Published using Google Docs
jiyem.docx
Updated automatically every 5 minutes

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KOMPETENSI GURU KELAS DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN MELALUI SUPERVISI KLINIS DI SD NEGERI SIDOREJO 01 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Jiyem

Kepala Sekolah SDN Sidorejo 01 UPTD Pendidikan Kecamatan Bendosari

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan, Untuk meningkatkan motivasi dan kompetensi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran melalui supervisi klinis di SD Negeri Sidorejo 01 semester II tahun pelajaran 2014/2015.Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan diawali bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Mei 2015. Tempat penelitian SD Negeri Sidorejo 01, UPTD Pendidikan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Subjek penelitian adalah guru kelas di SD Negeri Sidorejo 01, UPTD Pendidikan Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, yang terdiri terdiri 6 orang guru kelas yaitu: guru kelas 1, guru kelas 2, guru kelas 3, guru kelas 4, guru kelas 5, dan guru kelas 6, dengan jumlah 6 orang guru yang terdiri dari 5 orang guru    laki-laki (16,67%) dan 5 (83,33%) orang guru perempuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Tindakan yang dilakukan sebanyak dua kali dalam dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi hasil pengamatan. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi daftar penilaian supervisi pembelajaran, lembar observasi/pengamatan. Alat pengumpul data berupa hasil supervisi guru Kelas dalam melaksanakan pembelajaran. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif  komparatif dengan membandingkan hasil kondisi awal dengan siklus I, dan siklus II dilanjutkan refleksi. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa melalui supervisi klinis mampu membantu kepala sekolah meningkatkan motivasi dan kompetensi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Sidorejo 01 semester II tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini terlihat dari hasil penelitian dan pembahasan kondisi awal sampai dengan siklus II. Motivasi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran dari siklus I ke siklus II terdapat peningkatan dalam aspek yang diamati yaitu aspek keingintahuan dari kategori baik menjadi sangat baik, aspek kesiapan dari kategori baik menjadi sangat baik, dan aspek keaktifan dari aktif menjadi sangat aktif. Hasil penilaian kompetensi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Sidorejo 01 semester II tahun pelajaran 2014/2015 dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kompetensi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran pada kondisi awal 71,81 pada siklus II meningkat menjadi rata-rata 82,33 berarti terjadi peningkatan sebesar 10,52.

Kata kunci        :        Motivasi dan Kompetensi Guru Kelas. Supervisi Klinis.

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran perlu ditingkatkan, karena kondisi belajar mengajar pada peserta didik di kelas sangat diperlukan peran guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Mengingat begitu penting dan semakin berat tugas, kewajiban guru dalam kegiatan pembelajaran diperlukan supervisi klinis tentang pembelajaran, motivasi kerja, serta adanya dukungan dari kepala sekolah. Sebagai kepala sekolah berkewajiban membantu kelancaran pelaksanaan tugas guru dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Kompetensi guru merupakan gambaran keberhasilan dan kemampuan seseorang, prestasi dan hasil kerja guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Namun dalam kenyataannya masih ada guru kelas yang belum mempunyai kompetnsi dalam melaksanakan pembelajaran yang memenuhi standar. Dari hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran, yang dilaksanakan guru kelas Sekolah Dasar Negeri Sidorejo 01 dari 6 orang guru yang mendapat nilai sesuai indikator kinerja 75,00 ada 1 orang (16,67%)  yang mendapat nilai di atas indikator kinerja dan di bawah indikator kinerja ada 5 (83,33%) orang, dengan nilai rata-rata 71,83. Rendahnya motivasi dan kompetensi guru dalam melaksanaan pembelajaran karena belum memahami tentang pentingnya standar proses dalam pembelajaran, tanggung jawab, disipilin kerja. Sementara itu masih adanya guru-guru yang belum melaksanakan tugas sesuai tuntutan manajemen berbasis sekolah dan kurikulum berbasis kompetensi, bahkan ada guru yang tidak melaksanakan tugas sebagaimana mestinya. Mereka cenderung melakukan tugas rutin menyampaikan materi, tanpa memperdulikan tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya, . Hal ini kemungkinan belum efektifnya pelaksanaan supervisi klinis yang dilakukan oleh kepala sekolah dan kurangnya motivasi bagi guru dalam bekerja, serta belum optimalnya pelaksanaan bimbingan kepada para guru, sehingga mereka cenderung kurang berprestasi yang pada akhirnya siswa kurang berprestasi pula, akibat lainnya akan ketinggalan dibandingkan dengan sekolah yang lain. Karena itu, supervisi klinis, dan motivasi, diperlukan untuk memperbaiki kondisi tersebut sehingga para guru mampu berprestasi dan mampu bersaing dengan sekolah lain.

Kepala Sekolah dalam mengatasi masalah kompetensi guru kelas dalam  melaksanakan pembelajaran perlu melakukan supervisi klinis  kepada guru kelas di SD Negeri Sidorejo 01. Untuk itu pembinaan profesional guru, maka perlu dilakukan di sekolah sebagai upaya meningkatkan kwalitas dan kesesuaian program pendidikan baik kwalitas guru dalam mengajar dan kwalitas siswa dalam belajar. Dengan adanya supervisi, maka Kepala Sekolah dapat mengetahui kekurangan guru dalam melaksanakan pembelajaran, selanjutnya dapat dilakukan pembinaan kepada guru tentang masalah yang dihadapi oleh guru. Guru diharapkan mempunyai motivasi dan kompetensi melaksanakan pembelajaran dengan baik.

Berdasarkan masalah di atas perlu adanya cara pemecahan masalah yaitu perlu diadakan penelitian tindakan sekolah. Penelitian diadakan dengan 2 siklus. Setiap siklus dilakukan dengan empat tahapan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, refleksi hasil pengamatan. Tindakan siklus pertama  melalui penerapan supervisi klinis secara kelompok dan siklus kedua melalui penerapan supervisi klinis secara individu. Tindakan siklus pertama dan kedua digunakan untuk memperbaiki motivasi dan kompetensi guru dalam melaksanaan pembelajaran bagi guru di SD Negeri Sidorejo 01  semester II tahun pelajaran 2014/2015.

Berdasarkan uraian di atas  peneliti mengadakan penelitian tindakan sekolah dengan judul: ”Meningkatkan Motivasi dan Kompetensi Guru Kelas dalam Melaksanakan Pembelajaran Melalui Supervisi Klinis di SD Negeri Sidorejo 01 Semester II Tahun  Pelajaran 2014/2015”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah  dapat diungkapkan sebagai berikut: Apakah melalui supervisi klinis dapat meningkatkan motivasi dan kompetensi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Sidorejo 01 semester II  tahun pelajaran 2014/2015?

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan khusus dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah sebagai berikut: Untuk meningkatkan motivasi dan kompetensi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran melalui supervisi klinis di SD Negeri Sidorejo 01 semester II tahun pelajaran 2014/2015.

Manfaat Penelitian

  1. Manfaat bagi Guru, penelitian ini dapat meningkatkan motivasi dan  memperbaiki kompetensi guru dalam pembelajaran yang menerapkan supervisi klinis, meningkatkan proses kegiatan belajar mengajar maupun penilain dan tindak lanjutnya.
  2. Manfaat bagi siswa, dengan pembelajaran yang kreatif dan inovatif  dari guru, siswa akan termotivasi untuk belajar dengan aktif dan kreatif sehingga hasil belajar siswa akan meningkatkan.
  3. Manfaat bagi Kepala Sekolah, penelitian ini sebagai bahan masukan, bahwa melalui supervisi klinis dapat meningkatkan motivasi dan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran.
  4. Manfaat bagi Sekolah, penelitian ini dapat membantu meningkatkan motivasi guru dan  meningkatkan mutu penyelenggaraan sekolah, sehingga apa yang menjadi Visi dan misi sekolah akan tercapai  dan menjadi sekolah yang diminati oleh masyarakat.

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

Kajian Teori

Motivasi Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran

Guru dalam melaksanakan pembelajaran perlu motivasi dari kepala sekolah. Motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan (Sardiman, 2005:71). Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila tidak suka maka akan berusaha untuk meniadakan perasaan tidak suka itu (Sardiman, 2005:75).

Hakim (2000:26) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu.  Senada pendapat di atas John (2007:514), mendefinisikan bahwa motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat diambil simpulan bahwa pengertian motivasi adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah untuk kebutuhan-kebutuhan tertentu.

Hakikat Pembelajaran  

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses komunikasi yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa maupu antara siswa dengan siswa, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang dapat diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses pembelajaran. Menurut Witherington (dalam Sukmadinata, 2004:155), pembelajaran adalah suatu kegiatan dimana siswa belajar dan guru mengajar. Belajar merupakan suatu proses perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru berbentuk kemampuan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.

Berdasarkan pendapat di atas, pembelajaran dilakukan dengan menyediakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi peserta didik sehingga ada hubungan antara peserta didik agar dapat belajar baik lewat interaksi sosial antara peserta didik maupun lewat mereka sendiri.

Kompetensi  Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran  

Peningkatan kompetensi guru adalah suaru usaha yang dilakukan secara khusus untuk membantu guru supaya mempunyai hasil kerja yang optimal. Kompetensi dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga dia dapat melakukan perilaku-perilaku kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan sebaik-baiknya (Kunandar, 2007:52). Sedangkan kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.

Istilah kompetensi dalam kamus Umum Bahasa Indonesia (1985:518), berarti kewenangan (kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal. Beberapa hal yang harus dikuasai guru  dalam meningkatkan kompetensi, diantaranya: (a) penyusunan dan pengembangan perencanaan proses pembelajaran (silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran) secara mandiri dan tepat,                     (b) penggunaan secara efektif petunjuk bagi guru dan bahan pembantu guru lainnya, (c) penggunaan secara efektif buku teks, dan dll. (Depdiknas, 2009:6).

Pekerjaan guru dapat dikategorikan sebagai suatu pekerjaan yang profesional, karena memerlukan pendidikan tertentu. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dosen Bab IV pasal 8 menyatakan, “bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi guru meliputi:                          (a) kompetensi pedagogik, (b) kepribadian, (b) kompetensi sosial,  dan                       (c) profesional.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif.

Melaksanakan Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran guru mempunyai tugas untuk  menyampaikan tujuan pengajaran, menyampaikan materi pelajaran, menggunakan metode-metode, model pembelajaran, strategi pembelajaran, alat peraga, media pembelajaran tertentu sesuai dengan perencanaan.

Menurut Thomas Green (dalam Bafadal, 2003:31), aktivitas-aktivitas pengajaran diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu: (a) aktivitas logik, (b) aktivitas strategik, dan Aktivitas instryuksional. Pherson (dalam Bafadal, 2003:32), apabila seseorang ingin mengembangkan pengajaran guru, maka harus difokuskan pada pengembangan aktivitas-aktivitas logik dan strategik.          

Berdasarkan uraian di atas, melaksanakan pembelajaran dilakukan dengan menyediakan lingkungan yang sesuai dengan kondisi siswa sehingga ada hubungan antara siswa agar dapat belajar baik lewat interaksi sosial antara siswa dengan guru.  

Kompetensi Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran

Guru yang kompeten harus memiliki kemampuan merencanakan pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran, menyajian bahan pelajaran, memberikan pertanyaan kepada siswa, mengajarkan konsep, berkomunikasi dengan siswa, mengamati kelas, dan mengevaluasi hasil belajar siswa pada proses pembelajaran.

Dalam mengelola pelaksanaan pembelajaran meliputi: merencanakan program belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, menilai proses dan hasil, dan mengembangkan manajemen kelas (Sahertian, 2000:134). Sedangakan (Usman, 2006:50), menjelaskan bahwa mengelola pembelajaran meliputi: penguasaan materi pelajaran, analisis materi pelajaran, program tahunan, program semester, rencana pengajaran.

Berdasarkan kompetensi yang disyaratkan pada guru, maka prosedur kerja yang ada dalam pekerjaan guru mencakup mengajar, menilai, dan membimbing siswa. Guru dikatakan berhasil dalam melaksanakan pembelajaran apabila guru mampu mengubah perilaku sebagian besar siswa ke arah penguasaan kompetensi dasar yang lebih baik.

Supervisi Klinis

Hakikat Supervisi

Menurut Purwanto (2009:76), mendifinisikan supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin  sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personil sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Supervisi dilakukan oleh kepala sekolah. Salah satu peranan kepala sekolah adalah sebagai supervisor. Tugas sebagai supervisor  adalah mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.

Supervisi merupakan suatu kegiatan yang dirancang secara khusus untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas mereka. Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “visi” yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik atau menilai dari atas yang dilakukan oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawahan (Mulyasa, 2004:154). Sedangkan Mantja (2007:17), mengatakan bahwa supervisi diartikan sebagai kegiatan supervisor (jabatan resmi) yang dilakukan untuk pebaikan proses belajar mengajar (PBM).

Hakikat supervisi adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah untuk melihat dari dekat bagaimana mengajarnya seorang guru di suatu kelas, kemudian hasilnya untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Senada pendapat di atas, Hartoyo (2006: 47) memberikan pengertian bahwa Supervisi adalah kegiatan yang dilakukan seorang supervisor untuk membantu orang lain yang disupervisi agar dapat menemukan solusi atas permasalahan atau kendala yang dijumpai untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja mereka.

Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa supervisi merupakan proses pelayanan untuk membantu atau membina guru-guru, untuk perbaikan atau meningkatkan kemampuan profesional guru yaitu untuk memperbaiki perilaku mengajar sehingga tercipta situasi pembelajaran yang lebih baik, serta berupaya meningkatkan pertumbuhan siswa.

Hakikat Supervisi  Klinis

Supervisi klinis dilakukan atas kerjasama, partisipasi, dan kolaborasi adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran. Bolla (1985:19), mengatakan bahwa supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan yang bertujuan untuk membantu pengembangan profesional guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Supervisi klinis termasuk bagian dari pengajaran, karena prosedur pelaksanaannya lebih ditekankan pada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan, supervisi klinis adalah bantuan profesional kesejawatan yang diberikan kepada guru yang mengalami masalah dalam pembelajaran, agar guru yang bersangkutan dapat mengatasi masalahnya dengan menempuh langkah yang sistematis dimulai dari tahap perencanaan, tahap pengamatan perilaku guru mengajar, serta tahap analisis perilaku dan tindak lanjut. Tugas pokok kepala sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan pembinaan.

Pembinaan Guru Melalui Supervisi Klinis

Program pembinaan  guru adalah rincian kegiatan yang akan dilakukan dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu kemampuan dan pengetahuan dalam mengelola proses belajar mengajar. Kegiatan di sini menggambarkan hal-hal yang akan dilakukan, cara melakukan, fasilitas yang diperlukan, waktu pelaksanaan, dan cara mengetahui apakah pelaksanaan pembinaan berhasil atau tidak.

Dalam pembinaan supervisi klinis yang dilakukan pertama kali adalah penyusunan program supervisi yang menyangkut bentuk supervisi, tehnik supervisi pelaksanaan supervisi dan program tindak lanjut. Dengan adanya supervisi klinis, maka atasan dapat mengetahui kesalahan-kesalahan dan kekurangan-kekurangan guru dalam menjalankan tugasnya, dan mencari solusi pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru tersebut, sehingga proses belajar mengajar di sekolah tidak terganggu. “Tujuan supervisi adalah untuk meningkatkan kemampuan professional guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pengajaran yang baik” (Depdiknas, 2000: 131).

Pelaksanaan program pembinaan telah dapat dilaksanakan secara rutin baik di sesuai jadwal yang ditentukan ataupun  secara insiden  sebagai kebutuhan bukan sekedar menjadi kegiatan formalitas saja. Mengingat begitu besar manfaat dari pembinaan professional bagi kemajuan dan peningkatan kompetensi guru sehingga betul-betul menjadi guru yang profesional. Hubungan antara kepala sekolah dan guru-guru menjadi hubungan teman sejawat yang melahirkan tradisi dialog professional, bukan hubungan antara bawahan dan atasan tapi lebih bermakna sebagai hubungan familier/ partnership.

Dengan keberhasilan pelaksanaan program pembinaan professional guru yang ditandai dengan ketercapaian indikator peningkatan kompetensi guru, seperti guru dalam mengajar terlebih dahulu membuat persiapan mengajar, memilih metode yang tepat, menggunakan media belajar dan mampu menciptakan suasan belajar mengajar yang nyaman dpendekatan aktif, kreatif.efektif dan menyenangkan akan membawa dampak yang positif pula bagi peningkatan mutu hasil belajar siswa.        

Kerangka Berpikir

Berpijak dari pada kajian teori yang diuraikan di atas dapat dijelaskan kerangka berpikir dalam penelitian sebagai berikut: Kondisi awal sebelum dilakukan penelitian dan peneliti belum melakukan supervisi klinis tentang motivasi dan kompetensi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran melalui Supervisi Klinis di SD Negeri Sidorejo 01 Semester II  Tahun Pelajaran 2014/2015 masih rendah.

Agar motivasi dan kompetensi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Sidorejo 01 Semester II  Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat meningkat, maka tindakan yang dilakukan peneliti yaitu melakukan supervisi klinis melalui dua siklus, yaitu: siklus I melakukan supervisi klinis secara kelompok dan siklus II secara individu.

Berdasarkan kajian teori apabila tindakan tersebut di atas dilakukan, maka akan ada peningkatan motivasi dan kompetensi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Sidorejo 01 Semester II  Tahun Pelajaran 2014/2015.

Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir di atas diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut: Melalui supervisi klinis dapat meningkatkan motivasi dan kompetensi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Sidorejo 01 bagi semester II tahun pelajaran 2014/2015.

METODOLOGI PENELITIAN

Setting  Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah dilaksanakan selama 5 bulan yaitu bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Mei 2015. Penelitian dilaksanakan di  SD Negeri Sidorejo 01, UPTD Pendidikan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.

Subyek Penelitian

Subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah guru kelas di SD Negeri Sidorejo 01, UPTD Pendidikan Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, yaitu 6 orang guru kelas yang terdiri dari 1 orang  guru   laki-laki (16,67%) dan 5 (83,33%) orang guru perempuan. Jika dilihat dari latar belakang pendidikan  yang berpendidikan S1 sebanyak 4 orang, D III sebanyak 1 orang, dan lulusan SPG  sebanyak 1 orang. Objek penelitian tindakan sekolah ini adalah motivasi dan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data  

Teknik pengumpulan data menggunakan data dokumentasi untuk kondisi awal, teknik pengamatan, dan wawancara untuk proses pelaksanaan supervisi klinis, dan teknik penugasan untuk data hasil supervisi dalam melaksanakan pembelajaran melalui supervisi klinis.

Validasi dan Analisis Data

Validasi data merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Validitas data yang digunakan antara lain dengan triangulasi untuk mengetahui kualitas mengajar dan faktor penyebabnya. Untuk itu peneliti membandingkan data hasil penelitian dari berbagai metode antara lain dengan tes, observasi, dan dokumentasi.

Data yang diperoleh melalui pengamatan waktu pelaksanaan pembelajaran divalidasi dengan data kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran sebelum diadakan penelitian. Analisis data dilakukan menggunakan teknik analisis deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua macam yaitu analisis diskriptif digunakan untuk menganalisis data dalam bentuk diskripsi yaitu hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran dan analisis pengambilan   rata-rata digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk angka-angka yaitu hasil penilaian terhadap pelaksanaan pembelajaran.

Prosedur Tindakan

Dalam penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Sekolah (PTS) yaitu sebuah penelitian yang merupakan kerjasama antara peneliti dan guru kelas dalam meningkatkan motivasi dan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran agar menjadi lebih baik dan meningkat menjadi guru yang profesional. Tindakan yang dilakukan sebanyak dua kali dalam 2 (dua) siklus,  dan pada setiapnya siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi hasil pengamatan. Tiap siklus dilakukan untuk meningkatkan pembelajaran.

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kondisi Awal

Hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran kondisi awal  guru kelas di SD Negeri Sidorejo 01 semester II tahun pelajaran 2014/2015 ada 5 orang  atau 83,33% dinyatakan belum tuntas indikator kinerja, dan 1 orang atau 16,67% dinyatakan tuntas indikator kinerja, nilai yang masih di bawah indikator kinerja 75,00 yaitu terdiri dari 5 orang memperoleh nilai  antara 65-74, dan yang mendapat nilai di atas indikator kinerja terdiri 1 orang memperoleh nilai antara 75-84. Nilai rata-rata hasil penilaian pembelajaran kondisi awal yaitu 71,81.  

Deskripsi Siklus I

Pada siklus I dilaksanakan dua pertemuan, melalui supervisi klinis secara kelompok. Hasil pengamatan tentang motivasi guru dalam melaksanakan pembelajaran, kompetensi guru dan aktivitas kepala sekolah.   .

No.

Aspek yang diamati

Jumlah Skor

Rata – rata

Keterangan

1

Keingintahuan

16

2,67

Baik

2

Kesiapan

17

2,83

Baik

3

Keaktifan

18

3,00

Aktif

Hasil Penilaian kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran pada Siklus I dari 6 orang guru masih ada 2 orang (33,33%) yang memperoleh nilai di bawah indikator kinerja 75,00, yaitu terdiri dari 2 orang guru memperoleh nilai antara 65-74,  sedang guru yang mendapat nilai tuntas di atas indikator kinerja sebanyak 4 orang  (66,67%) yang terdiri dari 4 orang guru memperoleh nilai antara 75-84. Nilai rata-rata kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran Siklus I yaitu 75,67.

Berdasarkan refleksi di atas yaitu dengan membandingkan hasil pengamatan motivasi guru dalam melaksanakan  pembelajaran dan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran kondisi awal dengan siklus I dilihat dari proses pembinaan, dari kondisi awal ke siklus I sudah ada peningkatan. Dilihat dari hasil penilaian pelaksanaan pembelajaran dari kondisi awal dan siklus I terjadi nilai tuntas dari 1 orang guru menjadi 4 orang guru, meningkatnya 3 orang guru (50,00%), nilai rata-rata dari 71,81 menjadi 75,67 meningkat 3,86.

Deskripsi Siklus II

Perencanaan tindakan meliputi: Menyusun skenario pelaksanan supervisi klinis, menyiapkan materi pengembangan instrumen tes sebagai bahan diskusi dalam pelaksanaan supervisi, menyusun instrumen pengamatan pelaksanaan supervisi, menyusun instrumen penilaian kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Pada siklus II dilaksanakan dua pertemuan. Untuk menjelaskan tentang motivasi dan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan supervisi klinis.

Hasil pengamatan tentang motivasi guru dalam melaksanakan pembelajaran dan aktivitas kepala sekolah  dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:

No

Aspek yang diamati

Jumlah skor

Rata-rata

Keterangan

1.

Keingintahuan

22

3,67

Sangat baik

2.

Kesiapan

23

3,83

Sangat baik

3.

Keaktifan

22

3,67

Sangat aktif

Hasil Penilaian Kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran di  SD Negeri Sidorejo 01, UPTD Pendidikan Kecamatan Bendosari  Semester II Tahun 2014/2015 siklus II dari 6 orang tidak ada yang memperoleh nilai di bawah indikator kinerja 75,00. Sedangkan guru yang mendapat nilai tuntas di atas indikator kinerja sebanyak 6 orang (100%) yang terdiri dari 6 orang memperoleh nilai antara 75-84. Nilai rata-rata  hasil penilaian kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran Siklus II yaitu 82,33.

Dari hasil refleksi Siklus II di atas dengan melalui penerapan supervisi klinis ada peningkatan tentang motivasi dan kompetensi guru kelas di SD Negeri Sidorejo 01, UPTD Pendidikan Kecamatan Bendosari semester II tahun pelajaran 2014/2015 dalam melaksanakan pembelajaran. Dilihat dari proses pelaksanaan pembelajaran pada setiap tahapan mengalami peningkatan motivasi  guru dalam melaksanakan pembelajaran yaitu dari aspek keingintahuan dari kategori baik  menjadi sangat baik, aspek kesiapan mengajar dari kategori baik menjadi sangat baik, aspek keaktifan dari kategori aktif menjadi sangat aktif. Dari hasil penilaian  kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dilihat dari persentase ketuntasan pada kondisi awal 16,67%, Siklus I 66,67% dan Siklus II 100%, dan juga terjadi peningkatan yang cukup tajam yaitu sebelum dilakukan tindakan hasil penilaian kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran nilai rata-rata hanya 71,81,    Siklus I 75,67 dan Siklus II 82,33. Dari kondisi awal ke Siklus II yaitu meningkat 10,52.

Pembahasan / Diskusi

Dalam pembahasan ini ada 3 hal yang akan dibahas, yaitu meliputi tindakan, motivasi guru dalam melaksanakan pembelajaran  dan hasil penilaian kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran.  

  1. Tindakan

No

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Refleksi

1.

Belum menerapkan supervisi klinis

Menerapkan supervisi klinis secara kelompok

Menerapkan supervisi klinis secara individu

  1. Aktivitas Proses Supervisi Klinis

No

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Refleksi

2.

Guru

Motivasi dan kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran, pada aspek keingintahuan  masih kurang, aspek kesiapan  masih kurang, aspek keaktifan masih kurang.

Aspek Keingintahuan

Jumlah skor: 16

Nilai rata-rata: 2,67

Kategori: baik

Aspek Kesiapan

Jumlah skor: 17

Nilairata-rata: 2,83

Kategori: baik

Aspek Keaktifan

Jumlah skor: 18

Nilai rata-rata: 3,00

Kategori : aktif

Aktivitas kinerja kepala sekolah:

Jumlah skor: 45

Nilai rata-rata: 3,75

Prosentase: 75,00%

Kategori: baik.

Aspek Keingintahuan

Jumlah skor: 22

nilai rata-rata: 3,67

Kategori:sangat baik

Aspek Kesiapan

Jumlah skor: 23

Nilairata-rata: 3,83

Kategori: sangat baik

Aspek Keaktifan

Jumlah skor: 22

Nilai rata-rata: 3,67

Kategori : sangat aktif

Aktivitas kinerja kepala sekolah:

Jumlah skor: 55

Nilai rata-rata: 4,58

Prosentase: 91,67%

Kategori: sangat baik.

Proses supervisi klinis dari siklus I ke Siklus II, aspek keingintahuan  terdapat peningkatan jumlah skor dari 16 menjadi 22 meningkat 6. Nilai rata-rata dari 2,67 menjadi 3,67 ada peningkatan 1,00. Dari kategori baik menjadi  sangat baik.

Aspek kesiapan terdapat peningkatan jumlah skor dari 17 menjadi 23 meningkat 6. Nilai rata-rata dari 2,83 menjadi 3,83 ada peningkatan 1,00. Dari kategori baik menjadi sangat baik.

Aspek Keaktifan terdapat peningkatan jumlah skor dari 18 menjadi 22 meningkat 4. Nilai rata-rata dari 3,00 menjadi 3,67 ada peningkatan 0,67. Dari Kategori aktif menjadi sangat aktif.

 Aktivitas kinerja kepala sekolah Siklus I dan Siklus II terdapat peningkatan jumlah skor 45 menjadi 55 meningkat 10. Nilai rata-rata dari 3,75 menjadi 4,58 meningkat 0,83. Presentase dari 75,00% menjadi 91,67% meningkat 16,67%. Dari kategori baik menjadi kategori  sangat baik.

  1. Hasil Penilaian Kinerja Guru dalam melaksanakan pembelajaran  

No

Kondisi Awal

Siklus I

Siklus II

Refleksi

1.

Dari 6 orang guru  yang mendapat nilai:

Tuntas 1 orang  (16,67%), dan yang belum tuntas 5 orang guru (83,33%) nilai rata-rata 71,81.

Dari 6 orang guru yang mendapat nilai tuntas 4 orang guru  (66,67%) dan yang belum tuntas ada 2 orang  guru (33,33%) nilai rata-rata 75,67.

Dari 6 orang guru  yang mendapat nilai tuntas 6 orang guru      (100%). Nilai rata-rata 82,33.

Dari kondisi awal ke Siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 1 orang guru (16,67%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 6 orang guru (100%) yaitu meningkat 5 orang guru  (83,33%). Nilai rata-rata 71,81 menjadi         82,33  yaitu meningkat 10,52.

Hasil Penelitian

Bardasarkan pembahasan di atas hasil tindakan yang berupa proses supervisi klinis, aktivitas pembinaan kepala sekolah, hasil pengamatan motivasi dan hasil penilaian kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut: (a) Dari Siklus I ke Siklus II terdapat peningkatan motivasi guru dalam melaksanakan pembelajaran, dalam aspek keingintahuan yaitu dari kategori baik menjadi sangat baik, aspek kesiapan mengajar dari kategori baik menjadi kategori sangat, aspek keaktifan dari kategori baik menjadi kategori sangat baik, (b) Kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dari kondisi awal ke siklus II mengalami peningkatan yaitu dari 1 orang guru (16,67%) yang mendapat nilai tuntas menjadi 6 orang  (100%) meningkat 5 orang (83,33%). Nilai rata-rata dari 71,81 menjadi 82,33 meningkat sebesar 10,52, dan (c) Motivasi  dan kompetensi guru, dalam melaksanakan pembelajaran  melalui supervisi klinis baik secara teoritis, maupun empiris mengalami peningkatan.  

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan teoretik dan empirik hasil penelitian tindakan sekolah melalui supervisi klinis dapat disimpulkan sebagai berikut.        

  1. Melalui penerapan supervisi klinis dapat meningkatan motivasi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Sidorejo 01 semester II tahun pelajaran 2014/2015, meningkat dari Siklus I ke Siklus II  yaitu aspek keingintahuan dari kategori baik menjadi sangat baik, aspek kesiapan mengajar dari kategori baik menjadi sangat baik, aspek keaktifan dari kategori aktif menjadi sangat aktif.  
  2. Melalui penerapan supervisi klinis dapat meningkatkan kompetensi guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Sidorejo 01 semester II tahun pelajaran 2014/2015 dari kondisi awal ke   siklus II mengalami peningkatan yaitu  dari  1  orang guru (16,67%) yang mendapat nilai tuntas indikator kinerja menjadi 6 orang guru (100%) meningkat 5 orang guru (83,33%). Nilai rata-rata dari 71,81 menjadi 82,33 meningkat sebesar 10,52.
  3. Melalui penerapan supervisi klinis motivasi  dan kompetensi guru kelas dalam Melaksanakan pembelajaran di SD Negeri Sidorejo 01 semester II tahun  pelajaran 2014/2015  meningkat dari kondisi awal ke kondisi akhir.

Implikasi

Berdasarkan kajian teori serta penerapan supervisi klinis untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian tindakan sekolah ini adalah sebagai berikut.

  1. Dengan supervisi klinis, guru akan mengetahui kekurangan/masalah yang berhubungan dengan kompetensi guru  kelas dalam melaksanakan pembelajaran.
  2. Sebagai dasar untuk melaksanakan penelitian tindakan sekolah, selanjutnya dalam rangka memperbaiki kompetensi guru dalam melaksanakan  pembelajaran.

 

Saran

  1. Saran bagi guru, hendaknya guru terus mengupayakan peningkatan dalam proses pelaksanaan pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan.  
  2. Saran bagi kepala sekolah, kepala sekolah sebaiknya menjalin hubungan yang baik, kepala sekolah sahabat guru, dan mengevaluasi, membina guru untuk meningkatkan kompetensi guru dalam  pembelajaran, dan kualitas pendidikan, karena guru mitra kerja kepala sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim. 2003. Peningkatan Profesionalisme Guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Bolla, John. J. 1985. Supervisi Klinis. Jakarta: Departemen Pdan K.

Depdiknas. 2009. Bahan Belajar Mandiri Musyawarah Kerja Pengawas Sekolah Dimensi Kompetensi Supervisi Akademik. Jakarta: Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.

Hakim, Thursan. 2000. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara.

Hartoyo. 2006. Supervisi Pendidikan. Semarang: Pelita Insani.

John W, Santrock. 2007. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kunandar. 2007. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sukses Dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mantja, W. 2007. Manajemen Pendidikan dan Supervisi Pengajaran. Malang:Wineka Media.

Mulyasa, E. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Purwadarminta, W.J.S. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Purwanto, Ngalim. 2009. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sardiman. 2005. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grasindo Persada.

Sarhetian, Piet. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sukmadinata, HS. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: remaja Rosdakarya.

Susilo. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Pustaka Book Pubhliser. 

Usman, Moh. Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung Remaja Rosda karya.

BIODATA PENULIS:

Nama                              : Jiyem, S.Pd.

NIP                          : 19620415 198201 2 010

Pangkat Golongan        : Pembina (IV/A)

Unit Kerja                      : SD Negeri Sidorejo 01