunakan metode demonstrasi  dalam memahami struktur bahan  pada siswa menunjukkan peningkatan. Nilai rata-rata siswa menjadi 73,6 (masih di bawah nilai KKM), nilai tertinggi 90, nilai terendah 50 dan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 10 siswa (71,4 %).

Pada siklus II kemampuan   menggunakan metode demonstrasi dalam memahami struktur bahan pada siswa kelas II menunjukkan peningkatan, menjadi nilai rata-rata 80,7 (di atas nilai KKM), nilai tertinggi 100, nilai terendah 70 dan  siswa yang mencapai nilai KKM menjadi 14 siswa (100%), berarti hanya 0  siswa yang nilainya di bawah KKM.Jadi melalui penerapan praktik kemampuan  menggunakan metode demonstrasi  dalam memahami struktur bahan dapat meningkat dari kondisi awal nilai rata-rata siswa  61  dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 5 siswa (34,7 %) ke kondisi akhir nilai rata-rata 80,7 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 14 siswa (100 %) pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.

Hasil Tindakan

Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran  IPA melalui penerapan praktik kemampuan  menggunakan metode demonstrasi  dalam memahami struktur bahan  pada siswa di kelas V SDN Kwarasan 02 ini dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Pada setiap siklus, data yang diambil adalah nilai praktek dan nilai tes tertulis pada akhir siklus. Secara empiris diperoleh hasil tindakan sebagai berikut:  melalui penerapan praktik menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar konsep struktur bahan dari kondisi awal nilai rata-rata siswa  61 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 5 siswa (35,7 %) ke kondisi akhir nilai rata-rata 80,7 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 14 siswa (100 %) pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I  Tahun Pelajaran 2013/2014.

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas melalui penerapan kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan   dalam 2 (dua) siklus, diperoleh hasil sebagai berikut:Hipotesis menyatakan: diduga melalui penerapan praktik  menggunakan  metode demonstrasi  dapat meningkatkan hasil belajar konsep struktur bahan  pada siswa kelas V SDN Kwarasan  02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.

Data empiris menyatakan bahwa melalui penerapan praktik menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan Prestasi belajar konsep  struktur bahan   dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 61 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 5 siswa (35,7 %) ke kondisi akhir nilai rata-rata 80,7 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 14 siswa (100 %) pada siswa kelas V SDN Kwarasan  02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.Sehingga dapat disimpulkan bahwa, melalui penerapan praktik  menggunakan  metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar konsep  struktur bahan pada siswa kelas V Kwarasan  02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014

Saran

Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan, yaitu:

  1. Bagi Guru

a.Guru IPA dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya mendorong siswa      untuk senantiasa bersemangat dan bermotivasi tinggi.

b.Dalam proses pembelajaran, guru harus mempersiapkan sarana      dan   memilih  instruktur siswa yang benar-benar kompeten.

  1. Bagi siswa
  1. Dengan pembelajaran yang menggunakan media/alat peraga, hendaknya siswa dapat memanfaatkannya dengan baik sehingga kemampuan siswa dapat meningkat.

b.Dalam menggunakan media /alat peraga hendaknya siswa lebih aktif   dalam   pembelajaran.

  1. Untuk Sekolah

         Sekolah hendaknya mendorong guru untuk mengembangkan kreasinya dalam pembelajaran dengan menggunakan  metode,media / alat peraga, karena inti sekolah sebagai penjamin mutu pendidikan di tingkat yang paling dasar sangat mendesak dan perlu mendapat perhatian serius. Disaat hampir semua guru sudah menikmati tunjangan guru, sekolah mempunyai kewajiban untuk mengubah pola pikir  guru yang masih sebagian mapan dengan model tradisionalnya.

DAFTAR PUSTAKA

Soemanto wasty,1990.”Psikologo Pendidikan”,Jakarta:PT.Renika

Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.

Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Saliwangi, B. 1988. Pengantar Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang.

Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.

Penulis:

Oleh: Herwanti,S.Pd

SD Negeri Kwarasan 02, Grogol, Sukoharjo