PENINGKATKAN KINERJA GURU KELAS ENAM SEKOLAH DASAR DALAM PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI KLINIS SECARA PERIODIK DI GUGUS TELUK BAYUR KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Harsana
UPTDinas Pendidikan Kecamatan Nguter
Kabupaten Sukoharjo
ABSTRAK
Penelitian Tindakan Sekolah ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Guru kelas enam sekolah Dasar Gugus Teluk Bayur Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat menyiapkan siswanya dalam menghadapi US secara baik dan matang dengan cara melaksanakan supervisi klinis secara periodik.Penelitian Tindakan Sekolah ini dengan menggunakan strategi atau pendekatan siklus dengan langkah-langkah: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah bahwa, kegiatan supervisi klinis yang dilaksanakan di Gugus Teluk Bayur Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo secara periodik dapat meningkatkan kemampuan guru kelas enam Sekolah Dasar dalam pembelajaran sehingga mampu menyiapkan siswanya dalam menghadapi US dengan baik dan matang. Peningkatankinerja guru cukup menggembirakan yaitu yang semula rata-rata 2,46 dengan level cukup menjadi 3,65 level sangat baik. Meskipun peningkatannya cukup baik, bukan berarti dalam pelaksanaannya tanpa hambatan dan rintangan. Dalam pelaksanaannya ada beberapa faktor penghambat disamping faktor pendukungnya baik yang berasal dari dalam maupun yang berasal dari luar, tetapi kesemuanya dapat teratasi berkat kerja sama yang baik dari beberapa unsur yang terkait.
Kata kunci: Supervisi Klinis
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Untuk menjadi guru yang profesional perlu adanya pembinaan yang berkelanjutan, pembinaan tersebut salah satunya dapat dilaksanakan oleh pengawas sekolah maupun oleh kepala sekolah, karena hal itu sesuai dengan peran, fungsinya serta tugas dan tanggung jawabnya adalah melakukan pengawasan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi termasuk melaksanakan supervisi.
Seorang guru harus selalu berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya, pengetahuan, sikap, dan ketrampilannya secara terus menerus sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengikuti perubahan paradigma baru baru di bidang pendidikan yang menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan segenap daya dukung yang memadahi. Guru harus mempunyai kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional ( UU RI No.14 Th 2008 ).
Untuk memenuhi tuntutan yang sedemikian kompleknya terutama tuntutan profesional guru, maka Kepala sekolah dan Pengawas sekolah harus senantiasa mau melaksanakan pembinaan terhadap guru baik melalui kegiatan supervisi, Kelompok Kerja Guru (KKG) maupun mengikut sertakan guru dalam kegiatan seminar maupun workshop secara periodik, agar kinerja dan wawasan guru bertambah. Yang terpenting bagi guru adalah mereka mampu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan menentukan tindak lanjut pembelajaran, yang merupakan pekerjaan/kegiatan/tanggung jawab kesehariannya di depan kelas. Berdasarkan hasil penelitian tahun 2012/2013 dimana pengawas mencoba meningkatkan kinerja guru kelas VI melalui supervisi klinis secara periodik di enam SD di gugus Teluk Bayur Kecamatan Nguter masih menunjukkan hasil yang rendah rata-rata mereka mengajarnya hanya mengejar target sehingga melupakan pedoman pembelajaran (RPP) tanpa metode yang tepat dan tanpa alat peraga.
Dari hasil supervisi pembelajaran kelas VI yang terdiri dari enam guru yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai sampel semua guru kelas enam perlu meningkatkan kinerja mengajarnya. Sedangkan berdasarkan hasil angket dari enam guru hasilnya sebagai berikut : (1) pembelajaran yang berpedoman pada RPP = 40 % yang belum = 60 %. (2) pembelajaran yang sering disupervisi oleh kepala sekolah = 20% yang belum = 80 %. (3) guru yang memberikan pelajaran (les) = 60 % belum = 40 %. (4) rutin mengikuti KKG = 20 % belum 80 %. (5) pengawas sering supervisi klinis = 40 % belum = 60 %. Padahal kalau disadari guru kelas enam itu tugasnya sangat berat, mereka sebagai salah satu penentu keberhasilan kelulusan bagi anak didiknya. Sehingga guru kelas enam diharapkan lebih meningkatkan kemampuan dan berupaya agar para siswanya dapat menempuh/mengerjakan soal-soal try out dan soal US dengan lancar dan betul, yang akhirnya dapat lulus dengan prestasi yang menggembirakan. Kekurang gairahan para guru di gugus Teluk Bayur secara umum diakibatkan oleh: (1) RPP dibuat belum digunakan untuk pedoman mengajar hanya untuk pajangan atau kelengkapan administrasi saja. (2) Supervisi pembelajaran oleh kepala sekolah jarang dilaksanakan dan apabila dilaksanakan lebih cenderung ke aspek administrasi, (3) Kurangnya guru memberi pelajaran tambahan bagi anak yang tidak mampu, (4) Kegiatan KKG belum maksimal keberadaannya. (5) Kurangnya rutinsasi supervisi klinis oleh pengawas.
Perumusan Masalah.
Apakah melalui supervisi klinis secara periodik dapat meningkatkan kinerja guru kelas enam dalam pembelajaran di Sekolah Dasar Gugus Teluk Bayur Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo pada semester II Tahun Pelajaran 2012/2013?
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KAJIAN TEORI
Pengerian Kinerja
Pengertian kinerja menurut Syafri Mangkuprawira dan Aida Vitalaya (2007:155) adalah merupakan suatu konstruksi multidimensi yang mencakup banyak faktor yang mempengaruhinya. Menurut Abdullah Munir (2008:30) Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi lembaga.
Menurut Robert Bacal ( 2005:3) dalam buku standar Kinerja Guru (Martinis Yamin & Maisah), Manajemen kinerja adalah proses komunikasi yang berlangsung terus menerus, yang dilaksanakan kemitraan, antara seorang guru dengan siswa.
3. Tujuan Penilaian Kinerja
Menurut Martinus Yamin dan Maisah (2010:vi) adalah: (1) Mengetahui tingkat ketercapaian tujuan organisasi pendidikan; (2) Menyediakan sarana pembelajaran tenaga kependidikan; (3) Memperbaiki kinerja tenaga kependidikan untuk periode berikutnya; (4) Memberikan pertimbangan yang sistematik dalam pembuatan keputusan pemberian reward dan panishment kepada tenaga kependidikan; (5) memotivasi tenaga kependidikan; (6) Menciptakan akuntabilitas organisasi kependidikan.
4. Kompetensi Guru.
SUPERVISI KLINIS.
Pengertian Supervisi Klinis
Lebih lanjut Sahertian (2000: 19) menjelaskan bahwa “katakunci dari supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang dilakukan oleh guru di kelas”.
a. Karakteristik Supervisi Klinis.
Ada beberapa karakteristik Supervisi Klinis.
Dalam supervisi klinis, bantuan yang diberikan bukan bersifat instruksi atau memerintah.Tetapi tercipta hubungan manusiawai, sehingga guru-guru memiliki rasa aman.Dengan timbulnya rasa aman diharapkan adanya kesediaan untuk menerima perbaikan.
Supervisi klinis yang dilakukan harus berdasarkan inisiatif dari para guru lebih dahulu.Perilaku supervisi harus sedemikian taktis sehingga guru-guru terdorong untuk berusaha meminta bantuan dari supervisor.
Langkah-langkah supervisi klinis terdiri dari tiga tahap yaitu :
Tahap pertemuan awal dapat disebut juga sebagai tahap pembicaraan awal atau tahap pembicaraan dalam menentukan supervisi klinis yang akan diterapkan.
Tahap observasi kelas ini dilaksanakan pada saat guru melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas atau di luar kelas.
Pertemuan ini merupakan diskusi klarifikasi, analisis, dan balikan antara supervisor dan guru kelas.
KERANGKA BERPIKIR.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam mengadakan penelitian, peneliti mengambil lokasi di Sekolah Dasar Gugus Teluk Bayur ( SDN Kepuh 01, SDN Kepuh 02, SDN Kepuh 03, SDN Kedungwinong 01 , SDN Kedungwinong 03) Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo..
2. Waktu Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti mengambil waktu selama 3 bulan, yaitu mulai bulan Februari sampai dengan bulan April tahun 2013 dengan alasan waktu tersebut merupakan waktu belajar efektif dan dilaksakannya untuk kelas 6 (enam),
Prosedur Penelitian
Kegiatan penelitian ini peneliti menempuh cara dengan menampung aspirasi dan usulan dari para guru kelas enam dan kepala sekolah terkait dengan kegiatan pembelajaran serta perolehan nilai try out I, II, III dalam rangka menyiapkan siswanya menghadapi US , yang selanjutnya mengumpulkan guru kelas enam dan ditindak lanjuti dengan kegiatan supervisi klinis secara periodik ke sekolah-sekolah se Gugus Teluk Bayur yang sekaligus menjadi sekolah binaan peneliti. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Dan pada tiap siklusnya terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, serta refleksi.
Validasi Data
Trianggulasi data adalah tehnik pemeriksaan validitas (keabsahan) data dengan memanfaatkan sarana di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau pembandingan data itu (Lexy.J Moleong, 1995: 178). Data yang diperoleh peneliti dan kepala sekolah dipadukan dengan cara mendiskusikan untuk memperoleh kesepakatan (bukan hasil rata-rata).
Analisis Data
Adapun analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui keberhasilan guru berdasarkan standar yang telah ditetapkan( APKG) sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Diskripsi Kondisi awal.
Rata-rata guru kelas enam di gugus Teluk Bayur Kecamatan Nguter kinerjanya dalam pengelolaan pembelajaran masih dalam kategori rendah , dengan kisaran nilai perencanaan pembelajaran 2,45 dan pelaksanaan pembelajaran 2,46. Hal ini dikarenakan guru kurang termotivaasi dalam melaksanakan pembelajaran.
Diskripsi Pelaksanaan Siklus Pertama
Selama peneliti melaksanakan supervisi klinis guru kelas enam ke sekolah-sekolah segugus Teluk Bayur, peneliti secara langsung sudah melaksanakan observasi terhadap kinerja guru dalam pembelajaran maupun aktivitas siswa dalam mengikuti pelajaran sekaligus melaksanakan penilaian kinerja guru kelas enam dalam pembelajaran ke seluruh sekolah secara bergiliran. Guru sudah mulai menerapkan berbagai model pembelajaran, seperti model pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) dan model yang lain seperti CTL, Quantum, sehingga pada tahap ini sudah mulai terjadi interaksi yang positif antara guru dengan
Gambar 5
Diagram Keberhasilan Perencanaan Pembelajaran
Pra Siklus
Diskripsi Pelaksanaan Siklus Kedua ( 2 )
Dari data yang terdapat pada tabel di atas diperoleh gambaran informasi bahwa, ada kenaikan hasil rata-rata nilai kinerja guru dalam penyusunan perencanaan dari 3,03 menjadi 3,48 sedangkan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua ini yaitu dari 3,05 menjadi 3,65, ini berarti kenaikannya sangat menggembirakan hingga mencapai kategori sangat baik dan telah melampaui kriteria/indikator yang telah ditetapkan bersama antara guru dengan supervisor.
Kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan siklus kedua sudah ada peningkatan kinerja guru dalam pembelajaran yang cukup menggembirakan dan sudah sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, yaitu rata-rata penilaian kinerja guru dalam pembelajaran mencapai angka 3,65 pada kriteria amat baik.
Gambar 7
Grafik Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
( Siklus 1 )
Gambar 8
Grafik Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
( Siklus 1 )
Gambar 9
Rekap Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam Perencanaan Pembelajaran
( Siklus 2 )
Gambar 10
Gambar 10
Rekap Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran
( Siklus 2
PENUTUP
Simpulan.
Pelaksanaan supervisi klinis dengan menerapkan metode atau model pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan guru Sekolah Dasar dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran di gugus Teluk Bayur Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo. Ada perubahan pola mengajar guru, dan penerapan model-model pembelajaran yang vareatif. Guru mampu melaksanakan pembelajaran secara sempurna, artinya guru mampu memenuhi hampir semua indikator-indikator dalam Alat Penilaian Kinerja Guru (APKG) dalam perencanaan dan pelaksanakan pembelajaran
Implikasi
Penelitian tindakan sekolah dapatMeningkatkan Kinerja Guru Kelas Enam Sekolah Dasar Dalam Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis Secara Periodik Di Gugus Teluk Bayur Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo hingga 75 % lebih, serta peningkatan hasil belajar siswa kelas enam.
Saran
Bagi Guru.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Munir (2008). Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Jogjakarta: Ar-Ruzz media.
Depdikbud. (1995) Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Di BidangPendidikan. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis.
________ (1996). Pengelolaan Sekolah Di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah.
________(1998). Panduan manajemen Sekolah. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
__________(2008). Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai Pustaka.
Effendi,AR (1997). Manajemen Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Herabudin (2009). Administrasi dan Supervisi PendidikanBandung: CV Pustaka Setia.
Lexy J. Moleong (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Malayu S.P. Hasibuan (2001). Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Martinus & Maisah (2010). Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung Persada.
Ngalim Purwanto (2008). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
Sarwiji Suwandi (2009). Penelitian Tindakan Kelas(PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.
Syafruddin (2002). Manajemen Mutu Terpadu Dalam Pendidikan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Suharjono ( 1995). Karya Tulis Ilmiah Di Bidang Pendidikan. Jakarta Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Penulis:
Nama : Drs, Harsana
Nip : 19600121 198201 1 006
Jabatan : Pengawas Sekolah Tk/Sd/ Slb
Pangkat/Gol : Pembina, IV/a
Unit Kerja : Uptd Pendidikan Kecamatan Nguter,Kab. Sukoharjo