UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA BELAJAR IPA PADA KONSEP STRUKTUR BAHAN MELALUI METODE DEMONSTRASI
SISWA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI KWARASAN 02,
KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Oleh: Herwanti
SD Negeri Kwarasan 02, Grogol, Sukoharjo
ABSTRAK
Tujuan dari pada Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang studi IPA . Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, tempat pelaksanaan penelitian di SD Negeri Kwarasan 02 dengan subjek penelitian seluruh siswa kelas V SD Negeri Kwarasan 02, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 18 siswa.Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dokumentasi dan tes. Analisis data dilakukan dengan 3 (tiga) tahapan meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hipotesis menyatakan: Upaya meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep struktur bahan melalui metode demonstrasi siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014. Data empiris menyatakan bahwa hasil belajar siswa konsep struktur bahan dengan menggunakan metode demonstrasi dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 63,5 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 5 siswa (27,7,%) ke kondisi akhir nilai rata-rata 70,6 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 16 siswa (88,9%) pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.Sehingga dapat disimpulkan bahwa, metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep struktur bahan siswa kelas V semester I SDN Kwarasan 02, kecamatan Grogol, kabuparen Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014.
Kata kunci: IPA, Aktivitas siswa , metode demonstrasi.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kegiatan pelaksanaan proses pembelajaran IPA di kelas V (lima) SD Negeri Kwarasan 02 berlandaskan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Setiap hari guru harus mempersiapkan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) IPA dan mengisi agenda batas pembelajaran sesuai dengan materi pembelajaran yang akan dilaksanakan. Guru melaksanakan proses pembelajaran IPA dengan menggunakan metode ceramah dan penugasan pada setiap akhir pembelajaran. Jadi, guru menerangkan materi kepada siswa kemudian guru melakukan evaluasi dengan memberikan tugas yang sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Selain itu, guru juga tidak menggunakan media dalam proses pembelajaran yang pada dasarnya media sangat berguna dalam setiap pembelajaran siswa.
Dari kegiatan guru dan siswa kelas V SD Negeri Kwarasan 02 di atas, maka ada beberapa masalah yang timbul dalam pelaksannaan kegiatan proses pembelajaran IPA. Adapun masalah-masalah tersebut adalah : 1) beberapa orang siswa tidak memperhatikan guru saat menerangkan materi pembelajaran, 2) siswa mengantuk dalam kegiatan pembelajaran IPA, 3) siswa malas mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, 4) siswa sering ribut dalam kelas dan 5) kurangnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA.
Masalah-masalah di atas sangat mempengaruhi proses pembelajaran IPA. Dari banyak masalah itu, ada satu masalah yang dianggap penting untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Adapun masalah tersebut adalah kurangnya aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA. Ciri-ciri dari masalah itu di antaranya ; siswa kurang aktif bertanya, siswa hanya memperhatikan guru menerangkan materi pembelajaran (aktivitas siswa tidak ada) dan siswa tidak memperhatikan guru menerangkan materi pembelajaran.
Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah-masalah yang ada, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah “Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa kelas V (lima) SD Negeri Kwarasan 02 dalam bidang studi IPA pada konsep struktur bahan dengan metode demonstrasi?”
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah :
KAJIAN PUSTAKA
Kajian Teori
1. Pembelajaran IPA
Pembelajaran IPA pada Sekolah Dasar (SD) sangat penting dalam menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan siswa tentang konsep pengatahuan alam di sekitarnya. Pada tingkat sekolah dasar siswa diharapkan mampu untuk mengembangkan dirinya dan meningkatkan pengetahuan dalam mempersiapkan diri untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.Proses pembelajaran IPA SD dibentuk sedemikian rupa dan pelaksanaannya dilaksanakan sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dalam proses pembelajaran IPA, siwa akan mendapatkan pengetahuannya baik itu dari dalam dirinya maupun lingkungan yang ada di sekitarnya. Jadi, siswa akan mendapatkan pengetahuannya dengan menemukan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan.Pembelajaran IPA sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari siswa. Siswa dapat mengaplikasikan langsung akan pengetahuan yang mereka miliki dari sekolah dengan kehidupan atau lingkungan yang berada di sekitarnya. Jadi, pembelajaran IPA sangat bermakna dan nyata alam kehidupan sehari-hari.
2. Pendekatan Pembelajaran IPA di SD
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPA di SD harus dilaksanaka dengan cara yang tepat dan sesuai dengan perkembangan siswa untuk mendapatkan pengetahuan tersebut. Pembelajaran harus menumbuhkan keingintahuan anak akan lingkungan di sekitarnya. Jadi, proses pembelajaran dilaksanakan dengan mengkaitkan pengetahuan yang dimilikinya dengan dunia nyata mereka. Sehingga pembelajaran atau pengetahuan yang mereka dapatkan akan lebih bermakna dan nyata dalam kehidupan mereka.Untuk mencapai pengetahuan tersebut di atas, sekolah harus mampu menciptakan proses pembelajaran IPA dengan menggunakan konsep pembelajaran dan pendekatan yang tepat. Sehingga pengetahuan yang siswa dapatkan dapat benar-benar bermanfaat dalam kehidupan mereka. Pendekatan yang dapat dilaksanakan dalam pembelajaran IPA adalah pendekatan kontekstual.
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep itu, pembelajaran IPA lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan menstransfer pengetahuan dari guru ke siswa.
3. Model Pembelajaran dalam IPA
Pendekatan kontekstual memiliki konsep pembelajaran yang menarik bagi siswa sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran. Pendekatan ini memiliki bermacam-macam metode dan model pembelajaran. Salah satu metode pembelajaran tersebut adalah demonstrasi.Demonstrasi artinya unjuk kerja (praktek). Metod ini digunakan dalam proses pembelajaran dengan mengikutsertakan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Jadi, siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan yang sesuai dengan materi pembelajaran yang dilaksanakan.
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi ini adalah sebagai berikut : a) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok.b) Guru menyajikan materi pembelajaran.c) Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk melakukan demonstrasi materi yang sedang dipelajari (menyiapkan alat-alat demonstrasi).d) Siswa melakukan pengamatan terhadap demonstrasi yang dilakukan.e) Siswa mengisi LKS yang diberikan oleh guru.f)Siswa membuat kesimpulan demonstrasi.g) Guru melakukan refleksi.
4. Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran IPA
Aktivitas adalah kegiatan. Kegiatan siswa sangat diharapkan dalam pembelajaran. Sehingga siswa tidak jenuh dan bosan dalam belajar. Aktivitas dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman manusia (1990,wasty Soemanto).Dalam pembelajaran IPA aktivitas siswa sangat diperlukan untuk meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih baik. Sehingga kemampuan dan pengetahuan siswa dapat terpenuhi dalam kehidupan sehari-hari.Guru pun menjadi lebih mudah untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA jika semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Wujud aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA di SD, antara lain : a) Memperhatikan guru saat menerangkan materi pembelajaran.b) Aktif bertanya.c) Mengikuti kegiatan praktek dalam kelas.d) Aktif dalam kegiatan kelompok besar maupun kecil.Sementara manfaat aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA di SD, antara lain : a) Pembelajaran dapat lebih menjadi aktif.b) Indikator pembelajaran dapat tercapai dengan baik.c) Guru lebih mudah melaksanakan pembelajaran.d) Meningkatnya pengetahuan siswa.
Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian di atas, maka terdapat secara teori hubungan langsung sebab akibat antara variabel dependent dan variabel independent, bahwa metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA. Hubungan antara variabel dependent dan variabel independent dapat digambarkan dengan diagram sebagai berikut :
Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA rendah. | Penggunaan metode demonstrasi dalam kegiatan pembelajaran IPA. | Meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA. |
HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan uraian dan teori serta kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :“Melalui metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada konsep Struktur Bahan siswa Kelas V Semester I di SD Negeri Kwarasan 02 Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014”.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian tindakan ini dilaksanakan pada Semester I Tahun pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan , dimulai bulan Agustus Sampai Bulan Oktober 2013.:Tempat Penelitian Tindakan Kelas ini adalah di SD Negeri Kwarasan 02, Kecamatan Grogol , Kabupaten Sukoharjo. SD Negeri Kwarasan 02 termasuk Sekolah Dasar yang berada di wilayah Kabupaten Sukoharjo. Peneliti sebagai guru kelas V SD Negeri Kwarasan 02 menem,ukan masalah yang dialami oleh anak didiknya, yaitu rendahnya hasil belajar IPA.
Subjek dan Obyek Penelitian
Subyek dalam Penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 14 siswa. Sedangkan obyek penelitian ini adalah peningkatan aktivitas siswa belajar IPA pada konsep struktur bahan melalui penerapan metode Demonstrasi.
Sumber Data
Data yang digunakan sebagai bahan analisis data adalah data nilai hasil belajar IPA siswa kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan penelitian,data nilai hasil belajar siswa siklus I, dan data nilai hasil belajar siswa siklus II. Data tersebut antara lain :
Tehnik dan alat Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
Validasi Data
Validasi data pada penelitian ini menggunakan dua validasi yaitu :
Analisi data
Setelah data penelitian dikumpulkan, maka peneliti melakukan analisis data.Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tehnik deskripsi komparatif dan dilanjkutkan dengan reflektif.Analisis deskriptif komperatif dilakukan dengan membandingkan peningkatan hasil belajar IPA dari kondisi awal ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II.Analisis difokuskan pada nilai tertinggi,nilai terendah, nilai rata-rata dan ketuntasan siswa dalam prosentase.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja dapat dilihat dengan membandingkan peningkatan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus I, dan dari siklus I ke siklus II. Sedangkan indikator kinerja penelitian ditentukan dengan kriteria sebagai berikut :
Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus .Desain penelitian tindakan ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart,setiap penelitian tindakan terdiri dari : Perencanaan(planning), Tindakan (Acting),pengamatan (observing), dan refleksi ( reflecting). Keempat langkah tersebut merupakan satu siklus .Pada model Kemmis dan Mc Taggart antara komponen tindakan (acting) dan pengamatan (observing) dijadikan sebagai satu kesatuan .Secara sederhana,desain penelitian tindakan ini dapat digambarkan sebagai berikut :
HASIL TINDAKAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Kondisi Awal
Masalah yang dialami oleh siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam pelajaran IPA adalah rendahnya kemampuan menggunakan metode Dmonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar konsep Struktur bahan pada mata pelajaran IPA. Hal tersebut terlihat dari nilai siswa yang rendah pada nilai tes tertulis maupun nilai praktik. Untuk lebih jekasnya dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut.
Tabel 4.1 Nilai Hasil Siswa pada Kondisi Awal
Uraian | Nilai Praktek |
Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata KKM | 80 40 61 70 |
Ketuntasan | 5 siswa (35,7 %) |
Gambar 4.1. Grafik Nilai Hasil Belajar,Siswa pada Kondisi Awal
Dari data di atas, pada kondisi awal ini nilai rata-rata siswa hanya 61, jauh di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan dalam pembelajaran matematika di SDN Kwarasan 02, yaitu 70. Hanya 5 siswa atau 35,7 % dari total 14 siswa kelas V yang mencapai nilai KKM, masih ada 9 siswa yang nilainya di bawah KKM. Ada 2 faktor yang menyebabkan rendahnya kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar konsep struktur bahan masih rendah pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal siswa tersebut antara lain: motivasi, intelegensi, kebiasaan dan rasa percaya diri. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar siswa, seperti; guru sebagai fasilitator kegiatan belajar, startegi pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan.
Pada pembelajaran IPA selama ini masih menggunakan metode pembelajaran yang monoton, yaitu ceramah dan instruksi langsung. Dengan metode ini membuat siswa kurang aktif, hanya guru yang aktif menyampaikan materi. Dan berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman selama ini, siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar-mengajar. Anak cenderung tidak tertarik atau jenuh dengan pelajaran IPA sehingga menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa di sekolah.
Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti sekaligus sebagai guru kelas akan melaksanakan suatu penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan pretasi belajar siswa pada konsep struktur bahan . Diharapkan melalui penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan pretasi belajar konsep struktur bahan pada siswa kelas V Semester I di SDN Kwarasan 02 semester I tahun pelajaran 2013/2014
Deskripsi Hasil Siklus I
Hasil pengamatan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan, banyak siswa terlihat belum aktif dan canggung karena siswa belum terbiasa menggunakan media / alat peraga dalam pembelajaran, serta beberapa siswa yang kurang fokus dalam pembelajaran. Setelah guru memberi motivasi, siswa mengikuti pelajaran dengan baik. Meskipun demikian, motivasi siswa dalam menerima penjelasan guru masih cukup tinggi. Siswa saling membantu dan bekerjasama dengan temannya, yang diam dan pasif terus berupaya untuk bisa. Demikian upaya guru dalam memotivasi para siswa. Ternyata upaya ini cukup berhasil, siswa berusaha untuk aktif dalam mengikuti praktik memahami struktur bahan dengan alat bantu benda abstrak dengan menggunakan metode demonstrasi.
Dari hasil tes tertulis kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan prestasi belajar konsep struktur bahan pada siswa kelas V adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Daftar nilai hasil Kondisi Awal
Pembelajara IPA kelas V SD Negeri Kwarasan 02
tahun pelajaran 2013/2014
No. | Nama Siswa | Nilai | Keterangan |
1 | Lisa Setiyani | 60 | Belum Tuntas |
2 | Riyan Yulianto | 50 | Belum Tuntas |
3 | Aldo Rafianto | 50 | Belum Tuntas |
4 | Ayu Pratiwi | 40 | Belum Tuntas |
5 | Bani Murdoko | 50 | Belum Tuntas |
6 | Didik Indriyanto Utomo | 60 | Belum Tuntas |
7 | Eko Bagus Setiyawan | 80 | Tuntas |
8 | Harnanda Eva M. | 75 | Tuntas |
9 | Nurlaila A. | 80 | Tuntas |
10 | Andika Setiawan | 60 | Belum Tuntas |
11 | Risa Widya F | 75 | Tuntas |
12 | Sandi Aldi P | 75 | Tuntas |
13 | Satrio Ingki W | 60 | Belum Tuntas |
14 | Sri Purnomo | 40 | Belum Tuntas |
Jumlah | 855 | ||
Rata-rata | 61 | ||
Tertinggi | 80 | ||
Terendah | 40 | ||
Ketuntasan | 5 Siswa (35,7%) | ||
Belum Tuntas | 13 Siswa (64,3%) |
Tabel 1.1 Kondisi Awal sebelum menggunakan metode Demonstrasi
Uraian | Nilai Praktek |
Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata KKM | 80 40 61 70 |
Ketuntasan | 5 siswa (35,7 %) |
Gambar 1.2 Grafik Kemampuan menggunakan metode demonstrasi Siswa pada Siklus I
Tabel 2
Daftar nilai hasil pembelajaran siklus 1
Pembelajara IPA kelas V SD Negeri Kwarasan 02
tahun pelajaran 2013/2014
No. | Nama Siswa | Nilai | Keterangan |
1 | Lisa Setiyani | 80 | Tuntas |
2 | Riyan Yulianto | 60 | Belum Tuntas |
3 | Aldo Rafianto | 70 | Tuntas |
4 | Ayu Pratiwi | 50 | Belum Tuntas |
5 | Bani Murdoko | 80 | Tuntas |
6 | Didik Indriyanto Utomo | 60 | Belum Tuntas |
7 | Eko Bagus Setiyawan | 80 | Tuntas |
8 | Harnanda Eva M. | 90 | Tuntas |
9 | Nurlaila A. | 80 | Tuntas |
10 | Andika Setiawan | 60 | Belum Tuntas |
11 | Risa Widya F | 80 | Tuntas |
12 | Sandi Aldi P | 80 | Tuntas |
13 | Satrio Ingki W | 80 | Tuntas |
14 | Sri Purnomo | 80 | Tuntas |
Jumlah | 1030 | ||
Rata-rata | 73,6 | ||
Tertinggi | 90 | ||
Terendah | 5 | ||
Ketuntasan | 10 Siswa (71,4%) | ||
Belum Tuntas | 4 Siswa (28,6%) |
Tabel 2.1 Kemampuan menggunakan metode demonstrasi
konsep struktur bahan pada Siklus I
Uraian | Nilai Praktek |
Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata KKM | 90 50 71,4 70 |
Ketuntasan | 10 siswa (71,4 %) |
Gambar 2.2 Grafik Kemampuan menggunakan metode demonstrasi
pada Siklus I
Melalui penerapan metode demonstrasi memahami struktur bahan dengan pada siklus I, nilai rata-rata kemampuan siswa adalah 73,6, nilai tertinggi 80 dan nilai terendah adalah 50. Sedangkan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM sejumlah 10 siswa (71,4%) dari total 14 siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2013.
Refleksi hasil implementasi penerapan pada siklus I adalah sebagai berikut,
Uraian | Kondisi Awal | Siklus I |
Tindakan | Belum menerapkan praktik menggunakan metode demonstrasi,media/alat peraga dalam pembelajaran IPA. | Sudah menerapkan praktik menggunakan metode demonstrasi,media/alat peraga dalam pembelajaran IPA. |
Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata Ketuntasan | 40 80 61 5 siswa (35 %) | 50 90 73,6 10 siswa (71,4 %) |
Dari tabel di atas diperoleh fakta bahwa kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan , siswa pada kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan, nilai rata-ratanya adalah 61 (jauh di bawah nilai KKM), nilai tertinggi 80, nilai terendah 4 dan hanya 5 siswa (35,7%) yang mencapai nilai KKM.
Pada siklus I, melalui penerapan praktik kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan , siswa menunjukkan peningkatan. Nilai rata-rata siswa menjadi 73,6 (masih di bawah nilai KKM), nilai tertinggi 90, nilai terendah 50 dan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 10 siswa (71,4 %).
Meskipun terjadi peningkatan pada siklus I ini, namun peningkatannya belum mencapai indikator keberhasilan dalam penelitan ini. Maka peneliti dan guru kolaborator memutuskan untuk melanjutkan tindakan penelitian ke siklus II dengan tetap menerapkan praktik kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan , dengan perbaikan pada kelemahan dan kekurangan yang terjadi pada siklus I
Deskripsi Hasil Siklus II
Hasil Pengamatan
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru kolaborator, pada siklus II ini siswa menunjukkan peningkatan dibandingkan siklus I. Pada kegiatan pembelajaran siklus II, secara umum siswa dapat menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan dengan baik . Siswa juga tampak semakin percaya diri, hal ini karena siswa telah melaksanakan diskusi dengan teman tim sebelumnya. Bila dibandingkan dengan penampilan kegiatan pembelajaran pada siklus I, interaksi siswa lebih baik. Kemampuan siswa pada siklus II dapat dilihat sebagai berikut, :
Tabel 3
Daftar nilai hasil pembelajaran siklus II
Pembelajara IPA kelas V SD Negeri Kwarasan 02
Tahu pelajaran 2013/2014
No. | Nama Siswa | Nilai | Keterangan |
1 | Lisa Setiyani | 80 | Tuntas |
2 | Riyan Yulianto | 70 | Tuntas |
3 | Aldo Rafianto | 90 | Tuntas |
4 | Ayu Pratiwi | 70 | Tuntas |
5 | Bani Murdoko | 80 | Tuntas |
6 | Didik Indriyanto Utomo | 80 | Tuntas |
7 | Eko Bagus Setiyawan | 80 | Tuntas |
8 | Harnanda Eva M. | 100 | Tuntas |
9 | Nurlaila A. | 80 | Tuntas |
10 | Andika Setiawan | 80 | Tuntas |
11 | Risa Widya F | 80 | Tuntas |
12 | Sandi Aldi P | 80 | Tuntas |
13 | Satrio Ingki W | 80 | Tuntas |
14 | Sri Purnomo | 80 | Tuntas |
Jumlah | 1130 | ||
Rata-rata | 80,7 | ||
Tertinggi | 100 | ||
Terendah | 70 | ||
Ketuntasan | 14 Siswa (100%) | ||
Belum Tuntas | 0 Siswa (0 %) |
Tabel Kemampuan Siswa pada Siklus II
Uraian | Nilai Praktek |
Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata KKM | 100 70 80,7 70 |
Ketuntasan | 14 siswa (100 %) |
Gambar 4.1. Grafik kemampuan Siswa pada Siklus II
Nilai rata-rata kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur siswa kelas V SDN Kwarasan 02 pada siklus II adalah 80,7 (di atas nilai KKM), nilai tertinggi 100, nilai terendah 70 dan siswa yang berhasil mencapai nilai KKM sebanyak 14 siswa (100%), berarti hanya 0 siswa yang nilainya di bawah KKM. Peningkatan kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan siswa kelas V SDN Kwarasan 02 pada siklus II jika dibandingkan siklus I adalah sebagai berikut,
Uraian | Siklus I | Siklus II |
Tindakan | Sudah menerapkan praktik kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan pembelajaran IPA. | Sudah menerapkan praktik kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan pembelajaran IPA. |
Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata Ketuntasan | 50 90 73,6 10 siswa (71,4 %) | 70 100 80,7 14 siswa (100 %) |
Dari tabel di atas, secara empiris diperoleh fakta bahwa kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan siswa setelah pelaksanaan tindakan penelitian siklus II melalui penerapan praktik menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan menunjukkan peningkatan daripada siklus I. Pada siklus I, nilai rata-rata kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan siswa kelas V adalah 71,4 (di bawah nilai KKM), nilai tertinggi 90, nilai terendah 50 dan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 10 siswa (71,4 %).Pada siklus II kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan siswa kelas II menunjukkan peningkatan, menjadi nilai rata-rata 73,6 (di atas nilai KKM), nilai tertinggi 100, nilai terendah 70 dan siswa yang mencapai nilai KKM menjadi 14 siswa (100%), berarti hanya 0 siswa yang nilainya di bawah KKM.
Peningkatan kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitan tindakan kelas ini. Jadi melalui penerapan praktik menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar konsep struktur bahan pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.
Peningkatan kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 pada siklus II sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitan tindakan kelas ini. Maka peneliti dan guru kolaborator memutuskan untuk menghentikan tindakan penelitian.Jadi melalui penerapan praktik kemampuan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar konsep struktur bahan pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.
4. Pembahasan
Tujuan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dalam ini adalah meningkatkan prestasi belajar konsep struktur bahan dengan menggunakan metode demonstrasi pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014 melalui penerapan praktik kemampuan menggunakan metode demonstrasi dalam memahami struktur bahan . Data kemampuan siswa adalah sebagai berikut,
Tabel 4.5 Peningkatan Kemampuan Siswa
Uraian | Kondisi Awal | Siklus I | Siklus II |
Nilai terendah Nilai tertinggi Nilai rata-rata Ketuntasan | 40 80 61 5 siswa (35,7%) | 50 90 73,6 10 siswa (71,4%) | 70 100 80,7 14 siswa (100%) |
Pada kondisi awal sebelum pelaksanaan tindakan, kemampuan menggunakan metode demonstrasi dalam memahami struktur bahan pada siswa nilai rata-ratanya adalah 61 (jauh di bawah nilai KKM), nilai tertinggi 80, nilai terendah 40 dan hanya 5 siswa (35,7 %) yang mencapai nilai KKM.Pada siklus I, melalui penerapan praktik kemampuan menggunakan metode demonstrasi dalam memahami struktur bahan pada siswa menunjukkan peningkatan. Nilai rata-rata siswa menjadi 73,6 (masih di bawah nilai KKM), nilai tertinggi 90, nilai terendah 50 dan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 10 siswa (71,4 %).
Pada siklus II kemampuan menggunakan metode demonstrasi dalam memahami struktur bahan pada siswa kelas II menunjukkan peningkatan, menjadi nilai rata-rata 80,7 (di atas nilai KKM), nilai tertinggi 100, nilai terendah 70 dan siswa yang mencapai nilai KKM menjadi 14 siswa (100%), berarti hanya 0 siswa yang nilainya di bawah KKM.Jadi melalui penerapan praktik kemampuan menggunakan metode demonstrasi dalam memahami struktur bahan dapat meningkat dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 61 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 5 siswa (34,7 %) ke kondisi akhir nilai rata-rata 80,7 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 14 siswa (100 %) pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.
Hasil Tindakan
Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran IPA melalui penerapan praktik kemampuan menggunakan metode demonstrasi dalam memahami struktur bahan pada siswa di kelas V SDN Kwarasan 02 ini dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Pada setiap siklus, data yang diambil adalah nilai praktek dan nilai tes tertulis pada akhir siklus. Secara empiris diperoleh hasil tindakan sebagai berikut: melalui penerapan praktik menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar konsep struktur bahan dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 61 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 5 siswa (35,7 %) ke kondisi akhir nilai rata-rata 80,7 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 14 siswa (100 %) pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.
PENUTUP
Kesimpulan
Setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas melalui penerapan kemampuan menggunakan metode demonstrasi untuk memahami struktur bahan dalam 2 (dua) siklus, diperoleh hasil sebagai berikut:Hipotesis menyatakan: diduga melalui penerapan praktik menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar konsep struktur bahan pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.
Data empiris menyatakan bahwa melalui penerapan praktik menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan Prestasi belajar konsep struktur bahan dari kondisi awal nilai rata-rata siswa 61 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 5 siswa (35,7 %) ke kondisi akhir nilai rata-rata 80,7 dengan siswa yang mencapai ketuntasan KKM sejumlah 14 siswa (100 %) pada siswa kelas V SDN Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014.Sehingga dapat disimpulkan bahwa, melalui penerapan praktik menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan prestasi belajar konsep struktur bahan pada siswa kelas V Kwarasan 02 semester I Tahun Pelajaran 2013/2014
Saran
Berdasarkan penelitian ini, ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
a.Guru IPA dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya mendorong siswa untuk senantiasa bersemangat dan bermotivasi tinggi.
b.Dalam proses pembelajaran, guru harus mempersiapkan sarana dan memilih instruktur siswa yang benar-benar kompeten.
b.Dalam menggunakan media /alat peraga hendaknya siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
Sekolah hendaknya mendorong guru untuk mengembangkan kreasinya dalam pembelajaran dengan menggunakan metode,media / alat peraga, karena inti sekolah sebagai penjamin mutu pendidikan di tingkat yang paling dasar sangat mendesak dan perlu mendapat perhatian serius. Disaat hampir semua guru sudah menikmati tunjangan guru, sekolah mempunyai kewajiban untuk mengubah pola pikir guru yang masih sebagian mapan dengan model tradisionalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Soemanto wasty,1990.”Psikologo Pendidikan”,Jakarta:PT.Renika
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Purwanto, N. 1988. Prinsip-prinsip dan Teknis Evaluasi Pengajaran. Bandung. Remaja Rosda Karya.
Rustiyah, N.K. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Saliwangi, B. 1988. Pengantar Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Malang: IKIP Malang.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.
Syah, Muhibbin. 1995. Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan Mengajar. (terjemahan) Bandung: Jemmars.
Penulis:
Oleh: Herwanti,S.Pd
SD Negeri Kwarasan 02, Grogol, Sukoharjo